DAFTAR PUSTAKA
Andri. 2004. Strategi Pengembangan Usaha. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia
Ayodya, R. Wulan. 2007. Kursus Singkat Usaha Rumah Makan. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia
Gitosudarmo, indriyo. 2001. Manajemen Strategis.Yogyakarta : BPFE Yogyakarta
Hunger, J.David & Wheelen, Thomas L. 2011. Manajemen Strategis. Yogyakarta:Andi
Hunger, J.David & Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis. Edisi Kedua Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Andi
Kotler, P.2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks
Kuncoro, Mudjarad. 2006. Strategi : Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta :
Erlangga
Porter, ME . 1997. Strategi Bersaing: Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing.
Terjemahan. Jakarta: Erlangga
Rangkuti, Freddy (2004). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Rangkuti, Freddy. 2009. Analisis SWOT: Tekinik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Singarimbun, Masri dan Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka
LP3ES Indonesia
Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga
Umar, H. 2005. Strategic Management in Action. Cetakan ketiga. Jakarta: Gramedia
Zimeerer, Thomas W dan Scarborough, Norman. M. 2002. Pengantar Kewirausahaan
dan Manajemen Bisnis Kecil. Jakarta : prehalindo
Sumber Internet
http://www.academia.edu/786854/aAnalisis (diakses pada tanggal 12 Maret 2014
pukul 01.34 WIB).
http://www.bglconline.com (diakses pada tanggal 12 Maret 2014 pukul 01.47
WIB ).
http://id.m.wikipedia.org/w (diakses pada tanggal 12 Maret 2014 pukul 01.54
WIB).
http://www.mol.com (diakses pada tanggal 12 Maret 2014 pukul 02.13 WIB).
http://bisnisukm.com/tips-mer (diakses pada tanggal 12 Maret 2014 pukul 02.32
WIB).
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang No. 9 Tahun 2005 tentang Usaha Kecil
Undang-Unndang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Menengah
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kecil
Kepres no. 56 Tahun 2002 Tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah
Peraturan Menteri Negara BUMN Per-05/mbu/2007 tentang Program Kemitraan Badan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan analisa data kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2012:9), penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
pospositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penelitian adalah sebagai nstrumen
kunci, teknik pengumpulan data secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi. Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan,
mengumpulkan data dan menafsirkan data yang ada berupa kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Rumah Makan Ikan Bakar Masto,
sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai strategi untuk meningkatkan
daya saing Rumah Makan Ikan Bakar Masto.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat terjadinya masalah penelitian.
Adapun yang dijadikan tempat penelitian adalah Rumah Makan Ikan Bakar
3.3 Defenisi Konsep
Adapun konsep dari penelitian ini adalah:
1. Strategi
Strategi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. Alat analisis yang
cocok untuk merumuskan strategi tersebut adalah analisis SWOT. Dimana
analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), dan secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat)
(Rangkuti, 2004:3).
2. Pengembangan usaha
Pengembangan suatu usaha sangat bergantung pada tersedianya sumber
daya, tetapi sumber daya ini sangat terbatas jumlahnya sehingga produksi
dan keuntungan yang dihasilkan juga terbatas. Sumber daya merupakan
factor yang sangat penting dalam suatu usaha yaitu lahan, modal, tenaga
kerja, dan sarana produksi (Andri, 2004:11).
3.4 Informan Penelitian
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi
tentang situasi atau kondisi latar penelitian. Informan penelitian terdiri dari
beberapa macam menurut Sugiyono (2005:172) yaitu :
1. Informan kunci (key informan), adalah mereka yang mengetahui dan
memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
Medan. Penulis memilih bapak Indra sebagai informan kunci penulis
karena menurut penulis bapak Indra adalah salah satu orang yang
mengetahui dan memiliki banyak informasi pokok di bidang kuliner
salah satunya di Kota Medan ini.
2. Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan utama
penulis adalah karyawan di Rumah Makan Ikan Bakar Masto Medan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan beberapa metode, yaitu:
1. Sumber data primer, merupakan pengumpulan data yang dilakukan secara
langsung pada lokasi penelitian dan data tersebut merupakan data yang
belum dioalah. Pengumpulan data primer tersebut dapat dilakukan dengan
instrument sebagai berikut :
a. Observasi, yaitu pengamatan langsung maupun secara tidak langsung
terhadap beberapa usaha rumah makan yang ada di Jalan Ringroad
Medan.
b. Wawancara mendalam (indepth interview), melakukan interview
kepada pihak-pihak pemilik/pengelola rumah makan, dan beberapa
informan lainnya untuk menggali data yang diperlukan terkait dengan
2. Sumber data sekunder
a. Studi dokumentasi, dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis,
gambar, foto,atau benda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek
yang diteliti.
b. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari
buku-buku, karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta
memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
3.6 Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis deskriptif yakni menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung
pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari gejala tertentu
(Umar, 2005:22). Proses analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi yang sudah dicatat dalam catatan
lapangan, dokumen, gambar, foto, dan sebagainya.
2. Reduksi data, merangkum dan memfokuskan pada hal-hal yang penting
agar dapat memberi gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis
mengumpulkan data yang diperlukan. Dalam hal ini penulis memfokuskan
pada strategi yang mencakup kebijakan promosi, anggaran, perencanaan
3. Penyajian data, pada penelitian ini penyajian data dilakukan dengan
menyyajikan teks yang bersifat naratif.
4. Verifikasi, hasil kesimpulan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
obyek pada penelitian sebelumnya masih belum jelas, setelah dilakukan
penelitian menjadi jelas. (Miles dan Huberman dalam Sugiyono,
2012:249).
Menurut Sugiyono (2005:80) analisis data kualitatif merupakan upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensinya, mencari dan
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang
apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan
data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yg penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.
Analisis dalam penelitian ini menggunakan matrik SWOT sesuai judul dan
tujuan dari penelitian itu sendiri yaitu untuk mengetahui strategi rumah makan
Ikan Bakar Masto dalam mengembangkan usahanya. Matrik ini dapat
dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif
a. IFAS, internal strategic factory analysis summary dengan kata lain factor
– factor strategis internal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan
factor – factor internal dalam kerangka strength and weakness
b. EFAS, eksternal strategic factory analysis summary dengan kata lain
faktor-faktor strategis eksternal suatu perusahaan disusun untuk
merumuskan factor-faktor eksternal dalam kerangka opportunities and
threaths
c. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
sebesar-besarnya.
d. Strategi ST
Adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman.
e. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada.
f. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha
3.6.1 Matriks Internal Factory Analysis Summary (IFAS)
Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah pembobotan dan
peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor internal, yakni
kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan table internal factory analysis
summary (IFAS).
Tahapnya adalah:
a. Tentukan dan susunlah faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta
kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0
(paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh
faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing factor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh factor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk
kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari 1, sedangkan jika kelemahan
perusahaan rendah nilainya adalah 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing factor yang nilainya bervariasi mulai
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
factor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya
dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap
factor-faktor strategis internalnya.
Tabel 3.2
Internal Factory Analysis Summary (IFAS)
3.6.2 Matriks Eksternal Factory Analysis Summary (EFAS)
Setelah terkumpul data, tahap selanjutnya adalah melakukan pembobotan
dan peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor eksternal,
yakni peluang dan ancaman dengan menggunakan matriks eksternal factory
analysis summary (EFAS).
