• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Bisnis pada Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto Jalan Ringroad Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengembangan Bisnis pada Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto Jalan Ringroad Medan"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Andri. 2004. Strategi Pengembangan Usaha. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Kelompok Gramedia

Ayodya, R. Wulan. 2007. Kursus Singkat Usaha Rumah Makan. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo Kelompok Gramedia

Gitosudarmo, indriyo. 2001. Manajemen Strategis.Yogyakarta : BPFE Yogyakarta

Hunger, J.David & Wheelen, Thomas L. 2011. Manajemen Strategis. Yogyakarta:Andi

Hunger, J.David & Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis. Edisi Kedua Bahasa

Indonesia. Yogyakarta: Andi

Kotler, P.2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks

Kuncoro, Mudjarad. 2006. Strategi : Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta :

Erlangga

Porter, ME . 1997. Strategi Bersaing: Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing.

Terjemahan. Jakarta: Erlangga

Rangkuti, Freddy (2004). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta

Rangkuti, Freddy. 2009. Analisis SWOT: Tekinik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama

Singarimbun, Masri dan Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka

LP3ES Indonesia

Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga

Umar, H. 2005. Strategic Management in Action. Cetakan ketiga. Jakarta: Gramedia

(2)

Zimeerer, Thomas W dan Scarborough, Norman. M. 2002. Pengantar Kewirausahaan

dan Manajemen Bisnis Kecil. Jakarta : prehalindo

Sumber Internet

http://www.academia.edu/786854/aAnalisis (diakses pada tanggal 12 Maret 2014

pukul 01.34 WIB).

http://www.bglconline.com (diakses pada tanggal 12 Maret 2014 pukul 01.47

WIB ).

http://id.m.wikipedia.org/w (diakses pada tanggal 12 Maret 2014 pukul 01.54

WIB).

http://www.mol.com (diakses pada tanggal 12 Maret 2014 pukul 02.13 WIB).

http://bisnisukm.com/tips-mer (diakses pada tanggal 12 Maret 2014 pukul 02.32

WIB).

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang No. 9 Tahun 2005 tentang Usaha Kecil

Undang-Unndang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Menengah

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha

Kecil

Kepres no. 56 Tahun 2002 Tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah

Peraturan Menteri Negara BUMN Per-05/mbu/2007 tentang Program Kemitraan Badan

(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dengan analisa data kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2012:9), penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

pospositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penelitian adalah sebagai nstrumen

kunci, teknik pengumpulan data secara triangulasi (gabungan), analisis data

bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

dari pada generalisasi. Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan,

mengumpulkan data dan menafsirkan data yang ada berupa kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Rumah Makan Ikan Bakar Masto,

sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai strategi untuk meningkatkan

daya saing Rumah Makan Ikan Bakar Masto.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat terjadinya masalah penelitian.

Adapun yang dijadikan tempat penelitian adalah Rumah Makan Ikan Bakar

(4)

3.3 Defenisi Konsep

Adapun konsep dari penelitian ini adalah:

1. Strategi

Strategi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. Alat analisis yang

cocok untuk merumuskan strategi tersebut adalah analisis SWOT. Dimana

analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), dan secara bersamaan

dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat)

(Rangkuti, 2004:3).

2. Pengembangan usaha

Pengembangan suatu usaha sangat bergantung pada tersedianya sumber

daya, tetapi sumber daya ini sangat terbatas jumlahnya sehingga produksi

dan keuntungan yang dihasilkan juga terbatas. Sumber daya merupakan

factor yang sangat penting dalam suatu usaha yaitu lahan, modal, tenaga

kerja, dan sarana produksi (Andri, 2004:11).

3.4 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi atau kondisi latar penelitian. Informan penelitian terdiri dari

beberapa macam menurut Sugiyono (2005:172) yaitu :

1. Informan kunci (key informan), adalah mereka yang mengetahui dan

memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

(5)

Medan. Penulis memilih bapak Indra sebagai informan kunci penulis

karena menurut penulis bapak Indra adalah salah satu orang yang

mengetahui dan memiliki banyak informasi pokok di bidang kuliner

salah satunya di Kota Medan ini.

2. Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi

sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan utama

penulis adalah karyawan di Rumah Makan Ikan Bakar Masto Medan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan beberapa metode, yaitu:

1. Sumber data primer, merupakan pengumpulan data yang dilakukan secara

langsung pada lokasi penelitian dan data tersebut merupakan data yang

belum dioalah. Pengumpulan data primer tersebut dapat dilakukan dengan

instrument sebagai berikut :

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung maupun secara tidak langsung

terhadap beberapa usaha rumah makan yang ada di Jalan Ringroad

Medan.

b. Wawancara mendalam (indepth interview), melakukan interview

kepada pihak-pihak pemilik/pengelola rumah makan, dan beberapa

informan lainnya untuk menggali data yang diperlukan terkait dengan

(6)

2. Sumber data sekunder

a. Studi dokumentasi, dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis,

gambar, foto,atau benda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek

yang diteliti.

b. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari

buku-buku, karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta

memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

3.6 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis deskriptif yakni menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung

pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari gejala tertentu

(Umar, 2005:22). Proses analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber melalui

observasi, wawancara dan dokumentasi yang sudah dicatat dalam catatan

lapangan, dokumen, gambar, foto, dan sebagainya.

2. Reduksi data, merangkum dan memfokuskan pada hal-hal yang penting

agar dapat memberi gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis

mengumpulkan data yang diperlukan. Dalam hal ini penulis memfokuskan

pada strategi yang mencakup kebijakan promosi, anggaran, perencanaan

(7)

3. Penyajian data, pada penelitian ini penyajian data dilakukan dengan

menyyajikan teks yang bersifat naratif.

4. Verifikasi, hasil kesimpulan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu

obyek pada penelitian sebelumnya masih belum jelas, setelah dilakukan

penelitian menjadi jelas. (Miles dan Huberman dalam Sugiyono,

2012:249).

Menurut Sugiyono (2005:80) analisis data kualitatif merupakan upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensinya, mencari dan

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang

apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa analisis data adalah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan

data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yg penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.

Analisis dalam penelitian ini menggunakan matrik SWOT sesuai judul dan

tujuan dari penelitian itu sendiri yaitu untuk mengetahui strategi rumah makan

Ikan Bakar Masto dalam mengembangkan usahanya. Matrik ini dapat

(8)

dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif

(9)

a. IFAS, internal strategic factory analysis summary dengan kata lain factor

– factor strategis internal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan

factor – factor internal dalam kerangka strength and weakness

b. EFAS, eksternal strategic factory analysis summary dengan kata lain

faktor-faktor strategis eksternal suatu perusahaan disusun untuk

merumuskan factor-faktor eksternal dalam kerangka opportunities and

threaths

c. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan

sebesar-besarnya.

d. Strategi ST

Adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan

untuk mengatasi ancaman.

e. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada.

f. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha

(10)

3.6.1 Matriks Internal Factory Analysis Summary (IFAS)

Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah pembobotan dan

peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor internal, yakni

kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan table internal factory analysis

summary (IFAS).

Tahapnya adalah:

a. Tentukan dan susunlah faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta

kelemahan perusahaan dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0

(paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut

jumlahnya tidak boleh melebihi skor 1,00).

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing factor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh factor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk

kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari 1, sedangkan jika kelemahan

perusahaan rendah nilainya adalah 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-masing factor yang nilainya bervariasi mulai

(11)

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa

factor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya

dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap

factor-faktor strategis internalnya.

