• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis strategi pengembangan usaha tenun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "analisis strategi pengembangan usaha tenun"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TENUN TRADISIONAL GEDOGAN DI KECAMATAN PRINGGASELA

KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Oleh

Nur Salsabila Nazila NIM 180105191

PROGRAM STUDI TADRIS IPS

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022

(2)

ii

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TENUN TRADISIONAL GEDOGAN DI KECAMATAN PRINGGASELA

KABUPATEN LOMBOK TIMUR Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Nur Salsabila Nazila NIM 180105191

PROGRAM STUDI TADRIS IPS

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii MOTTO :

“Salah satu kunci kebahagiaan adalah menggunakan uangmu untuk pengalaman bukan untuk keinginan”

(B.J Habibie)

(8)

viii

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibuku Sunarti Kamran S. Pd dan Bapakku Abdul Hayyi S.

Pd, serta keluargaku tercinta, almamaterku, semua guru dan dosenku”

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya serta petunjuk-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Tenun Tradisional Gedogan Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur”. Shalawat beriringkan salam kita hadiahkan kepada junjungan alam baginda Rasul Muhammad SAW, sebagai suri tauladan umat manusia di dunia. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan agar dapat menulis Skripsi dalam mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Tadris IPS Ekonomi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Mataram. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag selaku ketua Program Studi IPS Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Mataram.

2. Bapak Rahmat A. Kurniawan, M.Sc Wali dosen selaku dosen pembimbing 1, terima kasih telah senantiasa meluangkan waktu demi memberikan bimbingan, saran, motivasi dan dukungan dari semester satu hingga sekarang, sehingga peneliti bisa menyelsaikan penulisan proposal ini.

(10)

x

3. Ibu Resti Kartika Dewi, S.E.,M.Ak selaku dosen pembimbing 2, terima kasih telah senantiasa meluangkan waktu demi memberikan bimbingan, saran, dan motivasi, serta kesabaran selama bimbingan, sehingga peneliti bisa menyelsaikan penulisan proposal ini.

4. Orang tua penulis yakni Bapak Abdul Hayyi S.Pd dan Ibu Sunarti Kamran S.Pd sebagai Motivator terbesar bagi penulis, serta dukungan dan do’a yang tak henti-hentinya dipanjatkan demi kelancaran penulisan proposal ini.

5. Teman-teman terdekat penulis khususnya Dilla Amalia Putri, Ami Sintia, Rita Juliastini, Sasnabila Khayirah terima kasih sudah senantiasa ikut memotivasi penulis sehingga bisa menyelesaikan proposal ini.

6. Teman-teman seperjuangan saya khususnya kelas F, Kosma terbaik saya Hamid Muhamad Gasir yang senantiasa membantu dalam perkuliahan ini.

7. Kepada Nur Salsabila Nazila sebagai penulis Proposal ini yang telah berjuang menghadapi ujian dan rintangan selama proses penulisan proposal peneltian.

\

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN SAMPUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 11

1. Ruang Lingkup ... 12

2. Setting Penelitian ... 12

E. Telaah Pustaka ... 12

F. Kerangka Teori ... 19

(12)

xii

1. Manajemen Strategi ... 19

2. Strategi ... 21

3. Jenis-Jenis Strategi ... 24

4. Tipe-Tipe Strategi ... 26

5. Analisis Strategi ... 28

6. Pengembangan Usaha ... 28

7. Unsur Pengmebangan Usaha ... 31

8. Strategi Pemasaran ... 36

9. Perumusan Strategi ... 38

10.Strategi Pemasaran UKMM ... 43

11.Analisis SWOT ... 46

G. Metode Penelitian ... 51

1. Pendekatan Penelitian ... 52

2. Kehadiran Peneliti ... 53

3. Lokasi Penelitian ... 55

4. Sumber Data ... 56

a. Data primer ... 57

b. Data sekunder ... 58

5. Teknik Pengumpulan Data ... 58

a. Observasi ... 59

b. Wawancara ... 59

c. Dokumentasi ... 60

6. Teknik Analisis Data ... 61

a. Reduksi Data ... 52

b. Penyajian Data ... 63

c. Verifikasi ... 63

7. Keabsahan Data ... 64

(13)

xiii

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 66

A. KERAJINAN KAIN TENUN GEDOGAN PRINGGASELA 1. Sejarah Kain Tenun Pringgasela ... 66

2. Letak dan Batas Wilayah ... 70

3. Potensi Sumber Daya Manusia ... 72

4. Strategi Pengembangan Usaha Tenun Tradisional Gedogan Di Desa Pringgasela Kabupaten Lombok Timur ... 60

5. Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Dan Ancaman Dalam Pengembangan Usaha Tenun Yang Ada Di Desa Pringgasela Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur ... 64

BAB III PEMBAHASAN ... 100

A. Strategi Pengembangan Usaha Tenun Tradisional Gedogan Di Desa Pringgasela Kabupaten Lombok Timur ... 104

B. Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Dan Ancaman Dalam Pengembangan Usaha Tenun Yang Ada Di Desa Pringgasela Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur ... 105

1. Faktor Internal ... 107

2. Faktor Eksternal ... 109

BAB IV PENUTUP ... 115

A. Kesimpulan ... 115

B. Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 118

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Luas Wilayah Desa Pringgasela Sesuai Penduduk Tabel 2 Strukktur Penduduk Desa Pringgasela Berdasarkan Usia Tabel 3 Jumlah Pendidikan Menurut Penduduk Desa

Tabel 4 Penduduk Desa Pringgasela Tahun 2020 berdasarkan mata pencaharian Tabel 5 Etnis Desa Pringgasela

(15)

xv

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TENUN TRADISIONAL GEDOGAN DI KECAMATAN PRINGGASELA

KABUPATEN LOMBOK TIMUR Oleh :

NUR SALSABILA NAZILA ABSTRAK

Keanekaragaman adat dan budaya Indonesia sangat terkenal di dunia. Setiap provinsi pasti memiliki ciri khas budaya tersendiri begitu juga adat dan budayanya masing-masing. Salah satu daerah yang masih bertahan mengembangkan kerajinan tenun tradisional. tersebut sampai saat ini adalah Desa wisata Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur. Kerajinan tenun tradisional di pulau Lombok telah ada sejak abad ke-14 Masehi.

