• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Tahu Rumah Tangga Di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

6. Tidak Ada Mitra Usaha

5.3. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Tahu Rumah Tangga Di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan

Menurut Chandler dalam Rangkuti (2018), strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, dimana dalam perkembanganya konsep mengenai strategi harus terus berkembang. Berbagai masalah dalam menghadapi tujuan harus dapat mengembangkan strategi pengembangan yang tepat bagi pelaku usaha, dilakukan identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh bagi pelaku usaha. Melalui faktor strategi internal dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, sedangkan melalui faktor strategi eksternal dapat diketahui peluang dan ancaman yang dihadapi industri tahu rumah tangga. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang diperoleh dari pengusaha tahu rumah tangga di daerah penelitian, maka dapat dilihat faktor-faktor strategi internal (kekuatan-kelemahan) dan faktor-faktor strategi eksternal (peluang-ancaman) industri tahu rumah tangga di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan sebagai berikut:

Tabel 5.10. Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman Usaha

1. Kualitas Bahan Baku Sangat Baik 2. Tidak Menggunakan Bahan Kimia 3. Proses Produksi Mudah

4. Pengusaha Sudah Berpengalaman 5. Kualitas Produk Tahu Baik 6. Penanganan Limbah Baik

7. Keterampilan Tenaga Kerja Baik

Kelemahan

1. Minimnya Modal Usaha

2. Penggunaan Teknologi Yang Masih Sederhana

3. Kemasan Tidak Tertutup 4. Tidak Adanya Izin Usaha

Faktor 4. Pasar Tahu Yang Luas

5. Ketersediaan Alat Transportasi

Ancaman

1. Kurangnya Ketersediaan Bahan Baku Kedelai

2. Mahalnya Harga Bahan Baku Kedelai 3. Kelangkaaan Tenaga Kerja

4. Kurangnya Pelatihan/Penyuluhan Dari Pemerintah

5. Banyaknya Pesaing 6. Tidak Ada Mitra Usaha Sumber: Lampiran 5

Setelah diketahui faktor-faktor internal dan eksternal pada usaha industri tahu rumah tangga di daerah penelitian, kemudian tahap pengklasifikasian data. Tahap pengklasifikasian data adalah kegiatan pengumpulan data dan pengklasifikasian serta pra analisis. Pada tahap ini data akan dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal, model yang dapat digunakan dalam tahap ini adalah matriks faktor strategi internal (IFAS) dan matriks faktor strategi eksternal (EFAS). Setelah faktor-faktor strategis tersebut di identifikasi selanjutnya dilakukan pembobotan dan peratingan faktor-faktor strategis tersebut.

Pembobotan dilakukan dengan metode paired comparison yaitu pembobotan

dengan cara membandingkan setiap faktor strategis untuk mengetahui tingkat kepentingan dari faktor-faktor strategis tersebut bagi usaha. Sedangkan peratingan didasarkan pada tinggi rendahnya respon usaha terhadap faktor-faktor strategis tersebut. Pemberian bobot dan rating dilakukan oleh 12 responden yaitu pemilik usaha tahu rumah tangga di Kelurahan Dadimulyo dan 1 responden diambil dari lembaga pemerintahan yang kemudian diambil rata-ratanya untuk mendapatkan bobot dan ratingnya dengan total bobot sama dengan satu.

Matriks Faktor Strategi Internal

Hasil identifikasi faktor-faktor internal usaha tahu rumah tangga dan pemberian rating diperoleh hasil analisis yang terdapat pada Tabel 5.11. berikut ini :

Tabel 5.11. Matriks Faktor Strategi Internal

Faktor Strategi Internal Rating Bobot Skor

Kekuatan:

