i
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH WARMINDO WALA WELEU BERDASARKAN
ANALISIS SWOT
(Kasus Jalan Kledokan III Caturtunggal, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Alexander Christian Agnefa 11 1334 041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2018
ii
iii
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk keluarga besar Semarang dan Kuningan Keluarga Mbah Kuat dan Keluarga Abah Akrim
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
v
MOTTO
Jadilah Garam Dan Terang Dunia ( Matius 5:13-15)
Terjadilah Padaku Menurut Perkataan-Mu ( Lukas 1:38 )
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 Juni 2018 Penulis
Alexander Christian Agnefa
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Alexander Christian Agnefa Nomor Mahasiswa : 111334041
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH WARMINDO WALA WELEU BERDASARKAN ANALISIS SWOT
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta, Pada tanggal 11 Juni 2018 Yang menyatakan,
( Alexander Christian Agnefa )
viii
ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH WARMINDO WALA WELEU BERDASARKAN ANALISIS SWOT Kasus Jalan Kledokan III Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta
Alexander Christian Agnefa Universitas Sanata Dharma
2017
Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) strategi pengembangan permodalan bagi UMKM Warmindo Wala Weleu berdasarkan analisis SWOT, (2) strategi pengembangan pemasaran bagi UMKM Warmindo Wala Weleu berdasarkan analisis SWOT.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Survei pada pemilik dan karyawan sebanyak 4 orang pada bulan Desember 2016. Data dikumpulkan dengan wawancara dan kuesioner yang kemudian diolah berdasarkan analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) strategi pengembangan usaha yang dapat dilakukan Warmindo Wala Weleu adalah Strategi Kekuatan – Peluang (S – O), (2) strategi pengembangan permodalan adalah menerapkan prinsip dasar akuntansi dalam pengelolaan dana, (3) strategi pengembangan pemasaran adalah melakukan promosi produk dari Warmindo Wala Weleu.
ix
ABSTRACT
DEVELOPMENT STRATEGY FOR MICRO BUSINESS WARMINDO WALA WELEU BASED ON SWOT ANALYSIS
A Case Study at Kledokan III Street, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta
Alexander Christian Agnefa Universitas Sanata Dharma
2017
The purposes of this reseach are to know about : (1) development strategy of capital for Micro Business Warmindo Wala Weleu based on SWOT analysis. (2) development strategy of marketing for Micro Business Warmindo Wala Weleu based on SWOT analysis.
This research is a kind of quantitative descriptive research. Data taken from the owner and also from the four employees. This research was carried out in December 2016. Data were gathered by interview and the questionnaires which were processed by SWOT analysis.
The result of this research shows that : (1) development business strategy for Warmindo Wala Weleu is in strength – opportunity (S – O) strategy principle, (2) strategy of capital development applied accounting basic principle, (3) marketing deelopment strategy is carrying out by promoting products from Warmindo Wala Weleu.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah Warmindo Wala Weleu Analisis SWOT”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang dalam dan tulus kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menyertai kehidupan penulis melalui berkat dan kuasaNya.
2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Ignatius Bondan Suratno S.Pd., M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Agustinus Heri Nugroho S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan bimbingan, perhatian, masukan, yang sangat berharga dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
xi
5. Saudara Tatang Patrik Yohanes Talarmin yang berkontibusi besar dalam terwujudnya Warmindo Wala Weleu dan sahabat setia dalam situasi segala lingkungan pergaulan dan pergumulan masalah selama berjuang di tengah Kota Yogyakarta sebagai anak rantau Kuningan.
6. Ayu dan Marcel Karyawan sekaligus Sahabat perjuangan Warmindo Wala Weleu.
7. Seluruh dosen dan staf sekretariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pengarahan untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
8. Responden yang telah membantu penulis dengan mengisi kuesioner guna melengkapi data yang penulis perlukan.
9. Kedua orang tuaku yang selalu mendukung melalui doa, kasih sayang, semangat, nasihat untuk selalu sabar dan bersyukur dalam melakukan segala hal.
10. Kedua adikku Edward dan Damian tersayang, kakak angkatku dari SMA Stefanus Chandra.
11. Mikail Adi V, Bayu Wiratmoko, David Christo Hutapea, Abednego, serta teman-teman SMA yang selalu mendukung melalui semangat, dan doa.
12. Fransisca Ayu Gayatri yang selama ini selalu mendampingi dalam penyelesaian skripsi ini, dengan memberikan support, semangat, dan doanya.
13. Ayu, Ali, Gius, Hosse, Boy, Albet, Japri, Cahyo dan Frans atas kontribusi ide serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi maupun patner in crime selama di Yogyakarta.
xii
14. Untuk sahabat-sahabatku dan adik-adik angkatku dari SMA SEDES SAPIENTIAE angkatan tahun kelulusan 2011, 2012 dan 2013 atas dinamika persaudaraan maupun sahabat satu lingkungan pergaulan selama di Yogyakarta.
