i
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
(Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Disusun Oleh:
100907017
RICE ISKANDAR DALIMUNTHE
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2014
i ABSTRAK
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
(Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)
Nama : Rice Iskandar Dalimunthe
NIM : 100907017
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga Bisnis Dosen Pembimbing : Husni Thamrin, S.Sos, MSP
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang diteliti adalah Usaha Batu Bata Kembar yang terletak di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara. Usaha ini berdiri tahun 2009 dan membuat batu bata yang terbuat dari tanah liat merah. Usaha ini mempekerjakan 6 orang karyawan dengan tugas yang berbeda. Pembuatan batu bata dimulai dari proses pelumpuran, pencetakan, penjemuran dan pembakaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1)Mengetahui dan menganalisis kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam merumuskan strategi pengembangan pada Usaha Batu Bata Kembar. (2) Menganalisis dan menetapkan alternatif strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan pada Usaha Batu Bata Kembar
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari observasi dan wawancara yang dilakukan dengan wawancara. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode analisis deskriptif dan diolah secara kualitatif dengan matriks SWOT.
Berdasarkan Pengolahan dengan Matriks IFAS dan EFAS diketahui posisi usaha berada di Kuadran I yang mendukung strategi agresif sehingga memungkinkan untuk melakukan ekspansi pasar, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan strategi yang mencari peningkatan penjualan
Berdasarkan pengolahan dengan Matriks SWOT dengan menganalisis kekuatan, kelemahan , peluang dan ancaman pada Usaha Batu Batu Bata Kembar diperoleh beberapa alternatif strategi SO, ST, WO dan WT yang bisa diterapkan pada Usaha Batu Bata Kembar untuk lebih mengembangkan usaha ini di masa depan.
Kata Kunci: Usaha Batu Bata, UMKM, Strategi Pengembangan, Strategi
ii
ABSTRACT
ANALYZING DEVELOPMENT STRATEGY OF MICRO, SMALL, and MEDIUM ENTERPRISE
(Study In Twins Enterprises Bricks In village of Saba Sitahul-tahul, District Padang Bolak, Regency Padang Lawas Utara)
Name : Rice Iskandar Dalimunthe
NIM : 100907017
Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program of Study : Business Administration Advisor : Husni Thamrin, S.Sos, MSP
Micro, Small and Medium Enterprises are studied is Twin Bricks Enterprises located in the village of Saba Sitahul-tahul, District Padang Bolak, Regency Padang Lawas Utara. This effort established in 2009 and made bricks made of red clay. This effort employs six employees with different tasks. Brickyard starting from puddling process, molding, drying and burning.
The purpose of this study is (1) Determine and analyze the strengths and weaknesses and the opportunities and threats in the formulation of development strategies in the Twin Bricks Enterprises. (2) Analyze and define alternative business development strategy appropriate for Twins Enterprises Bricks
The data used in this study is primary data obtained from observation and interviews conducted with the interview. While the secondary data obtained through the document. Data were analyzed with descriptive and analytical methods are qualitatively treated with SWOT matrix.
Based on the Matrix Processing IFAS and EFAS known the position of the business is in Quadrant I, which supports an aggressive strategy to allow for market expansion, market penetration, market development, product development and sales strategies that seek to improve
By processing the SWOT matrix by analyzing the strengths, weaknesses, opportunities and threats in the Enterprise Stone Bricks Twins acquired several alternative strategies SO, ST, WO and WT can be applied to the Twin Bricks Enterprises to further develop this business in the future.
Keywords: Bricks Enterprises, Micro, Small and Medium enterprise, Strategy Development, Strategy
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah atas segala Ridho-Nya
sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Mikro,
Kecil dan menengah (Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa saba
Sitahul-Tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara) diselesaikan
dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada Program Studi Ilmu
administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan baik
berupa penulisan maupun isinya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi
ini dapat memberikan manfaat yang baik dalam menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca. Penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan
kelemahan dalam penulisan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih bagi pihak yang telah membantu dalam
penulisan skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak secara langsung
maupun tidak langsung membantu dalam menyelesaikan tulisan ini. Ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
iv
2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi
Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku Sekretaris Program Studi
Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Husni Thamrin, S.Sos, MSP selaku Dosen Pembimbing yang
telah membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi.
5. Bu Siswati Saragih, S.Sos, MSP dan Bang Ahmad Farid, SH yang telah membantu dalam urusan administrasi.
6. Seluruh dosen-dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang
telah membimbing dan meberikan ilmunya selama masa perkuliahan.
7. Orangtua yaitu Bapak ( Pangihutan Dalimunthe) dan Ibu ( Juhanna
Siregar) yang telah mendukung dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Ato dan Ibu Sarifah Harahap sebagai pemilik Usaha Batu Bata Kembar yang telah mengijinkan penulis dalam melakukan penelitian dan
membantu memberikan informasi dalam proses wawancara. Dan kepada
para karyawan disana yang telah bersedia membantu penulis dalam
memperoleh data untuk penelitian.
9. Abang dan Kakak serta seluruh keluarga yang mendukung saya dalam melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan ini.
v
10.Kepada yang terkasih Meliyana Siska Harahap yang tidak pernah lupa
memberikan dukungan kepada penulis dalam perkuliahan dan penulisan
skripsi ini.
11.Kawan-kawan seperjuangan dari Administrasi Bisnis 2010 yang telah bersama-sama menempuh pendidikan di Program Studi Ilmu Administrasi
Bisnis dan mendukung dalam proses perkuliahan.
Medan, Juni 2014
Penulis
vi DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN... i
ABSTRAK... ii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR TABEL... xi
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Rumusan Masalah... 12
1.3. Tujuan Penelitian... 12
1.4. Manfaat Penelitian... 12
1.5. Sistematika Penelitian... 13
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi ... 15
2.1.1 Pengertian Strategi... 15
2.1.2 Tingkatan Strategi... 16
2.2 Manajemen Strategis... 17
2.2.1 Defenisi Manajemen Strategis... 17
2.2.2 Model Manajemen Strategis... 19
2.3 Pemilihan Alternatif Strategi... 20
2.4 Analisis Lingkungan... 22
2.4.1 Lingkungan Eksternal... 22
2.4.2 Lingkungan Internal... 25
2.5 Analisis SWOT... 28
2.5.1 Pengertian Analisis SWOT... 28
2.5.2 Cara Membuat Analisis SWOT... 29
2.6 Pengembangan Usaha... 30
2.7 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)... 32
2.7.1 Pengertian UMKM... 32
2.7.2 Peran Pemerintah... 34
2.7.3 Tujuan Usaha... 36
2.8 Kerangka konseptual... 37
vii BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian... 38
3.2 Lokasi penelitian... 39
3.3 Jenis dan Sumber Data... 39
3.4 Teknik Pengumpulan Data... 40
3.5 Teknik Analisis Data... 41
3.5.1 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)... 41
3.5.2 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)... 43
3.6 Defenisi Konsep... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 50
4.1.1 Profil Usaha Batu Bata Kembar... 50
4.1.2 Aktivitas Usaha Batu Bata Kembar... 52
4.1.2.1 Produksi... 52
4.1.2.2 Sumber Daya Manusia... 54
4.1.2.3 Manajemen... 56
4.1.2.4 Pemasaran... 57
4.2 Penyajian Data... 58
4.2.1 Identifikasi Faktor Internal Usaha Batu Bata Kembar... 58
4.2.2 Identifikasi Faktor Internal Usaha Usaha Batu Bata Kembar ... ... 62
4.3 Analisis Data... 67
4.3.1 Analisis Data Dengan Matriks IFAS dan EFAS... 67
4.3.1.1 Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)... 67
4.3.1.2 Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary)... 69
4.3.1.3 Analisis SWOT ( IFAS + EFAS)... 70
4.3.1.4 Matriks SWOT... 72
viii BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan... 78 5.2 Saran... . 80
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model strategis... 19
Gambar 2.2 Model Lima Persaingan Baru... 25
Gambar 2.3 Analisis SWOT... 27
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual... 37
Gambar 3.1 Diagram Analisis SWOT... 46
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pada Usaha Batu Bata Kembar... 54
Gambar 4.2 Diagram Analisis SWOT Usaha Batu Bata Kembar... 71
x DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Matriks Internal Factor Analysis Summary
(IFAS)... 43
Tabel 3.2 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)... 45
Tabel 3.3 Penggabungan Antara Matriks( IFAS + EFAS)... 45
Tabel 3.5 Kerangka Matriks SWOT... 61
Tabel 4.1 Faktor Internal Usaha Batu Bata Kembar... 58
Tabel 4.2 Faktor Eksternal Usaha Batu Bata Kembar... 62
Tabel 4.3 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) Usaha Batu Bata Kembar... 68
Tabel 4.4 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) Usaha Bat Bata Kembar... 69
Tabel 4.5 Analisis SWOT (IFAS + EFAS)... 70
Tabel 4.6 Matriks SWOT Usaha Batu Bata Kembar... 73
i ABSTRAK
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
(Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)
Nama : Rice Iskandar Dalimunthe
NIM : 100907017
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga Bisnis Dosen Pembimbing : Husni Thamrin, S.Sos, MSP
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang diteliti adalah Usaha Batu Bata Kembar yang terletak di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara. Usaha ini berdiri tahun 2009 dan membuat batu bata yang terbuat dari tanah liat merah. Usaha ini mempekerjakan 6 orang karyawan dengan tugas yang berbeda. Pembuatan batu bata dimulai dari proses pelumpuran, pencetakan, penjemuran dan pembakaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1)Mengetahui dan menganalisis kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam merumuskan strategi pengembangan pada Usaha Batu Bata Kembar. (2) Menganalisis dan menetapkan alternatif strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan pada Usaha Batu Bata Kembar
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari observasi dan wawancara yang dilakukan dengan wawancara. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode analisis deskriptif dan diolah secara kualitatif dengan matriks SWOT.
