i
STUDI ANALISIS ISI SIFAT POSITIF MANUSIA DALAM TALK SHOW
KICK ANDY PERIODE TAHUN 2011 Skripsi
Jurusan/Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh :
Anita Dewi Ekawati, S. D1209043
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
ix
E.6. Sifat Positif Manusia... ...43
G. Kerangka Pemikiran... ...46
x
I.3. Teknik Pengumpulan Data... ... ...60
I.4. Unit Analisis... ... ...61
I.5. Reabilitas... ... ...62
BAB II: DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum METRO TV A.1. Sejarah dan Perkembangan METRO TV...64
A.2. Visi, Misi, Logo, Motto dan Data perusahaan...66
A.3. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi...70
A.4. Strategi PT. Media Televisi Indonesia (METRO TV)...70
A.5.Target Pemirsa PT Media Televisi Indonesia (METRO TV)...71
B. Program Acara...72
C. Struktur Organisasi...74
D. Kick Andy...77
xi
B.1.1 Gambaran Umum Episode Berjaya Di Negeri Orang...90
B.1.2 Sinopsis Acara... ...90
B.1.2.1 .Mulyoto Pangestu...92
B.1.2.2. Choirul Anwar...93
B.2. Mereka Bilang Saya China... ...94
B.2.1. Gambaran Umum Episode Mereka Bilang Saya China...94
B.2.2. Sinopsis...94
B.2.2.1. Basuki Tjahya Purnama...97
B.3 Rincian Populasi Sampel Penelitian Berdasarkan Kategori... ...98
B.4. Pemaparan tentang indikator-indikator... ...98
C. Analisis Isi... ...103
C.1 Komunikasi secara Verbal... ...106
C.2 Komunikasi Secara Non Verbal...118
C.3 Kategori Pembicara dalam TalkShow...124
D. Diagram Sifat Positif Manusia... ...126
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... ...129
B. Saran... ...132
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiii
ABSTRAK
Hafzah Ayu Hagaspa, D1209043, STUDI ANALISIS ISI SIFAT POSITIF MANUSIA DALAM TALK SHOW KICK ANDY PERIODE TAHUN 2011, Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, November 2011.
Salah satu acara Talk show yang merebut perhatian khalayak dan merubah paradigma tentang tayangan talk show pada umumnya di Indonesia adalah acara Talk show Kick Andy. Kick Andy adalah sebuah tayangan berita yang memadukan pola
news konvensional dengan kreativitas pada On Air Presentation, Mengangkat isu-isu aktual yang berkaitan langsung dengan kehidupan publik. Acara ini telah mendapatkan banyak penghargaan di bidang kemanusiaan khususnya untuk kategori acara yang mengandung nilai sifat positif manusia, dimana nilai ini bertujuan mengiring audiensnya untuk menganut perilaku positif yang dibutuhkan masyarakat.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran sifat positif manusia yang terkandung dalam tayangan Talk show Kick Andy di Metro TV selama tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode Content Analysis atau analisis isi kuantitatif . Penelitian ini membagi 2 garis besar penelitian ini yaitu komunikasi verbal yang berupa pernyataan dan komunikasi non verbal yang berupa bahasa tubuh.
Teori dalam penelitian ini mengacu pada teori kemanusiaan positif milik Carl L. Rogers tentang sifat positif manusia yang terbagi dalam beberapa indikator yaitu keterbukaan terhadap pengalaman, penyesuaian diri, kepercayaan diri serta kreativitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa memang terdapat sifat positif manusia yang ditunjukkan dalam acara Talk show Kick Andy terbukti dengan indikator-indikator sifat positif manusia memiliki frekuensi yang tidak jauh berbeda satu sama lainnya. Indikator kreativitas merupakan indikator yang memiliki nilai frekuensi terbanyak dalam kategori sifat positif manusia dalam tayangan Talk show
Kick Andy di Metro TV selama tahun 2011 yaitu sebanyak 137 kali (57,1%) . Disusul oleh indikator keterbukaan terhadap pengalaman (20,4%) , kepercayaan diri (14,6%) dan terakhir penyesuaian diri (8%). Hasil pembicara sifat positif manusia terbanyak dalam acara ini yaitu narasumber.