Tabel 3.2

Internal Factory Analysis Summary (IFAS)

(12)

3.6.2 Matriks Eksternal Factory Analysis Summary (EFAS)

Setelah terkumpul data, tahap selanjutnya adalah melakukan pembobotan

dan peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor eksternal,

yakni peluang dan ancaman dengan menggunakan matriks eksternal factory

analysis summary (EFAS).

Untuk mengembangkan table EFAS, harus ditempuh langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Tentukan dan susunlah faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman

perusahaan dalam kolom 1.

b. Beri bobot msing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat

penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut

jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh factor tersebut terhadap kondisi perusahan yang

bersangkutan. Variabel yang bersifat positif ( semua variabrl yang masuk

kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari 1 sampai dengan 4 (sangat baik).

Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Jika kelemahan

perusahaan besar sekali nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan

(13)

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan dalam untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi

mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa

faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya

dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap

(14)

Tabel 3.3

Eksternal Factory Analysis Summary (EFAS)

Faktor-Faktor Strategi

Tahapan analisis dilakukan dengan mengembangkan matriks EFAS+IFAS

dan dilanjutkan dengan matriks alternating strategi.

a. Matriks Penggabungan EFAS+IFAS

Memindahkan hasil pada matriks EFAS dan IFAS kedalam matriks

penggabungan bertujuan untuk melihat hasil sub total EFAS dan sub-total

IFAS. Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan memberikan suatu

(15)

Tabel 3.4

Sumber: Rangkuti (2009:42) Hasil yang akan diperoleh adalah :

1. Bila S (A) + O (C) > W ( B) + T (D) maka faktor strategis kekuatan

dan peluang mendukung tercapainya jalan ke luar dari pokok

permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang

(16)

2. Bila S (A) + O (C) < W (B) + T (D) maka pokok masalah adalah

kenyataan yang sebenarnya terjadi, yang memiliki kelemahan besar

disamping tantangan atau ancaman yang dihadapi sangat besar. Tindak

lanjut yang dilakukan adalah mencari alternatif lain untuk memperkuat

variable pengamatan atau strategi lainnya.

b. Matriks SWOT

Setelah dilakukan penggabungan matriks IFAS dan EFAS maka akan

ditemukan strategi yang tepat. Strategi tersebut diuangkan kedalam

matriks SWOT untuk lebih mengetahui strategi apa yang akan diterapkan

pada Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto.

Gambar 3.1

Kuadran SWOT

Peluang

1. Strategi Turn over 1. Strategi Agresif

Kelemahan Kekuatan

2. Strategi Defensif 2. Strategi Diversifikasi

Ancaman

(17)

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan

tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan

dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang

agresif (Growth Oriented Strategy).

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih

memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan

adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di

lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.

Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan

masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar

yang lebih baik.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,

perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan

(18)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Rumah Makan Ikan Bakar MasTo merupakan usaha waralaba yang

didirikan Pada tahun 2007, yang berlokasi di Jl. Gagak Hitam/Ringroad Medan.

Usaha rumah makan tersebut diberi nama Ikan Bakar Masto, rumah makan ini

menyajikan berbagai jenis makanan khusus sajian ikan bakar, dengan menu ikan

yang terdiri dari ikan mujair, ikan nila, ikan gurami, ikan gembung, dan jenis ikan

lainnya. Disamping menyediakan ikan bakar juga ada menu lainnya seperti ikan

goreng, ayam goreng, ayam akar, ayam asam manis, dan bermacam-macam jenis

menu makanan. Rumah makan Ikan Bakar Masto ini juga menyediakan minuman

segar seperti berbagai macam jus, sop buah, dan minuman segar lainnya.

Adapun bahan baku kebutuhan rumah makan diperoleh dari berbagai

sumber, kalau sayuran dan buah didapatkan dari pasar sekitar rumah makan,

sedangkan menu pokok seperti ikan, ayam dan lainnya itu adanya pemasok dari

luar.

Usaha rumah makan Ikan Bakar Masto dibuka oleh pemilik untuk

menciptakan rumah makan yang spesifik dengan menyediakan khusus ikan bakar

dengan masakan seperti rumahan atau keluarga, yang sengaja membuat beda

(19)

Tujuan pemilik rumah makan Ikan Bakar Masto membuka rumah makan

ini disamping untuk memperoleh keuntungan juga adalah untuk menciptakan

lapangan pekerjaan, dimana saat ini karyawan nya sudah berjumlah 28 orang.

4.1.2 Lokasi Perusahaan

Rumah makan Ikan Bakar Masto yang terletak di Jl. Gagak

Hitam/Ringroad Medan. Lokasi ini sangat strategis untuk membuka usaha

khususnya dibidang kuliner. Kawasan Jl. Ringroad Medan adalah salah satu

kawasan wisata kuliner yg di minati pengunjung khususnya warga Medan

sekitarnya. Pemilihan lokasi usaha didasarkan pada:

a. Bahan Baku

Lokasi usaha dekat dengan lokasi pembelian bahan baku seperti sayur dan

buah sehingga memudahkan pengiriman bahan baku dan menjaga kualitas

dari bahan baku itu sendiri sebelum diolah.

b. Tenaga Kerja

Lokasi yang terletak di Medan Setia Budi, dimana masih banyak tenaga

kerja yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai tenaga kerja produktif

perusahaan.

c. Pemasaran

Awal berdirinya rumah makan ini berlokasi di Jl. Gagak Hitam/Ringroad

Medan Setia Budi pada tahun 2007 dengan teknik penjualan memasarkan

ke teman-teman pemilik yang hobinya bermain golf, ke teman yang satu

(20)

4.1.3 Struktur Organisasi

Dalam suatu usaha dibutuhkan suatu struktur organisasi agar dalam

prosesnya terdapat tingkatan wewenang dan tanggung jawab tingkat wewenang

dan tanggung jawab akan memudahkan pekerja dalam menjalankan dan

menyelesaikan pekerjan.

Struktur organisasi yang tepat dan sesuai dengan kondisi serta tujuan yang

diharapkan oleh perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kelancaran kerja

keseluruhan perusahahan, yang pada akhirnya akan mengantarkan dan

mengararahkan pimpinan perusahaan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Struktur organisasi pada rumah makan Ikan Bakar Masto dapat dilihat

pada bagan sebagai berikut:

Gambar 4.1

Struktur organisasi rumah makan Ikan Bakar Masto

Sumber Data : Rumah Makan Ikan Bakar Masto (Data diolah tahun 2014) PRODUKSI

PEMILIK 

(21)

Tugas dan Tanggung jawab

a. Pemilik

- Bertanggung jawab atas usaha secara keseluruhan

- Membuat kebijakan usaha secara umum maupun khusus

- Memimpin, mengatur, dan mengarahkan seluruh aktifitas yang ada

dalam usaha

b. Bagian Produksi

1. Menjaga ketertiban dan kerapian kerja

2. Mempersiapkan kebutuhan operasional dapur dengan baik yang

didapatkan dari pasar untuk persediaan sehari-hari.

a. Melakukan pengecekan terhadap kebutuhan operasional dapur yang

habis atau tinggal sedikit

b. Memberi laporan kepada pemilik mengenai hal-hal yang berkenan

dengan produksi

3. Pelayan

1. Menyediakan menu disetiap meja pendatang

2. Dengan ramah dan cekatan memberikan pelayanan kepada pelanggan

4.1.4 Personalia

Jumlah karyawan yang bekerja di rumah makan Ikan Bakar Masto

berjumlah 28 orang yang terdiri dari customer service (CS), bagian dapur,

(22)

Sementara itu sebagian karyawan ada juga yang masih belajar di

perguruan tinggi/sedang menjalankan kuliah sambil kerja. Sistem penggajian bagi

karyawan setiap 3 bulan sekali kenaikan gaji, dan khusus customer service (CS)

diberikan tambahan ½% dari omset.