Salah satu daerah yang masih bertahan mengembangkan kerajinan tenun tradisional. tersebut sampai saat ini adalah Desa wisata Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana “strategi pengembangan usaha tenun tradisional gedogan di desa Pringgesela Kabupaten Lombok Timur dan bagaimana aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam usaha tenun tradisonal gedogan dengan menggunakan analisis SWOT”. “Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur. Metode analisis data penelitian ini menggunakan metode analisis SWOT”.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa strategi pengembangan yang dilakukan usaha tenun Tradisional gedogan di Desa Pringgasela Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur ialah tetap mempertahankan kualitas tenun baik dari segi bahan baku, ukuran, motif dan corak tenunan”. Produk kerajinan tenun di Desa Pringgasela Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur memiliki harga yang berbeda-beda di setiap produknya. “Berdasarkan analisis lingkungan eksternal Tenun Tradisional Gedogan di Pringgasela diperoleh hasil perhitungan matriks EFE sebesar 2,7. Hal ini mengindikasikan bahwa tenun tradisional pringgasela memiliki lebih besar faktor peluang daripada faktor ancaman. Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal Tenun Tradisional Gedogan Pringgasela diperoleh hasil perhitungan matriks IFE sebesar 2.8”. “Berdasarkan hasil analisis General Strategy Matrik diperolah bahwa Tenun tradisional Pringgasela berada pada kuadran I yaitu strategi pertumbuhan agresif (growth oriented strategy). Sehingga

(16)

xvi

alternatif strategi yang tepat diterapkan oleh Tenun Tradisional Gedogan Pringgasela saat ini adalah strategi penetresi pasar, pengembangan pasar, dan memelihara mutu produk dan meningkatkan pelayanan”.

Kata Kunci : Strategi Pengembangan, Pengembangan Usaha, Tenun Tradisional, Analisis SWOT.

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Bermacam suku dan budaya dapat ditemukan pada setiap pulau dengan tradisinya masing-masing. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan kebudayaan serta keanekaragaman hasil kerajinan tangan yang diwariskan dari nenek moyang dan terus dilestarikan secara turun-temurun. Wujud kebudayaan masyarakat Indonesia antara lain seperti Kain Tenun khas yang tersebar di setiap daerah yang ada di Indonesia .1

Ciri khas kebudayaan Kain Tenun Indonesia yang tersebar di setiap daerah misalnya di Pulau Sumatera yang terkenal dengan kain tenun songket yang dihasilkan oleh singengu Textile, Pulau Kalimantan yang terkenal dengan Kain Tenun Ikat Sintang, Nusa Tenggara Timur yang terkenal dengan kain tenun ikat seperti, Kain Tenun Ikat Kupang, tenun ikat Sumba, Tenun Ende, Tenun Buna, Tenun Lotis dan lain-lain. Tidak hanya itu Nusa Tenggara Barat juga terkenal dengan berbagai ciri khas Kain tenun yang tersebar di beberapa daerah, seperti Tenun Tradisional

1Abdul Rahman Sulaeman, Ahmadsyafii dkk, Strategi Pengembangan Usaha Tenun Songketmotif Tradisional Singengu Textile, 2019.

(18)

2

Dusun Sade Desa Rembitan, Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah, Kain Tenun Suku Sasak Desa Sukarara, Kabupaten Lombok Tengah, kain tenun Tradisional gedogan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur dan masih banyak kain tenun tradisional yang lainnya.

Keanekaragaman adat dan budaya Indonesia sangat terkenal di dunia. Setiap Provinsi pasti memiliki ciri khas budaya tersendiri, begitu juga adat dan budaya masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat. Nusa Tenggara Barat merupakan sebuah Provinsi di Indonesia yang berada di bagian barat kepulauan Nusa Tenggara. Nusa Tenggara Barat memiliki 10 Kabupaten dan 2 Kota. Ibu Kota Provinsi ini berada di Kota Mataram, kota Mataram terletak di Pulau lombok2. Pulau Lombok dijuluki dengan Pulau seribu masjid karena banyak ditemukan berdirinya masjid bahkan hingga ke pelosok desa yang ada di Pulau Lombok, karena mayoritas penduduk beragama Islam. Bukan hanya itu Pulau Lombok juga terkenal dengan keragaman kain tenun tradisional dari berbagai daerahya. Salah satu contohnya yang ada di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah, Tenun Sesek khas Desa Sade Kabupaten Lombok Tengah, dan juga kain Tenun Tradisional Gedogan asal Desa Pringgasela, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

2Https://id.m.wikipedia.org/wiki/Nusa_Tenggara_Barat, diakses tanggal 22 Februari 2022, pukul 14:28

(19)

3

Kerajinan tenun tradisional di pulau Lombok telah ada sejak abad ke-14 Masehi. Salah satu daerah yang masih bertahan mengembangkan kerajinan tenun tradisional tersebut sampai saat ini adalah Desa Wisata Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur. Kain tenun yang terdapat di daerah ini adalah Kain Tenun Gedogan, karena pada proses pembuatan, teknik, peralatan dan perlengkapannya masih menggunakan alat yang sangat sederhana. Motif kain tenun Pringgasela memiliki ciri khas tersendiri. Pada umumnya, kain tenun Pringgasela memiliki motif bergaris memanjang3

Salah satu penghasil kain tenun di Pulau Lombok adalah Desa Pringgasela yang merupakan salah satu Desa yang ada di Kabupaten Lombok Timur yang dimana terdapat banyak penenun khususnya di Dusun Gubuk Daya. Para penenun ini mengembangkan tradisi tenun yang sering disebut Tenun Sesek. Secara turun temurun, nama sesek di ambil dari asal suara saat menenun “sek sek”. Berbagai proses persiapan, proses penenunan dan penyelesaian (finishing) hingga pemanfaatan limbah dari setiap proses pembuatan kain tenun ini dilakukan oleh para penenun di Desa Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat dan diharapkan dapat diterima masyarakat serta menjadi referensi

3Ziyadatur Rohmi,I Gst. Agung Oka Mahagangga,Peranan perempuan Kelompok Sentosa Sasak Tenun Di Desa Wisata Pringgasela Kabupaten Lombok Timur:jurnal Destinasi Pariwisata,Vol. 8, No 1,2020.

(20)

4

pengembangan kain tradisional Indonesia lainnya yang tampil menjadi lebih modern.4

Kain tenun yang dihasilkan di Pringgasela merupakan kain tenun yang dibuat oleh Ibu rumah tangga yang profesi utamanya adalah sebagai seorang petani. Satu kain tenun dapat menghabiskan tiga bulan waktu pengerjaan dari proses penyiapan bahan sampai finishing. Kegiatan menenun ini menjadi salah satu mata pencaharian kaum perempuan di Pringgasela. Kain tenun Pringgasela memiliki ukuran panjang yang beragam dengan lebar mencapai 4 meter Untuk menghasilkan kain tenun itu, dibutuhkan waktu 2 minggu, tergantung ketekunan perajin

kain tenun ini sudah banyak didistribusikan sampai keluar daerah maupun keluar negeri namun para distributor saat ini masih berusaha untuk mengembangkan usaha mikro ini agar semakin berkembang.5 Disebut usaha mikro karena usaha ini merupakan usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha.

Salah satu prioritas pembangunan dalam rencana kerja pemerintah (RKP) adalah pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Hal ini didasarkan fakta bahwa UMKM telah banyak berkontribusi dalam perekonomian nasional. Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan

4Ninik Juniati, Kajian Tentang Tenun Sesek dari Desa Pringgasela, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat,Jurnal Sains dan Teknologi, Vol. 1(1), 2020.

5Maliki, Hasil Wawancara 27 November, 2021.

