• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRUKTURAL DALAM NOVEL DEAR YURICHIKA KARYA AKIKO TERENIN AKIKO TERENIN NO SAKUHIN NO DEAR YURICHIKA TO IU SHOUSETSU NO KOUZOU NO BUNSEKI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS STRUKTURAL DALAM NOVEL DEAR YURICHIKA KARYA AKIKO TERENIN AKIKO TERENIN NO SAKUHIN NO DEAR YURICHIKA TO IU SHOUSETSU NO KOUZOU NO BUNSEKI"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRUKTURAL DALAM NOVEL “DEAR YURICHIKA”

KARYA AKIKO TERENIN

AKIKO TERENIN NO SAKUHIN NO DEAR YURICHIKA TO IU SHOUSETSU NO KOUZOU NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh:

WINDY RIFANI HASIBUAN 130708079

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

(2)

Disetujui Oleh

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Medan, Oktober 2016 Program Studi Sastra Jepang Ketua,

Prof.Hamzon Situmorang, M.S., Ph.

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat beserta karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Analisis Struktural dalam Novel Dear Yurichika Karya Akiko Terenin”, disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar kesarjanaan Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam proses pengerjaan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan, dan kesalahan diberbagai sisi baik itu dalam hal tulisan, tata bahasa maupun proses analisisnya yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi skripsi ini sehingga skripsi ini lebih bermanfaat dan lebih sempurna kedepannya.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih, penghargaan, dan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D, selaku Ketua Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak ZulnaidiS.S., M.Hum, selaku pembimbing yang telah meluangkan

waktu, tenaga dan pemikiran dalam memberikan saran-saran serta memberi

(4)

4. Dosen Penguji UjianSkripsi yang telah menyediakan waktu membaca dan menguji skripsi.

5. Para Dosen Pengajar beserta seluruh Staf Pengajar Jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

6. Terima Kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Ibunda tercinta Sarifah Nur Harahap dan Ayahanda tersayang Alm. Erwin Hasibuan yang telah membesarkan dan memberikan kasih sayang, selalu mendukung, memberikan nasihat, dan memotivasi penulis untuk menyelasaikan skripsi ini.

Tanpa kedua orang tua, penulis tidak akan bisa menjadi seperti ini. Untuk adik-adikku tersayang Ninta Isnainiah Hasibuan dan Farid Faiz Hasibuan, terima kasih atas doa-doanya, serta dukungannya. Dan juga terima kasih kepada kakak sepupu tersayang Irmaya Harahap atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

7. Terima Kasih kepada abang tersayang Harries Ramadhan Siregar yang telah menyemangati, mendoakan dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Untuk Para Jangga, Caca, Dewi, Ina, Julia, Kiki, Nadya, Upik, Yuyun, Zealin

dan teman-teman penulis di Sastra Jepang 2013 yang tidak bisa disebutkan

satu persatu, terima kasih untuk kebersamaannya baik suka maupun duka

selama masa perkuliahan. Dan terima kasih untuk kakak senior Siska Mutia

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(5)

9. Untuk Dara Sofyan 2, kak Addah, kak Yeni, kak Dwi, kak Meutia, Izza terima kasih atas semangat yang telah diberikan kepada penulis.

Akhir kata, semoga skripsi ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca dan pengguna skripsi ini khususnya mahasiswa Sastra Jepang lainnya.

Penulis berharap dengan membaca skripsi ini akan menumbuhkan minat membaca khususnya membaca karya sastra lainnya.

Medan, Januari 2018 Penulis

WINDY RIFANI HASIBUAN

(130708079)

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….. i

DAFTAR ISI ……….. iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……….. 1

1.2 Perumusan Masalah ………... 4

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ………..…. 4

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ……… 5

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ………...………… 10

1.6 Metode Penelitian ……… 11

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “DEAR YURICHIKA” DALAM PENDEKATAN STRUKTURAL 2.1 Defenisi Novel ..………...… 12

2.2 Unsur-unsur Intrinsik Novel ……… 13

2.2.1 Tema ………... 13

2.2.2 Penokohan …….……… 15

(7)

2.2.3 Latar ……….………. 16

2.2.4 Alur………...….……….………... 18

2.2.5 Sudut Pandang ….…...……….. 20

2.2.6 Amanat …………..……… 21

2.3 Kajian Struktural Dalam Sastra ….………....….. 21

BAB III ANALISIS STRUKTURAL DALAM NOVEL “DEAR YURICHIKA” KARYA AKIKO TERENIN 3.1 Sinopsis Novel “Dear Yurichika” ………..……..……...…. 23

3.2 Analisis Struktural Dalam Novel “Dear Yurichika”…..………..…. 25

3.2.1 Tema ……….………...…….. 25

3.2.2 Penokohan ………. 28

3.2.3 Latar ……….. 36

3.2.4 Alur ………... 44

3.3 Analisis Keterkaitan Antara Tema,

Penokohan, Latar dan Alur Dalam Novel

“Dear Yurichika”Karya Akiko Terenin ……….…..………...…… 50

(8)

3.3.1 Keterkaitan Unsur Tema dengan Penokohan ……....……. 50 3.3.2 Keterkaitan Unsur Tema dengan Alur ……… 50

3.3.3 Keterkaitan Unsur Tema dengan Latar ……….………….. 51 3.3.4 Keterkaitan Unsur Penokohan dengan Alur ………... 52 3.3.5 Keterkaitan Unsur Penokohan dengan Latar ……….. 52

3.3.6 Keterkaitan Unsur Alur dengan Latar ……….… 53 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ………... 54 4.2 Saran ………...…… 55

DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (Mursal Esten 1978:9).

Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupan dengan menggunakan bahasa sebagai medianya.

Karya sastra dapat dikatakan memiliki nilai sastra apabila didalamnya terdapat kesepadanan antara bentuk dan isinya. Sastra kerap juga diperlakukan sebagai potret sosial yang menggambarkan juga semangat zamannya (Semi, 1984:8). Berdasarkan bentuknya, sastra dibagi menjadi dua yaitu prosa dan puisi. Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat sedangkan puisi adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan tertentu. Contoh karya sastra puisi yaitu puisi, pantun dan syair sedangkan contoh karya sastra prosa yaitu novel, cerpen dan drama.

Novel adalah jenis karya sastra yang berupa cerita, mudah dibaca dan dicerna,

juga banyak mengandung kerahasiaan dalam alur ceritanya, yang mudah

menimbulkan sikap penasaran bagi pembacanya, Sumardjo (1997:11-12). Novel

merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur

(10)

ekstrinsik yang keduanya saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra. Unsur instrinsik terdiri dari tema, latar, sudut pandang, alur, penokohan, gaya bahasa. Sedangkan unsur ekstrinsik meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang dan lain-lain.

Sesuai dengan unsur instrinsik diatas, maka novel dibangun atas unsur-unsur seperti tema, penokohan, latar, alur, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat. Novel yang baik adalah novel yang memiliki tema yang menjadi pokok persoalan dalam cerita. Alurnya harus membentuk struktur cerita dimana peristiwa tersebut berkesinambungan berdasarkan sebab akibat. Latarnya harus mendukung cerita seperti tempat, waktu dan suasana yang digunakan dalam cerita. Penokohannya harus seimbang antara antagonis dan protagonis, bahkan yang lain lagi bahwa antar unsur yang satu dengan yang lain membentuk sastra yang utuh.

Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut.

Berdasarkan konsep novel diatas, novel dapat menggambarkan realitas

kehidupan manusia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memberikan

nilai-nilai positif serta manfaat bagi pembaca. Salah satu hasil karya sastra novel

adalah “Dear Yurichika” karya Akiko Terenin.

(11)

Novel “Dear Yurichika” berawal dari catatan yang ditulis oleh Akiko Terenin saat menjalani pengobatan kanker pada musim panas tahun 2006. Dia dinyatakan mengidap tumor ganas bertepatan dengan saat kehamilannya. Ibu hamil tidak boleh menerima pengobatan kanker. Jika Akiko tetap menjalani pengobatan kanker, maka Yuria harus dilahirkan lebih awal (saat ini Yuria sudah besar dan usia janin mencapai minggu terlarang untuk aborsi). Artinya kemungkinan besar Yuria tidak akan lahir seperti bayi pada umumnya. Sungguh pilihan yang sulit, antara merelakan nyawa sendiri atau kehilangan bayi. Akhirnya, pada bulan ke-6 setelah dinyatakan sakit, Yuria, permata hati yang diharapkannya, hadir ke dunia. Dengan harapan dan keinginan untuk terus mendampingi anaknya, Akiko menuliskan pesan-pesan untuk putri mungilnya yang manis. Semua yang ingin dikatakannya dituangkan dalam bentuk catatan dalam buku yang berbentuk novel ini.

