• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

(Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

100907017

RICE ISKANDAR DALIMUNTHE

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2014

(2)

i ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

(Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)

Nama : Rice Iskandar Dalimunthe

NIM : 100907017

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga Bisnis Dosen Pembimbing : Husni Thamrin, S.Sos, MSP

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang diteliti adalah Usaha Batu Bata Kembar yang terletak di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara. Usaha ini berdiri tahun 2009 dan membuat batu bata yang terbuat dari tanah liat merah. Usaha ini mempekerjakan 6 orang karyawan dengan tugas yang berbeda. Pembuatan batu bata dimulai dari proses pelumpuran, pencetakan, penjemuran dan pembakaran.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1)Mengetahui dan menganalisis kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam merumuskan strategi pengembangan pada Usaha Batu Bata Kembar. (2) Menganalisis dan menetapkan alternatif strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan pada Usaha Batu Bata Kembar

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari observasi dan wawancara yang dilakukan dengan wawancara. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode analisis deskriptif dan diolah secara kualitatif dengan matriks SWOT.

Berdasarkan Pengolahan dengan Matriks IFAS dan EFAS diketahui posisi usaha berada di Kuadran I yang mendukung strategi agresif sehingga memungkinkan untuk melakukan ekspansi pasar, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan strategi yang mencari peningkatan penjualan

Berdasarkan pengolahan dengan Matriks SWOT dengan menganalisis kekuatan, kelemahan , peluang dan ancaman pada Usaha Batu Batu Bata Kembar diperoleh beberapa alternatif strategi SO, ST, WO dan WT yang bisa diterapkan pada Usaha Batu Bata Kembar untuk lebih mengembangkan usaha ini di masa depan.

Kata Kunci: Usaha Batu Bata, UMKM, Strategi Pengembangan, Strategi

(3)

ii

ABSTRACT

ANALYZING DEVELOPMENT STRATEGY OF MICRO, SMALL, and MEDIUM ENTERPRISE

(Study In Twins Enterprises Bricks In village of Saba Sitahul-tahul, District Padang Bolak, Regency Padang Lawas Utara)

Name : Rice Iskandar Dalimunthe

NIM : 100907017

Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program of Study : Business Administration Advisor : Husni Thamrin, S.Sos, MSP

Micro, Small and Medium Enterprises are studied is Twin Bricks Enterprises located in the village of Saba Sitahul-tahul, District Padang Bolak, Regency Padang Lawas Utara. This effort established in 2009 and made bricks made of red clay. This effort employs six employees with different tasks. Brickyard starting from puddling process, molding, drying and burning.

The purpose of this study is (1) Determine and analyze the strengths and weaknesses and the opportunities and threats in the formulation of development strategies in the Twin Bricks Enterprises. (2) Analyze and define alternative business development strategy appropriate for Twins Enterprises Bricks

The data used in this study is primary data obtained from observation and interviews conducted with the interview. While the secondary data obtained through the document. Data were analyzed with descriptive and analytical methods are qualitatively treated with SWOT matrix.

Based on the Matrix Processing IFAS and EFAS known the position of the business is in Quadrant I, which supports an aggressive strategy to allow for market expansion, market penetration, market development, product development and sales strategies that seek to improve

By processing the SWOT matrix by analyzing the strengths, weaknesses, opportunities and threats in the Enterprise Stone Bricks Twins acquired several alternative strategies SO, ST, WO and WT can be applied to the Twin Bricks Enterprises to further develop this business in the future.

Keywords: Bricks Enterprises, Micro, Small and Medium enterprise, Strategy Development, Strategy

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah atas segala Ridho-Nya

sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Mikro,

Kecil dan menengah (Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa saba

Sitahul-Tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara) diselesaikan

dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada Program Studi Ilmu

administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik, Universitas

Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan baik

berupa penulisan maupun isinya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi

ini dapat memberikan manfaat yang baik dalam menambah wawasan dan

pengetahuan bagi pembaca. Penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan

kelemahan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih bagi pihak yang telah membantu dalam

penulisan skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak secara langsung

maupun tidak langsung membantu dalam menyelesaikan tulisan ini. Ucapan

terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

(5)

iv

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi

Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku Sekretaris Program Studi

Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Husni Thamrin, S.Sos, MSP selaku Dosen Pembimbing yang

telah membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi.

5. Bu Siswati Saragih, S.Sos, MSP dan Bang Ahmad Farid, SH yang telah membantu dalam urusan administrasi.

6. Seluruh dosen-dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang

telah membimbing dan meberikan ilmunya selama masa perkuliahan.

7. Orangtua yaitu Bapak ( Pangihutan Dalimunthe) dan Ibu ( Juhanna

Siregar) yang telah mendukung dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Ato dan Ibu Sarifah Harahap sebagai pemilik Usaha Batu Bata Kembar yang telah mengijinkan penulis dalam melakukan penelitian dan

membantu memberikan informasi dalam proses wawancara. Dan kepada

para karyawan disana yang telah bersedia membantu penulis dalam

memperoleh data untuk penelitian.

9. Abang dan Kakak serta seluruh keluarga yang mendukung saya dalam melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan ini.

(6)

v

10.Kepada yang terkasih Meliyana Siska Harahap yang tidak pernah lupa

memberikan dukungan kepada penulis dalam perkuliahan dan penulisan

skripsi ini.

11.Kawan-kawan seperjuangan dari Administrasi Bisnis 2010 yang telah bersama-sama menempuh pendidikan di Program Studi Ilmu Administrasi

Bisnis dan mendukung dalam proses perkuliahan.

Medan, Juni 2014

Penulis

(7)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR TABEL... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Rumusan Masalah... 12

1.3. Tujuan Penelitian... 12

1.4. Manfaat Penelitian... 12

1.5. Sistematika Penelitian... 13

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi ... 15

2.1.1 Pengertian Strategi... 15

2.1.2 Tingkatan Strategi... 16

2.2 Manajemen Strategis... 17

2.2.1 Defenisi Manajemen Strategis... 17

2.2.2 Model Manajemen Strategis... 19

2.3 Pemilihan Alternatif Strategi... 20

2.4 Analisis Lingkungan... 22

2.4.1 Lingkungan Eksternal... 22

2.4.2 Lingkungan Internal... 25

2.5 Analisis SWOT... 28

2.5.1 Pengertian Analisis SWOT... 28

2.5.2 Cara Membuat Analisis SWOT... 29

2.6 Pengembangan Usaha... 30

2.7 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)... 32

2.7.1 Pengertian UMKM... 32

2.7.2 Peran Pemerintah... 34

2.7.3 Tujuan Usaha... 36

2.8 Kerangka konseptual... 37

(8)

vii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian... 38

3.2 Lokasi penelitian... 39

3.3 Jenis dan Sumber Data... 39

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 40

3.5 Teknik Analisis Data... 41

3.5.1 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)... 41

3.5.2 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)... 43

3.6 Defenisi Konsep... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 50

4.1.1 Profil Usaha Batu Bata Kembar... 50

4.1.2 Aktivitas Usaha Batu Bata Kembar... 52

4.1.2.1 Produksi... 52

4.1.2.2 Sumber Daya Manusia... 54

4.1.2.3 Manajemen... 56

4.1.2.4 Pemasaran... 57

4.2 Penyajian Data... 58

4.2.1 Identifikasi Faktor Internal Usaha Batu Bata Kembar... 58

4.2.2 Identifikasi Faktor Internal Usaha Usaha Batu Bata Kembar ... ... 62

4.3 Analisis Data... 67

4.3.1 Analisis Data Dengan Matriks IFAS dan EFAS... 67

4.3.1.1 Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)... 67

4.3.1.2 Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary)... 69

4.3.1.3 Analisis SWOT ( IFAS + EFAS)... 70

4.3.1.4 Matriks SWOT... 72

(9)

viii BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan... 78 5.2 Saran... . 80

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model strategis... 19

Gambar 2.2 Model Lima Persaingan Baru... 25

Gambar 2.3 Analisis SWOT... 27

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual... 37

Gambar 3.1 Diagram Analisis SWOT... 46

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pada Usaha Batu Bata Kembar... 54