(21)

5

Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakan kegiatan ekonomi masyarakat, sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan. 6

Menurut data BPS provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2018, jumlah UMKM yang ada di Kabupaten Lombok Timur sebesar 161,261 unit dengan rincian 144,029 merupakan usaha mikro, 16,266 merupakan usaha kecil, 904 merupakan usaha menengah, dan 62 usaha besar. Selain itu, sebesar 90% UMKM di Kabupaten Lombok Timur kapasitasnya masih rendah. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa hampir semua UMKM di Kabupaten Lombok Timur memiliki kapasitas rendah. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi internal dan eksternal UMKM, seperti penerapan standar kategori UMKM yang terlalu tinggi. Kondisi internal UMKM perlu diketahui terlebih dahulu sebelum mengetahui kondisi eksternalnya. Hal ini karena kondisi internal UMKM lebih berpengaruh terhadap kinerja UMKM. Salah satu UMKM yang berada di Kabupaten Lombok Timur atau tepatnya di Kecamatan Pringgasela.

Dalam rangka menstabilkan atau meningkatkan pendapatan, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memerlukan strategi dan rencana

6Ariani, Mohamad Nur Utomo, Kajian Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Tarakan, Jurnal organisasi dan Manajemen, Vol.

13, No, 2, September 2017 hal. 100

(22)

6

pengembangan usaha. Usaha tidak terlepas dari strategi dan pengembangan usaha agar dapat bertahan dan lebih maju dari saingan- saingannya. Strategi merupakan penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu.7

Pengembangan perusahaan ditentukan dengan kemampuan membangun strategi karena strategi memaksa perusahaan untuk memandang masa depan dan berusaha membentuk masa depannya secara proaktif. Strategi membantu memberikan kesadaran tentang arah memudahkan pendelegasian dan proses terjadinya kepemimpinan yang efektif. 8

Setiap perusahaan harus menggunakan strategi untuk mengembangkan usahanya. Tidak hanya perusahaan besar saja yang mempunyai manajemen strategis, perusahaan kecilpun sebaliknya dikelola dengan menggunakan manajemen strategis. Manajemen strategi merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang dirancang untuk mencapai sasaran perusahaan. 9 Dengan demikian manajemen strategi

7 Panji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: Rinaka Cipta,2009), Hlm.339.

8AB Susanto 2014, Manajemen Strategik Komprehensif, (Jakarta: Penerbit Erlangga) Hlm. 11

9 M. Suyanto 2007,strategic Manajemen Global Most Admired Componies,(Yogyakarta:

CV. Andi Offset) Hlm. 10

(23)

7

melibatkan pengambilan keputusan berjangka panjang dan rumit serta berorientasi ke masa depan.

Konsep strategi tidak terlepas dari pengembangan, sehingga sering disebut dengan “strategi pengembangan”. Dalam hal ini pengertian pengembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara, atau perbuatan mengembangkan. Sedangkan mengembangkan sendiri berarti membuka lebarlebar, membentangkan; menjadikan besar atau luas atau merata atau menjadikan maju atau baik.

Berdasarkan observasi awal peneliti dengan salah satu pelaku usaha yang ada di Desa Pringgasela, awal mula munculnya tenun Tradisional Gedogan Pringgasela ini bersamaan dengan adanya Desa Pringgasela, Tenun Tradisional Gedogan ini pertama kali diperkenalkan oleh Lebai Nursini seorang tokoh Agama Islam yang datang dari Sulawesi untuk menyebarkan Agama Islam di Desa Pringgasela. Kemudian setelah itu tenun Pringgasela ini diajarkan secara turun temurun dan hingga saat ini masih bertahan. Tenun Pringgasela ini juga sudah ditetapkan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya sebagai Warisan Budaya tak benda Indonesia pada tahun 2018 dengan domain budaya kemahiran dan kerajinan tradisional. Kegiatan menenun di Desa Pringgasela mayoritas dilakukan oleh kaum perempuan sebagai mata pencaharian. Adapun kain tenun Pringgasela banyak digunakan dalam kegiatan sosial maupun

(24)

8

keagamaan dan juga memiliki potensi di bidang pariwisata dengan dijual sebagai produk paket wisata budaya kepada wisatawan domestik dan mancanegara. Adapun proses pembuatan bahan baku ditegaskan berupa katun, misris, kapas, rayon. Benang direndam dengan air ketan, kemudian dijemur, diulur, digulung, baru ditenun. 10

Permasalahan yang dihadapi dalam usaha kain tenun ini adalah terletak pada bahan baku yang digunakan, faktor kurangnya modal, kesulitan dalam pemasaran produk, persaingan usaha yang ketat dan kurangnya teknis dan tenaga ahli. Bahan baku untuk membuat kain tenun cukup langka yang membuat produksi kain tenun mengalami penurunan.

Selain itu waktu pengerjaan kain tenun yang terbilang cukup lama yakni satu kain tenun bisa menghabiskan waktu sekitar satu sampai tiga bulan.

Pengerjaan kain tenun yang menjadi cukup lama juga disebabkan oleh pengrajin kain tenun yang sebagian besar profesinya sebagai seorang petani yang mengerjakan kain tenun pada saat memiliki waktu luang saja.

Karena hal tersebutlah hasil produksi kain tenun di Desa Pringgasela tidak cukup banyak.

Walaupun ada ATBM (alat tenun bukan mesin) yang merupakan alat untuk melakukan penenunan yang digerakkan oleh manusia, yang dapat dipergunakan sambal duduk ( biasa pada industry tekstil kecil dan

10Wawancara Maliki, selaku pelaku usaha tenun Pringgasela, tanggal 23 November 2021.

(25)

9

tradisional) maupun berdiri. Yang dimana peluang pasarnya pun cukup tinggi baik untuk pasar local dan wisatawan, baik domestic maupun mancanegara. Akan tetapi ATBM ini masih belum banyak digunakan oleh para pengrajin alasannya karena ATBM tidak orisinal, beda dengan tenun tradisional gedogan yang memang sudah lama dipakai untuk mrnghaslikan kain tenun. Alat tenun gedogan merupakan alat tenun tradiisonal, pada bagian ujung dipasang pada pohon/tiang rumah pada suatu bentangan papan dengan kontruksi tertentu dan bagian ujung lainnya diikatkan pada badan penenun yang duduk di lntai. Padahal dengan adanya ATBM menenun jadi lebih cepat dengan hasil tak kalah bagus.

Dari uraian di atas, maka Tenun Tradisional Pringgasela perlu menerapkan strategi pengembangan usaha yang lebih baik untuk dapat menghadapi persaingan dan dapat terus dikenal oleh masyarakat luas.

Oleh karena itu peneliti tertarik meneliti tentang “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Tenun Tradisional Gedogan di Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur

(26)

10 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan oleh peneliti maka perumusan masalah yang dapat di rumuskan yaitu

1. Bagaimana strategi pengembangan usaha Tenun Tradisional Gedogan di Desa Pringgasela Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur?

