Analisis isi merupakan metode analisis teks yang telah paling lama mapan di antara sederet metode empiris penelitian sosial .46 Penelitian ini menggunakan metode analisis isi, yaitu meneliti isi sebenarnya dari pesan dengan cara sistematis dan kuantitatif. Studi analisis isi mengidentifikasi dan menghitung kata-kata kunci, istilah dan tema pesan untuk menafsirkan yang dikatakan, bagaimana mengatakannya, perubahan dalam imbauan, dan motif yang mendasari pesan itu. Berelson mengatakan bahwa;
“Penelitian isi media , analisis baru dapat dikatakan memenuhi persyaratan ilmiah apabila penelitian tersebut berdasarkan atas sifat sifat yang obyektif, sistematis, kuantitatif, dan manifest”.47
Obyektif, mengandung arti bahwa kategori yang digunakan dalam analisis tersebut haruslah diberi batasan yang jelas dan tepat. Obyektifitas juga diartikan bahwa apabila kategori tersebut digunakan oleh orang lain untuk melakukan analisis isi yang sama, maka akan menghasilkan jawaban atau kesimpulan yang sama pula.
Dalam kategorisasi ini dihindarkan sebesar mungkin pengertian yang mengarah kepada pengkategorian yang memiliki nilai evaluatif dan terminologis, karena akan mengarah pada analisis yang sifatnya subyektif. Sistematis, berarti isi pesan yang akan dianalisis berdasarkan pada perencanaan yang sifatnya formal, telah ditentukan sebelumnya dan tidak memihak. Kuantitatif, berarti hasil dari analisis bisa dituangkan dalam bentuk angka-angka, sehingga pembuktian dapat
46
Ibrahim.Op.Cit.hal 93 47
Berelson dalam Harsono Suwardi. Peranan Pers Dalam Politik di Indonesia : suatu studi komunikasi politik terhadap liputan berita kampanye pemilu 1987. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,1993)
dilakukan. Manifest, berarti bahwa analisis dilakukan sesuai dengan apa yang tertulis atau tercetak dalam media yang bersangkutan, ini berarti bahwa interpretasi yang diberikan terhadap pernyataan-pernyataan yang terbuka akan lebih mengarah kepada suatu batasan yang relatif sesuai dengan apa adanya, bukan dalam arti pengertian yang lebih luas.
Teknik ini menurut berelson didasarkan pada asumsi :
a. Bahwa kesimpulan-kesimpulan tentang hubungan antara maksud dan isi serta antara isi dan efek dapat ditarik secara sah dan hubungan sebenarnya ditetapkan
b. Bahwa pengkajian isi nyata adalah sangat berarti .kategori-kategori dapat dibuat pada isi yang sesuai dengan arti yang dimaksud oleh komunikator dan dimengerti pembaca
c. Bahwa uraian isi komunikasi secara kuantitatif adalah sangat berarti .asumsinya mengandung arti bahwa frekuensi kejadian dari berbagai sifat isi komunikasi itu sendiri merupakan faktor penting dalam proses komunikasi ,dalam keadaan-keadaan tertentu .48
Menurut Krippendorf, analisis isi menempati kedudukan yang penting di antara metodologi penelitian karena kemampuan yang dimilikinya. Pertama, ia mampu menerima komunikasi simbolik yang relatif tidak terstruktur sebagai data
48
Managka monny S,Analisa isi sumber foto,dalam flourney,don michael (ed)analisa isi surat kabar-surat kabar indonesia, (Yogyakarta,UGM Press,1989)hal 13
dan kedua menganalisis gejala yang tak teramati (unobserved) melalui medium data yang berkaitan dengan gejala tersebut49.
“In content analysis , units may be single words or longer text segments, photographic,images, minutes of video recordings, scene in fictional television programs, web pages,utterance, distict meaning to analyze” .