4.1.5 Saluran Distribusi Perusahaan

Rumah makan Ikan Bakar Masto menggunakan sistem distribusi langsung,

dimana produk usaha langsung sampai konsumen akhir. Konsumen datang ke

rumah makan secara langsung untuk melakukan pembelian ataupun pemesanan

produk melalui delivery.

Saluran distribusi rumah makan dapat digambarkan sebagai berikut:

Produsen Konsumen

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Identitas Responden

Nama : Indra Kesuma Yuzar, SE, MM

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 51 Tahun

Jabatan : Pemilik Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto

4.2.2 . Hasil Wawancara

Berdasarkan wawancara dengan pemilik Rumah Makan, Bapak Indra Yuzar,

menjelaskan bahwa : “Rumah Makan Ikan Bakr Mas To selalu mengikuti

perkembangan tehnologi dalam hal memberikan informasi dan dari strategi

(23)

tetapi dalam memasak makanan/produksi masih menggunakan alat tradisionil

khususnya dalam hal menyiapkan ikan bakar.

Aspek Pemasaran

1. Lokasi Strategis

Alasan pemilik rumah makan memilih lokasi dijalan Ringroad ini

dikarenakan lokasi ini merupakan kawasan yang strategis untuk

membuka suatu usaha

2. Harga Kompetitif

Harga tersebut dapat dikatakan kompetitif bagi keluarga dan

disesuaikan dengan kualitas dn kuantitas produk yang ditawarkan.

3. Pelayanan pelanggan baik

Pelayan cukup ramah dan penyajian menu tergolong cepat

4. Jenis Sajian Menu makanan

Ikan Bakar Masto ini menyajikan jenis makanan seperti ikan bakar,

ikan goreng, ayam bakar,dan lain-lain.

5. Jenis Sajian Menu minuman beragam

Minuman yang disajikan terdiri dari berbagai macam jenis minuman

seperti juice, sop buah, Aqua, teh manis, lemon tea, dan lain-lain.

6. Sebagian besar pengunjung Ikan Bakar Masto merupakan keluarga

(24)

Aspek Produksi dan Operasional

1. Menjaga kualitas makanan

Usaha ini memilih bahan baku yang berkualitas agar tidak

mengecewakan pelanggan.

2. Pasokan bahan baku

Bahan baku diperoleh dari pasar tradisional dan pemasok sendiri.

3. Fasilitas

Rumah makan ini memiliki bermacam-macam fasilitas.

4. Karyawan bagian dapur yang sudah berpengalaman

Karyawan bagian dapur yang bekerja untuk membuat berbagai macam

jenis makanan yang akan disajikan.

5. Pekerja sesuai dengan job description masing-masing job description

dibutuhkan bagi suatu usaha agar para pekerja dapat bekerja sesuai

dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

Aspek Keuangan

1. Modal Mencukupi

Usaha rumah makan ini berdiri dengan modal yang mencukupi dari

tabungan si pemilik yang ingin membuka usaha dibidang kuliner.

2. Laporan keuangan yang efektif

Usaha rumah makan ini membuat laporan keuangan yang lumayan

(25)

Aspek Persaingan

1. Banyak persaingan usaha yang sejenis disekitar lokasi.

2. Banyak barang substitusi disekitar lokasi.

3. Kekuatan tawar menawar pembeli rendah.

4. Kekuatan tawar menawar pemasok rendah.

Aspek Kebijakan

1. Harga bahan baku meningkat.

2. Harga sewa bangunan meningkat.

3. Usaha rumah makan Ikan Bakar Masto ini belum melakukan

peminjaman kredit ke bank.

4.3 Analisis Data dan Pembahasan

4.3.1 Analisa Lingkungan Internal dan Eksternal

Analisa SWOT merupakan salah satu instrument analisa yang ampuh

apabila digunakan dengan tepat. SWOT merupakan akronim untuk kata-kata

“Strenght” (kekuatan), “Weakness” (kelemahan), “Opportunities” (peluang) dan

“Threats” (ancaman), factor-faktor kekuatan dan kelemahan dalam tubuh

organisasi termasuk satuan bisnis tertentu, sedangkan faktor peluang dan

ancaman merupakan faktor lingkungan yang dihadapi organisasi termasuk satuan

bisnis tertentu, sedangkan faktor peluang dan ancaman merupakan faktor

lingkungan yang dihadapi organisasi atau perusahaan atau satuan bisnis tersebut

(26)

4.3.2 Data yang Terkumpul

Aspek Pemasaran

1. Lokasi strategis

Alasan pemilik rumah makan Ikan Bakar Masto membuka rumah

makan ini dengan pertimbangan letak bangunan ini dikawasan kuliner

dan sering dikunjungi warga medan. Selain itu untuk memperoleh

keuntungan juga adalah untuk menciptakan lapangan pekerjaan,

dimana saat ini karyawan nya sudah berjumlah 28 orang.

2. Harga kompetitif

Harga makanan mulai dari harga Rp 10.000,00 – Rp 80.000,00.

Sedangkan harga minuman berkisar Rp 5.000,00 – Rp 23.000,00. Harga

tersebut dapat dikatakan kompetitif bagi keluarga dan disesuaikan

dengan kualitas dn kuantitas produk yg ditawarkan.

3. Pelayanan pelanggan baik

Pelayan cukup ramah melayani pemesanan pelanggan. Selain itu

penyajian menu yang pelanggan pesan tergolong cepat dan masih

hangat. Sedangkan untuk penyajian minuman tergolong cepat juga.

4. Jenis sajian menu makanan beragam

Ikan Bakar Masto ini menyajikan beberapa jenis makanan diantaranya

ikan bakar berbagai jenis ikan, ayam bakar, cumi goreng, udang goreng,

ikan goreng tepung, ayam goreng tepung, dan berbagai macam sayuran

(27)

5. Jenis sajian menu minuman beragam

Ikan Bakar Masto ini menyediakan berbagaimacam jenis minuman

seperti juice, sop buah, Aqua, teh manis, lemon tea, dan banyak lagi.

6. Pengunjung orang yang mengetahui keberadaan lokasi

Pengunjung Ikan Bakar Masto merupakan mayoritas orang yang

mengetahui keberadaan lokasi seperti masyarakat sekitar, teman

sipemilik, keluarga, dan anak muda. Usaha ini tidak melakukan promosi

dengan pembagian brosur, tetapi lebih melalui situs jejaringan sosial

yang saat ini marak terjadi.

Aspek Produksi dan Operasional

1. Menjaga kualitas makanan

Usaha ini memilih bahan baku yang berkualitas agar tidak

mengecewakan pelanggan. Sebab apabila pelanggan kecewa, sangat

kecil kemungkinan mereka akan datang untuk menikmati sajian Ikan

Bakar Masto.

2. Pasokan bahan baku

Pemilik melakukan pemenuhan bahan baku dengan dua cara, yang

pertama itu bahan baku seperti ayam, sayur, dan buah itu di pasar

tradisional, sedangkan khusus ikan itu ada pemasok sendiri.

3. Fasilitas

Fasilitas di rumah makan Ikan Bakar Masto ini berbagai macam

(28)

4. Karyawan bagian dapur yang sudah berpengalaman

Karyawan bagian dapur yang bekerja untuk membuat berbagai macam

jenis makanan yang akan disajikan.

