BAB III ANALISIS STRUKTURAL DALAM NOVEL “DEAR YURICHIKA”
3.2 Analisis Struktural Dalam Novel “Dear Yurichika”…
3.2.1 Tema
Cuplikan 1 (Halaman 2)
My lovely Yurichika. Mama tidak pernah mengira anak bayi ternyata semanis ini. Waktu divonis sakit, rasanya Mama ingin mati saja. Tapi sekarang Mama ingin hidup selama mungkin supaya bisa terus bersamamu. Tawa Yurichika manis sekali, selalu membuat Mama bahagia. Mama ingin selalu bisa melihat tawamu. Tetapi,
karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, Mama menuliskan saja semua yang ingin Mama katakan pada Yurichika.
Analisis :
Berdasarkan cuplikan diatas menunjukan semangat seorang ibu untuk sembuh dari penyakit, agar bisa terus hidup bersama anaknya. Tawa Yurichika selalu membuat Mama bahagia. Dapat dilihat pada kalimat “Tapi sekarang Mama ingin hidup selama mungkin supaya bisa terus bersamamu. Tawa Yurichika manis sekali, selalu membuat Mama bahagia.”
Cuplikan 2 (Halaman 83)
Meskipun Mama sakit, Mama suka sekali berjalan-jalan dengan Gon-chan (anjing kita), dan Mama mengajaknya jalan-jalan setiap pagi dan malam. Sambil berpikir kalau nanti Yuria lahir, bagaimana caranya mengajak bayi dan anjing jalan-jalan bersama. Tapi karena Mama harus duduk di kursi roda, kelihatannya hal itu tidak bisa diwujudkan.
Analisis :
Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan semangat dan perjuangan tokoh Mama yang meskipun sedang sakit, ia tetap berjuang untuk membiasakan diri agar bisa membawa jalan-jalan Gon-chan dan Yuria setelah lahir nanti, dengan keadaan duduk di kursi roda. Dapat dilihat pula pada kalimat “Sambil berpikir kalau nanti
Yuria lahir, bagaimana caranya mengajak bayi dan anjing jalan-jalan bersama. Tapi karena Mama duduk di kursi roda, kelihatannya hal itu tidak bisa diwujudkan.
Cuplikan 3 (Halaman 90)
Mama ingin bisa melahirkan Yuria dengan selamat dan sehat. Oleh sebab itu sebisa mungkin Mama menjaga agar Yuria tetap selamat dan sehat dalam perut Mama. Itu berarti Mama tidak bisa mendapat pengobatan untuk penyakit Mama.
Selain mengkhawatirkan Yuria, Mama juga khawatir pada tubuh Mama sendiri.
Jadinya Mama berada dalam dilema. Tapi entah bagaimana, karena mengerahkan segenap semangat yang ada, akhirnya tanggal 6 Februari, tepat pada hari ulang tahun Mama, Yuria lahir melalui operasi caesar. Setelah Yuria lahir, Mama langsung mendapatkan pengobatan sinar radiasi.
Analisis :
Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa Mama yang terus memperjuangkan agar Yuria bisa lahir dalam keadaan selamat dan sehat meskipun Mama tidak mengonsumsi obat-obatan untuk kesembuhan penyakitnya. Dapat dilihat pada kalimat “Mama ingin bisa melahirkan Yuria dengan selamat dan sehat. Oleh sebab itu sebisa mungkin Mama menjaga agar Yuria tetap selamat dan sehat dalam perut Mama. Berarti Mama tidak bisa mendapat pengobatan untuk penyakit Mama.”
3.2.2 Penokohan
1. Berdasarkan segi peranan atau tingkat pentingnya.
A. Tokoh Utama Mama
Berdasarkan cerita dalam novel, tokoh Mama memiliki karakter sebagai berikut :
Cuplikan 1 (Halaman 82)
Mama lahir dan tumbuh besar di Karatsu, Perfektur Saga, tanggal 6 Februari 1972 (sama dengan ulang tahun Yuria!!). Begitu kuliah, Mama pindah ke kota tetangga, Fukuoka. Mama punya teman banyak sekali sampai setiap hari disibukkan dengan main dan bekerja.
Analisis :
Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa tokoh Mama merupakan seorang yang mudah bergaul dan pekerja keras. Dapat dilihat pada cuplikan “Mama punya teman banyak sekali sampai setiap hari disibukkan dengan main dan bekerja.”