Untuk mengembangkan table EFAS, harus ditempuh langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Tentukan dan susunlah faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman
perusahaan dalam kolom 1.
b. Beri bobot msing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh
faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh factor tersebut terhadap kondisi perusahan yang
bersangkutan. Variabel yang bersifat positif ( semua variabrl yang masuk
kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari 1 sampai dengan 4 (sangat baik).
Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Jika kelemahan
perusahaan besar sekali nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan dalam untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi
mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya
dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap
Tabel 3.3
Eksternal Factory Analysis Summary (EFAS)
Faktor-Faktor Strategi
Tahapan analisis dilakukan dengan mengembangkan matriks EFAS+IFAS
dan dilanjutkan dengan matriks alternating strategi.
a. Matriks Penggabungan EFAS+IFAS
Memindahkan hasil pada matriks EFAS dan IFAS kedalam matriks
penggabungan bertujuan untuk melihat hasil sub total EFAS dan sub-total
IFAS. Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan memberikan suatu
Tabel 3.4
Sumber: Rangkuti (2009:42) Hasil yang akan diperoleh adalah :
1. Bila S (A) + O (C) > W ( B) + T (D) maka faktor strategis kekuatan
dan peluang mendukung tercapainya jalan ke luar dari pokok
permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang
2. Bila S (A) + O (C) < W (B) + T (D) maka pokok masalah adalah
kenyataan yang sebenarnya terjadi, yang memiliki kelemahan besar
disamping tantangan atau ancaman yang dihadapi sangat besar. Tindak
lanjut yang dilakukan adalah mencari alternatif lain untuk memperkuat
variable pengamatan atau strategi lainnya.
b. Matriks SWOT
Setelah dilakukan penggabungan matriks IFAS dan EFAS maka akan
ditemukan strategi yang tepat. Strategi tersebut diuangkan kedalam
matriks SWOT untuk lebih mengetahui strategi apa yang akan diterapkan
pada Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto.
Gambar 3.1
Kuadran SWOT
Peluang
1. Strategi Turn over 1. Strategi Agresif
Kelemahan Kekuatan
2. Strategi Defensif 2. Strategi Diversifikasi
Ancaman
Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth Oriented Strategy).
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan
adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di
lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.
Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan
masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar
yang lebih baik.
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
BAB IV
PENYAJIAN DATA
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Rumah Makan Ikan Bakar MasTo merupakan usaha waralaba yang
didirikan Pada tahun 2007, yang berlokasi di Jl. Gagak Hitam/Ringroad Medan.
Usaha rumah makan tersebut diberi nama Ikan Bakar Masto, rumah makan ini
menyajikan berbagai jenis makanan khusus sajian ikan bakar, dengan menu ikan
yang terdiri dari ikan mujair, ikan nila, ikan gurami, ikan gembung, dan jenis ikan
lainnya. Disamping menyediakan ikan bakar juga ada menu lainnya seperti ikan
goreng, ayam goreng, ayam akar, ayam asam manis, dan bermacam-macam jenis
menu makanan. Rumah makan Ikan Bakar Masto ini juga menyediakan minuman
segar seperti berbagai macam jus, sop buah, dan minuman segar lainnya.
Adapun bahan baku kebutuhan rumah makan diperoleh dari berbagai
sumber, kalau sayuran dan buah didapatkan dari pasar sekitar rumah makan,
sedangkan menu pokok seperti ikan, ayam dan lainnya itu adanya pemasok dari
luar.
Usaha rumah makan Ikan Bakar Masto dibuka oleh pemilik untuk
menciptakan rumah makan yang spesifik dengan menyediakan khusus ikan bakar
dengan masakan seperti rumahan atau keluarga, yang sengaja membuat beda
Tujuan pemilik rumah makan Ikan Bakar Masto membuka rumah makan
ini disamping untuk memperoleh keuntungan juga adalah untuk menciptakan
lapangan pekerjaan, dimana saat ini karyawan nya sudah berjumlah 28 orang.
4.1.2 Lokasi Perusahaan
Rumah makan Ikan Bakar Masto yang terletak di Jl. Gagak
Hitam/Ringroad Medan. Lokasi ini sangat strategis untuk membuka usaha
khususnya dibidang kuliner. Kawasan Jl. Ringroad Medan adalah salah satu
kawasan wisata kuliner yg di minati pengunjung khususnya warga Medan
sekitarnya. Pemilihan lokasi usaha didasarkan pada:
a. Bahan Baku
Lokasi usaha dekat dengan lokasi pembelian bahan baku seperti sayur dan
buah sehingga memudahkan pengiriman bahan baku dan menjaga kualitas
dari bahan baku itu sendiri sebelum diolah.
b. Tenaga Kerja
Lokasi yang terletak di Medan Setia Budi, dimana masih banyak tenaga
kerja yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai tenaga kerja produktif
perusahaan.
c. Pemasaran
Awal berdirinya rumah makan ini berlokasi di Jl. Gagak Hitam/Ringroad
Medan Setia Budi pada tahun 2007 dengan teknik penjualan memasarkan
ke teman-teman pemilik yang hobinya bermain golf, ke teman yang satu
4.1.3 Struktur Organisasi
Dalam suatu usaha dibutuhkan suatu struktur organisasi agar dalam
prosesnya terdapat tingkatan wewenang dan tanggung jawab tingkat wewenang
dan tanggung jawab akan memudahkan pekerja dalam menjalankan dan
menyelesaikan pekerjan.
Struktur organisasi yang tepat dan sesuai dengan kondisi serta tujuan yang
diharapkan oleh perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kelancaran kerja
keseluruhan perusahahan, yang pada akhirnya akan mengantarkan dan
mengararahkan pimpinan perusahaan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Struktur organisasi pada rumah makan Ikan Bakar Masto dapat dilihat
pada bagan sebagai berikut:
Gambar 4.1
Struktur organisasi rumah makan Ikan Bakar Masto
Sumber Data : Rumah Makan Ikan Bakar Masto (Data diolah tahun 2014) PRODUKSI
PEMILIK
Tugas dan Tanggung jawab
a. Pemilik
- Bertanggung jawab atas usaha secara keseluruhan
- Membuat kebijakan usaha secara umum maupun khusus
- Memimpin, mengatur, dan mengarahkan seluruh aktifitas yang ada
dalam usaha
b. Bagian Produksi
1. Menjaga ketertiban dan kerapian kerja
2. Mempersiapkan kebutuhan operasional dapur dengan baik yang
didapatkan dari pasar untuk persediaan sehari-hari.
a. Melakukan pengecekan terhadap kebutuhan operasional dapur yang
habis atau tinggal sedikit
b. Memberi laporan kepada pemilik mengenai hal-hal yang berkenan
dengan produksi
3. Pelayan
1. Menyediakan menu disetiap meja pendatang
2. Dengan ramah dan cekatan memberikan pelayanan kepada pelanggan
4.1.4 Personalia
Jumlah karyawan yang bekerja di rumah makan Ikan Bakar Masto
berjumlah 28 orang yang terdiri dari customer service (CS), bagian dapur,
Sementara itu sebagian karyawan ada juga yang masih belajar di
perguruan tinggi/sedang menjalankan kuliah sambil kerja. Sistem penggajian bagi
karyawan setiap 3 bulan sekali kenaikan gaji, dan khusus customer service (CS)
diberikan tambahan ½% dari omset.
