No. Halaman
1. Panduan wawancara analisis nilai penting (importance) stakeholders .. 67 2. Panduan wawancara analisis pengaruh stakeholders ... 68 3. Panduan wawancara analisis tingkat partisipasi stakeholders ... 69 4. Panduan penilaian nilai penting ... 70 5. Panduan penilaian tingkat pengaruh ... 71
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cagar biosfer adalah ekosistem daratan dan pesisir/laut atau kombinasi lebih dari satu tipe ekosistem, yang secara internasional diakui keberadaannya sebagai bagian dari Man and the Biosphere (MAB) Programme dari UNESCO (Statutory Framework of the World Network, of Biosphere Reserves-Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Dunia). Cagar biosfer merupakan situs yang ditetapkan oleh MAB-UNESCO atas usulan suatu negara bertujuan untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan yang didukung oleh hasil kajian ilmu pengetahuan dan teknologi yang handal. Pengelolaan cagar biosfer dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam proses perencanaan hingga pengambilan keputusan dan penyelesaian permasalahan dalam rangka pengembangan yang berkelanjutan.
Konsep cagar biosfer telah mengalami perkembangan pesat, yaitu dari kawasan yang semula fokus utamanya konservasi berubah menjadi perpaduan antara konservasi dan pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui peningkatan kerjasama antar pemangku kepentingan (collaborative management). Cagar biosfer memiliki tiga fungsi yang saling menunjang, yaitu: a) fungsi konservasi, untuk melestarikan sumber daya genetik, jenis, ekosistem dan lansekap; b) fungsi pembangunan, untuk memacu pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia; dan c) fungsi pendukung logistik, untuk mendukung kegiatan penelitian dan pendidikan serta pelatihan lingkungan yang berhubungan dengan permasalahan konservasi dan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal, nasional dan dunia. Pengaturan pengelolaan cagar biosfer menggunakan pendekatan sistem pembagian wilayah (zonasi), yaitu area inti, zona penyangga dan area transisi.
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (CB-GSK-BB) merupakan satu dari tujuh cagar biosfer di Indonesia yang terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak di Propinsi Riau. CB-GSK-BB ditetapkan masuk jaringan cagar biosfer dunia pada tanggal 26 Mei 2009 dalam
sidang 21st Session of the International Coordinating Council of the Man and the Biosphere Proggramme (MABICC)-UNESCO di Jeju, Korea Selatan. CB-GSK- BB ini diprakarsai oleh pihak swasta yaitu Sinar Mas Forestry (SMF) dan didukung oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Pemerintah Provinsi Riau dan Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI). Cagar Biosfer GSK-BB tersebut mempunyai areal seluas 705.271 ha, terdiri atas areal inti 178.722 ha, zona penyangga 222.425 ha dan area transisi 304.123 ha. Area inti CB-GSK-BB terdiri atas dua Suaka Margasatwa (SM), yaitu SM Giam Siak Kecil seluas 84.000 ha dan SM Bukit Batu seluas 21.500 ha dan hutan produksi seluas 72.255 ha yang diperuntukkan sebagai kawasan yang dikonversi secara tetap oleh pihak swasta (Sinar Mas Forestry).
Pengelolaan CB-GSK-BB memerlukan persiapan, perencanaan dan upaya berkesinambungan yang membutuhkan waktu jangka panjang. Adanya Usulan Rencana Pengelolaan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu tahun 2009-2013 dimaksudkan untuk memberikan panduan, kerangka dan acuan pengelolaan didasarkan pada prinsip multistakeholders management mengingat bervariasinya lansekap dan pemangkunya. Pengelolaan kolaboratif sangat diperlukan untuk mengakomodasikan kepentingan para pihak tanpa melupakan tujuan utama pengelolaan, yaitu keberlanjutan keberadaaan, fungsi dan manfaat sumberdaya alam hayati beserta ekosistemnya bagi kesejahteraan rakyat.
Menurut Gray (1989) dalam Suporahardjo (2005), kolaborasi adalah suatu proses dimana dua stakeholder atau lebih yang berbeda kepentingan dalam satu persoalan yang sama menjajagi dan bekerja melalui perbedaan–perbedaan untuk bersama-sama mencari pemecahan bagi keuntungan bersama. Perkembangan pendekatan kolaborasi muncul sebagai respon atas tuntutan kebutuhan akan manajemen pengelolaan sumberdaya yang baru, demokratis, lebih mengakui perluasan yang lebih besar atas dimensi manusia dalam mengelola pilihan-pilihan, mengelola ketidakpastian dan membangun kesepahaman, dukungan dan kepemilikan atas pilihan-pilihan bersama (Suporahardjo 2005).
1.2 Kerangka Pemikiran
Pengelolaan cagar biosfer mengalami perkembangan sejak dibentuk tahun 1970an dimana pada awalnya hanya memiliki fungsi konservasi dan fungsi penelitian. Pada tahun 1995 dalam Seville Strategy, pengelolaan kawasan cagar biosfer dibagi ke dalam tiga zonasi dan memiliki tiga fungsi cagar biosfer (konservasi, pembangunan ekonomi berkelanjutan dan logistic support). Pengelolaan yang semula fokus utamanya konservasi berubah menjadi perpaduan antara konservasi dan pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui peningkatan kerjasama antar pemangku kepentingan (collaborative management).
Usulan rencana pengelolaan CB-GSK-BB tahun 2009-2013 yang disusun melalui pendekatan multistakeholders management untuk mengakomodasikan kepentingan para pihak tanpa melupakan tujuan utama pengelolaan. Partisipasi stakeholders menjadi komponen penentu keberhasilan pengelolaan kolaboratif. Partisipasi dari tiap pihak pada tingkatan-tingkatan yang berbeda di dalam pengelolaan mencakup keterlibatan mental dan emosional, keterlibatan aktif dalam proses pengambilan keputusan pengalokasian sumberdaya untuk mencapai suatu tujuan, penggeraknya adalah kesediaan memberikan kontribusi dalam pengelolaan dan kesediaan turut bertanggung jawab (Slamet 2003). Partisipasi stakeholders tersebut diwujudkan untuk menjaga penerapan konsep cagar biosfer agar tetap pada jalurnya demi tercapai tujuan pengelolaan CB-GSK-BB. Secara skematis kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian.
Usulan Rencana Pengelolaan CB-GSK-BB tahun 2009-2013
“multistakeholders management”
Kepentingan dan pengaruh stakeholders
Bentuk dan tingkat partisipasi stakeholders Pengelolaan Cagar Biosfer
1.3 Perumusan Masalah
Pengelolaan CB-GSK-BB dengan prinsip "multistakeholders management" di dalam pelaksanaannya terdapat perbedaaan kepentingan, pengaruh dan upaya partisipasi stakeholders. Oleh karena hal tersebut, maka rumusan penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Siapa saja stakeholders yang terlibat dan apa saja kepentingannya dalam pengelolaan CB-GSK-BB ?
2. Seberapa besar pengaruh stakeholders terhadap pengelolaan CB-GSK-BB ? 3. Upaya-upaya partisipasi apa saja yang telah dilakukan stakeholders ?
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk :
1. Mengidentifikasi serta menganalisis kepentingan dan pengaruh stakeholders dalam pengelolaan CB-GSK-BB.
2. Mengklasifikasi stakeholders dalam pengelolaan CB-GSK-BB.
3. Mengidentifikasi bentuk dan menentukan tingkat partisipasi stakeholders dalam pengelolaan CB-GSK-BB.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian tentang bentuk dan tingkat partisipasi stakeholders diharapkan
dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan pengelolaan CB-GSK-BB.