Setelah penulis membaca novel “Dear Yurichika” jika dilihat dari segi struktural kurang baik, ada unsur yang tidak mendukung satu dengan yang lainnya seperti penokohan didalam novel tersebut kurang baik karena tidak ada keseimbangan antara tokoh protagonis dan antagonis. Sedangkan suatu karya sastra yang baik antar unsur yang membangun karya tersebut haruslah saling mendukung.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas keterkaitan unsur

intrinsik dalam novel. Oleh karena itu, penulis memilih judul “ANALISIS

STRUKTURAL DALAM NOVEL DEAR YURICHIKA KARYA AKIKO

TERENIN”.

(12)

1.2 Rumusan Masalah

Novel ”Dear Yurichika” merupakan sebuah novel kisah nyata. Novel ini menceritakan tentang perjalanan hidup Akiko Terenin, seorang ibu yang berjuang melawan penyakit kanker yang di deritanya bertepatan pada saat kehamilannya.

Novel “Dear Yurichika” berisikan pesan nasehat dan curahan hati Akiko untuk putrinya ketika dewasa kelak. Ada banyak nasehat yang Akiko tuliskan melalui surat- suratnya untuk Yuria. Mulai dari bagaimana bersikap dalam pertemanan, saat menghadapi pertengkaran dengan teman-teman, tentang masa kecil, tentang belajar, tentang hal-hal yang diperlukan sebagai anak perempuan, bahkan tentang cinta dan pernikahan. Akiko yang selalu berusaha tegar dihadapan dokter, keluarganya dan juga suaminya meskipun ia harus meninggalkan semuanya.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengangkat masalah dalam pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana tema, penokohan, latar, dan alur yang ada dalam novel “Dear Yurichika” karya Akiko Terenin?

2. Bagaimana keterkaitan unsur-unsur antara tema, penokohan, latar, dan alur dalam novel “Dear Yurichika” karya Akiko Terenin?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Agar masalah yang dibahas tepat sasaran dan tidak keluar dari tujuan

penelitian, maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan masalah untuk

(13)

menghindari masalah menjadi semakin meluas, serta untuk memudahkan pembahasan menjadi tetap terfokus pada masalah yang ingin diteliti.

Dalam pembahasan ini, penulis hanya akan membahas unsur intrinsik pada novel dan memfokuskan pada analisis terhadap tema, tokoh, latar dan alur yang terdapat dalam novel “Dear Yurichika” karya Akiko Terenin. Setelah penulis menganalisis unsur-unsur tersebut, kemudian menjelaskan keterkaitan antar unsur- unsur tersebut sehingga menjadi suatu struktur novel yang utuh.

Dalam melakukan analisis struktural ini, penulis akan menjelaskan defenisi novel, unsur-unsur pembangun novel di bab II sebelum masuk ke bab pembahasan.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Dalam bahasa Sansekerta, sastra berasal dari kata sas dan tra. Sas berarti

menggerakkan, memberi petunjuk atau intruksi. Sedangkan tra berarti alat dan sarana

untuk menyampaikan gagasan. Sastra merupakan proses kreatif seniman berupa

ekspresi pengalaman jiwa mengenai kehidupan manusia dengan media tertentu

menjadi karya seni. Dengan media yang estetik (indah) seniman dapat menciptakan

seni sastra berupa karya sastra. Pengertian ini kemudian ditambah dengan kata su

yang berarti baik dan indah. Jadi susastra berarti karangan yang indah dan bagus

isinya.

(14)

Pendekatan objektif adalah pendekatan kajian sastra yang menitik beratkan kajiannya pada karya sastra. Pembicaraan kesusastraan tidak akan ada bila tidak ada karya sastra. Menurut strukturalisme, kajian sastra itu harus berpusat pada karya sastra itu sendiri, tanpa memperhatikan sastrawan sebagai pencipta atau pembaca sebagai penikmat, Selden dalam Siswanto (2008:52).

Teeuw dalam Siswanto (2008:135) menyatakan, analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secara cermat, sedetail dan sedalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua analisis aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.

Pendekatan struktural membahas tentang unsur pembangun sebuah novel, unsur-unsur intrinsik yang ada didalam novel. Didalam unsur intrinsik terdapat tema, penokohan, alur, setting, gaya bahasa, sudut pandang dan amanat.

1.4.2 Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori disusun sebagai landasan berpikir yang menunjukkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti (Nawawi, 2001:40).

Dalam penelitian novel “Dear Yurichika” karya Akiko Terenin ini, penulis menggunakan pendekatan struktural.

Jika dikaitkan dengan pengertian strukturalisme menurut Teeuw dalam

Wiyatmi (2008:89), struktural memandang dan memahami karya sastra dari segi

struktur dan memahami karya sastra itu sendiri. Karya sastra dipandang sebagai

(15)

sesuatu yang otonom, berdiri sendiri, bebas dari pengarang, realitas maupun pembaca. Pendekatan struktural merupakan pendekatan intrinsik, yakni membahas karya tersebut pada unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam.

Analisis struktural dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antara unsur intrinsik, kemudian menjelaskan fungsi masing-masing unsur dalam menunjang makna keseluruhan dan hubungan antar unsurnya. Nurgiyantoro (1995:23) unsur intrinsik adalah sebuah karya sasstra meliputi alur, penokohan, latar, sudut pandang dan tema. Pendapat Nurgiyantoro dalam kajian ini khusus hanya tema, penokohan, alur dan latar saja. Kemudian untuk membahas setiap unsur-unsurnya penulis menggunakan pendapat Scharbach, dalam membahas tema. Pendapat Nurgiyantoro dalam membahas penokohan. Pendapat Montage dan Hensaw dalam membahas tentang alur. Pendapat stanton dalam membahas latar.

Menurut Scharbach dalam Aminuddin (2000:91), seorang pengarang harus memahami tema cerita yang akan dipaparkan sebelum melaksanakan proses kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami tema bila mereka telah selesai memahami unsur-unsur signifikan yang menjadi media pemapar tema tersebut.

Tokoh berkaitan dengan orang atau seseorang sehingga perlu menggambarkan

yang jelas tentang tokoh tersebut. Nurgiyantoro (1995:173-174), jenis-jenis tokoh

dapat dibagi sebagai berikut :

(16)

1. Berdasarkan Segi Peranan atau Tingkat Pentingnya

a. Tokoh Utama, yaitu tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam prosa dan sangat menentukan perkembangan alur secara keseluruhan.

b. Tokoh Tambahan, yaitu tokoh yang pemunculannya lebih sedikit dan juga kehadirannya jika hanya ada keterkaitannya dengan tokoh utama secara langsung ataupun tidak langsung.

2. Berdasarkan Segi Fungsi Penampilan Tokoh

a. Tokoh Protagonis, yaitu tokoh utama yang merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang ideal bagi pembaca.

b. Tokoh Antagonis, yaitu tokoh penyebab terjadinya konflik.

Latar atau setting adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung. Latar dapat berwujud dekor seperti sebuah café di Paris, pegunungan di California, sebuah jalan buntu di sudut kota Dublin dan sebagainya. Latar juga dapat berwujud waktu-waktu tertentu (hari, bulan, tahun), cuaca, atau satu periode sejarah (Stanton, 2007:35).

Pengertian alur atau plot pada karya sastra pada umunya adalah rangkaian

cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita

yang dihadirkan para pelaku dalam sebuah cerita. Montage dan Hensaw dalam

Aminuddin (2000:84) menjelaskan bahwa tahapan peristiwa dalam plot suatu cerita

dapat tersusun dalam tahapan-tahapan sebagai berikut :

(17)

a. Exposition, yaitu tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat terjadinya peristiwa serta tempat perkenalan dari setiap pelaku yang mendukung cerita.

b. Inciting Force, yakni ketika timbul kekuatan, kehendak mauoun perilaku yang bertentangan dari pelaku.

c. Rising Action, yakni situasi panas karena pelaku-pelaku dalam cerita yang mulai berkonflik.

d. Crisis, yaitu dimana situasi semakin panas dan para pelaku sudah diberi gambaran nasib oleh para pengarangnya.

e. Climax,yaitu situasi puncak ketika konflik dalam kadar yang paling tinggi hingga para pelaku itu mendapatkan kadar nasibnya itu sendiri.

f. Falling Action, yakni kadar konflik sudah menurun sehingga ketegangan dalam cerita sudah mulai mereda sampai menuju Conclution atau penyelesaian cerita.