2. Bagaimana faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengembangan usaha Tenun Tradisional Gedogan dengan menggunakan analisis SWOT?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui strategi pengembangan usaha tenun tradisional gedogan di Desa Pringgasela Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur

2. Untuk mengetahui faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengembangan usaha tenun tradisional Gedogan dengan menggunakan analisis SWOT

(27)

11 2. Manfaat

1. Bagi peneliti

Untuk memperbanyak pengetahuan, wawasan, dan pengalaman baik secara teori maupun praktek utamanya perihal tentang strategi pengembangan usaha

2. Bagi usaha kain tenun

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan semangat agar pengrajin tenun senantiasa berlanjut melakukan strategi pengembangan usaha dan untuk mengadakan peningkatan terhadap strategi pengembangan usaha.

3. Bagi institut perguruan tinggi

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi institusi perguruan tinggi sebagai pengembangan keilmuan dan wawasan, khususnya di Prodi Tadris IPS serta sebagai referensi tambahan bagi peneliti selanjutnya.

4. Bagi Pemerintah Kabupaten Lombok Timur

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada pemerintah daerah setempat untuk terus mendukung perkembangan produk kerajinan kain tenun tradisional Gedogan

(28)

12 5. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang dapat dijadikan pengetahuan mengenai pemilihan usaha seperti produk kerajinan kain tenun Pringgasela.

SMasyarakat juga diharapkan dapat mengembangkan, memasarkan dan mempromosikan produk kerajinan kain tenun Pringgasela.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian ini dan untuk mendapatkan data yang akurat dan relevan sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, maka peneliti melakukan pembatasan masalah yang meliputi objek penelitiannya yaitu di Dusun Pringgasela Induk Desa Pringgasela Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur. Sedangkan subjek penelitiannya adalah pengrajin, pengusaha, dan Lembaga Masyarakat

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka atau penelitian terdahulu bertujuan untuk memberikan penguatan pada penelitian ini, peneliti perlu memberikan beberapa perbandingan dengan penelitian yang terlebih dahulu yang dianggap oleh peneliti memiliki relevansi terhadap topik yang akan

(29)

13

peneliti angkat. Berdasarkan penelusuran penulis mengenai penelitian yang terkait, terdapat beberapa penelitian terdahulu sebagai berikut:

1. Abdul Rahman Sulaeman dkk,11 meneliti tentang Strategi Pengembangan Usaha Tenun Songket motif Tradisional Singengu Textile. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alternatif strategi pengembangan usaha tenun songket motif tradisional singengu textile. Penelitian ini menggunakan metode analisis SWOT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang di selidiki, dengan menggambarkan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

Sumber data penelitian diperoleh langsung dari objek yang diteliti.

Jenis data yang diperoleh adalah data primer yang berupa hasil wawancara dengan narasumber yang telah ditetapkan oleh peneliti.

Sedangkan data sekunder adalah dari data yang telah diolah atau data yang disajikan oleh pihak lain.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah membahas tentang strategi

11Abdul Rahman Sulaeman, Ahmadsyafii dkk, Strategi Pengembangan Usaha Tenun Songketmotif Tradisional Singengu Textile,2019.

(30)

14

pengembangan usaha tenun dan menggunakan metode analisis SWOT, dengan pendekatan kualiatif deskriptif. Perbedaan penelitian terletak pada tempat dan waktu penelitian.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Firlie Lanovia Amir, SE., M.Par dan I Gusti Made Riko Hendrajana, SE., MM12 mengenai Strategi Pengembangan Tenun Rangrang sebagai Produk Wisata Andalan Nusa Penida Bali. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi kain Rangrang dari Nusa Penida, serta untuk menentukan strategi dan program yang dapat diterapkan untuk mengembangkan potensi tenun Rangrang sebagai produk Pariwisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk mengukur variable yang berhubungan, dan menggunakan matrik SWOT untuk menjelaskan dan menentukan data dalam rumusan strategi dan program. Dari hasil analisis diketahui terdapat sejumlah faktor penentu dan pengembangan potensi tenun rangrang yang dikategorikan sebagai faktor internal dan eksternal. Dua faktor telah berhasil diformulasikan ke dalam empat strategi dan program pengembangan,termasuk strategi SO (Mengembangkan tampilan tenun Rangrang termasuk lingkungan sekitar), WO (melakukan

12Firlie Lnovia Amir, I Gusti Made Riko Hendrajana. Strategi Pengembangan Tenun Rangrang Sebagai Produk Wisata Andalan Nusa Penida Bali, Jurnal Ilmiah Hospitality Management. Vol 8.No 2. Juli 2018 PISSN 2087-5576; EEISSN 2579-3454.

(31)

15

promosi yang tepat), dan WT (berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia) penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi untuk kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah setempat untuk mengembangkan pariwisata di Nusa Penida, serta dapat menambah pemahaman masyarakat umum dalam pengembangan potensi tenun Rangrang.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Budiana Setiawan dan Nur Suwarnidyah, 13 dengan judul penelitian strategi pengembangan tenun ikat kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi para pengrajin dan peran pemerintah daerah dalam upaya mengembangkan tenun ikat kupang di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan di sentra-sentra kerajinan tenun ikat, kemudian wawancara mendalam dengan narasumber, dari unsur pengrajin, pengusaha tenun ikat, dan pemerintah daerah.

Analisis data dilakukan dengan cara deskriptip kualitatif, yakni memberikan gambaran yang lengkap tentang strategi para perajin dan peran pemerintah dalam upaya mengembangkan tenun ikat di Kota Kupang. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi yang

13 Budiana Setiawan dan Nur Suwarningdyah, Strategi Pengembangan Tenun Ikat Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan , Vol 20, No 3, September 2014.

(32)

16

dilakukan para pengrajin untuk mengembangkan tenun ikat kupang dimulai dari penyediaan bahan baku yang murah dan mudah diperoleh, diverifikasi (pengayaan) produk, pengembangan teknologi pembuatan, peningkatan organisasi pengelolaan sampai dengan upaya pemasarannya, yang dinilai dapat meningkatkan hasil yang lebih baik. Dalam menjalankan strateginya para pengrajin juga harus mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah. Melalui dinas industri dan perdagangan, dukungan dan pembinaan dilakukan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah membahas tentang bagaimana strategi yang akan diterapkan dalam pengembangan usaha tenun ini dengan menggunakan metode penelitian kualiatatif deskriptif.

Perbedaannya terletak pada lokasi penelitiannya.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Dayani, Pribadiono dan Indah Noviandri.14 Dengan judul Analisi SWOT Sebagai strategi pengembangan usaha pada aspek operasional perusahaan pada PT.

Indo Caliplast. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis SWOT terhadap PT. Indo Caliplast agar dapat mengetahui posisi

14 Dwi Dayani, Pribadiono, dkk. Analisis SWOT Sebagai Strategi Pengembangan Usaha Pada Aspek Operasional Perusahaan Pada PT. INDO CALIPLAST, Jurnal

Manajemen Branchmark. Vol 3, 2017.

