TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan
2.2 Spesialisasi Kerja
2.2.1 Pengertian Spesialisasi Kerja
Berbicara mengenai spesialisasi tugas dalam suatu organisasi tidak terlepas dari struktur organisasi sebagai pola hubungan antara individu dalam suatu kelompok dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan secara formal dibagikan kepada kelompok dan di koordinasikan sehingga merupakan satu kesatuan yang harmonis kemudian diarahkan untuk suatu tujuan tertentu. Individu-individu dalam kelompok menyiratkan individu-individu yang bergabung atas dasar kesamaan tujuan dalam suatu wadah yang formal. Tugas dan pekerjaan dlakukan oleh individu dan dilaksanakan secara terus menerus, sehingga perlu dikoordinasikan. Sedangkan kesatuan harmonis mencerminkan aktivitas yang dilakukan individu dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang hendak dicapai oleh seluruh unsur yang terlibat. Struktur organisasi diperlukan guna menjamin manajemen yang efektif. Tanpa struktur organisasi individu tidak akan memahami tugas mereka, apa yang harus dilakukan bagaimana mereka melakukan dan dengan siapa mereka bekerja. Dengan tidak adanya struktur organisasi maka akan terjadi ketidak jelasan.
Menurut Gibson,dkk (2006:395) ada empat kunci dalam mendesign sebuah struktur organisasi yaitu :
a) Division of labor
Proccess of dividing work into relatively specialed jobs to acheive advantages of specialization.
b) Departemental bases
Proccess in which an organization is structurally divided by combining jobs in departemens according to some shared characteristic or basis.
c) Span of control
Number of individuals who report to a specific manager.
d) Delegation of authority
Process of distributing authority downward in an organization.
Spesialisasi kerja maksudnya adalah sampai tingkat mana tugas dalam organisasi dipecah-pecah menjadi pekerjaan yang terpisah-pisah. Spesialisasi meningkatkan efisiensi, tapi pada tingkat tertentu, spesialisasi menimbulkan kerugian-kerugian. Contoh kerugian yang mungkin timbul adalah kebosanan, kelelahan, stres, produktifitas kerja rendah, kualitas kerja buruk, meningkatkan mangkir kerja/membolos, bahkan pada perusahaan swasta bisa meningkatkan jumlah pekerja yang keluar dari perusahaan. Spesialisasi kerja dalam suatu organisasi terkait penempatan kerja dari seorang pegawai.
Menurut Fathoni (2006:87), prinsip pokok dalam spesialisasi kerja adalah
menempatkan orang yang tepat pada tempatnya yang tepat yang sesuai dengan
proses penugasan atau pengisian jabatan baru atau jabatan yang berbeda. Menurut
Mathis dan Jackson (2004:32), spesialisasi kerja adalah penempatan sesorang ke
posisi pekerjaan yang tepat, hal ini difokuskan dengan kesesuaian dan pencocokan
antara pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan (knowledge, skill, and abilities) orang-orang dengan karakteristik-karakteristik pekerjaan.
Para manajer dalam suatu organisasi umumnya memusatkan perhatian
mereka pada 2 (dua) macam tingkat spesialisasi yaitu:
a. Spesialisasi menurut desain pekerjaan, berupa pengalokasian tugas-tugas
pekerjaan tertentu sesuai dengan bidang masing-masing individu atau
kelompok-kelompok.
b. Spesialisasi menurut departemenisasi, berupa penciptaan unit-unit kerja
atau kelompok-kelompok kerja, dengan jalan menempatkan berbagai
macam pekerjaan, di bawah kekuasaan pimpinan organisasi.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa spesialisasi tugas di
dalam suatu organisasi disebabkan karena banyaknya tugas yang harus
dilaksanakan oleh tidak hanya satu orang atau beberapa orang saja, selain itu jenis
pekerjaan beraneka ragam, serta untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil
kerja dan produktifitas.
2.2.2 Manfaat Spesialisasi Kerja
Menurut Wibowo (2007:115) manfaat spesialisasi kerja adalah agar supaya pekerjaan terselenggara dengan baik sesuai rencana dan dapat diketahui
dengan jelas tujuan suatu organisasi, pegawai atau karyawan yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pekerjaan tersebut.
Sedangkan menurut Daft (2006:142) manfaat spesialisasi kerja adalah: a. Memudahkan bagi seseorang untuk melaksanakan tugas pekerjaannya tanpa
nunggu perintah atau komando.
b. Diketahui dengan jelas wewenang dan tanggung jawab dari pekerjaan itu. c. Tidak meragukan dalam pemberian tugas atau pelaksanaan pekerjaan. d. Memudahkan dalam pengawasan
e. Tidak terjadinya simpang siur atau benturan dalam pelaksanaan pekerjaan. f. Menjadi dasar pertimbangan dalam penentuan kebutuhan pendidikan.
2.2.3 Pentingnya Spesialisasi Kerja
Adapun alasan diadakan spesialisasi kerja adalah bahwa seseorang tidak akan melakukan semua pekerjaan yang ada di dalam organisasi seorang diri tanpabantuan orang lain.
Alasan-alasan tentang pentingnya spesialisasi kerja yang dikemukakan oleh Hariandja (2002:78) antara lain:
1. Karena orang berbeda dalam pembawaan, kemampuan, kecakapan dan mencapai ketangkasan yang besar dengan spesialisasi.
2. Karena orang yang sama tidak dapat dapat berada di dua tempat pada saat yang sama.
4. Karena bidang pengetahuan dan keahlian bigitu luas, sehingga dalam rentang hidup tidak mungkin dapat mengetahui lebih banyak dari pada sebahagian kecil dari padanya.
2.2.4 Indikator-Indikator Spesialisasi Kerja
Menurut Fathoni (2006:87), untuk mengukur spesialisai kerja digunakan
indikator-indikator sebagai berikut :
1. Penempatan karyawan
Penempatan karyawan ialah bahwa setiap pegawai atau karyawan
telah ditempatkan sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan yang
dimiliki sebab ketidaktepatan dalam menetapkan posisi karyawan akan
menyebabkan jalannya pekerjaan menjadi kurang lancar dan tidak maksimal.
2. Beban kerja
Beban kerja adalah tugas pekerjaan yang dipercayakan untuk
dikerjakan dan tanggung jawabkan oleh satuan organisasi atau seorang
pegawai tertentu. Beban kerja yang harus dilaksanakan karyawan
hendaknya merata, sehingga dapat dihindarkan adanya seorang karyawan
yang mempunyai beban kerja terlalu banyak atau terlalu sedikit. Namun
demikian beban kerja yang merata ini tidak berarti bahwa setiap karyawan
di perusahaan tersebut harus tetap sama beban kerjanya.
3. Pembagian pekerjaan
Pembagian pekerjaan adalah pekerjaan yang diberikan berdasarkan
diperlukan dalam setiap organisasi karena tidak semua pekerjaan
membutuhkan keahlian dan tidak semua orang mempunyai keahlian yang
sama sebab setiap orang mempunyai kelebihan dan keterbatasan sendiri.
Agar semua tugas pekerjaan yang ada dapat dilaksanakan dengan baik
maka perlu sekali adanya pembagian pekerjaan, pembagian pekerjaan
bukan berarti merupakan tujuan mengkotak-kotakan pegawai atau
karyawan.