Secara keseluruhan berdasarkan konsep diatas, maka penulis akan

menganalisis tema, penokohan, latar dan alur. Sehingga dapat dilihat apa yang

mendasari pemilihan judul tersebut.

(18)

1.5 Tujuan dan Manfaat Peneletian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merangkum tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan tema, penokohan, latar dan alur dalam novel

“Dear Yurichika” karya Akiko Terenin.

2. Untuk mendeskripsikan keterkaitan unsur-unsur intrinsik antara tema, penokohan, latar dan alur yang terdapat dalam novel “Dear Yurichika”

karya Akiko Terenin.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai teori struktural (objektif) dalam suatu karya sastra novel.

2. Untuk menambah wawasan mengenai unsur-unsur intrinsik seperti tema,

alur, penokohan, latar, sudut pandang dan amanat dalam novel “Dear

Yurichika karya” Akiko Terenin.

(19)

1.6 Metode Peneltian

Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan (Nazir, 1988 : 51). Secara lebih luas lagi, Sugiyono menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.

Metode yang digunakan penulis dalam menganalisis novel “Dear Yurichika”

karya Akiko Terenin menggunakan metode deskriptif-analisis dalam cakupan kualitatif. Menurut koentjaraningrat (1976:30), bahwa penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran yang secermat mungkin tentang suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu.

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah studi

kepustakaan (library research), yaitu mengumpulkan informasi dari kepustakaan

yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari buku, jurnal,

majalah, dan situs internet.

(20)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “DEAR YURICHIKA” DALAM PENDEKATAN STRUKTURAL

2.1 Definisi Novel

Novel merupakan bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Abrams (dalam Nurgiyantoro, 1995:59) menyatakan bahwa kata novel berasal dari bahasa Italia yaitu Novella. Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Dikatakan baru, karena dibandingkan dengan jenis-jenis lain, novel baru muncul kemudian. Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat kreatif, imajinatif, mengemas persoalan kehidupan manusia secara kompleks dengan berbagai berbagai konflik, sehingga pembaca memperoleh pengalaman-pengalaman baru tentang kehidupan.

Zulfahnur dkk (1996:67) menyatakan bahwa novel merupakan cerita fiksi

yang melukiskan suatu peristiwa yang luar biasa dari kehidupan tokoh cerita, dan

peristiwa tersebut menimbulkan krisis atau pergolakan batin yang mengubah

nasibnya. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam

berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Di dalam sebuah novel, biasanya si

pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan si pembaca kepada

berbagai macam gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung di dalam

novel tersebut.

(21)

Setiap karya sastra khususnya karya sastra novel pastinya memiliki unsur yang mendukung didalamnya, baik itu unsur dari dalam karya sastra itu sendiri yang disebut dengan unsur intrinsik.

2.2 Unsur-unsur Intrinsik Novel

Unsur Intrinsik merupakan unsur pembangun karya sastra yang berasal dari dalam karya itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang turut serta membangun cerita. Pada novel unsur intrinsik itu berupa, tema, plot, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat.

2.2.1 Tema

Menurut Scharbach dalam Aminuddin (2000:91), seorang pengarang harus memahami tema cerita yang akan dipaparkan sebelum melaksanakan proses kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami tema bila mereka telah selesai memahami unsur-unsur signifikan yang menjadi media pemapar tema tersebut.

Brooks dalam Aminuddin (2000:92) mengungkapkan bahwa dalam mengapresiasikan tema suatu cerita, apresiator harus memahami ilmu-ilmu humanitas karena tema sebenarnya merupakan pendalaman dan kontemplasi pengarang yang berkaitan dengan masalah kemanusiaan serta masalah lain yang bersifat universal.

Tema dalam hal ini tidaklah berada diluar cerita, tetapi inklufis didalamnya. Akan

(22)

tetapi, keberadaan tema tidaklah terumus dalam satu dua kalimat secara tersurat, Tetapi tersebar dibalik keseluruhan unsur-unsur signifikan atau media pemapar prosa fiksi. Dalam upaya pemahaman tema, pembaca perlu memperhatikan beberapa langkah sebagai berikut :

1. Memahami setting dalam prosa fiksi yang dibaca.

2. Memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang dibaca.

3. Memahami suatu peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam prosa fiksi yang dibaca.

4. Memahami plot atau alur cerita dalam prosa fiksi yang dibaca.

5. Menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan yang lainnya yang disimpulkan dari saatuan-satuan peristiwa yang terpapar dalam suatu cerita.

6. Menentukan sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran yang ditampilkannya.

7. Mengidentifikasi tujuan pengarang memapakan ceritanya dengan bertolak dari satuan pokok pikiran serta sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkan

8. Menafsirkan tema dalam cerita yang dibacanya serta menyimpulkan

dalam satu dua kalimat yang diharpkan merupakan ide dasar cerita yang

dipaparkan pengarangnya.

(23)

Berdasarkan ulasan diatas , dapat dikatakan bahwa upaya pemahaman tema dalam prosa fiksi harus disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita.

Novel karya Akiko Terenin yang berjudul “Dear Yurichika” ini bertemakan tentang perjuangan seorang ibu yang sedang mengidap penyakit tumor bertepatan saat kehamilannya, dimana ia hanya mempunyai dua pilihan antara merelakan nyawa sendiri atau kehilangan bayinya. Seorang ibu yang tidak kehilangan semangat untuk menjalani pengobatan agar terus bisa hidup menemani putri mungilnya.

2.2.2 Penokohan

Aminuddin (2000:79) berpendapat bahwa, tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita.

Menurut Abrams (Nurgiyantoro, 2007:165) menjelaskan bahwa tokoh cerita adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

Menurut Nurgiyantoro (1995:173-174) jenis-jenis tokoh dapat dibagi sebagai berikut :

1. Berdasarkan Segi Peranan atau Tingkat Pentingnya

a. Tokoh Utama, yaitu tokoh yang diutamakan penceritannya dalam

prosa dan sangat menentukan perkembangan alur secara keseluruhan.

(24)

b. Tokoh Tambahan, yaitu tokoh yang permunculannya lebih sedikit dan kehadirannya jika hanya ada keterkaitannya dengan tokoh utama secara langsung ataupun tidak langsung.

2. Berdasarkan Segi Fungsi Penampilan Tokoh

a. Tokoh Protagonis, yaitu tokoh utama yang merupakan pembawa nilai- nilai yangideal bagi pembaca.

b. Tokoh Antagonis, yaitu tokoh penyebab terjadinya konflik.

Penokohan dalam novel “Dear Yurichika” terdapat tokoh Mama sebagai tokoh utama dalam novel ini. Mama memiliki karakter mudah bergaul, pekerja keras, kuat dan sabar.

2.2.3 Latar

Laverty (dalam Tarigan, 2008:164) berpendapat bahwa, latar atau setting adalah lingkungan fisik tempat kegiatan berlangsung. Menurut Nurgiyantoro (1995:227), mengatakan bahwa unsur latar atau setting meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Ketiga unsur itu walau masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Berikut adalah unsur pokok latar atau setting :

a. Latar Tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan

dalam sebuah karya fiksi.(Nurgiyantoro, 2007:227). Unsur tempat yang digunakan

(25)

mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas.

Latar tempat dalam cerita novel ini yaitu sekolah, departemen store, hotel, rumah dan eumah sakit.

b. Latar waktu

Menurut Nurgiyantoro (2007:230), latar waktu berhubungan dengan masalah

“kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah.

Novel “Dear Yurichika” latar waktunya terjadi pada tanggal 1 April 2002, pada tanggal 18 Desember 2005, pada bulan April, pada jam dua belas malam dan jam 6 pagi.

c. Latar Sosial

Menurut Nurgiyantoro (2007:233), mengatakan bahwa latar sosial menyaran

pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu

tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat

mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Dapat berupa

kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup cara berpikir dan

bersikap, dan lain-lain yang tergolong latar spiritual seperti dikemukakan

(26)

sebelumnya. Disamping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah atau atas.

Latar sosial pada novel “ Dear Yurichika” yang digambarkan oleh pengarang adalah dokter yang memberikan jimat dari Kuil Kodok untuk kesembuhan Mama.

Dia ingin Mama sembuh dengan memberikan jimat itu.

2.2.4 Alur

Alur dalam karya sastra fiksi pada umumnya adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam cerita (Aminuddin, 2004:83). Stanton (1965:14) mengemukakan plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa lain.

