• Tidak ada hasil yang ditemukan

„Sukses sukses Wonogiri sukses‟

Pada data (172) terdapat perulangan atau repetisi epizeukis, yaitu perulangan satuan lingual yang dipentingkan beberapa kali secara berurutan. Dalam baris ini yang diulang adalah kata „sukses‟ yang diulang sebanyak tiga kali dalam satu baris.

4. Pencitraan

Citraan yang ditemukan dalam LIDS lirik lagu “Wonogiri Sukses” adalah berupa citraan gerak.

a. Pencitraan gerak

(173) Semangat sumber daya mrih lajuning pembangunan (CD/WS/7) „Semangat sumber daya agar majunya pembangunan‟

Pada data (173) penulis lagu berusaha menjelaskan kepada pendengar bahwa adanya pembangunan di Wonogiri yang didukung oleh sumber daya yang memadai. Penulis berusaha mendorong imajinasi pendengar mengenai keadaan Wonogiri yang terus membangun.

F. ANALISIS STILISTIKA LIRIK LAGU GERBANG SUKOWATI 1

2 3

Ayo yo ayo angayahi kardi

Ora ngemungake mring para pangarsa

Cancut gumregut mbangun Sukowati

„marilah mari menjalankan kewajiban‟ „Tak hanya menggantungkan pada pemimpin‟

commit to user 4 5 6 7 8

Kabeh prawarga duwe kewajiban Murih wewangunan katon endah asri Mujudake Sragen kutha kang mandiri Rakyat ayem tentrem gemah ripah loh jinawi

Gerbang Sukowati greget mbangun Sukowati

„Semua warga punya kewajiban‟ „Agar bangunan terlihat indah asri‟ „Mewujudkan Sragen kota yang mandiri‟ „Rakyat hidup tenteram semua kebutuhan tercukupi‟

„Gerbang Sukowati semangat membangun Sukowati‟

1. Pemanfaatan aspek bunyi

A. Asonansi (purwakanthi swara)

Pada LIDS lirik lagu “Gerbang Sukowati” ditemukan beberapa asonansi yaitu asonansi /ᴐ/, asonansi /i/, asonansi /ê/, asonansi /o/.

1) Asonansi /ᴐ/

(174) Ora ngemungake mring para pangarsa (GN/GS/2) „Tak hanya menggantungkan pada pemimpin‟

Pada data (174) ora ngemungake mring para pangarsa „tak hanya menggantungkan pada pemimpin‟, pada baris ini terdapat asoansi /a/ yaitu pada kata para pangarsa „para pemimpin‟. Pada data tersebut asonansi /a/ berfungsi menambah kemerduan dan memberikan kesan adanya kerapatan antara kata tersebut.

2) Asonansi /i/

(175) Murih wewangunan katon endah asri Mujudake Sragen kutha kang mandiri

Rakyat ayem tentrem gemah ripah loh jinawi

Gerbang Sukowati greget mbangun Sukowati (GN/5-8) „Agar bangunan terlihat indah asri‟

„Mewujudkan Sragen kuta yang mandiri‟

„Rakyat hidup tenteram semua kebutuhan tercukupi‟ „Gerbang Sukowati semangat membangun Sukowati‟

commit to user

Pada data (175) terdapat asonansi /i/ pada akhir baris, yaitu pada kata asri „asri‟, mandiri „mandiri‟, jinawi „serba murah‟, dan Sukowati „nama lain kota Sragen‟. Keempat kata tersebut secara berurutan berada pada akhir masing-masing baris.

3) Asonansi /ê/

(176) Rakyat ayêm têntrêm gêmah ripah loh jinawi (GN/GS/7) „rakyat hidup tenteram tanpa kekurangan suatu apapun‟

Pada data (176) rakyat ayem tentrem gemah ripah loh jinawi, pada baris tersebut terdapat asonansi /ê/ yaitu pada kata ayem tentrem „hidup tenang‟ dan gemah ‘ramai‟.