Cuplikan 2 (Halaman 84-85)
Ibu-ibu hamil tidak boleh menerima pengobatan kanker. Kalau Mama memprioritaskan pengobatan kanker, Yuria harus dilarikan lebih awal (waktu ini Yuria sudah semakin besar dan usia janin mencapai minggu terlarang untuk aborsi).
Artinya kemungkinan besar Yuria tidak akan lahir seperti bayi pada umumnya.
Sungguh pilihan yang sulit antara merelakan nyawa sendiri atau kehilangan bayi.
Papa, nenek, Naoko-chan, Aya-chan, mereka semua jadi sering bertemu untuk membicarakan ini.
Lalu Mama memutuskan dan berjanji pada Papa. Mama akan memberikan bayi yang sehat untuk Papa. Mama bertanya pada Papa, “Do you really want this baby?”(Aapakah kau benar-benar menginginkan bayi ini?). Sambil menangis Papa menjawab, “Ya, Maafkan aku, ya. Tapi aku menginginkan kalian berdua (Yuria dan Mama)”.
Analisis :
Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa tokoh Mama merupakan seorang yang kuat karena lebih memilih untuk melahirkan Yuria daripada menerima pengobatan penyakit kanker. Selama Yuria masih ada dalam kandungan, Mama tidak boleh menerima pengobatan kanker karena akan berdampak pada kesehatan Yuria.
Dapat dilihat pada kalimat “Lalu Mama memutuskan dan berjanji pada Papa. Mama akan memberikan bayi yang sehat untuk Papa.”
Cuplikan 3 (Halaman 89 - 90)
Sejak menjalani operasi sampai kelahiran Yuria (hal yang paling membahagiakan), adalah satu bulan yang menyakitkan. Hal yang paling menyakitkan adalah pertama: rasa sakitnya (sampai sekarang pun rasa sakit itu masih terasa) dan rasa takut menghadapi kemungkinan penyakit ini akan datang lagi entah kapan.
Mungkin karena stress memikirkannya, sampai-sampai Mama hampir melahirkan prematur.
Mama ingin bisa melahirkan Yuria dengan selamat dan sehat. Oleh sebab itu sebisa itu Mama menjaga Yuria agar tetap selamat dan sehat dalam perut Mama. Itu berarti Mama tidak bisa mendapat pengobatan untuk penyakit Mama. Selain mengkhawatirkan Yuria, Mama juga khawatir pada tubuh Mama sendiri. Jadinya Mama berada dalam dilema. Tapi entah bagaimana, karena menggerakkan segenap semangat yang ada, akhirnya tanggal 6 Februari, tepat pada hari ulang tahun Mama, Yuria lahir melalui operasi caesar.
Analisis :
Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa tokoh Mama merupakan seorang yang sabar dalam merawat Yuria yang ada didalam kandungannya dan sabar menghadapi penyakitnya hingga akhirnya ia bisa melahirkan Yuria. Dapat dilihat pada cuplikan “Mama ingin bisa melahirkan Yuria dengan selamat dan sehat. Oleh sebab itu sebisa itu Mama menjaga Yuria agar tetap selamat dan sehat dalam perut Mama. Itu berarti Mama tidak bisa mendapat pengobatan untuk penyakit Mama.
Selain mengkhawatirkan Yuria, Mama juga khawatir pada tubuh Mama sendiri.
Jadinya Mama berada dalam dilema. Tapi entah bagaimana, karena menggerakkan segenap semangat yang ada, akhirnya tanggal 6 Februari, tepat pada hari ulang tahun Mama, Yuria lahir melalui operasi caesar.”
B. Tokoh Tambahan 1). Papa/Leni
Berdasarkan cerita dalam novel, tokoh Papa memiliki karakter sebagai berikut :
Cuplikan 1 (Halaman 8)
Saat memberi hadiah untuk orang tersayang, Papa dengan percaya dirinya akan memberikan sesuatu yang dianggapnya bagus. Jadi, terkadang dia lupa memikirkan si penerima, walau tentu saja , sama sekali tidak ada niat buruk. Itulah sebabnya, kalau Yuria menginginkan sesuatu, lebih baik katakan saja langsung padanya.
Analisis :
Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa tokoh Papa merupakan seorang yang percaya diri akan pilihannya ketika akan memberikan sesuatu kepada orang lain, dia sangat yakin dengan pemberiannya tanpa berpikir bagaimana reaksi atau tanggapan si penerima . Dapat dilihat pada kalimat “Saat memberi hadiah untuk orang tersayang, Papa dengan percaya dirinya akan memberikan sesuatu yang dianggapnya bagus. Jadi, terkadang dia lupa memikirkan si penerima, walau tentu saja , sama sekali tidak ada niat buruk.”