Gambar 4.2 Diagram Analisis SWOT Usaha Batu Bata Kembar... 71

(11)

x DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Matriks Internal Factor Analysis Summary

(IFAS)... 43

Tabel 3.2 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)... 45

Tabel 3.3 Penggabungan Antara Matriks( IFAS + EFAS)... 45

Tabel 3.5 Kerangka Matriks SWOT... 61

Tabel 4.1 Faktor Internal Usaha Batu Bata Kembar... 58

Tabel 4.2 Faktor Eksternal Usaha Batu Bata Kembar... 62

Tabel 4.3 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) Usaha Batu Bata Kembar... 68

Tabel 4.4 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) Usaha Bat Bata Kembar... 69

Tabel 4.5 Analisis SWOT (IFAS + EFAS)... 70

Tabel 4.6 Matriks SWOT Usaha Batu Bata Kembar... 73

(12)

i ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

(Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)

Nama : Rice Iskandar Dalimunthe

NIM : 100907017

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga Bisnis Dosen Pembimbing : Husni Thamrin, S.Sos, MSP

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang diteliti adalah Usaha Batu Bata Kembar yang terletak di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara. Usaha ini berdiri tahun 2009 dan membuat batu bata yang terbuat dari tanah liat merah. Usaha ini mempekerjakan 6 orang karyawan dengan tugas yang berbeda. Pembuatan batu bata dimulai dari proses pelumpuran, pencetakan, penjemuran dan pembakaran.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1)Mengetahui dan menganalisis kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam merumuskan strategi pengembangan pada Usaha Batu Bata Kembar. (2) Menganalisis dan menetapkan alternatif strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan pada Usaha Batu Bata Kembar

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari observasi dan wawancara yang dilakukan dengan wawancara. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode analisis deskriptif dan diolah secara kualitatif dengan matriks SWOT.

Berdasarkan Pengolahan dengan Matriks IFAS dan EFAS diketahui posisi usaha berada di Kuadran I yang mendukung strategi agresif sehingga memungkinkan untuk melakukan ekspansi pasar, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan strategi yang mencari peningkatan penjualan

Berdasarkan pengolahan dengan Matriks SWOT dengan menganalisis kekuatan, kelemahan , peluang dan ancaman pada Usaha Batu Batu Bata Kembar diperoleh beberapa alternatif strategi SO, ST, WO dan WT yang bisa diterapkan pada Usaha Batu Bata Kembar untuk lebih mengembangkan usaha ini di masa depan.

Kata Kunci: Usaha Batu Bata, UMKM, Strategi Pengembangan, Strategi

(13)

ii

ABSTRACT

ANALYZING DEVELOPMENT STRATEGY OF MICRO, SMALL, and MEDIUM ENTERPRISE

(Study In Twins Enterprises Bricks In village of Saba Sitahul-tahul, District Padang Bolak, Regency Padang Lawas Utara)

Name : Rice Iskandar Dalimunthe

NIM : 100907017

Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program of Study : Business Administration Advisor : Husni Thamrin, S.Sos, MSP

Micro, Small and Medium Enterprises are studied is Twin Bricks Enterprises located in the village of Saba Sitahul-tahul, District Padang Bolak, Regency Padang Lawas Utara. This effort established in 2009 and made bricks made of red clay. This effort employs six employees with different tasks. Brickyard starting from puddling process, molding, drying and burning.

The purpose of this study is (1) Determine and analyze the strengths and weaknesses and the opportunities and threats in the formulation of development strategies in the Twin Bricks Enterprises. (2) Analyze and define alternative business development strategy appropriate for Twins Enterprises Bricks

The data used in this study is primary data obtained from observation and interviews conducted with the interview. While the secondary data obtained through the document. Data were analyzed with descriptive and analytical methods are qualitatively treated with SWOT matrix.

Based on the Matrix Processing IFAS and EFAS known the position of the business is in Quadrant I, which supports an aggressive strategy to allow for market expansion, market penetration, market development, product development and sales strategies that seek to improve

By processing the SWOT matrix by analyzing the strengths, weaknesses, opportunities and threats in the Enterprise Stone Bricks Twins acquired several alternative strategies SO, ST, WO and WT can be applied to the Twin Bricks Enterprises to further develop this business in the future.

Keywords: Bricks Enterprises, Micro, Small and Medium enterprise, Strategy Development, Strategy

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Dalam perekonomian suatu negara, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) memiliki peran yang sangat penting. Bukan hanya di Indonesia,

kenyataannya bahwa posisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah mempunyai

peranan strategis di negara-negara lain. Indikasi yang menunjukkan peranan usaha

kecil menengah itu dapat dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor non migas,

penyerapan kerja, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang cukup

berarti.

Dalam defenisi di atas, seiring berjalannya waktu dan perkembangan

prekonomian global mengharuskan perekonomian Indonesia harus kuat bukan

hanya perindustriannya melainkan meningkatkan peranan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM). Peran dan Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah sangat dibutuhkan dalam peningkatan perekonomian Indonesia untuk

mempertahankan ekonomi bangsa Indonesia dari pangsa pasar globalisasi. Usaha

Mikro Kecil dan Menengah sangat mendorong dalam perkembangan ekonomi.

Dalam perekonomian Indonesia, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) memegang peranan sangat penting terutama bila dikaitkan dengan

jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh usaha mikro kecil menengah

tersebut. Salah satu upaya UMKM adalah untuk memeratakan hasil- hasil

pembangunan yang telah di capai. Bukan hanya di situ saja, UMKM mampu

(15)

2

mengangkat perekonomian masyarakat bahkan di saat krisis ekonomi tahun

1997-1998. Saat itu, industri-industri besar mengalami kerugian besar akibat dampak

krisis yang sangat besar. Berbeda dengan sebagian besar UMKM yang mampu

bertahan di tengah krisis yang melanda indonesia. Hal itu disebabkan karena

secara umum UMKM tidak membutuhkan modal yang sangat besar seperti

industri lainnya.

Dengan perannya sebagai sektor yang paling penting dalam perekonomian

indonesia, pada kenyataannya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih

mengalami berbagai kendala yang bisa menghambat kegiatannya. Modal adalah

kendala yang terbesar karena sebagian besar bidang usaha UMKM didominasi

oleh permodalan sendiri. Di samping itu, rendahnya Sumber Daya Manusia yang

dimiliki oleh pelaku UMKM menjadi kendala dalam mengembangkan usaha

mereka. Akses pemasaran yang terbatas, kurangnya dukungan pemerintah,

tingginya biaya produksi dan kesulitan bahan baku adalah sebagian besar kendala

yang harus dihadapi oleh pelaku UMKM.

Di sisi lain, UMKM juga memiliki kelebihan sehingga masyarakat dengan

mudah terjun ke dunia usaha ini. UMKM tidak memerlukan modal yang sangat

besar dalam operasionalnya. Para pelaku (UMKM) juga mampu mengubah

karakteristik suatu bahan baku dengan cepat tanpa memerlukan waktu yang cukup

lama dan biaya yang mahal. Akan tetapi dengan kelebihannya, perkembangan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang meningkat dari segi kuantitas

serta kontribusinya pada berbagai bidang belum diimbangi dan belum meratanya

pemasaran dari hasil-hasilnya. Permasalahan yang di hadapi banyak terkait

dengan permasalahan produktifitasnya dan pemasaran yang kecil-kecilan, dimana

(16)

3

pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menegah ini, kebanyakan memproduksi

produknya setelah ada pesanan atau permintaan dari pangsa pasar.