Berdasarkan Pengolahan dengan Matriks IFAS dan EFAS diketahui posisi usaha berada di Kuadran I yang mendukung strategi agresif sehingga memungkinkan untuk melakukan ekspansi pasar, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan strategi yang mencari peningkatan penjualan
Berdasarkan pengolahan dengan Matriks SWOT dengan menganalisis kekuatan, kelemahan , peluang dan ancaman pada Usaha Batu Batu Bata Kembar diperoleh beberapa alternatif strategi SO, ST, WO dan WT yang bisa diterapkan pada Usaha Batu Bata Kembar untuk lebih mengembangkan usaha ini di masa depan.
Kata Kunci: Usaha Batu Bata, UMKM, Strategi Pengembangan, Strategi
ii
ABSTRACT
ANALYZING DEVELOPMENT STRATEGY OF MICRO, SMALL, and MEDIUM ENTERPRISE
(Study In Twins Enterprises Bricks In village of Saba Sitahul-tahul, District Padang Bolak, Regency Padang Lawas Utara)
Name : Rice Iskandar Dalimunthe
NIM : 100907017
Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program of Study : Business Administration Advisor : Husni Thamrin, S.Sos, MSP
Micro, Small and Medium Enterprises are studied is Twin Bricks Enterprises located in the village of Saba Sitahul-tahul, District Padang Bolak, Regency Padang Lawas Utara. This effort established in 2009 and made bricks made of red clay. This effort employs six employees with different tasks. Brickyard starting from puddling process, molding, drying and burning.
The purpose of this study is (1) Determine and analyze the strengths and weaknesses and the opportunities and threats in the formulation of development strategies in the Twin Bricks Enterprises. (2) Analyze and define alternative business development strategy appropriate for Twins Enterprises Bricks
The data used in this study is primary data obtained from observation and interviews conducted with the interview. While the secondary data obtained through the document. Data were analyzed with descriptive and analytical methods are qualitatively treated with SWOT matrix.
Based on the Matrix Processing IFAS and EFAS known the position of the business is in Quadrant I, which supports an aggressive strategy to allow for market expansion, market penetration, market development, product development and sales strategies that seek to improve
By processing the SWOT matrix by analyzing the strengths, weaknesses, opportunities and threats in the Enterprise Stone Bricks Twins acquired several alternative strategies SO, ST, WO and WT can be applied to the Twin Bricks Enterprises to further develop this business in the future.
Keywords: Bricks Enterprises, Micro, Small and Medium enterprise, Strategy Development, Strategy
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Dalam perekonomian suatu negara, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) memiliki peran yang sangat penting. Bukan hanya di Indonesia,
kenyataannya bahwa posisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah mempunyai
peranan strategis di negara-negara lain. Indikasi yang menunjukkan peranan usaha
kecil menengah itu dapat dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor non migas,
penyerapan kerja, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang cukup
berarti.
Dalam defenisi di atas, seiring berjalannya waktu dan perkembangan
prekonomian global mengharuskan perekonomian Indonesia harus kuat bukan
hanya perindustriannya melainkan meningkatkan peranan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Peran dan Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah sangat dibutuhkan dalam peningkatan perekonomian Indonesia untuk
mempertahankan ekonomi bangsa Indonesia dari pangsa pasar globalisasi. Usaha
Mikro Kecil dan Menengah sangat mendorong dalam perkembangan ekonomi.
Dalam perekonomian Indonesia, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) memegang peranan sangat penting terutama bila dikaitkan dengan
jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh usaha mikro kecil menengah
tersebut. Salah satu upaya UMKM adalah untuk memeratakan hasil- hasil
pembangunan yang telah di capai. Bukan hanya di situ saja, UMKM mampu
2
mengangkat perekonomian masyarakat bahkan di saat krisis ekonomi tahun
1997-1998. Saat itu, industri-industri besar mengalami kerugian besar akibat dampak
krisis yang sangat besar. Berbeda dengan sebagian besar UMKM yang mampu
bertahan di tengah krisis yang melanda indonesia. Hal itu disebabkan karena
secara umum UMKM tidak membutuhkan modal yang sangat besar seperti
industri lainnya.
Dengan perannya sebagai sektor yang paling penting dalam perekonomian
indonesia, pada kenyataannya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih
mengalami berbagai kendala yang bisa menghambat kegiatannya. Modal adalah
kendala yang terbesar karena sebagian besar bidang usaha UMKM didominasi
oleh permodalan sendiri. Di samping itu, rendahnya Sumber Daya Manusia yang
dimiliki oleh pelaku UMKM menjadi kendala dalam mengembangkan usaha
mereka. Akses pemasaran yang terbatas, kurangnya dukungan pemerintah,
tingginya biaya produksi dan kesulitan bahan baku adalah sebagian besar kendala
yang harus dihadapi oleh pelaku UMKM.
Di sisi lain, UMKM juga memiliki kelebihan sehingga masyarakat dengan
mudah terjun ke dunia usaha ini. UMKM tidak memerlukan modal yang sangat
besar dalam operasionalnya. Para pelaku (UMKM) juga mampu mengubah
karakteristik suatu bahan baku dengan cepat tanpa memerlukan waktu yang cukup
lama dan biaya yang mahal. Akan tetapi dengan kelebihannya, perkembangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang meningkat dari segi kuantitas
serta kontribusinya pada berbagai bidang belum diimbangi dan belum meratanya
pemasaran dari hasil-hasilnya. Permasalahan yang di hadapi banyak terkait
dengan permasalahan produktifitasnya dan pemasaran yang kecil-kecilan, dimana
3
pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menegah ini, kebanyakan memproduksi
produknya setelah ada pesanan atau permintaan dari pangsa pasar.