Cuplikan 2 (Halaman 97)
Saat ini jam 3.30 sore. Di luar bersalju. Masih ada waktu sampai jam 7 sampai Leni datang nanti. Bayiku banyak bergerak hari ini. Jam 9 malam. MRI pada ibu hamil boleh dilakukan dengan jeda 12 minggu, jadi malam ini kami segera melakukannya. Begitu di cek ternyata bukan hernia, melainkan ada tumor ditulang belakang, jadi besok pagi akan segera operasi. Padahal ada bayi dalam perutku.
Sama sekali tidak ada kata-kata yang memberi harapan bahwa tumor itu tidak akan menyebar. Tapi karena memang tidak ada pilihan lain, jadi sepertinya lebih cepat lebih baik… yang tidak kuinginkan hanyalah kelumpuhannya. Ingin sekali menghindarinya. Bayiku yang mengalami hal seperti ini pasti akan tumbuh menjadi anak yang hebat. Aku bersyukur sekali. Leni merawatku dengan begitu baik.
Malamnya kami diberi penjelasan, lalu mulailah pemeriksaan awal dan di-rontgen sampai hampir jam 2 pagi. Pinggang rasanya sakit sekali, sampai aku diberi supositoria. Jam 4 pagi rasanya seperti ada rasa hangat mengalir dikaki sebelah kiri.
Sekarang sudah hampir jam 7 pagi. Tetap tidak bisa tidur. Begitu juga hari ini.
Analisis :
Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa Leni merupakan seorang yang sabar merawat Mama yang sedang sakit. Meskipun Mama di vonis penyakit tumor, Papa tetap sabar merawat Mama. Dapat dilihat pada kalimat “Sama sekali tidak ada kata-kata yang memberi harapan bahwa tumor itu tidak akan menyebar.
Tapi karena memang tidak ada pilihan lain, jadi sepertinya lebih cepat lebih baik…
yang tidak kuinginkan hanyalah kelumpuhannya. Ingin sekali menghindarinya.
Bayiku yang mengalami hal seperti ini pasti akan tumbuh menjadi anak yang hebat.
Aku bersyukur sekali. Leni merawatku dengan begitu baik.“
Cuplikan 3 (Halaman 101)
Bagian dalam dura mater dan juga masalah perekatan. Untuk mengetahui jenis dari tumor apakah jinak atau ganas diperlukan pemeriksaan yang hasilnya baru akan didapat setelah satu minggu. Tapi yang mengejutkan adalah aku harus menjalani pengobatan selama dua sampai tiga bulan. Tanpa diduga, penyakitku cepat kembali.
Dari lutut ke bawah rasanya sakit sekali, dan aku mengalami kelumpuhan.
Sorenya ibu datang. Aku menahan rasa sakit. Sore yang panjang. Sejak jam tiga aku tersiksa oleh demam. Kukatakan pada Ibu agar tidak mengkhawatirkan biaya. Aku senang bisa menghargai beliau. Aku memaksa agar pindah ke kamar pribadi.
Kira-kira jam 6 Aya-chan datang. Kemarin saat aku di ICU dia juga datang.
Tak lama kemudian, Leni datang. Aku senang sekali kalau Leni datang. Dia akan menenangkan aku sambil mengajak bicara dan memijat kakiku yang sakit. Paginya aku merasa sedih mendengar penjelasan dokter, tapi sudah bisa sedikit menerima.
Begitu Leni pulang, malam yang panjang kembali menyiksa.
Analisis :
Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan tokoh Leni merupakan seorang yang setia menemani Mama selama menjalani pengobatan. Leni selalu berusaha membuat Mama nyaman dan tenang sambil mengajak bicara sambil memijat kaki Mama. Dapat dilihat pada kalimat “Tak lama kemudian, Leni datang. Aku senang sekali kalau Leni datang. Dia akan menenangkan aku sambil mengajak bicara dan memijat kakiku yang sakit.”
2) Ibu Akiko Terenin
Berdasarkan cerita dalam novel, tokoh Ibu Akiko Terenin memiliki karakter sebagai berikut :
Cuplikan (Halaman 108)
Sekitar jam 5 sore dokter datang untuk membuka jahitan di punggung. Setelah itu Leni mengajukan banyak pertanyaan pada dokter tentang hasil patologi dan juga grafik hasil MRI. Besok katanya akan dijadwalkan konsultasi dengan dokter patologi.