Para pelaku UMKM tidak mampu memproduksi produk atau jasa dengan

jumlah yang banyak dikarenakan modal dari pelaku usaha mikro kecil menengah

ini tergantung pada hasil penjualan dan hasil permintaan pasar. Namun seiring

berjalannya waktu pemerintah mulai bergerak dan melihat kekutan dari pelaku

Usaha Mikro Mecil dan Menengah (UMKM) yang mampu menyerap tenaga kerja

dari berbagai bidang usaha mikro dan meningkatkan taraf hidup. Pemerintah

melalui Kementerian Usaha Kecil dan Menengah mulai memberikan dukungan

kepada pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya. Dengan adanya

dukungan dan kebijakan dari pemerintah, pelaku Usaha Mikro Kecil dan

Menengah dapat mempermudah pinjaman modal dan perijinan, penerapan

teknologi, struktur organisasi yang lebih baik secara manajemen dan memiliki

pembiayaan yang jelas.

Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dipastikan akan

berkembang pesat sehingga perekonomian Indonesia terbantu dengan banyaknya

pelaku usaha Mikro Kecil dan Menengah yang membantu penyerapan tenaga

kerja dan mengurangi berbagai pengangguran yang ada di dalam negeri ini.

Banyaknya pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di harapkan bisa

bersaing dengan secara sehat dan tidak merugikan berbagai pihak serta mampu

bersaing secara global yang menekankan bahwa dari segi kualitas, produk dalam

negeri lebih baik di bandingkan produk impor. Selain itu pelaku Usaha Mikro

Kecil Menengah (UMKM ) diharapkan bisa mengurangi beban perekonomian

masyarakat perkapital, sehingga meningkatkan prekonomian masyarakat. Usaha

(17)

4

Mikro Kecil dan Menengah memiliki sumber daya manusia yang biasa tanpa

adanya ukuran jenjang pendidikan dalam usaha tersebut sehingga mengurangi

pengangguran yang ada dan tercipta kesejahteraan dan stabilitas prekonomian

Indonesia yang baik dan mampu memperkokoh perekonomian bangsa.

Usaha Mikro kecil Menegah (UMKM) sedang berkembang dalam

beberapa tahun terakhir ini di Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang

Lawas Utara adalah usaha pembuatan batu bata Kembar. Usaha ini berdiri tahun

2009 dan telah beroperasi selama lima tahun. Usaha ini menghasilkan produk batu

bata yang memiliki permintaan pasar yang besar dan cukup signifikan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, dalam

operasionalnya usaha ini mengalami berbagai kendala yang menghambat

aktivitas usahanya. Kendala terbesar adalah kurangnya modal yang dimiliki oleh

pengusaha untuk mengembangkan dan memperluas usahanya.

Batu bata merupakan salah satu bahan material utama yang digunakan

untuk membangun dinding sebuah bangunan. Bukan hanya pemukiman,

perkantoran, rumah sakit, restoran dan banyak bangunan yang dibangun dengan

batu bata sebagai material utama. Batu bata dibuat dari tanah liat yang berwarna

merah dengan melalui proses pencetakan, pemnjemuran dan pembakaran. Dewasa

ini, manusia semakin banyak menggunakan batu bat sebagai material membangun

rumah karena dianggap lebih tahan lama dan kokoh.

Usaha Batu Bata Kembar adalah usaha yang sangat berpotensi untuk

berkembang karena dari segi ekonomi bisa meningkatkan perekonomian pemilik

maupun pekerja. Selain itu, usaha ini mampu menyerap jumlah tenaga kerja bagi

(18)

5

masyarakat di Kabupaten Padang Lawas Utara. Keinginan masyarakat untuk

menggunakan batu bata sebagai material dalam membangun rumah menyebabkan

permintaan semakin tinggi dari tehun ke tahun. Tentunya ini adalah peluang bagi

keberlangsungan usaha ini di masa yang akan datang. Dari segi sumber daya

manusia, penyerapan tenaga kerja akan mengurangi angka pengangguran.

Kurangnya angka penganguran akan memperbaiki tingkat perekonomian

masyarakat

Jika dahulu masyarakat menggunakan kayu sebagai material membangun

rumah, saat ini dapat dilihat bahwa pembangunan rumah sudah didominasi oleh

material batu bata. Rumah dahulu masih mengandalkan kayu dan papan, tapi

seiring berjalannya waktu perlahan tapi pasti pemakian kayu tersebut mulai tidak

di pakai lagi sebab hutan yang dulunya tempat semua ekosistem kini telah

berubah menjadi perkebunan. Tidak hanya itu, rumah kayu tidak lagi dianggap

tahan lama karena rentan termakan rayap atau bahkan terbakar. Bukan hanya

rumah, perkantoran atau bangunan lain sudah didominasi oleh material batu bata..

Dengan peningkatan volume permintaan produk dianjurkan kepada pelaku

usaha tersebut memiliki strategi yang tepat dalam pembuatan produk. Misalnya

mampu mempertahankan bahan baku yang ada sehingga kualitas produk pun tetap

terjaga. Dalam perencanaan usaha, apabila pelaku usaha tersebut tidak memiliki

perencanaan yang tepat ke depan bukan tidak mungkin usaha tersebut akan

gulung tikar di karenakan bahan baku yang tidak tersedia dalam jangka yang

cukup lama, perencanaan keuangan yang tidak tepat. Tetapi jika memiliki

perencanaan yang tepat, usaha tersebut akan mengalami perkembangan yang

cukup baik dan mampu menghadapi persaingan yang ada.

(19)

6

Upaya dalam pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM)

tidaklah mudah sebab banyak tantangan dan rintangan yang harus dilewati baik

secara fisik maupun non fisik, strategi yang paling berperan dalam pengembangan

usaha apa pun yang di jalani oleh pelaku usaha. Strategi yang tepat akan

menuntun sebuah usaha ke masa depan yang lebih menjanjikan, namun strategi

yang salah akan membuat usaha akan salah arah dalam menentukan kebijakan dan

strategi yang tepat bagi keberlangsungan usaha.

Dari data yang dikumpulkan oleh peneliti terhadap perkembangan usaha

Batu Bata di Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara terdapat

dua usaha Batu Bata lain yang beroperasi. Kedua usaha itu adalah Usaha Batu

Bata di Desa Batang Baruhar dan Di Kampung Banjir. Kedua Usaha memiliki

hasil produksi yang cukup banyak demi mencukupi permintaan di pasar, dari

meningkatnya perkembangan perkotaan, terutama seiring dengan berkembangnya

Kabupaten Padang Lawas Utara, banyak pembangunan dilakukan yang

membutuhkan material batu bata.

Pembuatan produk batu bata ini di lakukan di tempat yang memiliki jenis

atau struktur tanahnya harus tanah Liat yang berwarna merah, dimana di daerah

Kabupaten Padang Lawas Utara wilayahnya termasuk daerah yang memiliki

struktur tanah liat merah, jadi bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah

(UMKM) yang ingin bergerak di usaha Batu Bata sangat besar kemungkinan bagi

mereka untuk membuka usaha seperti ini. Oleh karena itu pelaku usaha Batu Bata

di Kabupaten Padang Lawas Utara diharapkan mampu bersaing dengan pelaku

usaha yang sama, yang bisa menyerap tenaga kerja melebihi dari apa yang di

inginkan usaha tersebut.

(20)

7

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak di usaha Batu Bata

diharapkan bisa meningkatkan perekonomian menjadikan masyarakatnya

sejahtera yang mampu menyerap tenaga kerja. Diharapkan usaha tersebut bukan

sekedar usaha musiman melainkan usaha yang berkelanjutan sesuai dengan

perencanaan usaha yang memang berkelanjutan di masa depan yang bisa

meningkatkan taraf perekonomian pemilik, karyawan atau bahkan masyarakat

sekitar dan mampu berdiri tegak dalam jangka yang cukup lama secara terus

menerus berkembang dan menjadi usaha yang mampu menyerap tenaga kerja dan

memiliki pembuatan produk Batu Bata yang modern. Dalam hal ini usaha ini

menjalankan usahanya secara tradisional dan belum mampu memproduksi produk

dengan skala besar.

