• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian ini menerapkan beberapa ujian statistic untuk memastikan tingkat kepercayaan dan kevalidan data primer yang dikumpulkan dari kabupaten /kota. Ujian tersebut yaitu uji kepercayaan, uji Kruskal-Wallis, uji korelasi dan juga uji Wilcoxon. Setiap ujian statistic tersebut dilakukan ada sebagian dan atau keseluruhan jawaban dari kuesioner yang telah diterima.

1. Uji kepercayaan (reliability test)

Uji ini dilakukan terhadap kuesioner yang telah disusun untuk mengetahui tingkat kepercayaan dari pertanyaan-pertanyaan tersebut (internal consistency). Indikator yang digunakan untuk uji statistic adalah Cronbach’s alpha. Semakin tinggi nilai alpha ini maka semakin tinggi tingkat konsistensi internal dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang disusun. Dalam kajian ini nilai Cronbach’s alpha yang didapatkan adalah 0.855, berarti internal konsistensi adalah baik29.

Instansi asal

Total Kabupaten kesehatanDinas pendidikanDinas Dinas PU Bappeda DPRK DPKAD PembangunanAdministrasi

Aceh Barat 1 1 0 0 0 0 0 2 Aceh Jaya 1 1 1 1 1 1 0 6 Aceh Barat Daya 1 1 0 1 1 1 0 5 Aceh Selatan 1 1 1 1 1 1 0 6 Nagan Raya 1 1 1 2 0 0 0 5 Simeulue 0 1 0 1 0 0 0 2 Singkil 1 1 1 0 0 1 0 4 Subulussalam 0 0 1 1 0 1 0 3 Sub Total 6 7 5 7 3 5 0 33 Aceh Tengah 1 1 2 1 2 1 0 8 Aceh Besar 1 1 0 2 0 1 0 5 Banda Aceh 0 0 2 0 0 0 0 2 Sabang 1 0 1 2 1 0 0 5 Bener Meriah 0 0 0 1 0 0 0 1 Sub Total 3 2 5 6 3 2 0 21 Aceh Utara 1 1 3 4 0 0 0 9 Aceh Tamiang 0 1 1 1 0 1 0 4 Lhokseumawe 1 0 1 1 0 1 0 4 Langsa 1 1 1 0 0 2 0 5 Aceh Timur 1 1 3 1 0 1 0 7 Bireun 1 1 1 2 0 1 0 6 Pidie 0 1 1 1 0 0 3 6 Pidie Jaya 0 0 0 1 1 0 0 2 Sub Total 5 6 11 11 1 6 3 43 Total 14 15 21 24 7 13 3 97

29. George,D., dan Mallery,P (2003). SPSS for windows step by step: A simple guide and reference 11.0 update(4th ed). Boston: Allyn & Bacon. (disadur dari

2. Karakteristik responden

Penelitian ini telah menyebarkan sebanyak 138 kesioner ke seluruh kabupaten/kota yang ada di provinsi Aceh (yaitu 23 kabupaten/kota). Jumlah kuesioner yang dikembalikan adalah 70,3Persen. Berdasarkan kuesioner yang kembali tersebut maka dapat digambarkan distribusi responden menurut daerah asal dan instasinya. Table berikut menunjukkan sebaran responden pada kajian ini.

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden relative merata dari berbagai instasi yang ditargetkan namun sebaran menurut daerah asal masih kurang merata terutama untuk wilayah tengah yang merupakan wilayah yang mempunyai jumlah responden paling sedikit (21,7Persen dari total responden). Hal ini mungkin dapat menimbulkan masalah dalam generalisasi pengambilan kesimpulan. Oleh karena itu diperlukan uji statistik untuk memastikan bahwa perbedaan jumlah sample dari kabupaten/kota yang berbeda tidak menyebabkan kesalahan pengambilan keputusan.

Ujian statistic yang dilakukan untuk memastikan distribusi populasi pada kabupaten/kota atau instansi adalah tidak berbeda maka dilakukan uji Kruskal-Wallis (uji K-W)30 (Lind, Marchal dan Wathen, 2012; Syamsir, 2014). Proses uji statistik ini akan dilakukan terhadap seluruh jawaban kuesioner yang telah diterima dengan hipotesis yang akan diuji sebagai berikut:

Grup 1 (berdasarkan wilayah)

H0: distribusi populasi dari preferensi antar responden adalah sama di berbagai wilayah H1: distribusi populasi dari preferensi antar responden adalah tidak sama di berbagai wilayah Grup 2 (berdasarkan kabupaten/kota)

H0: distribusi populasi dari preferensi antar responden adalah sama di berbagai kabupaten/kota H1: distribusi populasi dari preferensi antar responden adalah tidak sama di berbagai kabupaten/kota Grup 3 (berdasarkan instansi)

H0: distribusi populasi dari preferensi antar responden adalah sama di berbagai instansi H1: distribusi populasi dari preferensi antar responden adalah tidak sama di berbagai instansi

Apabila hasil uji K-W ini menolak H0 maka jawaban dari responden tidak dapat digeneralisasi karena setiap grup memberikan jawaban preferensi yang berbeda menurut grup nya.

