• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

6.3 Analisis Struktur Biaya Usahaternak Sapi Pedaging

Biaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keuntungan dari suatu usaha. Komponen biaya-biaya usahaternak sapi pedaging terdiri dari biaya tunai dan biaya tidak tunai. Biaya tunai terdiri dari biaya bakalan sapi, rumput, bekatul, polard, garam, tenaga kerja luar keluarga, listrik, air, obat-obatan, penyusutan peralatan, dan penyusutan kandang. Biaya tidak tunai terdiri dari biaya tenaga kerja keluarga,. Pemberian pakan kepada ternak sapi pedaging dari setiap jenis sapi tersebut sama, tidak adanya perbedaan berdasarkan jenis sapi.

47 6.3.1 Bakalan Sapi

Penggemukan sapi pedaging adalah suatu usaha pemeliharaan sapi yang bertujuan untuk mendapatkan produksi daging dengan peningkatan bobot badan yang tinggi melalui pemberian makanan yang berkualitas dan dengan waktu yang sesingkat mugkin. Sebaran pertumbuhan bobot badan sapi pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Performan produksi ternak sapi pedaging selama setahun

Karakteristik Produksi Sapi PO Simental Sapi Limousin Sapi

Rata-rata bobot awal (kg) 155,32 256,61 254,88

Rata-rata bobot akhir (kg) 361,72 592,31 564,21

Rata-rata pertambahan bobot badan (kg/hari) 0,57 0,93 0,86

Sumber : Data primer diolah (2014)

Performan produksi ternak sapi pedaging menggambarkan kemampuan atau produktivitas sapi, yaitu pertambahan bobot badan harian (dengan lama penggemukan selama setahun). Rata-rata bobot awal dari ternak sapi pedaging jenis sapi PO yaitu sebesar 155,32 kg/ekor, sapi simental 256,61 kg/ekor, dan sapi limousin sebesar 254,88 kg.ekor. Rata-rata bobot akhir ternak sapi pedaging PO sebesar 361,72 kg/ekor, sapi simental sebesar 592,31 kg/ekor dan sapi limousin sebesar 5,64,21 kg/ekor. Rata-rata pertambahan bobot badan terbesar yaitu terjadi pada sapi simental dengan besar 0,93 kg/hari/ekor, selanjutnya sapi limousin dengan besar 0,86 kg/hari/ekor, dan yang terakhir sapi PO dengan rata-rata pertambahan bobot badan sebesar 0,57 kg/hari/ekor.

Ternak sapi pedaging yang mempunyai pertambahan bobot badan yang cepat yaitu pada sapi simental, namun pertambahan bobot badan tersebut masih tergolong rendah karena menurut drh. Samsul dan Dadi (2010) potensi pertambahan bobot badan pada sapi simental bisa mencapai 1,5-2 kg/hari/ekor. Sehingga pemeliharaan sapi pedaging dalam penelitian ini belum maksimal dalam pemenuhan pakannya. Penggunaan pakan oleh peternak di daerah penelitian kurang optimal, tidak ada pembedaan proporsi pakan terhadap jenis sapi dan bobot badan, sehingga pertambahan bobot badan sapi tidak optimal.

48

Tabel 20 Rata-rata biaya bakalan sapi berdasarkan jenis ternak per ekor

Jenis Sapi Bobot Awal (Kg/ST) (Rp/Kg bobot Harga Beli hidup) Harga Beli (Rp/ST) Sapi PO 155,32 36 000,00 6 290 357,14 Sapi Simental 256,61 40 000,00 10 906 037,81 Sapi Limousin 254,88 40 000,00 10 704 990,20

Sumber : Data primer diolah (2014) 6.3.2 Pakan

Salah satu faktor produksi yang penting dalam usaha penggemukan sapi pedaging adalah pemberian pakan. Pakan dalam usaha peternakan merupakan bagian penting dan menentukan tinggi rendahnya produksi, pertumbuhan dan besar kecilnya keuntungan peternakan. Sehingga harus selalu diupayakan penggunaannya baik pakan hijauan maupun penguat pada tingkat yang optimum. Menurut Mulyono (1999), pakan hijauan mengandung zat gizi yang dapat menentukan pertumbuhan, reproduksi dan kesehatan ternak. Pakan hijauan segar yang baik adalah bila komposisinya diatur antara yang mengandung protein rendah dan protein tinggi. Hijauan merupakan sumber serat kasar yang tinggi bagi ruminan. Hijauan yang dimaksud biasanya berupa rumput-rumputan. Secara tradisional, sapi pedaging hanya diberi hijauan sebagai pakan. Namun untuk program penggemukan yang berorientasi pada keuntungan finansial perlu dipertimbangkan penggunaan pakan berupa konsentrat sehingga dicapai efisiensi waktu yang akan meningkatkan keuntungan (Abidin, 2002).

