• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TAHU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN DADIMULYO, KECAMATAN KISARAN BARAT, KABUPATEN ASAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TAHU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN DADIMULYO, KECAMATAN KISARAN BARAT, KABUPATEN ASAHAN"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

KISARAN BARAT, KABUPATEN ASAHAN

SKRIPSI

OLEH:

IRA ARISKA DEWI 150304064 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)

TANGGA DI KELURAHAN DADIMULYO, KECAMATAN KISARAN BARAT, KABUPATEN ASAHAN

SKRIPSI

OLEH : IRA ARISKA DEWI

150304064 AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

IRA ARISKA DEWI (150304064) dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Tahu Rumah Tangga Di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan. Penelitian ini dilaksanakan dibawah bimbingan Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec dan Siti Khadijah Hidayatullah Nasution, S.P, M.Si.

Penelitian ini bertujuan 1. Mengidentifikasi karakteristik pengusaha tahu rumah tangga di daerah penelitian, 2. Menganalisis faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi strategi pengembangan usaha tahu rumah tangga di daerah penelitian, 3. Menganalisis strategi pengembangan usaha tahu rumah tangga.

Pemilihan lokasi penelitiann dilakukan dengan purposive, kemudian dalam penentuan sampel digunakan metode sensus. Untuk menganalisis tujuan pertama menggunakan metode deskriptif, tujuan kedua menggunkan matriks faktor eksternal dan internal, sementara tujuan ketiga dianalisis dengan menggunakan metode analisis SWOT.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa usaha industri tahu rumah tangga berada pada posisi strategi pengembangan kuadran I (Strategi Agresif). Strategi Agresif lebih fokus kepada strategi S-O (Strengths- Oppurtunities).

Kata kunci: Tahu, Strategi Pengembangan, SWOT

(6)

ABSTRACT

IRA ARISKA DEWI (150304064) under the title of thesis is Development Strategy Analysis of Household Tofu in Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan. Conducted by Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec and Siti Khadijah Hidayatullah Nasution, S.P., M.Si.

The research aims are to Identify characteristics of employers know the household in the research area, analyzing external and internal factors affecting the business development strategy of tofu households in the research area, analyzing the business development strategy to know the household. Selection of research site ann conducted with purposive, then in the determination of samples used census methods. To analyse the first goal using a descriptive method, the second objective is to use an external and internal factor matrix, while the third goal is analyzed using the SWOT analysis method.

The results of this study showed that the industry business knew the household was in the position of development strategy Quadrant I (Aggressive strategy).

Aggressive strategies focus more on the S-O (Strengths-Oppurtunities) strategy.

Kata kunci: Tofu, Development Strategy, SWOT

(7)

RIWAYAT HIDUP

Ira Ariska Dewi, lahir di Sei Silau Timur pada tanggal 13 Juli 1997. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara, putri dari Bapak Juarno,S.P dan Ibu Sri Wahyuni,S.Ag

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2002 masuk Taman Indria Perguruan Taman Siswa Sidodadi lulus tahun 2003.

2. Tahun 2003 masuk SDN 010083 Kisaran Barat lulus tahun 2009.

3. Tahun 2009 masuk SMP N 1 Kisaran lulus tahun 2012.

4. Tahun 2012 masuk SMA N 1 Kisaran Lulus tahun 2015.

5. Tahun 2015 menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur SNMPTN.

6. Mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Mekar Mulio, Kecamatan

Sei Balai, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara dari bulan Juli 2018 - Agustus 2018.

7. Melaksanakan Penelitian di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan pada Bulan Februari – Maret 2019.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Tahu Rumah Tangga Di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.

Sebagai bentuk rasa syukur penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada :

1. Kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Juarno,S.P dan Ibunda Sri Wahyuni,S.Ag dan adik tercinta Agung Kurnia Fadhilla yang selalu memberikan semangat, nasihat, doa yang tiada putus-putusnya serta dukungan baik secara materi maupun non materi yang tiada henti-hentinya, juga kasih sayang serta perhatiannya yang membawa penulis hingga sampai pada proses akhir pendidikan sarjana ini. Kepada Kakek dan Nenek tercinta, Paman Saptono, dan Ibu Ani yang selalu membantu dan tiada henti-hentinya memberi doa, semangat serta dukungan yang teramat banyak kepada penulis sampai akhir pendidikan sarjana ini.

2. Kepada Bapak Dr.Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec. selaku ketua komisi pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memotivasi penulis tanpa mengenal lelah, serta mendukung dan membantu penulis sejak masa perkuliahan hingga

(9)

dalam penyelesaikan skirpsi ini. Kebijaksanaan, ketegasan dan ketepatan sikap Bapak menjadi panutan bagi penulis. Untuk itu penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang setinggi-tingginya. Kepada Ibu Siti Khadijah Hidayatullah Nasution SP,M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang dengan sabar serta kesediaan waktu dalam membimbing, memberikan motivasi, memberikan pengarahan dan memberi kemudahan kepada penulis selama penulisan skripsi ini. Kesabaran dan keikhlasan Ibu menjadi panutan bagi penulis.

3. Kepada Dewan Penguji Ir. M. Jufri, M.Si dan Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun demi tercapainya kesempurnaan dalam skripsi saya ini.

4. Kepada Bapak Dr.Ir.Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU dan Bapak Ir.M.Jufri,MSi selaku Sekertaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU yang memberikan banyak kemudahan selama mengikuti masa perkuliahan.

5. Kepada seluruh dosen Fakultas Pertanian USU khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. Kepada seluruh pegawai Fakultas Pertanian, Khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberikan banyak kemudahan dalam menjalankan perkuliahan dan penyelesaian skripsi.

7. Kepada sahabat saya Febrina Octavia Hrp, Gita Elvionita, Fadillah Hafni, Dini Khairani Pasaribu, Purnama Saragi Napitu, Fitri Ayu Dianti, Nurhaliza Hrp, Yuliana Yasmin, Dwi Rizky Annisa Pandia, Wulan Annisa, Nelva

(10)

Meyriani, Kurnia Sari, Dini Dayana yang telah banyak direpotkan, memberikan motivasi, bersedia meluangkan waktu dan bertukar pikiran kepada penulis selama masa perkuliahan sampai penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan Agribisnis stambuk 2015, yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan selama penulis menempuh pendidikan sampai menyelesaikan skripsi.

9. Kepada Lurah Desa Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan Bapak Rahmansyah Hrp yang telah banyak membantu penulis.

10. Kepada Bapak Tumino selaku Kepala Dusun Lk V yang telah banyak membantu serta meluangkan waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian di Desa Dadimulyo.