5. Pekerja bekerja sesuai job description masing – masing

Pekerja sesuai dengan job description masing-masing job description

dibutuhkan bagi suatu usaha agar para pekerja dapat bekerja sesuai

dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

Aspek Keuangan

1. Modal mencukupi

Usaha rumah makan ini berdiri dengan modal yang mencukupi dari

tabungan si pemilik yang ingin membuka usaha dibidang kuliner.

2. Laporan keuangan yang relative

Usaha rumah makan ini membuat laporan keuangan yang lumayan

besar untungnya.

Aspek Persaingan

1. Banyak usaha sejenis di sekitar lokasi

Dalam suatu usaha atau pemasaran, perusahaan tentunya tidak lepas

dari persaingan. Adaanya perusahaan yang bergerak dibidang yang

sama akan menjadi cambuk bagi Rumah Makan Ikan Bakar Mas To

untuk lebih meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan

Disekitar lokasi banyak usaha yang sejenis, akan tetapi usaha Ikan

(29)

2. Banyak barang substitusi di sekitar lokasi

Disekitar lokasi usaha berdiri pusat perbelanjaan dan banyak usaha

makanan lainnya seperti ayam bakar, ikan bakar, nasi goreng, bakso,

dan aneka makanan lainnya.

3. Kekuatan tawar menawar pembeli rendah

Meski membeli dalam jumlah banyak seperti order makanan, akan

tetapi pembeli tidak melakukan negosiasi penurunan harga.

4. Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi

Usaha ini memiliki pemasok bahan baku langganan akan tetapi

apabila pemasok menawarkan harga tinggi pemilik usaha tidak

melakukan penawaran sehingga menguntungkan pihak pemasok.

Aspek Kebijakan

1. Harga bahan baku meningkat

Sejak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), harga bahan baku

juga ikut meningkat. Hal ini menyebabkan pemilik usaha juga ingin

melakukan peningkatan harga makanan dan minuman.

2. Harga sewa bangunan meningkat

Usaha rumah makan Ikan Bakar Masto ini memiliki bangunan sendiri

dengan letak yang strategis.

3. Pemilik tidak melakukan peminjaman ke Bank

Usaha ini belum melakukan peminjaman kredit ke Bank dikarenakan

(30)

4.3.3 Pengklasifikasian Data

a. Kekuatan

Aspek Pemasaran

1. Lokasi strategis

Lokasi sangat straegis dikawasan kuliner dan sering dikunjungi warga

kota Medan yang terletak di Jalan Ringroad Medan. Selain itu untuk

memperoleh keuntungan juga adalah untuk menciptakan lapangan

pekerjaan.

2. Harga kompetitif

Harga makanan mulai dari harga Rp 10.000,00 – Rp 80.000,00.

Sedangkan harga minuman berkisar dari Rp 5000,00 – Rp 23.000,00.

Harga tersebut dapat dikatakan kompetitif bagi keluarga dan disesuaikan

dengan kualitas dan kuantitas produk yang ditawarkan.

a. Pelayanan pelanggan baik

Pelayanannya cukup ramah melayani pemesanan pelanggan. Selain itu

penyajian menu yang pelanggan pesan tergolong cepat dan masih hangat.

Sedangkan untuk penyajian minuman tergolong cepat juga.

b. Jenis makanan beragam

Ikan Bakar Masto ini menyajikan beberapa jenis makanan diantaranya

ikan bakar berbagai jenis ikan, ayam bakar, cumi goreng, udang goreng,

ikan goreng tepung, ayam goreng tepung, dan berbagai macam sayuran

(31)

c. Jenis minuman beragam

Ikan Bakar Masto ini menyediakan berbagai macam jenis minuman

seperti juice, sop buah, Aqua, teh manis, lemon tea, dan banyak lagi.

Aspek Produksi/Operasional

1. Kualitas makanan bagus

Usaha ini memilih bahan baku yang berkualitas agar tidak

mengecewakan pelanggan. Sebab apabila pelanggan kecewa, sangat

kecil kemungkinan mereka akan datang untuk menikmati sajian Ikan

Bakar Masto.

2. Pasokan bahan baku memadai

Pemilik melakukan pemenuhan bahan baku dengan dua cara, yang

pertama itu bahan baku seperti ayam, sayur, dan buah itu di pasar

tradisional, sedangkan khusus ikan itu ada pemasok sendiri.

3. Jarak usaha dan pemasok berdekatan

Jarak usaha dan pemasok berdekatan sehingga pemilik mudah untuk

mendapatkan bahan baku.

4. Fasilitas

Fasilitas di rumah makan Ikan Bakar Masto ini berbagai macam

seperti wi-fi, toilet, musholla, tempat parker yang luas.

5. Pekerja sesuai dengan job description

Pekerja sesuai dengan job description masing-masing job description

(32)

6. Karyawan produksi yang berpengalaman

Karyawan produksi yang bekerja untuk membuat berbagai macam

jenis makanan yang akan disajikan.

3. Kelemahan

Aspek Persaingan

a. Banyak usaha sejenis di sekitar lokasi

Disekitar lokasi banyak usaha yang sejenis, akan tetapi usaha Ikan

Bakar Masto ini tetap ungggul untuk keluarga di bidang kuliner.

b. Banyak barang substitusi di sekitar lokasi

Disekitar lokasi usaha berdiri pusat perbelanjaan dan banyak usaha

makanan lainnya seperti ayam bakar, ikan bakar, ayam penyet, ayam

kremes, nasi goreng, bakso, dan aneka makanan lainnya.

c. Kekuatan tawar menawar pembeli rendah

Meski membeli dalam jumlah banyak seperti order makanan, akan

tetapi pembeli tidak melakukan negosiasi penurunan harga.

d. Kekuatan tawar menawar pemasok rendah

Usaha ini memiliki pemasok bahan baku langganan akan tetapi

apabila pemasok menawarkan harga tinggi pemilik usaha tidak

(33)

Tabel 4.1 Matriks IFAS

(Internal Factory Analysis Summary) Faktor - Faktor Strategi

Internal Bobot Rating

Bobot x

- Jarak pemasok dan lokasi

usaha berdekatan 0,05 3 0,15

- Fasilitas 0,75 4 0,30

- Pekerja bekerja sesuai job

description 0,05 3 0,15

- Karyawan bagian produksi

yang berpengalaman 0,05 3 0,15

Sub Total 0,665 2,65

Weakness (W)

Aspek Persaingan

- Banyak barang substitusi

disekitar lokasi 0,05 2 0,10

- kekuatan tawar menawar

pembeli rendah 0,1 2 0,20

- Kekuatan tawar menawar

pemasok tinggi 0,05 2 0,10

- Banyak usaha yang sejenis

disekitar lokasi 0,1 2 0,20

Aspek Keuangan

- Modal mencukupi 0,1 2 0,20

- Laporan keuangan yang

efektif 0,1 2 0,20

(34)

Dari hasil analisis pada matriks IFAS, factor strength mempunyai total

2,65 sedangkan weakness mempunyai total nilai skor 1

Peluang

Aspek kebijakan

1. Penawaran kredit ke Bank

Ancaman

Aspek Kebijakan

1. Harga bahan baku meningkat

2. Harga sewa bangunan meningkat

Tabel 4.2

Matriks EFAS

(Eksternal Factory Analysis Summary)

Faktor - Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating

- Meninggkatkan harga bahan

baku 0,025 3 0,075

- Meningkatnya harga sewa

bangunan 0,175 4 0,060

Sub Total 0,375 1,375

TOTAL 0,550 2,075

Dari hasil analisis pada tabel EFAS, factor opportunity mempunyai total

(35)

4.3.4 Tahapan Analisis

a. Matriks Penggabungan IFAS + EFAS

Dari hasil Penggabungan IFAS dan EFAS maka diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.3

