• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Situasional .1 Analisis Situasional Kabupaten Bandung

4.1.3 Analisis Situasional Kabupaten Cirebon

Kabupaten Cirebon yang secara geografis terletak dilintasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, menempati titik strategis yang memiliki keunggulan tersendiri. Kabupaten Cirebon berada pada posisi 108o40' - 108o48' Bujur Timur dan 6o30’– 7o00' Lintang Selatan. Suhu udara rata-rata Kabupaten Cirebon adalah 22.3 – 33.0oC dengan curah hujan rata-rata 150 – 3 500 mm/tahun. Batas-batas wilayah Kabupaten Cirebon adalah di utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Indramayu, di barat laut berbatasan dengan wilayah Kabupaten Majalengka, di Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kuningan, di timur berbatasan dengan wilayah Kotamadya Cirebon dan Kabupaten Brebes Propinsi Jawa Tengah. Desa yang dijadikan lokasi pengambilan sampel pekarangan di Kabupaten Cirebon adalah Desa Bakung Lor, Desa Grogol, dan Desa Pegagan Lor.

Desa Bakung Lor terletak di Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon dengan ketinggian 13 mdpl. Desa ini didominasi area pertanian, terutama untuk budidaya tanaman hortikultura (Gambar 17). Akses transportasi menuju Desa Bakung Lor cenderung sulit karena lokasinya yang berada cukup jauh dari jaur utama yang menghubungkan ke kawasan Kota Cirebon (kurang lebih 5 km), sehingga hampir tidak ada transportasi umum yang melewati desa ini. Dalam kesehariannya, warga Desa Bakung Lor banyak yang menggunakan kendaraan pribadi akibat jarangnya kendaraan umum yang melintasi desa tersebut.

Kebun bibit Desa Bakung Lor berada dekat dengan permukiman semua anggota KWT. Hingga saat ini kebun bibit masih aktif ditanami berbagai jenis sayuran, buah, tanaman bumbu serta penyediaan kolam untuk budidaya ikan. Sebagian besar penanaman dilakukan di polybag dan juga pot. Hal ini dikarenakan tanah di Desa Bakung Lor yang berpasir. Tanaman yang paling sering dijumpai di desa ini adalah pohon mangga dan pisang. Kedua tanaman ini biasa ditemui di pekarangan dan juga kebun campuran milik penduduk desa.

Tabel 14 Karakteristik Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Situ Udik, Desa Cikarawang, dan Desa Bantarsari, Kabupaten Bogor

Nama Desa Nama

KWT Waktu berdiri Kepemilikan kebun bibit Produk unggulan Kegiatan rutin Situ Udik Teratai 2009 Ibu Ketua KWT Stroberi, dan kue

kering Membuat kue Cikarawang Mawar 2011 Mantan Kepala

Desa Jambu kristal dan kue keing, keripik pisang Membuat kue Bantarsari Rukun

Tani 2011 Desa Jambu kristal dan kue kering, rengginang Membuat kue

27 Desa Grogol terletak di Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Desa ini terletak pada ketinggian 10 mdpl. Desa Grogol merupakan desa yang didominasi sawah dan lokasinya berbatasan langsung dengan jalur utama yang menghubungkan ke kawasan Kota Cirebon (Gambar 18). Di desa ini mudah ditemui adanya transportasi umum yang melewati desa ini. Namun dalam kesehariannya, warga Desa Grogol tetap banyak yang menggunakan kendaraan pribadi demi efisiensi waktu perjalanan.

Desa Pegagan Lor terletak di Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon. Desa ini berada pada ketinggian 5 mdpl dan berbatasan langsung dengan kawasan pantai (Gambar 19). Desa ini mudah diakses karena lokasinya yang berbatasan langsung dengan jalur utama yang menghubungkan ke kawasan Kota Cirebon, sehingga mudah ditemui adanya transportasi umum yang melewati desa ini. Namun dalam kesehariannya, warga Desa Pegagan Lor tetap banyak yang menggunakan kendaraan pribadi (dominasi kendaraan bermotor roda dua) demi efisiensi waktu perjalanan.

4.1.1.1 Karakteristik Pekarangan

Karakteristik pekarangan di ketiga desa dapat dilihat di Tabel 15. Luas pekaragan paling besar dan luas pekarangan paling sempit ditemukan di Desa Bakung Lor. Terkait aspek zonasi pekarangan, zona depan selalu ditemui (100%) sedangkan zona lainnya tidak selalu ditemui. Selain zonasi untuk penanaman tanaman pangan, pada pekarangan juga ditemukan fasilitas yang digunakan untuk pemeliharaan ternak di pekarangan. Pada tabel tersebut dapat terlihat persentase tertinggi fasilitas ternak yang ditemui di pekarangan Kabupaten Cirebon pada umumnya adalah kandang ternak kecil (KTK). Sementara itu, kandang ternak besar

Gambar 18 Kondisi umum Desa Grogol

28

Lampiran 7 Rekomendasi tanaman di model pekarangan (lanjutan)

hampir tidak pernah ditemukan. Masyarakat lebih suka menggunakan lahan pekarangan untuk budidaya ternak kecil dan juga ikan jika terdapat kolam.