11. Kepada seluruh pengusaha tahu rumah tangga di Desa Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, kabupaten Asahan yang telah mengizinkan serta meluangkan waktunya untuk saya wawancarai dengan senang hati demi kelancaran penelitian penulis.

Namun demikian penulis menyadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Juli 2019

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka ... 7

2.2. Landasan Teori ... 14

2.2.1 Analisis SWOT ... 17

2.2.2 Matriks Faktor Strategi Internal ... 18

2.2.3 Matriks Faktor Strategi Eksternal ... 19

2.2.4 Matriks Posisi ... 21

2.3. Penelitian Terdahulu ... 23

2.4. Kerangka Pemikiran ... 25

2.4. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 28

3.2. Metode Pengambilan Sampel ... 28

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 29

3.4. Metode Analisis Data ... 29

3.5. Definisi dan Batasan Operasional ... 33

3.4.1 Definisi ... 33

3.4.2 Batasan Operasional ... 34

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis ... 36

4.3. Keadaan Penduduk ... 36

(12)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Karakteristik Usaha Tahu Rumah Tangga di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan ... 37 5.1.1 Karakteristik Responden... 37 5.1.2 Analisis Karakteristik Usaha Tahu Rumah Tangga ... 40 5.2. Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal Usaha Tahu Rumah

Tangga di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan ... 43 5.2.1 Faktor Strategi Internal ... 43 5.2.2 Faktor Strategi Eksternal ... 47 5.3. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Tahu Rumah Tangga Di

Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat,

Kabupaten Asahan ... 50 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 62 6.2. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1. Rata-Rata Konsumsi per Kapita Seminggu Komoditi Tahu

Dan Tempe di Indonesia, Tahun 2016 dan 2017 3 2.1. Perbandingan Komposisi Nilai Gizi Berbagai Jenis Olahan

Kedelai 7

2.2. Kandungan Unsur Gizi dan Kalori dalam Kedelai dan Tahu 8 2.3. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Usaha Tahu

Rumah Tangga 17

2.4. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Usaha Tahu

Rumah Tangga 20

2.5. Matriks Analisis SWOT 23

3.1. Matriks SWOT 31

3.2. Model Matriks Straregi Internal dan Eksternal 32

3.3. Matriks Faktor Strategi Internal 32

3.4. Matriks Faktor Strategi Internal 33

4.1. Jumlah penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Asahan (orang), 2017

36

5.1. Sebaran Responden Pengusaha Tahu Rumah Tangga

Berdasarkan Umur 37

5.2. Sebaran Responden Pengusaha Tahu Rumah Tangga

Berdasarkan Tingkat Pendidikan 38

5.3. Sebaran Responden Pengusaha Tahu Rumah Tangga

Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga 39

5.4. Sebaran Responden Pengusaha Tahu Rumah Tangga

Berdasarkan Lama Usaha 39

5.5 Sebaran Responden Pengusaha Tahu Rumah Tangga

Berdasarkan Sumber Modal 40

5.6. Sebaran Responden Pengusaha Tahu Rumah Tangga

Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja 41

(14)

5.7. Sebaran Responden Pengusaha Tahu Rumah Tangga

Berdasarkan Waktu Kerja 41

5.8. Sebaran Responden Pengusaha Tahu Rumah Tangga

Berdasarkan Kepemilikan Lahan 42

5.9. Sebaran Responden Pengusaha Tahu Rumah Tangga

Berdasarkan Jumlah Produksi Tahu/hari 42

5.10. Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman Usaha Tahu

Rumah Tangga 51

5.11. Matriks Faktor Strategi Internal 52

5.12. Matriks Faktor Strategi Eksternal 53

5.13. Penggabungan Matriks Evaluasi Faktor Strategi Internal Dan Faktor Strategi Eksternal Pengembangan Usaha

Industri Tahu Rumah Tangga 54

5.14. Matriks SWOT Usaha Industri Tahu Rumah Tangga 58

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal

2.1 Diagram Alir Pembuatan Tahu 12

2.2 Skema Kerangka Pemikiran 27

3.1 Diagram Analisis SWOT 30

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel Judul

Lampiran 1 Karakteristik Responden Industri Tahu Rumah Tangga

Lampiran 2 Karakteristik Usaha Tahu Rumah Tangga Lampiran 3 Parameter Penilaian Faktor Kekuatan,

Kelemahan, Peluang, dan Ancaman

Lampiran 4 Penentuan Faktor Internal dan Eksternal Usaha Tahu Rumah Tangga

Lampiran 5 Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman

Lampiran 6 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Internal

Responden 1

Lampiran 7 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Internal Responden 2

Lampiran 8 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Internal Responden 3

Lampiran 9 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Internal Responden 4

Lampiran 10 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Internal Responden 5

Lampiran 11 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Internal Responden 6

Lampiran 12 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Internal Responden 7

Lampiran 13 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Internal Responden 8

Lampiran 14 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Internal Responden 9

Lampiran 15 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Internal Responden 10

Lampiran 16 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Internal Responden 11

(17)

Lampiran 17 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Internal Responden 12

Lampiran 18 Rata-rata Bobot Faktor Strategi Internal

Lampiran 19 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Eksternal Responden 1

Lampiran 20 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Eksternal Responden 2

Lampiran 21 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Eksternal Responden 3

Lampiran 22 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Eksternal Responden 4

Lampiran 23 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Eksternal Responden 5

Lampiran 24 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Eksternal Responden 6

Lampiran 25 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Eksternal Responden 7

Lampiran 26 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Eksternal Responden 8

Lampiran 27 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Eksternal Responden 9

Lampiran 28 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Eksternal Responden 10

Lampiran 29 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Eksternal Responden 11

Lampiran 30 Perhitungan Bobot Faktor Strategi Eksternal Responden 12

Lampiran 31 Rata-rata Bobot Faktor Strategi Eksternal

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian sampai saat ini masih diyakini sebagai salah satu akar perekonomian bangsa. Hampir seluruh sektor perekonomian di Indonesia tidak bisa lepas dari peran sektor pertanian. Potensi alam yang melimpah, tanah yang subur, serta iklim yang cukup mendukung merupakan modal yang sangat mendukung bagi keberhasilan pembangunan pertanian.

Agroindustri merupakan suatu bentuk kegiatan atau aktivitas yang mengolah bahan baku yang berasal dari tanaman maupun hewan. Agroindustri memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan pertanian. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya dalam hal meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis, penyerapan tenaga kerja, meningkatkan devisa, dan mendorong tumbuhnya industri lain. Dengan mengembangkan agroindustri, secara tidak langsung telah membantu meningkatkan perekonomian para petani sebagai penyedia bahan baku untuk industri (Aulia, 2012).