Leni benar-benar mencari tahu segala sesuatunya. Dia bahkan menghubungi Lalisa (adik perempuannya) dan teman-temannya di Rusia untuk mengumpulkan informasi. Aku merasa bergantung padanya. Aku senang hari ini bisa bicara dengan dokter. Menelpon Ibu. Ibu pun bertanya ini-itu. Walaupun sambil menangis, beliau terus menyemangatiku.
Aku menunjukkan hasil foto USG pada Leni. Saat kukatakan hidungnya mancung, mirip hidung Leni, ia menangis. Mirip sekali dengan Leni. Senangnya kalau Lalisa bisa datang kesini. Malam ini benar-benar malam yang menegangkan.
Analisis :
Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa tokoh Ibu merupakan seorang yang memiliki kasih sayang yang besar terhadap putrinya, yaitu Akiko Terenin. Ibu selalu memberikan semangat kepada Akiko dan selalu menanyakan kabar tentang perkembangan penyakit Akiko. Dapat dilihat pada kalimat “Leni benar-benar mencari tahu segala sesuatunya. Dia bahkan menghubungi Lalisa (adik perempuannya) dan teman-temannya di Rusia untuk mengumpulkan informasi. Aku merasa bergantung padanya. Aku senang hari ini bisa bicara dengan dokter.
Menelpon Ibu. Ibu pun bertanya ini-itu. Walaupun sambil menangis, beliau terus menyemangatiku.”
2. Berdasarkan Segi Fungsi Penampilan Tokoh
A. Tokoh Protagonis dalam novel “Dear Yurichika” Karya Akiko Terenin adalah Mama, Papa, Ibu Akiko Terenin.
B. Tokoh Antagonis dalam novel “Dear Yurichika” Karya Akiko Terenin tidak ada, sehingga mengakibatkan novel ini terasa hambar dan kurang menarik.
3.2.3 Latar
1. Latar Tempat
Cuplikan 1 (Halaman 30)
Sejujurnya, bagi Mama, tidak apa-apa kalau Yuria tidak begitu pintar dalam pelajaran. Yang penting Yuria tumbuh sehat (tapi mungkin Papa tidak sependapat.
Papa serius sekali soal pendidikan).
Pelajaran yang Mama maksud adalah yang akan Yuria pelajari di sekolah.
Mulai dari SD, SMP sampai SMA (waktu kuliah mungkin agak berbeda).
Berdasarkan pengalaman Mama yang mengikuti system pengajaran ala Jepang, pelajaran di sekolah boleh dibilang mengutamakan kegiatan ‘menghafal’ kanji, bahasa Inggris, tata bahasa, perkalian, rumus matematika, nama-nama tempat, dan banyak lagi. Semakin banyak yang dihafal, makin bagus nilai yang didapat. Waktu kelas 4 SD, kemampuan Mama dalam mengingat tiba-tiba meningkat drastis (sepertinya karena kepala Mama menjadi plong setelah menuntaskan ini-itu. Padahal sebelumnya Mama payah sekali dalam menghafal, nilai juga jelek semua).
Analisis :
Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa latar tempat berada di sekolah. Dapat dilihat pada kalimat “Berdasarkan pengalaman Mama yang mengikuti system pengajaran ala Jepang, pelajaran di sekolah boleh dibilang
mengutamakan kegiatan ‘menghafal’ kanji, bahasa Inggris, tata bahasa, perkalian, rumus matematika, nama-nama tempat, dan banyak lagi.”
Cuplikan 2 (Halaman 55)
Biasakan jangan jongkok dengan spontan. Mama sering lihat misalnya di departemen store atau hotel, ada ibu-ibu yang mencari barang dengan meletakkan tas di lantai, lalu langsung berjongkok dan mengaduk-aduk tas dengan kedua tangannya.
Itu salah satu kebiasaan aneh khas orang Jepang. Hati-hati ya….
Analisis :
Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa latar tempat berada di departemen store dan hotel. Dapat dilihat pada kalimat “Mama sering lihat misalnya di departemen store atau hotel, ada ibu-ibu yang mencari barang dengan meletakkan tas di lantai, lalu langsung berjongkok dan mengaduk-aduk tas dengan kedua tangannya.”
