• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4 Matriks Analisis Strategi SWOT

Strategi WT bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari ancaman eksternal.

Selanjutnya adalah menyususn faktor internal dan fakto eksternal startegi perusahaan dengan menggunakan Matriks Analisis Startegi SWOT, dengan menggunakan metode ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan strategi yang dapat di terpakan dalam Strategi Pengembanagan Usaha Kopra Di Kecamatan Tomoni-Timur Yang Mencakup Desa Kertoraharjo, Tampak Siring, Manungal, dan Alamabuana Kabupaten Luwu Timur adalah sebagai berikut;

Tabel 16. Matriks Analisis Strategi SWOT FAKTOR

INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

STRENGHT (S) KEKUATAN 1. Kualitas kopra yang baik 2. Tersedianya tenga kerja

yang terampil

3. Modal usaha kopra yang memadai

4. Adanya kerjasama antara petani dan pengusaha 5. Adanya dukungan dari

pihak keluarga

WEAKNESSES (W) KELEMAHAN

1. Kurangnya bantuan dari pemerintah

2. Proses pengeringan masih menggunakan metode konvensional(skala kecil) 3. Penyusutan bahan baku 4. Lamanya proses produksi 5. Bahan baku tidak tahan lama

OPPORTUNITIES (O) PELUANG

1. Permintaan pasar terhadap bahan baku kopra selalu ada

2. Bahan baku selalu tersedia 3. Persaingan antar pengusaha tidak terlau ketat

4. Potensi jangka panjang

STRTEGI S-O

1. Kualitas yang baik membuat tingginya permintaan bahan baku terhadap produsen

2. Potensi jangka panjang terkait dengan SDA masih

mempuni dalam

penyediaan bahan baku 3. Banyaknya bahan baku

STRATEGI W-O 1. Kurang bantuan dari

pemerintah sehingga tidak menghambat produsen mengolah bahan baku.

2. Aadanya kerjasama antar produsen dan idustri mengurangi bahan baku

digudang produsen

menumpuk karena selalu

masih bagus

5. Kerjasama antar produsen dan industri

dapat terakomodasi dengan tenaga kerja yang terampil, yang ada dalam perusahaan atau industri 4. Mengingat SDA yang

masih mempuni, membuat tingginya permintaan pasar terhadap kopra dengan memanfaatkan tenaga keja yang terampil

adanya transaksi antara pengusaha dan industri.

THREATS (T) ANCAMAN 1. Pengaruh iklim 2. Jika harga kopra naik

petani langsuang menjual kelapa belum siap

panen/masih muda 3. Harga yang tidak stabil 4. Turunya ninat terhadap

usaha kopra

5. Pembatasan penjualan kopra dalam industri

STRATEGI S-T 1. Selalu tersedia bahan baku

diprodusen yang menumpuk

2. Pengaruh harga tidak mempengaruhi petani untuk menjual ke pengusaha

3. Pengaruh harga tidak mempengaruhi kualitas kopra untuk pengusaha menjual ke industri.

STRATEGI W-T

1. Kurangnya bantuan dari pemerintah berupa modal membatasi pesaing-pesaing baru muncul

2. Mengikuti arus harga minyak dunia

3. Industri harus menambah kuota ke produsen

4. Bantuan dari pemerintah berupa oven atau alat pengering yang lebih modern agar produsen tidak mengalami penyusutan bahan baku dan lamanya proses produksi akibat pengaruh iklim.

Sumber : Diolah Dari Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel Matriks Analisis Strategi SWOT diatas, dapat diterapkan beberapa strategi-strategi yang dapat mendukung Pengembangan Usaha Kopra Di Kecamatan Tomoni-Timur Yang Mencakup Desa Kertoraharjo, Tampak Siring, Manunggal, Dan alambuana Kabupaten Luwu Timur, adalah strategi SWOT sebagi berikut;

1. Kualitas yang baik membuat tingginya permintaan bahan baku terhadap produsen

2. Potensi jangka panjang terkait dengan SDA masih mempuni dalam penyediaan bahan baku

3. Banyaknya bahan baku dapat terakomodasi dengan tenaga kerja terampil yang ada dalam perusahaan atau industri

4. Selalu tersedia bahan baku diprodusen yang menumpuk

5. Mengingat SDA yang masih mempuni, membuat tingginya permintaan pasar terhadap kopra dengan memanfaatkan tenaga keja yang terampil 6. Pengaruh harga tidak mempengaruhi petani untuk menjual ke

pengusaha

7. Pengaruh harga tidak mempengaruhi kualitas kopra untuk pengusaha menjual ke industri

8. Kurang bantuan dari pemerintah sehingga tidak menghambat produsen mengolah bahan baku.

9. Adanya kerjasama antar produsen dan idustri mengurangi bahan baku digudang produsen menumpuk karena selalu adanya transaksi antara pengusaha dan industri.