15. Kawan-kawan satu rumah kost mulai dari Gowok sampai Wisma Ardissal atas canda tawa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Kakek nenek semua, om, pakde, bulik, ua, mimih dan sepupu yang selalu memberikan dukungan, doa dan semangat.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang memberikan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi penulis agar dapat belajar lebih baik lagi untuk ke depannya dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 11 Juni 2018 Penulis
Alexander Christian Agnefa
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
HALAMAN MOTTO v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vii
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR TABEL xvii
DAFTAR GAMBAR xviii
DAFTAR LAMPIRAN xix
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Batasan Masalah 8
C. Rumusan Masalah 8
D. Tujuan Penelitian 8
E. Manfaat Penelitian 9
xiv
BAB II KAJIAN TEORI 10
A. Strategi 10
1. Definisi Strategi 10
2. Perumusan Strategi 11
3. Tingkatan Strategi 12
4. Jenis-Jenis Strategi 13
B. Pengembangan 15
C. Usaha 16
D. Pengembangan Usaha 17
1. Definisi Pengembangan Usaha 17
2. Unsur Pengembangan Usaha 18
3. Tingkatan Pengembangan Usaha 19
4. Masalah-Masalah Pengembangan Usaha 20
E. Usaha Mikro 24
F. Analisis SWOT 25
G. Strategi Pengembangan Usaha Mikro Dengan Analisis SWOT 27
H. Warmindo 30
I. Penelitian Sebelumnya 31
J. Modal 32
K. Pemasaran 34
J. Kerangka Berpikir 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42
A. Pendekatan Penelitian 42
xv
B. Jenis Penelitian 42
C. Variabel Penelitian 43
D. Teknik Pengumpulan Data 43
E. Narasumber Penelitian 44
F. Teknik Analisis Data 44
G. Tahapan Analisis SWOT 45
H. Operasional Variabel 45
I. Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal 46
J. Penyusunan Kuesioner 46
K. Penentuan Responden Pengisian Kuesioner 47
L. Analisis Data 47
M.Pembatasan Masalah 53
BAB IV GAMBARAN UMUM WARMINDO WALA WELEU 54
A. Gambaran Umum Warmindo Wala Weleu 54
1. Sejarah Warmindo Wala Weleu 54
2. Letak dan Luas Warmindo Wala Weleu 56
3. Menu, Resep dan Harga Produk Warmindo Wala Weleu 56
4. Jam Beroperasi Warmindo Wala Weleu 58
5. Fasilitas Warmindo Wala Weleu 59
6. Struktur Organisasi 62
7. Segmentasi Pasar Warmindo Wala Weleu 62
BAB V PEMBAHASAN 63
A. Hasil Analisis SWOT 63
xvi
B. Strategi Pengembangan UMKM Warmindo Wala Weleu 75 C. Data Tambahan Dari Pemilik Warmindo Wala Weleu 77
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 80
A. Kesimpulan 80
B. Saran 81
C. Keterbatasan Penelitian 82
DAFTAR PUSTAKA 83
LAMPIRAN 85
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Sumbangan UMKM periode 2010-2013 2
Tabel 1.2 Faktor internal dan eksternal selama prasurvey 6
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pemasaran dan Permodalan 46
Tabel 5.1 Elemen Faktor Internal Warmindo Wala Weleu 64 Tabel 5.2 Elemen Faktor Eksternal Warmindo Wala Weleu 64 Tabel 5.3 Perumusan Internal dan Eksternal Tambahan 65 Tabel 5.4 Faktor Kekuatan dan Kelemahan Warmindo Wala Weleu 66 Tabel 5.5 Faktor Peluang dan Ancaman Warmindo Wala Weleu 67 Tabel 5.6 Internal Strategy Factor Analysis System (IFAS) 68 Tabel 5.7 Eksternal Strategy Factor Analysis System (EFAS) 69 Tabel 5.8 Matriks Interaksi Faktor Internal dan Eksternal 71
Tabel 5.9 Matriks Interaksi IFAS-EFAS SWOT 72
Tabel 5.10 Pembobotan Hasil Kuesioner SWOT 74
Tabel 5.11 Urutan Alternatif Strategi SWOT 74
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Langkah-langkah analsis SWOT 41
Gambar 4.1 Struktur organisasi Warmindo Wala Weleu 62
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Kuesioner 86
Lampiran II Data Responden 90
Lampiran III Hasil Instrumen Pemasaran 92
Lampitan IV Hasil Instrumen Permodalan 94
Lampiran V Data Kuesioner Tambahan 96
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi menimbulkan persaingan pelaku usaha yang ketat.
Segala bentuk usaha yang ingin bertahan dan berkembang memerlukan strategi managemen secara efisien dan efektif. Bentuk usaha apapun pasti memiliki kelebihan dan kelemahan, baik disadari atau tidak oleh pelaku usaha. Namun pada dasarnya, pelaku usaha ingin memanfaatkan kelebihan usahanya dan meminimalis kelemahan. Bentuk pemanfaatan dalam usaha dinamakan strategi (Agyris, 1985). Strategi merupakan respon secara terus menerus terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi (Rangkuti, 1997:4).
Strategi tidak terlepas dari analisis manajemen yang melekat pada bidang usaha atau organisasi. Analisis usaha bersinggungan dengan aspek- aspek managemen. Kadarman bersama Jusuf mengartikan managemen sebagai rentetan langkah terpadu untuk mengembangkan suatu usaha atau organisasi sebagai sistem bersifat dinamis dan teknis. Menurut Rangkuti (2007) di dalam managemen terdapat sistem pengembangan, pengawasan dan pengendalian yang berdampak baik bagi perintis usaha maupun usaha sedang beroperasi agar mampu bersaing, bertahan dan berkembang dengan strategi yang telah dirumuskan.
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) salah satu bagian penting dari perekonomian suatu daerah maupun negara. Peran penting UMKM telah mendorong negara Indonesia untuk terus berupaya mengembangan UMKM. Walaupun kecil dalam skala jumlah pekerja, aset dan pendapatan, namun dengan jumlahnya yang besar dapat menunjang perekonomian.
Perkembangan dan timbal balik UMKM terhadap negara menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan data BPS di bawah ini:
Tabel 1.1
Sumbangan UMKM periode 2010-2013
No Indikator Satuan 2010 2011
1 Jumlah UMKM Unit 53.823.732 55.206.444
2 Pertumbuhan UMKM Persen 2,01 2,57
3 Jumlah Tenaga Kerja UMKM Orang 99.401.775 101.772.458
4 Pertumbuhan Tenaga Kerja UMKM Persen 3,32 2,33
5 Sumbangan PDB UMKM Rp. Miliar 1.282.571,80 1.369.326,00
6 Pertumbuhan Sumbangan PDB Pesen 5,77 6,76
7 Nilai Ekspor UMKM Rp. Miliar 175.894,89 187.441,82
8 Pertumbuhan Nilai Ekspor UMKM Persen 8,41 6,56
No Indikator Satuan 2012 2013
1 Jumlah UMKM Unit 56.534.592 57.895.721
2 Pertumbuhan UMKM Persen 2,41 2,41
3 Jumlah Tenaga Kerja UMKM Orang 107.657.509 114.144.082
4 Pertumbuhan Tenaga Kerja UMKM Persen 5,83 6,03
5 Sumbangan PDB UMKM Rp. Miliar 1.451.460,20 1.536.918,80
6 Pertumbuhan Sumbangan PDB Pesen 6,00 5,89
7 Nilai Ekspor UMKM Rp. Miliar 166.626,50 182.112,70
8 Pertumbuhan Nilai Ekspor UMKM Persen -11,10 9,29
Sumber : Data BPS tahun 2010-2013
Berdasarkan data pada tabel di atas pertumbuhan PDB UMKM tahun 2010 sebanyak 5,77% dan tahun 2013 meningkat menjadi 5,89%, sedangkan pertumbuhan ekspor meningkat 9,29%. Data tersebut
menunjukkan bahwa UMKM semakin berkembang dalam perekonomian nasional.
UMKM yang cukup berperan dalam pertumbuhan perekonomian daerah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah UMKM Warung Makan Indomie (Warmindo). Salah satu UMKM Warmindo ini terletak di Kelurahan Caturtunggal, Depok, Sleman yakni Warmindo Wala Weleu.
Penduduk Kelurahan Caturtunggal mayoritas merupakan penduduk domisili sementara, karena di huni oleh mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia, sedangkan mata pencarian penduduk aslinya pegawai swasta, PNS dan petani.