Para pelaku UMKM tidak mampu memproduksi produk atau jasa dengan
jumlah yang banyak dikarenakan modal dari pelaku usaha mikro kecil menengah
ini tergantung pada hasil penjualan dan hasil permintaan pasar. Namun seiring
berjalannya waktu pemerintah mulai bergerak dan melihat kekutan dari pelaku
Usaha Mikro Mecil dan Menengah (UMKM) yang mampu menyerap tenaga kerja
dari berbagai bidang usaha mikro dan meningkatkan taraf hidup. Pemerintah
melalui Kementerian Usaha Kecil dan Menengah mulai memberikan dukungan
kepada pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya. Dengan adanya
dukungan dan kebijakan dari pemerintah, pelaku Usaha Mikro Kecil dan
Menengah dapat mempermudah pinjaman modal dan perijinan, penerapan
teknologi, struktur organisasi yang lebih baik secara manajemen dan memiliki
pembiayaan yang jelas.
Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dipastikan akan
berkembang pesat sehingga perekonomian Indonesia terbantu dengan banyaknya
pelaku usaha Mikro Kecil dan Menengah yang membantu penyerapan tenaga
kerja dan mengurangi berbagai pengangguran yang ada di dalam negeri ini.
Banyaknya pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di harapkan bisa
bersaing dengan secara sehat dan tidak merugikan berbagai pihak serta mampu
bersaing secara global yang menekankan bahwa dari segi kualitas, produk dalam
negeri lebih baik di bandingkan produk impor. Selain itu pelaku Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM ) diharapkan bisa mengurangi beban perekonomian
masyarakat perkapital, sehingga meningkatkan prekonomian masyarakat. Usaha
4
Mikro Kecil dan Menengah memiliki sumber daya manusia yang biasa tanpa
adanya ukuran jenjang pendidikan dalam usaha tersebut sehingga mengurangi
pengangguran yang ada dan tercipta kesejahteraan dan stabilitas prekonomian
Indonesia yang baik dan mampu memperkokoh perekonomian bangsa.
Usaha Mikro kecil Menegah (UMKM) sedang berkembang dalam
beberapa tahun terakhir ini di Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang
Lawas Utara adalah usaha pembuatan batu bata Kembar. Usaha ini berdiri tahun
2009 dan telah beroperasi selama lima tahun. Usaha ini menghasilkan produk batu
bata yang memiliki permintaan pasar yang besar dan cukup signifikan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, dalam
operasionalnya usaha ini mengalami berbagai kendala yang menghambat
aktivitas usahanya. Kendala terbesar adalah kurangnya modal yang dimiliki oleh
pengusaha untuk mengembangkan dan memperluas usahanya.
Batu bata merupakan salah satu bahan material utama yang digunakan
untuk membangun dinding sebuah bangunan. Bukan hanya pemukiman,
perkantoran, rumah sakit, restoran dan banyak bangunan yang dibangun dengan
batu bata sebagai material utama. Batu bata dibuat dari tanah liat yang berwarna
merah dengan melalui proses pencetakan, pemnjemuran dan pembakaran. Dewasa
ini, manusia semakin banyak menggunakan batu bat sebagai material membangun
rumah karena dianggap lebih tahan lama dan kokoh.
Usaha Batu Bata Kembar adalah usaha yang sangat berpotensi untuk
berkembang karena dari segi ekonomi bisa meningkatkan perekonomian pemilik
maupun pekerja. Selain itu, usaha ini mampu menyerap jumlah tenaga kerja bagi
5
masyarakat di Kabupaten Padang Lawas Utara. Keinginan masyarakat untuk
menggunakan batu bata sebagai material dalam membangun rumah menyebabkan
permintaan semakin tinggi dari tehun ke tahun. Tentunya ini adalah peluang bagi
keberlangsungan usaha ini di masa yang akan datang. Dari segi sumber daya
manusia, penyerapan tenaga kerja akan mengurangi angka pengangguran.
Kurangnya angka penganguran akan memperbaiki tingkat perekonomian
masyarakat
Jika dahulu masyarakat menggunakan kayu sebagai material membangun
rumah, saat ini dapat dilihat bahwa pembangunan rumah sudah didominasi oleh
material batu bata. Rumah dahulu masih mengandalkan kayu dan papan, tapi
seiring berjalannya waktu perlahan tapi pasti pemakian kayu tersebut mulai tidak
di pakai lagi sebab hutan yang dulunya tempat semua ekosistem kini telah
berubah menjadi perkebunan. Tidak hanya itu, rumah kayu tidak lagi dianggap
tahan lama karena rentan termakan rayap atau bahkan terbakar. Bukan hanya
rumah, perkantoran atau bangunan lain sudah didominasi oleh material batu bata..
Dengan peningkatan volume permintaan produk dianjurkan kepada pelaku
usaha tersebut memiliki strategi yang tepat dalam pembuatan produk. Misalnya
mampu mempertahankan bahan baku yang ada sehingga kualitas produk pun tetap
terjaga. Dalam perencanaan usaha, apabila pelaku usaha tersebut tidak memiliki
perencanaan yang tepat ke depan bukan tidak mungkin usaha tersebut akan
gulung tikar di karenakan bahan baku yang tidak tersedia dalam jangka yang
cukup lama, perencanaan keuangan yang tidak tepat. Tetapi jika memiliki
perencanaan yang tepat, usaha tersebut akan mengalami perkembangan yang
cukup baik dan mampu menghadapi persaingan yang ada.
6
Upaya dalam pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM)
tidaklah mudah sebab banyak tantangan dan rintangan yang harus dilewati baik
secara fisik maupun non fisik, strategi yang paling berperan dalam pengembangan
usaha apa pun yang di jalani oleh pelaku usaha. Strategi yang tepat akan
menuntun sebuah usaha ke masa depan yang lebih menjanjikan, namun strategi
yang salah akan membuat usaha akan salah arah dalam menentukan kebijakan dan
strategi yang tepat bagi keberlangsungan usaha.
Dari data yang dikumpulkan oleh peneliti terhadap perkembangan usaha
Batu Bata di Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara terdapat
dua usaha Batu Bata lain yang beroperasi. Kedua usaha itu adalah Usaha Batu
Bata di Desa Batang Baruhar dan Di Kampung Banjir. Kedua Usaha memiliki
hasil produksi yang cukup banyak demi mencukupi permintaan di pasar, dari
meningkatnya perkembangan perkotaan, terutama seiring dengan berkembangnya
Kabupaten Padang Lawas Utara, banyak pembangunan dilakukan yang
membutuhkan material batu bata.
Pembuatan produk batu bata ini di lakukan di tempat yang memiliki jenis
atau struktur tanahnya harus tanah Liat yang berwarna merah, dimana di daerah
Kabupaten Padang Lawas Utara wilayahnya termasuk daerah yang memiliki
struktur tanah liat merah, jadi bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah
(UMKM) yang ingin bergerak di usaha Batu Bata sangat besar kemungkinan bagi
mereka untuk membuka usaha seperti ini. Oleh karena itu pelaku usaha Batu Bata
di Kabupaten Padang Lawas Utara diharapkan mampu bersaing dengan pelaku
usaha yang sama, yang bisa menyerap tenaga kerja melebihi dari apa yang di
inginkan usaha tersebut.
7
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak di usaha Batu Bata
diharapkan bisa meningkatkan perekonomian menjadikan masyarakatnya
sejahtera yang mampu menyerap tenaga kerja. Diharapkan usaha tersebut bukan
sekedar usaha musiman melainkan usaha yang berkelanjutan sesuai dengan
perencanaan usaha yang memang berkelanjutan di masa depan yang bisa
meningkatkan taraf perekonomian pemilik, karyawan atau bahkan masyarakat
sekitar dan mampu berdiri tegak dalam jangka yang cukup lama secara terus
menerus berkembang dan menjadi usaha yang mampu menyerap tenaga kerja dan
memiliki pembuatan produk Batu Bata yang modern. Dalam hal ini usaha ini
menjalankan usahanya secara tradisional dan belum mampu memproduksi produk
dengan skala besar.