1. Kualitas Bahan Baku Sangat Baik 3,78 0,111 0,419 2. Tidak Menggunakan Bahan Kimia 4,00 0,063 0,252

3. Proses Produksi Mudah 3,15 0,110 0,346

4. Pengusaha Sudah Berpengalaman 3,20 0,097 0,310 5. Kualitas Produk Tahu Baik

6. Penanganan Limbah Baik 7. Keterampilan Tenaga Kerja Baik 3,84 0,111 0,426 Kelemahan:

1. Minimnya Modal Usaha 1,69 0,120 0,202

2. Penggunaan Teknologi Yang Masih Sederhana

1,92 0,084 0,161

3. Kemasan Tidak Tertutup 1,70 0,088 0,149

4. Tidak Adanya Izin Usaha 1,70 0,070 0,119

Sumber: Lampiran 3,4 (diolah), 2019 Matriks Faktor Strategi Eksternal

Hasil identifikasi faktor-faktor eksternal usaha tahu rumah tangga dan pemberian rating diperoleh hasil analisis yang terdapat pada Tabel 5.12. berikut ini :

Tabel 5.12. Matriks Faktor Strategi Eksternal

Faktor Strategi Eksternal Rating Bobot Skor Peluang:

1. Banyaknya Permintaan Tahu 3,23 0,101 0,326

2. Harga Tahu Stabil 3,00 0,084 0,252

3. Kesadaran Masyrakat Tinggi 3,07 0,100 0,307

4. Pasar Tahu Luas 3,00 0,097 0,291

5. Ketersediaan Alat Transportasi 3,23 0,095 0,306 Ancaman:

1. Kurangnya Ketersediaan Bahan Baku Kedelai 1,69 0,110 0,185 2. Mahalnya Harga Bahan Baku Kedelai 1,70 0,111 0,188

3. Kelangkaan Tenaga Kerja 2,00 0,105 0,210

4. Kurangnya Penyuluhan Dari Pemerintah 1,07 0,089 0,089

5. Banyaknya Pesaing 1,00 0,086 0,086

6. Tidak Ada Mitra Usaha 1,00 0,101 0,101

Sumber : Lampiran 3,4 (diolah), 2019

Selanjutnya dilakukan penggabungan antara faktor strategis internal dan faktor strategi eksternal pada Tabel 5.13 berikut ini:

Tabel 5.13. Penggabungan Matriks Evaluasi Faktor Strategi Internal Dan Faktor Strategi Eksternal Pengembangan Usaha Industri Tahu Rumah Tangga