Berdasarkan prasurvey lapangan, Warmindo Wala Weleu merupakan UMKM yang bergerak di bidang kuliner. Di mana komoditas utamanya makanan dan minuman cepat saji, seperti produk mie instan Indomie, sedangkan produk minumannya Good Day, Torabika dan Nutrisari. Produk- produk tersebut banyak diminati lantaran enak, murah dan cepat saji. Selain itu kelebihan produk-produk tersebut adalah pilihan rasa yang beragam sesuai selera konsumen. Bagi kalangan mahasiswa, rasa enak dan harga murah merupakan prioritas utama. Oleh karena itu, hadirnya UMKM Warmindo Wala Weleu di Kelurahan Caturtunggal membantu para mahasiswa menghemat pengeluaran uang saku yang terbatas. Aspek lain UMKM Warmindo Wala Weleu adalah syarat modal yang tidak tinggi dan tidak memerlukan keahlian khusus.
Hasil wawancara dengan pemilik Warmindo Wala Weleu menutur bahwa Wala Weleu mengalami titik statis dari berbagai faktor. Salah satu faktor adalah harga bahan-bahan baku seperti bawang, ikan dan telur melesat naik lantaran stok di Pasar Caturtunggal terbatas pada tahun 2016.
Kelangkaan itu menyebabkan pendapatan yang tidak sesuai dengan pengeluaran. Pasalnya, harga jual di Warmindo Wala Weleu tidak bisa diubah berdasarkan keputusan pemilik Warmindo Wala Weleu secara sepihak. Permasalahan lain, rendahnya pengembangan produk, peralatan masak dan fasilitas warung.
Solusi mengatasi permasalahan adalah penambahan alat dapur, namun hal ini tidak terrealisasi karena keterbatasan modal. Permodalan merupakan kendala yang tidak hanya dialami Warmindo Wala Weleu, tetapi pengusaha kecil lainnya. Syarat-syarat UMKM dalam peminjaman modal merupakan kendala tersendiri bagi pengusaha kecil. Keterbatasan modal berdampak pada peralatan masak Warmindo Wala Weleu yang masih menggunakan alat dapur rumahan. Hal ini dapat dilihat dalam pembuatan produk makanan, bila dibandingkan dengan tempat makan lain yang sudah menggunakan teknologi terbaru dapat mengurangi waktu pembuatan dengan rasa yang sama. Kesulitan lain adalah tidak dapat menyediakan mesin pendingin untuk menyimpan bumbu masak dan bahan lain yang mudah busuk agar mengurangi biaya harian.
Faktor lain yang menghambat perkembangan Warmindo Wala Weleu adalah persaingan usaha yang semakin padat di lingkungan Kledokan.
Selama prasurvey terdapat 2 warung makan besar dan 3 WARMINDO selain Warmindo Wala Weleu yang berdiri sepanjang Jalan Kledokan 3.
Kondisi lingkungan yang bersaing secara aktif tersebut menimbulkan kesulitan sendiri dalam memperkenalkan Warmindo Wala Weleu pada masyarakat di lingkungan Kledokan.
Selama prasurvei dikemukakan pula oleh pemilik Warmindo Wala Weleu bahwa terdapat rencana membuka usahanya untuk beroperasi selama 24 jam. Pemilik menuturkan bahwa terdapat banyak mahasiswa yang dalam pengamatannya masih aktif beraktivitas hingga larut malam. Menurut beliau alasan mahasiswa masih aktif hingga larut malam adalah sedang mengerjakan tugas dari dosen masing-masing universitas, menonton pertandingan bola, menikmati kuliner yogyakarta di malam hari, bermain bersama rekan-rekannya dan beberapa kegiatan lainnya. Terbayangkan oleh pemilik para mahasiswa yang tinggal di kost daerah Kledokan enggan masak untuk makan atau minum, sehingga ketika tengah malam akan memutuskan keluar mencari warung terdekat dari tempat para mahasiswa tinggal. Namun rencana tersebut menjadi hambatan bila mengingat kesulitan memperoleh sumber daya manusia (SDM) merupakan kendala sendiri untuk mewujudkan rencananya tersebut.
Berdasarkan data di atas, peneliti meringkas dalam bentuk tabel untuk mempermudah pemahaman mengenai rincian data selama prasurvey.
Berikut rincian data pada Warmindo Wala Weleu dalam tabel SWOT sederhana:
Tabel 1.2
Faktor internal dan eksternal selama prasurvey
No. Keterangan Indikator
1. Faktor Eksternal:
a. Peluang
1) Luasnya pasar di Kledokan.
2) Konsumsi dan daya beli masyarakat yang terus meningkat.
3) Harga bahan baku relatif murah.
4) Ekspetasi pemilik terhadap organisasi tinggi.
5) Produk serupa di UMKM lain di sekitar Kledokan selisih lebih mahal.
b. Ancaman
1) Tingginya kompetisi usaha daerah Kledokan.
2) Penyediaan dana dalam waktu dekat tidak memungkinkan.
2 Faktor Internal:
a. Kekuatan
1) Biaya modal rendah.
2) Biaya produksi rendah.
3) Sarana serta prasarana fisik diperoleh mudah dan murah.
4) Karyawan berusia muda yang potensial untuk dikembangkan.
5) Upah karyawan tidak tinggi.
6) Lokasi bidang usaha strategis.
7) Bidang usaha Warmindo menjadi pilihan utama masyarakat terutama mahasiswa untuk makan dan minum di Yogyakarta.
b. Kelemahan
1) Belum lengkapnya susunan standar operasional produk.
2) Kompetensi karyawan dalam mengelola dana tergolong rendah.
3) Belum memiliki sistem pengelolaan resiko yang handal.
4) UMKM Warung pemilik belum begitu dikenal oleh pasar.
Berdasarkan uraian di atas peneliti menarik 4 faktor secara garis besar yang mempengaruhi kelangsungan usaha Warmindo Wala Weleu, yaitu:
SDA, SDM, modal dan pemasaran. Maka dari itu peneliti ingin menguji lebih lanjut mengenai keempat faktor tersebut dalam kaitannya dengan perumusan strategi pengembangan bagi UMK Warmindo Wala Weleu.
Kebutuhan kebijakan perihal strategi pengembangan oleh pemilik UMKM Warmindo Wala Weleu mendorong peneliti untuk meneliti lebih lanjut demi mempertahankan dan mengembangkan Warmindo Wala Weleu dan usaha sejenis lainnya. Proses mengidentifikasi serta analisis karakteristik Warmindo Wala Weleu menggunakan teori SWOT. Analisis dari teori SWOT tersebut akan menjelaskan informasi yang dapat memberikan arah bagi UMKM dalam mencapai tujuan usahanya dengan memberikan indikasi tantangan usahanya dan meminimalkan resiko untuk memenuhi kebutuhan pendapatan yang diinginkan.
B. Batasan Masalah
Dalam proses penelitian ini ditemukan banyak aspek yang dapat dianalisis. Aspek-aspek tersebut adalah produk, SDM, pelayanan konsumen, persepsi pelanggan terhadap UMKM, permodalan serta pemasaran.