10. Kurangnya bantuan dari pemerintah berupa modal membatasi pesaing- pesaing baru muncul

11. Mengikuti arus harga minyak dunia

12. Industri harus menambah kuota ke produsen

13. Bantuan dari pemerintah berupa oven atau alat pengering yang lebih modern agar produsen tidak mengalami penyusutan bahan baku dan lamanya proses produksi akibat pengaruh iklim.

5.5 Matriks Analisis IFAS (Internal Faktor Analysis Summary) Dan EFAS (Eksternal Faktor Analysis Summary)

A. Evaluasi Faktor Lingkungan Internal

Tahap ini merupakan tahap lanjutan setelah identifikasi faktor lingkungan internal, berupa penyusunan matriks IFAS (Internal Faktor Analysis Summary) untuk mendapatkan nilai skor. Nilai skor tersebut merupakan hasil penjumlahan total dari hasil perkalian bobot dengan rating masing-masing indicator faktor strategi internal (Isyanto, dkk, 2017).

Tabel 17. Matriks Analisis IFAS (Internal Factor Analysis Summary)

No Kekuatan Bobot Rating Skor

1 Kualitas kopra yang baik 0,17 4 0,68

2 Tersedianya tenaga kerja yang terampil

0,15 3 0,45

3 Modal usaha kopra yang memadai 0,07 2 0,14 4 Adanya kerjasama antara petani

dan pengusaha

0,15 3 0,45

5 Adanya dukungan dari pihak keluarga

0,12 2 0,24

Sub Total 0,66 1,96

No Kelemahan (Strenghts) Bobot Rating Skor 1 Kurangnya bantuan dari

peemerimtah

0,07 1 0,07

2 Proses pengeringan masih

menggunakan metode

konvensional

0,10 3 0,30

3 Penyusutan bahan baku 0,05 2 0,10

4 Lamanya proses produksi 0,06 2 0,12

5 Bahan baku tidak tahan lama 0,06 1 0,06

Sub Total 0,34 0,65

Total 1,00 2,61

Sumber : Diolah Dari Data Primer, 2022 B. Evaluasi Faktor Lingkungan Eksternal

Evaluasi faktor lingkungan eksternal dilakukan menggunakan matriks EFAS, sebagaimana yang terlihat pada tabel Berikut ini;

Tabel 18. Matriks Analisis EFAS (Eksternal Faktor Analysis Summary)

No Peluang (Opportunities) Bobot Rating Skor 1 Permintaan pasar terhadap

bahan baku kopra selalu ada

0,10 3 0,30

2 Bahan baku selalu tersedia 0,13 3 0,39

3 Persaingan antar pengusaha tidak terlalu ketat

0,10 1 0,10

4 Potensi jangka panjang masih bagus

0,15 4 0,60

5 Kerjasama antar proden dan industry

0,10 2 0,20

Sub Total 0,52 1,59

No Ancaman (Threats) Bobot Rating Skor

1 Pengaruh iklim 0,12 2 0,24

2 Jika harga kopra naik petani langsuang menjual kelapa belum siap panen/masih muda

0,06 2 0,12

3 Harga yang tidak stabil 0,10 1 0,10

4 Turunya minat terhadap usaha kopra

0,10 1 0,10

5 Pembatasan penjualan kopra dalam industry

0,10 1 0,10

Sub Total 0,48 0,66

Total 1,00 2,25

Sumber : Diolah Dari Data Primer, 2022

5.6 Kondisi Keadaan Pengembangan Pada Usaha Kopra

Berdasarkan Tabel Hasil analisis faktor strategi internal (IFAS) berupa kekuatan dan kelemahan diperoleh nilai sebesar 2,61, yang terdiri dari 1,96 kekuatan (Strenghts) dan 0,65 kelemahan (Weakness). Kondisi ini menunjukan bahwa secara internal pengemabangan pada usaha kopra di Kecamatan Tomoni-Timur yang mencakup Desa Kertoraharjo, Tampak Siring, Manunggal Dan Alambuana Kabupaten Luwu Timur masih sangat baik untuk dikembangkan.

Berdasarkan Tabel Hasil analsis faktor strategi Eksternal (EFAS) berupa peluang dan ancaman total skor yang diperolehadalah sebesar 2,25 yang terdiri dari 1,59 skor peluang (Opportunities) dan 0,66 skor untuk ancaman (Threats). Kondisi ini menggambarkan bahwa secara eksternal, pengembangan pada usaha kopra Di Kecamatan Tomoni-Timur yang mencakup Desa Kertoraharjo, Tampak Siring, Manunggal, Dan Alambuana Kabupaten Luwu Timur termasuk usaha yang baik untuk dikembangkan.

