• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.6 Evaluasi Pencapaian Target Program Percepatan Penganekaragaman Pangan (P2KP)

4.7.1 Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Sebagai Ruang untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati Pertanian

4.7.1.3 Tanaman Pangan di Pekarangan

Pekarangan yang ingin difungsikan secara optimal untuk penganekaragaman pangan, maka fungsi tanaman yang direkomendasikan untuk ada di pekarangan beragam jenis tanaman pangan, terutama tanaman sayur dan buah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mitchell dan Hanstad (2004) yang menyatakan bahwa dominansi buah-buahan di pekarangan sangat penting untuk pola konsumsi rumah tangga, terutama untuk asupan vitamin dan serat. Adapun secara ilmu ekologi, tanaman pangan yang direkomendasikan di pekarangan adalah tanaman yang memenuhi lima keragaman vertikal dan delapan keragaman horizontal. Keragaman strata tanaman di pekarangan dapat mengoptimalkan pemanfaatan cahaya matahari, penyerapan air dan juga menjaga kualitas iklim mikro di lingkungan pekarangan. Pemenuhan delapan fungsi tanaman bertujuan agar selain pekarangan bermanfaat sebagai sarana untuk pendukung keragaman pangan keluarga, pekarangan juga tetap memiliki manfaat lain seperti pemberi kesan estetika dan juga fungsi sosial. Selain itu juga, semakin beragam tanaman di pekarangan juga berpotensi akan adanya multi-manfaat dari tanaman-tanaman di pekarangan. Seperti contohnya tanaman jawer kotok yang memiliki warna merah menarik, selain dapat dimanfaatkan untuk tanaman hias dapat juga dimanfaatkan sebagai obat.

Gambar 34 Contoh pola penanaman tanaman berdasarkan keragaman strata tanaman

Tabel 35 Sumber gizi dari pangan pekarangan

Zat Gizi Fungsi Pangan

Zat gizi makro

(karbohidrat, protein dan lemak) Tanaman penghasil pati, tanaman buah dan biji-bijian, ternak, dan ikan Zat gizi mikro

(Vitamin A, Vitamin C dan Zat Besi)

51 Penggunaan tanaman yang sesuai di pekarangan akan mendukung keberlanjutan fungsi tanaman sebagai salah satu penyedia pangan di pekarangan. Kesesuaian tanaman di setiap lokasi ditentukan berdasarkan syarat tumbuh tanaman yaitu ketinggian, suhu, dan curah hujan. Adapun tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan di Kabupaten Bandung adalah tanaman yang dapat tumbuh dengan optimal di atas 500 mdpl dan memiliki curah hujan yang cukup untuk syarat tumbuh tanaman (Lampiran 4). Tanaman yang sesuai dibudidayakan di Kabupaten Bogor jumlahnya lebih beragam dibandingkan Kabupaten Bandung dan Cirebon. Hal ini dikarenakan ketinggian Kabupaten Bogor yang terletak pada ketinggian sedang, jenis tanah latosol (dari vulkanik) dan curah hujan tinggi sepanjang tahun (Lampiran 5). Tanaman yang sesuai dibudidayakan di Kabupaten Cirebon adalah tanaman yang sesuai dibudidayakan di tanah yang mengandung pasir, intensitas penyinaran tinggi, namun memiliki curah hujan yang cukup untuk pengairan tanaman sepanjang tahun (Lampiran 6).

Pemilihan tanaman yang akan digunakan di pekarangan haruslah tanaman yang sesuai untuk dengan syarat tumbuh tanaman, termasuk kebutuhan jarak tanam dan ketersediaan lahan yang sesuai. Pada Lampiran 7 yang menginformasikan jenis tanaman yang dikelompokkan berdasarkan potensi sumber gizi, lokasi yang sesuai serta saran penanaman sesuai dengan klasifikasi ukuran pekarangan. Berdasarkan potensi sumber gizi, tanaman dikelompokkan menjadi tanaman sumber gizi makro dan mikro. Berdasarkan lokasi, tanaman dikelompokkan berdasarkan ketinggian lahan yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Sementara saran penanaman berdasarkan ukuran pekarangan, berasal dari hasil survei dimana tanaman itu biasa ditemukan, yaitu di pekarangan sempit, pekarangan sedang, atau pekarangan besar.