4.1.5 Saluran Distribusi Perusahaan
Rumah makan Ikan Bakar Masto menggunakan sistem distribusi langsung,
dimana produk usaha langsung sampai konsumen akhir. Konsumen datang ke
rumah makan secara langsung untuk melakukan pembelian ataupun pemesanan
produk melalui delivery.
Saluran distribusi rumah makan dapat digambarkan sebagai berikut:
Produsen Konsumen
4.2 Penyajian Data
4.2.1 Identitas Responden
Nama : Indra Kesuma Yuzar, SE, MM
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 51 Tahun
Jabatan : Pemilik Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto
4.2.2 . Hasil Wawancara
Berdasarkan wawancara dengan pemilik Rumah Makan, Bapak Indra Yuzar,
menjelaskan bahwa : “Rumah Makan Ikan Bakr Mas To selalu mengikuti
perkembangan tehnologi dalam hal memberikan informasi dan dari strategi
tetapi dalam memasak makanan/produksi masih menggunakan alat tradisionil
khususnya dalam hal menyiapkan ikan bakar.
Aspek Pemasaran
1. Lokasi Strategis
Alasan pemilik rumah makan memilih lokasi dijalan Ringroad ini
dikarenakan lokasi ini merupakan kawasan yang strategis untuk
membuka suatu usaha
2. Harga Kompetitif
Harga tersebut dapat dikatakan kompetitif bagi keluarga dan
disesuaikan dengan kualitas dn kuantitas produk yang ditawarkan.
3. Pelayanan pelanggan baik
Pelayan cukup ramah dan penyajian menu tergolong cepat
4. Jenis Sajian Menu makanan
Ikan Bakar Masto ini menyajikan jenis makanan seperti ikan bakar,
ikan goreng, ayam bakar,dan lain-lain.
5. Jenis Sajian Menu minuman beragam
Minuman yang disajikan terdiri dari berbagai macam jenis minuman
seperti juice, sop buah, Aqua, teh manis, lemon tea, dan lain-lain.
6. Sebagian besar pengunjung Ikan Bakar Masto merupakan keluarga
Aspek Produksi dan Operasional
1. Menjaga kualitas makanan
Usaha ini memilih bahan baku yang berkualitas agar tidak
mengecewakan pelanggan.
2. Pasokan bahan baku
Bahan baku diperoleh dari pasar tradisional dan pemasok sendiri.
3. Fasilitas
Rumah makan ini memiliki bermacam-macam fasilitas.
4. Karyawan bagian dapur yang sudah berpengalaman
Karyawan bagian dapur yang bekerja untuk membuat berbagai macam
jenis makanan yang akan disajikan.
5. Pekerja sesuai dengan job description masing-masing job description
dibutuhkan bagi suatu usaha agar para pekerja dapat bekerja sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
Aspek Keuangan
1. Modal Mencukupi
Usaha rumah makan ini berdiri dengan modal yang mencukupi dari
tabungan si pemilik yang ingin membuka usaha dibidang kuliner.
2. Laporan keuangan yang efektif
Usaha rumah makan ini membuat laporan keuangan yang lumayan
Aspek Persaingan
1. Banyak persaingan usaha yang sejenis disekitar lokasi.
2. Banyak barang substitusi disekitar lokasi.
3. Kekuatan tawar menawar pembeli rendah.
4. Kekuatan tawar menawar pemasok rendah.
Aspek Kebijakan
1. Harga bahan baku meningkat.
2. Harga sewa bangunan meningkat.
3. Usaha rumah makan Ikan Bakar Masto ini belum melakukan
peminjaman kredit ke bank.
4.3 Analisis Data dan Pembahasan
4.3.1 Analisa Lingkungan Internal dan Eksternal
Analisa SWOT merupakan salah satu instrument analisa yang ampuh
apabila digunakan dengan tepat. SWOT merupakan akronim untuk kata-kata
“Strenght” (kekuatan), “Weakness” (kelemahan), “Opportunities” (peluang) dan
“Threats” (ancaman), factor-faktor kekuatan dan kelemahan dalam tubuh
organisasi termasuk satuan bisnis tertentu, sedangkan faktor peluang dan
ancaman merupakan faktor lingkungan yang dihadapi organisasi termasuk satuan
bisnis tertentu, sedangkan faktor peluang dan ancaman merupakan faktor
lingkungan yang dihadapi organisasi atau perusahaan atau satuan bisnis tersebut
4.3.2 Data yang Terkumpul
Aspek Pemasaran
1. Lokasi strategis
Alasan pemilik rumah makan Ikan Bakar Masto membuka rumah
makan ini dengan pertimbangan letak bangunan ini dikawasan kuliner
dan sering dikunjungi warga medan. Selain itu untuk memperoleh
keuntungan juga adalah untuk menciptakan lapangan pekerjaan,
dimana saat ini karyawan nya sudah berjumlah 28 orang.
2. Harga kompetitif
Harga makanan mulai dari harga Rp 10.000,00 – Rp 80.000,00.
Sedangkan harga minuman berkisar Rp 5.000,00 – Rp 23.000,00. Harga
tersebut dapat dikatakan kompetitif bagi keluarga dan disesuaikan
dengan kualitas dn kuantitas produk yg ditawarkan.
3. Pelayanan pelanggan baik
Pelayan cukup ramah melayani pemesanan pelanggan. Selain itu
penyajian menu yang pelanggan pesan tergolong cepat dan masih
hangat. Sedangkan untuk penyajian minuman tergolong cepat juga.
4. Jenis sajian menu makanan beragam
Ikan Bakar Masto ini menyajikan beberapa jenis makanan diantaranya
ikan bakar berbagai jenis ikan, ayam bakar, cumi goreng, udang goreng,
ikan goreng tepung, ayam goreng tepung, dan berbagai macam sayuran
5. Jenis sajian menu minuman beragam
Ikan Bakar Masto ini menyediakan berbagaimacam jenis minuman
seperti juice, sop buah, Aqua, teh manis, lemon tea, dan banyak lagi.
6. Pengunjung orang yang mengetahui keberadaan lokasi
Pengunjung Ikan Bakar Masto merupakan mayoritas orang yang
mengetahui keberadaan lokasi seperti masyarakat sekitar, teman
sipemilik, keluarga, dan anak muda. Usaha ini tidak melakukan promosi
dengan pembagian brosur, tetapi lebih melalui situs jejaringan sosial
yang saat ini marak terjadi.
Aspek Produksi dan Operasional
1. Menjaga kualitas makanan
Usaha ini memilih bahan baku yang berkualitas agar tidak
mengecewakan pelanggan. Sebab apabila pelanggan kecewa, sangat
kecil kemungkinan mereka akan datang untuk menikmati sajian Ikan
Bakar Masto.
2. Pasokan bahan baku
Pemilik melakukan pemenuhan bahan baku dengan dua cara, yang
pertama itu bahan baku seperti ayam, sayur, dan buah itu di pasar
tradisional, sedangkan khusus ikan itu ada pemasok sendiri.
3. Fasilitas
Fasilitas di rumah makan Ikan Bakar Masto ini berbagai macam
4. Karyawan bagian dapur yang sudah berpengalaman
Karyawan bagian dapur yang bekerja untuk membuat berbagai macam
jenis makanan yang akan disajikan.