Dalam pembuatan produk Bata Bata ini perlu menggunakan alat yang
lebih modern agar permintaan pasar terpenuhi dan memiliki hasil produktivitas
yang cukup banyak tanpa harus ada pesanan terlebih dahulu. Dalam
pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) ini tidak terlalu penting
dengan modal usaha yang besar melainkan manajemen yang baik sesuai dengan
perencanaan usaha tersebut, yang paling banyak mengeluarkan modal dalam
usaha ini adalah mesin pencetak Batu Bata, dalam hal ini perlu juga strategi dan
manajemen yang cukup mumpuni agar bisa mempertahankan usaha tersebut dan
terus eksis ke depannya.
8
Hasil penelitian tentang strategi pengembangan usaha mikro kecil
menengah (UMKM) yang pernah di teliti oleh peneliti terlabih dahulu antara lain:
1. Amalia (2012) tentang “Analisis strategi pengembangan usaha pada
UKM batik Semarang di kota semarang”, maka di hasilkan 13 alternatif
yaitu(1) menggunakan teknologi modern untuk meningkatkan hasil
produksi.(2) mempertahankan kualitas produk, (3) mengembangkan
uasaha dengan memanfaatkan bantuan modal dari pemerintah,(4)
mengadakan pelatihan terhadap pegawai,(5) merekrut tenaga ahli, (6)
pembukuan terhadap administrasi dan keuangan, (7) bekerja sama
dengan pedagang batik yang lebih besar, (8) meningkatkan promosi
melalui internet terutama pada saat diadakan SEMAGRES, (9)
Menawarkan produk ke organisasi atau kelompok kerja, (10)
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan, (11)
meningkatkan desain motif yang kreatif dan menarik, (12) menambah
modal dengan melakukan pinjaman kepemerintah melalui BUMN, (13)
menambah saluran distribusi.
2. Wahyu Kusuma Wardhana (2012) tentang “analisis strategi
pengembangan usaha gerai ayam Goreng Fatmawati Cabang
Bandung,Jawa Barat”hasil matris SWOT menghasilkan 8 alternatif
yaitu, (1)memiliki sebuah restoran yang berdiri sendiri dengan nilain
STAS sebesar 21,104, (2) peningkatan promosi dan marketing dengan
nilai STAS sebesar 20,952,(3) menjaga kualitas dan kuantitas produk
dengan nilai STAS sebesar 20,642, (4) membutuhkan area maneger dan
leader di di setiap gerai nilai STAS sebesar 19,841, (5)
9
pelatihan pengembangan sumber daya manusia nilai STAS sebesar
19,975, (6)evaluasi kinerja niali STAS sebesar 19,792, (7) kerjasama
dengan asosiasi pengusaha kuliner nilai STAS sebesar 15,111, (8)
membuat anak perusahaan dengan konsep baru nilai STAS sebesar
11,245.
3. Yunita Herdiana (2013) tentang “perencanaan strategi pengembangan
usaha pada Usaha Kecil Menengah (UKM) alas kaki Ciomas, Bogor.
Dalam penelitiannya menghasilkan 4 alternatif yaitu : (1) mengetahui
proses bisnis internal serta aspek pertumbuhan dan pembelajaran pada
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) alas kaki Ciomas, (2)
mengidentifikasi faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan
kelemahan bagi Usaha mikro kecil menengah (UMKM) alas kaki
ciomas, (3) mengidentifikasi faktor lingkungan eksternal yang menjadi
peluang dan ancaman bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM )alas
kaki Ciomas,(4) menyusun alternatif strategi pengembangan uasha yang
dapat digunakan oleh pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
alas kaki Ciomas,berdasarkan hasil yang di peroleh dari matriks IFE
2,509 dan matriks EFE 3,046, maka posisi usaha mikro kecil menengah
(UMKM) alas kaki Ciomas berada di sel II pada matriks IE,dengan tipe
strategi “tumbuh dan membangun. Alternatif strategi prioritas utama
bagi pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) alas kaki
Ciomas adalah dengan menjalin kemitraan dengan pemerintah dan
instansi yang terkait.
10
4. Rachmat (2009) tentang “analisis strategi pengembangan usaha jasa
boga kesehatan pada prima diet Jakarta”dalam judul ini penelitian yang
di teliti oleh rachmat melalui dua tahapan yang pertama di tahap
penelitian dilakukan pada Januari–Februari 2009 dan proses
pengumpulan data, pengolahan dan analisis data di lakukan pada bulan
juni-juli 2009.) Penelitian ini bertujuan untuk, (1)menganalisis faktor-
faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi pengemnabgan
usaha prima diet Jakarta, (2) menganalisis faktor-faktor internal yang
menjadi kekuatan dan kelemahan dari prima diet catering dalam
mencapai tujuannya, (3) menganalisis dan menyusun alternative strategi
pengembangan usaha yang tepat bagi prima diet catering.hasil penelitian
menunjukkan bahwa total skor pengolahaan matriks EFE adalah
3,357,yang menunjukkan bahwa prima diet catering merespon dngan
baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam
industrinya,berdasarkan pengolahan matriks IFE, total skors yang di
hasilkan adalah sebesar 3,060 nilai ini menunjukkan bahwa prima diet
catering memiliki kondisi internal yang kuat,berdasarkan pemetaan
matriks IE, prima diet catering berada pada kuadran I dengan strategi
yang sesuai adalah strategi intensif atau integratf.adapun urutan prioritas
strategi tersebut antara lain: (1) memperkuat kerja sama yang telah ada
dan memperluas kerja sama baru dengan pihak rumah sakit dan
perusahaan lain nilai STAS sebesar 6,874, (2) peningkatan sumber daya
manusia perusahaan di bidang gizi guna menunjang kegiataan
operasional dan pengerobangan usaha terkait dengan upaya peningkatan
11
konsumen baru nilai STAS sebesar 6,853,(3) meningkatkan upaya
marketing services secara intensif dengan focus pada market market
tertentu(fitness dan spa) dengan nilai STAS 6,748.
5. Faisal (2010) tentang “strategi pengembangan usaha kecil kripik
singkong “(Kondang jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlas kota
Bogor,dalam penelitiannya bertujuan untuk, (1) mengidentifikasi
internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi pengembangan usah
kecil kripik pisang “kondang jaya”, (2) merumuskan alternatif strategi
yang tepat untuk di terapkan pada usaha kecil keripik pisang “kondang
jaya” sesuai dengan kondisi lingkungan usahanya, (3) mengidentifikasi
strategi yang harus di prioritaskan dalam pengembangan usaha kecil
kripik pisang “Kondang Jaya” berdasarkan hasil penggabungan matriks
IFE dan EFE dalam matriks SWOT dalam pengembangan usaha kecil
kripik pisang “kondang jaya” menghasilkan beberapa alternatif yaitu :
(1) mempertahankan kualitas produk kripik pisang yang berbahan baku
alami,bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan kripik
pisang, (2) meningkatkan dan memperkuat jaringan pemasaran., (3)
memperbaiki sistem manajemen usaha, (4) mengupayakan ketersediaan
bahan baku utama secara kontinus, (5) melakukan efisiensi biaya
produksi, (6) melakukan pengembangan atau diversifikasi produk untuk
menghadapi barang subtitusi yang tinggi, (7) memperbaiki bentuk
kemasan serta mengupayakan sertifikasi halal dan izin departemen
kesehatan untuk meningkatkan image produk.
12 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana merumuskan strategi pengembangan pada Usaha Batu Bata
Kembar?
2. Bagaimana strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha
Batu Bata?
