• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN PADA USAHA KOPRA DI KECAMATAN TOMONI-TIMUR KABUPATEN LUWU TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN PADA USAHA KOPRA DI KECAMATAN TOMONI-TIMUR KABUPATEN LUWU TIMUR"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan

Kegunaan

TINJAUAN PUSTAKA

Aspek agronomi

Tanaman kelapa merupakan tanaman yang multifungsi karena seluruh bagian dari tanaman kelapa tidak hanya mempunyai nilai ekonomi yang tinggi namun juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Oleh karena itu pohon ini sering disebut dengan pohon kehidupan karena hampir seluruh bagian pohon, akar, batang, daun dan buahnya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia sehari-hari (Anonymous dalam Nursin, R, Kassa dkk. 2021). Meskipun kelapa dapat tumbuh pada berbagai kondisi iklim, namun untuk mencapai pertumbuhan optimal dan mencapai produktivitas yang baik, kelapa memerlukan persyaratan lingkungan tertentu, berkaitan dengan ketinggian, suhu, curah hujan, kelembaban, waktu pemaparan, angin dan garis lintang (Buku Produksi Kelapa, Bab) . II, Halaman, 45.

Kopra

Di dalam cangkang terdapat daging buah yang disertai selaput tipis berwarna coklat yang disebut testa. Setelah daging dikeringkan dan dipisahkan dari tempurungnya, adonan ditempelkan pada daging kelapa.

Tabel  2.  Perkembangan  Volume  Ekspor  Kopra  dan  Volume  Import  Kopra Indonesia di Pasar Dunia pada Tahun 2015-2019  Tahun  Volume Ekspor/ton  Volume Impor/ton
Tabel 2. Perkembangan Volume Ekspor Kopra dan Volume Import Kopra Indonesia di Pasar Dunia pada Tahun 2015-2019 Tahun Volume Ekspor/ton Volume Impor/ton

Jenis-Jenis Kopra

Volume impor kopra tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebesar 193 ton, dan pada tahun 2019 volume impor kopra terendah sebesar 31 ton (FAO, dalam Khairunisya, A. 2022). Umumnya kopra pangan dikeringkan dengan sistem pengeringan UV atau sistem pengeringan oven (tuankelapa.com).

Proses Pembentukan Kopra

Dari sekian banyak jenis kopra yang tersedia, Kopra Pangan saat ini menjadi jenis kopra paling unggul dengan kualitas premium.

Konsep Strategi

Strategi Pemasaran

Strategi Pengembangan

Perusahaan juga harus merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk mencapai kualitas yang diharapkan konsumen sehingga mampu bersaing untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Misalnya keunggulan kompetitif dalam arti kualitas yang baik dan konsisten, harga yang relatif murah, kecepatan pelayanan, dan lain sebagainya. Untuk menentukan strategi produk yang sesuai dengan potensi dan tingkat persaingan eksternal, perusahaan harus menganalisis siklus hidup produk.

Dalam hal ini fungsi manajemen, konsumen, distributor dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dapat dibedakan secara jelas dengan dukungan optimal dari sumber daya yang ada (Rangkuti, 2016). Hasil identifikasi ini kemudian digunakan secara luas sebagai dasar perumusan kegiatan dan penetapan standar keberhasilan usaha.

Perumusan Strategi

Unit analisis dalam penelitian ini adalah pengusaha kopra di Kecamatan Tomoni Timur yang meliputi Desa Kertoraharja, Margomulyo, Manunggal dan Alambuana Kabupaten Luwu Timur. Jumlah penduduk di Kecamatan Tomoni-Timur yang terdiri dari Desa Kertoraharjo, Margomulyo, Manunggal dan Alambuana berdasarkan data penduduk masing-masing tahun 2022. Pada tabel dibawah ini dapat dilihat tingkat pendidikan di Kecamatan Tomoni-Timur Kabupaten Luwu Timur.