Montage dan Hensaw dalam Aminuddin (2000:84) menjelaskan bahwa tahapan peristiwa dalam plot suatu cerita dapat tersusun dalam tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Exposition, yaitu tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat terjadinya peristiwa serta tempat perkenalan dari setiap pelaku yang mendukung cerita.

b. Inciting Force, yakni ketika timbul kekuatan, kehendak mauoun perilaku

yang bertentangan dari pelaku.

(27)

c. Rising Action, yakni situasi panas karena pelaku-pelaku dalam cerita yang mulai berkonflik.

d. Crisis, yaitu dimana situasi semakin panas dan para pelaku sudah diberi gambaran nasib oleh para pengarangnya.

e. Climax,yaitu situasi puncak ketika konflik dalam kadar yang paling tinggi hingga para pelaku itu mendapatkan kadar nasibnya itu sendiri.

f. Falling Action, yakni kadar konflik sudah menurun sehingga ketegangan dalam cerita sudah mulai mereda sampai menuju Conclution atau penyelesaian cerita.

Alur menurut Bahrudin, dkk (2006:14) yaitu :

a. Alur Maju atau progresif yaitu pengungkapan cerita dari sudut peristiwa- peristiwa yang terjadi pada masa kini kemasa yang akan datang.

b. Sorot balik atau regresif yaitu pengungkapan cerita dari sudut peristiwa- peristiwa yang terjadi sebelumnya atau masa lampau ke masa kini.

c. Alur Campuran yaitu pengungkapan cerita kadang-kadang peristiwa terjadi pada masa kini dan masa lampau, kemudian kembali menceritakan ke masa kini.

Berdasarkan penjelasan diatas, alur dalam novel “Dear Yurichika” adalah alur

maju (progresif). Cerita yang terdapat dalam novel ini dimulai dari awal pertemuan

sampai Mama meninggal.

(28)

2.2.5 Sudut Pandang

Abrams dalam Nurgiyantoro (2002:248) menyatakan bahwa sudut pandang , point of view menyaran pada sebuah cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

Pratiwi menyatakan bahwa ada tiga macam sudut pandang, adalah sebagai berikut :

a. Sudut pandang orang pertama, ialah pengarang menampilkan tokoh dalam ceritanya menggunakan orang pertama, seperti aku, saya, beta.

b. Sudut pandang orang ketiga, ialah pengarang menampilkan tokoh dengan menggunakan orang ketiga, seperti ia, dia, atau nama orang.

c. Sudut pandang orang ketiga serba tahu, yaitu pengarang seolah-olah serba tahu sehingga pengarang dapat mengemukakan segala tingkah laku dan pikiran semua tokoh. (http://jadi-bisa.blogspot.co.id/2014/01/pengertian-sudut-pandang-dan- aspek.html.)

Dalam hal ini pengarang menggunakan sudut pandang pesona pertama, gaya

“aku”. Pengarang sebagai penulis novel dan menceritakan kisahnya sendiri dalam

novel.

(29)

2.2.6 Amanat

Amanat atau nilai moral merupakan unsur isi dalam karya fiksi yang mengacu pada nilai-nilai, sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan yang dihadirkan pengarang melalui tokoh-tokoh di dalamnya (Kenny dalam Nurgiyantoro 2009:321).

Amanat menurut Siswandarti (2009:44) adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita, baik tersurat maupun tersirat. Berdasarkan pengertian tersebut Amanat merupakan pesan yang dibawa pengarang untuk dihadirkan melalui keterjalinan peristiwa di dalam cerita agar dapat dijadikan pemikiran maupun bahan perenungan oleh pembaca.

Dalam novel ini, pengarang menyampaikan pesan tentang perjuangan seorang ibu ketika divonis sakit parah yang bertepatan pada saat kehamilannya. Meskipun ketika dia sakit, dia tidak mendapatkan pengobatan untuk mempertahankan anak yang ada dalam kandungannya. Dalam hal ini, pengarang ingin menyampaikan bahwa kita harus sabar, ikhlas dan jangan mudah menyerah dalam menghadapi suatu permasalahan.

2.3 Kajian Struktural Dalam Karya Sastra

Dalam menganalisis sebuah karya sastra tentunya diperlukan suatu teori agar

menjadi acuan dalam menganalisis suatu karya sastra. Dalam penelitian ini akan

digunakan pendekatan objektif atau biasa juga disebut dengan pendekatan struktural.

(30)

Struktural memandang dan memahami karya sastra dari segi struktur dan memahami karya sastra itu sendiri (Teeuw dalam Wiyatmi 2008:89).

Karya sastra dipandang sebagai sesuatu yang otonom, berdiri sendiri, bebas dari pengarang, realitas maupun pembaca. Pendekatan struktural mencoba menguraikan keterkaitan dan fungsi masing-masing unsur karya sastra sebagai kesatuan struktural yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1984-135).

Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini fiksi, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik fiksi yang bersangkutan. Mula-mula diidentifikasi dan dideskripsikan, misalnya, bagaimana keadaan peristiwa-peristiwa plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain (Nurgiyantoro, 2002:37).

Dengan menggunakan teori pendekatan objektif atau struktural tersebut,

penulis dapat menganalisis unsur-unsur karakter tema, tokoh, latar, alur dalam novel

tersebut.

(31)

BAB III

ANALISIS STRUKTURAL DALAM NOVEL “DEAR YURICHIKA” KARYA AKIKO TERENIN

3.1 Sinopsis Novel “Dear Yurichika”

Mama lahir dan tumbuh besar di Karatsu, Prefektur Saga, tanggal 6 Februari 1972 (sama dengan ulang tahun Yuria). Begitu kuliah, Mama pindah ke kota tetangga Fukuoka. Mama punya teman banyak sekali sampai setiap hari disibukkan dengan main dan bekerja. Mama berkenalan dengan Papa dan menikah tanggal 1 April 2002.

Selanjutnya kami menetap di kota Ogoori, Fukuoka.

Mama mulai sakit saat musim gugur tahun 2005. Hamil Yuria pada musim

panas tahun itu, jadi tepat pada saat Yuria ada di perut Mama. Awalnya Mama

mengalami mual-mual setiap pagi, atau orang sering menyebutnya morning sickness,

dan itu membuat badan Mama merasa tidak enak. Memasuki bulan Oktober, tiba-tiba

pinggang Mama terasa sakit sekali. Sakitnya terus-menerus selama 24 jam, rasanya

seperti ditusuk-tusuk jarum. Malam hari pun Mama tidak bisa tidur. Mama

memeriksakan diri ke rumah sakit, sampai berpindah-pindah ke beberapa rumah

sakit. Tapi Mama tidak diperiksa ataupun diberi obat karena sedang hamil, dan hanya

diberi tahu bahwa nanti sakitnya akan hilang begitu melahirkan. Jadinya Mama tidak

minum obat penghilang rasa nyeri dan hanya menahannya dengan sabar setiap hari.

(32)

Meskipun sakit, Mama suka sekali berjalan-jalan dengan Gon-chan (anjing kita) dan Mama mengajaknya jalan-jalan setiap pagi dan malam. Sambil berpikir kalau nanti Yuria lahir, bagaimana caranya mengajak bayi dan anjing jalan-jalan bersama. Tapi karena Mama harus duduk di kursi roda, kelihatannya hal itu tidak bisa diwujudkan, sayang sekali.

Bulan Desember Mama sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya. Kaki Mama tidak bisa merasakan apa-apa, suka buang air kecil secara tiba-tiba, bahkan untuk berjalan pun menjadi susah. Karena merasa sudah tak tahan Mama langsung ke UGD dan kaget ketika di beri tahu harus segera operasi. Ada tumor di tulang belakang yang harus segera diangkat.

Mama kaget sekali ketika tahu harus operasi, soalnya Yuria kan masih ada di perut Mama. Dokter memberi tahu bahwa saat operasi, bayi akan terkena efek pembiusan total. Ada kemungkinan bayi tidak akan bangun lagi. Mama dan Papa benar-benar khawatir. Saat Mama operasi, Papa sepertinya tidak sanggup berasa di rumah sakit saking khawatirnya. Makanya begitu selesai operasi dan tahu kalau Yuria baik-baik saja, Papa senang sekali.