Peneliti memilih aspek permodalan serta pemasaran sebagai fokus penelitian untuk dianalisis dengan teori SWOT.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam latar belakang, maka rumusan masalah yang disusun dalam penelitian ini adalah:
1. Apa strategi pengembangan permodalan dalam UMKM Warmindo Wala Weleu berdasarkan analisis SWOT?
2. Apa strategi pengembangan pemasaran dalam UMKM Warmindo Wala Weleu berdasarkan analisis SWOT?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui strategi pengembangan permodalan bagi UMKM Warmindo Wala Weleu berdasarkan analisis SWOT.
2. Untuk mengetahui strategi pengembangan pemasaran bagi UMKM Warmindo Wala Weleu berdasarkan analisis SWOT.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Pemilik UMKM Warmindo Wala Weleu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran atau masukan dalam menentukan strategi pengembangan UMKM Warmindo Wala Weleu untuk mencapai tujuan usahanya.
2. Pengusaha UMKM Warmindo
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran atau masukan bagi pengusaha UMKM Warmindo dalam mempertahankan dan mengembangkan usahanya.
3. Pemerintah Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran dan masukan untuk pengambilan kebijakan mengenai UMKM Warmindo dan sejenisnya di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mengembangkan UMKM di lingkungan Kelurahan Kledokan dan seluruh masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi, pembanding dan pengembangan bagi peneliti selanjutnya yang melakukan riset mengenai UMKM.
10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Strategi
1. Definisi Strategi
Secara Etimologi, Strategi berasal dari turunan kata dalam Bahasa Yunani yaitu Strategos yang berarti ‘Komandan Militer’ pada zaman demokrasi Athena. Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer saja tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olahraga, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi dan sebagainya. Berikut beberapa pengertian strategi menurut para ahli:
Menurut Craig dan Grant (1996), strategi adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai.
Menurut Freddy Rangkuti (2006 :183) strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Menurut David (2001) strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture.
Definisi strategi menurut para ahli di atas dapat disimpulkan secara garis besar bahwa strategi didefinisikan sebagai teknik untuk mendapatkan kesuksesan dalam pencapaian tujuan suatu organisasi atau usaha.
2. Perumusan Strategi
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik (Hitt, dkk 1997:15). Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi, yaitu:
a. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.
b. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan misinya.
c. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.
d. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang. (Hariadi, 2005).
3. Tingkatan Strategi
Merujuk pada pandangan Higgins (1985) dan Schendel dan Charles Hofer menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut Master Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business strategy dan functional strategy.
a. Enterprise Strategy
Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Dalam masyarakat yang tidak terkendali itu terdapat pemerintahan dan berbagai kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya. Maka dalam strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
b. Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi sehingga sering disebut Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.
c. Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjelaskan cara merebut pasar di tengah masyarakat. cara menempatkan organisasi dalam prioritas konsumen.
Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan- keuntungan strategi yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.
d. Fungsional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan penunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi fungsional yaitu:
(1) Strategi fungsional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.
(2) Strategi functional manajemen yang mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, decision making, representing, dan integrating.
(3) Strategi isu strategik yang fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau statis.
4. Jenis-Jenis Strategi
Berikut pilihan strategi yang dapat digunakan sesuai situasi yang dihadapi organisasi:
a. Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal
memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan atau pesaing.
b. Strategi Intensif
Penetrasi pasar dan pengembangan produk disebut sebagai strategi intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif demi posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada.
c. Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik.
Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.
d. Strategi Defensif
Selain strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat menjalankan strategi defensif. Strategi defensif merupakan pilihan perusahaan dalam hal rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi.
e. Strategi Umum Michael Porter
Menurut Porter ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum.
Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap
perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.
B. Pengembangan
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata pengembangan mengartikan proses, cara, perbuatan mengembangkan. Kata mengembangkan sendiri memiliki arti memajukan atau meluaskan usaha dagang dan sebagainya. Berikut definisi pengembangan menurut para ahli dan undang-undang:
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002, pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru.
Menurut Seels & Richey (Alim Sumarno, 2012) pengembangan berarti proses menterjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan ke dalam bentuk fisik. pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk berdasarkan temuan dari uji lapangan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah proses atau cara untuk meningkatkan kualitas produk atau usaha ke arah lebih baik untuk tujuan tertentu.
C. Usaha
Secara umum usaha merupakan setiap aktivitas yang dilakukan manusia untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Jika diartikan secara khusus, istilah usaha dapat diartikan ke dalam banyak makna dan sangat bergantung dengan di mana istilah usaha ini digunakan. Contoh di bidang ekonomi, kata usaha biasanya identik dengan aktivitas bisnis. Menurut KBBI, usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu tujuan.
Usaha atau organisasi menurut ilmu ekonomi diartikan oleh beberapa ahli diantaranya:
1. J. R. Schermehorn
Organisasi adalah sekumpulan oeang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
2. Dwight Waldo
Organisasi adalah struktur antar hubungan pribadi yang berdasarkan wewenang formal dan kebiasaan di dalam suatu system administrasi.
3. Harold Kontz & Doonell
Organisasi adalah hubungan struktural dengan mana sesuatu perusahaan dipersatukan dalam rangka kerja dan kinerja perseorangan dikoordinasikan.
Uraian definisi usaha atau organisasi di atas dapat disimpulkan bahwa usaha merupakan unit bisnis yang melakukan kegiatan ekonomi secara masif demi mencapai tujuan organisasi.
D. Pengembangan Usaha
1. Definisi Pengembangan Usaha
Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan kreativitas (Anoraga, 2007:66). Jika hal tersebut dapat dilakukan oleh setiap wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah bahkan menjadi sebuah usaha besar. Berikut definisi pengembangan usaha menurut para ahli lainnya:
Menurut Brown dan Petrelo (Sugiono 2004:20) pengembangan usaha adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga usaha akan meningkat pula demi memenuhi kebutuhan tersebut.
Menurut Steinford (Haris 2012) pengembangan usaha adalah kegiatan milik badan usaha atau perseorangan yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan konsumen. Kegiatan tersebut beroperasi dengan memiliki badan hukum atau tidak memiliki badan hukum.
Berdasarkan definisi ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa definisi pengembangan usaha adalah kegiatan mengembangkan produk
barang atau jasa yang bertujuan memenuhi kebutuhan konsumen dan eksistensi organisasi terhadap persaingan bisnis.
2. Unsur Pengembangan Usaha
Menurut Freddy Rangkuti terdapat 2 unsur dalam pengembangan usaha yaitu:
a. Unsur dari dalam organisasi atau faktor internal yakni:
(1) Terdapat niat dari pengusaha untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar.
(2) Mengetahui teknik memproduksi barang seperti jumlah barang yang harus di produksi, cata yang efektif untuk mengembangkan produk dan sebagainya.
(3) Menyusun anggaran yang bertujuan menghitung pemasukan dan pengeluaran produk.
b. Unsur dari luar organisasi atau faktor eksternal yakni:
(1) Mengikuti perkembangan informasi dari luar organisasi.