5. Pekerja bekerja sesuai job description masing – masing
Pekerja sesuai dengan job description masing-masing job description
dibutuhkan bagi suatu usaha agar para pekerja dapat bekerja sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
Aspek Keuangan
1. Modal mencukupi
Usaha rumah makan ini berdiri dengan modal yang mencukupi dari
tabungan si pemilik yang ingin membuka usaha dibidang kuliner.
2. Laporan keuangan yang relative
Usaha rumah makan ini membuat laporan keuangan yang lumayan
besar untungnya.
Aspek Persaingan
1. Banyak usaha sejenis di sekitar lokasi
Dalam suatu usaha atau pemasaran, perusahaan tentunya tidak lepas
dari persaingan. Adaanya perusahaan yang bergerak dibidang yang
sama akan menjadi cambuk bagi Rumah Makan Ikan Bakar Mas To
untuk lebih meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan
Disekitar lokasi banyak usaha yang sejenis, akan tetapi usaha Ikan
2. Banyak barang substitusi di sekitar lokasi
Disekitar lokasi usaha berdiri pusat perbelanjaan dan banyak usaha
makanan lainnya seperti ayam bakar, ikan bakar, nasi goreng, bakso,
dan aneka makanan lainnya.
3. Kekuatan tawar menawar pembeli rendah
Meski membeli dalam jumlah banyak seperti order makanan, akan
tetapi pembeli tidak melakukan negosiasi penurunan harga.
4. Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi
Usaha ini memiliki pemasok bahan baku langganan akan tetapi
apabila pemasok menawarkan harga tinggi pemilik usaha tidak
melakukan penawaran sehingga menguntungkan pihak pemasok.
Aspek Kebijakan
1. Harga bahan baku meningkat
Sejak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), harga bahan baku
juga ikut meningkat. Hal ini menyebabkan pemilik usaha juga ingin
melakukan peningkatan harga makanan dan minuman.
2. Harga sewa bangunan meningkat
Usaha rumah makan Ikan Bakar Masto ini memiliki bangunan sendiri
dengan letak yang strategis.
3. Pemilik tidak melakukan peminjaman ke Bank
Usaha ini belum melakukan peminjaman kredit ke Bank dikarenakan
4.3.3 Pengklasifikasian Data
a. Kekuatan
Aspek Pemasaran
1. Lokasi strategis
Lokasi sangat straegis dikawasan kuliner dan sering dikunjungi warga
kota Medan yang terletak di Jalan Ringroad Medan. Selain itu untuk
memperoleh keuntungan juga adalah untuk menciptakan lapangan
pekerjaan.
2. Harga kompetitif
Harga makanan mulai dari harga Rp 10.000,00 – Rp 80.000,00.
Sedangkan harga minuman berkisar dari Rp 5000,00 – Rp 23.000,00.
Harga tersebut dapat dikatakan kompetitif bagi keluarga dan disesuaikan
dengan kualitas dan kuantitas produk yang ditawarkan.
a. Pelayanan pelanggan baik
Pelayanannya cukup ramah melayani pemesanan pelanggan. Selain itu
penyajian menu yang pelanggan pesan tergolong cepat dan masih hangat.
Sedangkan untuk penyajian minuman tergolong cepat juga.
b. Jenis makanan beragam
Ikan Bakar Masto ini menyajikan beberapa jenis makanan diantaranya
ikan bakar berbagai jenis ikan, ayam bakar, cumi goreng, udang goreng,
ikan goreng tepung, ayam goreng tepung, dan berbagai macam sayuran
c. Jenis minuman beragam
Ikan Bakar Masto ini menyediakan berbagai macam jenis minuman
seperti juice, sop buah, Aqua, teh manis, lemon tea, dan banyak lagi.
Aspek Produksi/Operasional
1. Kualitas makanan bagus
Usaha ini memilih bahan baku yang berkualitas agar tidak
mengecewakan pelanggan. Sebab apabila pelanggan kecewa, sangat
kecil kemungkinan mereka akan datang untuk menikmati sajian Ikan
Bakar Masto.
2. Pasokan bahan baku memadai
Pemilik melakukan pemenuhan bahan baku dengan dua cara, yang
pertama itu bahan baku seperti ayam, sayur, dan buah itu di pasar
tradisional, sedangkan khusus ikan itu ada pemasok sendiri.
3. Jarak usaha dan pemasok berdekatan
Jarak usaha dan pemasok berdekatan sehingga pemilik mudah untuk
mendapatkan bahan baku.
4. Fasilitas
Fasilitas di rumah makan Ikan Bakar Masto ini berbagai macam
seperti wi-fi, toilet, musholla, tempat parker yang luas.
5. Pekerja sesuai dengan job description
Pekerja sesuai dengan job description masing-masing job description
6. Karyawan produksi yang berpengalaman
Karyawan produksi yang bekerja untuk membuat berbagai macam
jenis makanan yang akan disajikan.
3. Kelemahan
Aspek Persaingan
a. Banyak usaha sejenis di sekitar lokasi
Disekitar lokasi banyak usaha yang sejenis, akan tetapi usaha Ikan
Bakar Masto ini tetap ungggul untuk keluarga di bidang kuliner.
b. Banyak barang substitusi di sekitar lokasi
Disekitar lokasi usaha berdiri pusat perbelanjaan dan banyak usaha
makanan lainnya seperti ayam bakar, ikan bakar, ayam penyet, ayam
kremes, nasi goreng, bakso, dan aneka makanan lainnya.
c. Kekuatan tawar menawar pembeli rendah
Meski membeli dalam jumlah banyak seperti order makanan, akan
tetapi pembeli tidak melakukan negosiasi penurunan harga.
d. Kekuatan tawar menawar pemasok rendah
Usaha ini memiliki pemasok bahan baku langganan akan tetapi
apabila pemasok menawarkan harga tinggi pemilik usaha tidak
Tabel 4.1 Matriks IFAS
(Internal Factory Analysis Summary) Faktor - Faktor Strategi
Internal Bobot Rating
Bobot x
- Jarak pemasok dan lokasi
usaha berdekatan 0,05 3 0,15
- Fasilitas 0,75 4 0,30
- Pekerja bekerja sesuai job
description 0,05 3 0,15
- Karyawan bagian produksi
yang berpengalaman 0,05 3 0,15
Sub Total 0,665 2,65
Weakness (W)
Aspek Persaingan
- Banyak barang substitusi
disekitar lokasi 0,05 2 0,10
- kekuatan tawar menawar
pembeli rendah 0,1 2 0,20
- Kekuatan tawar menawar
pemasok tinggi 0,05 2 0,10
- Banyak usaha yang sejenis
disekitar lokasi 0,1 2 0,20
Aspek Keuangan
- Modal mencukupi 0,1 2 0,20
- Laporan keuangan yang
efektif 0,1 2 0,20
Dari hasil analisis pada matriks IFAS, factor strength mempunyai total
2,65 sedangkan weakness mempunyai total nilai skor 1
Peluang
Aspek kebijakan
1. Penawaran kredit ke Bank
Ancaman
Aspek Kebijakan
1. Harga bahan baku meningkat
2. Harga sewa bangunan meningkat
Tabel 4.2
Matriks EFAS
(Eksternal Factory Analysis Summary)
Faktor - Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating
- Meninggkatkan harga bahan
baku 0,025 3 0,075
- Meningkatnya harga sewa
bangunan 0,175 4 0,060
Sub Total 0,375 1,375
TOTAL 0,550 2,075
Dari hasil analisis pada tabel EFAS, factor opportunity mempunyai total
4.3.4 Tahapan Analisis
a. Matriks Penggabungan IFAS + EFAS
Dari hasil Penggabungan IFAS dan EFAS maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Matriks Penggabungan IFAS + EFAS
Sub Total Strength = 2,65 Sub Total Wekness =1
Sub Total Opportunity =0,75 Sub Total Threat =1,375
Sub Total S + O =3,4 Sub Total W + T =2,375
Diketahui bahwa: Strength + Opportunity > Weakness + Threat
Maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan
ke luar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang
Matriks SWOT, Dari hasil identifikasi factor-faktor tersebut maka dapat
digambarkan dalam diagram SWOT, sebagai berikut:
Gambar 4.2
Kuadran SWOT
Opportunity ( -0,75 )
3. Strategi Turn Over 1. Strategi Agresif
Weakness ( +1 ) Strength ( +2,65 )
4. Strategi Defensif 2. Strategi Deversifikasi
Threat ( +1,375 )
Dari diagram diatas menunjukkan bahwa strategi yang perlu diterapkan untuk
strategi pengembangan bisnis pada Rumah Makan Ikan Bakar Masto Medan adalah
Strategi Agresif, dimana fokus strategi tersebut yang dilakukan untuk lebih
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitiaan, adapun indicator yang mendukung
kesimpulan tersebut antara lain :
1. Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto dapat dikatakan usaha menengah kelas
atas. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya usaha sejenis, memiliki aneka
ragam jenis makanan dan minuman kelas menengah atas.
2. Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto ini dapat menganalisis secara tepat
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta peluang-peluang usaha yang dapat
mendukung perkembangan usaha Ikan Bakar Masto.
3. Setelah dilakukan analisis SWOT dengan menggunakan IFAS dan EFAS serta
diagram SWOT pada usaha rumah makan Ikan Bakar Masto, maka strategi yang
tepat dalam meningkatkan pendapatan pada usaha rumah makan Ikan Bakar
Masto Jalan Ringroad Medan adalah Strategi Agresif, dimana fokus strategi
tersebut yang dilakukan untuk lebih meningkatkan produksi berdasarkan
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto sebaiknya dapat lebih teliti
dalam menganalisis lingkungan internal perusahaan yakni kekuatan
dan kelemahan serta lingkungan eksternal perusahaan yakni peluang
dan ancaman agar dapat disusun strategi-strategi yang efektif untuk
perkembangan usaha Ikan Bakar Masto.
2. Suasana yang nyaman dan higienis akan dapat menentukan
keberhasilan suatu usaha , oleh karena itu Pemilik usaha dituntut
untuk setiap saat melakukan inovasi atau perubahan-perubahan
terhadap suasana yang lebih baik lagi dan mengupayakan agar para
konsumen merasa betah dan tidak akan berpaling kelain tempat
3. Kelemahan usaha diantisipasi dengan menggunakan peluang-peluang
yang ada, antara lain meningkatkan pelayanan yang ramah, cepat dan
prima, merenovasi rumah makan maupun prasaana lainnya serta
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1. Strategi
2.1.1 Pengertian Strategi
Strategi sering digunakan oleh organisasi dalam mencapai
tujuannya,begitu juga dalam dunia bisnis. Biasanya istilah strategi sering
digunakan dalam perang guna memenangkan pertempuran dengan lawannya,
namun kali ini strategi juga dipergunakan oleh perusahaan dalam memasarkan
produknya. Menurut Wikipedia strategi adalah pendekatan secara keseluruhan
yang berkaitan dengan pelaksanaan, gagasan, perencnaan dan eksekusi sebuah
aktifitas dalam kurun waktu tertentu.dalam kondisi yang yang baik terdapat
koordinasi tim kerja, memiliki tema , mengindentifikasi factor pendukung yang
sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam
pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.
Selanjutnya menurut Siagian (2004), strategi adalah serangkaian
keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh menejemen puncak dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi tersebut.
Menurut Januch dan Glueck (1991 : 9), strategi adalah rencana yang
disatukan, luas dan integrasi yang menghubungkan keunggulan strategis
perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yangt dirancang untuk memastikan
kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas
alokasi sumber daya. (Rangkuti, 2006:3)
Pada umumnya perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang
melaksanakan konsep pemasaran yang berorientasi kepada konsumen, karena
perusahaan inilah yang mampu menguasai pasar dalam jangka panjang Dalam
konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan
yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan
usaha suatu organisasi atau perusahaan.
2.1.2 .Manfaat Strategi
Menurut Greenly dalam David (2002:19) bahwa manajemen stragegi
menawarkan manfaat antara lain :
a. Memungkinkan mengenali, menetapkan prioritas, dan memanfaatkan berbagai
peluang
b. Menyediakan pandangan objektif mengenai masalah manajemen
c. Menjadi kerangka kerja untuk memperbaiki koordinasi dan pengendalian
aktivitas
d. Meminimalkan pengaruh kondisi dan perubahan yang merugikan
e. Memungkinkan keputusan utama yang lebih baik mendukung sasaran yang telah
ditetapkan
f. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk
mengenali peluang
g. Memungkinkan sumber daya yang lebih kecil dan waktu lebih sedikit dicurahkan
2.1.3 Strategi Bisnis
Strategi bisnis adalah strategi yang menekan pada peningkatan dari
posisikompetitif dari produk atau jasa perusahaan dalam industry yang spesifik
atau segmen pasar yang dilayani oleh unit bisnis tersebut (Wheelen dan Hunger,
2011:13).
Strategi bisnis (business Strategy) merupakan strategi yang dibuat pada
level unit bisnis dan strateginya lebih di tekankan untuk meningkatkan posisi
bersaing produk atau jasa perusahaan didalam suatu industry atau segmen pasar
tertentu (Solihin 2012:196).
Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena
strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, seperti strategi
pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi
organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
Pengembangan perencanaan/strategi pada tingkatan bisnis mencakup,
sebagai berikut:
a. Tujuan jangka panjang dari unit bisnis.
2.1.4 Jenis-Jenis Strategi pada Unit Bisnis
Strategi pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis
yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif atas
pesaingnya dalam suatu pasar atau industri. Porter dalam Solihin (2012:196)
menyebutkan ada tiga strategi pada unit bisnis, yaitu:
1. Kepemimpinan biaya (Cost Leadership)
Strategi ini dipilih oleh perusahaan yang memiliki cakupan persaingan
(competitive scope) yang luas. Dalam strategi ini perusahaan berusaha
mencapai biaya paling rendah disbanding perusahaan lain yang berada
dalam satu industri. Keunggulan biaya perusahaan dapat berasal dari
penerapan teknologi produksi yang tepat, memiliki akses terhadap bahan
baku yang lebih menguntungkan disbanding pesaing, dan sebagainya.
Manfaat yang diperoleh dari penerapan strategi ini adalah menghambat
masuknya pesaing potensial yang ingin memasuki industri yang sama.