Setelahnya operasi, Mama jadi mengerti betapa mengerikan apa yang disebut

kanker ganas itu. Dokter bilang, ada kemungkinan empat puluh persen Mama masih

bisa hidup selama lima tahun lagi. Ibu-ibu hamil tidak boleh menerima pengobatan

kanker. Kalau Mama memprioritaskan pengobatan kanker, Yuria harus dilahirkan

lebih awal (waktu ini Yuria sudah semakin besar dan usia janin mencapai minggu

(33)

terlarang untuk aborsi). Artinya kemungkinan besar Yuria tidak akan lahir seperti bayi pada umumnya. Sungguh pilihan yang sulit, antara merelakan nyawa sendiri atau kehilangan bayi. Papa, nenek, Naoko-chan, Aya-chan, mereka semua jadi sering bertemu untuk membicarakan ini.

Lalu Mama memutuskan dan berjanji pada Papa. Mama akan memberikan bayi yang sehat untuk Papa. Mama bertanya pada Papa, “Do you really want this baby?” (Apakah kau benar-benar menginginkan bayi ini?). Sambil menangis Papa menjawab, “Ya, maafkan aku, ya. Tapi aku mengingankan kalian berdua (Yuria dan juga Mama)”. Baru kali ini Mama melihat Papa menangis seperti itu. Tubuh Mama semakin sakit, tapi anehnya Yuria yang ada di perut Mama tidak bermasalah sedikit pun. Yuria tumbuh sehat sehingga sakit yang Mama rasakan ini tidaklah sia-sia.

3.2 Analisis Struktural Dalam Novel “Dear Yurichika”

3.2.1 Tema

Cuplikan 1 (Halaman 2)

My lovely Yurichika. Mama tidak pernah mengira anak bayi ternyata semanis

ini. Waktu divonis sakit, rasanya Mama ingin mati saja. Tapi sekarang Mama ingin

hidup selama mungkin supaya bisa terus bersamamu. Tawa Yurichika manis sekali,

selalu membuat Mama bahagia. Mama ingin selalu bisa melihat tawamu. Tetapi,

(34)

karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, Mama menuliskan saja semua yang ingin Mama katakan pada Yurichika.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukan semangat seorang ibu untuk sembuh dari penyakit, agar bisa terus hidup bersama anaknya. Tawa Yurichika selalu membuat Mama bahagia. Dapat dilihat pada kalimat “Tapi sekarang Mama ingin hidup selama mungkin supaya bisa terus bersamamu. Tawa Yurichika manis sekali, selalu membuat Mama bahagia.”

Cuplikan 2 (Halaman 83)

Meskipun Mama sakit, Mama suka sekali berjalan-jalan dengan Gon-chan (anjing kita), dan Mama mengajaknya jalan-jalan setiap pagi dan malam. Sambil berpikir kalau nanti Yuria lahir, bagaimana caranya mengajak bayi dan anjing jalan- jalan bersama. Tapi karena Mama harus duduk di kursi roda, kelihatannya hal itu tidak bisa diwujudkan.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan semangat dan perjuangan tokoh

Mama yang meskipun sedang sakit, ia tetap berjuang untuk membiasakan diri agar

bisa membawa jalan-jalan Gon-chan dan Yuria setelah lahir nanti, dengan keadaan

duduk di kursi roda. Dapat dilihat pula pada kalimat “Sambil berpikir kalau nanti

(35)

Yuria lahir, bagaimana caranya mengajak bayi dan anjing jalan-jalan bersama. Tapi karena Mama duduk di kursi roda, kelihatannya hal itu tidak bisa diwujudkan.

Cuplikan 3 (Halaman 90)

Mama ingin bisa melahirkan Yuria dengan selamat dan sehat. Oleh sebab itu sebisa mungkin Mama menjaga agar Yuria tetap selamat dan sehat dalam perut Mama. Itu berarti Mama tidak bisa mendapat pengobatan untuk penyakit Mama.

Selain mengkhawatirkan Yuria, Mama juga khawatir pada tubuh Mama sendiri.

Jadinya Mama berada dalam dilema. Tapi entah bagaimana, karena mengerahkan segenap semangat yang ada, akhirnya tanggal 6 Februari, tepat pada hari ulang tahun Mama, Yuria lahir melalui operasi caesar. Setelah Yuria lahir, Mama langsung mendapatkan pengobatan sinar radiasi.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa Mama yang terus

memperjuangkan agar Yuria bisa lahir dalam keadaan selamat dan sehat meskipun

Mama tidak mengonsumsi obat-obatan untuk kesembuhan penyakitnya. Dapat dilihat

pada kalimat “Mama ingin bisa melahirkan Yuria dengan selamat dan sehat. Oleh

sebab itu sebisa mungkin Mama menjaga agar Yuria tetap selamat dan sehat dalam

perut Mama. Berarti Mama tidak bisa mendapat pengobatan untuk penyakit Mama.”

(36)

3.2.2 Penokohan

1. Berdasarkan segi peranan atau tingkat pentingnya.

A. Tokoh Utama Mama

Berdasarkan cerita dalam novel, tokoh Mama memiliki karakter sebagai berikut :

Cuplikan 1 (Halaman 82)

Mama lahir dan tumbuh besar di Karatsu, Perfektur Saga, tanggal 6 Februari 1972 (sama dengan ulang tahun Yuria!!). Begitu kuliah, Mama pindah ke kota tetangga, Fukuoka. Mama punya teman banyak sekali sampai setiap hari disibukkan dengan main dan bekerja.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa tokoh Mama merupakan seorang yang mudah bergaul dan pekerja keras. Dapat dilihat pada cuplikan “Mama punya teman banyak sekali sampai setiap hari disibukkan dengan main dan bekerja.”

Cuplikan 2 (Halaman 84-85)

Ibu-ibu hamil tidak boleh menerima pengobatan kanker. Kalau Mama

memprioritaskan pengobatan kanker, Yuria harus dilarikan lebih awal (waktu ini

Yuria sudah semakin besar dan usia janin mencapai minggu terlarang untuk aborsi).

(37)

Artinya kemungkinan besar Yuria tidak akan lahir seperti bayi pada umumnya.

Sungguh pilihan yang sulit antara merelakan nyawa sendiri atau kehilangan bayi.

Papa, nenek, Naoko-chan, Aya-chan, mereka semua jadi sering bertemu untuk membicarakan ini.

Lalu Mama memutuskan dan berjanji pada Papa. Mama akan memberikan bayi yang sehat untuk Papa. Mama bertanya pada Papa, “Do you really want this baby?”(Aapakah kau benar-benar menginginkan bayi ini?). Sambil menangis Papa menjawab, “Ya, Maafkan aku, ya. Tapi aku menginginkan kalian berdua (Yuria dan Mama)”.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa tokoh Mama merupakan seorang yang kuat karena lebih memilih untuk melahirkan Yuria daripada menerima pengobatan penyakit kanker. Selama Yuria masih ada dalam kandungan, Mama tidak boleh menerima pengobatan kanker karena akan berdampak pada kesehatan Yuria.

Dapat dilihat pada kalimat “Lalu Mama memutuskan dan berjanji pada Papa. Mama akan memberikan bayi yang sehat untuk Papa.”

Cuplikan 3 (Halaman 89 - 90)

Sejak menjalani operasi sampai kelahiran Yuria (hal yang paling

membahagiakan), adalah satu bulan yang menyakitkan. Hal yang paling menyakitkan

adalah pertama: rasa sakitnya (sampai sekarang pun rasa sakit itu masih terasa) dan

rasa takut menghadapi kemungkinan penyakit ini akan datang lagi entah kapan.

(38)

Mungkin karena stress memikirkannya, sampai-sampai Mama hampir melahirkan prematur.

Mama ingin bisa melahirkan Yuria dengan selamat dan sehat. Oleh sebab itu sebisa itu Mama menjaga Yuria agar tetap selamat dan sehat dalam perut Mama. Itu berarti Mama tidak bisa mendapat pengobatan untuk penyakit Mama. Selain mengkhawatirkan Yuria, Mama juga khawatir pada tubuh Mama sendiri. Jadinya Mama berada dalam dilema. Tapi entah bagaimana, karena menggerakkan segenap semangat yang ada, akhirnya tanggal 6 Februari, tepat pada hari ulang tahun Mama, Yuria lahir melalui operasi caesar.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa tokoh Mama merupakan seorang yang sabar dalam merawat Yuria yang ada didalam kandungannya dan sabar menghadapi penyakitnya hingga akhirnya ia bisa melahirkan Yuria. Dapat dilihat pada cuplikan “Mama ingin bisa melahirkan Yuria dengan selamat dan sehat. Oleh sebab itu sebisa itu Mama menjaga Yuria agar tetap selamat dan sehat dalam perut Mama. Itu berarti Mama tidak bisa mendapat pengobatan untuk penyakit Mama.