5.7 Alternatif Strategi Pengembangan Usaha

Berdasarkan dari hasil perhitungan Analisis IFAS dan EFAS yang berada pada Tabel dan Tabel, maka dapat ditentukan alternative strategi apa yang dapat dipakai dalam pengembangan Pada Usaha Kopra Kecamatan Tomoni-Timur yang mencakup Desa Kertoraharjo, Tampak

Siring, Manunggal dan alambuana Kabupaten Luwu Timur, adalah sebagai berikut;

Tabel 19. Perhitugan Nilai Skor Terhadap Alternatif Strategi IFAS

EFAS

KEKUATAN KELEMAHAN

PELUANG Strategi S-O 1,96 + 1,59 = 3,55

Strategi W-O 0,52 + 1,96 = 2,48 ANCAMAN Strategi S-T

1,96 + 0,66 = 2,62

Strategi W-T 0,52 + 0,66 = 1,18 Sumber : Diolah Dari Data Primer, 2022

Perhitungan analisis matriks SWOT memberikan alternatif strategi yang paling sesui dengan keadaan faktor lingkungan internal dan eksternal yang dimiliki dalam pengembangan pada Usaha Kopra di Kecamtan Tomoni-Timur Yang Mencakup Desa Kertoraharjo, Tampak Siring, Manunggal Dan Alambuana kabupaten Luwu Timur yaitu strategi S-O dengan skor alternative strategi sebesar 3,55. Berikut merupakan uraian Strategi S-O :

1. Kualitas kopra yang baik membuat tingginya permintaan terhadap bahan baku kepada produsen.

Pentingnya menjaga kualitas terhadap suatu produksi yang dikelola suatu usaha adalah kunci utama yang dibuthkan oleh pelaku usaha untuk memastikan bisnisnya mengalami tingkat pertumbuhan yang baik. Bisnis yang baik menawarkan produk-produk tampa kualitas yang jelas akan sulit berkembang karena tidak dapat menarik perhatian pasar. Oleh karena itu pentingnya menjaga kualita suatu produk agar

dapat memenuhi permintaan pasar atau suatu indudtri untuk menjaga suatu kepercayan dalam pasar

2. Potensi jangka panjang terkait dengan SDA masih mempuni dalam penyediaan bahan baku

Membicarakan pemgelolaan sumber daya alam atau SDA, tidak akan lepas dari kerangka pembangunan berkelanjutan. Apa yang dilakukan generasi saat ini tidak boleh mengorbankan kemampuan alam untuk dapat mencukupi kebutuhan pangan atau bahan baku.

Pemanfaatan SDA ramah lingkungan berupaya untuk memberikan kesejahteraan signifikan kepada masyarakat, baik itu untuk pangan komsumsi atau untuk kebutuhan suatu usaha.

3. Banyaknya bahan baku dapat terakomodasi dengan tenaga kerja yang terampil, yang ada dalam perusahaan atau industri.

Dalam suatu perusahaan tidak terlepas dari bahan baku, bahan baku yang dimaksud adalah kelapa dalam. Dalam pengolahan bahan baku tersebut dibutuhkan tenaga kerja yang terampil agar bahan baku tidak menumpuk. Hal ini dapat diakomodasikan dengan cara setiap bahan baku yang masuk dari petani langsung diolah menjadi kopra, mengingat bahwa pengusaha kopra tidak menggunakan teknologi yang memadai dan hanya bergantung terhadap sinar matahari.

4. Mengingat SDA yang masih mempuni, membuat tingginya permintaan pasar terhadap kopra dengan memanfaatkan tenaga keja yang terampil.

Sunber daya alam yang terletak di Luwu Timur masih mempuni untuk penyediaan bahan baku kopra untuk kedepanya, oleh karena itu

diperlukan tenaga kerja yang terampil khususnya dibidang pengolahan kelapa menjadi kopra, baik dari segi pasca panen, pengolahan, maupun pasar.

