• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1.2 Analisis Program Talkshow Mata Najwa Episode “Pejabat Kekinian” (Segmen Ganjar Pranowo) yang Ditinjau Dari Struktur Makro, Super Struktur Dan Struktur Mikro

5.1.2.3 Analisis Struktur Mikro (Semantik, Sintaksis, Stilistik dan Retoris)

a) Semantik

Latar

Hal pertama yang muncul sebagai latar adalah posisi Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah yang eksis menggunakan media sosial. Pada latar ini dijelaskan bahwa Ganjar Pranowo merupakan Gubernur yang dekat dengan warganya, salah satunya dengan menggunakan media sosial.

Latar berikutnya adalah pertemuan antara Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil dan juga Ahok. Pada latar ini menjelaskan tentang pertemuan ketiga pejabat ini sebagai suatu isu terkini, sekaligus juga mengangkat tentang hubungan antara ketiga pejabat daerah ini.

Hal berikutnya yang adalah pemanfaatan media sosial untuk menunjang tugas dan tanggung jawab sebagai Gubernur. Pada bagian ini menguraikan bagaimana Ganjar Pranowo memanfaatkan media sosial untuk mendukung tugas dan tanggung jawabnya sebagai Gubernur Jawa Tengah.

Detail

Detail yang muncul dalam segmen antara Najwa Shihab dengan Ganjar Pranowo lebih banyak memunculkan gaya kekinian Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah yang aktif menggunakan media sosial dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Elemen detail pada segmen ini juga lebih banyak menonjolkan pemanfaatan media sosial oleh Ganjar Pranowo serta dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat Jawa Tengah melalui gaya kekinian Ganjar Pranowo yang aktif bersosial media untuk melayani kebutuhan serta memecahkan permasalahan umum di tengah masyarakat yang dipimpin.

Elemen detail juga menunjukkan sejumlah perubahan positif serta sejumlah prestasi yang diraih melalui gaya kekinian Ganjar Pranowo yang aktif bersosial media dalam

81

membangun sarana dan infrastruktur, serta merubah birokrasi di Jawa Tengah.

Maksud

Elemen maksud pada segmen dimana Ganjar Pranowo menjadi narasumber ditampilkan secara eksplisit dan jelas. Dimana pada elemen maksud ini menunjukkan bagaimana seorang pejabat memiliki kepekaan pada perkembangan teknologi, sehingga memanfatkan media sosial sebagai bentuk perkembangan tersebut untuk menunjang berbagai kegiatan yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pejabat.

Pada elemen maksud ini juga ingin menunjukkan bahwa ketika pejabat sadar dan mampu memanfaatkan teknologi dengan baik untuk kepentingan umum, maka hal tersebut akan memberikan perubahan serta dampak positif.

Elemen maksud pada segmen ini juga menunjukkan bahwa media sosial dapat menjadi wadah untuk menampung aspirasi, menjadi jembatan atau perekat hubungan antara pejabat dengan masyarakatnya, serta menjadi media pengontrol antara masyarakat dengan pelaksana-pelaksana tugas yang ada di lapangan apabila mampu di manfaatkan serta dikelola oleh dengan baik oleh pejabat yang menggunakannya maupun masyarakat yang berinteraksi didalamnya.

b) Sintaksis

Bentuk Kalimat

Mengamati percakapan antara Najwa Shihab dengan Ganjar Pranowo pada episode ini, peneliti melihat bahwa tata bahasa yang digunakan merupakan bahasa sehari-hari (bahasa non formal).

Peneliti melihat bahwa penggunaan tata bahasa ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang santai. Sebagian besar kalimat dalam percakapan ini secara umum didominasi oleh kalimat dengan bentuk deduktif. Hal ini dimaksudkan

82

oleh pembicara untuk menempatkan dirinya sebagai pihak yang menjadi pusat atau objek terkait dengan tema atau topik yang dibahas dalam episode ini.

Melalui penempatan posisi seperti ini, penulis melihat bahwa pembicara ingin memberikan penegasan terhadap penonton tentang keterkaitan dirinya dengan hal-hal yang menjadi pembahasan dalam episode ini. Berikut adalah contoh percakapan yang menunjukkan hal tersebut :

Najwa Shihab : “Dari apa yang anda lakukan ini, apa hal yang paling efektif, atau bukti yang paling efektif ketika anda menggunakan media sosial ini, dalam menangani persoalan-persoalan publik lewat saluran-saluran seperti in?”.

Ganjar Pranowo : “Oh banyak. Kalo kasus yang terjadi saya pernah copot orang karena di samsat dia minta duit sama masyarakat dan ada yang lapor dan masyarakatnya pintar kemudian lapor “pak ini kami dimintain duit” kalo memang kamu dimintain duit coba fotoin orangnya. Kemudian difotokan tapi mungkin fotonya dari bawah, kemudian saya terima fotonya. Saya kontak pimpinannya kemudian pimpinannya bilang “ya siap pak“ kemudian dicopot orangnya. Lalu ibu-ibu katanya diusir dari rumah anaknya, dia tidur di pos ronda, tidak lebih dari dua jam sudah diambil terus ke resos. Ada orang yang kena kanker di tangannya segede bola gak diambil, saya telpon sama Bupatinya dan sangat menyebalkan karena Bupatinya bilang,

“siap pak, mohon petunjuk”. Lah hari gini kok mohon petunjuk.”