Selain mengkhawatirkan Yuria, Mama juga khawatir pada tubuh Mama sendiri.

Jadinya Mama berada dalam dilema. Tapi entah bagaimana, karena menggerakkan

segenap semangat yang ada, akhirnya tanggal 6 Februari, tepat pada hari ulang

tahun Mama, Yuria lahir melalui operasi caesar.”

(39)

B. Tokoh Tambahan 1). Papa/Leni

Berdasarkan cerita dalam novel, tokoh Papa memiliki karakter sebagai berikut :

Cuplikan 1 (Halaman 8)

Saat memberi hadiah untuk orang tersayang, Papa dengan percaya dirinya akan memberikan sesuatu yang dianggapnya bagus. Jadi, terkadang dia lupa memikirkan si penerima, walau tentu saja , sama sekali tidak ada niat buruk. Itulah sebabnya, kalau Yuria menginginkan sesuatu, lebih baik katakan saja langsung padanya.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa tokoh Papa merupakan

seorang yang percaya diri akan pilihannya ketika akan memberikan sesuatu kepada

orang lain, dia sangat yakin dengan pemberiannya tanpa berpikir bagaimana reaksi

atau tanggapan si penerima . Dapat dilihat pada kalimat “Saat memberi hadiah untuk

orang tersayang, Papa dengan percaya dirinya akan memberikan sesuatu yang

dianggapnya bagus. Jadi, terkadang dia lupa memikirkan si penerima, walau tentu

saja , sama sekali tidak ada niat buruk.”

(40)

Cuplikan 2 (Halaman 97)

Saat ini jam 3.30 sore. Di luar bersalju. Masih ada waktu sampai jam 7 sampai Leni datang nanti. Bayiku banyak bergerak hari ini. Jam 9 malam. MRI pada ibu hamil boleh dilakukan dengan jeda 12 minggu, jadi malam ini kami segera melakukannya. Begitu di cek ternyata bukan hernia, melainkan ada tumor ditulang belakang, jadi besok pagi akan segera operasi. Padahal ada bayi dalam perutku.

Sama sekali tidak ada kata-kata yang memberi harapan bahwa tumor itu tidak akan menyebar. Tapi karena memang tidak ada pilihan lain, jadi sepertinya lebih cepat lebih baik… yang tidak kuinginkan hanyalah kelumpuhannya. Ingin sekali menghindarinya. Bayiku yang mengalami hal seperti ini pasti akan tumbuh menjadi anak yang hebat. Aku bersyukur sekali. Leni merawatku dengan begitu baik.

Malamnya kami diberi penjelasan, lalu mulailah pemeriksaan awal dan di- rontgen sampai hampir jam 2 pagi. Pinggang rasanya sakit sekali, sampai aku diberi supositoria. Jam 4 pagi rasanya seperti ada rasa hangat mengalir dikaki sebelah kiri.

Sekarang sudah hampir jam 7 pagi. Tetap tidak bisa tidur. Begitu juga hari ini.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa Leni merupakan seorang yang sabar merawat Mama yang sedang sakit. Meskipun Mama di vonis penyakit tumor, Papa tetap sabar merawat Mama. Dapat dilihat pada kalimat “Sama sekali tidak ada kata-kata yang memberi harapan bahwa tumor itu tidak akan menyebar.

Tapi karena memang tidak ada pilihan lain, jadi sepertinya lebih cepat lebih baik…

(41)

yang tidak kuinginkan hanyalah kelumpuhannya. Ingin sekali menghindarinya.

Bayiku yang mengalami hal seperti ini pasti akan tumbuh menjadi anak yang hebat.

Aku bersyukur sekali. Leni merawatku dengan begitu baik.“

Cuplikan 3 (Halaman 101)

Bagian dalam dura mater dan juga masalah perekatan. Untuk mengetahui jenis dari tumor apakah jinak atau ganas diperlukan pemeriksaan yang hasilnya baru akan didapat setelah satu minggu. Tapi yang mengejutkan adalah aku harus menjalani pengobatan selama dua sampai tiga bulan. Tanpa diduga, penyakitku cepat kembali.

Dari lutut ke bawah rasanya sakit sekali, dan aku mengalami kelumpuhan.

Sorenya ibu datang. Aku menahan rasa sakit. Sore yang panjang. Sejak jam tiga aku tersiksa oleh demam. Kukatakan pada Ibu agar tidak mengkhawatirkan biaya. Aku senang bisa menghargai beliau. Aku memaksa agar pindah ke kamar pribadi.

Kira-kira jam 6 Aya-chan datang. Kemarin saat aku di ICU dia juga datang.

Tak lama kemudian, Leni datang. Aku senang sekali kalau Leni datang. Dia akan menenangkan aku sambil mengajak bicara dan memijat kakiku yang sakit. Paginya aku merasa sedih mendengar penjelasan dokter, tapi sudah bisa sedikit menerima.

Begitu Leni pulang, malam yang panjang kembali menyiksa.

(42)

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan tokoh Leni merupakan seorang yang setia menemani Mama selama menjalani pengobatan. Leni selalu berusaha membuat Mama nyaman dan tenang sambil mengajak bicara sambil memijat kaki Mama. Dapat dilihat pada kalimat “Tak lama kemudian, Leni datang. Aku senang sekali kalau Leni datang. Dia akan menenangkan aku sambil mengajak bicara dan memijat kakiku yang sakit.”

2) Ibu Akiko Terenin

Berdasarkan cerita dalam novel, tokoh Ibu Akiko Terenin memiliki karakter sebagai berikut :

Cuplikan (Halaman 108)

Sekitar jam 5 sore dokter datang untuk membuka jahitan di punggung. Setelah itu Leni mengajukan banyak pertanyaan pada dokter tentang hasil patologi dan juga grafik hasil MRI. Besok katanya akan dijadwalkan konsultasi dengan dokter patologi.

Leni benar-benar mencari tahu segala sesuatunya. Dia bahkan menghubungi

Lalisa (adik perempuannya) dan teman-temannya di Rusia untuk mengumpulkan

informasi. Aku merasa bergantung padanya. Aku senang hari ini bisa bicara dengan

dokter. Menelpon Ibu. Ibu pun bertanya ini-itu. Walaupun sambil menangis, beliau

terus menyemangatiku.

(43)

Aku menunjukkan hasil foto USG pada Leni. Saat kukatakan hidungnya mancung, mirip hidung Leni, ia menangis. Mirip sekali dengan Leni. Senangnya kalau Lalisa bisa datang kesini. Malam ini benar-benar malam yang menegangkan.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa tokoh Ibu merupakan seorang yang memiliki kasih sayang yang besar terhadap putrinya, yaitu Akiko Terenin. Ibu selalu memberikan semangat kepada Akiko dan selalu menanyakan kabar tentang perkembangan penyakit Akiko. Dapat dilihat pada kalimat “Leni benar-benar mencari tahu segala sesuatunya. Dia bahkan menghubungi Lalisa (adik perempuannya) dan teman-temannya di Rusia untuk mengumpulkan informasi. Aku merasa bergantung padanya. Aku senang hari ini bisa bicara dengan dokter.

Menelpon Ibu. Ibu pun bertanya ini-itu. Walaupun sambil menangis, beliau terus menyemangatiku.”

2. Berdasarkan Segi Fungsi Penampilan Tokoh

A. Tokoh Protagonis dalam novel “Dear Yurichika” Karya Akiko Terenin adalah Mama, Papa, Ibu Akiko Terenin.

B. Tokoh Antagonis dalam novel “Dear Yurichika” Karya Akiko Terenin tidak

ada, sehingga mengakibatkan novel ini terasa hambar dan kurang menarik.

(44)

3.2.3 Latar

1. Latar Tempat

Cuplikan 1 (Halaman 30)

Sejujurnya, bagi Mama, tidak apa-apa kalau Yuria tidak begitu pintar dalam pelajaran. Yang penting Yuria tumbuh sehat (tapi mungkin Papa tidak sependapat.

Papa serius sekali soal pendidikan).

Pelajaran yang Mama maksud adalah yang akan Yuria pelajari di sekolah.

Mulai dari SD, SMP sampai SMA (waktu kuliah mungkin agak berbeda).

