BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
B. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum dan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa rasio keuangan yang diperoleh dari laporan
keuangan triwulanan empat bank umum syariah hasil pemisahan, yaitu BNI Syariah, BJB Syariah, BRI Syariah dan Bank Bukopin Syariah. Adapun penjelasan tabel deskriprif masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel ROA
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa angka mean variabel dependen
Return On Asset (ROA) adalah sebesar 0,8377, artinya rata-rata tingkat ROA
empat bank umum syariah hasil pemisahan periode 2011-2016 adalah sebesar 0,8377%. Angka rasio ROA terkecil dialami oleh Bank Jabar Banten Syariah pada kuartal II tahun 2016, yaitu sebesar -1,94%. Angka tersebut menunjukkan bahwa pada periode terebut total aktiva yang dipergunakan Bank Jabar Banten Syariah tidak memberikan keuntungan atau mengalami kerugian. Sedangkan angka rasio ROA terbesar terjadi pada Bank BNI Syariah pada kuartal I tahun 2011, yaitu sebesar 3,42%.
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel CAR
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 88 10.74 33.22 17.0636 4.96222
Valid N (listwise) 88
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 88 -1.94 3.42 .8377 .68143
Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa angka mean pada variabel Capital
Adequacy Ratio (CAR) adalah sebesar 16,7713, artinya rata-rata tingkat
permodalan atau CAR bank umum syariah hasil pemisahan pada periode 2011-2016 adalah sebesar 16,7713%. Hal tersebut menunjukkan bahwa bank umum syariah hasil pemisahan sepanjang periode penelitian memiliki tingkat kecukupan modal yang baik, yakni besarnya yang diatas standar minimum 8%. Nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) terendah terdapat pada Bank Bukopin Syariah pada kuartal II tahun 2014, yaitu sebesar 10,74%. Sedangkan untuk nilai CAR tertinggi terdapat pada Bank Jabar Banten Syariah pada kuartal II tahun 2011 sebesar 33,22%.
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel NPF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NPF 88 .41 13.54 2.6368 1.72257
Valid N (listwise) 88
Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa angka mean pada variabel Non
Performing Finance (NPF) adalah sebesar 2,6368, artinya bahwa rata-rata
tingkat pembiayaan bermasalah bank umum syariah hasil pemisahan pada periode 2011-2016 adalah sebesar 2,6368%. Nilai terendah rasio NPF dialami oleh Bank Jabar Banten Syariah pada kuartal IV tahun 2011, yaitu sebesar 0,41%, artinya 99,59% dari jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Jabar Banten Syariah tidak termasuk dalam golongan pembiayaan bermasalah. Sedangkan NPF tertinggi juga dialami oleh Bank Jabar Banten Syariah pada kuartal II tahun 2016 sebesar 13,54%, angka tersebut tergolong sangat besar
karena hanya 72,46% pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Jabar Banten Syariah yang terbebas dari golongan pembiayaan bermasalah.
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Variabel BOPO
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
BOPO 88 67.98 106.12 90.9877 6.71000
Valid N (listwise) 88
Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa angka mean pada variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah sebesar 90,9877, artinya rata-rata tingkat efisiensi bank umum syariah hasil pemisahan selama periode 2011-2016 sebesar 90,9877%. Nilai BOPO terendah dialami oleh BNI Syariah pada kuartal I tahun 2011, yaitu sebesar 67,98%. Sedangkan untuk nilai tertinggi dialami oleh Bank Jabar Banten Syariah pada kuartal II tahun 2016 bahkan nilainya mencapai lebih dari 100% yakni sebesar 106,12%. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2016 kuartal II Bank Jabar Banten Syariah mengalami penurunan tingkat efisiensi.
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Variabel FDR
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
FDR 88 76.53 133.91 93.5176 8.42322
Valid N (listwise) 88
Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa angka mean variabel Financing to
Deposit Ratio (FDR) adalah sebesar 93,5176, angka tersebut berarti rata-rata
2011-2016 adalah sebesar 93,5176%. Nilai rasio FDR terendah dialami oleh BNI Syariah pada kuartal I tahun 2011 yaitu sebesar 76,53%, angka tersebut menunjukkan bahwa besarnya jumlah pembiayaan yang disalurkan BNI Syariah adalah 76,53% dari jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun. Sedangkan nilai rasio FDR tertinggi dialami oleh Bank Jabar dan Banten Syariah pada kuartal I tahun 2011 yang angkanya mencapai 133,91%. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Jabar dan Banten Syariah menyalurkan jumlah pembiayaan lebih besar dibandingkan jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun karena angkanya yang melebihi 100%.
C. Estimasi Model Regresi Data Panel
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel. Untuk menguji spesifikasi model dan kesesuaian teori-teori dengan kenyataan. Pengolahan data dilakukan secara elektronik dengan menggunakan Eviews 8.0.