Agroindustri sebagai suatu usaha untuk menciptakan nilai tambah bagi komoditi pertanian antara lain melalui produk olahan dalam bentuk setengah jadi maupun barang jadi yang bahan bakunya berasal dari hasil pertanian. Usaha-usaha pengembangan pertanian yang mengarah pada kegiatan agroindustri yaitu pengolahan hasil pertanian menjadi bahan makanan, salah satu produk pertanian yang dapat diolah yaitu kedelai (Bayu, 2015).

(19)

Sektor industri pengolahan merupakan salah satu penyumbang dalam memantapkan perekonomian di Indonesia. Keberadaan sektor industri pengolahan merupakan salah satu motor penggerak yang penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Industri pengolahan pangan merupakan industri yang bergerak dalam pengolahan hasil pertanian, baik nabati maupun hewani menjadi produk pangan olahan.

Menurut Soleh (2003) Pengembangan industri pengolahan pangan didukung oleh sumber daya alam pertanian, baik nabati mapun hewani yang mampu menghasilkan berbagai produksi olahan yang dapat dibuat dan dikembangkan dari sumber daya alam lokal. Saat ini Indonesia memiliki banyak produk pangan yang diangkat dari jenis pangan lokal dan diolah secara tradisional. Dengan berkembangnya produk lokal maka jumlah dan jenis produk pangan menjadi semakin banyak jumlahnya.

Adapun agroindustri yang banyak berkembang di masyarakat adalah usaha industri tahu. Menurut survei lapangan, adapun jumlah industri tahu di daerah penelitian yaitu di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan adalah sebanyak 12 unit industri pengolahan tahu berdasarkan hasil pra survey (2018).

Tahu merupakan salah satu makanan tradisional yang populer. Selain rasanya enak, harganya murah dan nilai gizinya pun tinggi. Bahan makanan ini diolah dari kacang-kacangan khususnya kacang kedelai, meskipun berharga murah dan bentuknya sederhana, ternyata tahu mempunyai mutu yang istimewa dilihat dari segi gizi. Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang

(20)

difermentasikan dan diambil sarinya. Sebagai hasil olahan kacang kedelai, tahu merupakan makanan andalan untuk perbaikan gizi karena tahu mempunyai mutu protein nabati terbaik karena mempunyai komposisi asam amino paling lengkap

dan diyakini memiliki daya cerna yang tinggi (sebesar 85% - 98%) (Gustina dkk, 2014).

Sumber protein bagi manusia dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu sumber protein konvensional dan sumber protein non konvensional. Sumber protein konvensional adalah yang berupa hasil-hasil pertanian pangan serta produk-produk hasil olahannya. Berdasarkan sifatnya, sumber protein konvensional ini dibagikan lagi menjadi dua golongan yaitu sumber protein nabati seperti biji-bijian dan kacang-kacangan dan sumber protein hewani seperti daging, ikan, susu, dan telur. Kacang kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati yang bermutu tinggi setelah diolah. Kandungan proteinnya sekitar 40% (berat kering), dan susunan asam amino proteinnya hampir mendekati protein hewani (Muchtadi, 2009).

Tahu sebagai salah satu makanan dari olahan kedelai yang terus berinovasi, mulai dari gorengan tahu yang dijual di pinggir jalan hingga sekarang digunakan pada menu-menu masakan di restoran besar. Masyarakat Indonesia sangat menyukai produk olahan dari kacang kedelai, salah satunya adalah tahu. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 1.1 dibawah ini:

Tabel 1.1 Rata-Rata Konsumsi per Kapita Seminggu Komoditi Tahu Dan Tempe di Indonesia, Tahun 2016 dan 2017

No Jenis Bahan Makanan Satuan 2016 2017

1. Tahu Kg 0,151 0,157

2. Tempe Kg 0,141 0,147

Sumber: Publikasi Statistik Indonesia, 2017

(21)

Tabel 1.1 di atas, menunjukkan bahwa konsumsi tahu tahun 2016 ke tahun 2017 mengalami peningkatan dari 0,151 kg/minggu menjadi 0,157 kg/minggu. Begitu juga dengan konsumsi pada komoditi tempe, pada tahun 2016 ke tahun 2017

komoditi tempe mengalami penaikan konsumsi dari 0,141 kg/minggu menjadi 0,147 kg/minggu.

Salah satu sumber daya ekonomi yang dimiliki pemerintah daerah adalah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). UMKM yang mengandalkan sumber daya lokal memiliki arti dan peran yang sangat penting bagi perekonomian di Indonesia untuk dijadikan kekuatan utama mengacu pada konsep pengembangan ekonomi lokal. Keberadaan industri kecil dan menengah yang tersebar di masyarakat Indonesia telah memberikan andil yang cukup besar dalam meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia. Pada umumnya, UKM tahu di Indonesia berskala kecil dan menengah. Jumlah industri besar di Indonesia adalah 3.952 buah sedangkan jumlah industri kecil yang terdaftar di Deperindag yaitu 40.378 buah (Ibrahim, 1998).

Usaha industri tahu yang berkembang di daerah penelitian adalah industri rumah tangga. Permasalahan saat ini yang menghambat perkembangan industri rumah tangga adalah pengaruh modal kerja yang sangat minim, kenaikan harga bahan baku yang digunakan dalam pembuatan tahu, kurangnya informasi pasar sehingga menyebabkan kurang fokusnya pemasaran untuk menyalurkan tahu dari produsen ke konsumen. Selain itu, seiring dengan perkembangan bisnis makanan olahan tahu, maka banyak yang mengembangkan usaha industri tahu dan melakukan strategi pemasarannya masing-masing untuk bisa bersaing. Dengan

(22)

mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal dalam memasarkan tahu, persaingan dalam meningkatkan pangsa pasar dapat tercapai dengan baik.

Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis strategi pengembangan usaha tahu rumah tangga di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan tersebut, maka berikut ini akan diidentifikasikan beberapa permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik usaha tahu rumah tangga di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.

2. Apa saja faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi strategi pengembangan usaha tahu rumah tangga di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.

3. Bagaimana strategi pengembangan usaha tahu rumah tangga di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengindentifikasi karakteristik pengusaha tahu rumah tangga di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.

2. Untuk menganalisis faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi strategi pengembangan usaha tahu rumah tangga di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.

(23)

3. Untuk menganalisis strategi pengembangan usaha tahu rumah tangga di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pengusaha tahu dan pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi pemerintah sebagai badan pengambil keputusan dan kebijakan.

3. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi peneliti selanjutnya dalam strategi pengembangan industri tahu rumah tangga.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Kacang kedelai terkenal dengan nilai gizinya yang kaya dan merupakan salah satu makanan yang mengandung 8 asam amino yang penting dan dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tidak seperti makanan lain yang mengandung lemak jenuh dan tidak dapat dicerna yang terdapat pada sebagian besar makanan hewan, kacang kedelai tidak mengandung kolestrol, mempunyai rasio kalori rendah dibandingkan protein dan bertindak sebagai makanan yang tidak menggemukkan bagi penderita obesitas. Kacang kedelai juga mengandung kalsium, besi, potassium, phosphor, dan vitamin B kompleks serta memiliki keunikan yaitu terbebas dari racun kimia (Adisarwanto, 2008).

Menurut Adisarwanto dalam Aulia (2012), biji kedelai mempunyai nilai guna yang cukup tinggi karena dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, pakan, dan bahan baku industri, baik skala kecil maupun besar. Kedelai mengandung kadar protein lebih dari 40% dan lemak 10-15%. Produk pangan berbahan baku kedelai ini dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu dalam bentuk hasil non fermentasi dan fermentasi.

Tabel 2.1 Perbandingan Komposisi Nilai Gizi Berbagai Jenis Olahan Kedelai No Jenis Olahan Protein % Lemak % Karbohidrat % Air %

1 Tempe 25 5 4 66

2 Tahu 5 4 5,8 76

3 Kecap 2-10 0,1 17 57

4 Tauco 13 1,2 10 60

5 Oncom 38 20 20 14

Sumber: Sadimin, 2007

(25)

Dilihat dari manfaatnya pada Tabel 2.1 perbandingan komposisi nilai gizi berbagai jenis olahan kedelai, bahwa tahu memiliki karbohidrat tersebsar diantara jenis olahan kedelai lainnya yaitu sebesar 5,8%. Dengan kandungan air sebanyak 76%.

Kedelai merupakan bahan utama pembuatan tahu yang memiliki kandungan nilai gizi yang relatif tinggi dan lengkap. Kedelai mengandung protein 35%, bahkan pada varietas unggul kadar protein dapat mencapai 40-45%. Jika dibandingkan dengan bahan pangan yang lain seperti beras, jagung, singkong, dan kacang hijau , kedelai memiliki kandungan protein yang lebih tinggi setara dengan kadar protein pada susu skim.

Tabel 2.2 Kandungan Unsur Gizi dan Kalori dalam Kedelai dan Tahu No Unsur Gizi Kedelai/100 gr Tahu/100 gr

1. Energi (kal) 442 Kal 79 kal

2. Air 7,5 gr 84,4 gr

3. Protein 34,9 g 7,8 g

4. Lemak 18,1 g 4,6 g

5. Karbohidrat 34,8 g 1,6 g

6. Mineral 4,7 g 1,2 g

7. Kalsium 227 mg 124 mg

8. Fosfor 558 mg 63 mg

Sumber: Sadimin, 2007

Tabel 2.2 di atas memperlihatkan bahwa kandungan zat gizi dari kedelai dan tahu mengandung banyak protein, lemak, kalsium, mineral, kalsium, fosfor, dan karbohidrat.

Tahu adalah kata serapan dari bahasa Hokkian tauhu/hanyu pinyin/doufu yang secara harfiah berarti "kedelai yang difermentasi". Tahu pertama kali muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han sekitar 2200 tahun lalu. Penemunya adalah Liu An (Hanzi) yang merupakan seorang bangsawan, cucu dari Kaisar Han Gaozu, Liu Bang yang mendirikan Dinasti Han. Di Jepang dikenal dengan nama

(26)

tofu. Tofu dan tahu dibawa para perantau China sehingga makanan ini menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, dan akhirnya tersebar ke seluruh dunia. Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai, diolah dengan fermentasi dan diambil sarinya. Dengan kata lain, tahu merupakan dadih kedelai, yaitu susu kedelai yang dibuat menjadi kental kemudian dicetak dan dipres (Winarno dalam Rahmawati, 2013).

Tahu merupakan hasil olahan dari kedelai yang disenangi oleh manusia karena harganya terjangkau dan juga merupakan salah satu jenis penganan murah dan enak. Tahu berasal dari Cina, dan telah menjadi makanan populer masyarakat Indonesia. Kepopuleran tahu ini tidak terbatas karena rasanya yang enak, tetapi juga mudah dibuat dan dapat diolah menjadi berbagai bentuk masakan serta harganya relatif terjangkau. Tahu merupakan salah satu makanan yang menyehatkan karena kandungan proteinnya tinggi dibandingkan dengan protein hewani. Tahu yang kaya akan protein, sudah sejak lama dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai lauk. Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dan diambil sarinya (Siregar, 2014).

Mutu tahu ditentukan oleh penampilan tahu yaitu bertekstur lembut, empuk, bentuk seragam, saat dimakan terasa halus, dan berasa netral. Sementara orang mempersepsikan tahu dengan wama putih, bentuk kotak, permukaan halus, padat tidak mudah pecah, dan tidak mengandung bahan pengawet. Selain itu, mutu tahu juga ditentukan oleh nama ataupun asal tahu misalnya Tahu Taqwa merupakan merek dagang (trade mark) yang telah teruji mutunya. Demikian juga Tahu Sumedang dan Tahu Kediri. Untuk mendapatkan mutu tahu seperti di atas maka diperlukan bahan baku kedelai dengan biji besar, penggunaan air yang bersih,

(27)

pemberian cuka yang tidak berlebihan, penggunaan biang tahu dengan perbandingan yang tepat, dan peralatan maupun lingkungan kerja yang bersih (Mubaranto, 2016).

Menurut Kurniati dalam Aulia (2012), ditinjau dari segi ekonomi, kedelai yang sudah diolah akan mmeningkatkan nilai jualnya, jika hasil olahannya banyak dibutuhkan, permintaan akan kedelai pun meningkat. Hal ini sangat berpengaruh pada harga kedelai serta kesejahteraan petani dan penjual kedelai. Ditinjau dari segi kesehatan, hasil olahan kedelai dapat lebih mudah dicerna dan mengandung lebih banyak gizi. Hal ini berpengaruh pada kesehatan tubuh. Disamping itu, hasil olahan kedelai lebih disukai oleh banyak orang.

Banyaknya pengusaha yang mulai melirik adanya peluang bisnis, maka mulailah mereka mengembangkan bisnis di bidang produk makanan “tahu”. Seiring dengan perkembangan bisnis makanan olahan tahu, maka banyak berdiri pabrik-pabrik tahu dan mereka melakukan strategi pemasarannya masing-masing untuk memenangkan persaingan (Silvia, 2008).

Agroindustri merupakan salah satu contoh dari industri pengolahan. Menurut Badan Pusat Statistik, perusahaan atau industri pengolahan adalah suatu unit (kesatuan) produksi yang terletak di suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan mengubah barang baik secara mekanik maupun kimia atau mengubah barang yang nilainya rendah menjadi barang yang nilainya tinggi sehingga menjadi barang yang sifatnya menjadi lebih dekat kepada pemakai terakhir (Bayu, 2015).