Berdasarkan pengalaman Mama yang mengikuti system pengajaran ala Jepang, pelajaran di sekolah boleh dibilang mengutamakan kegiatan ‘menghafal’ kanji, bahasa Inggris, tata bahasa, perkalian, rumus matematika, nama-nama tempat, dan banyak lagi. Semakin banyak yang dihafal, makin bagus nilai yang didapat. Waktu kelas 4 SD, kemampuan Mama dalam mengingat tiba-tiba meningkat drastis (sepertinya karena kepala Mama menjadi plong setelah menuntaskan ini-itu. Padahal sebelumnya Mama payah sekali dalam menghafal, nilai juga jelek semua).

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa latar tempat berada di

sekolah. Dapat dilihat pada kalimat “Berdasarkan pengalaman Mama yang

mengikuti system pengajaran ala Jepang, pelajaran di sekolah boleh dibilang

(45)

mengutamakan kegiatan ‘menghafal’ kanji, bahasa Inggris, tata bahasa, perkalian, rumus matematika, nama-nama tempat, dan banyak lagi.”

Cuplikan 2 (Halaman 55)

Biasakan jangan jongkok dengan spontan. Mama sering lihat misalnya di departemen store atau hotel, ada ibu-ibu yang mencari barang dengan meletakkan tas di lantai, lalu langsung berjongkok dan mengaduk-aduk tas dengan kedua tangannya.

Itu salah satu kebiasaan aneh khas orang Jepang. Hati-hati ya….

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa latar tempat berada di departemen store dan hotel. Dapat dilihat pada kalimat “Mama sering lihat misalnya di departemen store atau hotel, ada ibu-ibu yang mencari barang dengan meletakkan tas di lantai, lalu langsung berjongkok dan mengaduk-aduk tas dengan kedua tangannya.”

Cuplikan 3 (Halaman 79)

Mama dan Papa sangat suka film. Setiap hari kami nonton film di rumah. Jadi mungkin secara otomatis Yuria nanti akan menyukai film. Film yang kami tonton kebanyakan film berbahasa Inggris tanpa teks, jadi Yuria bisa belajar bahasa Inggris dari situ. Mama juga banyak belajar bahasa Inggris dari film, lho.

Analisis :

(46)

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa latar tempat berada di rumah. Dapat dilihat pada kalimat “Mama dan Papa sangat suka film. Setiap hari kami nonton film di rumah. Jadi mungkin secara otomatis Yuria nanti akan menyukai film.”

Cuplikan 4 (Halaman 82)

Mama berkenalan dengan Papa dan menikah tanggal 1 April 2002 (April Mop). Selanjutnya kami menetap di kota Oogori, Fukuoka.

Mama mulai sakit saat musim gugur tahun 2005. Hamil Yuria pada musim panas tahun itu, jadi tepat pada saat Yuria ada di perut Mama. Awalnya Mama mengalami mual-mual setiap pagi, atau orang sering menyebutnya morning sickness, dan itu membuat badan Mama merasa tidak enak. Memasuki bulan Oktober, tiba-tiba pinggang Mama terasa sakit sekali. Sakitnya terus-menerus selama 24 jam, rasanya seperti ditusuk-tusuk jarum. Malam hari pun Mama tidak bisa tidur. Mama memeriksakan diri ke rumah sakit, sampai berpindah-pindah ke beberapa rumah sakit. Tapi Mama tidak diperiksa ataupun diberi obat karena sedang hamil, dan hanya diberi tahu bahwa nanti sakitnya akan hilang begitu melahirkan. Jadinya Mama tidak minum obat penghilang rasa nyeri dan hanya menahannya dengan sabar setiap hari.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa latar tempat berada di

rumah sakit. Dapat dilihat pada kalimat “Mama memeriksakan diri ke rumah sakit,

sampai berpindah-pindah ke beberapa rumah sakit.” Rumah sakit yang berada di

(47)

kota tempat mereka tinggal, yaitu di kota Ogoori, Fukuoka. Dapat dilihat pada kalimat “Mama berkenalan dengan Papa dan menikah tanggal 1 April 2002 (April Mop). Selanjutnya kami menetap di kota Ogoori, Fukuoka”

2. Latar Waktu

Cuplikan 1 (Halaman 82)

Mama berkenalan dengan Papa dan menikah tanggal 1 April 2002 (April Mop). Selanjutnya kami menetap di kota Ogoori, Fukuoka.

Mama mulai sakit saat musim gugur tahun 2005. Hamil Yuria pada musim panas tahun itu, jadi tepat pada saat Yuria ada di perut Mama. Awalnya Mama mengalami mual-mual setiap pagi, atau orang sering menyebutnya morning sickness, dan itu membuat badan Mama merasa tidak enak. Memasuki bulan Oktober, tiba-tiba pinggang Mama terasa sakit sekali. Sakitnya terus-menerus selama 24 jam, rasanya seperti ditusuk-tusuk jarum. Malam hari pun Mama tidak bisa tidur. Mama memeriksakan diri ke rumah sakit, sampai berpindah-pindah ke beberapa rumah sakit. Tapi Mama tidak diperiksa ataupun diberi obat karena sedang hamil, dan hanya diberi tahu bahwa nanti sakitnya akan hilang begitu melahirkan. Jadinya Mama tidak minum obat penghilang rasa nyeri dan hanya menahannya dengan sabar setiap hari.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa latar waktu yang digunakan

dalam novel “Dear Yurichika” adalah tanggal 1 April 2002 bertepatan dengan April

(48)

Mop, Mama menikah dengan Papa. Dapat dilihat pada cuplikan “Mama berkenalan dengan Papa dan menikah tanggal 1 April 2002 (April Mop)”. Lalu Mama mulai merasakan sakit pada musim gugur tahun 2005. Dapat dilihat pada kalimat “Mama mulai sakit saat musim gugur tahun 2005.” Kemudian, Mama mengandung Yuria pada saat musim panas ditahun yang sama. Dapat dilihat pada kalimat “Hamil Yuria pada musim panas tahun itu, jadi tepat pada saat Yuria ada di perut Mama.”

Cuplikan 2 (Halaman 86)

Mama dioperasi tanggal 18 Desember 2005. Selama natal Mama diopname. Awal tahun rencananya Mama akan dipindahkan ke rumah sakit lain tapi Mama tidak mau.

Mama ingin cepat keluar rumah sakit agar bisa berlibur di rumah.

Mama keluar rumah sakit tanggal 30 Desember 2005. Saat itu, Mama sudah bisa berjalan sendiri. Mama pulang dengan berjalan kaki ke rumah.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa latar waktu saat Mama dioperasi pada tanggal 18 Desember 2005. Dapat dilihat pada kalimat “Mama dioperasi tanggal 18 Desember 2005.” Lalu Mama dirawat di rumah sakit saat Natal.

Dapat dilihat pada kalimat “Selama natal Mama diopname.” Kemudian, Mama pulang dari rumah sakit pada tanggal 30 Desember 2005. Dapat dilihat pada kalimat

“Mama keluar rumah sakit tanggal 30 Desember 2005.”

(49)

Cuplikan 3 (Halaman 90)

Pada bulan April, setelah sebulan menjalani terapi dengan bersemangat, perut dan dada Mama sakit sekali dan kemudian mati rasa. Tiba-tiba Mama sama sekali tidak punya tenaga untuk menggerakkan kaki. Kami pun buru-buru melakukan tes MRI lagi. Akhirnya ketahuan bahwa dibagian atas tulang belakang (daerah sekitar dada) muncul tumor baru yang besar, ditempat yang sama sekali berbeda dengan tumor sebelumnya. Saat itu seluruh dunia Mama terasa gelap karena Mama ingin bisa segera pulang dan berkumpul bersama Yuria. Yuria dirawat dengan baik dibagian bayi baru lahir di rumah sakit yang sama dengan Mama. Minggu depan kita bisa keluar dari rumah sakit dan pulang.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa latar waktu terjadi pada bulan April ketika Mama merasakan sakit pada dada dan perut. Mama juga tidak dapat menggerakkan kakinya pada saat itu. Dapat dilihat pada kalimat “Pada bulan April, setelah sebulan menjalani terapi dengan bersemangat, perut dan dada Mama sakit sekali dan kemudian mati rasa. Tiba-tiba Mama sama sekali tidak punya tenaga untuk menggerakkan kaki.”

Cuplikan 4 (Halaman 99-100)

Dokter kandungan datang untuk memeriksa keadaan bayiku dengan echo.