2. Diferensiasi (differentiation)
Perusahaan yang memilih strategi ini harus berusaha untuk memiliki
keunikan pada dimensi tertentu dari produk yang mereka hasilkan, dimana
keunikan tersebut dianggap bernilai bagi konsumen. Diferensiasi yang
dilakukan oleh perusahaan dapat berasal dari produk itu sendiri, system
3. Fokus (focus)
Perusahaan akan memilih satu atau beberapa kelompok segmen dalam
suatu industry kemudian mereka akan mengembangkan strategi yang
sesuai untuk segmen tersebut yang tidak bisa dilayani dengan baik oleh
pesaing lain yang memiliki cakupan pasar lebih luas. Strategi fokus terbagi
dua jenis yaitu: fokus pada biaya (cost focus) dan fokus pada diferensiasi
(differentiation focus). Perusahaan yang berfokus pada biaya akan
berusaha untuk meraih pelanggan yang memiliki kebutuhan akan produk
dengan biaya lebih rendah dalam suatu industry yang tidak dapat dilayani
dengan baik oleh perusahaan lain yang memiliki cakupan pasar lebih luas.
Sedangkan perusahaan yang berfokus pada diferensiasi akan berusaha
meraih pelanggan yang tidak terlayani dengan baik oleh perusahaan lain
dengan cara menawarrkan produk atau layanan yang berbeda dengan
pesaing.
2.2 Pengembangan Usaha Kecil
Menurut Hunger & Wheelen, (2003:502), perusahaan kecil adalah
perusahaan yang dimiliki dan dikelola secara mandiri serta tidak dominan dalam
operasinya. Pada tahap awal usaha, perkembangan yang ditunjukkan oleh
perusahaan dengan peningkatan volume penjualan. Peningkatan volume penjualan
tersebut merupakan bekal usaha jangka panjang untuk memperoleh usaha yang
Secara lebih rinci, Hunger dan Wheelen (2003:514) memaparkan tahap
perkembangan perusahaan kecil, yaitu:
1. Tahap Eksistensi
Pada tahap ini, perusahaan menghadapi masalah dalam mendapatkan
pelanggan dan menyediakan produk dan jasa yang ditawarkan. Struktur
organisasi masih sederhana. Wirausahawan mengerjakan semuanya dan
mengkoordinasi bawahan secara langsung.
2. Tahap Kelangsungan Hidup
Pada tahap ini, perusahaan mulai dapat memuaskan kebutuhan pelanggan.
Hal ini tercermin dari peningkatan volume penjualan produk. Struktur
organisasi masih sederhana, tetapi perusahaan sudah memiliki manajer
penjualan yang ditugaskan oleh pemilik.
3. Tahap Sukses
Pada tahap ini, perusahaan telah mencapai tingkatan dimana perusahaan
tidak hanya mendapat untung, tetapi juga menghasilkan aliran kas yang
cukup untuk diinvestasikan kembali. Struktur organisasi pada tahap ini
berubah menjadi struktur organisasi fungsional.
4. Tahap Tinggal Landas
Pada tahap ini perusahaan tumbuh secara cepat. Pendiri harus
mendelegasikan tugas kepada manajer professional. Tahap ini adalah tahap
5. Tahap Kematangan Sumber Daya
Pada tahap ini, perusahaan telah mencapai posisi dan karakteristik
perusahaan besar. Perusahaan mungkin masih berukuran kecil sampai
sedang, tetapi telah dikenal sebagai perusahaan yang di perhitungkan
dalam industry.
2.3 Analisis SWOT (Strenght Weakness Opportunity Threats)
Analisis SWOT atau sering juga disebut Matriks SWOT, merupakan
metode perencanaan terstruktur yang digunakan untuk mengevaluasi Strenght
(kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang). Threats (ancaman)
yang terdapat pada suatu proyek atau perusahaan.analisis SWOT dapat digunakan
untuk produk, tempat, industry, atau perorangan. Analisis ini melibatkan tujuan
spesifik dari bisnis atau proyek dan mengindentifikasikan factor internal dan
eksternal yang dapat membantu atau malah menyulitkan tujuan.
Analisis SWOT merupakan alat analisis situasional yang banyak
digunakan perusahaan dalam melakukan formulasi strategi (Solihin 2012:164).
Analisis strategi ini mengharuskan para manager strategis untuk menemukan
peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping
memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal.
Dari hasil analisis SWOT akan diperoleh strategi alternative perusahaan
untuk membantu manajer strategis memutuskan kearah mana perusahaan dapat
tumbuh dan berkembang. Setiap perusahaan harus melakukan analisis SWOT agar
2.3.1 Analisis SWOT terdiri dari 4 (empat) faktor
a. Strenght (kekuatan)
Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep
bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam
tubuh organisasi. Atau strength adalah faktor-faktor internal positif yang berperan
terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan organisasi
(Zimmerer, 2002:42). Defenisi tersebut menunjuk bahwa perusahaan memiliki
faktor-faktor yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Faktor-faktor ini harus benar-benar diketahui oleh perusahaan agak tidak salah dalam merancang
strategi dalam mencapai visi perusahaan.
b. Weakness (kelemahan)
Weakness (kelemahan) adalah faktor-faktor internal negatif yang
merintangi kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan
(Zimerer, 2002:42). Kelemahan dari sebuah perusahaan hendaknya dapat
diminimalisir, karena apabila kelemahan ini lebih dominan dari kekuatan maka
perusahaan tidak akan survive dalam persaingan bisnis. Dengan kata lain
perusahaan harus mampu mengidentifikasikan kelemahannya sedini mungkin agar
dapat meminimlkan kelemahan tersebut dan memaksimalkan kekuatan yang
c. Opportunity (peluang)
Opportunity (peluang) adalah poin-poin eksternal positif yang dapat
dimanfaatkan oleh suatu bisnis untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan
(Zimeerer, 2002:43). Peluang merupakan lingkungan luar perusahaan sehingga
perusahaan tidak dapat menghilangkan atau menciptakan sebuah peluang.
Perusahaan hanya dapat mencari informasi mengenai peluang-peluang yang ada
dipasar. Perusahaan yang dapat melihat dan memanfaatkan peluang dan
memenangkan persaingan dalam dunia bisnis. Oleh sebab itu, setiap perusahaan
hendaknya memiliki informasi yang aktual dan akurat mengenai perkembangan
dunia bisnis.
d. Threat (ancaman)
Threat (ancaman) adalah kekuatan-kekuatan luar negatif yang merintangi
kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan (Zimmerer,
2002:44). Setiap perusahaan akan menghindari ancaman yang ada, karena
ancaman merupakan hal yang dapat menggagalkan tujuan perusahaan. Dengan
kata lain setiap perusahaan akan berusaha dan bahkan mungkin menghilangkan
ancaman. Akan tetapi ancaman dalam dunia bisnis tidak dapat dihilangkan atau
dihindari. Sebuah ancaman hanya dapat diminimalkan dengan kekuatan (strength)
yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang mampu menghadapi ancaman dan
2.3.2 Fungsi SWOT ( Strenght Weakness Opportunity Threat )
Menurut Ferrel dan Harline (2005:48), fungsi analisis SWOT adalah untuk
mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok
persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal
(peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah
informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai
tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus
dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan.
