• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT

2. Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal,

padahal secara statistik tidak berdistribusi normal, jika nilai sig probability lebih besar dari 80,05 maka H0 ditolak dengan pengertian bahwa data yang dianalisis berdistribusi normal. Demikian juga

sebaliknya jika nilai sig probability lebih kecil dari 0,05 maka H0 diterima dengan pengertian bahwa data yang dianalisis tidak berdistribusi

normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji

statistik nonparametik kolmogorov-smirnov (K-S).

Tabel 4.15

Uji Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 111

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.52847559 Most Extreme Differences Absolute .055 Positive .045 Negative -.055 Kolmogorov-Smirnov Z .581

Asymp. Sig. (2-tailed) .888

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Hasil penelitian, 2015 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.15, terlihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah

0,888, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5% (0,05), dengan kata lain

4.6.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians. Jika varians dari residual atau kepengamatan yang lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas, yaitu :

1. Analisis Grafik

Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik

menyebar diatas dan dinbawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik –

titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan

telah terjadi heteroskedastisitas.

  Sumber : Hasil penelitian, 2015 (data diolah)

Gambar 4.4

Berdasarkan gambar 4.4 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta

titik – titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka

berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

2. Analisis Statistik

Dasar analisis metode statistik adalah jika variabel bebas signifikan

secara statistik mempengaruhi variabel terikat,maka ada indikasi terjadi

heteroskedastisitas. Tabel 4.15 Uji Glejser Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1(Constant) 1.964 .803 2.446 .016 Tingkat_Pendidikan .030 .047 .128 .648 .519 Sesialisasi_Keja -.058 .049 -.236 -1.198 .234

a. Dependent Variable: absut

Sumber : Hasil penelitian, 2015 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa tidak satupun variabel bebas

yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat Absut. Hal ini

terlihat dari probabilitas signifikansinmya diatas tingkat kepercayaan 5%, jadi

4.6.3 Uji Multikolinieritas

Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor), kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen lainnya, Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel indepanden yang terpilih dan tidak dijelaskan variabel independen lainnya. nilai yang dipakai

untuk tolerance > 0,1, dan VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.

Tabel 4.16 Uji Mutikolinieritas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.565 1.316 1.950 .054

Tingkat_Pendidik an

.413 .076 .476 5.405 .000 .234 4.270

Sesialisasi_Keja .408 .080 .449 5.100 .000 .234 4.270 a. Dependent Variable: Produktivitas_Kerja

Sumber : Hasil penelitian, 2015 (data diolah)

Berdasarka Tabel 4.16 dapat terlihat bahwa data (variabel ) terkena

multikolinieritas karena nilai VIF < 5, dan nilai tolerance > 0,1 sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi produktivitas kerja berdasarkan masukan

dari variabel tingkat pendidikan dan spesialisasi kerja.

4.7 Pembahasan

4.7.1 Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Kerja

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Tingkat Pendidikan memiliki

dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,413 dan nilai

thitung (5,405) yang lebih besar dari nilai ttabel (1,982) dengan tingkat signifikansi

0,000. Artinya jika tingkat pendidikan ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka

produktivitas kerja juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,413.

Penelitian menunjukan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi

produktivitas kerja karyawan pada PT.Langkat Nusantara Kepong. Hasil

perhitungan dan pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa variabel tingkat

pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja

karyawan, sedangkan variabel spesialisasi kerja juga berpengaruh positif dan

signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan.

PT. Langkat Nusantara Kepong (LNK) telah lebih selektif dalam perekrutan

karyawannya, hal ini dapat dilihat dari penyeleksian yang dilakukan lebih slektif

dengan prekrutan berdasarkan tingkat pendidikan dan di tempatkan berdasarkan

kriteria dan kemampuan karyawannya.

Tingkat Pendidikan merupakan faktor-faktor pendorong karyawan dalam

melakukan tindakan produktif untuk perusahaan. Dengan pendidikan yang

dimiliki karyawan baik pendidikan formal, informal, dan nonformal serta

kemampuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan dapat menerapkannya

dalam perusahaan scara profesional sehingga dapat memberikan kinerja yang

optimal bagi perusahaan. Tingkat pendidikan juga mempunyai fungsi sebagai

dalam meningkatkan prestasi kerjanya yang dapat dipupuk melalui program

pendidikan, pengembangan dan pelatihan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sedarmayanti (2001:32) bahwa melalui

pendidikan, seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siap tahu,

mengenal dan mengembangkan metode berpikir secara sistematik agar dapat

memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan dikemudian hari.

4.7.2 Pengaruh Spesialisasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Spesialisasi Kerja memiliki

pengaruh yang yang positif dan signifikan terhadap Produktivitas Kerja. Hal ini

dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,408 dan nilai

thitung (5,100) yang lebih besar dari nilai ttabel (1,982) dengan tingkat signifikan

0,000 artinya jika spesialisasi ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka

produktivitas kerja juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,408.

Pembagian spesialisasi kerja yang tepat akan berpengaruh positif terhadap

produktivitas kerja, karena dengan spsialisasi kerja yang terstruktur dengan baik

dan dilakukan dengan baik akan meningkatkan produktivitas kerja, karena

pengelolaan pekerjaan yang dilakukan akan lebih maksimal sehingga hasilnya

akan optimal bagi produktivitas perusahaan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Wibowo (2007:115) manfaat spesialisasi

rencana dan dapat diketahui dengan jelas tujuan suatu organisasi, pegawai, atau

karyawan yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pekerjaan tersebut.

Spesialisasi kerja dinilai sebagai pendukung untuk meningkatkan motivasi

kerja karyawan, serta memberi dampak yang baik pada peningkatan produktivitas

kerja karyawan pada PT. Langkat Nusantara Kepong (LNK). hasil penelitian ini

menunjukan bahwa variabel spesialisasi kerja berpengaruh positif dan signifikan

BAB V

Dokumen terkait