Syukurlah, bayiku sehat!! Saat mendengarkan monitor detak jantung, bidan terus

menggenggam tanganku. Karena merasakan sakit, mataku terus terbuka dan tidak

(50)

bisa tidur. Tiba-tiba saja aku merasakan hangat menjalari kaki kananku, lalu naik, lalu turun, tak karuan rasanya. Sakitnya terasa seolah ada otot yang mengerut. Aku terus meminta penghilang rasa nyeri. Akhirnya aku tertidur setelah mendapat suntikan obat tidur. Saat terbangun, kupikir hari sudah pagi, tapi ternyata masih jam dua belas malam. Syok rasanya. Aku harus bersabar menunggu sampai waktunya minum obat penghilang rasa nyeri berikutnya, dan tertidur setelah disuntik obat tidur dosis tinggi.

Aku tertidur sampai jam 6 pagi!! Bahagianya bisa tidur selama itu! Berat rasanya saat mengeluarkan ludah.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan bahwa latar waktu terjadi saat Mama terbangun setelah disuntik obat tidur adalah jam dua belas malam. Dapat dilihat pada kalimat “Akhirnya aku tertidur setelah mendapat suntikan obat tidur.

Saat terbangun, kupikir hari sudah pagi, tapi ternyata masih jam dua belas malam.”

Kemudian Mama kembali tidur setelah disuntik obat tidur dosis tinggi dan tertidur sampai jam 6 pagi. Dapat dilihat pada kalimat “Aku harus bersabar menunggu sampai waktunya minum obat penghilang rasa nyeri berikutnya, dan tertidur setelah disuntik obat tidur dosis tinggi.

Aku tertidur sampai jam 6 pagi!!”

(51)

3. Latar Sosial

Cuplikan (Halaman 130)

Hari ini dokter Mama datang. Menurutnya begitu pengobatan dengan sinar radiasi ini selesai, kondisi Mama akan memburuk. Berangsur-angsur akan semakin memburuk. Dokter bilang, penyakit Mama saat ini, seperti pengobatan kanker. Pada waktu itulah dia memberi Mama jimat.

Jimat itu berasal dari Kaeru Dera, Kuil Kodok, yang letaknya tak jauh dari rumah Mama. Walaupun dibeli disitu, tapi dia benar-benar orang yang baik hati. Dulu anak perempuannya ada yang sekarat. Pada waktu itu dia membawa seluruh hartanya dan memohon kepada kepala kuil sambil berkata, “Aku tidak membutuhkan uang ini, jadi tolong selamatkan anakku.”

Kepala kuil mendoakannya dan mengatakan bahwa ada jimat yang bisa dibeli.

Sedih sekali ya, tapi untunglah nyawa anaknya tertolong. Sejak peristiwa itu, kalo ada temannnya yang sakit dia akan pergi ke Kuil Kodok untuk membelikan jimat dan anehnya orang yang sakit itu akan sembuh. Dia juga pernah memberikan jimat itu pada Mama. Dia bilang, “Ini untuk kesembuhan Terenin-san.” Mama bahagia sekali karenanya.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan latar sosial ketika dokter

memberikan jimat dari Kuil Kodok untuk kesembuhan Mama. Dia ingin Mama

(52)

sembuh dengan memberikan jimat itu. Dapat dilihat pada kalimat “Dia juga pernah memberikan jimat itu pada Mama. Dia bilang, “Ini untuk kesembuhan Terenin-san.”

Mama bahagia sekali karenanya.”

Dan tradisi ini masih dipercayai oleh masyarakat Jepang untuk menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan.

3.2.4 Alur

Cuplikan 1 (Simpulan dari Halaman 82)

Mama lahir dan tumbuh besar di Karatsu, Perfektur Saga, tanggal 6 Februari 1972 (sama dengan ulang tahun Yuria!!). begitu Mama kuliah, Mama pindah ke kota tetangga, Fukuoka. Mama punya teman banyak sekali sampai setiap hari disibukkan dengan main dan bekerja. Mama berkenalan dengan Papa dan menikah tanggal 1 April 2002 (April Mop). Selanjutnya kami menetap di kota Ogoori, Fukuoka.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas, disimpulkan bahwa ditunjukkan tahap Exposition, yakni merupakan tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat terjadinya peristiwa serta perkenalan dari setiap pelaku yang mendukung cerita.

Tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat peristiwa yaitu di kota Ogoori,

Fukuoka, serta para tokoh yang mendukung cerita yaitu Papa. Dapat dilihat pada

(53)

kalimat “Mama berkenalan dengan Papa dan menikah tanggal 1 April 2002 (April Mop). Selanjutnya kami menetap di kota Ogoori, Fukuoka.”

Cuplikan 2 (Simpulan dari Halaman 82-85)

Mama mulai sakit saat musim gugur 2005. Hamil Yuria pada musim panas tahun itu, jadi tepat pada saat Yuria ada di perut Mama. Awalnya Mama mengalami mual-mual setiap pagi, atau orang sering menyebutnya morning sickness, dan itu membuat badan Mama terasa tidak enak. Memasuki bulan Oktober, tiba-tiba pinggang Mama terasa sakit sekali. Bulan Desember Mama sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya. Kaki Mama tidak bisa merasakan apa-apa. Mama kaget sekali ketika tahu harus operasi, soalnya Yuria kan masih ada di perut Mama. Sungguh pilihan yang sulit, antara merelakan nyawa sendiri atau kehilangan bayi.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas, telah muncul Inciting Force yaitu tahapan ketika timbul kekuatan, kehendak maupun perilaku yang bertentangan dengan pelaku.

Perilaku yang bertentangan yaitu ketika Mama sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya dan Mama kaget karena harus dioperasi, padahal Yuria masih ada dalam kandungan Mama. Mama menjadi dilema, antara merelakan nyawa sendiri atau harus kehilangan bayi. Dapat dilihat pada kalimat “Bulan Desember Mama sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya. Kaki Mama tidak bisa merasakan apa-apa. Mama kaget sekali ketika tahu harus operasi, soalnya Yuria kan masih ada di perut Mama.

Sungguh pilihan yang sulit, antara merelakan nyawa sendiri atau kehilangan bayi.”

(54)

Cuplikan 3 (Simpulan dari Halaman 96-99)

17 Desember (tahun 2005) Masuk rumah sakit. Tengah malam kemarin aku kesakitan. Begitu bangun pagi aku langsung meminta Leni mengantar kerumah sakit.

Sekarang aku pakai alat penyangga di pinggang sehingga hanya bisa tidur telentang.

Sama sekali tidak ada kata-kata yang memberi harapan bahwa tumor itu tidak akan menyebar. Malam harinya kami diberi penjelasan, lalu mulailah pemeriksaan awal di- rontgen sampai hampir jam 2 pagi. Pinggang rasanya sakit sekali sampai aku diberi supositoria. Pagi hari setelah tidak bisa tidur hari sebelumnya. Dokter kandungan datang untuk melakukan echo. Bayiku sehat!! Ditemani Leni yang menggenggam tanganku, kami masuk ke ruang operasi. Saat terbangun dengan rasa sakit yang tak terlukiskan dan kakiku mati rasa, aku masih berada di tempat tidur yang sama.

Sepertinya operasi sudah selesai. Aku masuk ke ICU untuk ganti baju, tapi karena kesakitan sekali, aku terus mengerang.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukkan tahap Ricing Action, yaitu situasi

panas karena pelaku-pelaku dalam cerita yang mulai berkonflik. Situasi memanas saat

Mama akan dioperasi. Malam harinya Mama akan diperiksa dan keesokan harinya

Mama pun dioperasi. Setelah selesai operasi pun, Mama masih terus merasakan

kesakitan. Dapat dilihat pada kalimat “Malam harinya kami diberi penjelasan, lalu

mulailah pemeriksaan awal di-rontgen sampai hampir jam 2 pagi. Pinggang rasanya

sakit sekali sampai aku diberi supositoria. Pagi hari setelah tidak bisa tidur hari

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan “ Citraan atau imaji apasajakah yang terdapat dalam lima sajak pada kumpulan puisi Terkenang Topeng Betawi karya Ajip Rosidi..

Pada Indikator Kinerja ”Jumlah dokumen perencanaan dan keuangan ket ahanan pangan”, realisasinya 10 0 persen (sangat berhasil) dari target, dengan output yaitu :

Pertama, Prinsip-prinsip kepemimpinan Yusuf dalam menghadapi perubahan adalah sebagai berikut, (1) Berpegang teguh pada visi yang berasal dari Allah yang ditunjang dengan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat

[r]

The natural numbers bigger than 1 are arranged in five columns as given by the following figure.. The next natural number which has the same properties

[r]

Dari fungsi linear berikut, yang memiliki nilai gradien paling besar adalah ….. Fungsi kuadrat yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini mempunyai persamaan