Matriks Penggabungan IFAS + EFAS

Sub Total Strength = 2,65 Sub Total Wekness =1

Sub Total Opportunity =0,75 Sub Total Threat =1,375

Sub Total S + O =3,4 Sub Total W + T =2,375

Diketahui bahwa: Strength + Opportunity > Weakness + Threat

Maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan

ke luar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang

(36)

Matriks SWOT, Dari hasil identifikasi factor-faktor tersebut maka dapat

digambarkan dalam diagram SWOT, sebagai berikut:

Gambar 4.2

Kuadran SWOT

Opportunity ( -0,75 )

3. Strategi Turn Over 1. Strategi Agresif

Weakness ( +1 ) Strength ( +2,65 )

4. Strategi Defensif 2. Strategi Deversifikasi

Threat ( +1,375 )

Dari diagram diatas menunjukkan bahwa strategi yang perlu diterapkan untuk

strategi pengembangan bisnis pada Rumah Makan Ikan Bakar Masto Medan adalah

Strategi Agresif, dimana fokus strategi tersebut yang dilakukan untuk lebih

(37)

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitiaan, adapun indicator yang mendukung

kesimpulan tersebut antara lain :

1. Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto dapat dikatakan usaha menengah kelas

atas. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya usaha sejenis, memiliki aneka

ragam jenis makanan dan minuman kelas menengah atas.

2. Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto ini dapat menganalisis secara tepat

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta peluang-peluang usaha yang dapat

mendukung perkembangan usaha Ikan Bakar Masto.

3. Setelah dilakukan analisis SWOT dengan menggunakan IFAS dan EFAS serta

diagram SWOT pada usaha rumah makan Ikan Bakar Masto, maka strategi yang

tepat dalam meningkatkan pendapatan pada usaha rumah makan Ikan Bakar

Masto Jalan Ringroad Medan adalah Strategi Agresif, dimana fokus strategi

tersebut yang dilakukan untuk lebih meningkatkan produksi berdasarkan

(38)

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto sebaiknya dapat lebih teliti

dalam menganalisis lingkungan internal perusahaan yakni kekuatan

dan kelemahan serta lingkungan eksternal perusahaan yakni peluang

dan ancaman agar dapat disusun strategi-strategi yang efektif untuk

perkembangan usaha Ikan Bakar Masto.

2. Suasana yang nyaman dan higienis akan dapat menentukan

keberhasilan suatu usaha , oleh karena itu Pemilik usaha dituntut

untuk setiap saat melakukan inovasi atau perubahan-perubahan

terhadap suasana yang lebih baik lagi dan mengupayakan agar para

konsumen merasa betah dan tidak akan berpaling kelain tempat

3. Kelemahan usaha diantisipasi dengan menggunakan peluang-peluang

yang ada, antara lain meningkatkan pelayanan yang ramah, cepat dan

prima, merenovasi rumah makan maupun prasaana lainnya serta

(39)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Strategi sering digunakan oleh organisasi dalam mencapai

tujuannya,begitu juga dalam dunia bisnis. Biasanya istilah strategi sering

digunakan dalam perang guna memenangkan pertempuran dengan lawannya,

namun kali ini strategi juga dipergunakan oleh perusahaan dalam memasarkan

produknya. Menurut Wikipedia strategi adalah pendekatan secara keseluruhan

yang berkaitan dengan pelaksanaan, gagasan, perencnaan dan eksekusi sebuah

aktifitas dalam kurun waktu tertentu.dalam kondisi yang yang baik terdapat

koordinasi tim kerja, memiliki tema , mengindentifikasi factor pendukung yang

sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam

pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.

Selanjutnya menurut Siagian (2004), strategi adalah serangkaian

keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh menejemen puncak dan

diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian

tujuan organisasi tersebut.

Menurut Januch dan Glueck (1991 : 9), strategi adalah rencana yang

disatukan, luas dan integrasi yang menghubungkan keunggulan strategis

perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yangt dirancang untuk memastikan

(40)

kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas

alokasi sumber daya. (Rangkuti, 2006:3)

Pada umumnya perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang

melaksanakan konsep pemasaran yang berorientasi kepada konsumen, karena

perusahaan inilah yang mampu menguasai pasar dalam jangka panjang Dalam

konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan

yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan

usaha suatu organisasi atau perusahaan.

2.1.2 .Manfaat Strategi

Menurut Greenly dalam David (2002:19) bahwa manajemen stragegi

menawarkan manfaat antara lain :

a. Memungkinkan mengenali, menetapkan prioritas, dan memanfaatkan berbagai

peluang

b. Menyediakan pandangan objektif mengenai masalah manajemen

c. Menjadi kerangka kerja untuk memperbaiki koordinasi dan pengendalian

aktivitas

d. Meminimalkan pengaruh kondisi dan perubahan yang merugikan

e. Memungkinkan keputusan utama yang lebih baik mendukung sasaran yang telah

ditetapkan

f. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk

mengenali peluang

g. Memungkinkan sumber daya yang lebih kecil dan waktu lebih sedikit dicurahkan

(41)

2.1.3 Strategi Bisnis

Strategi bisnis adalah strategi yang menekan pada peningkatan dari

posisikompetitif dari produk atau jasa perusahaan dalam industry yang spesifik

atau segmen pasar yang dilayani oleh unit bisnis tersebut (Wheelen dan Hunger,

2011:13).

Strategi bisnis (business Strategy) merupakan strategi yang dibuat pada

level unit bisnis dan strateginya lebih di tekankan untuk meningkatkan posisi

bersaing produk atau jasa perusahaan didalam suatu industry atau segmen pasar

tertentu (Solihin 2012:196).

Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena

strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, seperti strategi

pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi

organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

Pengembangan perencanaan/strategi pada tingkatan bisnis mencakup,

sebagai berikut:

a. Tujuan jangka panjang dari unit bisnis.

(42)

2.1.4 Jenis-Jenis Strategi pada Unit Bisnis

Strategi pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis

yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif atas

pesaingnya dalam suatu pasar atau industri. Porter dalam Solihin (2012:196)

menyebutkan ada tiga strategi pada unit bisnis, yaitu:

1. Kepemimpinan biaya (Cost Leadership)

Strategi ini dipilih oleh perusahaan yang memiliki cakupan persaingan

(competitive scope) yang luas. Dalam strategi ini perusahaan berusaha

mencapai biaya paling rendah disbanding perusahaan lain yang berada

dalam satu industri. Keunggulan biaya perusahaan dapat berasal dari

penerapan teknologi produksi yang tepat, memiliki akses terhadap bahan

baku yang lebih menguntungkan disbanding pesaing, dan sebagainya.

Manfaat yang diperoleh dari penerapan strategi ini adalah menghambat

masuknya pesaing potensial yang ingin memasuki industri yang sama.

2. Diferensiasi (differentiation)

Perusahaan yang memilih strategi ini harus berusaha untuk memiliki

keunikan pada dimensi tertentu dari produk yang mereka hasilkan, dimana

keunikan tersebut dianggap bernilai bagi konsumen. Diferensiasi yang

dilakukan oleh perusahaan dapat berasal dari produk itu sendiri, system

(43)

3. Fokus (focus)

Perusahaan akan memilih satu atau beberapa kelompok segmen dalam

suatu industry kemudian mereka akan mengembangkan strategi yang

sesuai untuk segmen tersebut yang tidak bisa dilayani dengan baik oleh

pesaing lain yang memiliki cakupan pasar lebih luas. Strategi fokus terbagi

dua jenis yaitu: fokus pada biaya (cost focus) dan fokus pada diferensiasi

(differentiation focus). Perusahaan yang berfokus pada biaya akan

berusaha untuk meraih pelanggan yang memiliki kebutuhan akan produk

dengan biaya lebih rendah dalam suatu industry yang tidak dapat dilayani

dengan baik oleh perusahaan lain yang memiliki cakupan pasar lebih luas.