Dalam pembuatan produk Bata Bata ini perlu menggunakan alat yang

lebih modern agar permintaan pasar terpenuhi dan memiliki hasil produktivitas

yang cukup banyak tanpa harus ada pesanan terlebih dahulu. Dalam

pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) ini tidak terlalu penting

dengan modal usaha yang besar melainkan manajemen yang baik sesuai dengan

perencanaan usaha tersebut, yang paling banyak mengeluarkan modal dalam

usaha ini adalah mesin pencetak Batu Bata, dalam hal ini perlu juga strategi dan

manajemen yang cukup mumpuni agar bisa mempertahankan usaha tersebut dan

terus eksis ke depannya.

(21)

8

Hasil penelitian tentang strategi pengembangan usaha mikro kecil

menengah (UMKM) yang pernah di teliti oleh peneliti terlabih dahulu antara lain:

1. Amalia (2012) tentang “Analisis strategi pengembangan usaha pada

UKM batik Semarang di kota semarang”, maka di hasilkan 13 alternatif

yaitu(1) menggunakan teknologi modern untuk meningkatkan hasil

produksi.(2) mempertahankan kualitas produk, (3) mengembangkan

uasaha dengan memanfaatkan bantuan modal dari pemerintah,(4)

mengadakan pelatihan terhadap pegawai,(5) merekrut tenaga ahli, (6)

pembukuan terhadap administrasi dan keuangan, (7) bekerja sama

dengan pedagang batik yang lebih besar, (8) meningkatkan promosi

melalui internet terutama pada saat diadakan SEMAGRES, (9)

Menawarkan produk ke organisasi atau kelompok kerja, (10)

meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan, (11)

meningkatkan desain motif yang kreatif dan menarik, (12) menambah

modal dengan melakukan pinjaman kepemerintah melalui BUMN, (13)

menambah saluran distribusi.

2. Wahyu Kusuma Wardhana (2012) tentang “analisis strategi

pengembangan usaha gerai ayam Goreng Fatmawati Cabang

Bandung,Jawa Barat”hasil matris SWOT menghasilkan 8 alternatif

yaitu, (1)memiliki sebuah restoran yang berdiri sendiri dengan nilain

STAS sebesar 21,104, (2) peningkatan promosi dan marketing dengan

nilai STAS sebesar 20,952,(3) menjaga kualitas dan kuantitas produk

dengan nilai STAS sebesar 20,642, (4) membutuhkan area maneger dan

leader di di setiap gerai nilai STAS sebesar 19,841, (5)

(22)

9

pelatihan pengembangan sumber daya manusia nilai STAS sebesar

19,975, (6)evaluasi kinerja niali STAS sebesar 19,792, (7) kerjasama

dengan asosiasi pengusaha kuliner nilai STAS sebesar 15,111, (8)

membuat anak perusahaan dengan konsep baru nilai STAS sebesar

11,245.

3. Yunita Herdiana (2013) tentang “perencanaan strategi pengembangan

usaha pada Usaha Kecil Menengah (UKM) alas kaki Ciomas, Bogor.

Dalam penelitiannya menghasilkan 4 alternatif yaitu : (1) mengetahui

proses bisnis internal serta aspek pertumbuhan dan pembelajaran pada

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) alas kaki Ciomas, (2)

mengidentifikasi faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan

kelemahan bagi Usaha mikro kecil menengah (UMKM) alas kaki

ciomas, (3) mengidentifikasi faktor lingkungan eksternal yang menjadi

peluang dan ancaman bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM )alas

kaki Ciomas,(4) menyusun alternatif strategi pengembangan uasha yang

dapat digunakan oleh pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

alas kaki Ciomas,berdasarkan hasil yang di peroleh dari matriks IFE

2,509 dan matriks EFE 3,046, maka posisi usaha mikro kecil menengah

(UMKM) alas kaki Ciomas berada di sel II pada matriks IE,dengan tipe

strategi “tumbuh dan membangun. Alternatif strategi prioritas utama

bagi pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) alas kaki

Ciomas adalah dengan menjalin kemitraan dengan pemerintah dan

instansi yang terkait.

(23)

10

4. Rachmat (2009) tentang “analisis strategi pengembangan usaha jasa

boga kesehatan pada prima diet Jakarta”dalam judul ini penelitian yang

di teliti oleh rachmat melalui dua tahapan yang pertama di tahap

penelitian dilakukan pada Januari–Februari 2009 dan proses

pengumpulan data, pengolahan dan analisis data di lakukan pada bulan

juni-juli 2009.) Penelitian ini bertujuan untuk, (1)menganalisis faktor-

faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi pengemnabgan

usaha prima diet Jakarta, (2) menganalisis faktor-faktor internal yang

menjadi kekuatan dan kelemahan dari prima diet catering dalam

mencapai tujuannya, (3) menganalisis dan menyusun alternative strategi

pengembangan usaha yang tepat bagi prima diet catering.hasil penelitian

menunjukkan bahwa total skor pengolahaan matriks EFE adalah

3,357,yang menunjukkan bahwa prima diet catering merespon dngan

baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam

industrinya,berdasarkan pengolahan matriks IFE, total skors yang di

hasilkan adalah sebesar 3,060 nilai ini menunjukkan bahwa prima diet

catering memiliki kondisi internal yang kuat,berdasarkan pemetaan

matriks IE, prima diet catering berada pada kuadran I dengan strategi

yang sesuai adalah strategi intensif atau integratf.adapun urutan prioritas

strategi tersebut antara lain: (1) memperkuat kerja sama yang telah ada

dan memperluas kerja sama baru dengan pihak rumah sakit dan

perusahaan lain nilai STAS sebesar 6,874, (2) peningkatan sumber daya

manusia perusahaan di bidang gizi guna menunjang kegiataan

operasional dan pengerobangan usaha terkait dengan upaya peningkatan

(24)

11

konsumen baru nilai STAS sebesar 6,853,(3) meningkatkan upaya

marketing services secara intensif dengan focus pada market market

tertentu(fitness dan spa) dengan nilai STAS 6,748.

5. Faisal (2010) tentang “strategi pengembangan usaha kecil kripik

singkong “(Kondang jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlas kota

Bogor,dalam penelitiannya bertujuan untuk, (1) mengidentifikasi

internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi pengembangan usah

kecil kripik pisang “kondang jaya”, (2) merumuskan alternatif strategi

yang tepat untuk di terapkan pada usaha kecil keripik pisang “kondang

jaya” sesuai dengan kondisi lingkungan usahanya, (3) mengidentifikasi

strategi yang harus di prioritaskan dalam pengembangan usaha kecil

kripik pisang “Kondang Jaya” berdasarkan hasil penggabungan matriks

IFE dan EFE dalam matriks SWOT dalam pengembangan usaha kecil

kripik pisang “kondang jaya” menghasilkan beberapa alternatif yaitu :

(1) mempertahankan kualitas produk kripik pisang yang berbahan baku

alami,bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan kripik

pisang, (2) meningkatkan dan memperkuat jaringan pemasaran., (3)

memperbaiki sistem manajemen usaha, (4) mengupayakan ketersediaan

bahan baku utama secara kontinus, (5) melakukan efisiensi biaya

produksi, (6) melakukan pengembangan atau diversifikasi produk untuk

menghadapi barang subtitusi yang tinggi, (7) memperbaiki bentuk

kemasan serta mengupayakan sertifikasi halal dan izin departemen

kesehatan untuk meningkatkan image produk.

(25)

12 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana merumuskan strategi pengembangan pada Usaha Batu Bata

Kembar?

2. Bagaimana strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha

Batu Bata?

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan batasan masalah serta rumusan

masalah, Adapun tujuan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan menganalisis kekuatan dan kelemahan serta peluang

dan ancaman dalam merumuskan analisis strategi pengembangan usaha

pada Usaha Batu Bata Kembar.

2. Menganalisis dan menetapkan alternatif strategi pengembangan usaha

yang sesuai untuk diterapkan pada Usaha Batu Bata Kembar.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Akademis

Berharap dari hasil penelitian ini, peneliti dapat menambah

wawasan dan pengetahuan tentang pengembangan usaha mikro kecil

menengah (UMKM). Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan,

referensi tambahan bagi mahasiswa/i yang akan melakukan penelitian

analisis strategi pengembangan usaha mikro kecil menengah.

(26)

13 2. Bagi Usaha Batu Bata Kembar.