Faktor-Faktor Strategi rating bobot Skor

Faktor Strategi Internal Kekuatan

1. Kualitas Bahan Baku Sangat Baik 3,78 0,111 0,419

2. Tidak Menggunaan Bahan Kimia 4,00 0,063 0,252

3. Proses Produksi Mudah 3,15 0,110 0,346

4. Pengusaha Sudah Berpengalaman 3,20 0,097 0,310

5. Kualitas Produk Tahu Baik 3,60 0,099 0,356

6. Penanganan Limbah Baik 3,38 0,104 0,351

7. Keterampilan Tenaga Kerja Baik 3,84 0,111 0,426

Total Skor Kekuatan 0,695 2,459

Kelemahan

1. Minimnya Modal Usaha 1,69 0,120 0,202

2. Penggunaan Teknologi Yang Masih Sederhana 1,92 0,084 0,161

3. Kemasan Tidak Tertutup 1,70 0,088 0,149

4. Tidak Adanya Izin Usaha 1,70 0,070 0,119

Total Skor Kelemahan 0,362 0,631

Selisih (Kekuatan-Kelemahan) 1 1,828

Faktor Strategi Eksternal Peluang

1. Banyaknya Permintaan Tahu 3,23 0,101 0,326

2. Harga Tahu Stabil 3,00 0,084 0,252

3. Kesadaran Masyarakat Tinggi 3,07 0,100 0,307

4. Pasar tahu Luas 3,00 0,097 0,291

5. Ketersediaan Alat Transportasi 3,23 0,095 0,306

Total Skor Peluang 0,477 1,482

Ancaman

1. Kurangnya Ketersediaan Bahan Baku Kedelai 1,69 0,110 0,185 2. Mahalnya Harga Bahan Baku Kedelai 1,70 0,111 0,188

3. Kelangkaan Tenaga Kerja 2,00 0,105 0,210

4. Kurangnya Pelatihan/Penyuluhan Dari Pemerintah 1,07 0,089 0,089

5. Banyaknya Pesaing 1,00 0,086 0,086

6. Tidak Ada Mitra Usaha 1,00 0,101 0,101

Total Skor Ancaman 0,602 0,859

Selisih (Peluang-Ancaman) 1 0,623

Sumber: Lampiran 3,4,5, (diolah), 2019

Dari Tabel 5.13 menjelaskan bahwa selisih faktor strategis internal (kekuatan-kelemahan) adalah sebesar 1,828 yang berarti bahwa pengaruh kekuatan lebih besar dibandingkan pengaruh kelemahan terhadap pengembangan usaha industri tahu rumah tangga. Sedangkan selisih faktor strategis eksternal (peluang-ancaman) sebesar 0,623 yang artinya pengaruh peluang lebih besar dari pada pengaruh ancaman terhadap pengembangan usaha industri tahu rumah tangga di Desa Dadimulyo.

Setelah melakukan perhitungan bobot dari masing-masing faktor internal maupun faktor eksternal kemudian dianalisis dengan menggunakan matiks posisi. Matriks posisi ini digunakan untuk melihat posisi strategi pemasaran usaha industri tahu rumah tangga di daerah penelitian. Berdasarkan penggabungan matriks evaluasi faktor internal dan eksternal tersebut, maka dapat doketahui posisi strategi pengembangan usaha tahu rumah tangga di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan. Nilai x diperoleh dari selisih faktor internal (kekuatan-kelemahan) dan nilai y diperoleh dari selisih faktor eksternal (peluang-ancaman). Posisi titik koordinatnya dapat dilihat pada koordinat cartesius sebagai berikut:

Y (+)

Strategi Defensif Strategi Diversifikasi

Y (-)

Gambar 5.1. Matriks Posisi Strategi Pengembangan Usaha Tahu Rumah Tangga

Dari hasil matriks internal dan eksternal yang diperoleh dari nilai total skor pembobotan pada usaha tahu rumah tangga oleh pemilik pabrik di daerah penelitian pada Gambar 5.1 menunjukkan nilai x>0 yaitu 1,828, yang artinya nilai ini merupakan selisih antara kekuatan dan kelemahan dimana kekuatan lebih besar dibandingkan dengan kelemahan. Dan nilai y>0 yaitu 0,623, yang artinya nilai ini merupakan selisih antara peluang dan ancaman dimana Peluang lebih besar dari pada ancaman. Hal ini menunjukkan bahwa usaha tahu rumah tangga di Kelurahan Dadimulyo berada pada posisi strategi pengembangan kuadran I (Strategi Agresif). Situasi pada kuadran I ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga

EKSTERNAL FAKTOR

dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).

Posisi tersebut sangat menguntungkan bagi industri tahu rumah tangga karena industri tahu rumah tangga memiliki banyak peluang (Banyaknya permintaan tahu, Harga tahu stabil, Kesadaran masyarakat tinggi, Pasar tahu yang luas, Ketersediaan alat transportasi) dengan memanfaatkan kekuatan yang ada (Kualitas bahan baku sangat baik, Tidak menggunaan bahan kimia, Proses produksi mudah, Pengusaha sudah berpengalaman, Kualitas produk tahu baik, Penanganan limbah baik, Keterampilan tenaga kerja baik).

Dengan demikian, hipotesis 1 strategi pemasaran yang digunakan oleh usaha industri tahu rumah tangga di daerah penelitian adalah strategi agresif diterima.

