• Tidak ada hasil yang ditemukan

Typologi program dan kegiatan otsus

“Desentralisasi lebih menjamin pemenuhan kebutuhan masyarakat”

3.3 Typologi program dan kegiatan otsus

Searah dengan meningkatnya dana otsus, jumlah paket kegiatan terus meningkat. 22 Sejak tahun 2008 jumlah paket kegiatan yang bersumber dari Dana Otsus meningkat secara signifikan. Pada tahun 2012, terhitung sebanyak 3,850 paket kegiatan dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Jumlah ini menurun sejak tahun 2013, pada tahun 2014, hanya sekitar 3,000 paket dilaksanakan oleh pemerintah, menurun sebesar 22 persen. Hingga tahun 2014, lebih dari 17 ribu paket kegiatan yang bersumber dari dana otonomi khusus telah dilaksanakan, Gambar 3.4.

Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan bersumber dari Dana Otsus, masih terpusat pada paket kegiatan yang bernilai relatif kecil.23 Pada tahun 2012, di tingkat provinsi tercatat sebesar 50 persen dari keseluruhan kegiatan memiliki nilai dibawah Rp 500 juta. Sedangkan pada tahun 2013, jumlah kegiatan dengan nilai dibawah Rp 1 milyar terhitung sebesar 62 persen (411 paket kegiatan dari 655 paket) di tingkat provinsi.

22. Keseluruhan data mengenai paket dan kegiatan yang terdapat dalam analisis ini menggunakan data Tim Percepatan dan Pengendalian Khusus Pemerintah Aceh. Data program dan paket kegiatan yang dipantau bersifat program yang langsung yang dapat berupa pembangunan infrastruktur, pengawasan termasuk beberapa pengadaan meubiler.

23. Kajian Otonomi Khusus yang dilakukan Bank Dunia pada tahun 2011 juga menunjukkan

64%  

89%  

98%  

60%   70%   80%   90%   100%  

ACEH  BARAT  DAYA  SIMEULUE   PIDIE   SABANG   LHOKSEUMAWE  ACEH  SINGKIL   SUBULUSSALAM  ACEH  SELATAN   ACEH  BESAR  RATA-­‐  RATA   ACEH  UTARA   ACEH  TAMIANG  ACEH  BARAT   PIDIE  JAYA   ACEH  JAYA   ACEH  TENGAH  ACEH  TIMUR   NAGAN  RAYA  LANGSA   BANDA  ACEH   ACEH  TENGGARA  BIREUEN   BENER  MERIAH    2,176      2,791      3,850      3,217      3,003      -­‐      500      1,000      1,500      2,000      2,500      3,000      3,500      4,000      4,500     2009   2011   2012   2013   2014   60%;  Provinsi   40%;  Kab/Kota   Transfer     40%;  Provinsi   60%;  Kab/Kota  

Grafik 3.3 Penyerapan Kabupaten/kota

Sumber: Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh

Grafik 3.4 Jumlah paket kegiatan Otsus

Kajian Pelaksanaan Dana Otonomi Khusus Kabupaten/Kota

31

Sumber: P2K Aceh

Sama seperti tingkat provinsi, pelaksanaan kegiatan Dana Otsus di tingkat kabupaten/kota cenderung pada paket kegiatan yang berkisar diantara Rp 200- Rp 500 juta. Pada tahun 2012, sebesar 71 persen dari keseluruhan kegiatan

yang didanai Otsus di seluruh kabupaten/kota pada tahun 2013, dan hanya sebesar 7 persen kegiatan yang dibawah Rp 500 juta. Banyaknya kegiatan yang bernilai dibawah Rp 500 juta secara langsung akan mempengaruhi pengelolaan dari kegiatan, tidak hanya pengadministrasian, tetapi juga termasuk pemantauan dan evaluasi dari kegiatan yang dilakukan.