Kata Ganti

Peneliti melihat bahwa penggunaan kata “kita”. oleh Ganjar Pranowo sebenarnya ingin menunjukkan adanya kedekatan hubungan serta kebersamaan yang dibangun antara Ganjar Pranowo sebagai Gubernur dengan setiap kepala daerah yang ada di wilayah Jawa Tengah serta masyarakat. Kata ini juga menunjukkan bahwa serangkaian usaha yang dilakukan secara bersama-samauntuk membangun Jawa Tengah dan juga dampak positif yang dirasakan oleh warga bukanlah usaha Ganjar Pranowo semata sebagai Gubernur.

“Wisata ditiap kabupaten – kota rata-rata punya potensi. Ada karimun jawa, ada dieng, Borobudur gak perlu diomongin lagi kali ya, trus kemudian sangiran yang sekarang lagi kita tata. Kebetulan kita kerja sama dengan kementrian, dan ini yang mau coba kita dorong.”

83

Kata ganti selanjutnya yang peneliti temukan adalah kata “mereka”. Melalui kata ini penulis menginterpretasikan bahwa mereka yang dimaksud adalah, para pejabat daerah (Bupati dan Walikota) yang ada di bawah kepemimpinan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur.

c) Stilistik

Leksikon

Setelah mengamati keseluruhan segmen antara Najwa Shihab dengan Ganjar Pranowo, peneliti menemukan beberapa kata yang dipilih, yang merujuk pada fakta yang dibahas dalam episode ini. Penggunaan kata “Pejabat Kekinian” sebagai tema utama dari episode ini ingin menunjukkan fakta bahwa pada saat ini banyak pejabat yang mulai memanfaatkan media sosial untuk berbagai kepentingan. Selain itu peneliti juga menemukan adanya penggunaan kata “Inovasi”. Kata ini ingin menunjukkan adanya perubahan-perubahan sebagai hasil atau dampak dari tingkat keterlibatan atau keaktifan pejabat saat ini dalam menggunakan akun media sosial maupun mengikuti hal-hal yang menjadi trend saat ini, ataupun terlibat pada hal-hal-hal-hal serta isu-isu menarik yang sedang ramai diperbincangkan oleh khalayak luas.

d) Retoris

Grafis

Setelah peneliti mengamati perbincangan antara Najwa Shihab dengan Ganjar Pranowo dalam episode ini, peneliti menemukan bahwa penekanan terhadap hal-hal penting yang dibahas selalu disertakan dengan cuplikan video yang berhubungan dengan pembahasan-pembahasan penting tersebut. Hal – hal penting yang dibuktikan lewat cuplikan video adalah profil Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah, proses sidak yang dilakukan terhadap beberapa dinas di Jawa Tengah, kunjungan masyarakat, pertemuan antar Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil dah Ahok di Balaikota,

84

menolong warga yang mengalami kecelakaan lalu lintas dan cuplikan video tentang tanggapan masyarakat Jawa Tengah terhadap kinerja Ganjar Pranowo sebagai Gubernur.

Metafora

Adapun beberapa metafora yang penulis temukan dalam segmen Ganjar Pranowo dalam episode “Pejabat Kekinian” :

haters, multi platform, media genic, baju safari, cacat, dilempar ke publik, dicopot.

Peneliti memahami bahwa penggunaan metafora sebagaimana di atas, secara strategis sebagai landasan berpikir, alasan pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada penonton, dimana hal-hal tersebut mengandung makna tertentu yang pastinya tidak terlepas dari hal-hal utama yang dibahas dalam episode “Pejabat Kekinian” ini.

Sebagai contoh, pada kata ungkapan “dicopot”. Kata ini digunakan oleh Ganjar Pranowo untuk menunjukkan bukti dalam melakukan interaksi dengan warganya, membangun komunikasi langsung dengan warganya, yang mana ketika semua ia mendapat laporan dari warga tentang adanya pemungutan liar yang dilakukan oleh samsat, maka pelaku pemungutan liar tersebut langsung di tindak tegas dengan sanksi pemecatan, dimana dalam percakapan Ganjar Pranowo menggambarkan sanksi pemecatan tersebut dengan kata “dicopot” Berikut adalah ringkasan percakapan yang menunjukkan penggunaan ungkapan “dicopot” :

Najwa Shihab : “Dari apa yang anda lakukan ini, apa hal yang paling efektif, atau bukti yang paling efektif ketika anda menggunakan media sosial ini, dalam menangani persoalan-persoalan publik lewan saluran-saluran seperti ini?”

Ganjar Pranowo : “Oh banyak. Kalo kasus yang terjadi saya pernah copot orang karena di samsat dia minta duit sama masyarakat dan ada

yang lapor dan masyarakatnya pintar kemudian lapor “pak ini kami dimintain duit” kalo memang kamu dimintain duit coba fotoin

orangnnya. Kemudian difotokan tapi mungkin fotonya dari bawah, kemudian saya terima fotonya. Saya kontak pimpinannya kemudian

85

5.1.3 Hubungan Antara Struktur Makro, Super Struktur dan Struktur Mikro

Dokumen terkait