Penelitian ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan dalam

merumuskan analisis strategi pengembangan usaha yang tepat dalam

pengembangan Usaha Batu Bata Kembar di Gunung Tua, Kabupaten

Padang Lawas Utara

1.5 Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan mpenelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II :KERANGKA TEORI

Bab ini terdiri dari: pengertian strategis, tingkatan strategis,

manajemen strategis, pemilihan alternatif strategis, analisis

lingkungan perusahaan, analisis SWOT, pengembangan usaha,

peran pemerintah, tujuan usaha, kerangka konseptual.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari: bentuk penelitian, lokasi penelitian, jenis dan

sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,

matriks IFAS, matriks EFAS, depenisi konsep.

(27)

14 BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab ini terdiri dari informasi mengenai objek penelitian dan

penyajian data, serta hasil analisis data.

BAB V : PENUTUP

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

yang dilakukan.

(28)

15 BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Menurut Chandler (Rangkuti, 2003), strategi merupakan alat untuk

mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka

panjang,program tindak lanjut serta alokasi sumber daya, Sedangkan menurut

Muslich (1997:11) strategi adalah rencana yang di satukan menyeluruh dan

terpadu yang mengaitkan antara keunggulan strategi perusahaan (faktor intern)

dengan tantangan lingkungannya (faktor ekstern). Rencana yang disatukan artinya

rencana yang satu dengan rencana yang lain saling berkaitan dan tak dapat di

pisahkan satu dengan lainnya yang tergabung dengan strategi perushaan.

Rencananya yang menyeluruh berarti meliputi berbagai aspek-aspek yang

penting dalam strategi dimana aspek-aspek tersebut meliputi internal maupun

eksternal perusahaan dan saling mencakup satu sama lain dalam strategi ini,

dengan adanya rencana yang terpadu yaitu rencana yang dibuat dalam perusahaan

harus harus terintegritasi, dimana dalam rencana perusahaan tersebut harus saling

berkaitan,saling mendukung antara satu dengan yang lainnya yang ada di internal

maupun eksternal perusahaan,

Sedangkan menurut Amstrong (2003: 39-42) dalam buku The Art of HRD

menambahkan bahwa setidaknya terdapat tiga pengertian strategi, (1) Strategi

(29)

16

tujuan, dan memperhatikan sungguh-sungguh alokasi sumber daya perusahaan

yang penting untuk jangka panjang dan mencocokkan sumber daya dan

kapabilitas dengan lingkungan eksternal. (2) Strategi merupakan perspektif

dimana isu kritis atau faktor keberhasihan dapat di bicarakan, serta keputusan

strategis yang bertujuan untuk membuat dampak yang besar serta jangka panjang

kepada perilaku dan kebersihaan organisasi. (3) Strategi pada dasarnya adalah

mengenai penetapan tujuan (tujuan strategis) dan mengalokasikan atau

menyesuaikan sumber daya dengan peluang (strategi berbasis sumber daya)

sehingga dapat mencapai kesesuaian strategi antara tujuan strategi dan basis

sumber dayanya.

Menurut Hamel dan Prahalad (Rangkuti, 2000: 4) strategi merupakan

tindakan yang bersifat intremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus

dilakukan berdasrkan sudut pandang tentang apa yang di harapkan oleh para

pelanggan di masa yang akan datang.dengan demikian perencanaan strategi

hampir selalu di mulai dari “apa yang dapat” terjadi bukan di mulai dari apa yang

terjadi. Selain memerlukan strategi, kemampuan inovasi mampu melakukan yang

terbaik demi perkembangan usaha, setelah berkembangnya usaha tersebut perlu

akan adanya strategi pemasaran agar usaha itu mampu bertahan.

2.1.2 Tingkatan Strategi

Dalam suatu organisasi/perusahaan manajer strategis itu sangat penting.

Dimana manajer pada umumnya berpikir dengan tiga pola yang dapat di terapkan

(30)

17 1. Strategi di tingkat perusahaan

Dimana strategi tingkat perusahaan ini saling berkaitan antara

perusahaan secara menyeluruh yang membentuk kombinasi antara unit bisnis dan

rangkaian produk yang membentuk kesatuanperusahaan, dalam tingkatan strategi

ini berkaitan dengan akuisisi usaha yang baru yaitu penambahaan di investasi unit

bisnis yang samadengan perusahaan yang baru di luar area tapi dengan kesatuan

yang sama.

2. Strategi di tingkat bisnis

Dimana strategi ini sangat berpengaruh kesetiap unit bisnis dan

rangkaian antara produk, strategi tingkat bisnis ini berfokus pada

bagaimana unit bisnis ini berkompetisi di industrinya demi konsumen,

tingkatan strategis yaitu berhubungan dengan jumlah iklan, arah dan

besran penelitian dan pengembangan, perubahan produk, peralatan,

fasilitas, maupun pengurangan produk.

3. Strategi di tingkat fungsionl

Dimana strategi ini saling berkaitan dengan seluruh fungsi utama

yang terdiri dari produksi dan operasi, pemasaran, keuangan, sumber daya

manusia (SDM).

2.2 Manajemen Strategis

2.2.1 Defenisi Manajemen Strategis

Dalam defenisi manajemen strategi terdapat beberapa pendapat antara

lain,seperti menurut Jauch dan Gluck (Jatmiko,2003:5) mendefenisikan

(31)

18

penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu

mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen strategi adalah dengan cara yang

mana para perencanaan strategi menentukan sasaran dan mengambil keputusan.

Dalam pengambilan suatau keputusan srtategis tidak dapat di lakukan

dengan hanya mengandalkan intiusi saja, melainkan di butuhkan analisis

mendalam dan terarah, sehingga keputusan yang akan dilakukan benar-benar

sesuai kebutuhan perusahaan. Sedangkan menurut Hunger dan Wheelen (2003:4)

yang mengatakan manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan

yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Menurut Hickson, D.J.et.al (1986) keputusan strategis memilik tiga

karakteristik, yaitu dalam (Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L,2003)

adalah:

1. Rare, adalah keputusan- keputusan strategis yang tidak biasa, khusus

dan tidak dapat ditiru.

2. Conseqtual, adalah keputusan-keputusan strategis yang memasukkan

sumber daya penting dan menuntut banyak komitmen.

3. Directive, adalah keputusan-keputusan yang menetapkan keputusan

yang dapat di tiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan

yang diperlukan di masa- masa yang datang untuk keseluruhan

(32)

19 2.2.2 Model Manajemen Strategis

Cara belajar dan mengaplikasikan proses manajemen strategis adalah

dengan menggunakan model memperesentasikan proses. Dimana model ini tidak

menjamin keberhasilan, tetapi model tersebut menunjukkan pendekatan yang jelas

dan praktis untuk memformulasi,mengimplementasikan dan mengevaluasi

strategi. Hubungan antara komponen utama dari proses manajemen strategis di

tunjukkan yang muncul dalam semua bab berikut dengan bagian yang sesuai yang

di bentuk untuk menunjukkan fokus khusus dari setiap bab David (2006:18)

Dalam perakteknya proses manajemen strategis pembagian serta

pelaksanaannya tidak seperti yang di gambarkan dalam model manajemen strategi

[image:32.595.43.581.460.670.2]

tersebut yang tergambar.

Gambar 2.1 Model Manajemen Strategi

s

Strategy formulation Strategy Implementation Strategy Evaluation

Sumber: David (2006) Perform

external audit Implemen strategis

(33)

20 2.3 Pemilihan Alternatif Strategi

Menurut Situmorang (2009:240) ada empat jenis-jenis strategi alternatif

antara lain:

1. Strategi integrasi

1. Integrasi kedepan, memperoleh kepemilikan atau meningkatkan

kendali pada distributor atau pengecer

2. Integrasi kebelakang, strategi yang mencari kepemilikan atau

kenali lebih besar pada perusahaan pemasok.

3. Integrasi Horizontal, strategi mencari kepemilikan dari atau

kendali yang lebih besar atas perusahaan asing.