Pola pelaksanaan program dan kegiatan yang bersumber Dana Otsus dengan mekanisme transfer tidak banyak berbeda dengan tahun sebelumnya. Hampir keseluruhan paket dan kegiatan baik di tingkat provinsi dan kabupaten

kota terpusat pada kegiatan yang bernilai dibawah Rp 500 juta dan kurang dari 20 persen dari keseluruhan kegiatan yang bernilai diatas Rp 1 miliar. Banyaknya kegiatan yang bernilai dibawah Rp 500 juta secara langsung menyulitkan pemantauan dan pengawasan dari kegiatan.

Sumber: P2K Aceh

Ketiadaan rencana induk serta minimnya petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan otsus menjadi penyebab utama terpencarnya konsentrasi program dan kegiatan. Pada saat ini Bappeda provinsi Aceh sedang menyusun rencana

induk bagi seluruh bidang pembangunan yang didanai oleh otsus. Rencana induk yang sedang disusun ini akan mengatur dengan lebih rinci program-program utama yang patut didanai oleh Otsus. Rencana Induk juga akan menetapkan kriteria-kriteria seleksi program dan kegiatan secara lebih terperinci sebagai bahan acuan bagi kabupaten/kota dalam

Gambar 3.8 Paket Provinsi (sebelum transfer) Gambar 3.9 Paket Kabupaten/kota (sebelum transfer)

Gambar 3.10 Komposisi Paket Provinsi 2014 (mekanisme transfer) Gambar 3.11 Komposisi Paket Kabupaten/kota

(mekanisme transfer) 649   750   201   163   1340   1404   1837   1439   411   494   524   500   0   500   1000   1500   2000   2500   3000   2011   2012   2013   2014   <  200  Juta   >  200  Juta  -­‐  1  M   >    1  M     156   614   55   239   140   383   411   453   95   205   189   209   0   200   400   600   800   1000   1200   1400   2011   2012   2013   2014   <  200  Juta   >  200  Juta  -­‐  1  M   >    1  M     81%   8%   10%   1%   <  500  juta   >    500  Juta  -­‐  1  M   >    1  M  -­‐  5  M   >    5M  

mengusulkan program dan kegiatannya.24

Beban pekerjaan provinsi terhadap pengelolaan kegiatan otsus menjadi lebih ringan setelah mekanisme transfer dilakukan. Secara umum provinsi mengelola lebih banyak kegiatan dibandingkan dengan kabupaten/kota. Pada tahun

2014 (setelah mekanisme transfer diberlakukan), provinsi mengelola 901 paket kegiatan atau empat kali lipat dari paket/ kegiatan yang di kelola oleh kabupaten secara rata-rata, kurang dari 200 paket kegiatan. Dengan adanya mekanisme transfer, beban pekerjaan yang dilaksanakan oleh SKPA termasuk Dinas Keuangan berkurang secara siginifikan.

Program dan kegiatan yang dilaksanakan setelah mekanisme transfer mengurangi persentase proyek yang tidak selesai. Sebanyak 58 persen dari rsponden menyatakan bahwa mekanisme transfer memudahkan pelaksanaan program

dan kegiatan, karena sejak dari awal perencanaan dan persiapan pengelolaan sebuah program telah di rencanakan secara lebih matang, termasuk kebutuhan terhadap perubahan-perubahan program secara cepat dapat langsung dilaksanakan tanpa harus melalui rantai yang panjang.

Sumber: Survey Evaluasi Tata Kelola Dana Otsus Aceh, PPKD

Kualitas pelaksanaan program infrastruktur lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun masih terdapat

beberapa isu mengenai kewenangan infrastruktur dan tumpang-tindih program antar kabupaten/kota dan provinsi, akan tetapi 67 persen responden dari SKPA beranggapan bahwa kualitas pelaksanaan proyek infrastruktur pada tahun 2014 lebih baik. 25

Kabupaten/kota mampu memenuhi persyaratan yang diajukan dalam pergub 79/2013 untuk pelaksanaan program/kegiatan dana otsus. Beberapa syarat pelaksanaan program dana otsus seperti tersedianya ToR, DED, Studi

Kelayakan, Denah dan syarat lainnya dapat dipenuhi oleh kabupaten/kota. Sekitar 54 persen dari respond menyatakan bahwa syarat-syarat diatas dapat dipenuhi. Berbeda dengan provinsi, pada saat in Pergub hanya mengatur syarat pelaksanaan kegiatan untuk kabupaten/kota, tidak untuk provinsi.

