• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis pada penelitian ini meliputi struktur biaya usahaternak, analisis pendapatan usahaternak, R/C rasio usahaternak sapi pedaging dan analisis pendapatan rumahtangga. Secara rinci penjelasan mengenai kerangka pemikiran teoritis dapat dilihat dibawah ini.

3.1.1 Struktur Biaya Usahaternak

Menurut Soekartawi (1995) mendefinisikan biaya sebagai semua nilai faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk dalam periode produksi tertentu yang dinyatakan dengan nilai tertentu. Biaya usahaternak sapi terdiri dari dua jenis yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan (biaya tidak tunai). Biaya tunai adalah biaya yang dibayar dengan uang, sedangkan biaya yang diperhitungkan adalah biaya untuk menghitung berapa besarnya pendapatan kerja peternak. Biaya tunai meliputi bakalan sapi, pakan hijauan, konsentrat, obat- obatan, air dan tenaga kerja luar keluarga. Sedangkan komponen biaya yang diperhitungkan meliputi pengeluaran tidak tunai yang dikeluarkan oleh peternak seperti tenaga kerja dalam keluarga, penyusutan perlatan, dan penyusutan kandang. Secara matematis biaya total dapat dirumuskan sebagai berikut:

TB = Bt + Bd ...(1) Keterangan:

TB = Total biaya Bt = Biaya tunai Bd = Biaya non tunai 3.1.2 Analisis Pendapatan

Menurut Kadarsan (1995), salah satu cara untuk mengukur manfaat pola kemitraan dibandingkan dengan pola mandiri pada usahaternak sapi pedaging adalah dengan melihat perbedaan pendapatan peternak untuk tiap satu ekor ternak yang mereka hasilkan. Pendapatan merupakan selisih dari nilai penerimaan terhadap nilai pengeluaran (biaya). Terdapat dua tujuan utama dari analisa pendapatan, yaitu menggambarkan keadaan sekarang dan menggambarkan

20

keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan. Analisa pendapatan memberikan bantuan untuk mengukur kegiatan usaha pada saat ini berhasil atau tidak. Penerimaan perusahaan bersumber dari pemasaran atau penjualan hasil usaha, seperti panen tanaman dan barang olahannya serta panen dari peternakan dan barang olahannya. Penerimaan bisa juga bersumber dari pembayaran- pembayaran tagihan, bunga, dividen, pembayaran dari pemerintah dan semua sumber lainnya yang menambah aset perusahaan. Semua hasil agribisnis yang dipakai untuk dikonsumsi keluarga pun harus dihitung dan dimasukkan sebagai penerimaan perusahaan walaupun akhirnya dipakai pemilik perusahaan secara pribadi.

Hanafie (2010) menerangkan bahwa pendapatan terbagi menjadi dua yaitu pendapatan tunai dan pendapatan non tunai. Pendapatan tunai adalah pendapatan yang terhitung dari hasil pertanian secara tunai. Contohnya: hasil penjualan sapi pedaging dikurangi dengan total biaya. Pendapatan non tunai adalah pendapatan yang tidak terhitung dari hasil pertanian tidak tunai tetapi termasuk pendapatan. Contohnya: sapi pedaging yang dikonsumsi sendiri.

Kadarsan (1995) menerangkan bahwa pendapatan adalah selisih antara penerimaan total dengan pengeluaran. Untuk menganalisis pendapatan diperlukan dua keterangan pokok, yaitu keadaan pengeluaran dan penerimaan dalam jangka waktu tertentu. Rasyaf (2002) menambahkan bahwa pendapatan adalah sejumlah uang yang diperoleh setelah semua variabel dan biaya tetap tertutupi. Hasil pengurangan positif berarti untung, hasil pengurangan negatif berarti rugi.

3.1.3 R/C Rasio

Kadarsan (1995) menerangkan pendapatan selain diukur dengan nilai mutlak dapat pula diukur dengan nilai efisiensinya. Salah satu alat untuk mengukur nilai efisiensi pendapatan tersebut yaitu penerimaan untuk setiap biaya yang dikeluarkan atau imbangan penerimaan dan biaya atau Revenue and Cost Ratio (R/C ratio).