Pakan yang digunakan dalam penggemukan sapi pedaging di daerah penelitian meliputi pakan hijauan dan penguat. Pada musim hujan, hijauan pakan ternak berlimpah sedangkan pada musim kemarau hijauan pakan ternak terbatas. Para peternak hanya bisa mengandalkan hijauan yang ada namun tidak mencukupi kebutuhan ternak. Oleh karena itu peternak menggunakan jerami padi sebagai pengganti hijauan. Ketersediaan hijauan pakan di Indonesia dipengaruhi oleh iklim, sehingga pada musim kemarau terjadi kekurangan hijauan pakan ternak dan sebaliknya pada musim hujan jumlahnya melimpah. Pemanfaatan limbah pertanian merupakan salah satu cara untuk mengatasi kekurangan hijauan pakan ternak (Syamsu, et al., 2003). Jika musim kemarau tiba terkadang peternak

49 membeli ataupun mencari jerami padi keluar dari daerah mereka. Rata-rata biaya yang dikeluarkan peternak untuk membeli jerami padi yaitu sebesar Rp 55 714,29. Berdasarkan observasi lapang biaya yang dikeluarkan peternak untuk pakan penguat hanya terdiri dari bekatul, polard, singkong, dan garam. Rata-rata biaya pakan penguat ternak sapi pedaging dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21 Rata-rata biaya pakan penguat ternak sapi pedaging per peternak Komposisi pakan Jumlah Harga Biaya Biaya Kg/

ST Peternak Kg/ Rp/ST/ hari Rp/Peternak/ hari Rp/ST/ tahun Rp/Peternak/ tahun Singkong 2,43 7,80 1 000 2 429,91 7 800,00 874 766,36 2 808 000,00 Bekatul 1,11 3,56 2 000 2 218,96 7 122,86 798 825,10 2 564 228,57 Polard 0,91 2,92 3 000 2 732,53 8 771,43 983 711,62 3 157 714,29 Garam 0,21 0,67 1 000 207,39 665,71 74 659,55 239 657,14 Jumlah 7 588,79 24 360,00 2 731 962,62 8 769 600,00 Sumber : Data primer diolah (2014)

Rata-rata biaya pakan penguat ternak sapi pedaging yaitu sebesar Rp 8 769 600,00/peternak/tahun. Biaya terbesar pakan penguat yaitu polard

sebesar Rp 3 157 714,29/peternak/tahun. 6.3.3 Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan oleh peternak dalam penggemukan sapi pedaging adalah tenaga kerja dalam keluarga. Tenaga kerja yang digunakan tidak berasal dari luar keluarga karena skla usaha ternak sapi pedaging masih relatif kecil sehingga tidak membutuhkan banyak pekerja. Namun ternyata di daerah penelitian hanya sedikit yang menggunakan tenaga kerja luar keluarga yaitu sebesar 5,71 persen dari total responden. Tenaga kerja luar keluarga yang digunakan adalah tenaga kerja laki-laki. Upah tenaga kerja luar keluarga berkisar antara Rp 900 000,00 hingga Rp 1 000 000,00 per bulan per orang. Sehingga dapat diperoleh rata-rata biaya tenaga luar keluarga di daerah penelitian yaitu sebesar Rp 2 502 857,13 per peternak.

Biaya tenaga kerja dalam keluarga merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai tenaga kerja keluarga termasuk yang dikerjakan sendiri oleh peternak, dengan asumsi biaya tersebut setara dengan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang berlaku di daerah penelitian. Meskipun biaya tenaga kerja dalam keluarga merupakan jenis biaya tidak tunai namun biaya tersebut harus tetap diperhitungkan dalam biaya input produksi. Biaya tenaga kerja dalam keluarga ini

50

tidak dibayarkan secara langsung karena merupakan opportunity cost bila

peternak menggunakan tenaga kerja luar keluarga. Rata-rata biaya tenga kerja dalam keluarga jika dihitung yaitu sebesar Rp 9 990 000,00 per peternak per tahun.

Selain biaya pembelian bakalan sapi, pakan dan tenaga kerja, komponen biaya tunai lainnya adalah penerangan kandang (listrik). Baiya yang dikeluarkan tiap peternak pun berbeda-beda. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk penerangan kandang oleh peternak selama satu tahun sebesar Rp 360 914,28. Ketersediaan air minum juga harus diperhatikan sehingga sapi pedaging tidak kekurangan air dan dapat mengganggu pencernaannya. Biaya air disini merupakan biaya penyaluran dari sumber air sampai kerumah peternak, nilai dari penyaluran tersebut yaitu sebesar Rp 60 000,00 per tahun. Biaya obat/vitamin sekitar Rp 285 000,00 per peternak per tahun. Rata-rata biaya yang dikeluarkan peternak untuk setiap jenis obat-obatan dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22 Rata-rata biaya penggunaan obat-obatan dan vitamin selama satu tahun per peternak

Uraian (Rp/ST/tahun) Biaya (Rp/peternak/tahun) Jumlah Obat cacing 15 000,00 45 000,00 Vitamin 25 000,00 75 000,00 Kesehatan ternak 25 000,00 75 000,00 Jumlah 65 000,00 285 000,00

Sumber : Data primer diolah (2014)

Keberhasilan usaha penggemukan sapi sangat ditentukan oleh kesehatan ternak. Ternak harus bebas dari penyakit, sehingga dapat tumbuh secara optimal dan dapat dijual lebih cepat dan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi peternak. Oleh sebab itu, pemeliharaan kesehatan ternak dan pencegahan penyakit merupakan bagian penting dalam pengelolaan suatu usaha penggemukan sapi pedaging.

Usaha penggemukan sapi pedaging pasti memerlukan peralatan dalam menunjang kegiatan usahanya. Peralatan yang biasa dipakai dalam usaha penggemukan sapi pedaging di tempat penelitian yaitu ember kecil, ember besar, sabit dan tali tambang. Rata-rata biaya penyusutan peralatan yang digunakan setiap peternak terhadap penggemukan sapi pedaging selama setahun sebesar Rp 193 056,84 yang terdiri dari penyusutan ember kecil, ember besar, sabit dan tali

51 tambang. Biaya rata-rata penyusutan kandang tiap peternak selama setahun penggemuakna sapi yaitu sebesar Rp 3 748 416,00.

Dokumen terkait