1.3 Tujuan penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan batasan masalah serta rumusan
masalah, Adapun tujuan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan menganalisis kekuatan dan kelemahan serta peluang
dan ancaman dalam merumuskan analisis strategi pengembangan usaha
pada Usaha Batu Bata Kembar.
2. Menganalisis dan menetapkan alternatif strategi pengembangan usaha
yang sesuai untuk diterapkan pada Usaha Batu Bata Kembar.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Akademis
Berharap dari hasil penelitian ini, peneliti dapat menambah
wawasan dan pengetahuan tentang pengembangan usaha mikro kecil
menengah (UMKM). Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan,
referensi tambahan bagi mahasiswa/i yang akan melakukan penelitian
analisis strategi pengembangan usaha mikro kecil menengah.
13 2. Bagi Usaha Batu Bata Kembar.
Penelitian ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan dalam
merumuskan analisis strategi pengembangan usaha yang tepat dalam
pengembangan Usaha Batu Bata Kembar di Gunung Tua, Kabupaten
Padang Lawas Utara
1.5 Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan mpenelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II :KERANGKA TEORI
Bab ini terdiri dari: pengertian strategis, tingkatan strategis,
manajemen strategis, pemilihan alternatif strategis, analisis
lingkungan perusahaan, analisis SWOT, pengembangan usaha,
peran pemerintah, tujuan usaha, kerangka konseptual.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari: bentuk penelitian, lokasi penelitian, jenis dan
sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,
matriks IFAS, matriks EFAS, depenisi konsep.
14 BAB IV : HASIL PENELITIAN
Bab ini terdiri dari informasi mengenai objek penelitian dan
penyajian data, serta hasil analisis data.
BAB V : PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
yang dilakukan.
15 BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Strategi
2.1.1 Pengertian Strategi
Menurut Chandler (Rangkuti, 2003), strategi merupakan alat untuk
mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka
panjang,program tindak lanjut serta alokasi sumber daya, Sedangkan menurut
Muslich (1997:11) strategi adalah rencana yang di satukan menyeluruh dan
terpadu yang mengaitkan antara keunggulan strategi perusahaan (faktor intern)
dengan tantangan lingkungannya (faktor ekstern). Rencana yang disatukan artinya
rencana yang satu dengan rencana yang lain saling berkaitan dan tak dapat di
pisahkan satu dengan lainnya yang tergabung dengan strategi perushaan.
Rencananya yang menyeluruh berarti meliputi berbagai aspek-aspek yang
penting dalam strategi dimana aspek-aspek tersebut meliputi internal maupun
eksternal perusahaan dan saling mencakup satu sama lain dalam strategi ini,
dengan adanya rencana yang terpadu yaitu rencana yang dibuat dalam perusahaan
harus harus terintegritasi, dimana dalam rencana perusahaan tersebut harus saling
berkaitan,saling mendukung antara satu dengan yang lainnya yang ada di internal
maupun eksternal perusahaan,
Sedangkan menurut Amstrong (2003: 39-42) dalam buku The Art of HRD
menambahkan bahwa setidaknya terdapat tiga pengertian strategi, (1) Strategi
16
tujuan, dan memperhatikan sungguh-sungguh alokasi sumber daya perusahaan
yang penting untuk jangka panjang dan mencocokkan sumber daya dan
kapabilitas dengan lingkungan eksternal. (2) Strategi merupakan perspektif
dimana isu kritis atau faktor keberhasihan dapat di bicarakan, serta keputusan
strategis yang bertujuan untuk membuat dampak yang besar serta jangka panjang
kepada perilaku dan kebersihaan organisasi. (3) Strategi pada dasarnya adalah
mengenai penetapan tujuan (tujuan strategis) dan mengalokasikan atau
menyesuaikan sumber daya dengan peluang (strategi berbasis sumber daya)
sehingga dapat mencapai kesesuaian strategi antara tujuan strategi dan basis
sumber dayanya.
Menurut Hamel dan Prahalad (Rangkuti, 2000: 4) strategi merupakan
tindakan yang bersifat intremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus
dilakukan berdasrkan sudut pandang tentang apa yang di harapkan oleh para
pelanggan di masa yang akan datang.dengan demikian perencanaan strategi
hampir selalu di mulai dari “apa yang dapat” terjadi bukan di mulai dari apa yang
terjadi. Selain memerlukan strategi, kemampuan inovasi mampu melakukan yang
terbaik demi perkembangan usaha, setelah berkembangnya usaha tersebut perlu
akan adanya strategi pemasaran agar usaha itu mampu bertahan.
2.1.2 Tingkatan Strategi
Dalam suatu organisasi/perusahaan manajer strategis itu sangat penting.
Dimana manajer pada umumnya berpikir dengan tiga pola yang dapat di terapkan
17 1. Strategi di tingkat perusahaan
Dimana strategi tingkat perusahaan ini saling berkaitan antara
perusahaan secara menyeluruh yang membentuk kombinasi antara unit bisnis dan
rangkaian produk yang membentuk kesatuanperusahaan, dalam tingkatan strategi
ini berkaitan dengan akuisisi usaha yang baru yaitu penambahaan di investasi unit
bisnis yang samadengan perusahaan yang baru di luar area tapi dengan kesatuan
yang sama.
2. Strategi di tingkat bisnis
Dimana strategi ini sangat berpengaruh kesetiap unit bisnis dan
rangkaian antara produk, strategi tingkat bisnis ini berfokus pada
bagaimana unit bisnis ini berkompetisi di industrinya demi konsumen,
tingkatan strategis yaitu berhubungan dengan jumlah iklan, arah dan
besran penelitian dan pengembangan, perubahan produk, peralatan,
fasilitas, maupun pengurangan produk.
3. Strategi di tingkat fungsionl
Dimana strategi ini saling berkaitan dengan seluruh fungsi utama
yang terdiri dari produksi dan operasi, pemasaran, keuangan, sumber daya
manusia (SDM).
2.2 Manajemen Strategis
2.2.1 Defenisi Manajemen Strategis
Dalam defenisi manajemen strategi terdapat beberapa pendapat antara
lain,seperti menurut Jauch dan Gluck (Jatmiko,2003:5) mendefenisikan
18
penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu
mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen strategi adalah dengan cara yang
mana para perencanaan strategi menentukan sasaran dan mengambil keputusan.
Dalam pengambilan suatau keputusan srtategis tidak dapat di lakukan
dengan hanya mengandalkan intiusi saja, melainkan di butuhkan analisis
mendalam dan terarah, sehingga keputusan yang akan dilakukan benar-benar
sesuai kebutuhan perusahaan. Sedangkan menurut Hunger dan Wheelen (2003:4)
yang mengatakan manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan
yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Menurut Hickson, D.J.et.al (1986) keputusan strategis memilik tiga
karakteristik, yaitu dalam (Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L,2003)
adalah:
1. Rare, adalah keputusan- keputusan strategis yang tidak biasa, khusus
dan tidak dapat ditiru.
2. Conseqtual, adalah keputusan-keputusan strategis yang memasukkan
sumber daya penting dan menuntut banyak komitmen.
3. Directive, adalah keputusan-keputusan yang menetapkan keputusan
yang dapat di tiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan
yang diperlukan di masa- masa yang datang untuk keseluruhan
19 2.2.2 Model Manajemen Strategis
Cara belajar dan mengaplikasikan proses manajemen strategis adalah
dengan menggunakan model memperesentasikan proses. Dimana model ini tidak
menjamin keberhasilan, tetapi model tersebut menunjukkan pendekatan yang jelas
dan praktis untuk memformulasi,mengimplementasikan dan mengevaluasi
strategi. Hubungan antara komponen utama dari proses manajemen strategis di
tunjukkan yang muncul dalam semua bab berikut dengan bagian yang sesuai yang
di bentuk untuk menunjukkan fokus khusus dari setiap bab David (2006:18)
Dalam perakteknya proses manajemen strategis pembagian serta
pelaksanaannya tidak seperti yang di gambarkan dalam model manajemen strategi
[image:32.595.43.581.460.670.2]tersebut yang tergambar.