Identifikasi faktor strategis internal berupa kekuatan dan kelemahan Strategi Pengembangan Wirausaha Kopra di Kecamatan Tomoni Timur yang meliputi Desa Kertoraharjo, Tampak Siring, Manunggal dan Alambuana Kabupaten Luwu Timur disajikan pada tabel berikut. Identifikasi faktor eksternal berupa peluang dan ancaman pada Strategi Pengembangan Usaha Kopra di Kecamatan Tomoni Timur yang meliputi Desa Kertoraharjo, Tampak Siring, Manunggal dan Alambuana Kabupaten Luwu Timur disajikan pada tabel berikut; Kondisi ini menunjukkan bahwa perkembangan internal kegiatan kopra di Kecamatan Tomoni Timur yang meliputi Desa Kertoraharjo, Tampak Siring, Manunggal dan Alambuana Kabupaten Luwu Timur masih sangat baik untuk dikembangkan.

Kondisi ini memberikan gambaran bahwa secara lahiriah perkembangan usaha kopra di Kecamatan Tomoni-Timur yang meliputi Desa Kertoraharjo, Tampak Siring, Manunggal dan Alambuana Kabupaten Luwu Timur merupakan usaha yang baik untuk dikembangkan. Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Luwu Timur untuk lebih memberikan perhatian terhadap pengusaha kopra di Kecamatan Tomoni Timur. Daftar identitas responden kontraktor Kopra di Kecamatan Tomoni Timur yang meliputi desa Kertoraharja, Margomulyo, Manunggal, Alambuana, Kabupaten Luwu Timur.

Tabel 3. Matriks SWOT  IFAS
Tabel 3. Matriks SWOT IFAS

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel

Jenis dan Sumber Data Penelitian

Data primer merupakan data yang dikumpulkan melalui observasi langsung di lapangan dengan responden yang terlibat dalam penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Unit Analisis

Analisis Data

Tabel 7 menunjukkan bahwa penduduk Kecamatan Tomoni-Timur yang berpendidikan menengah (SMP, SMA) menempati persentase tertinggi dengan persentase sebesar (54,52%), sedangkan penduduk yang berpendidikan tinggi hanya (10,99%). Pengusaha kopra di Kecamatan Tomoni Timur yang meliputi Desa Kertoraharjo, Margomulyo, Manunggal dan Alambuana memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Berdasarkan tabel matriks analisis strategi SWOT di atas, dapat diterapkan berbagai strategi yang dapat mendukung pengembangan usaha Kopra di Kecamatan Tomoni Timur yang meliputi Desa Kertoraharjo, Tampak Siring, Manunggal dan Alambuana Kabupaten Luwu Timur, yaitu sebagai berikut strategi SWOT;

Berdasarkan hasil perhitungan analisis IFAS dan EFAS pada Tabel dan Tabel, maka dapat ditentukan alternatif strategi mana yang dapat digunakan dalam pengembangan Usaha Kopra Kecamatan Tomoni Timur yang meliputi Desa Kertoraharjo Tampak. Sumber : Diolah dari Data Primer Tahun 2022 Berdasarkan Tabel 21 diatas dapat kita lihat posisi usaha kopra di Kecamatan Tomoni-Timur Kabupaten Luwu Timur.

Tabel 4. Matriks Faktor Strategi Eksternal
Tabel 4. Matriks Faktor Strategi Eksternal

Konsep Oprasional

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Letak Geografis

Iklim Kecamatan Tomoni Timur yang meliputi Desa Kertoraharjo, Margomulyo, Manunggal dan Alambuana, seperti kabupaten lainnya di Indonesia, beriklim tropis dengan dua musim yaitu kemarau dan hujan.

Luas Wilayah

Jumlah Penduduk

Pendidikan

Tabel 9 di atas menjelaskan bahwa untuk usia pengusaha kopra yang berada di Kecamatan Tomoni-Timur yang meliputi Desa Kertoraharjo, Margomulyo, Manunggal dan Alambuana Kabupaten Luwu Timur sebagian besar > 42 tahun ke atas dengan persentase sebesar 66,67%, untuk usia 42 tahun ke atas. di atas sudah termasuk usia tua, namun hal ini tidak mengurangi minat mereka dalam berbisnis. Tabel 11 menunjukkan persentase tertinggi tingkat pendidikan pengusaha kopra di Kecamatan Tomoni Timur Kabupaten Luwu Timur adalah pendidikan menengah dengan persentase sebesar 50%. Namun keberhasilan pengusaha kopra tidak hanya ditopang oleh pendidikan formal saja, melainkan pengalaman dan ketekunan dalam berusaha. Langkah selanjutnya adalah menyusun faktor internal dan faktor eksternal strategi perusahaan menggunakan Matriks Analisis Strategi SWOT. Dengan menggunakan metode ini, Anda dapat menghasilkan empat sel strategi yang mungkin dapat diterapkan pada Strategi Pengembangan Usaha Kopra di Kecamatan Tomoni-Timur. yang meliputi Desa Kertoraharjo, Tampak Siring, Manungal dan Alamabuana Kabupaten Luwu Timur adalah sebagai berikut;.