Analisis Matriks SWOT

Matrik SWOT merupakan alat pencocokan yang digunakan dalam berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi suatu usaha. Identifikasi sistematis atas kondisi internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan usaha serta lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh suatu usaha. Tujuan dibuatnya matrik SWOT adalah untuk mengumpulkan beberapa strategi yang memungkinkan untuk digunakan oleh pelaku usaha industri tahu rumah tangga. Selanjutnya hasil identifikasi faktor eksternal – internal yang dilakukan pada usaha industri tahu rumah tangga dianalisis dengan menggunakan matrik SWOT. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.14. Matriks SWOT Usaha Industri Tahu Rumah Tangga

IFAS EFAS

Kekutan (Strengths) Kelemahan (Weakness) 1. Menggunakan Bahan Baku

Berkualitas

2. Tidak Menggunaan Bahan Kimia 3. Proses Produksi Mudah

4. Pengalaman Berusaha 5. Kualitas Produk Tahu Baik 6. Penanganan Limbah Baik 7. Keterampilan Tenaga Kerja Baik

1. Minimnya Modal Usaha 2. Menggunakan Teknologi

Sederhana

3. Kemasan Tidak Tertutup 4. Tidak Ada Izin Usaha

Peluang (Opportunities) Strategi S-O Strategi W-O

1. Banyaknya Permintaan kembangkan produk dengan memperluas kerja sama dengan berbagai pihak dengan memanfaatkan pasar tahu yang luas dengan memanfaatkan ketersediaan transportasi yang memadai (S2,5 O4,5)

2) Meningkatkan keunggulan produk, menjaga kualitas tahu yang dihasilkan dengan memanfaatkan kesadaran masyarakat dan keterampilan tenaga kerja baik dengan harga tahu yang stabil (S1,3,7 O1,2,3)

3) Memperluas jangkauan pemasaran , mencoba memasuki pasar yang berada di luar kota dengan memanfaatkan banyaknya permintaan akan tahu dan ketersediaan transportasi yang memadai (S3,4,5 O1,5)

1) Meningkatkan inovasi dalam pembuatan tahu dengan memanfaatkan banyaknya permintaan akan tahu dan pasar tahu yang luas (W2,3, O1,2,3,4,)

2) Melakukan kerja sama dengan lembaga perbankan dan lembaga keuangan mikro (LKM) melalui fasilitas permerintah di

Kabupaten untuk

meningkatkan permodalan (W1,4, O5)

Ancaman (Threats) Strategi S-T Strategi W-T

1. Kurangnya

Ketersediaan Bahan Baku Kedelai

2. Mahalnya Harga Bahan Baku Kedelai 6. Tidak Ada Mitra Usaha

1) Diperlukan kebijakan pemerintah terhadap petani kedelai agar bahan baku kedelai yang berkualitas baik dari dalam negeri tidak kalah saing dengan kedelai impor dan selalu tersedia untuk mengurangi harga kedelai yang sangat tinggi agar produksi tahu rumah tangga tetap berjalan (S1,2 T1,2)

2) Diperlukan pelatihan dan pembinaan usaha bagi pengusaha tahu rumah tangga agar dapat lebih berkembang (S3,4,5 T3,4,5) 3) Menjalin kerja sama dengan

restaurant atau pedagang eceran agar meningkatkan penjualan (S1,5, T5,6)

1) Meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas untuk melakukan inovasi produk tahu agar dapat meningkatkan pendapatan (W2,3,4, T1,2,3)

2) Memperbaiki manajemen usaha dan mencari pasar baru (W1,4 T5,6)

Berdasarkan Tabel 5.14, setalah dilakukan analisis dengan menyusun faktor-faktor strategis dalam matriks SWOT, matriks ini menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis yaitu strategi S-O (Strengths-Oppurtunities), strategi S-T (Strengths-Threats), strategi W-O (Weakness-Opportunities), strategi W-T (Weakness-Threats).

Beberapa alternatif strategi yang sesuai bagi pengembangan usaha tahu rumah tangga di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan dari matriks SWOT. Matriks ini SWOT ini dibangun berdasarkan faktor-faktor strategi baik internal (kekuatan-kelemahan) maupun eksternal (peluang-ancaman).

adapun alternatif strategi pengembangan usaha tahu rumah tangga di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan yaitu:

1. Strategi S-O

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahan, yaitu dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang sebesar-besarnya, yaitu:

1. Pertahankan kualitas dan kembangkan produk dengan memperluas kerja sama dengan berbagai pihak dengan memanfaatkan pasar tahu yang luas dengan memanfaatkan ketersediaan transportasi yang memadai (S2,5 O4,5).