Berdasarkan pola penggunaan lahan pekarangan, seluruh zonasi digunakan untuk penanaman area pangan, kecuali Desa Bakung Lor yang lebih menyukai pola penanaman padat di satu zonasi saja. Hal ini dapat dilihat pada contoh penggunaan lahan pekarangan berdasarkan zonasi (depan-samping-belakang) di Desa Bakung Lor (Gambar 20), pekarangan di Desa Grogol (Gambar 21), dan pekarangan di Desa Pegagan Lor (Gambar 22).

Keanekaragaman pangan di pekarangan berupa jumlah jenis tanaman dan ternak yang dapat ditemui di ketiga desa sampel dapat dilihat di Tabel 16. Jenis Tabel 15 Luas, zonasi dan fasilitas ternak di pekarangan Desa Bakung Lor, Desa

Grogol, dan Desa Pegagan Lor, Kabupaten Cirebon

Nama Desa Maksimal Rata-rata Minimal Dpn Blk Ki Ka KTB KTK Kol Luas (m2) Zonasi (%) Fasilitas (%) Bakung Lor 625 88.3 6 100 60 0 10 0 50 20 Grogol 600 163.0 18 100 10 20 50 0 60 30 Pegagan Lor 311 182.4 40 100 70 50 60 10 60 60 Keterangan:

a. Zonasi: Depan (Dpn), Belakang (Blk), Samping Kiri (Ki) dan Samping Kanan (Ka) b. Fasilitas: Kandang Ternak Besar (KTB), Kandang Ternak Kecil (KTK), Kolam (Kol)

Gambar 20 Contoh penggunaan lahan pekarangan di Desa Bakung Lor

Gambar 21 Contoh penggunaan lahan pekarangan di Desa Grogol

29 tanaman dikelompokkan berdasarkan keragaman strata (vertikal) dan juga keragaman fungsinya (horizontal). Berdasarkan tabel tersebut dapat terlihat bahwa pada umumnya jumlah tanaman pangan (tanaman obat, sayur, buah, bumbu dan penghasil pati) masih lebih dominan dibandingkan jumlah jenis tanaman non pangan. Strata tanaman yang paling banyak ditemukan adalah tanaman yang tergolong strata I. Jenis fungsi pangan yang paling banyak ditemukan di pekarangan adalah jenis buah. Sementara berdasarkan ternak yang banyak dibudidayakan merupakan ternak kecil, seperti ayam dan bebek.

Jika ditinjau dari pengelola pekarangan di ketiga desa sampel, maka pengelola utama pekarangan merupakan ibu rumah tangga di setiap pekarangan yang sekaligus merupakan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) yang mendapatkan bantuan P2KP. Adapun karakteristik para ibu rumah tangga tersebut dapat dilihat pada Tabel 17. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu rumah tangga merupakan penduduk asli dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Selain menjadi ibu rumah tangga, para ibu juga ada yang berprofesi wirausaha maupun menjadi pedagang kebutuhan sehari-hari seperti membuka warung nasi, dan toko kelontong.

Karakteristik Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Bakung Lor, Desa Grogol, dan Desa Pegagan Lor dapat dilihat pada Tabel 18. Pada umumnya kebun bibit kelompok merupakan kepemilikan yang relatif permanen karena kepemilikannya bersifat mendukung kegiatan KWT. Sementara dari aspek sosialnya, setiap KWT memiliki kegiatan rutin yang dilakukan, meski tidak semuanya berbasis kegiatan pertanian.

Tabel 16 Jumlah jenis tanaman, ternak dan ikan di pekarangan Desa Bakung Lor, Desa Grogol, dan Desa Pegagan Lor, Kabupaten Cirebon

Nama Desa V IV III II Strata I a b c Fungsi d e f g h B Ternak K I Bakung Lor 5 1 12 13 18 18 0 7 14 8 1 0 1 0 2 0 Grogol 4 0 7 9 18 22 3 1 10 2 0 0 0 0 6 0 Pegagan Lor 6 1 12 13 20 21 4 4 14 4 2 0 3 0 2 1 Rata-rata 5 1 10 12 19 20 2 4 13 5 1 0 1 0 3 0 Keterangan:

a. Keragaman Vertikal: Tinggi <1m (I), 1-2m (II), 2-5m (III), 5-10m (IV), dan >10m (V) b. Keragaman Horizontal: Tanaman Hias (a), Obat (b), Sayur (c), Buah (d), Bumbu (e),

Penghasil Pati (f), Industri (g), dan lainnya (h) c. Ternak: Besar (B), Kecil (K), dan Ikan (I)

Tabel 17 Karakteristik pengelola pekarangan di Desa Bakung Lor, Desa Grogol, dan Desa Pegagan Lor, Kabupaten Cirebon

Nama Desa Kependudukan (%) Asli Pendatang IRT Petani Wirausaha PNS Pedagang Lainnya Mata Pencaharian (%) Bakung Lor 100 0 30 0 30 0 20 20 Grogol 90 10 70 10 10 0 0 10 Pegagan Lor 80 20 70 10 20 0 0 0 Keterangan: IRT (Ibu Rumah Tangga); PNS (Pegawai Negeri Sipil)

30

Lampiran 7 Rekomendasi tanaman di model pekarangan (lanjutan)

4.2 Analisis Karakteristik Pekarangan