Cuplikan 3 (Halaman 79)
Mama dan Papa sangat suka film. Setiap hari kami nonton film di rumah. Jadi mungkin secara otomatis Yuria nanti akan menyukai film. Film yang kami tonton kebanyakan film berbahasa Inggris tanpa teks, jadi Yuria bisa belajar bahasa Inggris dari situ. Mama juga banyak belajar bahasa Inggris dari film, lho.
Analisis :
Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa latar tempat berada di rumah. Dapat dilihat pada kalimat “Mama dan Papa sangat suka film. Setiap hari kami nonton film di rumah. Jadi mungkin secara otomatis Yuria nanti akan menyukai film.”
Cuplikan 4 (Halaman 82)
Mama berkenalan dengan Papa dan menikah tanggal 1 April 2002 (April Mop). Selanjutnya kami menetap di kota Oogori, Fukuoka.
Mama mulai sakit saat musim gugur tahun 2005. Hamil Yuria pada musim panas tahun itu, jadi tepat pada saat Yuria ada di perut Mama. Awalnya Mama mengalami mual-mual setiap pagi, atau orang sering menyebutnya morning sickness, dan itu membuat badan Mama merasa tidak enak. Memasuki bulan Oktober, tiba-tiba pinggang Mama terasa sakit sekali. Sakitnya terus-menerus selama 24 jam, rasanya seperti ditusuk-tusuk jarum. Malam hari pun Mama tidak bisa tidur. Mama memeriksakan diri ke rumah sakit, sampai berpindah-pindah ke beberapa rumah sakit. Tapi Mama tidak diperiksa ataupun diberi obat karena sedang hamil, dan hanya diberi tahu bahwa nanti sakitnya akan hilang begitu melahirkan. Jadinya Mama tidak minum obat penghilang rasa nyeri dan hanya menahannya dengan sabar setiap hari.
Analisis :
Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa latar tempat berada di rumah sakit. Dapat dilihat pada kalimat “Mama memeriksakan diri ke rumah sakit, sampai berpindah-pindah ke beberapa rumah sakit.” Rumah sakit yang berada di
kota tempat mereka tinggal, yaitu di kota Ogoori, Fukuoka. Dapat dilihat pada kalimat “Mama berkenalan dengan Papa dan menikah tanggal 1 April 2002 (April Mop). Selanjutnya kami menetap di kota Ogoori, Fukuoka”
2. Latar Waktu
Cuplikan 1 (Halaman 82)
Mama berkenalan dengan Papa dan menikah tanggal 1 April 2002 (April Mop). Selanjutnya kami menetap di kota Ogoori, Fukuoka.
Mama mulai sakit saat musim gugur tahun 2005. Hamil Yuria pada musim panas tahun itu, jadi tepat pada saat Yuria ada di perut Mama. Awalnya Mama mengalami mual-mual setiap pagi, atau orang sering menyebutnya morning sickness, dan itu membuat badan Mama merasa tidak enak. Memasuki bulan Oktober, tiba-tiba pinggang Mama terasa sakit sekali. Sakitnya terus-menerus selama 24 jam, rasanya seperti ditusuk-tusuk jarum. Malam hari pun Mama tidak bisa tidur. Mama memeriksakan diri ke rumah sakit, sampai berpindah-pindah ke beberapa rumah sakit. Tapi Mama tidak diperiksa ataupun diberi obat karena sedang hamil, dan hanya diberi tahu bahwa nanti sakitnya akan hilang begitu melahirkan. Jadinya Mama tidak minum obat penghilang rasa nyeri dan hanya menahannya dengan sabar setiap hari.
Analisis :
Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa latar waktu yang digunakan dalam novel “Dear Yurichika” adalah tanggal 1 April 2002 bertepatan dengan April
Mop, Mama menikah dengan Papa. Dapat dilihat pada cuplikan “Mama berkenalan dengan Papa dan menikah tanggal 1 April 2002 (April Mop)”. Lalu Mama mulai merasakan sakit pada musim gugur tahun 2005. Dapat dilihat pada kalimat “Mama mulai sakit saat musim gugur tahun 2005.” Kemudian, Mama mengandung Yuria pada saat musim panas ditahun yang sama. Dapat dilihat pada kalimat “Hamil Yuria pada musim panas tahun itu, jadi tepat pada saat Yuria ada di perut Mama.”
Cuplikan 2 (Halaman 86)
Mama dioperasi tanggal 18 Desember 2005. Selama natal Mama diopname. Awal tahun rencananya Mama akan dipindahkan ke rumah sakit lain tapi Mama tidak mau.
Mama ingin cepat keluar rumah sakit agar bisa berlibur di rumah.