Selain itu, penentuan tanaman yang digunakan di pekarangan haruslah mengkombinasikan penggunaan tanaman semusim dan tanaman tahunan. Hal ini dikarenakan tanaman semusim cenderung lebih cepat panen dibandingkan tanaman tahunan. Pernyataan ini sesuai dengan hasil dari analisis sebelumnya, yaitu pemenuhan gizi dari pekarangan di Kabupaten Bogor lebih tinggi daripada dua kabupaten lainnya dikarenakan tanaman pangan yang mendominasi adalah tanaman semusim. Semakin sering panen, maka semakin banyak pula pangan yang dapat dimanfaatkan untuk konsumsi rumah tangga.

Pemanfaatan keragaman tanaman semusim di pekarangan akan lebih efektif dan melimpah hasilnya jika menggunakan skenario penanaman tanaman dengan sistem kalender tanaman. Informasi terkait siklus hidup tanaman, baik tanaman semusim maupun tanaman tahunan, diperoleh dari hasil wawancara terhadap pemilik pekarangan, dan penelusuran lewat studi pustaka. Kalender tanaman menginformasikan terkait siklus hidup pada tanaman semusim. Kalender tanaman dikelompokkan berdasarkan fungsi tanaman, yaitu tanaman sayur (Gambar 35), tanaman bumbu, tanaman penghasil pati (Gambar 36). Sementara untuk tanaman tahunan dapat menggunakan kalender panen tanaman. Kalender panen menginformasikan waktu panen setiap jenis tanaman tahunan. Tanaman tahunan yang paling sering dijumpai di pekarangan pada umumnya merupakan tanaman buah (Gambar 37). Agar pekarangan dapat menghasilkan beranekaragam pangan, maka tanaman sayur, bumbu, dan penghasil pati dapat diatur dan divariasikan masa awal tanamnya. Hal ini bertujuan agar dapat panen di waktu yang berbeda, sehingga akan semakin banyak variasi pangan yang dapat dikonsumsi setiap waktunya.

52

Lampiran 7 Rekomendasi tanaman di model pekarangan (lanjutan)

Gambar 35 Kalender tanaman sayur

Ga mbar 35 K alende r ta na man sa yur

53

Gambar 36 Kalender tanaman bumbu dan penghasil pati

Ga mbar 36 K alende r ta na man bumbu da n pe ng ha sil pa ti

54

Lampiran 7 Rekomendasi tanaman di model pekarangan (lanjutan)

Gambar 37 Kalender tanaman buah

Ga mbar 37 K alende r pa ne n tana man bu ah

55 4.7.1.4 Budidaya Ternak dan Ikan di Pekarangan

Keberadaan ternak dan ikan di pekarangan dapat meningkatkan perolehan energi dan protein, jika dikonsumsi langsung oleh keluarga. Ternak dan ikan dapat diakomodasi di pekarangan sempit hingga sangat besar. Pada pekarangan besar dan sangat besar dapat mengalokasikan lahan untuk kandang dan kolam. Namun pada pekarangan yang sempit dan juga sedang dapat menggunakan sistem longyam (balong-ayam), dengan peletakan kolam di bawah kandang ayam. Bahkan pada pekarangan yang sangat sempit, ternak seperti ayam tidak memerlukan kandang khusus untuk pemeliharaannya. Adapun jadwal panen ternak dan ikan dapat dilihat pada Tabel 36. Informasi yang ada pada tabel merupakan hasil wawancara dan studi pustaka.