(2) Tidak mengandalkan dana pinjaman dari luar
(3) Mengetahui lingkungan sekitar yang baik untuk mendirikan usaha.
(4) Harga dan kualitas produk sejenis.
(5) Diferensiasi produk.
(6) Peluang usaha.
3. Tingkatan Pengembangan Usaha
Tingkatan dalam pengembangan usaha yakni:
a. Tingkat Produk
Tingkat produk memfokuskan perusahaan dalam pengembangan produk atau menciptakan produk baru.
b. Tingkat Komersial
Bentuk pengembangan usaha di tingkat komersial berarti prospeksi murni et Dur. Hal ini berarti fokus berburu pelanggan baru dan memposisikan perusahaan di segmen pasar yang baru. Sebagai contoh, perusahaan dapat terdiri dari agen seperti; distributor, pemegang lisensi, franchisee, atau cabang nasional atau internasional.
c. Tingkat Korporasi.
Situasi ketika perusahaan harus memutuskan diantara pilihan membuat atau membeli kompetensi organisasi tertentu dan menentukan untuk memasuki bidang pengembangan bisnis perusahaan maka inilah pengembangan tingkat korporasi. Pengembangan ini berfokus di luar daripada produk maupun komersial tingkat tetapi pada korporasi tingkatan usaha.
d. Tingkat keamanan dalam proses penjualan barang
Pengembangan tingkat ini menggunakan cara menjual produk dengan harga yang terjangkau dan memiliki kualitas yang baik.
4. Masalah-masalah dalam suatu Pengembangan Usaha Adapun analisa masalahnya yakni:
a. Faktor kurangnya permodalan
Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan dikarenakan pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup dan mengandalkan modal dari si pemilik yang jumlahnya terbatas. Sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi.
b. Kesulitan dalam pemasaran produk
Kesulitan memasarkan produk dapat berakibat berlebihnya penyimpanan produk di gudang. Hal ini berakibat pada pendapatan bagi unit usaha.
c. Persaingan usaha yang semakin ketat
Persaingan usaha yang semakin ketat mendesak para pengusaha bersaing dengan pengusaha lainnya. Hal ini apabila tidak diantisipasi maka pengusaha yang kalah bersaing akan mengalami gagal produk.
d. Kesulitan bahan baku
Kesulitan dalam bahan baku adalah faktor yang sangat vital dalam proses pengembangan usaha . Jika tidak ada bahan baku maka akan dipastikan secara perusahaan tidak bisa melakukan kegitan usahanya.
e. Kurangnya keahlian teknis dan tenaga ahli
Suatu unit usaha membutuhkan tim kerja dan spesialisasi untuk mengembangkan perusahaannya. Maka diperlukan investasi dalam penerimaan tenaga ahli dan pengembangan sumber daya manusia.
f. Pemasaran
Pemasaran mencakup analisis dalam memasarkan produk di dalam maupun di luar negeri. Sebagai berikut merupakan contoh aspek pemasaran (segmentasi) yakni permintaan produk, penempatan unit usaha, potensi pasar, tata cara memasarkan produk serta tender pekerjaan utamanya pada usaha jasa.
g. Bahan Baku
Persediaan bahan baku kurang memadai dan berfluktuasi adanya kebijakan ekspor dan impor yang berubah-ubah, pembeli besar yang menguasai bahan baku, pengusaha besar enggan membuat kontrak dengan pengusaha kecil
h. Teknologi
Tenaga kerja terampil sulit diperoleh dan dipertahankan karena lembaga pendidikan dan pelatihan kurang dapat menghasilkan tenaga terampil yang sesuai dengan kebutuhan pengusaha kecil.
i. Manajemen
Pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan usaha sulit diterapkan karena pengetahuan dan skill
pengusaha kecil relatif rendah. Akibatnya, pengusaha kecil belum mampu menyusun strategi bisnis yang tepat.
j. Birokrasi
Perizinan tidak transparan, mahal, berbelit-belit, diskriminatif, lama dan tidak pasti, serta terjadi tumpang tindih vertikal (antara pusat daerah) dan horizontal (antar instansi daerah). Penegakan dan pelaksanaan hukum dan berbagai ketentuan masih kurang serta cenderung kurang tegas. Pengusaha kecil dan asosiasi usaha kecil kurang dilibatkan dalam perumusan kebijakan tentang usaha kecil.
k. Infrastruktur
Masalah terkait infrastruktur yakni: Listrik, air dan telepon bertarif mahal dan sering menghadapi gangguan serta pelayanan petugas yang kurang baik. Terbatasnya prasarana yang dibutuhkan seperti jalan, listrik, telepon, air, serta fasilitas penanganan limbah dan gangguan.
l. Kemitraan
Kemitraan antara usaha kecil dan usaha menengah dalam pemasaran dan sistem pembayaran, baik produk maupun bahan baku, dirasakan belum bermanfaat.
m. Pengembangan Produk
Kebanyakan kegagalan pengusaha adalah membuat produk yang tidak dibutuhkan masyarakat atau salah langkah dalam menentukan strategi pengembangan produk.
n. Memetakan Kompetisi
Poltak (2012) menyarankan agar setiap calon pengusaha untuk melakukan riset SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dan terus mengawasi para pesaing. Penyusunan rencana sangat penting bila kompetisi terus terjadi.
o. Permintaan
Poltak (2012) mencontohkan Wal-Mart yang memposisikan untuk pelanggan kelas bawah dengan menyediakan barang-barang generik dan dengan harga paling murah. Positioning ini membuat permintaan Wal- Mart menjadi elastis.
p. Harga
Penentuan harga merupakan hal yang paling sulit ditentukan oleh seorang yang baru terjun dalam dunia bisnis. Hal ini dikarenakan harga perlu menyesuaikan situasi perekonomian atau berinovasi dengan menciptakan produk baru yang terjangkau.
q. Siklus Penjualan
Seorang pengusaha pemula harus memperhatikan siklus penjualan produknya, kertahanan produk lama atau tidak. Unit usaha juga harus memperhatikan lamanya suatu produk di pasaran dengan terus berinovasi mengeluarkan produk-produk baru.
r. Pengelola berbeda dalam usaha
Hal ini dicontohkan jika dalam usaha bersama dan antar pengelola membuat fungsi dan hak dalam menjalankan roda usaha, mudah ditemukan berbeda pandangan dalam mengambil keputusan.
s. Persediaan
Dalam usaha perdagangan eceran atau grosir jika membeli stok yang lokasinya jauh dari tempat usaha dapat terjadi keterlambatan dan mengakibatkan stok kurang lengkap dan dapat menghambat pemasukan.
t. Biaya Awal
Biaya awal yang tinggi adalah biaya untuk operasional dan perputaran awal. Hal ini bisa diartikan bahwa belum ada strategi keuangan dalam pengertian improvisasi anggaran dan belanja.