Kata Kunci : Sifat Positif Manusia, Talk show , Analisis Isi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Acara atau program yang ditayangkan televisi mempunyai pengaruh baik
dan tidak baik bagi pemirsanya. Berbagai persepsi akan muncul pada diri
masyarakat setelah menonton sebuah acara televisi. Televisi sebagai media massa,
secara langsung maupun tidak langsung tentunya memberikan pengaruh besar
terhadap perubahan kehidupan masyarakat. Kehidupan sosial masyarakat yang
semula tradisional berubah cepat menjadi modern akibat modernisasi yang dibawa
oleh televisi. Secara sosial televisi sudah masuk ke dalam aspek kehidupan
masyarakat, tidak saja di perkotaan tetapi juga di pelosok-pelosok nusantara .
Dengan kondisi seperti ini pengaruh televisi menjadi sangat besar terhadap pola
pikir maupun sikap masyarakat.
Televisi bisa menghibur, menciptakan opini publik, rumor bahkan
mendorong sikap masyarakat terhadap suatu isu dapat pula membunuh karakter
seseorang atau sebuah objek. Di sisi lain televisi dapat membuat masyarakat
bertambah cerdas, kritis atau justru tenggelam dalam pola pikir yang destruktif.
Jika ada kekuatan terbesar yang invisible saat ini adalah televisi, media ini telah
menjadi teman bagi anak-anak, menjadi penghibur untuk ibu-ibu yang nantinya
mendidik anak-anaknya dan tentu saja menjadi teman dari semua pihak dalam
mengambil keputusan. Dunia komunikasi massa melalui media massa seperti
televisi mengantarkan masyarakat pada arus perubahan peradaban yang cepat.
Televisi saat ini seakan menjadi guru elektronik yang mengatur dan mengarahkan
serta menciptakan budaya massa baru.
Tayangan program televisi seperti reality show, infotainment, sinetron,
film bahkan iklan sekalipun turut serta mengatur dan mengubah lifestyle di
masyarakat. Informasi yang diberikan televisi seperti program berita tentang
politik, budaya, ekonomi maupun sosial masyarakat dari suatu negara layaknya
hanya hiburan atau bahkan desas desus yang tidak nyata atau bahkan berita-berita
gosip tentang rumah tangga kaum public figure yang tidak mendidik. Namun
tidak sedikit pula masyarakat luas selaku pemerhati acara televisi menemukan
dampak positif dari tayangan televisi yang bermutu. Televisi sebagai sarana
pendidikan dan pemberi informasi kepada masyarakat harus mampu membuka
wawasan berpikir pemirsa untuk menerima dan mengetahui kejadian yang berada
di lingkungan masyarakat, dan salah satu produk televisi yang gencar diminati
oleh masyarakat saat ini adalah program Talk Show .
Hampir semua stasiun televisi di Indonesia, seperti TVOne, RCTI,
METRO TV, Trans TV, TVRI atau SCTV memiliki program Talk Show yang
membahas masalah-masalah yang hangat diperbincangkan oleh masyarakat.
Tontonan ini rupanya mendapat respons yang cukup menggembirakan dari
pemirsa. Hal itu setidaknya bisa dilihat dari perolehan rating atau share setiap
acara. Tayangan Talk Show seperti ini bahkan memiliki segmen pemirsa yang
merata di masyarakat baik pelajar, kalangan mahasiswa maupun orang tua.
Tinjauan tentang Talk Show pernah dibahas dalam Jurnal Humaniora
milik Ida Rochani Adi yang menyoroti tentang Talk Show Amerika The Springer
Show, dimana jarang ditemukan Talk Show yang menarik tanpa menyisipkan
unsur vulgar. Walaupun tayangan tersebut dikatakan Thrash namun acara ini
banyak memiliki peminat di Amerika, menurut Rochani ditemukan realitas
dimana bermoral atau tidak bermoralnya suatu acara tidaklah menentukan minat
orang dalam menonton tayangan televisi tersebut, karena berhasil atau tidaknya
suatu acara dalam masyarakat hal itu tergantung dari kekuatan sosial acara
tersebut.1 Tentu saja kenyataan itu banyak disesalkan oleh berbagai pengamat
media apalagi di Indonesia , dimana dapat diamati dengan jelas bahwa banyak
Talk Show di Media yang lebih menonjolkan unsur hiburan dan vulgar dibanding
unsur edukatif terhadap audiensnya.