Rasio R/C (Revenue Cost Ratio) bertujuan untuk mengukur efisiensi input-

input dengan menghitung perbandingan antara penerimaan total dengan biaya produksi total. Perbandingan ini menunujukkan penerimaan kotor setiap rupiah yang digunakan dalam usaha. Semakin tinggi nilai R/C ratio menunjukkan

21 semakin besar penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah biaya yang dikeluarkan. Dengan demikian perolehan nilai R/C rasio yang semakin tinggi maka tingkat efisiensi pendapatan pun semakin tinggi maka efisiensi pendapatan pun semakin baik.

R/C Rasio = ...(2) 3.1.4 Analisis Pendapatan Rumahtangga

Pendapatan dan pengeluaran dalam rumahtangga merupakan hal penting dalam kehidupan berumahtangga. Rumahtangga petani yang biasanya terdapat di pedesaan untuk pemenuhan kebutuhan diperlukan pendapatan, baik dari pekerjaan pokok sebagai petani maupun pekerjaan sampingan dari anggota keluarga yang bekerja. Bessarnya pendapatan dari hasil pendapatan ditentukan oleh konsumsi (pangan/non pangan). Pendapatan atau total pendapatan rumahtangga petani dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Y = Y1 + Y2 + Y3 ...(3)

Keterangan :

Y : total pendapatan rumahtangga (Rp/tahun)

Y1 : pendapatan rumahtangga dari usahatani (Rp/tahun)

Y2 : pendapatan rumahtangga dari usahaternak sapi pedaging (Rp/tahun)

Y3 : pendapatan rumahtangga dari kegiatan non usahatani (Rp/tahun)

3.1.5 Definisi Istilah

1. Rumah tangga peternak adalah seorang atau sekelompok orang yaitu peternak, istrinya, dan anak-anaknya yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik dan tinggal bersama serta makan dari satu dapur.

2. Pendapatan usahaternak sapi pedaging adalah selisih antara penerimaan usahaternak sapi pedaging dengan total pengeluaran (biaya variabel dan biaya tetap) selama satu tahun meliputi penerimaan dan biaya yang bersifat tunai maupun non tunai.

3. Pendapatan rumah tangga peternak sapi pedaging adalah penjumlahan pendapatan dari berbagai usaha yang dijalankan, seperti usahaternak sapi

22

pedaging, usahatani selain beternak, usahaternak selain sapi pedaging, dan usaha non pertanian selama satu tahun.

4. Penyusutan adalah penurunan nilai inventaris yang disebabkan oleh pemakaian selama tahun pembukuan, seperti penyusutan peralatan, kandang, dan ternak.

5. Usaha pokok adalah suatu usaha yang menghasilkan pendapatan lebih dari 70 persen dari pendapatan rumah tangga.

6. Cabang usaha adalah suatu usaha yang menghasilkan pendapatan lebih dari 30 persen hingga 70 persen dari pendapatan rumah tangga.

7. Usaha sambilan adalah suatu usaha yang menghasilkan pendapatan kurang dari atau sama dengan 30 persen dari pendapatan rumah tangga.

8. Biaya pakan hijauan merupakan biaya pembelian pakan hijauan ditambah dengan biaya tenaga kerja untuk mencari rumput serta ditambah biaya transportasi.

9. Perlengkapan merupakan input produksi yang digunakan sebagai alat bantu usaha dengan masa ekonomis penggunaannya antara satu bulan hingga satu tahun.

10. Peralatan merupakan input produksi yang digunakan sebagai alat bantu usaha dengan masa ekonomis penggunaannya lebih dari satu tahun.

11. Satuan Ternak (ST) adalah ukuran yang digunakan untuk menghubungkan berat badan ternak dengan jumlah pakan yang dimakan oleh ternak.

12. Hari Orang Kerja (HOK) adalah jumlah kerja yang dicurahkan untuk seluruh proses produksi yang dikur dengan ukura kerja pria.

Dokumen terkait