Jumlah bahan baku tersebut dapat tertampung dengan tenaga kerja terampil yang tersedia pada perusahaan atau industri. Banyaknya bahan baku dapat ditampung dengan tenaga kerja terampil di perusahaan atau industri. Dalam mengolah bahan baku tersebut diperlukan tenaga terampil agar bahan baku tidak menumpuk.

Berdasarkan gabungan penilaian yang diperoleh dari analisis IFAS dan Efas, Tabel 16 dan 17 menunjukkan strategi yang tepat untuk diterapkan dalam memposisikan perusahaan pengembang usaha kopra di Kecamatan Tomoni-Timur Kabupaten Luwu Timur adalah sebagai berikut.

Tabel 8.  Mata  Pencaharian  Pendudu  Di  Empat  Desa  Pada  Kecamatan Tomoni-Timur, 2022
Tabel 8. Mata Pencaharian Pendudu Di Empat Desa Pada Kecamatan Tomoni-Timur, 2022

Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Sarana dan Prasarana

Hal ini didasari bahwa semakin tua usia kelapa yang digunakan sebagai bahan baku kopra, maka kualitas kopra yang dihasilkan akan semakin baik. 2 Bahan baku selalu tersedia 2 Jika harga kopra naik, petani akan langsung menjual kelapa yang belum siap panen/masih muda. Adanya kerjasama antara produsen dan industri mengurangi penumpukan bahan baku di gudang produsen karena selalu terjadi transaksi antara pengusaha dan industri.

Dalam suatu perusahaan tidak lepas dari bahan baku, bahan baku yang dimaksud adalah kelapa bagian dalam. Hal ini dapat dipenuhi dengan mengolah seluruh bahan baku yang masuk dari petani langsung menjadi kopra, mengingat pengusaha kopra tidak menggunakan teknologi yang memadai dan hanya bergantung pada sinar matahari. Dengan demikian, sumber daya alam Luwu Timur masih mampu menyediakan bahan baku kopra untuk masa depan.

Optimalisasi bahan baku yang tersedia di industri untuk menghindari kendala bahan baku bagi pengusaha kopra.

Tabel  9.  Sarana  Dan  Prasarana  di  Empat  Desa  Pada  Kecamatan  Tomoni Timur
Tabel 9. Sarana Dan Prasarana di Empat Desa Pada Kecamatan Tomoni Timur

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Proses Produksi Kopra

Produksi kopra memerlukan buah kelapa yang telah mencapai kematangan fisiologis yang cukup yaitu sekitar 300 hari dengan berat kelapa sekitar 3-4 kg/buah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua cara penjualan kelapa/kopra di Kecamatan Tomoni-Timur, cara yang pertama adalah dengan cara petani menjual hasil panennya. Dari kedua penjualan tersebut terdapat perbedaan harga, dimana penjualan kelapa kupas dihargai lebih tinggi yaitu kg dibandingkan penjualan kelapa langsung dari pohonnya dengan harga bulir).

Apabila bahan baku sudah terkumpul maka proses selanjutnya adalah pengusaha kelapa mengeringkan buah kelapa hasil penjualan petani.Proses pengeringan sendiri dilakukan oleh tenaga kerja milik pengusaha.Pengeringan sendiri memakan waktu sekitar 2-3 hari. pada saat cuaca mendukung, sedangkan pada saat cuaca tidak mendukung, dukungan berlangsung selama 4-5 hari, hal ini dikarenakan pengusaha kopra yang berada di kecamatan Tomoni-Lindje masih menggunakan cara konvensional. Untuk proses selanjutnya, adas kering dikemas dalam kantong dengan berat sekitar 90-100 kg.