2. Meningkatkan keunggulan produk, menjaga kualitas tahu yang dihasilkan dengan memanfaatkan kesadaran masyarakat dan keterampilan tenaga kerja baik dengan harga tahu yang stabil (S1,3,7 O1,2,3).

3. Memperluas jangkauan pemasaran , mencoba memasuki pasar yang berada di luar kota dengan memanfaatkan banyaknya permintaan akan tahu dan ketersediaan transportasi yang memadai (S3,4,5 O1,5).

2. Strategi S-T

Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman, yaitu:

a. Diperlukan kebijakan pemerintah terhadap petani kedelai agar bahan baku kedelai yang berkualitas baik dari dalam negeri tidak kalah saing dengan kedelai impor dan selalu tersedia untuk mengurangi harga kedelai yang sangat tinggi agar produksi tahu rumah tangga tetap berjalan (S1,2 T1,2).

b. Diperlukan pelatihan dan pembinaan usaha bagi pengusaha tahu rumah tangga agar dapat lebih berkembang (S3,4,5 T3,4,5).

c. Menjalin kerja sama dengan restaurant atau pedagang eceran agar meningkatkan penjualan (S1,5, T5,6).

3. Strategi W-O

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluag yang ada denga cara meminimalkan kelemahan yang ada, yaitu:

a. Meningkatkan inovasi dalam pembuatan tahu dengan memanfaatkan banyaknya permintaan akan tahu dan pasar tahu yang luas (W2,3, O1,2,3,4,).

b. Melakukan kerja sama dengan lembaga perbankan dan lembaga keuangan mikro (LKM) melalui fasilitas permerintah di Kabupaten untuk meningkatkan permodalan (W1,4, O5).

4. Strategi W-T

Strategi ini didasarkan pada kegiatan meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman, yaitu:

a. Meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas untuk melakukan inovasi produk tahu agar dapat meningkatkan pendapatan (W2,3,4, T1,2,3).

b. Memperbaiki manajemen usaha dan mencari pasar baru (W1,4 T5,6)

Berdasarkan analisis strategi diatas, maka adapum program-program yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengembagan industri usaha tahu rumah tangga di daerah penelitian adalah:

1. Program Pemberian Modal Usaha

Program ini diperlukan untuk memberikan suntikan dana yang berupa pinjaman modal usaha kepada pengusaha tahu. Dengan modal yang cukup, para pengusaha dapat meningkatkan kualitas produk, menambah teknologi untuk proses produksi, dan armada kendaraan pengantaran produk sehingga dapat dengan mudah memperluas pemasaran.

2. Program Informasi Pasar

Program ini diperlukan untuk memberikan informasi kepada pengusaha dalam memperluas jangkauan distribusi dan pemasaran. Informasi yang diperlukan adalah tersedianya restaurant, toko, swalayan, ataupun lokasi strategis agar dengan mudah menjalin kerja sama dan dapat mengembangkan usaha serta meningkatkan pendapatan.

3. Program Pelatihan dan Penerapan Teknologi

Program ini diperlukan untuk memberikan pengarahan kepada pengusaha dalam menggunakan teknologi modern yang tepat guna sehingga dapat meningkatkan produksi. Kebanyakan dari usaha tahu adalah usaha yang sudah dijalankan bertahun-tahun namun masih menggunakan teknologi yang sederhana. Sosialisasi juga diperlukan agar masyarakat lebih memahami tentang kesehatan bahwa tahu selain harganya murah, kaya akan zat gizi agar permintaan tahu bisa lebih meningkat di pasaran sehingga pendapatan usaha juga meningkat.

BAB VI

Dokumen terkait