116
3. Berdasarkan hasil analisis General Strategy Matrik diperolah bahwa Tenun tradisional Pringgasela berada pada kuadran I yaitu strategi pertumbuhan agresif (growth oriented strategy). Sehingga alternatif strategi yang tepat diterapkan oleh Tenun Tradisional Gedogan Pringgasela saat ini adalah strategi penetresi pasar, pengembangan pasar, dan memelihara mutu produk dan meningkatkan pelayanan.
117
tenun tradisional gedogan Pringgasela ini bisa berkembang lebih baik lagi dari sebelumnya baik itu di daerah Lombok maupun diluar dengan dapat memanfaatkan teknologi/internet dalam melakukan promosi .
c. Harus lebih berpikir tentang strategi dan cepat tanggap dalam melihat kelemahan dan ancaman yang ada di sekitar maupun di masa yang akan datang.
2. Pemerintah Kabupaten Lombok Timur
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur lebih khususnya di bagian perindustrian dan perdagangan agar dapat memberikan bantuan yang efektif supaya bisa membantu dalam pegembangan industri kerajinan seperti usaha kain tenun yang ada di Desa Pringgasela Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur, misalnya diberikannya kemudahan dan bantuan dalam melakukan pameran-pameran dan doa dukungan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan produk kerajinan tangan tenun sehingga dapat menuju sasaran dan tujuan yang tepat. Selain itu juga
118
hubungan yang baik antara pengrajin tenun dengan aparatur pemerintah harus baik .
3. Akademik
Saran bagi peniliti selanjutnya yaitu berharap bisa menjadi refrensi dan telaah pustaka agar dapat mengembangangkan penelitian tentang bagaimana strategi pengembangan usaha dan dapat melihat kekutan, kelemahan, peluang serta ancaman dalam setiap usaha dengan menggunakan metode-metode baru dan pendekatan-pendekatan yang lebih variatif untuk dapat merumuskan strategi khususnya bagi industri kerajinan
119
DAFTAR PUSTAKA
AB Susanto, Manajemen Strategik Komprehensif, Jakarta: Penerbit Erlangga Hlm. 11, 2014
Abdul Rahman Sulaeman, Ahmadsyafii dkk, Strategi Pengembangan Usaha Tenun Songketmotif Tradisional Singengu Textile, 2019.
Abdurrahman Fatoni, Metodelogi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi Jakrta: Rineka Cipta,2011.
Abdurrahman Fatoni, Metodelogi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakrta: Rineka Cipta, 2011)
Albi Anggito & Johan setiawan, “Metodelogi Penelitian Kualitatif”, (CV Jejak: Jakarta Barat, 2018)
Alyas, Muhammad Rakib, Strategi Pengembangan UMKM dalam Penguatan Ekonomi Kerakyatan (Studi Kasus pada Usaha Roti Maros di Kabupaten Maros), Jurnal, Sosiohumaniora, Vol. 19, No. 12, Juli 2017.
Annisa Mayang Astuti, Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran (Studi Kasus di Kantor Pos Kota Magelang 56100), Jurnal Ilmu Manajemen, Vol 17, No 2, 2020.
Ariani, Mohamad Nur Utomo, “Kajian Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Tarakan”, Jurnal organisasi dan Manajemen, Vol. 13, No, 2, September 2017 Bambang Suryanto, Daryanto, Manajemen Bisnis Usaha Kecil,
(Tanggerang: Tira Smart, 2018).
Budiana Setiawan dan Nur Suwarningdyah, Strategi Pengembangan Tenun Ikat Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan , Vol 20, No 3, September 2014.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 2002)
120
Dewi Aulia Dan Andri Ikhwana, Strategi Pengembangan Usaha Kain Tenun Sutra Dengan Pendekatan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus Di Pabrik Sutra Tiga Putra), Vol, 10. No, 01, Tahun 2012.
Eddy yunus, Manajemen Strategis (Yogyakarta: CV Andi offset, 2016) Edward J. Blocher, et, al., Manajemen Biaya, (Jakarta: Salemba Empat,
2007)
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009).
Firlie Lnovia Amir, I Gusti Made Riko Hendrajana. Strategi Pengembangan Tenun Rangrang Sebagai Produk Wisata Andalan Nusa Penida Bali, Jurnal Ilmiah Hospitality Management. Vol 8, No 2, Juli 2018.
Freddy Rangkuti, Creating Effective Marketing Plan: Teknik Membuat Marketing Plan Berdasarkan Customer Values dan Analisis Kasus, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002)
Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis, Analisis SWOT Cara Perhitungan Bobot, Rating, Dan OCAI (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2019)
Fredy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001)
https://cerdasco.com/analisis-strategis/ , diakses pada hari rabu, 16 maret, pukul 02:25, 2021.