Analisis SWOT

Kemudian pada cara penjualan yang kedua, petani menjual hasil panen kelapanya langsung dari pohonnya, kemudian pengusaha melakukan pengolahan lebih lanjut dengan mempekerjakan tenaga terampil, mulai dari memetik buah kelapa, mengupas kulit hingga memotong buah kelapa. Faktor internal tersebut mempengaruhi pembentukan kekuatan dan kelemahan (S dan W), dimana faktor tersebut berhubungan dengan kondisi yang timbul dalam perusahaan, yang juga mempengaruhi pembentukan pengambilan keputusan (decisivemaking) perusahaan. 2 Proses pengeringan masih menggunakan cara konvensional (untuk pengepul kecil) 3 Modal usaha kopra.

Faktor eksternal tersebut mempengaruhi terbentuknya peluang dan ancaman (O dan T), dimana faktor tersebut berhubungan dengan keadaan yang terjadi di luar perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain lingkungan industri dan makro bisnis, perekonomian, politik, jumlah penduduk dan sosial budaya (Irham Fahmi, 2013.

Tabel 14. Identifikasi kekuatan dan Kelemahan
Tabel 14. Identifikasi kekuatan dan Kelemahan

Matriks Analisis Strategi SWOT

Bantuan dari pemerintah berupa oven atau peralatan pengeringan yang lebih modern agar produsen tidak mengalami penyusutan bahan baku dan lamanya proses produksi akibat dampak iklim. Perhitungan analisis matriks SWOT memberikan alternatif strategi yang paling sesuai dengan faktor lingkungan internal dan eksternal dalam pengembangan Usaha Kopra di Kecamatan Tomoni Timur yang meliputi Desa Kertoraharjo, Tampak Siring, Manunggal dan Alambuana Kecamatan Luwu Timur. . yaitu strategi S-O dengan skor strategi alternatif sebesar 3,55. Apa yang dilakukan generasi sekarang tidak boleh mengorbankan kemampuan alam dalam memenuhi kebutuhan pangan atau bahan mentah.

Matriks IE menunjukkan total nilai IFAS (Internal Factor Analysis Summary) sebesar 2,61 dan total nilai EFAS (External Factor Analysis Summary) sebesar 2,25. Dengan demikian, posisi perusahaan dalam Pengembangan Usaha Kopra di Kecamatan Tomoni-Timur Timur dapat ditentukan. Kabupaten Luwu terletak pada sel V (rowami nomor 5). Stabilitas (tidak ada perubahan laba) artinya tidak terjadi perubahan laba atau keuntungan usaha yang dijalankan. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Rumah Tangga Guru Sekolah Dasar PNS Di Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo.

Tabel 16. Matriks Analisis Strategi SWOT  FAKTOR
Tabel 16. Matriks Analisis Strategi SWOT FAKTOR

Matriks Analisis IFAS (Internal Factor Analisis Summary) Dan

Kondisi Keadan Pengembangan Pada Usaha Kopra

Alternatif Srategi Pengembangan

Matriks Internal-Eksternal (IE Mariks)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil Analisis Faktor Strategis Internal IFAS (Internal Factor Analysis Summary) berupa kekuatan dan kelemahan mencapai nilai 2,61. Sedangkan hasil Analisis Faktor Strategis Eksternal EFAS (External Factor Analysis Summary) berupa peluang dan ancaman, total skor yang dicapai adalah 2,25.

Saran

Gambar

Tabel 1. Luas Lahan  Dan  Produksi  Kelapa  di Sulawesi  Selatan Dan  Indonesia Pada Tahun 2017-2020
Tabel  2.  Perkembangan  Volume  Ekspor  Kopra  dan  Volume  Import  Kopra Indonesia di Pasar Dunia pada Tahun 2015-2019  Tahun  Volume Ekspor/ton  Volume Impor/ton
Tabel 3. Matriks SWOT  IFAS
Tabel 4. Matriks Faktor Strategi Eksternal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Next, more about our water system… WATER BASE SYSTEM Tshimangadzo Jufter Munyai DEA Electrical Engineer / Technician I am going to tell you a little bit more about our water system