Hasil uji Kruskal –Wallis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hampir seluruh pertanyaan yang diuji dalam ketiga grup (wilayah, kabupaten/kota dan instansi) mempunyai nilai P-value lebih besar dari 5Persen sehingga dengan dasar uji signifikansi dengan toleransi kesalahan 5Persen maka H0 tidak dapat ditolak. Hal ini berarti generalisasi dapat dilakukan pada jawaban dari kuesioner tersebut kecuali yang memiliki p-value lebih kecil dari 5Persen. Bagi pertanyaan yang menolak H0, maka perlu diteliti lebih lanjut mengenai hubungan (korelasi) dengan grup yang bersangkutan. Langkah selanjutnya ini akan membantu menggali penyebab perbedaan jawaban yang terjadi sehingga dapat difahami kondisi sebenarnya di lapangan sehingga responden mempunyai jawaban preferensi yang berbeda.

Kajian Pelaksanaan Dana Otonomi Khusus Kabupaten/Kota

46

Jawaban pertanyaan dengan hasil uji K-W menolak H0 dapat dilihat pada table berikut:

Pertanyaan nilai p-value dari uji K-W

(berdasarkan grup) Hasil uji korelasi

  wilayah kabupaten/kota instansi

Perencanaan (A1) 102-M1   0.031   tidak terbukti 103-M2 0.019 0.02   tidak terbukti 105-M1   0.007     106-M1   0.054   tidak terbukti 106-M2   0.009     107 0.007       108   0.017   tidak terbukti Pelaksanaan 202 0.009   0.056   203 0.013   0.014   204 0.016 0.022     207   0.008   tidak terbukti 209   0.034   tidak terbukti 215 0.051   0.001   MONEV 302     0.023   306   0.019 0.013   308 0.01     tidak terbukti

Ada 16 pertanyan yang perlu dilakukan uji korelasi untuk membuktikan bahwa perbedaan grup telah meyebabkan perbedaan jawaban preferensi responden. Uji korelasi31 yang dilakukan adalah dengan menggunakan hipotesis:

Pertama:

H0: Tidak terdapat korelasi antara preferensi jawaban responden dengan wilayah H1: Ada korelasi antara preferensi jawaban responden dengan wilayah

Kedua:

H0: Tidak terdapat korelasi antara preferensi jawaban responden dengan kabupaten/kota H1: Ada korelasi antara preferensi jawaban responden dengan kabupaten/kota

Grup 3 (berdasarkan instansi)

H0: Tidak terdapat korelasi antara preferensi jawaban responden dengan instansi H1: Ada korelasi antara preferensi jawaban responden dengan instansi

Hasil uji korelasi ini dapat dilihat hasilnya pada kolom “hasil uji korelasi”. Hasil tersebut menunjukkan tidak semua pertanyaan mempunyai korelasi dengan factor pembedanya (wilayah, kabupate/kota atau instansi). Kondisi ini kemudian akan dikaji lebih mendalam dalam wawancara dan temuan dari Diskusi Grup Fokus (Focus Group Discussion-FGD).

31. Uji korelasi yang dilakukan dengan Spearman rank karena merupakan uji korelasi untuk data ordinal (Lind, Marchal dan Wathen, 2012; Syamsir, 2014). Tetapi sebagaimana SPSS juga menyediakan uji Somer’s d, hasil yang ditunjukkan tidak berbeda dengan kesimpulan dari spearman’s rank.

1. Uji wilcoxon

Salah satu tujuan dari kajian ini adalah melihat preferensi responden terhadap peraturan mengenai system otonomi khusus yang ditelah dijalankan selama ini yang ditunjukkan dengan model 1 untuk peraturan tahun 2008 dan model 2 untuk peraturan tahun 2013 yang dilengkapi dengan Pergub no 79/2013. Beberapa pertanyaan telah didesain khusus untuk membandingkan model ini. Untuk melihat preferensi responden terhadap kedua model ini maka dilakukan uji Wilcoxon yaitu uji statistic untuk membandingkan jawaban yang bersifat ordinal dari data yang berpasangan (Syamsir, 2014).

Hipotesis yang diuji dalam uji Wilcoxon ini adalah sebagai berikut: H0: Tidak terdapat perbedaan preferensi antara model 1 dan model 2 H1: Terdapat preferensi terhadap model 2

Hasil uji Wilcoxon terhadap preferensi antara model 1 dan model 2 dapat dilihat pada table berikut:

Test Statistics(b)

Pertanyaan yang berpasangan (model 1 dan model 2) Z

Asymp. Sig. (2-tailed) Qanun dan peraturan yang ada telah diterbitkan dapat mengakomodir program/kegiatan

otsus lebih baik dengan kebutuhan dimasing-masing daerah -4.422a 0.000

Qanun dan peraturan yang ada dapat menciptakan terobosan kegiatan pembangunan

lebih banyak -4.471a 0.000

Qanun dan peraturan yang ada memungkinkan program/kegiatan berjalan lebih cepat -5.737a 0.000

Program/kegiatan yang didanai otsus sudah sesuai dengan amanat undang-undang dan

qanun -3.803a 0.000

Program/kegiatan yang didanai otsus sudah sesuai dengan program dalam RPJM Kab/Kota

termasuk mengacu pada RPJP Aceh -4.079a 0.000

a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Nilai p-value dari uji statistik ini menunjukkan 0.000 yang berarti harus menolak H0 dan menerima H1 yaitu model 2 lebih disukai.

Dokumen terkait