(33)

17

perusahaan dalam analisis SWOT, yaitu suatu analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data kemudian melakukan pengolahan data yang diperoleh dengan metode diagram SWOT, matrik SWOT, matrik internal-eksternal. Maka akan diketahui dimana posisi PT.

Indo Caliplast dalam kuadran Analisis SWOT. Dengan demikian perubahan dapat menentukan strategi pemasaran yang sesuai untuk masa yang akan dating yang mampu menjadikan PT. Indo Caliplast sebagai pemenang dalam persaingan di pasar Sidoarjo.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama bertujuan untuk melakukan analisis SWOT, mengetahui posisi suatu usaha dalam analisis SWOT yaitu suatu analisis lingkungan eksternal dan analisis lingkungan internal. Pegolahan data yang dilakukan juga sama yaitu dengan cara melakukan pengumpulan data kemudian melakukan pengolahan data yang diperoleh dengan metode diagram SWOT, matrik SWOT, Matrik internal-eksternal. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian, lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu di Usaha Tenun Tradisional gedogan di

(34)

18

kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara barat.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Esron David Sinaga dan Derlini dengan judul penelitian strategi pengembangan usaha melalui analisis strength weakness opportunity threat (SWOT) dan identifikasi kebutuhan konsumen pada usaha produksi sepatu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal-eksternal yang dimiliki usaha dan mengetahui cara menganalisa data menggunakan analisis SWOT mulai dari perhitungan bobot, rating dan skor. Bukannya hanya itu penelitian in juga bertujuan untuk mengetahui posisi strategi yang benar dan tentu bisa dapat menentukan strategi yang tepat untuk diterapkan pada usaha ini.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama menggunakan analisis data SWOT dan sama sama bertujuan untuk mengetahui faktor internal-eksternal yang dimiliki usaha dan mengetahui cara menganalisa data menggunakan analisis SWOT mulai dari perhitungan bobot, rating dan skor.

Bukannya hanya itu penelitian in juga bertujuan untuk mengetahui posisi strategi yang benar dan tentu bisa dapat

(35)

19

menentukan strategi yang tepat untuk diterapkan pada usaha ini.

F. Kerangka Teori

1. Manajemen Strategi

Menurut Setiawan (2011), dikutip dalam jurnal perencanaan strategi pengembangan usaha kain tenun sutra.

Manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Termasuk didalamnya pengamatan lingkungan (eksternal maupun internal), perumusan strategi (perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, evaluasi, serta pengendalian.

Bidang ilmu manajemen strategi menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang (opportunities) dan ancaman (threats) lingkungan dengan melihat kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) perusahaan. Manajemen strategis pada prinsipnya merupakan pengambilan keputusan yang akan menentukan apakah suatu organisasi itu unggul, dapat bertahan hidup, atau mengadapi kematiannya. Tugas dari manajemen strategi adalah menggunakan sebaik-baiknya sumberdaya organisasi dalam lingkungan yang berubah-ubah.

(36)

20

Glueck dan Jauch Dalam Setiawan (2011), manajemen strategi merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategi menentukan sasaran dan membuat kesimpulan strategi.15

Menurut Pearce dan Robinson (2008) yang dikutip dalam jurnal yang judulnya analisis strategi pengembangan usaha minuman sari buah sirsak. Mendefinisikan manajemen strategi sebagai rangkaian keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rancangan rencana untuk mencapaitujuan perusahaan. Selain itu, David (2009) mendefinisikan manajemen strategi sebagai suatu seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplemntasikan, dan mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional agar sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya. 16

15Dewi Aulia Dan Andri Ikhwana, Strategi Pengembangan Usaha Kain Tenun Sutra Dengan Pendekatan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus Di Pabrik Sutra Tiga Putra), Vol, 10. No, 01,Tahun 2012.

16Miftakhurrizal Kurniawan Dan Novi Haryati, Analisis Strategi Pengembangan Usaha Minuman Sari Buah Sirsak, Jurnal Teknologi Dan Manajemen Argoindustri, Vol 6, No 2, Tahun 2017

(37)

21 2. Strategi

a. Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategos”

dengan akar kata Stratos dan Ag. Stratos berarti “Militer” dan Ag berarti “pemimpin”. Pada awalnya strategi diartikan generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jendral dalam membentuk rencana untuk mengalahkan musuh dan memenangkan perlombaan sama halnya dengan perusahaan yang juga membutuhkan strategi untuk memenangkan pertandingan di dunia bisnis sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian strategi yaitu keunggulan bersaing guna mengubah kekuatan perusahaan atau organisasi sehingga menjadi sebanding atau melebihi kekuatan pesaing dengan cara yang lebih efisien.17

Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi disertai suatu penyusunan cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Menurut Chandler strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan

17Senja Nilasari, Manajemen Strategi, (Jakarta: Dunia Cerdas, 2014), hlm. 2.

(38)

22

perusahaan dalam kaitannya tujuan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. 18

Berikut ini beberapa definisi strategi menurut para ahli 1) Fred R. David dalam bukunya “Strategic Management:

Concepts and cases” mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai tujuan jangka Panjang. Strategi bisnis bisa berupa Perluasan geografis, diverfikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, lsikuiditas dan joint venture.

Sedangkan manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan- keputusan lintas fungsional yang memungkinkan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.

2) Morrisey, strategi adalah proses untuk menentukan arah yang harus dituju oleh perusahaan agar misinya tercapai dan sebagai daya dorong yang akan membantu perusahaan dalam menentukan produk, jasa dan pasarnya di masa depan.

18 Sedarmayanti, Manajemen Strategi,(Bandung: PT Refika Aditama,2018),hlm.

4.

(39)

23

3) WF Glueck dan LR Jauch dalam buku “manajemen strategis dan kebijakan perusahaan” mendefinisikan strategi sebagai rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang di rancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat di capai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. 19

4) Clauswitz dalam buku Eddy Yunus, strategi merupakan suatu seni menggunakan pertempuran untuk memenangkan pertempuran rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan. Strategi terdiri dari aktivitas-aktivitas penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan20

Secara umum, strategi adalah acuan perusahaan untuk memperoleh misi dengan metode memajukan kekuatan internal dan eksternal. Di dalam bisnis, strategi mempunyai cara untuk mencapai tujuan jangka panjang seperti melakukan perluasan geografis, likuidasi, rasionalisasi karyawan, join ventur dan divestasi.

19 M Manullang, Manajemen Strategis (Yogyakarta: Perdana Publishing, 2016), hlm. 18

20 Eddy Yunus, Manajemen Strategis (Yogyakarta: CV Andi offset, 2016), hlm.

11-12

(40)

24

Menurut peneliti, strategi merupakan pendekatan secara penuh yang berhubungan dengan gagasan atau ide perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan dalam kurun waktu tertentu. Strategi harus memiliki koordinasi tim kerja, mempunyai identifikasi faktor pendukung yang sama dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan dan memiliki trik untuk dapat mencapai tujuan yang efektif.