2. Strategi progresif

1. Penetrasi pasar, berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk

produk dan jasa yang sudah ada di pasar yang lewat, usaha

pemasaran yang lebih gencar. Penetrasi tersebut untuk

meneambah jumlah wiraniaga, menambah belanja iklan,

menawarkan barang pasar, penjualan eksentif atau menambah

usaha publisitas.

2. Pengembangan pasar, memperkenalkan produk atau jasa yang

sudah ada di wilayah geografi yang baru, misalnya produk yang

banyak internasional yang masuk ke daerah Indonesia.

3. Pengembangan produk, strategi yang mencari peningkatan

penjualan dengan memperbaiki dan memodifikasi produk atau

(34)

21

memerlukan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan

pengembangan.

3. Strategi Diversifikasi

1. Diversifikasi konsentrik adalah menambah jumlah produk atau

jasa baru tetapi berkaitan secara luas, misalnya perbankan, yang

menambah ke dunia bisnis asuransi.

2. Diversifikasi horizontal, menambah produk atau jasa baru yang

tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada, misalnya

coca-cola yang menambah pangsa pasarnya dengan membuat air

minum dalam botol

3. Diversifikasi konglemerat, yaitu menambah produk atau jasa

baru yang baru beberapa perusahaan melakukan diversifikasi

konglemerat sebagian didasrkan pada laba dari memecah

perusahaan yang di beli dan menjual divisi sebagian demi

sebagian.

4. Strategi defensif

1. Usaha patungan, yaitu usaha yang bermitra antar satu perusahaan

dengan perusahaan lain dengan tujuan kapitalisasi. Startegi ini ini

di anggap defensif karena tidak melakukan proyek sendirian

2. Penghematan/pengecilan yaitu membuat penghematan biaya

untuk mendongkrak penjualan dan laba yang turun, yaitu lebih

sering di sebut dengan strategi terbalik, pengecialn di disain

(35)

22

3. Divestasi, sering dipakai untuk meningkatkan modal untu

akuisisi atau investasi strategi lebih lanjut. Divestasi dapat

menjadi bagian dari strategi pengecilan perusahaan untuk

menghapus suatu organisasi bisnis yang tidak mendatangkan

laba, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok

dengan aktivitas perusahaan lain.

4. Likuidasi, menjual semua asset perusahaan, bagian demi bagian

untuk nilai dari aset berwujut.

5. Startegi kombinasi, dimana organisasi perusahaan kombinasi dari

dua arah atau lebih, tetapi strategi kombinasi ini mungkin

membawa resiko yang istimewa bila dilaksanakan terlalu jauh.

2.4 Analisis lingkungan perusahaan

Menurut Hunger dan Wheleen (2003) analisis lingkungan merupakan suatu

kegiatan untuk mendefinisikan faktor-faktor strategis, baik secara eksternal

maupun internal yang menentukan tujuan perusahaan ke depannya.

2.4.1 Lingkungan Internal

Lingkungan internal menurut David (2006) yaitu fungsi bisnis berupaya

untuk mendefenisikan dan menilai faktor-faktor internal yang mencakup

kemampuan perusahaan, dan keterbatasan yang di kategorikan antara lain: (1)

manajemen, (2) pemasaran, (3) keuangan, (4) produktivitas, (5) penelitian dan

(36)

23 1. Manajemen

Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas yaitu: perncanaan,

pengorganisasian, pemberian motivasi pengolahan staff, dan

pengendalian (David, 2006). Perencanaan yaitu semua aktivitas yang

terkait dengan persiapan masa depan perusahaan, serta pekerjaan yang

spesifik mencakup peramalan, penetapan sasaran, formulasi strategi,

pengembangan kebijakan, penetapan tujuan. Pengorganisasian yaitu

mencakup manajerial perusahaan yang menghasilkan struktur pekerjaan

dan hubungan otoritas.

Pemberian motivasi yaitu untuk membentuk prilaku karyawan

dalam perusahaan seperti kepemimpinan, komunikasi,serta prilaku,

pengolahan staf, yaitu memfokuskan dalam sumder daya staf maupun

sumber daya manusia, termasuk gaji upah karyawan dan konpensasi

perusahaan terhadap internal perusahaan, Pengendalian adalah

mengendalikan semua aktivitas managerial sesuai dengan apa yang di

rencanakan.

2. Pemasaran

Pemasaran terdiri dari tujuh aspek yaitu: (1) analisis pelanggan,

(2) penjualan produk/jasa, (3) perencanaan produk/jasa, (4) penetapan

harga, (5) distribusi, (6) riset pemasaran, (7) analisis pelunag, (David,

(37)

24 3. Keuangan

Dalam suatu perusahaan keungan sangat penting di perhatikan

dan perlu selalu di audit. Semua audit keungan baik jangka pendek

maupun jangka panjang harus sesuai dengan kebijakan perusahaan.

4. Produksi

Perusahaan pasti ada dengan yang namanya produktivitas

produk/jasa Manajemen produksi/jasa selalu berhubungan dengan input,

maupun output yang bervariasi antar perusahaan dengan pasar tujuan

produk.

5. Penelitian dan pengembangan.

Manajer bertanggung jawab mengusulkan strategi teknologi

perusahaan, tugas manajer meliputi: (1) memilih alternatif teknologi

yang baru untuk digunakan dalam perusahaan, (2) mengembangkan

teknologi yang ada ke dalam produktivitas perusahaan, (3) memeratakan

sumber daya yang ada sehingga produktivitasnya rata setiap bidangnya.

6. Sitem Informasi manajemen

Kegunaan sistem informasi manajemen untuk memperbaiki

kinerja suatu perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan

manegerial (David, 20006), yaitu memberikan data base yang akurat

yang berisi berbgai catatan yang akurat, yang menjadi jantung dari

(38)

25 2.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan Eksternal perusahaan terdiri dari dua yaitu: (1) lingkungan

umum, (2) lingkungan industri.

1. Lingkungan umum yaitu lingkungan yang ada di tengah masyarakat yang

dapat mempengaruhi secara langsung suatu perusahaan seperti, demokrasi,

ekonomi, politik dan hukum, sosial kultur, teknologi, dan global.

2. Lingkungan industri menurut porter dalam David (2006) hakikat

persaingan suatu industri ini dapat di lihat sebagai kombinasi antara lain

yaitu: (1) kemungkinan masuknya pesaing baru, (2) persaingan antara

perusahaan yang sama, (3) potensi pengembangan produk substitusi, (4)

kekuatan tawar–menawar pemasok, dan (5) kekutan tawar-menawar

pembeli. Pemahaman ini penting dalam suatu perusahaan. Penjelasan

darilimakombinasi tersebut lebih jelasnya dapat di lihat dalam gambar di

[image:38.595.139.539.523.688.2]

bawah ini.

Gambar 2.2 Model Lima pesaing baru

Sumber: David (2006) Potensi pengembangan

produk substitusi

Kekuatan tawar menawar konsumen Kekuatan tawar

menawar pemasok

Persaingan antar perusahaan yang sejenis

(39)

26 1. Kemungkinan masuknya pesaing baru

Masuknya pesaing baru akan menambah ketat persaingan di pasar

sebab akan ada persaingan usaha yang sama dan produk yang sama yang

masing-masing memiliki pangsa pasar yang sama yang bertujuan mencari

hati para pelanggan. Dimana pesaing baru ini akan mlihat celah yang

belum di masuki perusahaan.ketika pangsa pasar akan terbagi karena

adanya perusahaan yang sama dan pasar yang sama dan dapat menjadi

ancaman bagi produsen yang ada.

2. Persaingan antar perusahaan sejenis

Perusahaan yang sejenis akan saling bersaing mendapatkan hati

pelanggan dimana perusahaan akan membuat strategi persaingan seperti

pemasaran, harga yang terjangkau konsumen, meningkatkan mutu dari

produk yang di tawarkan, menyediakan jasa, membuat persediaan yang

bisa menutupi permintaan pasar yang meminta produk secara tiba-tiba.