5.8 Matriks Internal-Eksternal (IE Matriks)

Berdasarkan total skor yang didapat dari analisis IFAS dan Efas dapat dilihat pada tabel 16 dan tabel 17, untuk melihat strategi yang tepat untuk diterapkan dalam menentukan posisi usaha pengembangan pada usaha kopra di Kecamatan Tomoni-Timur, Kabupaten Luwu Timur adalah sebagai berikut :

Tabel 20. Matriks Internal-Eksternal (IE Matriks)

TOTAL SKOR FAKTOR INTERNAL

KUAT RATA-RATA LEMAH

2.61

4.0 3.0 2.0 1.0

TINGGI

3.0

TOTAL SKOR

FAKTOR MENENGAH

STRATEGI

EKSTERNAL 2.25

2.0

RENDAH

1.0

Sumber : Diolah Dari Data Primer, 2022 Berdasarkan Tabel 21 diatas dapat kita lihat posisi usaha kopra di Kecamatan Tomoni-Timur, Kabupaten Luwu Timur. ini menempati posisi sel nomor V (angka romawi lima). Sel V (angka romawi lima) terbagi menjadi dua bagian lagi yaitu ketika total nilai EFAS di atas 2,50 masuk pada sel pertumbuhan dan ketika total nilai EFAS di bawah dari 2,50 akan masuk pada sel stabilitas (tidak ada perubahan terhadap laba).

Pada tabel 21. IE Matriks menunjukan total nilai IFAS (Internal Factor Analysis Summary) sebesar 2,61 dan total nilai EFAS (Eksternal

I Pertumbuhan

II Pertumbuhan

III Penciutan

V Pertumbuhan IV

Stabilitas

VI Penciutan Stabilitas

VII Pertumbuhan

VIII Pertumbuhan

IX Likuiditas

Facktor Analysis Summary) sebesar 2,25 dengan demikian dapat di tententukan posisi perusahaan dalam Pengembangan Usaha Kopra, di Kecamatan Tomoni-Timur, Kabupaten Luwu Timur berada pada sel V (angka rowami lima) Stabilitas (tidak ada perubahan terhadap laba) ialah tidak mengalami perubahan mengenai keuntungan atau profit dalam usaha yang sedang dijalankan.

6.1 Kesimpulan

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahsan pada bab sebelumnya maka dapat di ambil kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Hasil Analisis Faktor Strategis Internal IFAS ( Internal Faktor Analysis Summary ) berupa kekuatan dan kelemahan diperoleh nilai sebesar 2,61. Sedangkan hasil Analisis Faktor Strategis Eksternal EFAS ( Eksternal Faktor Analysis Summary ) berupa peluang dan ancaman total skor yang diperoleh adalah sebesar 2,25. Hal ini menyatakan bahwa pada tingkat ini perusahaan mengalami pertumbuhan, dan stabilitas.

2. Strategi yang paling tepat untuk diterapkan oleh pengusaha kopra adalah strategi SO dengan skor alternatif strategi sebesar 3,33.

3. IE Matriks menunjukan total nilai IFAS (Internal Factor Analysis Summary) sebesar 2,61 dan total nilai EFAS (Eksternal Facktor Analysis Summary) sebesar 2,25 dengan demikian dapat di tententukan posisi perusahaan dalam Pengembangan Usaha Kopra, di Kecamatan Tomoni-Timur, Kabupaten Luwu Timur berada pada sel V (angka rowami lima) Stabilitas (tidak ada perubahan terhadap laba) ialah tidak mengalami perubahan mengenai keuntungan atau profit dalam usaha yang sedang dijalankan.

6.2 Saran

1. Diharapkan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur lebih memperhatikan dengan baik kepada pengusaha kopra di Kecamatan Tomoni Timur.

2. Mengoptimalkan bahan baku yang tersedia diindustri agar tidak terjadi .pembatasan bahan baku terhadap pengusaha kopra

DAFTAR PUSTAKA

Asnawi, N. (2018). Pengukuran usability aplikasi google classroom sebagai E- learning menggunakan USE questionnaire (studi kasus: Prodi Sistem Informasi UNIPMA). Research: Journal of Computer, Information System

& Technology Management, 1(1), 17-21.

Badan Pusat Statistik(Bps. Go. Id) (diambil pada tanggal 24-Maret-2022)

BDR, M. F., Ridwan, I., Mollah, A., Dariati, T., Yanti, C. W. B., & Sukendar, N.

K. (2020). Perbaikan Teknis Budidaya Kelapa Rakyat Di Kabupaten Wajo. Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP), 5(2), 258-270.

David dalam Anisa. Nurul. 2021.Pengembangan Usaha Budidaya Udang Vaname yang ada di Desa Ampekale Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros.

Skripsi. Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Bosowa.

Makassar.

Etika dalam Anisa. Nurul. 2021.Pengembangan Usaha Budidaya Udang Vaname yang ada di Desa Ampekale Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros.

Skripsi. Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Bosowa.

Makassar.

