• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.5 Analisis Data

3.5.1 Analisis stakeholders

Analisis stakeholders digunakan untuk mengidentifikasi stakeholders, mengetahui kepentingan dan pengaruh serta mengklasifikasi stakeholders dalam pengelolaan CB-GSK-BB. Identifikasi stakeholders merupakan proses yang dilakukan secara berulang hingga ditetapkan stakeholders yang benar-benar mengetahui pengelolaan CB-GSK-BB. Penentuan stakeholders, yang mempengaruhi dan/atau dipengaruhi suatu kebijakan dan tindakan dalam pengelolaan CB-GSK-BB, ditetapkan melalui kombinasi hasil observasi lapang dan wawancara.

Setelah para stakeholders teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah mengkaji kepentingan dan pengaruhnya. Pada analisis ini dilakukan pencermatan terhadap faktor-faktor yang menjadi kebutuhan (Hartrisari 2007) dan pengaruh stakeholders dalam pengelolaan CB-GSK-BB, yaitu kesesuaian terhadap kelestarian fungsi ekosistem CB-GSK-BB dalam pengelolaan CB-GSK-BB. Kategori fungsi ekosistem yang dikaji dalam penelitian ini (de Groot et al. 2002) adalah: fungsi regulasi, fungsi habitat, fungsi produksi, fungsi informasi, serta carrier functions.

Langkah berikutnya yaitu mengelompokan dan membedakan antar stakeholders berdasarkan posisinya terkait nilai penting dan pengaruhnya dalam pengelolaan CB-GSK-BB. Metode analisis yang digunakan yaitu menggunakan matriks pengaruh dan nilai penting. Menurut Groenendijk (2003), pengaruh (influence) merupakan kekuatan yang dimiliki stakeholders untuk mengontrol pengambilan keputusan, memfasilitasi pelaksanaanya atau bahkan memaksa untuk melaksanakan keputusan yang diambil tersebut. Sementara itu, nilai penting (importance) menunjukkan prioritas stakeholders dalam pengelolaan CB-GSK- BB yang memberikan kepuasan pada kebutuhan dan kepentingannya.

Penyusunan matriks pengaruh dan nilai penting dilakukan atas dasar pada deskripsi pernyataan informan yang dinyatakan dalam ukuran kuantitatif (skor), dan selanjutnya dikelompokkan menurut kategorinya. Penetapan skoring mengacu pada model yang dikembangkan oleh Abbas (2005), yaitu pengukuran data berjenjang lima (Tabel 2).

Tabel 2. Ukuran kuantitatif nilai penting (importance) dan pengaruh stakeholders

Skor Kriteria Keterangan

Nilai Penting (Importance) Stakeholders

5 Sangat tinggi Sangat relevan terhadap pengelolaan CB-GSK-BB 4 Tinggi Relevan terhadap pengelolaan CB-GSK-BB 3 Cukup tinggi Cukup relevan terhadap pengelolaan CB-GSK-BB 2 Kurang tinggi Kurang relevan terhadap pengelolaan CB-GSK-BB 1 Rendah Tidak relevan terhadap pengelolaan CB-GSK-BB

Pengaruh Stakeholders

5 Sangat tinggi Sangat mampu mempengaruhi pengelolaan CB-GSK-BB 4 Tinggi Mampu mempengaruhi pengelolaan CB-GSK-BB 3 Cukup tinggi Cukup mampu mempengaruhi pengelolaan CB-GSK-BB 2 Kurang tinggi Kurang mampu mempengaruhi pengelolaan CB-GSK-BB 1 Rendah Tidak mampu mempengaruhi pengelolaan CB-GSK-BB

Kriteria yang digunakan untuk mengukur nilai penting (importance) stakeholders dilakukan berdasarkan relevansi kepentingannya dengan fungsi ekosistem CB-GSK-BB. Skor tinggi diberikan kepada stakeholders yang menjadi sasaran pengelolaan, stakeholders yang kebutuhan dan harapan-harapannya relevan dengan fungsi ekosistem, serta stakeholders yang menentukan keberhasilan pengelolaan fungsi ekosistem CB-GSK-BB. Fungsi ekosistem yang dikaji dalam penelitian ini adalah: fungsi regulasi, fungsi habitat, fungsi produksi, fungsi informasi, serta carrier functions (de Groot et al. 2002), dijelaskan sebagai berikut:

1) Fungsi regulasi; yaitu nilai penting stakeholders terhadap kelestarian fungsi ekosistem CB-GSK-BB dalam mengatur proses-proses ekologis serta sistem pendukung kehidupan yang bermanfaat, seperti pemeliharaan penyediaan air bersih, perlindungan tanah dari erosi, kualitas udara serta jasa ekologi lainnya. 2) Fungsi habitat; yaitu nilai penting stakeholders terhadap kelestarian fungsi

ekosistem CB-GSK-BB sebagai tempat berlindung dan berkembangbiaknya berbagai flora dan fauna. Fungsi habitat ini ditekankan pada kebutuhan ruang yang dapat memelihara keanekaragaman biotik dan genetik.