Analisis SWOT dapat digunakan berbagai cara untuk meningkatkan volume
penjualan perusahaan.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah
berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkan
dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan
mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada, bagaimana cara mengatasi
kelemahan yang mencegah keuntungan dan peluang, selanjutnya bagaimana
kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada, dan terakhir adalah bagaimana
cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau
2.4 Usaha Kecil Menengah (UKM)
Usaha Kecil dan Menengah mempunyai peran yang strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil
pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi dinegara kita sejak beberapa
waktu lalu, dimaa banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnan bahkan
berhenti aktifitasnya, sektor UKM justru lebih tangguh dalam menghadapi
aktifitas tersebut.
Pengembangan UKM perlu mendapat perhatian yang besar baik dari
pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang yang lebih kompetitip
bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah kedepan perlu
diupayakan lebih kondusip bagi tmbuh dan berkembangnya UKM. Pemerintah
perlu meningkatkan peranya dalam memberdayakan UKM, disamping
mengembangkan kemitraan usaha yang salig menguntungkan antara pengusaha
besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia,
dikarenakan UKM .merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu
negara ataupun daerah, meskipun jika di lihat skala ekonominya tidak seberapa
jauh namun jumlah UKM sangat besar dan dominan serta sumbangan yang
diberikan selama ini baik untuk masyarakat maupun untuk negara dapat dirasakan
Pemerintah pada intinya mempunyi kewajiban untuk memecahkan tiga (3)
masalah klasik yang kerap kali menerpa UKM , yakni; akses pasar, modal dan
teknologi yang selama ni kerap menjadi pembicaraan diberbagi pertemuan seperti
diseminar-seminar maupun konfrensi . secara keseluruhan terdpat beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengembangan unit usaha UKM ,
antara lain kondisi kerja, promosi usaha baru, akses informasi, akses pembiayaan,
akses pasar, peningkatan kualitas produk dan sumber daya manusia, ketersediaan
layanan pengembangan usaha, pengembangan tingkatan, jaringan bisnis dan
kompetisi.
Terdapat tiga alasan yang mendasari negara berkembang memandang
pentingnya keberadaan UKM yaitu, Pertama karena kinerja UKM cenderung lebih
baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produkif. Kedua, sebagai bagian
dari dinamikanya, UKM sering mencapai peningkatan produktifitasnya melalui
investasi dan perubahan teknologi. Ketiga adalah karena sering diyakini bahwa
UKM memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas dari pada usaha besar (Berry,
dkk, 2001).
2.4.1 Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM)
Usaha Kecil Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang
mengacu kejenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
Dalam perspektif perkembangannya, UKM dapat diklasifikasikan menjadi
4 (empat) kelompok, yaitu :
1. Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai
kesempatan untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai
informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.
2. Micro enterprice, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi
belum memiliki sifat kewirausahaan.
3. Small Dynamic Enterprice, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa
kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan eksport.
4. Fast Moving Enterprice, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa
kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha besar.
Dibawah ini dapat dilihat beberapa Peraturan Perundang-undangan yang
berkaitan dengan UKM:
1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.
2. PP No. 44 TAHUN 1997 tentang Kemitraan.
3. PP No. 32 tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kecil.
4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha
MenengahKeppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha yang
dicadangkan untuk Usaha Kecil dan Bidang/jenis Usaha yang terbuka
untuk usaha menengah atau besar dengan syarat kemitraan.
6. Permenn BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan
Usaha Milik Negara.
7. Undang – Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah.
Dengan diundangkannya Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang
Usaha Mikro Kecil Menengah pada tanggal 4 juli 2008, kini Indonesia telah
memiliki defenisi UMKM yang lebih lengkap dibanding dengan defenisi dalam
UU lama, yaitu : UU No. 5 Tahun 1995, yang mendefenisikan hanya Usaha Kecil.
Defenisi tersebut didasarkan pada kriteria usaha, yaitu aset/kekayaan bersih dan
atau omset penjualan tahunan. Implikasi Pemberlakuan Undang-undang No. 20
tahun 2008 terhadap Data Kredit UMKM. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan beberapa pengertian:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kreteria Usaha Mikro sebgaimana
diatur dalam UU ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kreteria usaha kecil
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil dari penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
Pasal 6
Undang-Undang NO. 20 TAHUN 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM), menyebutkan kriteria UMKM, yaitu :
1. Usaha Mikro memiliki asset maksimal. 50 juta dan omzet maksimal 300
juta
2. Usaha Kecil , memiliki asset > 50 juta – 500 juta dan omzet > 2,5 Milyar –
50 Milyar
3. Usaha Menengah memiliki asset > 500 juta – 10 Milyar dan omzet > 2,5
Milyar – 50 Milyar
Dari namanya dapat diartikan bahwa UKM merupakan usaha untuk
mereka yang belum termasuk sebagai kalangan atas. Tapi jangan pernah
mengecilkan arti dari UKM karena usaha ini juga turut memberikan peran besar
dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara, apalagi jika Negara itu termasuk
sebagai Negara kecil yang sedang berkembang. Dengan adanya UKM maka setiap
warga Negara tanpa membedakan strata diberikan kesempatan untuk
tidak perlu ikut bersaing dengan orang lain yang memiliki modal ijazah dan
berebutan mencari lapangan kerja di dunia perkantoran
Selanjutnya beberapa pasal dibawah ini memperjelas keberadaan UKM,
yaitu :
Pasal 7
(1)Pemerintah dan Pemerintah Daerah menumbuhkan iklim usaha dengan
menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang meliputi
aspek:
a. Pendanaan ;
b. Sarana dan prasarana
c. Informasi usaha;
d. Kemitraan;
e. Perizinan usaha
f. Kesempatan berusaha;
g. Promosi dagang;
h. Dukungan kelembagaan.
(2)Dunia usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif membantu
Pasal 8
Aspek pendanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a ditujukan
untuk:
a. Memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi Usaha Mikro, dan
Menengah untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga
keuangan bukan bank;
b. Memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringan sehingga
dapat diaks dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengh;
c. Memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat,
tepat, murah dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan,;
d. Membantu para pelaku usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk mendapatkan
pembiayaan dan jasa/produk keuangan lainya yang disediakan oleh
perbankan dan lebaga keuangan bukan bank, baik yang menggunakan
system konvensional maupun system syariah dengan jaminan yang
disediakan oleh pemerintah.
Pasal 9
Aspek sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf
b ditujukan untuk:
a. Mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan
mengembangkan pertumbuhan Usaha Mikro dan Kecil;
Pasal 10
Aspek informasi usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf c
a. Membentuk dan mempermudah pemanfaatan bank data dan jaringan
informasi bisnis;
b. Mengadakan dan menyebarluaskan informasi mengenai pasar, sumber
pembiayaan, komoditas, penjamin, desian dan teknologi dan mutu;
c. Memberikan jaminan transparansi dan akses yang sama bagi semua pelaku
usahaMengadakan prasarana umum yang dapat mendor dan Menengah
atas segala usaha
Pasal 11
Aspek kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf d
ditujukan untuk :
a. Mewujudkan kemitraan antar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
b. Mewujudkan kemitraan antara usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Besar
c. Mendorong terjadinya hubungan yang saling menguntungkan dalam
pelaksanaan transaksi usaha
d. Mengembangkan kerjasama untuk meningkatkan posisi tawar Usaha Mikro,
Kecil, dan menengah
e. Mendorong terbentuknya struktur pasar yang menjamin tumbuhnya
persaingan usaha yang sehat dan melindungi konsumen
f. Mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan usaha oleh orang
Pasal 12
(1)Aspek perizinan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
huruf e. ditujukan untuk:
a. Menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan usaha dengan system
pelayanan terpadu satu pintu;
b. Membebaskan biaya perinzinan bagi usaha Mikro dan memberikan
keriganan biaya perinzinan bagi usaha kecil
(1)Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara permohonan
izin usaha diatur dengan Peraturan Pemerintah
Secara fungsi, UKM memiliki dua peran yaitu sebagai wadah inovasi dan
yang kedua adalah sebagai wadah yang merencanakan. Selain itu UKM juga
memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa, juga
sebagai penggagas, penggerak dan pengendali atau juga pemicu pembangunan
sosial ekonomi dalam Negara.