Fahmi, I. 2013. Manajemen Risiko Teori, Kasus, dan Solusi, Bandung.

Hunger & Wheelen dalam Anisa. Nurul. 2021.Pengembangan Usaha Budidaya Udang Vaname yang ada di Desa Ampekale Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros. Skripsi. Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian.

Universitas Bosowa. Makassar.

Isyanto, A. Y., Sudradjat, S., & Iskandar, M. (2017). Strategi pengembangan ayam Sentul di Kabupaten Ciamis. Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 3(1), 1-12. Diunduh pada tanggal 20 September 2021.

id.wikipedia.org/wiki/kopra

Khairunisya, A. (2022). Analisis Daya Saing Ekspor Kopra Indonesia dan Papua Nugini di Pasar Internasional Periode 2000-2020 (Doctoral dissertation, Universita Jambi).

Lestari, W. P. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Rumah Tangga Pns Guru Sd Di Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 4(2). Diunduh pada tanggal 20 Maret 2021.

Nursin, R., Kassa, S., & Sulmi, S. (2021). Analisis Nilai Tambah Pengolahan Kelapa Menjadi Kopra Di Desa Tangeban Kecamatan Masama Kabupaten Banggai. Agrotekbis: E-Jurnal Ilmu Pertanian, 9(5), 1253-1261.

perkebunan.litbang.pertanian.go.id

Prastio, H., Soetoro, S., & Hardiyanto, T. (2017). Analisis Saluran Pemasaran Kopra. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh, 3(1), 91-94.

Rangkuti, Freddy. 2016. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT. Cetakan ke-22. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Rafika dalam Anisa. Nurul. 2021.Pengembangan Usaha Budidaya Udang Vaname yang ada di Desa Ampekale Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros. Skripsi. Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Bosowa. Makassar.

Ridwan, H. (2019). Strategi Pengembangan dan strategi Pemasaran Kopra Dalam Sistem Syariah. Jurnal Asy-Syarikah: Jurnal Lembaga Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Islam, 1(1), 64-79.

Tamungku, O., Koleangan, R. A., & Wauran, P. C. (2019). Analisis pendapatan petani kelapa (kopra) di Kabupaten Kepulauan Talaud. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 19(02).

Tuan kelapa.com

Wisnubroto, P., Yusuf, M., & Freitas, J. M. (2013). Strategi Pemasaran Guna Meningkatkan Volume Penjualan dengan Pendekatan Technology Atlas Project Method. Jurnal teknologi, 6(2), 161-168.

WWW. Pertanain. Co. Id(diambil pada tanggal 24-maret-2022)

Yunita, Erfianfti 2018. Kontribusi Ibu Rumah Tangga Penyadap Karet Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Pt Lonsum Bulukumba. Skripsi. Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Bosowa Makassar. (Tidak dipublikasikan)

LAMPIRAN

Lampiran Tabel 1. Daftar Identitas Responden Pengusaha Kopra Di Kecamatan Tomoni Timur yang Mencakup Desa Kertoraharja, Margomulyo, Manunggal, Alambuana Kabupaten Luwu Timur

No Nama Responden Umur (Tahun)

Pendidikan Jumlah Produksi Kopra

1 Ike Trisnawati 38 S-1 1000 Kg

2 Igede Kutayasa 32 SMA 3,800 Kg

3 Bu Iluh 45 SMA 10.000 Kg

4 Nyoman Sudarni 45 SMA 200 Kg

5 Ketut Gati 45 SD 300 Kg

6 Widi 45 SD 300 Kg

Sumber : Hasil Dokumentasi Penulis, 2022

Lampiran Gambar 1. Dokumentasi Bersama Responden

Sumber : Hasil Dokumentasi Penulis, 2022

Lampiran Gambar 2. Dokumentasi Bersama Responden

Sumber : Hasil Dokumentasi Penulis, 2022

Lampiran Gambar 3. Dokumentasi Bersama Responden

Sumber : Hasil Dokumentasi Penulis, 2022

Lampiran Gambar 4. Dokumentasi Bersama Responden

Sumber : Hasil Dokumentasi Penulis, 2022

Lampiran Gambar 5. Dokumentasi Bersama Responden

Sumber : Hasil Dokumentasi Penulis, 2022

Lampiran Gambar 6. Dokumentasi Bersama Responden

Sumber : Hasil Dokumentasi Penulis, 2022

Lampiran Gambar 7. Dokumentasi Perbandingan Kualitas Kopra

Sumber : Hasil Dokumentasi Penulis, 2022

Lampiran Gambar 8. Dokumentasi Penjemuran Kopra

Sumber : Hasil Dokumentasi Penulis, 2022

Dokumen terkait