Https://id.m.wikipedia.org/wiki/Nusa_Tenggara_Barat, diakses tanggal 22 Februari, pukul 14:28, 2022.
J. Salusu, Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik Dan Organisasi Nonprofit, (Jakarta: Grasindo, 1996).
Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h.
154.
121
Lexy J. Meleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi Refis, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2014)
M Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi Kebijakan Publik dan Ilmu Pengetahuan Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2007)
M Manullang, Manajemen Strategis (Yogyakarta: Perdana Publishing, 2016).
M. Suyanto, strategic Manajemen Global Most Admired Componies], (Yogyakarta: CV. Andi Offset) 2007
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: PT Bumi Aksara, cetakan X,2008)
Marimin, Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk, (Bogor: Grasindo, 2004).
Masyuri dan Zainudin,”Metodelogi Penelitian: Pendekatan Praktis Dan Aplikatif”, (Malang: PT. Refika Adiatama. 2008)
Miftakhurrizal Kurniawan Dan Novi Haryati, Analisis Strategi Pengembangan Usaha Minuman Sari Buah Sirsak, Jurnal Teknologi Dan Manajemen Argoindustri, Vol 6, No 2, Tahun 2017
Muhammad, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008)
Ninik Juniati, “Kajian Tentang Tenun Sesek dari Desa Pringgasela, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat”,Jurnal Sains dan Teknologi, Vol. 1(1), 2020.
P Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakrta:
Rineka Cipta, 2015)
Panji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: Rinaka Cipta,2009)
Rhenald Kasali, Modul Kewirausahaan untuk Program Strata I, (Jakarta:
Mizan Media Utama 2010).
122
Sedarmayanti, Manajemen Strategi,(Bandung: PT Refika Aditama) 2018.
Senja Nilasari, Manajemen Strategi, (Jakarta: Dunia Cerdas, 2014) Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif Untuk Penelitian Yang Bersifat
Eksploratif, Enterperatif Dan Konstruktif”, (Bandung: CV Alfabeta 2017)
Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif Untuk Penelitian Yang Bersifat Eksploratif, Enterperatif Dan Konstruktif”, (Bandung: CV Alfabeta 2017)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B (Bandung:
alfabeta, 2012), hlm. 2.
Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1996).
Wawancara Maliki, selaku pelaku usaha tenun Pringgasela, tanggal 23 November 2021.
. Ziyadatur Rohmi, I Gst. Agung Oka Mahagangga, “Peranan perempuan Kelompok Sentosa Sasak Tenun Di Desa Wisata Pringgasela Kabupaten Lombok Timur” , jurnal Destinasi Pariwisata, Vol.
8, No 1, 2020
123 Lampiran 1
PEDOMAN OBSERVASI
Obsever :Nur Salsabila Nazila Hari tanggal :Senin 2 Mei 2022
Tempat :Desa Pringgasela Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur
NO Objek-obek yang di observasi Keterangan 1 a. Data Jumlah penduduk
b. Data pendidikan
c. Alat-alat tradisional yang digunakan untuk membuat kain tenun dan produk kain tenun tradisional serta berbagai macam motif/ragi.
d. Proses pembuatan kain tenun dengan menggunakan
e. Balai tenun
124 Lampiran 2
Lampiran Daftar Pertanyaan Wawancara dan Lampiran Hasil Wawancara Strategi Pengembangan Usaha dan Analisis SWOT.
Daftar Pertanyaan Wawancara A. Pertanyaan tentang Strategi Pengembangan
1. Sejak kapan produk usaha kain tenun Pringgasela ini ada, dan bagaimana strategi atau cara yang digunakan dalam mengembangkan usaha tenun Pringgasela ini?
Jawaban: Usaha kerajinan kain tenun yang ada di Pringgasela Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur ini memang sudah ada Jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia,tidak heran jika sekarang banyak dikenal orang, cara saya dan para pengerajin lainnya serta pemerintah Desa dalam mengembangkan usaha ini yaitu dengan tetap mempertahankan kualitas bahan, baku, dan motif corak lainnya.
2. Apakah usaha tenun tradisional ini mendapat dukungan dari pemerintah desa dan masyarakat setempat dalam mengembangkan usahanya dan bagaimana proses permintaan pasar yang dilakukan?