Dalam metode analisis isi unit analisis bisa berupa, kata-kata tunggal atau dalam segmen yang panjang, gambar foto, durasi dalam rekaman video, adegan dalam program televisi, halaman web, pengucapan, dan memiliki arti berbeda apabila di analisis .50
Berelson menyebutkan 17 kegunaaan dari metode ini :
1. mendeskripsikan kecendrungan-kecendrungan dalam isi komunikasi 2. Melacak perkembangan ilmu
3. Menyingkap perbedaan-perbedaan internasional dalam isi komunikasi 4. Membandingkan media atau level komunikasi
5. Memperhitungkan isi komunikasi dalam hubungannya dengan sasaran- sasarannya
6. Mengkonstruksikan dan menerapkan standar-standar komunikasi 7. Membantu pelaksanaan teknis penelitian
8. Menyingkap teknik-teknik propaganda
9. Mengukur “kehandalan” bahan-bahan komunikasi 10. Menemukan gambaran-gambaran stylistic
11. Mengidentifikasi niat-niat (intentions) dan karakter lain komunikator 12. Menggambarkan keadaan psikologis seseorang atau kelompok
49
Klaus Krippendorf , 1991 analisis isi :pengantar teori dan metodologi (,jakarta,rajawali press,1991)hal 35 50 Ibid. Krippendorff hal 220
13. Mendeteksi eksistensi propaganda
14. Melindungi intelegensi politik dan militer
15. Mereplikasikan berbagai sikap,kepentingan dan nilai (pola cultural)berbagai kelompok masyarakat
16. Mengungkapkan fokus perhatian
17. Mendeskripsikan respon yang berbentuk sikap dan perilaku terhadap komunikasi.
Metode penelitian analisis isi sering dipakai untuk mengkaji isi pesan- pesan yang terdapat dalam media . oleh karena itu metode ini adalah salah satu cara untuk mengamati , mengukur dan menguji isi komunikasi secara kuantitatif. Yaitu dipakai untuk menetapkan tekanan relatif atau frekuensi dari berbagai gejala komunikasi:propaganda,kecendrungan-kecendrungan, gaya-gaya,perubahandalam isi dan keterbacaan. 51 Adapun teknik dengan perhitungan ruang dapat digunakan untuk mengukur isi komunikasi.
W. Lawrence Newman dalam bukunya “Social Research Methods.Qualitative and quantitative approach” menyebutkan kegunaan metode ini yaitu :
Firtst , it is useful for problem involving a large volume of text. A researcher can measure large of text (e.g. years of newspaper articles) with sampilng and multiple coders. Second, it is helpful when a topic must be studied “at distance”.finally,content analysis can reveal messages in a
text that are difficult to see with casual observation.
( Pertama,analisa isi berguna dalam masalah yang melibatkan volume yang besar dalam teks. Peneliti dapat mengukur sejumlah besar teks(misalnya tahun-tahun dari artikel koran) dengan sampel dan pengkode.kedua, analisa isi berguna ketika suatu topik harus dipelajari “dalam jarak waktu”.terakhir analisis isi bisa
51 Krippendorf, ibid hal 25
menunjukkan pesan pesan dari suatu teks yang sulit dilihat dengan pengamatan biasa.52
Setiap pemberian kode, pengklasifikasian, dan penetapan kategorisasi dalam
content analysis, maka peneliti adalah hakim yang bertanggungjawab bagi
penelitiannya
Enam tahap dalam penelitian Content Analysis adalah.53: 1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis
2. Melakukan sampling (secara eksplisit dan tepat) terhadap sumber-sumber data yang telah dipilih
3. Pembuatan kategori yang dipergunakan dalam analisis
4. Pembacaan suatu sampel dokumen yang telah dipilih, melakukan “coding” dan meringkas isi-isi yang relevan. (Coding adalah proses dimana data mentah ditransformasikan secara sistematis dan dikelompokkan ke dalam unit-unit yang memungkinkan membuat deskripsi karakteristik isi yang relevan. Setelah coding adalah penyeleksian unit-unit isi misalnya artikel, katakata, simbol-simbol, tema, paragraf, kalimat atau item-item khusus)
5. Penskalaan item-item berdasarkan frekuensi, penampakan, intensitas, atau kriteria-kriteria lainnya. (luas kolom, ukuran huruf, penekan, fokus)
6. Penginterpretasian data dalam kaitannya dengan hipotesis dan teori yang digunakan.
52
W.L. Newman , social research methods qualitative and quantitative approaches,4th edition,(USA:Allyn and bacon, 2000)hal 293-294
53Bambang Setiawan. 1983. Content Analysis. Yogyakarta: UGM. Hal 16-18