4) Asonansi /o/

(177) Ayo yo ayo angayahi kardi (GN/GS/1) „Marilah mari menjalankan kewajiban‟

Pada data (177) ayo yo ayo angayahi kardi „marilah mari menjalankan kewajiban‟, pada baris tersebut ditemukan asonansi /o/ yaitu pada tiga kata awal ayo yo ayo „marilah mari‟. Suara vokal /o/ yang berurutan menyebabkan lagu menjadi terdengar merdu.

b. Aliterasi ( purwakanthi sastra)

Pada LIDS lirik lagu “Gerbang Sukowati” ditemukan aliterasi berupa aliterasi /g/ dan aliterasi /y/.

1) Aliterasi /g/

(178) Gerbang Sukowati greget mbangun Sukowati (GN/GS/8)

commit to user (179) Ayo yo ayo angayahi kardi (GN/GS/1)

„Marilah mari menjalankan kewajiban‟

Pada pada (178) terdapat aliterasi /g/ yaitu pada kata gerbang „gerbang‟ dan greget „semangat/tekad‟. Adanya perulangan tersebut menambah kesan ritmis pada suara yang dihasilkan. Pada data (179) merupakan data yang mengandung aliterasi /y/, yaitu pada kata ayo yo ayo „marilah mari‟.

c. Purwakanthi lumaksita

(180) Ayo yo ayo angayahi kardi (GN/GS/1)

„Marilah mari menjalankan kewajiban‟

Data (180) ayo yo ayo angayahi kardi „marilah mari menjalankan kewajiban‟, dalam baris tersebut ditemukan perulangan kata dari ayo „mari‟, yang berada berurutan pada awal baris sehingga menciptakan pola yang menyatu dan merdu.

2. Diksi / pilihan kata

Pada lagu Gerbang Sukowati ditemukan beberapa diksi, yaitu; kosakata bahasa Indonesia, kosakata bahasa kawi, tembung plutan, tembung saroja, sinonim, dan idiom (ungkapan).

a. Kosakata Bahasa Indonesia

(181) Mujudake Sragen kutha kang mandiri (GN/GS/6) „Mewujudkan Sragen kota yang mandiri‟

pada data (181) mujudake Sragen kutha mandiri „mewujudkan Sragen kota yang mandiri‟, kata “mandiri” dipilih karena kata tersebut lebih mudah diterima oleh masyarakat umum. Alasan lain juga dikarenakan kesulitan mencari padanan kata mandiri dalam bahasa Jawa.

commit to user b. Kosakata bahasa kawi

(182) Ayo yo ayo angayahi kardi (GN/GS/1) „Marilah mari menjalankan kewajiban‟

Data (182) ayo yo ayo angayahi kardi „marilah mari menjalankan kewajiban‟, dalam larik tersebut terdapat kosakata bahasa kawi yaitu kardi „kewajiban/pekerjaan‟. Kata tersebut dipilih karena lebih memiliki nilai keindahan dibanding jika menggunakan bahasa Jawa sekarang misalnya pagawean „pekerjaan‟.

c. Tembung saroja

(183) Rakyat ayem tentrem gemah ripah loh jinawi (GN/GS/7) „Rakyat hidup tenteram tanpa kekurangan suatu apapun‟

pada data (183) terdapat tembung saroja yaitu ayem tentrem „hidup tenteram‟, kedua kata tersebut memiliki makna yang hampi sama yaitu „hidup tenang‟.

d. Tembung plutan

(184) Kabeh prawarga duwe kewajiban (GN/GS/4) „Semua warga punya kewajiban‟

(185) Mujudake Sragen kutha kang mandiri „Mewujudkan Sragen kota yang mandiri‟

Pada data (184) kabeh prawarga duwe kewajiban „semua warga punya kewajiban‟, pada baris tersebut terdapat tembung plutan atau kata yang mengalami pengurangan jumlah suku kata, yaitu pra yang berasal dari kata para „para‟. Pada data (185) terdapat tembung plutan atau kata yang dikurangi jumlah

commit to user

sukukatanya yaitu kata kang „yang‟ yang berasal dari kata ingkang yang berarti „yang‟. Pengurangan tersebut bertuan untuk menyelaraskan lagu.

e. Sinonim

(186) Cancut gumregut mbangun Sukowati Kabeh prawarga duwe kewajiban Murih wewangunan katon endah asri

Mujudake Sragen kutha kang mandiri (GN/GS/3-6) „Bekerja dengan giat membangun Sukowati‟

„Semua warga punya kewajiban‟ „Agar bangunan terlihat indah asri‟ „Mewujudkan Sragen kota yang mandiri‟