Mama keluar rumah sakit tanggal 30 Desember 2005. Saat itu, Mama sudah bisa berjalan sendiri. Mama pulang dengan berjalan kaki ke rumah.
Analisis :
Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa latar waktu saat Mama dioperasi pada tanggal 18 Desember 2005. Dapat dilihat pada kalimat “Mama dioperasi tanggal 18 Desember 2005.” Lalu Mama dirawat di rumah sakit saat Natal.
Dapat dilihat pada kalimat “Selama natal Mama diopname.” Kemudian, Mama pulang dari rumah sakit pada tanggal 30 Desember 2005. Dapat dilihat pada kalimat
“Mama keluar rumah sakit tanggal 30 Desember 2005.”
Cuplikan 3 (Halaman 90)
Pada bulan April, setelah sebulan menjalani terapi dengan bersemangat, perut dan dada Mama sakit sekali dan kemudian mati rasa. Tiba-tiba Mama sama sekali tidak punya tenaga untuk menggerakkan kaki. Kami pun buru-buru melakukan tes MRI lagi. Akhirnya ketahuan bahwa dibagian atas tulang belakang (daerah sekitar dada) muncul tumor baru yang besar, ditempat yang sama sekali berbeda dengan tumor sebelumnya. Saat itu seluruh dunia Mama terasa gelap karena Mama ingin bisa segera pulang dan berkumpul bersama Yuria. Yuria dirawat dengan baik dibagian bayi baru lahir di rumah sakit yang sama dengan Mama. Minggu depan kita bisa keluar dari rumah sakit dan pulang.
Analisis :
Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa latar waktu terjadi pada bulan April ketika Mama merasakan sakit pada dada dan perut. Mama juga tidak dapat menggerakkan kakinya pada saat itu. Dapat dilihat pada kalimat “Pada bulan April, setelah sebulan menjalani terapi dengan bersemangat, perut dan dada Mama sakit sekali dan kemudian mati rasa. Tiba-tiba Mama sama sekali tidak punya tenaga untuk menggerakkan kaki.”
Cuplikan 4 (Halaman 99-100)
Dokter kandungan datang untuk memeriksa keadaan bayiku dengan echo.
Syukurlah, bayiku sehat!! Saat mendengarkan monitor detak jantung, bidan terus menggenggam tanganku. Karena merasakan sakit, mataku terus terbuka dan tidak
bisa tidur. Tiba-tiba saja aku merasakan hangat menjalari kaki kananku, lalu naik, lalu turun, tak karuan rasanya. Sakitnya terasa seolah ada otot yang mengerut. Aku terus meminta penghilang rasa nyeri. Akhirnya aku tertidur setelah mendapat suntikan obat tidur. Saat terbangun, kupikir hari sudah pagi, tapi ternyata masih jam dua belas malam. Syok rasanya. Aku harus bersabar menunggu sampai waktunya minum obat penghilang rasa nyeri berikutnya, dan tertidur setelah disuntik obat tidur dosis tinggi.
Aku tertidur sampai jam 6 pagi!! Bahagianya bisa tidur selama itu! Berat rasanya saat mengeluarkan ludah.
Analisis :
Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa latar waktu terjadi saat Mama terbangun setelah disuntik obat tidur adalah jam dua belas malam. Dapat dilihat pada kalimat “Akhirnya aku tertidur setelah mendapat suntikan obat tidur.
Saat terbangun, kupikir hari sudah pagi, tapi ternyata masih jam dua belas malam.”
Kemudian Mama kembali tidur setelah disuntik obat tidur dosis tinggi dan tertidur sampai jam 6 pagi. Dapat dilihat pada kalimat “Aku harus bersabar menunggu sampai waktunya minum obat penghilang rasa nyeri berikutnya, dan tertidur setelah disuntik obat tidur dosis tinggi.
Aku tertidur sampai jam 6 pagi!!”
3. Latar Sosial
Cuplikan (Halaman 130)
Hari ini dokter Mama datang. Menurutnya begitu pengobatan dengan sinar radiasi ini selesai, kondisi Mama akan memburuk. Berangsur-angsur akan semakin memburuk. Dokter bilang, penyakit Mama saat ini, seperti pengobatan kanker. Pada
Hari ini dokter Mama datang. Menurutnya begitu pengobatan dengan sinar radiasi ini selesai, kondisi Mama akan memburuk. Berangsur-angsur akan semakin memburuk. Dokter bilang, penyakit Mama saat ini, seperti pengobatan kanker. Pada