3. Potensi pengembangan produk substitusi baru

Dalam industri globalisasi saat ini, perusahaan persaingan dalam

mendapatkan hati pelanggan berbagai ragam cara, dan memiliki

persaingan yang sangat ketat dengan produsen produk substitusi,

misalnya papan di gantikan dengan batu bata. Tekanan persaingan akibat

adanya produk substitusi semakin bertambah dan produk yang di

tawarkan lebih relative murah,sehingga pelanggan akan beralih ke

produk yang lain, dan rencana perusahaan produk sustitusi tersebut untuk

(40)

27

4. Kekuatan tawar menawar penjual/pemasok

Para pemasok berada pada posisi tawar menawar yang sangat kuat,

dan memiliki andil yang besar dimana pemasok memiliki tawar menawar

jika, (1) pemasok mendomonasi pengguasaan/pemilikan bahan mentah

tertentu, (2) bahan baku yang susah di cari karena saling berkaitan

dengan produk tertentu, (3) perusahahaan tersebut tidak merupakan

pelanggan penting dari pemasok, (4) pemasok akan memperlihatkan

ancaman untuk melakukan intekrasi hilir.

5. Kekuatan tawar–menawar pembeli/pemasok

Pembeli biasanya membeli produk yang relatif harga yang lebih

murah dengan meminta kualitas yang tinggi dan sistem pelayanannya

baik, hal itu yang membuat persaingan antara perusahaan dalam industri

yang sama.hal ini membuat tawar–menawar pembeli akan meningkat

apabila berbagai kondisi tertentu terpenuhi anatara lain: (1) Pembeli

membeli produk dengan jumlah yang besar, (2) Produk yang dibeli

pembeli berstandart dan harga produk tidak menjadi pertimbangan

utama, (3) Produksi substitusi yang mafaatnya relatif sama tersedia di

pangsa pasar, (4) Produk yang di produksi perusahaan tidak terlalu

penting bagi pembeli, (5) Adanya perusahaan yang sama dan produk

yang sama sehingga konsumen/pembeli memiliki banyak pilihan dalam

membeli, (6) Untuk pembeli perorangan,apabila pendapatan perkapita

meningakat, maka daya beli akan meningkat dengan melihat satu

(41)

28

produk. Perusahan pesaing membuat suatu strategi yang bisa merebut

kepercayaan pelanggan.

2.5 Analisis SWOT

2.5.1 Pengertian analisis SWOT

Menurut Kotler dan Keller (2009, 51) keseluruhan evaluasi tentang

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di perusahaan disebut dengan

analisis SWOT. Sedangkan menurut Rangkuti (2009, 19), analisi SWOT adalah

identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

perusahaan. Analisis ini di dasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (strengths), peluang (opportunities), dan dapat meminimalkan

kelemahan (weaknesess) beserta ancaman (threats).

1. Kekuatan (strengths)

Menurut Situmorang (2009: 240) kekuatan adalah segala sesuatu

yang bagus dan dapat diperbuat oleh perusahaan, atau suatu karakteristik

yang memiliki kapasitas penting

2. Kelemahan (weakness)

Menurut Situmorang (2009: 240), kelemahan adalah segala sesuatu

yang merupakan kekurangan perusahaan dan kondisi yang tidak

(42)

29 3. Peluang (opportunities)

Menurut Jatmiko (2004: 52) peluang adalah suatu kecenderungan

lingkungan yang menguntungkan yang dapat meningkatkan kinerja suatu

perusahaan seperti, divisi perusahaan, fungsi-fungsi perusahaan, serta

produk dan jasa perusahaan.

4. Ancaman (threats)

Menurut Jatmiko (2004: 51) ancaman adalah suatu kecenderungan

lingkungan yang tidak menguntungkan dan dapat merugikan posisi

perusahaan seperti, divisi perusahaan, fungsi perusahaan, produk atau jasa.

2.5.2 Cara Membuat Analisis SWOT

Melihat kinerja perusahaan dapat dilihat melalui kombinasi faktor

eksternal dan internal. Faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis

SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal dan lingkungan

eksternal dimana internal meliputi (Strength dan Weakness) dan Eksternal

(Opportunities dan Threats), analisis SWOT selalu membandingkan antar faktor

(43)
[image:43.595.126.534.193.410.2]

30

Gambar 2.3 Analisis SWOT

1.Mendukung strategi 2. Mendukung

strategi Turn-around Strategi Agresif

3. Mendukung strategi 4. Mendukung

strategi Defensif Strategi Diversifikasi

2.6 Pengembangan Usaha

Setelah banyak berdiri usaha secara langsung usaha tersebut akan

mengalami persaingan yang begitu ketat antara usaha dengan usaha lain begitu

pula dengan usaha yang sama, terutama dalam hal ini ingin mendapatkan

pelanggan dan kepercayaan dari konsumen demi berjalanya usaha tersebut, dalam

kejadian diatas peneliti mengambil solusi permasalahan yang dapat di ambil

dalam masalah pengembangan usaha tersebut. PELUANG

KEKUATAN INTERNAL KELEMAHAN

INTERNAL

(44)

31

Menurut Suryana (2004) yaitu pengembangan usaha dapat dilakukan

dengan beberapa hal yaitu antara lain:

a. Perluasan skala usaha

Pengembangan dilakukan dengan dengan skala produksi (kapasitas

produksi) tenaga kerja, teknologi, lokasi usaha, dan sistem distribusi serta

jaringan usaha. Dalam pengembangan skala usaha ini bisa di lakukan

dengan menambah jenis-jenis barang atau jasa yang diproduksinya.

Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini bisa

dilakukan apabila menurunkan biaya jangka panjang, sehingga akan

menaikkan skala ekonomi yang tinggi. Selain itu, pengembangan skala

usaha ini dapat dilaksanakan dengan menambah lokasi usaha di tempat

lain.

b. Perluasan cakupan usaha

Pengembangan usaha dengan menambah cakupan, usaha ini bisa

dilakukan dengan menambahkan dan mengembangkan jenis usaha baru

dan di wilayah yang baru juga, serta jenis produk barang dan jasa yang

bervariasi jenisnya.dalam pengembangan cakupan usaha ini sering di sebut

dengan diverfikasi usaha

c. Perluasan dengan kerja sama, penggabungan dan ekspansi

Perluasan usaha dalam pengembangan usaha ini yaitu dengan

memperluas usaha dengan kerjasama dengan perusahaan lain. Seperti

penggabungan dan ekspansi dapat dilakukan melalui: mitra, merger,

holding company atau kartel.Dalam pengembangan manajemen usaha

(45)

32

perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan,dan pengendalian harus

dilakukan agar manajemen usaha tersebut bisa di terapkan dan

berpengaruh dalam pengembngan usaha kecil, namun dalam

pengembangan manajemen usaha kecil ini tidak mudah di terapkan dalam

usaha mikro kecil menengah.

Pada tahap awal sebelum memulai sebuah konsep perencanaan

pengembangan usaha, baik para pemilik usaha kecil ini melakukan indentifikasi

terhadap usahanya, yang secara garis-besar meliputi: (Indikator Bisnis STIE Bank

BPD Jateng, 2000:254) sebagai berikut:

1. Kekuatan apa yang di miliki

2. Kelemahan atau kendala apa yang di hadapi

3. Peluang – Peluang apa yang mancul yang bisa di amati

4. Ancaman apa saja yang bisa menghambat berkembangya usaha

2.7 Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)

2.7.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) menurut surat edaran bank

Indonesia no.26/1 tanggal 29 mei 1993 prihal kredit usaha kecil (KUK) adalah

usaha yang memiliki total aset maksimum Rp.600 juta (enam ratus juta

rupiah).Tidak termasuk tanah dan rumah yang di tempati.pengrtian usaha kecil

menengah ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha swasta dan koperasi,

sepanjang asset yang di miliki tidak melebihi nilai nominalnya Rp.600 juta (enam

(46)

33

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM ada

beberapa kriteria yang digunakan untuk mendefenisikan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM).