E. Usaha Mikro
Secara umum usaha mikro didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan. Menurut Bank Dunia, usaha mikro merupakan model usaha terkecil. Amerika dan eropa mendefinisikan usaha mikro sebagai usaha dengan jumlah pekerja di bawah 10 orang. Berikut definisi usaha mikro menurut undang-undang, badan pemerintah dan para ahli:
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2008 menetapkan definisi tentang usaha mikro, kecil, dan menengan. Definisi usaha mikro dalam ketetapan undang-undang tersebut adalah usaha produktif milik perorangan
yang memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 atau memiliki hasil penjualan salam setahun paling banyak Rp300.000.000,00.
Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan UMKM, usaha kecil termasuk usaha mikro adalah entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan berdirinya usaha kecil. Hasil penjualan kriteria usaha kecil dalam setahun paling banyak Rp1.000.000,00.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), definisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja adalah entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak kurang dari 5 orang. Termasuk anggota keluarga yang tidak dibayar.
Menurut Bank Indonesia usaha mikro (SK. Direktur BI No.31/24//Kep/DER tanggal 5 Mei 1998). Usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin. Dimiliki oleh keluarga sumber daya lokal dan teknologi sederhana.
Berdasarkan definisi usaha mikro di atas, dapat disimpulkan bahwa usaha mikro adalah rintisan usaha yang didirikan dengan modal rendah dan pendiri usaha dapat merangkap sebagai karyawan dalam usaha tersebut.
F. Analisis SWOT
Definisi Analisis SWOT Menurut Freddy Rangkuti (2009:18) adalah proses identifikasi berbagai faktor secara sistematis guna menentukan rumusan yang tepat dan melakukan strategi perusahaan yang terbaik. Analisis ini berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis perusahaan selalu berkaitan erat dengan pengembangan misi, visi, tujuan, strategi serta kebijakan perusahaan. Oleh karenanya perencanaan yang strategis sangat memerlukan analisa-analisa dari masing masing SWOT di lingkungan perusahaan saat ini.
Menurut Gitosudarmo (2001: 115) Kata SWOT merupakan pendekatan dari Strenghts, Weakness, Opportunity, and Threats, yang dapat diterjemahkan menjadi : Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Dalam metode atau pendekatan ini harus ditentukan mengenai kekuatan yang perusahaan miliki, kelemahan yang melekat pada perusahaan, kesempatan yang terbuka bagi perusahaan dan mampu mengetahui ancaman, gangguan, hambatan serta tantangan (AGHT) yang dihadapi perusahaan.
Pengertian Analisis SWOT Menurut Jogiyanto (2005:46) SWOT sangat diperlukan dalam menilai kekuatan-kekuatan maupun kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan serta menilai kesempatan-kesempatan eksternal maupun tantangan-tantangan yang dihadapi.
Berdasarkan teori para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah analisis dari kekuatan, kelemahan, kesempatan serta ancaman perusahaan berdasarkan factor internal dan eksternal perusahaan. Berikut definisi faktor-faktor dalam SWOT.
1. Faktor berupa kekuatan
faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis didalamnya adalah antara lain kompetisi khusus yang
terdapat dalam organisasi yang dilihat pada keunggulan unit usaha di pasaran. Asumsi demikian dikarenakan satuan bisnis memilki sumber keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pada pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah dan direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan.
2. Faktor kelemahan
Faktor kelemahan yang dimaksud yakni keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan, dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang tidak memuaskan.
3. Faktor peluang
Definisi peluang secara sederhana peluang ialah berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis.
4. Faktor ancaman
Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang yaitu faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis.
Faktor ini jika tidak diatasi akan menjadi bahaya bagi satuan bisnis yang bersangkutan di masa sekarang maupun dimasa depan.
G. Strategi Pengembangan Usaha Mikro Dengan Analisis SWOT
Unit usaha yang menghasilkan berbagai jenis produk akan bersaing di berbagai tingkatan bisnis atau pasar. Dengan demikian, strategi bisnisnya dapat ditekankan pada Strategic Business Units (SBU). Pada prinsipnya SBU memiliki karakteristik sebagai berikut (Hall, 1978: Abell dan Hammond, 1979):
1. Memiliki misi dan strategi.
2. Menghasilkan produk atau jasa yang berkaitan misi dan strategi.
3. Menghasilkan produk atau jasa secara spesifik.
4. Bersaing dengan pesaing yang telah diketahui dengan jelas.
Konsep srategi mulai berkembang dari sekedar alat untuk mencapai tujuan (Chandler) kemudian berkembang menjadi alat bersaing (Porter Learned, Christensen) dan selanjutnya menjadi tindakan dinamis untuk menjadi respon terhadap kekuatan-kekuatan internal dan eksternal (Mintzberg, Steiner), sampai menjadi alat untuk memberikan motivasi kepada stakeholder agar perusahaan dapat memberikan kontribusi secara maksimal. Seiring berjalannya waktu konsep strategi berubah menjadi pemahaman keinginan konsumen di masa yang akan datang dengan memperhatikan konsep dan pengembangan perencanaan strategis untuk merebut peluang dengan pesaing dalam kompetisi pasar.
Berdasarkan konsep di atas dapat diidentifikasikan berbagai aspek dalam konsep strategi. Aspek-aspek tersebut merupakan bagian dari Kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman (SWOT) dalam suatu unit bisnis. Sehingga memerlukan analisis yang tepat untuk menentukan formula strategi yang akan diterapkan pada unit bisnis. Analisis SWOT sebagai alat identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT dapat dijadikan sebagai acuan alat perumusan strategi perusahaan.
Berikut matriks SWOT yang menggambarkan secara jelas faktor internal dan eksternal sebagai alternatif perumusan strategi
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Peluang (O)
Strategi SO Daftar kekuatan
untuk meraih keuntungan dari peluang perusahaan.
Strategi WO Daftar untuk memperkecil
kelemahan dengan memanfaatkan keuntungan
dari peluang yang ada.
Ancaman (T)
Strategi ST Daftar kekuatan untuk menghindari
ancaman.
Strategi WT Daftar untuk memperkecil kelemahan dan menghindari
ancaman.
Berdasarkan Matriks SWOT diatas maka didapatkan 4 langkah strategi pengembangan yaitu sebagai berikut :
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.
2. Strategi ST
Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi ST menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
F. Internal
F. Eksternal
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Strategi WT bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari ancaman eksternal.
Dari keempat langkah strategi tersebut dengan perhitungan analisis SWOT yang ada, dapat ditemukan satu atau dua dari keempat pilihan diatas sebagai strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pengembangan usaha usaha mikro dapat didapat setelah melalui proses analisis SWOT dengan output pilihan antara SO, ST, WO dan atau WT.
H. Wamindo
Warmindo merupakan singkatan dari Warung Makan Indomie.