(28)

Menurut Badan Pusat Statistik (2015), perusahaan industri pengolahan dibagi dalam 4 golongan, yaitu sebagai berikut:

1. Industri besar: tenaga kerja 100 orang atau lebih.

2. Industri sedang: tenaga kerja 20 – 99 orang.

3. Industri kecil: tenaga kerja 5 – 19 orang.

4. Industri rumah tangga: tenaga kerja 1- 4 orang.

Menurut Fembriyanto dan Vivani (2012), pembuatan tahu membutuhkan alat khusus yaitu penggiling kedelai. Dimana kedelai digiling menjadi bubur kedelai.

Walaupun demikian, di dapur rumah tangga tahu masih dapat dibuat, yaitu menggunakan blender untuk menggiling kedelai meskipun mutu tahu yang dihasilkan tidak sebaik jika menggunakan mesin penggiling kedelai. Dasar pengolahan tahu adalah melarutkan protein yang terkandung dalam kedelai menggunakan air sebagai pelarutnya. Setelah protein tersebut larut, diusahakan untuk diendapkan kembali dengan penambahan bahan pengendap sampai berbentuk gumpalan-gumpalan protein yang di cetak menjadi tahu. Skema proses pembuatan dapat dilihat pada Gambar 1 bagan alir pembuatan tahu dari kacang kedelai adalah sebagai berikut:

(29)

Gambar 2.1 Diagram Alir Pembuatan Tahu Sumber: Fembriyanto dan Vivani, 2012

KEDELAI

Dicuci

Direndam

Dimasak sampai mengental

Air Hangat

Ditumbuk/Digiling Ditiriskan

Dicuci

Disaring

Diendapkan dengan asam cuka

Ampas Tahu

Dicetak

Tahu

Air untuk rendaman (4 : 1)

(30)

Diagram Alir Pembuatan Tahu

Menurut Fembriyanto dan Vivani (2012), proses pembuatan tahu adalah sebagai berikut:

1. Pencucian dan Perendaman Kedelai

Dalam pembuatan tahu penting diperhatikan agar digunakan bahan mentah yang benar-benar bersih dan mencucinya sebersih mungkin. Biji kedelai di bersihkan dari kotoran dan sampah lalu dicuci dengan air bersih. Biji kedelai yang telah bersih direndam ke dalam air bersih dengan perbandingan volume kedelai sebesar 4:1. Perendaman dilakukan selama 8 jam kemudian dicuci berkali-kali hingga bersih.

2. Penggilingan Kedelai

Penggilingan adalah proses penghancuran kedelai menjadi bubur kedelai.

Penggilingan kedelai di lakukan dengan menggunakan alat seperti gilingan daging, blender, atau penggiling khusus.

3. Penyarian

Penyarian di lakukan dengan menambahkan air sedikit-demi sedikit ke dalam kedelai yang telah menjadi bubur. Jumlah air yang di gunakan untuk menyarikan kedelai ini adalah 6-10 kali berat kedelai dalam keadaan kering.

4. Penyaringan

Bubur kedelai yang telah di tambahi air d isaring menjadi sari kedelai yang kental.

Penyaringan dilakukan menggunakan kain saring atau kain blacu dibantu dengan penekanan atau pemerasan agar sari kedelai yang diperoleh cukup banyak.

(31)

5. Pemasakan Bubur Kedelai

Sari kedelai dipanaskan atau dimasak sampai kisaran suhu 70°-80° Celcius (ditandai dengan adanya gelembung-gelembung kecil).

6. Penggumpalan

Sari kedelai yang telah dimasak dan disaring, kemudian diendapkan menggunakan batu tahu atau biasa disebut dengan sioko (CaSO4 = kalsium sulfat) sebanyak 1 gram atau 3 ml asam cuka per liter sari kedelai, sedikit demi sedikit diambil dan diaduk perlahan-lahan.

7. Pencetakan

Sari kedelai yang telah menggumpal dicetak dalam cetakan khusus yang dilapisi kain blacu. Pada akhir pencetakan, kain yang telah teruntai dilipat menutup tahu yang dicetak.

8. Pendinginan

Pekerjaan selanjutnya adalah pendinginan tahu, dapat dilakukan dengan cara diangin-anginkan dalam ruangan atau direndam di dalam air dingin.

2.2. Landasan Teori 2.2.1 Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2018), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan berbagai masalah. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities). Namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness), dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan strategis (strategic planner) harus

(32)

menganalis faktor-faktor strategis perusahaan dalam kondisi yang ada saat ini.

Adapun teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Analisis Internal

a. Analisis Kekuatan (Strengths)

Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanukfaturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelanggan yang dimiliki. Kekuatan (Strengths) adalah keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan pesaing.

b. Analisis Kelemahan (Weakness)

Merupakan suatu keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing dengan keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya serta keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber daya manusia, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manejerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengn tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminta oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.

(33)

2. Analisis Eksternal

a. Analisis Peluang (Opportunities)

Setiap perusahaan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya dari perushaan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing tertentu dan beberapa peluang membutuhkan sejumlah modal besar untuk dapat dimanfaatkan.

Dipihak lain, perusahaaan-perusahaan baru bermunculan. Peluang pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan pembeli di mana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan.

b. Analisis Ancaman (Threats)

Pengertian ancaman merupakan kebailikan dari peluang. Dengan demikian dapat dilakukan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis.

Proses penyusunan rencana strategis dimulai tiga tahap, yaitu : 1. Tahap pengumpulan data,

2. Tahap analisis, dan

3. Tahap pengambilan keputusan.

Tahap pengumpulan data ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis.

Data dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal yang diperoleh dari dalam dan luar perusahaan, model yang dapat digunakan dalam tahap ini yaitu:

1. Matriks faktor stretegi eksternal, 2. Matriks faktor strategi internal, dan 3. Matriks posisi.

(34)

2.2.2 Matriks Faktor Strategi Internal

Sebelum membuat matriks faktor strategi internal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu cara-cara penentuan dalam membuat tabel Internal Factors Analysis Summary (IFAS).

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.

b. Penentuan bobot setiap variabel pada kolom menggunakan skala 1, 2, dan 3.

Skala yang digunakan menunjukkan: 1 = Jika faktor strategis pada baris/horizontal kurang penting dari pada faktor strategis pada kolom/vertikal.

2 = Jika faktor strategis pada baris/horizontal sama penting dari pada faktor strategis pada kolom/vertikal. 3 = Jika faktor strategis pada baris/horizontal lebih penting dari pada faktor strategis pada kolom/vertikal. Adapun bentuk dari penilaian dengan bobot metode Paired Comparison digambarkan seperti pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Usaha Tahu Rumah Tangga

Faktor Strategi Internal A B C D E ... Total A

B C D E ....