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perseorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha

Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil

atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan

tahunansebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Kriteria UMKM menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2008 :

1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

(47)

34

b. Memiliki hasil penjualan tahuan paling banyak Rp 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah)

2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.00.000,00 (lima

ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dariRp 300.000.00,00 (tiga

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000,000,00

(dua milyar lima ratus juta rupiah)

3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00

(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp 50.000.000.000 (lima

puluh milyar rupiah.

2.7.2 Peran pemerintah

Peranan pemerintah dalam pengembangan UMKM pada saat sekarang

sangat besar dengan adanya berbagai bantuan dan dukungan dari pemerintah

(48)

35

dimana pemerintah memberikan dukungan Dana untuk pengembangan Usaha

Mikro Kecil Menengah.

Dalam melaksanakan peran ini pemerintah mendukung Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM) seperti dibidang pertanian dimana dalam pengembangannya

bisa mempertahankan swasembada pangan nasional, dan pemerintah mendukung

dan menyeimbangkan swasembada pangan dengan proses industrialisasi yang

saling berjalan demi perkembangan prekonomian bangsa.

Pandji Anoraga dan Djoko Sudanto mengemukakan bahwa terlepas dari

kontradiksi persepsi mengenai konsep usaha kecil menengah adalah untuk

mencapai kesejahteraan ekonomi serta lembaga yang berwatak sosial. Usaha

mikro kecil menengah (UMKM) ini mampu menjadi landasan kekuatan ekonomi

masyarakat pedesaan atau masyarakat kecil dengan melihat beberapa faktor faktor

sebagai berikut:

1. Potensi sumber daya manusia yang melimpah

2. Pengalaman dalam usaha kecil

3. Landasan yuridis formal misalnya pasal 33 undang-undang dasar 1945,

undang-undang nomor 12 tahun 1967, dan inpres nomor 2 tahun 1978.

4. Kebijaksanaan pemerintah untuk memeratakan pembangunan ke seluruh

penjuru tanah air.

5. Ada dua sektor ekonomi lain yakni Negara dan swasta yang dapat

dijadikan mitra.

Garis–garis besar haluan Negara menyatakan bahwa usaha kecil

(49)

36

melakukan pembinaan terhadap golongan ekonomi yang lemah, sebagai tiang

utama prekonomian nasional

2.7.3 Tujuan Usaha

Tujuan adalah apa yang seharusnya yang akan di capai perusahaan baik

secara pendek maupun dalam jangka yang cukup lama.Tujuan berperan penting

dalam peningkatan standarisasi perusahan dalam mencapai strategi yang di

inplementasikandi suatu perusahaan. Dalam hal ini manajemen suatu perusahaan

terutama manajemen puncak harus mampu membuat suatu strategi yang dapat

menguatkan tujuan perusahaan.

2.8 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menurut Azuar ( 199 : 2013), merupakan penjelasan

ilmiah mengenai proposal antar konsep antar kostruk atau pertautan hubungan

antar variable penelitian pertautan atau hubungun antar variabel, kerangka

konseptual ini penting dikemukakan sebagai landasan untuk merumuskan

hipotesis dengan kata lain, Hipotesis hanya boleh di kemukakan apabila terdapat

penjelasan ilmiah mengenai pertauatan atau hubungan antar variabel yang di teliti.

Kerangka konseptual Usaha Kerajinan Batu Bata Kembar dapat digambarkan

(50)
[image:50.595.193.502.145.576.2]

37

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual

Sumber: Diolah oleh peneliti IFAS

Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Batu

Bata Kembar Usaha Batu Bata Kembar

Lingkungan Usaha

EFAS

DIAGRAM SWOT

(51)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Bentuk penelitian

Bentuk dan penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu

bertujuan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan objek penelitian secara

keseluruhan secara fakta setelah kejadian, dimana peneliti ingin mendefinisikan

Visi, Misi, serta tujuan usaha, karakter produk, yang dihasilkan oleh perusahaan

tersebut.

Dari analisis ini peneliti dapat menggambarkan kondisi yang ada di

dalam maupun di luar perusahaan. Dalam hal ini peneliti menggunakan

pendekatan deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif karena permasalahan

yang didapat dalam perusahaan tersebut jelas secara detail. Pendekatan deskriptif

dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan memberikan gambaran mengenai data

yang bisa dipertanggungjawabkan sesuai fakta yang ada. Proses penelitian ini

dilakukan melalui pengukuran dengan alat yang baku yaitu matriks SWOT.

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus

merupakan penelitian dengan karakteristik yang berkaitan antara latar belakang

dengan kondisi yang akan diteliti beserta intraksinya dengan lingkungan, yang di

teliti berupa individu maupun kelompok.Lembaga atau komunitas lainnya,

(52)

39

subjek tertentu agar memberikan gambaran-gambaran yang lengkap mengenai

subjek tertentu (Eti Rochaety dkk, 2009:16).

3.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Usaha Batu Bata Kembar di Desa Saba

Sitahul-Tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara.

Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah

usaha Batu Bata tersebut memiliki prospek bisnis yang sangat menjanjikan yang

dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di

sekitar usaha tersebut.

3.3Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan

skunder. Data primer dilakukan pengamatan dengan secara langsung kegiatan

serta di dalam maupun di luar usaha maupun kegiatan yang dapat mendukung

penelitian, penelitian ini dilakukan dengan wawancara secara langsung dengan

pihak yang terkait dalam penelitian. Data skunder diperoleh melalui penelusuran

(53)

40 3.4Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai macam antara

lain sebagai berikut:

a. Wawancara (interview)

Wawancara dilakukan dengan pihak perusahaan sebagai teknik pengumpulan

data dan mengetahui data apa yang perlu di dapat apabila peneliti ingin

mengetahui permasalahan yang ada di perusahaan. Dalam wawancara ini

peneliti dapat mewawancarai responden dengan bebas tanpa harus ada

pedoman yang tersusun, dimana peneliti hanya mewawancarai hal-hal yang

penting demi mendapatkan garis besar dalam permasalahan perusahaan.

b. Observasi

Teknik pengumpulan data yang di lakukan secara observasi, dilakukan

peneliti apabila berkenaan dengan manusia, proses, kerja, gejala-gejala alam

bila respon yang diamati tidak terlalau besar. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan observasi tidak terstruktur.

c. Dokumen

Dalam teknik pengumpulan data secara dokumen yaitu dengan

mengumpulkan data-data dari perusahaan/instansi yang sudah berlalu, dalam

penelitian ini peneliti mngumpulkan data-data yang yang berhubungan

dengan jumlah usaha mikro kecil menengah (UMKM)serta bberapa

(54)

41 3.5Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan pendekatan

SWOT. Dalam pendekatan SWOT ini diperoleh strategi dalam pengembangan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dimana SWOT adalah singkatan

dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) internal serta peluang

(opportunities) dan ancaman (threats) dalam lingkungan organisasi/perusahaan.

Menurut Rangkuti (2009) alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor

strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks SWOT ini dapat

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang

dihadapi perusah

Gambar

Gambar 2.1 Model Manajemen Strategi
Gambar 2.2 Model Lima pesaing baru
Gambar 2.3 Analisis SWOT
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual
+4

Referensi

Dokumen terkait

The combination of 20 soft outputs, each corresponding to its respective class, is “hardened” to a single output, containing classification results that can be

[r]

Maintainability suatu peralatan dapat didefinisikan sebagai probabilitas dari komponen atau sistem yang gagal tersebut untuk bisa dipulihkan atau diperbaiki pada suatu kondisi

Disertasi Peranan Teh Kompos Terhadap Pertumbuhan .... Nora

1. Untuk mengetahui secara mendalam mengenai pertanggungjawaban pidana anggota militer yang melakukan tindak pidana desersi. Untuk mengetahui upaya anggota militer yang

Proyek Gedung Pagelaran Konser Musik di Surabaya ini dibuat dengan konsep bangunan yang baru, yang diharapkan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Surabaya

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial seperti partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan job relevant information telah dilakukan

Contoh dari integrasi written curriculum dan hidden curriculum yang biasa terjadi di kelas IV, V, dan kelas VI yaitu, pada saat guru menjelaskan pembelajaran mengenai