Warmindo sebelumnya dikenal oleh masyarakat sebagai warung burjo (bubur kacang hijau) yang pada awalnya hanya sebuah warung yang menyediakan menu makanan bubur kacang ijo dan ketan hitamnya dicampur dengan santan. Namun saat ini, warung burjo tidaklah selalu identik dengan produk kacang hijau. Berikut definisi Warmindo:
Menurut Rusli Warmindo adalah warung makan yang menjual olahan produk berbahan dasar utama mie instan merk Indomie yang telah disesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia.
Wisnu berpendapat bahwa Warmindo ialah warung makan dengan menu sederhana, harga terjangkau dan bentuk tempat sederhana yang fokus pada konsumen dari klangan menengah ke bawah.
Dyah mengartikan Warmindo sebagai usaha mikro yang bergerak di bidang olahan produk mie maupun minuman instan dan menunjuk keluarga atau kerabat sebagai karyawan. Umumnya Warmindo melekat sebagai usaha yang dirintis dan dioperasikan oleh orang Jawa Barat.
Berdasarkan definisi diatas, Warmindo dapat disimpulkan sebagai usaha mikro atau kecil yang bergerak dalam bidang olahan mie instan dan menembus konsumen kalangan menengah ke bawah.
I. Penelitian Sebelumnya
Berdasarkan penelitian sebelumnya dalam kasus strategi pengembangan industri Batik Tulis Lasem (Tahwin & Mahmudi 2013:67), strategi pengembangan industri Batik Tulis Lasem digunakan sebagai upaya mewujudkan agar industri Batik Tulis Lasem menjadi kegiatan ekonomi yang memiliki nilai tambah dan berdaya saing tinggi, tidak hanya memiliki keunggulan komparatif melainkan juga keunggulan kompetitif sehingga mampu menembus pasar ekspor. Rumusan strategi pengembangan didasarkan kombinasi strategi matrik SWOT adalah strategi SO, yaitu menggunakan kekuatan (Strength) yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang (opportunity)
yang ada. Implementasi strategi ini adalah mengembangkan jaringan pemasaran dengan memanfaatkan networking serta mengembangkan quality control dan meningkatkan produktifitas dengan memanfaatkan teknologi modern.
Mengutip skripsi dari Anggreini (2016) yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Kecil Menengan Sektor Industri Kerajinan Batu Bata Berdasarkan Analisis SWOT di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk mengembangan sumber daya manusia, teknologi, pemasaran dam permodalan industri batu bata piyungan.
Hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa strategi yang efektif berdasarkan kombinasi matrik SWOT adalah bertahan (WT). Industri kerajinan batu bata perlu menciptakan inovasi produk, penambahan jenis produk agar memiliki daya tarik yang tinggi dan mengadakan kerja sama dengan pedagang lain di luar wilayah piyungan agar proses distribusi lebih luas.
J. Modal
1. Definisi Modal
Berikut modal menurut para ahli:
a. Prof. Bakker
Menurut Prof. Bakker, modal dapat diartikan sebagai barang – barang konkret yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang ada dalam neraca bagian debit, maupun berupa daya beli atau pun nilai tukar barang – barang yang tercatat di neraca bagian kredit.
b. Lawrence J. Gitman
Menurut Lawrence J. Gitman, pengertian modal adalah pinjaman jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan, atau pun setiap hal yang ada di bagian kanan neraca perusahaan selain kewajiban saat ini.
c. Bambang Riyanto
Menurut Bambang Riyanto, modal merupakan hasil produksi yang digunakan kembali untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya, kemudian modal ditekankan pada nilai, daya beli, atau pun kekuasaan menggunakan yang ada dalam barang – barang modal.
2. Jenis – jenis Modal Perusahaan a. Pinjaman
Pengertian modal pinjaman merupakan setiap modal yang didapatkan dari hasil pinjaman kepada pihak luar perusahaan. Beberapa contoh modal pinjaman adalah modal yang didapatkan dari penerbitan obligasi, modal yang didapatkan dari pinjaman kepada kreditur, dan modal dagang.
b. Modal Sendiri
Modal sendiri merupakan setiap modal yang berasal dari modal sendiri. Secara umum, modal sendiri dapat disamakan dengan modal internal.
3. Biaya Operasional
Sudarsono dan Edillius (2001: 201) biaya operasional adalah biaya operasi yang dikeluarkan untuk operasional usaha sebuah perusahaan.
Biaya operasional dikelompokkan menjadi:
a. Biaya tetap yaitu biaya yang jumlahnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu.
b. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume dan frekuensi kegiatan.
K. Pemasaran
1. Definisi Pemasaran
Berikut definisi pemasaran menurut para ahli:
Menurut Hasan (2013:4), pemasaran adalah proses mengidentifikasi, menciptakan dan mengkomunikasikan nilai, serta memelihara hubungan yang memuaskan pelanggan untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan. “Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba”. (Swastha dan Irawan, 2008:5)
Menurut Boyd, dkk (2000:4), “Pemasaran adalah suatu proses yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain”.
Menurut Downey (2002:3), ”Pemasaran didefenisikan sebagai telaah terhadap aliran produk secara fisik dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara sampai ke tangan konsumen”.
2. Unsur Pemasaran
Menurut Mc. Daniel Dkk (2001:56) dalam pemasaran terdapat 4 unsur penting yakni:
a. Product (produk)
Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang di tawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Produk tidak hanya meliputi unit fisiknya saja tetapi juga kemasan, garansi, merek, dan pelayanan purna jual.
b. Price (harga)
Harga adalah apa yang harus diberikan oleh pembeli untuk mendapatkan suatu produk. Harga bukan saja suatu komponen bagi perusahaan untuk mengembalikan modalnya. Tetapi juga untuk mendapatkan keuntungan dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan.
c. Place (Tempat )
Tempat menunjukan berbagai kegiatan yang di lakukan perusahaan untuk menjadikan produk dapat diperoleh dan tersedia bagi perusahaan.
d. Promotion (Promosi)
Promosi adalah kegiatan yang menghasilkan informasi, membujuk, atau mengingatkan konsumen akan manfaat dari suatu produk tujuan dari melakukan kegiatan promosi adalah:
1) memperkenalkan produk baru kepada masyarakat.
2) Memperpanjang masa kedewasaan produk.
3) Menjaga stabilitas prusahaan dari kemungkinan persaingan.
4) Mendorong penjualan produk.
L. Kerangka Berpikir
Kondisi awal Warmindo Wala Weleu ditemukan 2 faktor utama permasalahan. Pertama, faktor pemasaran yaitu belum lengkapnya susunan standar operasional produk dalam Warmindo Wala Weleu dan unit usaha Warmindo Wala Weleu belum begitu dikenal oleh lingkungan berdirinya Warmindo Wala Weleu. Kedua, faktor permodalan dalam hal ini ketersediaan dana untuk mengembangkan produk dan pemasaran Warmindo Wala Weleu relatif minim serta tidak memungkinkan diperoleh dalam waktu dekat.