3) Fungsi produksi; yaitu nilai penting stakeholders terhadap kelestarian berbagai sumberdaya, untuk memenuhi kebutuhan sumber pangan, bahan baku

(contohnya kayu untuk bangunan rumah), sumber genetik (contohnya obat- obatan) dan sumberdaya energi (kayu bakar).

4) Fungsi informasi; yaitu nilai penting stakeholders terhadap kelestarian ekosistem alam CB-GSK-BB yang memberikan kontribusi bagi pemeliharaan kesehatan manusia, menyediakan tempat untuk berefleksi menikmati pemandangan alam, ekowisata serta pendidikan.

5) Carrier function; yaitu nilai penting stakeholders terhadap kelestarian ekosistem CB-GSK-BB dalam menyediakan ruang untuk beraktivitas seperti lahan/tanah dalam kawasan CB-GSK-BB, sarana jalan dan areal wisata.

Sementara itu, pengaruh stakeholders terhadap pengelolaan CB-GSK-BB diukur berdasarkan instrumen dan sumber kekuatan, sebagaimana yang disebutkan oleh Galbraith (1983) dalam Reed et al. (2009) sebagai berikut : a. Instrumen kekuatan :

1) Condign power, yaitu pengaruh stakeholders tertentu karena memiliki kemampuan memberikan hukuman/sanksi yang sepadan/selayaknya terhadap stakeholders lain. Pengaruh ini diperoleh melalui emosi, keuangan, ancaman fisik, sanksi adat, sanksi hukum atau sanksi lainnya.

2) Compensatory power, yaitu pengaruh stakeholders yang diperoleh melalui kemampuan dalam mengkompensasi stakeholders lainnya melalui simbolisasi, keuangan, serta penghargaan berupa materi, seperti pemberian gaji/upah, bribes/sogokan, pemberian bantuan dana penyangga atau pemberian sebidang lahan.

3) Conditioning power, yaitu pengaruh yang diperoleh melalui manipulasi kepercayaan atau pembentukan opini dan informasi, misalnya melalui kelompok yang sepadan, norma budaya, pendidikan atau propaganda.

b. Sumber kekuatan :

1) Personality power and property power, yaitu pengaruh yang diperoleh berdasarkan kepribadian, kepemimpinan seseorang (kharisma, kekuatan fisik, kecerdasan mental atau pesona seseorang) atau kepemilikan/kekayaan. 2) Organisation power, yaitu pengaruh dari suatu organisasi karena memiliki

Setelah data jawaban stakeholders teridentifikasi terhadap tingkat nilai penting dan pengaruhnya, selanjutnya disusun ke dalam matriks pengaruh dan nilai penting. Menurut Eden and Ackermann (1998) dalam Bryson (2004), matriks pengaruh dan kepentingan disusun untuk mengklasifikasi stakeholders ke dalam key players, context setters, subjects dan crowd (Gambar 3).

NI L AI PENT ING tin g g i

Subjects Key players

ren

d

ah Crowd Context setters

rendah tinggi PENGARUH

Sumber : dengan modifikasi dari Eden & Ackermann (1998) dalam Bryson (2004) Gambar 3 Matriks nilai penting (importance) dan pengaruh.

Posisi pada kuadran menggambarkan ilustrasi kategori masing-masing stakeholders dalam pengelolaan CB-GSK-BB, yaitu subjects (nilai penting tinggi tetapi pengaruh rendah), key players (nilai penting dan pengaruh tinggi), context setters (nilai penting rendah tetapi pengaruh tinggi) dan crowd (nilai penting dan pengaruh rendah). Stakeholders kunci adalah subjects, key players dan context setters, karena mereka cukup signifikan mempengaruhi pengelolaan CB-GSK-BB (Groenendjik 2003). Sementara stakeholders yang berada pada crowd, mendapatkan perhatian dan prioritas yang rendah atau bisa diabaikan dari aktifitas pengelolaan CB-GSK-BB.

Dokumen terkait