Sedangkan perusahaan yang berfokus pada diferensiasi akan berusaha

meraih pelanggan yang tidak terlayani dengan baik oleh perusahaan lain

dengan cara menawarrkan produk atau layanan yang berbeda dengan

pesaing.

2.2 Pengembangan Usaha Kecil

Menurut Hunger & Wheelen, (2003:502), perusahaan kecil adalah

perusahaan yang dimiliki dan dikelola secara mandiri serta tidak dominan dalam

operasinya. Pada tahap awal usaha, perkembangan yang ditunjukkan oleh

perusahaan dengan peningkatan volume penjualan. Peningkatan volume penjualan

tersebut merupakan bekal usaha jangka panjang untuk memperoleh usaha yang

(44)

Secara lebih rinci, Hunger dan Wheelen (2003:514) memaparkan tahap

perkembangan perusahaan kecil, yaitu:

1. Tahap Eksistensi

Pada tahap ini, perusahaan menghadapi masalah dalam mendapatkan

pelanggan dan menyediakan produk dan jasa yang ditawarkan. Struktur

organisasi masih sederhana. Wirausahawan mengerjakan semuanya dan

mengkoordinasi bawahan secara langsung.

2. Tahap Kelangsungan Hidup

Pada tahap ini, perusahaan mulai dapat memuaskan kebutuhan pelanggan.

Hal ini tercermin dari peningkatan volume penjualan produk. Struktur

organisasi masih sederhana, tetapi perusahaan sudah memiliki manajer

penjualan yang ditugaskan oleh pemilik.

3. Tahap Sukses

Pada tahap ini, perusahaan telah mencapai tingkatan dimana perusahaan

tidak hanya mendapat untung, tetapi juga menghasilkan aliran kas yang

cukup untuk diinvestasikan kembali. Struktur organisasi pada tahap ini

berubah menjadi struktur organisasi fungsional.

4. Tahap Tinggal Landas

Pada tahap ini perusahaan tumbuh secara cepat. Pendiri harus

mendelegasikan tugas kepada manajer professional. Tahap ini adalah tahap

(45)

5. Tahap Kematangan Sumber Daya

Pada tahap ini, perusahaan telah mencapai posisi dan karakteristik

perusahaan besar. Perusahaan mungkin masih berukuran kecil sampai

sedang, tetapi telah dikenal sebagai perusahaan yang di perhitungkan

dalam industry.

2.3 Analisis SWOT (Strenght Weakness Opportunity Threats)

Analisis SWOT atau sering juga disebut Matriks SWOT, merupakan

metode perencanaan terstruktur yang digunakan untuk mengevaluasi Strenght

(kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang). Threats (ancaman)

yang terdapat pada suatu proyek atau perusahaan.analisis SWOT dapat digunakan

untuk produk, tempat, industry, atau perorangan. Analisis ini melibatkan tujuan

spesifik dari bisnis atau proyek dan mengindentifikasikan factor internal dan

eksternal yang dapat membantu atau malah menyulitkan tujuan.

Analisis SWOT merupakan alat analisis situasional yang banyak

digunakan perusahaan dalam melakukan formulasi strategi (Solihin 2012:164).

Analisis strategi ini mengharuskan para manager strategis untuk menemukan

peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping

memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal.

Dari hasil analisis SWOT akan diperoleh strategi alternative perusahaan

untuk membantu manajer strategis memutuskan kearah mana perusahaan dapat

tumbuh dan berkembang. Setiap perusahaan harus melakukan analisis SWOT agar

(46)

2.3.1 Analisis SWOT terdiri dari 4 (empat) faktor

a. Strenght (kekuatan)

Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep

bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam

tubuh organisasi. Atau strength adalah faktor-faktor internal positif yang berperan

terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan organisasi

(Zimmerer, 2002:42). Defenisi tersebut menunjuk bahwa perusahaan memiliki

faktor-faktor yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Faktor-faktor ini harus benar-benar diketahui oleh perusahaan agak tidak salah dalam merancang

strategi dalam mencapai visi perusahaan.

b. Weakness (kelemahan)

Weakness (kelemahan) adalah faktor-faktor internal negatif yang

merintangi kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan

(Zimerer, 2002:42). Kelemahan dari sebuah perusahaan hendaknya dapat

diminimalisir, karena apabila kelemahan ini lebih dominan dari kekuatan maka

perusahaan tidak akan survive dalam persaingan bisnis. Dengan kata lain

perusahaan harus mampu mengidentifikasikan kelemahannya sedini mungkin agar

dapat meminimlkan kelemahan tersebut dan memaksimalkan kekuatan yang

(47)

c. Opportunity (peluang)

Opportunity (peluang) adalah poin-poin eksternal positif yang dapat

dimanfaatkan oleh suatu bisnis untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan

(Zimeerer, 2002:43). Peluang merupakan lingkungan luar perusahaan sehingga

perusahaan tidak dapat menghilangkan atau menciptakan sebuah peluang.

Perusahaan hanya dapat mencari informasi mengenai peluang-peluang yang ada

dipasar. Perusahaan yang dapat melihat dan memanfaatkan peluang dan

memenangkan persaingan dalam dunia bisnis. Oleh sebab itu, setiap perusahaan

hendaknya memiliki informasi yang aktual dan akurat mengenai perkembangan

dunia bisnis.

d. Threat (ancaman)

Threat (ancaman) adalah kekuatan-kekuatan luar negatif yang merintangi

kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan (Zimmerer,

2002:44). Setiap perusahaan akan menghindari ancaman yang ada, karena

ancaman merupakan hal yang dapat menggagalkan tujuan perusahaan. Dengan

kata lain setiap perusahaan akan berusaha dan bahkan mungkin menghilangkan

ancaman. Akan tetapi ancaman dalam dunia bisnis tidak dapat dihilangkan atau

dihindari. Sebuah ancaman hanya dapat diminimalkan dengan kekuatan (strength)

yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang mampu menghadapi ancaman dan

(48)

2.3.2 Fungsi SWOT ( Strenght Weakness Opportunity Threat )

Menurut Ferrel dan Harline (2005:48), fungsi analisis SWOT adalah untuk

mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok

persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal

(peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah

informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai

tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus

dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan.

Analisis SWOT dapat digunakan berbagai cara untuk meningkatkan volume

penjualan perusahaan.

Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah

berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkan

dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan

mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada, bagaimana cara mengatasi

kelemahan yang mencegah keuntungan dan peluang, selanjutnya bagaimana

kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada, dan terakhir adalah bagaimana

cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau

(49)

2.4 Usaha Kecil Menengah (UKM)

Usaha Kecil dan Menengah mempunyai peran yang strategis dalam

pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan

ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil

pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi dinegara kita sejak beberapa

waktu lalu, dimaa banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnan bahkan

berhenti aktifitasnya, sektor UKM justru lebih tangguh dalam menghadapi

aktifitas tersebut.