Selain itu terdapat beberapa faktor lain yang menjadi peluang serta kekuatan yang ditemukan pada Warmindo Wala Weleu. Faktor utama dalam peluang tersebut adalah harga bahan baku yang murah dan konsumsi daya beli masyarakat yang terus meningkat. Selanjutnya faktor utama dari kekuatan adalah biaya modal dan produksi rendah.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan dalam bentuk tabel analisis SWOT sebagai berikut.
No. Keterangan Indikator
1. Faktor Eksternal:
d. Peluang
1) Luasnya pasar di Kledokan.
2) Konsumsi dan daya beli masyarakat yang terus meningkat.
3) Harga bahan baku relatif murah.
4) Ekspetasi pemilik terhadap organisasi tinggi.
5) Produk serupa di UMKM lain di sekitar Kledokan selisih lebih mahal.
e. Ancaman
1) Tingginya kompetisi usaha daerah Kledokan.
2) Penyediaan dana dalam waktu dekat tidak memungkinkan.
2 Faktor Internal:
a. Kekuatan
1) Biaya modal rendah.
2) Biaya produksi rendah.
3) Sarana serta prasarana fisik diperoleh mudah dan murah.
4) Karyawan berusia muda yang potensial untuk dikembangkan.
5) Upah karyawan tidak tinggi.
6) Lokasi bidang usaha strategis.
7) Bidang usaha Warmindo menjadi pilihan utama masyarakat terutama mahasiswa untuk makan dan minum di Yogyakarta.
b. Kelemahan:
1) Belum lengkapnya susunan standar operasional produk.
2) Kompetensi karyawan dalam mengelola dana tergolong rendah.
3) Belum memiliki sistem pengelolaan resiko yang handal.
4) UMKM Warung pemilik belum begitu dikenal oleh pasar.
4 unsur utama dalam menganalisis SWOT Warmindo Wala Weleu telah terpenuhi sehingga tahap selanjutnya akan diidentifikasi dalam matriks SWOT yang nantinya diharapkan akan mendapatkan strategi yang sesuai untuk diterapkan pada Warmindo Wala Weleu. Berikut matriks analisis SWOT.
2. Biaya produksi rendah.
3. Sarana serta prasarana fisik diperoleh mudah dan murah.
4. Karyawan berusia muda yang potensial untuk dikembangkan.
5. Upah karyawan tidak tinggi.
6. Lokasi bidang usaha strategis.
7. Bidang usaha Warmindo menjadi pilihan utama masyarakat terutama mahasiswa untuk makan dan minum di Yogyakarta.
prosedur operasional.
2. Kompetensi karyawan dalam mengelola dana tergolong rendah.
3. Belum memiliki sistem pengelolaan resiko yang handal.
4. UMKM Warung pemilik belum dikenal oleh pasar.
Peluang
1. Luasnya pasar di Kledokan.
2. Konsumsi dan daya beli masyarakat yang terus meningkat.
3. Harga bahan baku relatif murah.
4. Ekspetasi pemilik terhadap organisasi tinggi.
5. Produk serupa di UMKM lain di sekitar Kledokan selisih lebih mahal.
Strategi SO
1. Meningkatkan inovasi produk. (S2-S4-S7-O2-O3)
Strategi WO
1. Memberikan promo produk yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan dan mengenalkan Warmindo Wala Weleu. (S2- S4-S7-02-03)
Faktor Ekternal
Kekuatan 1. Biaya modal rendah.
2. Biaya produksi rendah.
3. Sarana serta prasarana fisik diperoleh mudah dan murah.
4. Karyawan berusia muda yang potensial untuk dikembangkan.
5. Upah karyawan tidak tinggi.
6. Lokasi bidang usaha strategis.
7. Bidang usaha Warmindo menjadi pilihan utama masyarakat terutama mahasiswa untuk makan dan minum di Yogyakarta.
Kelemahan
1. Belum lengkapnya susunan strandar prosedur operasional.
2. Kompetensi karyawan dalam mengelola dana tergolong rendah.
3. Belum memiliki sistem pengelolaan resiko yang handal.
4. UMKM Warung pemilik belum dikenal oleh pasar.
Ancaman
1. Tingginya kompetisi usaha daerah Kledokan.
2. Penyediaan dana dari pihak luar dalam waktu
dekat tidak
memungkinkan.
Strategi ST
1. Menciptakan dan menjual produk baru di lingkungan kledokan. (S1-S2-S6-T1)
Strategi WT
1. Meminimalisir adanya memorial produk.
2. Mengelola pengeluaran untuk menstabilkan biaya tetap. (W1-W4-T1)
Faktor Internal
Faktor Ekternal
Berdasarkan pemaparan di atas berikut langkah-langkah analisis SWOT terhadap Warmindo Wala Weleu dalam bentuk bagan.
Gambar 2.1
Bagan langkah-langkah analisis SWOT
Kondisi Awal
Tindakan
Pemasaran serta permodalan kurang
meuaskan bagi pemilik
Analisis SWOT
Peningkatan pemasaran serta permodalan dengan
strategi WT (Defensif)
Kondisi Akhir
Kesimpulan
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus (observational case studies) dengan pendekatan kuantitatif yang memadukan input data kualitatif dan kuantitatif sekaligus (mix method). Karena pada penelitian ini, penulis beranjak dari studi kasus yang menghasilkan input data kualitatif (persepsi manusia) dengan bantuan kuesioner. Namun dalam analisisnya, data kualitatif tersebut akan diolah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan analisis SWOT yang kemudian hasil analisisnya disimpulkan kembali melalui penjabaran hasil analisis yang berbentuk kualitatif.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode yang meneliti mengenai status dan obyek tertentu, kondisi tertentu, sistem pemikiran atau suatu kejadian tertentu pada saat sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat- sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Metode deskriptif digunakan untuk mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan (korelasional) antara dua variable atau lebih.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dapat dibedakan menjadi (Sugiono, 2011: 39)
1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah permodalan dan pemasaran.
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu :
1. Studi Kepustakaan, bertujuan untuk merumuskan konsep dan teori landasan penelitian, melalui penelaahan berbagai literatur, buku, naskah ilmiah, laporan penelitian, dokumen, yang berkaitan dengan pengembangan UMKM.
2. Observasi atau penelitian lapangan, yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung pada obyek penelitian. Teknik observasi bertujuan untuk mengamati suatu fenomena sosial sekaligus melakukan pengumpulan data serta mengamati keseluruhan gejala-gejala atau fenomena yang terjadi.
Terdapat beberapa variabel penelitian yang berkenaan dengan observasi ini, yakni berkaitan dengan strategi pengembangan permodalan dan strategi pengembangan pemasaran UMKM Wala Weleu.
3. Wawancara, bertujuan untuk mendapatkan informasi secara langsung yang dapat menjelaskan atau menjawab permasalahan penelitian yang bersangkutan secara obyektif. Pada penelitian ini, wawancara dilakukan terhadap pe,ilik Warmindo Wala Weleu.