Pada data (186) terdapat kata yang bersinonim yaitu kata “Sukowati” dengan kata “Sragen”, penulis mencoba mengungkapkan nama lain dari kota Sragen, seperti diketahui secara umum bahwa nama lain dari kota Sragen adalah kota Sukowati.

f. Idiom atau ungkapan

(187) Rakyate ayem tentrem gemah ripah loh jinawi (GN/GS/7) „Rakyatnya hidup tenteram tanpa kekurangan suatu apapun‟

Pada data (187) terdapat ungkapan Jawa yaitu gemah ripah loh jinawi, ungkapan ini mempunyai penjabaran yang sangat panjang, gemah „tempat yang ramai‟, ripah „sangat kaya‟, loh „subur, semua yang ditanam akan menghasilkan‟, jinawi „serba murah‟, jadi bisa diartikan sebagai tempat yang ramai dikunjungi banyak orang, tempat yang kaya, sangat subur dan kebutuhan sehari-hari terjangkau.

commit to user g. Bentuk-bentuk literer

1) Afiksasi

Pada LIDS lirik lagu Gerbang Sukowati ditemukan afiksasi literer berupa infiks „sisipan‟ {-um-} dan prefiks „awalan‟ {-aN-}.

(188) Cancut gumregut mbangun Sukowati (GN/GS/3) „bekerja dengan giat membangun Sukowati‟ (189) Ayo yo ayo angayahi kardi (GN/GS/1)

„Marilah mari menjalankan kewajiban‟

Pada data (188) terdapat kata yang mengalami afiksasi yaitu kata gumregut yang berasal dari kata dasar gregut „giat‟ yang mendapat seselan „sisipan‟ {-um-}. Dengan perubahan bentuk tersebut membuat kata gumregut „giat‟ lebih memiliki nilai keindahan dari pada hanya kata gregut „giat‟. Pada data (189) terdapat afiksasi literer berupa prefiks {aN-}, kata tersebut adalah anganyahi yang berasal dari prefiks {aN-} + {ayahi}.

2) Reduplikasi

Reduplikasi yang ditemukan dalam lirik lagu Gerbang Sukowati adalah berupa dwipurwa „perulangan suku kata awal‟.

(190) Murih wewangunan katon endah asri (GN/GS/5) „Agar bangunan terlihat indah asri‟

Pada data (190) terdapat kata yang mengalami reduplikasi yaitu kata wewangunan „banyak bangunan‟, kata tersebut disebut dwipurwa yaitu perulangan hanya pada suku kata pertama saja.

commit to user 3. Gaya bahasa

Dalam lirik lagu Gerbang Sukowati ditemukan dua gaya bahasa, yaitu gaya bahasa personifikasi dan gaya bahasa repetisi epizeuksis.

a. Personifikasi

(191) Mujudake Sragen kutha mandiri (GN/GS/6) „Mewujudkan Sragen kota mandiri‟

Pada data (191) merupakan gaya bahasa personifikasi karena menyamakan kota Sragen seolah-olah memiliki sifat mandiri seperti manusia, karena pada umumnya yang mempunyai sifat mandiri adalah manusia.

b. Repetisi epizeuksis

Repetisi epizeuksis adalah pengulangan satuan lingual (kata) yang dipentingkan beberapa kali secara berurutan.

(192) Gerbang Sukowati, greget mbangun Sukowati (GN/GS/8) „Gerbang Sukowati, semangat membangun Sukowati‟

Pada data (192) gerbang Sukowati greget mbangun Sukowati „semangat membangun Sukowati‟ terdapat satu kata yang diulang karena merupakan bagian yang penting yaitu Sukowati „Sukowati/Sragen.

4. Pencitraan

Pada LIDS lagu “Gerbang Sukowati”, ditemukan pencitraan yaitu pencitraan gerak.

a. Citraan gerak

(193) Cancut gunregut mbangun Sukowati (GNB/GS/3) „Bekerja dengan giat membangun Sukowati‟

commit to user

Pada data (193) merupakan penggambaran gerak yang dilakukan oleh masyarakat Sragen, dalam baris tersebut penulis ingin menyampaikan bagaimana mobilitas dan semangat masyarakat Sragen dalam membangun kotanya.

Dokumen terkait