1) Jenis- jenis strategi

Jenis-jenis Strategi dapat dikelompokan menjadi beberapa macam antara lain sebagai berikut:

a. Strategi Agresif

Pada strategi agresif terdapat situasi yang sangat menguntungkan, perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijkan pertumbuhan yang agresif.

Strategi ini memperbolehkan tempat kerja menggunakan pantauan untuk mengawasi pemasok,

(41)

25

para pesaing serta distributor, misalnya melewati akuisi atau tempat bekerja serta melewati merger.

b. Strategi Intensif

Strategi ini membutuhkan usaha-usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan tempat usaha melalui barang yang ada. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain sisi, perusahaan menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi pada perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang jauh lebih baik.

c. Strategi Diversifikasi

Strategi diversifikasi dimaksudkan agar menambahkan barang-barang terbaru. Strategi semakin menurun kepopulerannya sangat tak dilihat atas posisi naiknya kesulitan dalam mengendalikan kegiatan tempat kerja yang berbeda tingkat manajemennya.

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan

(42)

26

untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi produk/pasar.

d. Strategi Defensif atau Bertahan

Strategi ini merupakan situsi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Strategi bertujuan untuk usaha yang kita jalankan dalam menyelamatkan usaha kita supaya kerugian yang lebih besar terlepas yang akhirnya berujung kebangkrutan.

Untuk menghindarinya pemilik usaha harus melakukan tindakan-tindakan strategi untuk bertahan. 21

2) Tipe-Tipe Strategi

Menurut Freddy bahwa pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan 3 tipe strategi yaitu, strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis.22 a) Strategi manajemen, meliputi strategi yang dapat

dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro, misalnya: strategi

21Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis, Analisis SWOT Cara Perhitungan Bobot, Rating, Dan OCAI (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2019), hlm. 20-21.

2221Fredy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2001), hlm. 6-7

(43)

27

pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya.

b) Strategi investasi, merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi, misalnya: apakah organisasi ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahap, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi dan sebagainya.

c) Strategi bisnis, sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya: strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

d) Strategi pemasaran sering disebut juga pemasaran yang mencakup beberapa hal istilah atas kesempatan kepemilikan, sasaran, pengembangan strategi, perumusan rencana implementasi serta pengawasan.

(44)

28 b. Analisis Strategi

Strategic analysis atau analisis strategi adalah analisis lingkungan bisnis (internal dan eksternal) dengan penekanan pada implikasi lingkungan terhadap strategi perusahaan. Ini dimulai dengan definisi misi untuk organisasi. Semua analisis strategi harus memperhitungkan lingkungan eksternal organisasi yang dan kapasitas serta kemampuannya untuk mengimplementasikan strategi.23 3. Pengembangan usaha

a. Pengertian pengembangan

Pengembangan merupakan usaha agar menaikan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral pekerja sesuai dengan kebutuhan karyawan atau kedudukan dengan pendidikan dan pelatihan. Pendidikan bisa menaikan kemampuan teoritis, konseptual dan moral pekerja sementara latihan bermaksud agar menaikan keahlian teknis yang dilaksanakan pekerjaan pekerja, workshop untuk pekerja bisa

23https://cerdasco.com/analisis-strategis/, diakses pada hari rabu, 16 maret 2021, pukul 02:25

(45)

29

menaikan wawasan yang banyak bahkan di luar tempat bekerja. 24

Sehubungan dengan pengembangan usaha, hal tersebut tergantung pada kemampuan pengusaha dan pengelolanya setiap hari. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengembangan dalah proses, cara, perbuatan, mengembangkan.

25Sedangkan konsep pengembangan merupakan sebuah keharusan yang diaplikasikan dalam kehidupan, maka konsep artinya ide, rancangan atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa yang kongkrit.

Pengembangan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan konseptual, teoritis, dan moral individu sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. 26

Sedangkan usaha adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perorangan atau kelompok untuk mendapatkan penghasilan dengan tujuan memperoleh

24J. Salusu, Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik Dan Organisasi Nonprofit, (Jakarta: Grasindo, 1996), hlm. 15.

25 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka 2002), hlm. 238.

26Alyas, Muhammad Rakib, Strategi Pengembangan UMKM dalam Penguatan Ekonomi Kerakyatan (Studi Kasus pada Usaha Roti Maros di Kabupaten Maros), Jurnal, Sosiohumaniora, Vol. 19, No. 12, Juli 2017, hlm. 115.

(46)

30

keuntungan. Suatu usaha, memproduksi atau membeli barang atau jasa yang akan dijual ke pelanggan. 27

Dikutip dalam jurnal strategi pengembangan usaha roti tanjong di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen. Strategi pengembangan adalah bakal tindakan yang menuntut keputusan manajemen puncak dalam pengembangan usaha untuk merealisasikannya. Disamping itu, strategi pengembangan juga mempengaruhi kehidupan organisasi dalam jangka panjang, paling tidak selama lima tahun. Oleh karena itu sifat strategi pengembangan mempunyai fungsi perumusan dan dalam mempertimbangkan faktor-faktor internal maupun eksternal yang dihadapi perusahan.

Jadi pengembangan usaha adalah suatu kegiatan perusahaan untuk mengembangkan usaha ke depannya dengan mengarahkan seluruh tenaga, pikiran, dan modal yang dimiliki perusahaan untuk mencapai suatu harapan yang ingin dicapai.

Intinya pengembangan usaha yaitu pelaksanaan, penemuan, penemuan ilmiah yang baru ke dalam praktik, menciptakan barang baru, memperluas barang, atau menukan bahan baku

27 Bamabang Suryanto, Daryanto, Manajemen Bisnis Usaha Kecil, (Tanggerang:

Tira Smart, 2018), hlm. 107.

(47)

31

barang agar berkualitas bagus serta mengurangi biaya produksi atau investasi.

b. Unsur Pengembangan Usaha

Adapun unsur-unsur penting dalam mengembangkan usaha ada 2 unsur yaitu:

1. Unsur yang berasal dari dalam perusahaan (pihak internal) Adanya niat dari si pengusaha/wirausaha untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar.

a. Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa banyak barang yang harus diproduksi, cara apa yang harus digunakan untuk mengembangkan barang/produk dan lain-lain.

b. Membuat anggaran yang bertujuan seberapa besar pemasukan dan pengeluaran produk.

2. Unsur yang berasal dari luar (pihak eksternal)

a. Mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha.

b. Mendapatkan dana tidak hanya mengandalkan dari dalam seperti meminjam dari luar.

c. Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik/kondusif untuk usaha.

(48)

32

d. Harga dan kualitas ialah unsur strategi yang paling umum ditemui. Strategi ini bisa digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa berkualitas prima dan harga yang sesuai atau menghasilkan barang berbiaya rendah dan menjualnya dengan harga yang murah pula.

e. Cakupan jajaran produk, suatu jajaran produk atau jasa yang bervariasi yang memungkinkan pelanggan untuk memenuhikebutuhan mereka dalam satu tempat saja.