Gambar 2.1 Model Manajemen Strategi
s
Strategy formulation Strategy Implementation Strategy Evaluation
Sumber: David (2006) Perform
external audit Implemen strategis
20 2.3 Pemilihan Alternatif Strategi
Menurut Situmorang (2009:240) ada empat jenis-jenis strategi alternatif
antara lain:
1. Strategi integrasi
1. Integrasi kedepan, memperoleh kepemilikan atau meningkatkan
kendali pada distributor atau pengecer
2. Integrasi kebelakang, strategi yang mencari kepemilikan atau
kenali lebih besar pada perusahaan pemasok.
3. Integrasi Horizontal, strategi mencari kepemilikan dari atau
kendali yang lebih besar atas perusahaan asing.
2. Strategi progresif
1. Penetrasi pasar, berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk
produk dan jasa yang sudah ada di pasar yang lewat, usaha
pemasaran yang lebih gencar. Penetrasi tersebut untuk
meneambah jumlah wiraniaga, menambah belanja iklan,
menawarkan barang pasar, penjualan eksentif atau menambah
usaha publisitas.
2. Pengembangan pasar, memperkenalkan produk atau jasa yang
sudah ada di wilayah geografi yang baru, misalnya produk yang
banyak internasional yang masuk ke daerah Indonesia.
3. Pengembangan produk, strategi yang mencari peningkatan
penjualan dengan memperbaiki dan memodifikasi produk atau
21
memerlukan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan
pengembangan.
3. Strategi Diversifikasi
1. Diversifikasi konsentrik adalah menambah jumlah produk atau
jasa baru tetapi berkaitan secara luas, misalnya perbankan, yang
menambah ke dunia bisnis asuransi.
2. Diversifikasi horizontal, menambah produk atau jasa baru yang
tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada, misalnya
coca-cola yang menambah pangsa pasarnya dengan membuat air
minum dalam botol
3. Diversifikasi konglemerat, yaitu menambah produk atau jasa
baru yang baru beberapa perusahaan melakukan diversifikasi
konglemerat sebagian didasrkan pada laba dari memecah
perusahaan yang di beli dan menjual divisi sebagian demi
sebagian.
4. Strategi defensif
1. Usaha patungan, yaitu usaha yang bermitra antar satu perusahaan
dengan perusahaan lain dengan tujuan kapitalisasi. Startegi ini ini
di anggap defensif karena tidak melakukan proyek sendirian
2. Penghematan/pengecilan yaitu membuat penghematan biaya
untuk mendongkrak penjualan dan laba yang turun, yaitu lebih
sering di sebut dengan strategi terbalik, pengecialn di disain
22
3. Divestasi, sering dipakai untuk meningkatkan modal untu
akuisisi atau investasi strategi lebih lanjut. Divestasi dapat
menjadi bagian dari strategi pengecilan perusahaan untuk
menghapus suatu organisasi bisnis yang tidak mendatangkan
laba, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok
dengan aktivitas perusahaan lain.
4. Likuidasi, menjual semua asset perusahaan, bagian demi bagian
untuk nilai dari aset berwujut.
5. Startegi kombinasi, dimana organisasi perusahaan kombinasi dari
dua arah atau lebih, tetapi strategi kombinasi ini mungkin
membawa resiko yang istimewa bila dilaksanakan terlalu jauh.
2.4 Analisis lingkungan perusahaan
Menurut Hunger dan Wheleen (2003) analisis lingkungan merupakan suatu
kegiatan untuk mendefinisikan faktor-faktor strategis, baik secara eksternal
maupun internal yang menentukan tujuan perusahaan ke depannya.
2.4.1 Lingkungan Internal
Lingkungan internal menurut David (2006) yaitu fungsi bisnis berupaya
untuk mendefenisikan dan menilai faktor-faktor internal yang mencakup
kemampuan perusahaan, dan keterbatasan yang di kategorikan antara lain: (1)
manajemen, (2) pemasaran, (3) keuangan, (4) produktivitas, (5) penelitian dan
23 1. Manajemen
Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas yaitu: perncanaan,
pengorganisasian, pemberian motivasi pengolahan staff, dan
pengendalian (David, 2006). Perencanaan yaitu semua aktivitas yang
terkait dengan persiapan masa depan perusahaan, serta pekerjaan yang
spesifik mencakup peramalan, penetapan sasaran, formulasi strategi,
pengembangan kebijakan, penetapan tujuan. Pengorganisasian yaitu
mencakup manajerial perusahaan yang menghasilkan struktur pekerjaan
dan hubungan otoritas.
Pemberian motivasi yaitu untuk membentuk prilaku karyawan
dalam perusahaan seperti kepemimpinan, komunikasi,serta prilaku,
pengolahan staf, yaitu memfokuskan dalam sumder daya staf maupun
sumber daya manusia, termasuk gaji upah karyawan dan konpensasi
perusahaan terhadap internal perusahaan, Pengendalian adalah
mengendalikan semua aktivitas managerial sesuai dengan apa yang di
rencanakan.
2. Pemasaran
Pemasaran terdiri dari tujuh aspek yaitu: (1) analisis pelanggan,
(2) penjualan produk/jasa, (3) perencanaan produk/jasa, (4) penetapan
harga, (5) distribusi, (6) riset pemasaran, (7) analisis pelunag, (David,
24 3. Keuangan
Dalam suatu perusahaan keungan sangat penting di perhatikan
dan perlu selalu di audit. Semua audit keungan baik jangka pendek
maupun jangka panjang harus sesuai dengan kebijakan perusahaan.
4. Produksi
Perusahaan pasti ada dengan yang namanya produktivitas
produk/jasa Manajemen produksi/jasa selalu berhubungan dengan input,
maupun output yang bervariasi antar perusahaan dengan pasar tujuan
produk.
5. Penelitian dan pengembangan.
Manajer bertanggung jawab mengusulkan strategi teknologi
perusahaan, tugas manajer meliputi: (1) memilih alternatif teknologi
yang baru untuk digunakan dalam perusahaan, (2) mengembangkan
teknologi yang ada ke dalam produktivitas perusahaan, (3) memeratakan
sumber daya yang ada sehingga produktivitasnya rata setiap bidangnya.
6. Sitem Informasi manajemen
Kegunaan sistem informasi manajemen untuk memperbaiki
kinerja suatu perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan
manegerial (David, 20006), yaitu memberikan data base yang akurat
yang berisi berbgai catatan yang akurat, yang menjadi jantung dari
25 2.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan Eksternal perusahaan terdiri dari dua yaitu: (1) lingkungan
umum, (2) lingkungan industri.
1. Lingkungan umum yaitu lingkungan yang ada di tengah masyarakat yang
dapat mempengaruhi secara langsung suatu perusahaan seperti, demokrasi,
ekonomi, politik dan hukum, sosial kultur, teknologi, dan global.
2. Lingkungan industri menurut porter dalam David (2006) hakikat
persaingan suatu industri ini dapat di lihat sebagai kombinasi antara lain
yaitu: (1) kemungkinan masuknya pesaing baru, (2) persaingan antara
perusahaan yang sama, (3) potensi pengembangan produk substitusi, (4)
kekuatan tawar–menawar pemasok, dan (5) kekutan tawar-menawar
pembeli. Pemahaman ini penting dalam suatu perusahaan. Penjelasan
darilimakombinasi tersebut lebih jelasnya dapat di lihat dalam gambar di
[image:38.595.139.539.523.688.2]bawah ini.