Total Sumber: David, 2006

Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap faktor terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor. Bobot yang diberikan pada setiap faktor berada pada kisaran 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 ( paling penting).

(35)

Bobot setiap faktor diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Ai =

Keterangan:

Ai = Bobot variabel ke-i Xi = Nilai variabel ke-i i = 1,2,3,...,n

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outsstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan di bawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1.0 (poor).

(36)

e. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Hasil identifikasi faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS) untuk dijumlahkan dan kemudian di perbandingkan antara total skor kekuatan dan kelemahan.

2.2.3 Matriks Faktor Strategi Eksternal

Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu cara-cara penentuan dalam membuat tabel External Factors Analysis Summary (EFAS).

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan dalam kolom 1.

b. Penentuan bobot setiap variabel pada kolom menggunakan skala 1, 2, dan 3.

Skala yang digunakan menunjukkan: 1 = Jika faktor strategis pada baris/horizontal kurang penting dari pada faktor strategis pada kolom/vertikal.

2 = Jika faktor strategis pada baris/horizontal sama penting dari pada faktor strategis pada kolom/vertikal. 3 = Jika faktor strategis pada baris/horizontal lebih penting dari pada faktor strategis pada kolom/vertikal. Adapun bentuk dari penilaian dengan bobot metode Paired Comparison digambarkan seperti pada Tabel 2.4.

(37)

Tabel 2.4 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Usaha Tahu Rumah Tangga

Faktor Strategi Eksternal A B C D E ... Total A

B C D E ....

Total Sumber: David, 2006

Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap faktor terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor. Bobot yang diberikan pada setiap faktor berada pada kisaran 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 ( paling penting). Bobot setiap faktor diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Ai =

Keterangan:

Ai = Bobot variabel ke-i Xi = Nilai variabel ke-i i = 1,2,3,...,n

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outsstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori peluang) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing

(38)

utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika ancaman perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika ancaman perusahaan di bawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1.0 (poor).

e. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Hasil identifikasi faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matrik Faktor Strategi Eksternal (EFAS) untuk dijumlahkan dan kemudian di perbandingkan antara total skor peluang dan ancaman.

2.2.4 Matriks Posisi

Hasil analisis pada tabel matriks faktor strategi internal dan faktor strategi eksternal dipetakan pada matriks posisi dengan cara sebagai berikut :

a. Sumbu horizontal (X) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertical (Y) menunjukkan peluang dan ancaman.

b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil sebagai berikut:

(39)

1. Jika peluang lebih besar dari pada ancaman maka nilai y>0 dan sebaliknya jika ancaman lebih besar dari pada peluang maka nilainya y<0.

2. Jika kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x>0 dan sebaliknya jika kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilainya x<0.

Alat untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT.

Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

Menurut Rangkuti (2018), matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif stretegis yaitu :

a. Strategi S-O

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi S-T

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi W-O

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi W-T

Stretegi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

(40)

Tabel 2.5 Matriks Analisis SWOT IFAS

EFAS Kekutan (Strengths) Kelemahan (Weakness)

Peluang /(Opportunities)

Strategi S-O

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi W-O

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahzn untuk memanfaatkan peluang

Ancaman (Threats)

Strategi S-T

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi

ancaman

Strategi W-T

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman Sumber: Rangkuti, 2018

Keterangan :

Strengths (S) : Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal Weakness (W) : Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal.

Opportunities (O) : Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal.

Threats (T) : Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal.

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2012), berjudul “Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pemasaran Usaha Industri Rumah Tangga di Kota Medan”, penelitian ini menunjukkan nilai tambah yang dihasilkan usaha industri tahu di daerah penelitian bernilai positif, yaitu usaha industri tahu cina menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 2.295,14/Kg bahan baku. Usaha industri tahu sumedang mentah menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 2.728,51/Kg bahan baku. Dan usaha Industri tahu sumedang goreng sebesar Rp. 17.692,22/Kg. Strategi pemasaran yang digunakan usaha industri di daerah penelitian adalah Strategi agresif dengan lebih fokus kepada strategi SO (Strength-Opportunities), yaitu

(41)

dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi SO (Strength-Opportunities) tersebut adalah : 1. Memperluas kerja sama dengan berbagai pihak dengan memanfaatkan trend tahu yang meningkat dengan harga yang stabil (S4,5 dan O1,2), 2. Meningkatkan produksi dan menjaga kualitas tahu yang dihasilkan dengan memanfaatkan pasar tahu yang luas (S1,3,5 dan O3,4), 3.

Memperluaskan jangkauan jangkauan pemasaran, mulai merasuki pasar yang berada di luar kota dengan memanfaatkan harga tahu yang stabil (S1,2 dan O2,4).

Penelitian Sitompul (2014), berjudul “Strategi Pengembangan Agroindustri Salak (Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapanuli Selatan)”, penelitian ini menunjukan strategi pengembangan agroindustri salak di daerah penelitian berada pada kuadran I. Hal ini berarti bahwa pengembangan agroindustri salak berada pada strategi SO (Strength-Opportunities) atau strategi agresif (growth oriented straregy) dengan ini seharusnya melakukan kegiatan dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi olahan salak dan melakukan pemasaran produk hingga ke luar negeri dan memanfaatkan dukungan Pembkab, sarana dan prasarana untuk mempromosikan berbagai produk yang telah bersertifikat.

Penelitian Bayu (2015), yang berjudul “Strategi Pengembangan Industri Dodol Durian di Kabupaten Serdang Berdagai”, menyatakan bahwa berdasarakan perhitungan matriks IFAS dan matriks EFAS maka diketahui total skor masing- masisng sebesar 0,33 dan 0,37. Nilai ini menempatkan strategi pengembangan industri dodol di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Berdagai, pada kuadran I yang menunjukkan strategi pengembangan industri dodol di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Berdagai,

(42)

berada dalam kondisi internal dan eksternal sedang, artinya kekuatan dan kelemahan yang dihadapi usaha tani berada dalam kondisi rata-rata.