UKM dinegara berkembang, seperti Indonesia sering dikaitkan dengan
masalah ekonomi dan sosial dlam negeri seperti besarnya jumlah
pengangguran,ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang
tidak merata antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta masalah urbanisasi.
Perkembngan UKM diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang
signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut
Dari penjelasan di atas, secara spesifik dapat disimpulkan lagi beberapa
manfaat UKM yang diantaranya adalah :
1. Untuk membuka lapangan pekerjaan. Adanya UKM dikatakan dapat
membuka lapangan pekerjaan secara luas bagi masyarakat dan tentunya
juga akan menjadi cara untuk mengatasi pengangguran.
2. Menjadi Penyumbang Terbesar Nilai Produk Domestik Bruto. Secara
khusus di Negara kita, UKM telah memberi andil untuk menyumbang
pajak yang cukup besar. Data ini memperlihatkan bahwa UKM sangat
berperan dalam membantu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Indonesia.
3. Solusi efektif untuk permasalahan ekonomi masyarakat menengah. Ada
suatu penelitiana yang membuktikan bahwa perekonomian suatu Negara
akan tumbuh dan berkembang dikarenakan adanya inovasi dalam
produksi, dan ini ada pada UKM.
2.4.2 Jenis – Jenis Usaha Kecil Menengah (UKM)
Ada 3 jenis usaha yang bisa dilakukan oleh UKM untuk menghasilkan
laba. Ketiga jenis usaha tersebut adalah :
a. Usaha Manufaktur (Manufacturing Business)
yaitu usaha yang mengubah input dasar menjadi produk yang bisa dijual
kepada konsumen. Kalau anda bingung, contohnya adalah konveksi yang
b. Usaha Dagang (Merchandising Business)
adalah usaha yang menjual produk kepada konsumen. Contohnya adalah
pusat jajanan tradisional yang menjual segala macam jajanan tradisional
atau toko kelontong yang menjual semua kebutuhan sehari-hari.
c. Usaha Jasa (Service Business)
yakni usaha yang menghasilkan jasa, bukan menghasilkan produk atau
barang untuk konsumen. Sebagai contoh adalah jasa pengiriman barang
atau warung internet (warnet) yang menyediakan alat dan layanan kepada
konsumen agar mereka bisa browsing, searching, blogging atau yang
lainnya.
2.4.3 Strategi Pengembangan UKM
Jumlah UKM yang ada di Indonesia saat ini semakin bertambah banyak,
namun jumlah UKM ini ternyata tidak sebanding dengan tingkat daya sain UKM
tersebut, baik secara local maupun internasional, sementara kebanyakan UKM di
Indonesia hanya melakukan proses produksi, berdagang dan perekonomian,
sehingga membuat daya saing UKM di Indonesia tidak bisa bersaing dengan
perusahaan besar. Sebagaimana kita ketahui bahwa untuk tetap bertahan dan
berkembang didalam dunia bisnis yang semakin ketat kita harus memiliki
ketrampilan, dapat bekerja secara professional dan mampu menciptakan
Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk
mengembangkan kemampuan dan ketrampilan kita adalah meningkatkan UKM
yang dimiliki:
1. Pelaku UKM harus memiliki jiwa kepemimpinan dalam dirinya.
Walaupun anda masih memulai UKM dan belum memiliki seorang
karyawan. Anda tetap harus menanamlan jiwa kepemimpinan dalam diri
anda, sehingga ketika nantinya memiliki karyawan, Anda dapat memimpin
karyawan tersebut dengan baik. Kemampuan Anda dalam memimpin,
merencanakan, mengatur dan menjalankan sebuah usaha tentunya akan
memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan usaha itu sendiri
2. Pelaku UKM harus mau belajar tentang managemen .
Pengetahuan tentang managemen adalah hal yang sangat penting untuk
dimiliki oleh seorang pelaku UKM. Dengan modal knowledge
managemen, Anda akan mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada
dalam bisnis Anda, dan dapat mengurangi resiko kerugian yang mungkin
terjadi.
3. Pelaku UKM harus melakukan marketing dan branding
Salah satu penyebab kegagalan sebuah UKM adalah tidak melakukan
marketing dan branding secara maksimal. Dua factor ini adalah sangat
penting dalam tumbuh kembangnya sebuah usaha, baik usaha skala besar
ataupun kecil. Sebaliknya Anda menciptakan sebuah logo dan juga nama
4. Pelaku UKM harus mampu beradaptasi
Pasar yang semakin luas dan pertumbuhanUKM yang semakin banyak,
tentunya akan menciptakan banyak tantangan. Seorang pelaku UKM harus
juli dalam memperhatikan segala peluang dan hambatan yang mungkin
datang kehadapan anda.
5. Pelaku UKM harus mampu berinovasi
Inovasi dalam bisns merupakan sesuatu hal yang penting, seorang pelaku
UKM harus bisa berinovasi dalam menawarkan produknya kepasar.
Secara teori mungkin 5 langkah yang disebutkan diatas cukup mudah, namun
pada kenyataannya dalam pelaksanaannya membutuhkan kerja keras.
2.4.4. Manajemen Strategi
Manajemen strategi merupakan istilah yang banyak digunakan untuk
menggambarkan proses keputusan yang merupakan fokus pembahasan ini.
Menurut Umar (2008), manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk
pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating)
keputusan-keputusan antarfungsi yang memungkinkan sebuah organisasi tercapai
dimasa mendatang. Perencanaan strategis lebih terfokus pada bagaimana
manajemen puncak menentukan visi , misi, falsafah dan strategi perusahaan untuk
David (2004) mendefenisikan manajemen strategis merupakan ilmu tentang
perumusan dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan
organisasi mencapai tujuan. Manajemen pemasaran, keuangan/akuntansi,
produksi, penelitian dan pengembangan dan system informasi untuk mencapai
keberhasilan dalam organisasi. Tujuan manajemen strategis adalah memanfaatkan
dan menciptakan peluang-peluang baru yang berbeda dimsa mendatang.
2.4.5. Tahapan Penyusunan Strategi
Lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua, yaitu : lingkungan internal dan
lingkungan eksternal.
1. Analisis Lingkungan Eksternal
Umar (2008) menjelaskan lingkungan eksternal merupakan suatu proses
yang dilakukan oleh perencanaan strategi untuk memantau sector lingkungan
dalam menentukan peluang dan ancman bagi perusahaan
Kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu : lingkungan makro dan
lingkungan industry.
2. Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal merupakan suatu kondisi yang ada didalam suatu
perusahaan.internal adalah proses perencanaan strategi menentukan letak
kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan.
Lingkungan internal merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area
fungsional bisnis, termasuk manajemen pemasaran, keuangan/akuntansi,