Pengembangan UKM perlu mendapat perhatian yang besar baik dari

pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang yang lebih kompetitip

bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah kedepan perlu

diupayakan lebih kondusip bagi tmbuh dan berkembangnya UKM. Pemerintah

perlu meningkatkan peranya dalam memberdayakan UKM, disamping

mengembangkan kemitraan usaha yang salig menguntungkan antara pengusaha

besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia,

dikarenakan UKM .merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu

negara ataupun daerah, meskipun jika di lihat skala ekonominya tidak seberapa

jauh namun jumlah UKM sangat besar dan dominan serta sumbangan yang

diberikan selama ini baik untuk masyarakat maupun untuk negara dapat dirasakan

(50)

Pemerintah pada intinya mempunyi kewajiban untuk memecahkan tiga (3)

masalah klasik yang kerap kali menerpa UKM , yakni; akses pasar, modal dan

teknologi yang selama ni kerap menjadi pembicaraan diberbagi pertemuan seperti

diseminar-seminar maupun konfrensi . secara keseluruhan terdpat beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengembangan unit usaha UKM ,

antara lain kondisi kerja, promosi usaha baru, akses informasi, akses pembiayaan,

akses pasar, peningkatan kualitas produk dan sumber daya manusia, ketersediaan

layanan pengembangan usaha, pengembangan tingkatan, jaringan bisnis dan

kompetisi.

Terdapat tiga alasan yang mendasari negara berkembang memandang

pentingnya keberadaan UKM yaitu, Pertama karena kinerja UKM cenderung lebih

baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produkif. Kedua, sebagai bagian

dari dinamikanya, UKM sering mencapai peningkatan produktifitasnya melalui

investasi dan perubahan teknologi. Ketiga adalah karena sering diyakini bahwa

UKM memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas dari pada usaha besar (Berry,

dkk, 2001).

2.4.1 Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM)

Usaha Kecil Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang

mengacu kejenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp

(51)

Dalam perspektif perkembangannya, UKM dapat diklasifikasikan menjadi

4 (empat) kelompok, yaitu :

1. Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai

kesempatan untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai

informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.

2. Micro enterprice, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi

belum memiliki sifat kewirausahaan.

3. Small Dynamic Enterprice, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa

kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan eksport.

4. Fast Moving Enterprice, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa

kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha besar.

Dibawah ini dapat dilihat beberapa Peraturan Perundang-undangan yang

berkaitan dengan UKM:

1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

2. PP No. 44 TAHUN 1997 tentang Kemitraan.

3. PP No. 32 tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha

Kecil.

4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha

MenengahKeppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha yang

dicadangkan untuk Usaha Kecil dan Bidang/jenis Usaha yang terbuka

untuk usaha menengah atau besar dengan syarat kemitraan.

(52)

6. Permenn BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan

Usaha Milik Negara.

7. Undang – Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil Dan

Menengah.

Dengan diundangkannya Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang

Usaha Mikro Kecil Menengah pada tanggal 4 juli 2008, kini Indonesia telah

memiliki defenisi UMKM yang lebih lengkap dibanding dengan defenisi dalam

UU lama, yaitu : UU No. 5 Tahun 1995, yang mendefenisikan hanya Usaha Kecil.

Defenisi tersebut didasarkan pada kriteria usaha, yaitu aset/kekayaan bersih dan

atau omset penjualan tahunan. Implikasi Pemberlakuan Undang-undang No. 20

tahun 2008 terhadap Data Kredit UMKM. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan beberapa pengertian:

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kreteria Usaha Mikro sebgaimana

diatur dalam UU ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha

menengah atau usaha besar yang memenuhi kreteria usaha kecil

(53)

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil

atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil dari penjualan

tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

Pasal 6

Undang-Undang NO. 20 TAHUN 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM), menyebutkan kriteria UMKM, yaitu :

1. Usaha Mikro memiliki asset maksimal. 50 juta dan omzet maksimal 300

juta

2. Usaha Kecil , memiliki asset > 50 juta – 500 juta dan omzet > 2,5 Milyar –

50 Milyar

3. Usaha Menengah memiliki asset > 500 juta – 10 Milyar dan omzet > 2,5

Milyar – 50 Milyar

Dari namanya dapat diartikan bahwa UKM merupakan usaha untuk

mereka yang belum termasuk sebagai kalangan atas. Tapi jangan pernah

mengecilkan arti dari UKM karena usaha ini juga turut memberikan peran besar

dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara, apalagi jika Negara itu termasuk

sebagai Negara kecil yang sedang berkembang. Dengan adanya UKM maka setiap

warga Negara tanpa membedakan strata diberikan kesempatan untuk

(54)

tidak perlu ikut bersaing dengan orang lain yang memiliki modal ijazah dan

berebutan mencari lapangan kerja di dunia perkantoran

Selanjutnya beberapa pasal dibawah ini memperjelas keberadaan UKM,

yaitu :

Pasal 7

(1)Pemerintah dan Pemerintah Daerah menumbuhkan iklim usaha dengan

menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang meliputi

aspek:

a. Pendanaan ;

b. Sarana dan prasarana

c. Informasi usaha;

d. Kemitraan;

e. Perizinan usaha

f. Kesempatan berusaha;

g. Promosi dagang;

h. Dukungan kelembagaan.

(2)Dunia usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif membantu

(55)

Pasal 8

Aspek pendanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a ditujukan

untuk:

a. Memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi Usaha Mikro, dan

Menengah untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga

keuangan bukan bank;

b. Memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringan sehingga

dapat diaks dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengh;

c. Memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat,

tepat, murah dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan,;

d. Membantu para pelaku usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk mendapatkan

pembiayaan dan jasa/produk keuangan lainya yang disediakan oleh

perbankan dan lebaga keuangan bukan bank, baik yang menggunakan

system konvensional maupun system syariah dengan jaminan yang

disediakan oleh pemerintah.

Pasal 9

Aspek sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf

b ditujukan untuk:

a. Mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan

mengembangkan pertumbuhan Usaha Mikro dan Kecil;

(56)

Pasal 10

Aspek informasi usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf c

a. Membentuk dan mempermudah pemanfaatan bank data dan jaringan

informasi bisnis;

b. Mengadakan dan menyebarluaskan informasi mengenai pasar, sumber

pembiayaan, komoditas, penjamin, desian dan teknologi dan mutu;

c. Memberikan jaminan transparansi dan akses yang sama bagi semua pelaku

usahaMengadakan prasarana umum yang dapat mendor dan Menengah

atas segala usaha

Pasal 11

Aspek kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf d

ditujukan untuk :

a. Mewujudkan kemitraan antar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

b. Mewujudkan kemitraan antara usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Besar

c. Mendorong terjadinya hubungan yang saling menguntungkan dalam

pelaksanaan transaksi usaha

d. Mengembangkan kerjasama untuk meningkatkan posisi tawar Usaha Mikro,

Kecil, dan menengah

e. Mendorong terbentuknya struktur pasar yang menjamin tumbuhnya

persaingan usaha yang sehat dan melindungi konsumen

f. Mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan usaha oleh orang

(57)

Pasal 12

(1)Aspek perizinan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)

huruf e. ditujukan untuk:

a. Menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan usaha dengan system

pelayanan terpadu satu pintu;

b. Membebaskan biaya perinzinan bagi usaha Mikro dan memberikan

keriganan biaya perinzinan bagi usaha kecil

(1)Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara permohonan

izin usaha diatur dengan Peraturan Pemerintah

Secara fungsi, UKM memiliki dua peran yaitu sebagai wadah inovasi dan

yang kedua adalah sebagai wadah yang merencanakan. Selain itu UKM juga

memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa, juga

sebagai penggagas, penggerak dan pengendali atau juga pemicu pembangunan

sosial ekonomi dalam Negara.

UKM dinegara berkembang, seperti Indonesia sering dikaitkan dengan

masalah ekonomi dan sosial dlam negeri seperti besarnya jumlah

pengangguran,ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang

tidak merata antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta masalah urbanisasi.