Hal ini juga bisa mendorong perekonomian yang pada gilirannya akan memberi untung pada konsumen.

Namun sebaliknya, sebuah jajaran produk yang sedikit memungkinkan untuk menggali potensi produk tersebut dengan lebih dalam, mungkin termasuk banyak alternative untuk jenis produk yang sama. Variasi produk yang sedikit juga bisa dibandingkan dengan keahlian yang seksama.

Sedangkan kreativitas merupakan salah satu unsur penting yang perlu dijadikan sebagai salah satu karakter dalam mengelola bisnis. Kreativitas akan memberikan banyak kontribusi bagi pengembangan sebuah bisnis usaha.

Usaha bisnis sangat perlu dikelola secara kreatif oleh

(49)

33

pemiliknya dalam segala aspek, mulai dari ide dan produksi. Dalam artian, kreatif berarti menginovasi. Inovasi sangat penting dalam pengembangan usaha untuk pembaharuan produk agar dapat meningkatan pendapatan perusahaan.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha Tujuan kegiatan perusahaan pada dasarnya untuk melaksanakan pemasaran yang bertujuan untuk mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Dengan adanya kegiatan tersebut akan memberi dampak positif bagi sebuah pengembangan usaha. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan suatu usaha yakni antara lain:

a. Perencanaan

Perencanaan usaha (business plan) adalah dokumen yang disediakan oleh entrepreneur sesuai pula dengan pandangan penasehat profesionalnya yang membuat rincian tentang masa lalu, keadaan sekarang dan kecenderungan masa depan. Isinya mencakup aanalisis tentang manajerial, keadaan fisik bangunan (lahan), pekerja, produk, sumber permodalan. Business plan ini pandangan dan ide dari

(50)

34

anggota tim manajemen, hal ini menyangkut strategi dan tujuan usaha yang hendak dicapai.

b. Sumber Daya Manusia

Salah satu aspek yang tidak kalah pentingnya dalam pengembangan usaha adalah sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya. Manusia menjadi motor penggerak kegiatan usaha perlu dikelola secara profesional.

Pengelolaan manusia sebagai aset paling berharga dalam mengembangkan usaha.28

Keadaan sumber daya manusia pada saat ini lebih difokuskan kepada kualitas tenaga kerja, dimana tenaga kerja merupakan faktor yang turut mempengaruhi tinggi rendahnya suatu pendapatan dari usaha yang dijalankannya, keberhasilan suatu usaha juga didukung oleh faktor kemauan/motivasi, karyawan yang sangat tinggi untuk melaksanakan tugasnya dalam menghasilkan produk.

c. Kepemimpinan

Faktor kepemimpinan sangat menentukan dalam pengembangan dan kemajuan usaha. Karena kepemimpinan merupakan proses atau rangkaian kegiatan yang saling

28Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), hlm. 154.

(51)

35

berhubungan satu dengan yang lain secara sistematis.

Sebuah usaha yang dibangun tanpa kepemimpinan yang kuat hanya akan menjadi usaha kecil yang stagnant (tidak berkembang).29

Ada bermacam-macam pengertian mengenai kepemimpinan yang diberikan oleh para ahli. Namun pada intinya, kepemimpinan adalah proses kegiatan seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan memimpin, membimbing, mempengaruhi orang lain, untuk melakukan

sesuatu agar dicapai hasil yang

diharapkan.30Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

Mengingat bahwa apa yang digerakkan oleh seorang pimpinan bukan benda mati, tetapi manusia yang mempunyai perasaan dan akal, serta beraneka ragam jenis dan sifatnya, maka masalah kepemimpinan tidak dapat dipandang mudah.

29Rhenald Kasali, Modul Kewirausahaan untuk Program Strata I, (Jakarta:

Mizan Media Utama, 2010), hlm.83

30Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm. 213.

(52)

36 d. Permodalan

Kegiatan melaksanakan atau menjalankan suatu usaha, modal adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha tersebut. Dimana modal sangat besar perannya dalam menunjang kelangsungan kegiatan usaha tersebut dalam proses pencapaian tujuan. Modal juga mencakup arti ruang yang tersedia di dalam perusahaan untuk membeli mesin-mesin serta faktor produksi lainnya.31

4. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah salah satu cara memenangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan baik itu untuk perusahaan yang memproduksi barang atau jasa. Strategi pemasaran dapat dipandang sebagai salah satu dasar yang dipakai dalam menyusun perencanaan perusahaan secara menyeluruh.

Dipandang dari luasnya permasalahan yang ada dalam perusahaan, maka diperlukan adanya perencanaan yang

31Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1996), hlm.56.

(53)

37

menyeluruh untuk dijadikan pedoman bagi segmen perusahaan dalam menjalankan kegiatannya.

Alasan lain yang menunjukkan pentingnya strategi pemasaran adalah semakin kerasnya persaingan yang dihadapi oleh perusahaan pada umumnya. Dalam situasi yang demikian, tidak ada lagi pilihan lain bagi perusahaan kecuali berusaha untuk menghadapinya atau sama sekali keluar dari arena persaingan. Perusahaan harus meningkatkan efektifitas dan nilai pelanggan, seperti yang dikemukakan Bestari (2003) bahwa respon yang paling baik untuk melindungi pasar yaitu dengan melakukan inovasi terus menerus (continous innovation). Perusahaan terus berusaha meningkatkan efektifitas kompetitif dan nilai perusahaan di mata konsumennya.32

Terdapat beberapa macam strategi pemasaran menurut para ahli.

1) Menurut Chandra (2002) strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap

32 Dimas Hendika Wibowo Dkk, Analisis Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Daya Saing UMKM(Studi pada Batik Diajeng Solo), Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 29 No. 1 Desember 2015.

(54)

38

permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Program pemasaran meliputi tindakan-tindakan pemasaran yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap produk, diantaranya dalam hal mengubah harga, memodifikasi kampanye iklan, merancang promosi khusus, menentukan pilihan saluran distribusi, dan sebagainya.

2) Menurut Kotler dan Amstrong, Strategi pemasaran adalah pendekatan pokok mengenai target pasar, penempatan produk di pasar, bauran pemasaran, dan tingkat biaya pemasaran yang diperlukan.33

a. Perumusan Strategi Pemasaran

Merumuskan strategi pemasaran berarti melaksanakan prosedur tiga langkah secara sistematis, bermula dari strategi segmentasi pasar, strategi penentuan pasar sasaran, dan strategi penentuan posisi pasar. Ketiga strategi tersebut adalah kunci di dalam manajemen pemasaran:

1. Strategi Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar ke dalam kelompok pembeli yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan, karakteristik, ataupun, perilaku yang

33 Danang Sunyoto, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: CAPS, 2015). hlm 2.

(55)

39

membutuhkan bauran produk dan bauran pemasaran tersendiri. Atau dengan kata lain segmentasi pasar merupakan dasar untuk mengetahui bahwa setiap pasar terdiri atas beberapa segmen yang berbeda-beda.