2.4. Kerangka Pemikiran

Usaha pembuatan tahu merupakan salah satu industri pengolahan yang mempunyai prospek yang cerah. Kedelai yang dijadikan sebagai bahan baku dalam pembuatan tahu adalah kedelai berkualitas yang memiliki nilai gizi yang tinggi. Produk yang diolah dilakukan dengan penanganan yang baik disertai dengan syarat-syarat teknisi sanitasi dan higienis sesuai dengan standar mutu yang diinginkan. Pada jaman dulu tahu ini dianggap sebagai makanan masyarakat golongan bawah, namun saat ini tahu telah diterima oleh masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas. Hal ini dikarenanakan tahu merupakan bahan makanan yang memiliki rasa yang enak dengan harga yang murah. Apabila pemanfaatan olahan kedelai atau tahu meningkat dan permintaan pasar juga meningkat, maka akan berdampak pula pada peningkatan hasil produk tahu di dunia industri. Peningkatan produk ini dapat meningkatkan unit-unit produksi tahu sehingga berdampak pada daya serap tenaga kerja dan berdampak luas kepada semua faktor.

Berkembangnya aneka industri berbahan baku kedelai di Indonesia, telah mendorong meningkatnya permintaan komoditas kedelai dari tahun ke tahun.

Sedangkan pasokan komoditas kedelai lokal masih belum memenuhi tingginya permintaan. Kebutuhan kedelai dalam negeri sebahagian besar masih di pasok oleh produk impor. Masih tingginya ketergantungan Indonesia terhadap produk kedelai impor menyebabkan harga kedelai masih terbilang tinggi dan seringkali mengalami fluktuasi disebabkan terpengaruh oleh harga kedelai di pasar

(43)

internasional. Hal ini menjadi permasalahan yang seringkali dihadapi oleh para pelaku usaha di sektor industri berbasis kedelai.

Meskipun bahan baku masih menjadi faktor kendala bagi industri berbasis kedelai, hal ini tidak membuat surut para pelaku usaha di sektor ini yang pada umumnya industri skala rumah tangga, kecil, dan menengah. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, maka dapat diprediksikan permintaan akan produk olahan berbahan dasar kedelai akan terus meningkat. Oleh karena itu, industri berbasis kedelai memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.

Dalam praktiknya industri pembuatan tahu dapat mengembangkan usahanya menjadi lebih baik dengan mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman eskternal dengan memperebut peluang yang ada. Tujuan utama perencanaan strategis perusahaan adalah agar perusahaan dapat melihat secara objektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal dan memperoleh keunggulan bersaing.

Meningkatnya persaingan yang terjadi akibat banyaknya bermunculan usaha tahu mengakibatkan pengaruh perubahan strategi. Sehingga pelaku usaha yang bergerak di bidang ini harus dapat membuat strategi yang tepat agar mampu bertahan dan berkembang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran berikut ini:

(44)

2.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori yang telah dibuat, maka hipotesis penelitian ini dibuat sebagai berikut :

1. Karakteristik usaha industri tahu rumah tangga di daerah penelitian tergolong usia produktif dan menggunakan modal sendiri dalam usahanya.

2. Strategi pemasaran yang digunakan oleh usaha industri tahu di daerah penelitian adalah strategi agresif.

2.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan di atas, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Strategi pemasaran yang digunakan oleh usaha industri tahu di daerah penelitian adalah strategi agresif.

Keterangan :

: Menyatakan hubungan : Menyatakan terdiri dari

Tahap Pengumpulan Input Data

Identifikasi Karakteristik Usaha

Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Strategi Pengembangan Usaha

Tahu Rumah Tangga

Matriks IFE dan EFE

Analisis Matriks SWOT

Gambar 2.2. Skema Kerangka Pemikiran

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive, artinya daerah penelitian ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dengan pertimbangan bahwa daerah yang diteliti merupakan salah satu sentra produksi tahu yang cukup potensial di wilayah Kabupaten Asahan, maka ditetapkan daerah penelitian adalah di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.

3.2. Metode Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2013), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut harus betul-betul representative (mewakili).

Ukuran sampel merupakan banyaknya sampel yang akan diambil dari suatu populasi.

Menurut Arikunto (2012), jika jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih dari 100 orang maka bisa diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasinya.

Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha industri tahu rumah tangga yang ada di Kelurahan Dadimulyo sebanyak 12 pengusaha industri tahu rumah tangga dan 1 responden diambil dari lembaga pemerintahan, dan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampel Jenuh (teknik sensus) yaitu pengambilan sampel yang menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel.

(46)

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pengusaha industri tahu rumah tangga melalui survei dan daftar kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga terkait dengan substansi penelitian, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Asahan, dan instansi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.4. Metode Analisis Data

Untuk mengidentifikasi masalah 1, yaitu mengindentifikasi karakteristik usaha tahu rumah tangga di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan dengan menggunakan metode deksriptif, yaitu dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pengusaha tahu rumah tangga di daerah penelitian.

Untuk mengidentifikasi masalah 2 dan 3, yaitu menganalisis faktor eksternal dan internal usaha tahu rumah tangga di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan dan menganalisis strategi pengembangan usaha tahu rumah tangga dan digunakan metode analisis SWOT yaitu penilaian tentang prospek usaha industri tahu secara kualitatif, dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman. Dan matriks SWOT sebagai alat untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan.

(47)

Kuadran 1 : ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple

BERBAGAI PELUANG

KELEMAHAN INTERNAL

KEKUATAN INTERNAL

BERBAGAI ANCAMAN 3. Mendukung strategi

Turn-around

1. Mendukung strategi Agresif

4. Mendukung strategi Defensive

2. Mendukung strategi Diversifikasi

Gambar 3.1 Diagram Analisis SWOT

(48)

menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang dipergunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah strategi defensive, dimana perusahan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Tabel 3.1 Matriks SWOT IFAS EFAS

Strengths (S)

 Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal

Weaknesses (W)

 Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal Opportunities (O)

 Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal

Strategi S-O

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi W-O

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Threaths (T)

 Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal

Strategi S-T

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi

ancaman

Strategi W-T

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman Sumber: Rangkuti, 2018

Sebelum dilakukan analisis data seperti di atas, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data dengan metode matriks faktor strategi internal dan matriks faktor strategi eksternal seperti Tabel 5 di bawah ini:

(49)

Tabel 3.2 Model Matriks Straregi Internal dan Eksternal

Rating Kategori Faktor Internal Faktor Eksternal

4 Sangat Besar Kekuatan Peluang

3 Besar Kekuatan Peluang

2 Sedang Kelemahan Ancaman

1 Tidak Besar (kecil) Kelemahan Ancaman

Total Skor

Sumber: Rangkuti, 2018 Faktor Strategi

Tabel 3.3 Matriks Faktor Strategi Internal Faktor-Faktor Strategi

Internal

Bobot Rating Skoring ( Bobot x Rating) KEKUATAN :

1.

2.

3.

4.

5.

KELEMAHAN : 1.

2.

3.

4.

5.

TOTAL 1,00

Sumber: Rangkuti, 2018

Berdasarkan Tabel 3.3, tahapan yang dilakukan dalam menentukan faktor strategi internalnya adalah dengan menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam kolom 1, lalu diberi bobot masing-masing faktor tersebut dengan jumlah yang tidak boleh melebihi skor total 1,00 pada kolom 2.