Gambar 2.2 Model Lima pesaing baru
Sumber: David (2006) Potensi pengembangan
produk substitusi
Kekuatan tawar menawar konsumen Kekuatan tawar
menawar pemasok
Persaingan antar perusahaan yang sejenis
26 1. Kemungkinan masuknya pesaing baru
Masuknya pesaing baru akan menambah ketat persaingan di pasar
sebab akan ada persaingan usaha yang sama dan produk yang sama yang
masing-masing memiliki pangsa pasar yang sama yang bertujuan mencari
hati para pelanggan. Dimana pesaing baru ini akan mlihat celah yang
belum di masuki perusahaan.ketika pangsa pasar akan terbagi karena
adanya perusahaan yang sama dan pasar yang sama dan dapat menjadi
ancaman bagi produsen yang ada.
2. Persaingan antar perusahaan sejenis
Perusahaan yang sejenis akan saling bersaing mendapatkan hati
pelanggan dimana perusahaan akan membuat strategi persaingan seperti
pemasaran, harga yang terjangkau konsumen, meningkatkan mutu dari
produk yang di tawarkan, menyediakan jasa, membuat persediaan yang
bisa menutupi permintaan pasar yang meminta produk secara tiba-tiba.
3. Potensi pengembangan produk substitusi baru
Dalam industri globalisasi saat ini, perusahaan persaingan dalam
mendapatkan hati pelanggan berbagai ragam cara, dan memiliki
persaingan yang sangat ketat dengan produsen produk substitusi,
misalnya papan di gantikan dengan batu bata. Tekanan persaingan akibat
adanya produk substitusi semakin bertambah dan produk yang di
tawarkan lebih relative murah,sehingga pelanggan akan beralih ke
produk yang lain, dan rencana perusahaan produk sustitusi tersebut untuk
27
4. Kekuatan tawar menawar penjual/pemasok
Para pemasok berada pada posisi tawar menawar yang sangat kuat,
dan memiliki andil yang besar dimana pemasok memiliki tawar menawar
jika, (1) pemasok mendomonasi pengguasaan/pemilikan bahan mentah
tertentu, (2) bahan baku yang susah di cari karena saling berkaitan
dengan produk tertentu, (3) perusahahaan tersebut tidak merupakan
pelanggan penting dari pemasok, (4) pemasok akan memperlihatkan
ancaman untuk melakukan intekrasi hilir.
5. Kekuatan tawar–menawar pembeli/pemasok
Pembeli biasanya membeli produk yang relatif harga yang lebih
murah dengan meminta kualitas yang tinggi dan sistem pelayanannya
baik, hal itu yang membuat persaingan antara perusahaan dalam industri
yang sama.hal ini membuat tawar–menawar pembeli akan meningkat
apabila berbagai kondisi tertentu terpenuhi anatara lain: (1) Pembeli
membeli produk dengan jumlah yang besar, (2) Produk yang dibeli
pembeli berstandart dan harga produk tidak menjadi pertimbangan
utama, (3) Produksi substitusi yang mafaatnya relatif sama tersedia di
pangsa pasar, (4) Produk yang di produksi perusahaan tidak terlalu
penting bagi pembeli, (5) Adanya perusahaan yang sama dan produk
yang sama sehingga konsumen/pembeli memiliki banyak pilihan dalam
membeli, (6) Untuk pembeli perorangan,apabila pendapatan perkapita
meningakat, maka daya beli akan meningkat dengan melihat satu
28
produk. Perusahan pesaing membuat suatu strategi yang bisa merebut
kepercayaan pelanggan.
2.5 Analisis SWOT
2.5.1 Pengertian analisis SWOT
Menurut Kotler dan Keller (2009, 51) keseluruhan evaluasi tentang
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di perusahaan disebut dengan
analisis SWOT. Sedangkan menurut Rangkuti (2009, 19), analisi SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini di dasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (strengths), peluang (opportunities), dan dapat meminimalkan
kelemahan (weaknesess) beserta ancaman (threats).
1. Kekuatan (strengths)
Menurut Situmorang (2009: 240) kekuatan adalah segala sesuatu
yang bagus dan dapat diperbuat oleh perusahaan, atau suatu karakteristik
yang memiliki kapasitas penting
2. Kelemahan (weakness)
Menurut Situmorang (2009: 240), kelemahan adalah segala sesuatu
yang merupakan kekurangan perusahaan dan kondisi yang tidak
29 3. Peluang (opportunities)
Menurut Jatmiko (2004: 52) peluang adalah suatu kecenderungan
lingkungan yang menguntungkan yang dapat meningkatkan kinerja suatu
perusahaan seperti, divisi perusahaan, fungsi-fungsi perusahaan, serta
produk dan jasa perusahaan.
4. Ancaman (threats)
Menurut Jatmiko (2004: 51) ancaman adalah suatu kecenderungan
lingkungan yang tidak menguntungkan dan dapat merugikan posisi
perusahaan seperti, divisi perusahaan, fungsi perusahaan, produk atau jasa.
2.5.2 Cara Membuat Analisis SWOT
Melihat kinerja perusahaan dapat dilihat melalui kombinasi faktor
eksternal dan internal. Faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis
SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal dan lingkungan
eksternal dimana internal meliputi (Strength dan Weakness) dan Eksternal
(Opportunities dan Threats), analisis SWOT selalu membandingkan antar faktor
30
Gambar 2.3 Analisis SWOT
1.Mendukung strategi 2. Mendukung
strategi Turn-around Strategi Agresif
3. Mendukung strategi 4. Mendukung
strategi Defensif Strategi Diversifikasi
2.6 Pengembangan Usaha
Setelah banyak berdiri usaha secara langsung usaha tersebut akan
mengalami persaingan yang begitu ketat antara usaha dengan usaha lain begitu
pula dengan usaha yang sama, terutama dalam hal ini ingin mendapatkan
pelanggan dan kepercayaan dari konsumen demi berjalanya usaha tersebut, dalam
kejadian diatas peneliti mengambil solusi permasalahan yang dapat di ambil
dalam masalah pengembangan usaha tersebut. PELUANG
KEKUATAN INTERNAL KELEMAHAN
INTERNAL
31
Menurut Suryana (2004) yaitu pengembangan usaha dapat dilakukan
dengan beberapa hal yaitu antara lain:
a. Perluasan skala usaha
Pengembangan dilakukan dengan dengan skala produksi (kapasitas
produksi) tenaga kerja, teknologi, lokasi usaha, dan sistem distribusi serta
jaringan usaha. Dalam pengembangan skala usaha ini bisa di lakukan
dengan menambah jenis-jenis barang atau jasa yang diproduksinya.
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini bisa
dilakukan apabila menurunkan biaya jangka panjang, sehingga akan
menaikkan skala ekonomi yang tinggi. Selain itu, pengembangan skala
usaha ini dapat dilaksanakan dengan menambah lokasi usaha di tempat
lain.
b. Perluasan cakupan usaha
Pengembangan usaha dengan menambah cakupan, usaha ini bisa
dilakukan dengan menambahkan dan mengembangkan jenis usaha baru
dan di wilayah yang baru juga, serta jenis produk barang dan jasa yang
bervariasi jenisnya.dalam pengembangan cakupan usaha ini sering di sebut
dengan diverfikasi usaha
c. Perluasan dengan kerja sama, penggabungan dan ekspansi
Perluasan usaha dalam pengembangan usaha ini yaitu dengan
memperluas usaha dengan kerjasama dengan perusahaan lain. Seperti
penggabungan dan ekspansi dapat dilakukan melalui: mitra, merger,
holding company atau kartel.Dalam pengembangan manajemen usaha
32
perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan,dan pengendalian harus
dilakukan agar manajemen usaha tersebut bisa di terapkan dan
berpengaruh dalam pengembngan usaha kecil, namun dalam
pengembangan manajemen usaha kecil ini tidak mudah di terapkan dalam
usaha mikro kecil menengah.