Segmentasi pasar adalah proses menempatkan konsumen dalam sub kelompok di pasar produk, sehingga para pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi pemasaran dalam penentuan posisi perusahaan.

(Setiadi. 2003)

2. Strategi Penentuan Pasar Sasaran.

Strategi Penentuan Pasar Sasaran adalah pemilihan besar atau luasnya segmen sesuai dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memasuki segmen tersebut. Sebagian besar perusahaan memasuki sebuah pasar baru dengan melayani satu segmen tunggal, dan jika terbukti berhasil, maka mereka menambah segmen dan kemudian memperluas secara vertikal atau secara horizontal. Dalam menelaah pasar sasaran harus mengevaluasi dengan menelaah tiga faktor (Umar, 2001):

(56)

40

a. Ukuran dan pertumbuhan segmen b. Kemenarikan struktural segmen c. Sasaran dan sumber daya

3. Strategi penentuan posisi pasar (positioning)

Strategi penentuan posisi pasar (positioning )adalah strategi untuk merebut posisi dibenak konsumen, sehingga strategi ini menyangkut bagaimana membangun kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi bagi pelanggan34

Menurut Philip Kotler, positioning adalah aktifitas mendesain citra dan memposisikan diri di benak konsumen.

Sedangkan bagi Yoram Wind, positioning adalah bagaimana mendefinisikan identitas dan kepribadian perusahaan di benak pelanggan.

b. Konsep Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Manajemen pemasaran dikelompokkan dalam empat aspek yang sering dikenal dengan marketing mix atau bauran pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong (2004) bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan

34 Akhmad Nasir, Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) (Studi Kasus pada UD ARJUNO, Sengkaling, Kabupaten Malang), Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol 4, Nomor 4 Tahun 2019

(57)

41

perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran.

Bauran pemasaran terdiri dari empat kelompok variable yang disebut “empat P” yaitu:35

1. Product/Produk

Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Elemen- elemen yang termasuk dalam bauran produk antara lain ragam produk, kualitas, design, fitur, nama merek, kemasan, serta layanan.

2. Price/Harga

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. Harga adalah satu- satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan dan membutuhkan waktu yang relatif singkat, sedangkan ciri-ciri produk, saluran distribusi, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu.

35 Ibid

(58)

42 3. Place/Tempat

Tempat atau saluran pemasaran meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Saluran distribusi adalah rangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran distribusi dapat didefinisikan sebagai himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil alih hak atau membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen (Kotler, 2005).

4. Promotion/Promosi

Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan produk dan membujuk pelanggan untuk membelinya.

Definisi promosi menurut Kotler (2005) adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk mengkomunikasikan manfaat produknya, membujuk, dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut. Secara rinci tujuan promosi menurut Tjiptono (2008) adalah sebagai berikut:

a. Menginformasikan

b. Membujuk pelanggan sasaran

(59)

43 c. Mengingatkan c. Persaingan

Persaingan adalah inti keberhasilan atau kegagalan perusahan. Persaingan menentukan ketetapan aktifitas perusahaan yang dapat mendukung kinerjanya, seperti inovasi atau pelaksanaan yang baik. Menurut Wahyudi (1996), ada beberapa keunggulan yang dapat digunakan oleh perusahaan yaitu pada :

1. Harga 2. Pangsa pasar 3. Merek

4. Kualitas produk 5. Kepuasan konsumen 6. Saluran distribusi 5. Strategi Pemasaran UMKM

Menurut Sadoko, akses pemasaran merupakan akses terpenting. Dalam membantu usaha kecil, akses ini dibuka melalui pengembangan pola subkontrak, mekanisme pusat pasar informasi, promosi pasaran atau konsumsi melalui anggaran pemerintah.

Promosi dan pusat informasiakan sangat berguna bila didukung

(60)

44

oleh kemampuan professional membaca peluang pasar bagi usaha kecil tersebut dan pelayanan tersebut disediakan bagi siapa saja.36

Sebagaimana dijelaskan oleh Sadoko menurut Claphan selama perusahaan menjual barangnya melalui pengecer, mereka tidak perlu mengembangkan kegiatan pemasaran sendiri. Namun, perusahaan yang menjual sendiri barangbarang yang dihasilkannya (seperti mebel, sepatu, tekstil) perlu memberikan perhatian pada bidang pemasaran. Umumnya pelaku usaha tidak memiliki kepandaian khusus dalam soal-soal ini dan tidak tahu kemana ia akan dapat mencari informasi yang dapat dipercaya mengenai perkembangan pasar, iklan, atau saluran pemasaran yang lebih baik.

Masalah pemasaran merupakan salah satu penyebab penting mengapa pengusaha tidak mampu membuat rencana jangka menengah dan jangka panjang. Dapat diperkirakan bahwa masalah-masalah pemasaran bagi pengusaha kecil dan menengah akan makin meningkat.

Secara keseluruhan, masalah-masalah pemasaran mengakibatkan bahwa perusahaan kecil dan menengah sulit memainkan peranannya dalam pembangunan sebagai pelengkap sektor industri dan pemasok barang bagi

36Sadoko, et al, Pengembangan Usaha Kecil: Pemihakan Setengah Hati, (Bandung:

Yayasan Akatiga, 1995), h.97.

(61)

45

konsumen. Karena itu, program-program promosi dalam masa yang akan datang harus lebih banyak memberikan perhatian pada soal pemasaran daripada dalam masa yang sudah-sudah.

Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM):37

6. Pengertian UMKM

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

37 https://koperasi.kulonprogokab.go.id/detil/113/kriteria-usaha-mikro-kecil-dan- menengah-menurut-uu-no-20-tahun-2008-tentang-umkm diakses 5 September 2022 jam 15:45

Gambar

Tabel 1 Luas Wilayah Desa Pringgasela Sesuai Penduduk  Tabel 2 Strukktur Penduduk Desa Pringgasela Berdasarkan Usia  Tabel 3 Jumlah Pendidikan Menurut Penduduk Desa
Tabel 2 : Luas Wilayah Desa Pringgasela sesuai peruntukan
Tabel  1:  Struktur  Penduduk  Desa  Pringgasela  berdasarkan  usia
Tabel 2 : Penduduk Desa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan usaha; mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman agroindustri kelanting; serta merumuskan

Penelitian ini berupaya menggali informasi untuk menemukan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) dalam pengembangan usaha

Perumusan strategi dimulai dengan penentuan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman strategis bagi agribisnis teh Indonesia. Faktor kekuatan strategis

Perumusan strategi dimulai dengan penentuan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman strategis bagi agribisnis teh Indonesia. Faktor kekuatan strategis

Tujuan penelitian ini adalah : 1) identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman usaha bibit buah, dan 2) merumuskan prioritas strategi pengembangan usaha bibit

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan sebagai pertimbangan dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam mengembangkan usaha bonsai serut serta menentukan strategi pengembangan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman), merumuskan strategi