(50)

Tabel 3.4 Matriks Faktor Strategi Eksternal Faktor-Faktor Strategi

Eksternal

Bobot Rating Skoring ( Bobot x Rating) PELUANG :

1.

2.

3.

4.

5.

ANCAMAN : 1.

2.

3.

4.

5.

TOTAL 1,00

Sumber: Rangkuti, 2018

Berdasarkan Tabel 3.4, tahapan yang dilakukan dalam menentukan faktor strategi eksternalnya adalah dengan menentukan faktor-faktor yang menjadi peluang dan aancaman dalam kolom 1, lalu diberi bobot masing-masing faktor tersebut dengan jumlah yang tidak boleh melebihi skor total 1,00 pada kolom 2.

3.5. Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan dalam penafsiran penelitian ini, maka perlu dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:

1.5.1 Definisi

1.

Usaha pembuatan tahu adalah proses pengolahan kacang kedelai sampai menjadi tahu.

2. Skala industri rumah tangga adalah industri yang mempunyai tenaga kerja 1-4 orang.

(51)

3. Karakteristik usaha adalah sesuatu yang berhubungan dengan ciri khas, watak, perilaku, serta sikap orang terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

4. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir.

5. Strategi pemasaran adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan produksi industri tahu untuk meningkatkan pendapatan.

6. Faktor internal adalah hal-hal yang mempengaruhi suatu kondisi yang ada, dimana hal-hal tersebut berasal dari kondisi dalam perusahaan itu sendiri, yaitu kekuatan dan kelemahan perusahaan.

7. Faktor eksternal adalah hal-hal yang mempengaruhi suatu kondisi yang ada, dimana hal-hal tersebut berasal dari kondisi luar perusahaan, yaitu peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.

2. Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha industri tahu rumah tangga di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.

3. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2019.

4. Skala usaha dalam penelitian ini adalah skala industri rumah tangga.

(52)

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

4.1. Letak dan Keadaan Geografis

Kecamatan Kisaran Barat merupakan salah satu dari 25 Kecamatan di Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara dengan luas daerah sebesar 32,96 . Kecamatan Kisaran Barat terletak antara 2°57’08” - 3°01’09” Lintang Utara 99°33’00” - 99°37’51” Bujur Timur dengan ketinggian 25 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Kisaran Barat memiliki luas daerah sebesar 32,96 dengan jumlah penduduk sebanyak 59,759 jiwa. Adapun batas – batas wilayah daerah penelitian adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Air Joman dan Rawang Panca Arga Sebelah Timur berbatasan dengan Kisaran Timur

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pulo Bandring Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Meranti

4.2. Keadaan Penduduk

Berikut distribusi penduduk menurut kecamatan dan jenis kelamin di Kabupaten Asahan:

(53)

Tabel 4.1 Jumlah penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Asahan (orang), 2017

No. Kecamatan Penduduk Rasio Jenis

Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah

1. B.P Mandoge 18.109 17.220 35.329 105,16

2. Bandar Pulau 11.258 10.747 22.005 104,75

3. Aek Songsongan 8.911 8.792 17.703 101,35

4. Rahuning 9.489 9.315 18.804 101,87

5. Pulau Rakyat 17.031 16.919 33.950 100,66

6. Aek Kuasan 12.362 12.155 24.517 101,70

7. Aek Ledong 10.701 10.450 21.151 102,40

8. Sei Kepayang 9.142 9.238 18.380 98,96

9. Sei Kepayang Barat 6.938 6.818 13.756 101,76 10. Sei Kepayang Timur 4.745 4.486 9.231 105,77

11. Tanjung Balai 19.024 18.505 37.529 102,80

12. Simpang Empat 21.399 20.996 42.395 101,92

13. Teluk Dalam 9.350 9.194 18.544 101,70

14. Air Batu 21.154 20.924 42.078 101,10

15. Sei Dadap 16.776 16.364 33.140 102,52

16. Buntu Pane 12.087 12.155 24.242 99,44

17. Tinggi Raja 9.738 9.721 19.459 100,17

18. Setia Janji 6.143 6.156 12.299 99,79

19. Meranti 10.325 10.509 20.834 98,25

20. Pulo bandring 14.987 14.805 29.792 102,23

21. Rawang Panca Arga 9.542 9.299 18.841 102,61

22. Air Joman 24.817 24.452 49.269 102,49

23. Silo Laut 10.836 10.810 21.646 100,24

24. Kisaran Barat 29.388 30.191 59.579 97,34

25. Kisaran Timur 36.649 37.596 74.245 97,48

Total Asahan 360.901 357.817 718.718 100,86 Sumber: BPS.Kecamatan Kisaran Barat Dalam Angka, 2018

Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa jumlah penduduk Kecamatan Kisaran Barat sebanyak 59.579 jiwa terdiri dari 29.388 jiwa penduduk laki-laki, dan sebanyak 30.191 jiwa penduduk perempuan. Dari data ini dapat diketahui bahwa Kecamatan Kisaran Barat saat ini jumlah penduduk perempuan lebih besar dari pada penduduk laki-laki.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: untuk mengetahui bagaimana “Strategi Pengelolaan Wirausaha Budidaya Jamur Tiram di Rumah

Hasil analisis yang diperoleh menyatakan bahwa strategi yang tepat untuk dikembangkan yaitu strategi S-O Strengths (kekuatan)- Opportunities (peluang) dengan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan kesimpulan mengenai kehidupan ibu rumah tangga pembuat batu bata dalam menjalankan fungsi keluarga

Berdasarkan hasil analisis diperoleh alternatif strategi untuk pengembangan usaha pada industri rumah tangga kacang goyang “Prima Jaya” difokuskan pada strategi S-O

Strategi pemasaran yang sudah dilakukan usaha industri di daerah penelitian adalah Strategi agresif dengan lebih fokus kepada strategi SO ( Strength- Opportunities ),

Prioritas strategi untuk (a) peningkatan mutu produk adalah pelatihan SDM yang berkaitan dengan teknik penjadwalan terkait penggunaan bahan baku, pemilihan bahan

Perhitungan Nilai Skor Terhadap Alternatif Strategi IFAS EFAS KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG Strategi S-O 2,03 + 1,56 = 3,59 Strategi W-O 0,53 + 1,56 = 2,09 ANCAMAN Strategi S-T

Perhitugan Nilai Skor Terhadap Alternatif Strategi IFAS EFAS KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG Strategi S-O 1,96 + 1,59 = 3,55 Strategi W-O 0,52 + 1,96 = 2,48 ANCAMAN Strategi S-T