1. Uji Chow
Uji chow dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan adalah common effect atau fixed effect. Uji chow dilakukan dalam pengujian data panel dengan memilih fixed effect pada period section panel option. Hipotesis uji chow dalam penelitian ini adalah:
H0 : Common Effect Model (CEM)
H1 : Fixed Effect Model (REM)
Dengan ketentuan jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima, artinya model yang tepat adalah dengan menggunakan pendekatan common effect. Tetapi jika
probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan menerima H1, artinya model yang tepat adalah dengan menggunakan pendekatan fixed effect.
Tabel 4.7 Hasil Common Effect Model
Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Sample: 2011Q1 2016Q2 Periods included: 22 Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 88
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 9.432785 0.538975 17.50135 0.0000 D_METODE -0.117547 0.071502 -1.643961 0.1040 CAR -0.005393 0.007036 -0.766496 0.4456 NPF -0.082986 0.019511 -4.253342 0.0001 BOPO -0.083418 0.005227 -15.96004 0.0000 FDR -0.006795 0.003388 -2.005351 0.0482
R-squared 0.863729 Mean dependent var 0.837727
Adjusted R-squared 0.855420 S.D. dependent var 0.681431
S.E. of regression 0.259105 Akaike info criterion 0.202581
Sum squared resid 5.505112 Schwarz criterion 0.371490
Log likelihood -2.913563 Hannan-Quinn criter. 0.270630
F-statistic 103.9487 Durbin-Watson stat 1.080631
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Output Eviews
Tabel 4.8 Hasil Fixed Effect Model
Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Sample: 2011Q1 2016Q2 Periods included: 22 Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 88
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 9.976973 0.567116 17.59248 0.0000 D_METODE -0.040186 0.077035 -0.521665 0.6038 CAR -0.023406 0.009132 -2.562975 0.0129 NPF -0.077177 0.020270 -3.807412 0.0003 BOPO -0.091313 0.006000 -15.21850 0.0000 FDR -0.002223 0.003898 -0.570347 0.5705 Effects Specification
Period fixed (dummy variables)
R-squared 0.919298 Mean dependent var 0.837727
Adjusted R-squared 0.884900 S.D. dependent var 0.681431
S.E. of regression 0.231185 Akaike info criterion 0.155977
Sum squared resid 3.260237 Schwarz criterion 0.916069
Log likelihood 20.13703 Hannan-Quinn criter. 0.462199
F-statistic 26.72558 Durbin-Watson stat 1.404923
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Output Eviews
Tabel 4.9 Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled
Test period fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Period F 2.000108 (21,61) 0.0188
Period Chi-square 46.101188 21 0.0012
Sumber : Output Eviews
Hasil output di atas menunjukkan nilai probabilitas period F adalah sebesar 0,0188 yang berarti nilainya < 0,05, maka H0 ditolak dan menerima H1. Karena hasil tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak, maka dapat dikatakan bahwa model fixed effect lebih tepat digunakan daripada model common effect.
2. Uji Hausman
Uji Hausman digunakan untuk menentukan apakah model yang paling tepat digunakan adalah model fixed effect atau model random effect. Dalam penelitian ini uji hausman dilakukan dalam pengujian data panel dengan memilih random effect pada period section panel option. Hipotesis uji hausman dalam peneltian ini adalah:
H1 : Fixed Effect Model (FEM)
Dengan ketentuan apabila nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan tolak H1 yang artinya model yang tepat menggunakan pendekatan random
effect. Namun apabila nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan menerima
H1 yang artinya model yang tepat adalah menggunakan pendekatan fixed effect.
Tabel 4.10 Hasil Random Effect Model
Dependent Variable: ROA
Method: Panel EGLS (Period random effects) Sample: 2011Q1 2016Q2
Periods included: 22 Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 88
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 9.587571 0.507040 18.90889 0.0000 D_METODE -0.103566 0.066711 -1.552465 0.1244 CAR -0.009170 0.006934 -1.322593 0.1896 NPF -0.083294 0.018234 -4.568094 0.0000 BOPO -0.085230 0.005032 -16.93702 0.0000 FDR -0.006064 0.003244 -1.869267 0.0652 Effects Specification S.D. Rho Period random 0.087645 0.1257 Idiosyncratic random 0.231185 0.8743 Weighted Statistics
R-squared 0.870319 Mean dependent var 0.667536
Adjusted R-squared 0.862412 S.D. dependent var 0.650367
S.E. of regression 0.241240 Sum squared resid 4.772126
F-statistic 110.0644 Durbin-Watson stat 1.109178
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.862990 Mean dependent var 0.837727
Sum squared resid 5.534992 Durbin-Watson stat 1.069765
Tabel 4.11 Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled
Test period random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Period random 0.000000 5 1.0000
* Period test variance is invalid. Hausman statistic set to zero. Sumber : Output Eviews
Berdasarkan hasil output di atas nilai probabilitas 1.000 > tingkat signifikansi (α = 0,05), maka H0 diterima dan tolak H1 Karena hasil tersebut menunjukkan bahwa H0 diterima, maka dapat dikatakan bahwa random effect
model lebih tepat digunakan daripada fixed effect model.