24. Setiap tahunnya, pemerintah Aceh sejak tahun 2010, menerbitkan tentang kriteria pemilihan seleksi program dan kegiatan yang layak didanai oleh Dana Otsus, akan tetapi pada kriteria yang ditetapkan dinilai masih sangat umum dan multi tafsir. Ketiadaan kriteria operasional dan rinci merupakan penyebab utama dalam perencanaan program dan kegiatan yang didanai oleh Dana Otsus.

25. Untuk beberapa sektor lainnya, seperti pendidikan dan kesehatan sebahagaian besar responden dari tingkat provinsi juga menyatakan setuju terhadap kualitas pelaksanaan program dan kegiatan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Sedangkan kualitas pelaksanaan program dan kegiatan yang menyangkut pengentasan kemiskinan, jawaban responden terdistribusi merata, hal ini diakibatkan banyaknya program pengentasan kemiskinan yang dilakukan tanpa koordinasi yang baik antara provinsi dan kabupaten/kota. Hal ini berbeda di tingkat kabupaten/kota yang menyatakan bahwa program pengentasan kemiskinan lebih berhasil dilaksanakan dengan mekanisme tata kelola Qanun 2/2013, dikarenakan penyusunan program yang lebih fleksibel sesuai kebutuhan di lapangan.

Gambar 3.12 Mekanisme transfer mengurangi proyek yang tidak selesai

Gambar 3.13 Kualitas pelaksanaan kegiatan infrastruktur sekarang lebih baik dari tahun sebelumnya

67% 11% Tidak setuju Netral Setuju 22% 8% 47% 11% Tidak setuju Netral Setuju Sangat Setuju 34%

Kajian Pelaksanaan Dana Otonomi Khusus Kabupaten/Kota

33

Sumber: Survey Evaluasi Tata Kelola Dana Otsus Aceh, PPKD

Singkatnya waktu pengusulan perubahan perencanaan dana otonomi khusus. Perubahan program dan kegiatan pembangunan pada pemerintah merupakan hal yang lumrah terjadi, searah dengan dinamika kebutuhan pembangunan di lapangan. Hal ini juga dimungkinkan bagi program dan kegiatan yang bersumber Dana Otsus, yang harus disampaikan selambatnya 14 hari setelah Musrenbang otsus dilaksanan. Hal ini dinilai sangat singkat oleh Kabupaten/Kota, sehingga tidak banyak dari program dan kegiatan yang dapat dirubah meskipun mendesak, pantas dan strategis untuk dilaksanakan.

26

26. Pasal 19 ayat 1 dari Pergub no 79 tahun 2013 memungkinkan perubahan usulan program dan kegiatan oleh Kabupaten/Kota setelah Musrenbang. Dalam prakteknya usulan program yang disetujui belum sepenuhnya berdasarkan hasil perencanaan yang matang, seperti lokasi dan wilayah tanah yang sudah dibebaskan.

Gambar 3.14 Kabupaten/kota dapat memenuhi persyaratan Otsus Gambar 3.15 Pengusulan perubahan dalam 14 hari telah sesuai

dengan kebutuhan

Sangat Tidak Setuju Tidak setuju Netral Setuju Sangat Setuju 12% 24% 25% 36% 36% 3% 12% 49% 2% 19% 24% 6%

Sangat Tidak Setuju Tidak setuju Netral Setuju Sangat Setuju

Dokumen terkait