Perkembngan UKM diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang

signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut

(58)

Dari penjelasan di atas, secara spesifik dapat disimpulkan lagi beberapa

manfaat UKM yang diantaranya adalah :

1. Untuk membuka lapangan pekerjaan. Adanya UKM dikatakan dapat

membuka lapangan pekerjaan secara luas bagi masyarakat dan tentunya

juga akan menjadi cara untuk mengatasi pengangguran.

2. Menjadi Penyumbang Terbesar Nilai Produk Domestik Bruto. Secara

khusus di Negara kita, UKM telah memberi andil untuk menyumbang

pajak yang cukup besar. Data ini memperlihatkan bahwa UKM sangat

berperan dalam membantu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Indonesia.

3. Solusi efektif untuk permasalahan ekonomi masyarakat menengah. Ada

suatu penelitiana yang membuktikan bahwa perekonomian suatu Negara

akan tumbuh dan berkembang dikarenakan adanya inovasi dalam

produksi, dan ini ada pada UKM.

2.4.2 Jenis – Jenis Usaha Kecil Menengah (UKM)

Ada 3 jenis usaha yang bisa dilakukan oleh UKM untuk menghasilkan

laba. Ketiga jenis usaha tersebut adalah :

a. Usaha Manufaktur (Manufacturing Business)

yaitu usaha yang mengubah input dasar menjadi produk yang bisa dijual

kepada konsumen. Kalau anda bingung, contohnya adalah konveksi yang

(59)

b. Usaha Dagang (Merchandising Business)

adalah usaha yang menjual produk kepada konsumen. Contohnya adalah

pusat jajanan tradisional yang menjual segala macam jajanan tradisional

atau toko kelontong yang menjual semua kebutuhan sehari-hari.

c. Usaha Jasa (Service Business)

yakni usaha yang menghasilkan jasa, bukan menghasilkan produk atau

barang untuk konsumen. Sebagai contoh adalah jasa pengiriman barang

atau warung internet (warnet) yang menyediakan alat dan layanan kepada

konsumen agar mereka bisa browsing, searching, blogging atau yang

lainnya.

2.4.3 Strategi Pengembangan UKM

Jumlah UKM yang ada di Indonesia saat ini semakin bertambah banyak,

namun jumlah UKM ini ternyata tidak sebanding dengan tingkat daya sain UKM

tersebut, baik secara local maupun internasional, sementara kebanyakan UKM di

Indonesia hanya melakukan proses produksi, berdagang dan perekonomian,

sehingga membuat daya saing UKM di Indonesia tidak bisa bersaing dengan

perusahaan besar. Sebagaimana kita ketahui bahwa untuk tetap bertahan dan

berkembang didalam dunia bisnis yang semakin ketat kita harus memiliki

ketrampilan, dapat bekerja secara professional dan mampu menciptakan

(60)

Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk

mengembangkan kemampuan dan ketrampilan kita adalah meningkatkan UKM

yang dimiliki:

1. Pelaku UKM harus memiliki jiwa kepemimpinan dalam dirinya.

Walaupun anda masih memulai UKM dan belum memiliki seorang

karyawan. Anda tetap harus menanamlan jiwa kepemimpinan dalam diri

anda, sehingga ketika nantinya memiliki karyawan, Anda dapat memimpin

karyawan tersebut dengan baik. Kemampuan Anda dalam memimpin,

merencanakan, mengatur dan menjalankan sebuah usaha tentunya akan

memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan usaha itu sendiri

2. Pelaku UKM harus mau belajar tentang managemen .

Pengetahuan tentang managemen adalah hal yang sangat penting untuk

dimiliki oleh seorang pelaku UKM. Dengan modal knowledge

managemen, Anda akan mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada

dalam bisnis Anda, dan dapat mengurangi resiko kerugian yang mungkin

terjadi.

3. Pelaku UKM harus melakukan marketing dan branding

Salah satu penyebab kegagalan sebuah UKM adalah tidak melakukan

marketing dan branding secara maksimal. Dua factor ini adalah sangat

penting dalam tumbuh kembangnya sebuah usaha, baik usaha skala besar

ataupun kecil. Sebaliknya Anda menciptakan sebuah logo dan juga nama

(61)

4. Pelaku UKM harus mampu beradaptasi

Pasar yang semakin luas dan pertumbuhanUKM yang semakin banyak,

tentunya akan menciptakan banyak tantangan. Seorang pelaku UKM harus

juli dalam memperhatikan segala peluang dan hambatan yang mungkin

datang kehadapan anda.

5. Pelaku UKM harus mampu berinovasi

Inovasi dalam bisns merupakan sesuatu hal yang penting, seorang pelaku

UKM harus bisa berinovasi dalam menawarkan produknya kepasar.

Secara teori mungkin 5 langkah yang disebutkan diatas cukup mudah, namun

pada kenyataannya dalam pelaksanaannya membutuhkan kerja keras.

2.4.4. Manajemen Strategi

Manajemen strategi merupakan istilah yang banyak digunakan untuk

menggambarkan proses keputusan yang merupakan fokus pembahasan ini.

Menurut Umar (2008), manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk

pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating)

keputusan-keputusan antarfungsi yang memungkinkan sebuah organisasi tercapai

dimasa mendatang. Perencanaan strategis lebih terfokus pada bagaimana

manajemen puncak menentukan visi , misi, falsafah dan strategi perusahaan untuk

(62)

David (2004) mendefenisikan manajemen strategis merupakan ilmu tentang

perumusan dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan

organisasi mencapai tujuan. Manajemen pemasaran, keuangan/akuntansi,

produksi, penelitian dan pengembangan dan system informasi untuk mencapai

keberhasilan dalam organisasi. Tujuan manajemen strategis adalah memanfaatkan

dan menciptakan peluang-peluang baru yang berbeda dimsa mendatang.

2.4.5. Tahapan Penyusunan Strategi

Lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua, yaitu : lingkungan internal dan

lingkungan eksternal.

1. Analisis Lingkungan Eksternal

Umar (2008) menjelaskan lingkungan eksternal merupakan suatu proses

yang dilakukan oleh perencanaan strategi untuk memantau sector lingkungan

dalam menentukan peluang dan ancman bagi perusahaan

Kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu : lingkungan makro dan

lingkungan industry.

2. Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal merupakan suatu kondisi yang ada didalam suatu

perusahaan.internal adalah proses perencanaan strategi menentukan letak

kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan.

Lingkungan internal merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area

fungsional bisnis, termasuk manajemen pemasaran, keuangan/akuntansi,

Gambar

Tabel 3.1 Diagram matrik SWOT
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Strategi pemasaran yang digunakan sudah cukup baik akan tetapi masih perlu dilakukannya evaluasi dalam strategi yang lebih tepat lagi untuk perkembangan Rumah Makan Kamang Jaya..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Yogyakarta. Penelitian ini mengambil lokasi di

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya pengembangan usaha yang telah dilakukukan Rumah Makan Solok Permai

Strategi Agresif lebih fokus kepada strategi S-O (Strengths- Oppurtunities), adapun Strategi S-O (Strengths-Oppurtunities): Pertahankan kualitas dan kembangkan produk

Dalam pengembangan model bisnis rumah makan XYZ kedepannya akan tetap mempertahankan value propotition yang telah dimiliki dengan menambahkan tiga nilai dari value

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis aspek bisnis pengolahan ikan; mengetahui perencanaan pengembangan finansiil bisnis pengolahan ikan; dan mengetahui

penelitian dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Dalam Upaya Meningkatkan Usaha (Studi Kasus pada Restoran Sop Saudara Jalan Ringroad Medan)”. 1.2

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya pengembangan usaha yang telah dilakukukan Rumah Makan Solok Permai