Pada tahap awal sebelum memulai sebuah konsep perencanaan
pengembangan usaha, baik para pemilik usaha kecil ini melakukan indentifikasi
terhadap usahanya, yang secara garis-besar meliputi: (Indikator Bisnis STIE Bank
BPD Jateng, 2000:254) sebagai berikut:
1. Kekuatan apa yang di miliki
2. Kelemahan atau kendala apa yang di hadapi
3. Peluang – Peluang apa yang mancul yang bisa di amati
4. Ancaman apa saja yang bisa menghambat berkembangya usaha
2.7 Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)
2.7.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) menurut surat edaran bank
Indonesia no.26/1 tanggal 29 mei 1993 prihal kredit usaha kecil (KUK) adalah
usaha yang memiliki total aset maksimum Rp.600 juta (enam ratus juta
rupiah).Tidak termasuk tanah dan rumah yang di tempati.pengrtian usaha kecil
menengah ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha swasta dan koperasi,
sepanjang asset yang di miliki tidak melebihi nilai nominalnya Rp.600 juta (enam
33
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM ada
beberapa kriteria yang digunakan untuk mendefenisikan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM).
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perseorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil
atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunansebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Kriteria UMKM menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2008 :
1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
34
b. Memiliki hasil penjualan tahuan paling banyak Rp 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah)
2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.00.000,00 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dariRp 300.000.00,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000,000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah)
3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp 50.000.000.000 (lima
puluh milyar rupiah.
2.7.2 Peran pemerintah
Peranan pemerintah dalam pengembangan UMKM pada saat sekarang
sangat besar dengan adanya berbagai bantuan dan dukungan dari pemerintah
35
dimana pemerintah memberikan dukungan Dana untuk pengembangan Usaha
Mikro Kecil Menengah.
Dalam melaksanakan peran ini pemerintah mendukung Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) seperti dibidang pertanian dimana dalam pengembangannya
bisa mempertahankan swasembada pangan nasional, dan pemerintah mendukung
dan menyeimbangkan swasembada pangan dengan proses industrialisasi yang
saling berjalan demi perkembangan prekonomian bangsa.
Pandji Anoraga dan Djoko Sudanto mengemukakan bahwa terlepas dari
kontradiksi persepsi mengenai konsep usaha kecil menengah adalah untuk
mencapai kesejahteraan ekonomi serta lembaga yang berwatak sosial. Usaha
mikro kecil menengah (UMKM) ini mampu menjadi landasan kekuatan ekonomi
masyarakat pedesaan atau masyarakat kecil dengan melihat beberapa faktor faktor
sebagai berikut:
1. Potensi sumber daya manusia yang melimpah
2. Pengalaman dalam usaha kecil
3. Landasan yuridis formal misalnya pasal 33 undang-undang dasar 1945,
undang-undang nomor 12 tahun 1967, dan inpres nomor 2 tahun 1978.
4. Kebijaksanaan pemerintah untuk memeratakan pembangunan ke seluruh
penjuru tanah air.
5. Ada dua sektor ekonomi lain yakni Negara dan swasta yang dapat
dijadikan mitra.
Garis–garis besar haluan Negara menyatakan bahwa usaha kecil
36
melakukan pembinaan terhadap golongan ekonomi yang lemah, sebagai tiang
utama prekonomian nasional
2.7.3 Tujuan Usaha
Tujuan adalah apa yang seharusnya yang akan di capai perusahaan baik
secara pendek maupun dalam jangka yang cukup lama.Tujuan berperan penting
dalam peningkatan standarisasi perusahan dalam mencapai strategi yang di
inplementasikandi suatu perusahaan. Dalam hal ini manajemen suatu perusahaan
terutama manajemen puncak harus mampu membuat suatu strategi yang dapat
menguatkan tujuan perusahaan.
2.8 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menurut Azuar ( 199 : 2013), merupakan penjelasan
ilmiah mengenai proposal antar konsep antar kostruk atau pertautan hubungan
antar variable penelitian pertautan atau hubungun antar variabel, kerangka
konseptual ini penting dikemukakan sebagai landasan untuk merumuskan
hipotesis dengan kata lain, Hipotesis hanya boleh di kemukakan apabila terdapat
penjelasan ilmiah mengenai pertauatan atau hubungan antar variabel yang di teliti.
Kerangka konseptual Usaha Kerajinan Batu Bata Kembar dapat digambarkan
37
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual
Sumber: Diolah oleh peneliti IFAS
Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Batu
Bata Kembar Usaha Batu Bata Kembar
Lingkungan Usaha
EFAS
DIAGRAM SWOT
38 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Bentuk penelitian
Bentuk dan penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu
bertujuan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan objek penelitian secara
keseluruhan secara fakta setelah kejadian, dimana peneliti ingin mendefinisikan
Visi, Misi, serta tujuan usaha, karakter produk, yang dihasilkan oleh perusahaan
tersebut.
Dari analisis ini peneliti dapat menggambarkan kondisi yang ada di
dalam maupun di luar perusahaan. Dalam hal ini peneliti menggunakan
pendekatan deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif karena permasalahan
yang didapat dalam perusahaan tersebut jelas secara detail. Pendekatan deskriptif
dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan memberikan gambaran mengenai data
yang bisa dipertanggungjawabkan sesuai fakta yang ada. Proses penelitian ini
dilakukan melalui pengukuran dengan alat yang baku yaitu matriks SWOT.
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus
merupakan penelitian dengan karakteristik yang berkaitan antara latar belakang
dengan kondisi yang akan diteliti beserta intraksinya dengan lingkungan, yang di
teliti berupa individu maupun kelompok.Lembaga atau komunitas lainnya,
39
subjek tertentu agar memberikan gambaran-gambaran yang lengkap mengenai
subjek tertentu (Eti Rochaety dkk, 2009:16).
3.2Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Usaha Batu Bata Kembar di Desa Saba
Sitahul-Tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara.
Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah
usaha Batu Bata tersebut memiliki prospek bisnis yang sangat menjanjikan yang
dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di
sekitar usaha tersebut.
3.3Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan
skunder. Data primer dilakukan pengamatan dengan secara langsung kegiatan
serta di dalam maupun di luar usaha maupun kegiatan yang dapat mendukung
penelitian, penelitian ini dilakukan dengan wawancara secara langsung dengan
pihak yang terkait dalam penelitian. Data skunder diperoleh melalui penelusuran
40 3.4Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai macam antara
lain sebagai berikut:
a. Wawancara (interview)
Wawancara dilakukan dengan pihak perusahaan sebagai teknik pengumpulan
data dan mengetahui data apa yang perlu di dapat apabila peneliti ingin
mengetahui permasalahan yang ada di perusahaan. Dalam wawancara ini
peneliti dapat mewawancarai responden dengan bebas tanpa harus ada
pedoman yang tersusun, dimana peneliti hanya mewawancarai hal-hal yang
penting demi mendapatkan garis besar dalam permasalahan perusahaan.
b. Observasi
Teknik pengumpulan data yang di lakukan secara observasi, dilakukan
peneliti apabila berkenaan dengan manusia, proses, kerja, gejala-gejala alam
bila respon yang diamati tidak terlalau besar. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan observasi tidak terstruktur.
c. Dokumen
Dalam teknik pengumpulan data secara dokumen yaitu dengan
mengumpulkan data-data dari perusahaan/instansi yang sudah berlalu, dalam
penelitian ini peneliti mngumpulkan data-data yang yang berhubungan
dengan jumlah usaha mikro kecil menengah (UMKM)serta bberapa
41 3.5Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan pendekatan
SWOT. Dalam pendekatan SWOT ini diperoleh strategi dalam pengembangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dimana SWOT adalah singkatan
dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) internal serta peluang
(opportunities) dan ancaman (threats) dalam lingkungan organisasi/perusahaan.
Menurut Rangkuti (2009) alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor
strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks SWOT ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi perusah