Jawaban: Usaha kain tenun yang ada di Desa Pringgasela bisa berkembang hingga saat ini itu semua tidak lepas dari dukungan pemerintah Desa dan apresiasi masyarakat serta pemuda-pemudi yang hingga saat ini masih semangat berkreasi lewat kain tenun yang dibuat. Bukan hanya itu tetapi dalam proses pemasaran pun usaha tenun ini juga mengikuti permintaan para konsumen atau pelanggan yang kadang- kadang biasanya itu mereka punya kriteria khusus Jika pelanggan yang menetapkan harga maka produknya akan disesuaikan dengan harga yang disepakati, dan jika pelanggan yang memberikan karakteristik produk yang diinginkan maka harga akan disesuaikan setelah produk dibuat
3. Apakah usaha kain tenun yang ada di Desa Pringgasela Kecamata Pringgasela ini berperan penting bagi kesejahteraan perekonomian masyarakatnya?
Jawaban: Usaha tenun ini sudah menjadi mata pencaharian kami disini khususnya bagi ibu rumah tangga yang tidak bekerja , dalam mengembangkan usaha ini kami juga mengembangkan diri sendiri seperti mengikuti pelatihan yang di adakan oleh
125
tenaga ahli, agar bisa membuka pikiran kita semua untuk dapat terus berkreasi membuat produk-produk baru yang menarik pelanggan dan layak dipasarkan agar tidak hanya itu itu saja.
4. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh usaha tenun ini agar tetap dapat mempertahankan kualitas produknya agar dapat mengembangkan usahanya dan bias membantu perekonomian masyarakat?
Jawaban: Semenjak adanya usaha tenun di desa kami ini setidaknya dapat membantu dan merubah sedikit demi sedikit perekonomian kami. Allhamdulilah seiring berjalannya zaman usaha ini semakin berkembang dan juga di kenal banyak orang. Keterampilan dan kreatifitas kami para penenun disini juga semakin berkembang karena sering juga diadakannya pelatihan dan rapat untuk membahas hambatan dan kekurangan . Dengan adanya pelatihan-pelatihan kami disini para pengerajin bisa lebih kreatif dan dapat menghasilkan barang baru yang tidak hanya sebuah kain tenun saja akan tetapi juga seperti sepatu, tas, syall dan lain-lain.
5. Apa saja produk yang dapat dihasilkan oleh usaha tenun Pringgasela ini?
Jawaban: syal, sepatu, kain tenun, baju, tas, dll.
6. Bagaiman strategi harga yang diterapkan Tenun Tradisional Pringgasela untuk menarik konsumen?
Jawaban : Adapun harga produk tenun tersebut dijual dengan harga Rp. 160.000 sampai Rp. 300.000 per produk, bahkan ada yang sampai Rp.1. 000.000 per produknya. Harga yang ditetapkan pengrajin sebanding dengan kualitas produk, karena cara pembuatan kerajinan tenun ini sangat rumit dan untuk menyusun pola tenunnya memerlukan ketelitian sehingga tidak semua orang ahli dalam pembuatan kerajinan tenun tersebut.
7. Bagaimana strategi promosi yang diterapkan Tenun Tradisional Pringgasela untuk menarik konsumen?
Jawaban : Setelah semua pengerajin/penenun telah menyelesaikan hasil tenunnya maka setelah itu di serahkan atau di masukan ke dalam showroom dengan harga yang sudah di tentukan, harga yang pengerajin/penenun jual kepada pemilik showroom beda dengan harga yang dipasarkan kembali oleh pemilik showroom kepada konsumen. Maka dari itu proses pemasaran yang dilakukan dengan cara pengerajin/penenun menjual hasil tenunannya kepada si pemilik showroom dan nanti pemilik showroom akan
126
memasarkannya ke masyarakat luas, dengan cara promosi melalui social media seperti Facebook,Instagram dan Watshapp. Tidak hanya itu proses pemasaran juga dilakukan melalui marketplace seperti Shopee dan Lazada. Sasaran pasarnya bukan hanya masyarakat dalam negeri saja tapi juga luar negeri.
8. Apa saja pilihan dan ragam motif yang ada di Usaha tenun tradisional Pringgasela ini?
Jawaban : Pilihan ragam dan motif yang ada di usaha Kerajinan tenun Pringgasela sangat banyak dan bervariasi mulai dari motif sundawa yang sedang popular dan sempat dipakai peraga di Tokyo, Dubai, dan Berlin. Selain sundawa ada juga motif ragi bayan hitam, motif sari menanti berbelah songket, motif dulang emas, memiliki motif songket 3 lajur disetiap kelompoknya, motif pasung bayan yang digunakan untuk mengobati orang sakit gila, motif ragi genil untuk selimut pengantin diberikan oleh orang tua pengantin, motif ragi berincik dengan ciri khas kotak-kotak kecil. Motif pasung bayan, ragi berincik dan ragi genil merupakan motif leluhur yang berusia 70 tahun dan disimpan secara turun-temurun.
Motif-motif leluhur yang banyak disimpan oleh para penenun memiliki kecendrungan bermotif kotak dan berwarna gelap seperti biru tua atau hitam.