Dalam jurnal yang lain tentang Talk Show yang berjudul Talk Shows and
Cultural Hierarchies, Jason Mittel mengatakan ,
“Respondents often noted that talk shows were no less socially valuable than
television in general, which was noted as detrimental as a medium for
distracting,pacifying and commercializing audiences”.2
Dalam pengertian audiens acara televisi sering mengamati bahwa tayangan
Talk Show kadang-kadang tidak memiliki muatan sosial positif dibanding
tayangan televisi lainnya, audiens mengamati bahwa tayangan tersebut
1
Ida Rochani Adi. Symbolic Reality Of american Televisison: A case Study Of The Jerry Sprringer Show. Jurnal Humaniora Edisi 2 Juni 2006 hal 199
2
Jason Mittel. TalkShows and Cultural Hierarchies.2003.Ebsco Publishing.Middlebury college.USA:Vermont.
kadangkala mengganggu, bersifat menenangkan, kadangkala
mengkomersialisasikan audiensnya. Hal ini tentu merugikan terhadap audiens
cerdas dan ingin berkembang.
Salah satu acara Talk Show yang merebut perhatian khalayak dan
merubah paradigma tersebut adalah acara Talk Show “Kick Andy” . “Kick Andy”
adalah sebuah tayangan berita yang memadukan pola news konvensional dengan
kreativitas pada On Air Presentation, Mengangkat isu-isu aktual yang berkaitan
langsung dengan kehidupan publik dan dilekatkan pada bentuk acara televisi
bernama Talk Show .
Acara Talk Show “Kick Andy” dibawakan secara apik oleh Andy F.
Noya. Dalam buku Menonton Dengan Hati dikatakan bahwa “Kick Andy”
menyajikan topik-topik sosial, kesehatan, pendidikan, budaya dan masalah
kemasyarakatan lainnya. “Kick Andy” dirancang untuk memberikan inspirasi
positif bagi penonton. Misalnya mereka yang cacat tidak merasa terbatas dengan
cacatnya, tidak merasa hidupnya hancur. Sebaliknya mereka malah justru
berprestasi, sehingga memotivasi penonton untuk juga memiliki semangat hidup
dan daya juang yang tinggi.
“Misi ini jelas terlihat saat “Kick Andy” menampilkan tema penyakit stroke yang ditayangkan pada Kamis (5 Juli 2007). Pada episode ini “Kick Andy” menghadirkan narasumber penderita stroke, antara lain mantan penyiar Ebet Kadarusman yang pantang menyerah untuk melawan stroke yang dideritanya bertahun-tahun. Selain masalah sosial, ada pula topik yang mengetengahkan kekuatan cinta. Dalam salah satu episode acara itu digambarkan seorang calon pilot yang mengalami kecelakaan dan hampir seluruh bagian tubuhnya rusak, namun kekasihnya masih setia mendampingi hingga mereka menikah dan hidup bahagia sampai sekarang, setelah menonton acara tersebut banyak hal yang diterima
pemirsanya seperti dorongan untuk terus berjuang, bersemangat bahkan memberikan inspirasi untuk lebih baik dalam menjalani hidup tentunya mengandung kandungan nilai positif.”3
Perjalanan berikutnya, “Kick Andy” banyak mengetengahkan topik di
berbagai bidang kehidupan, dimulai dari persoalan sosial, pendidikan, kesehatan
dan banyak lagi persoalan di masyarakat yang sesungguhnya merupakan
permasalahan bangsa. Acara ini pernah beberapa kali mengangkat isu politik
namun dikemas sedemikian rupa sehingga tidak membosankan.
Acara Talk Show “Kick Andy” pada bulan Maret 2011 bahkan
dinyatakan sebagai program program Talk Show berita terbaik dalam ajang
Panasonic Gobel Awards (PGA) 2011 menjadi pembuktian bahwa tayangan
berbasis jurnalistik layak jadi hiburan menarik yang dapat memikat hati
masyarakat. Tak hanya programnya yang mendapatkan penghargaan, dalam PGA
ke-14, Andy F Noya Host acara tersebut kembali mendapatkan penghargaan
sebagai presenter Talk Show terbaik untuk kedua kalinya. Penghargaan yang
diberikan PGA kali ini melengkapi sederet penghargaan yang pernah diterima
“Kick Andy” dalam lima tahun terakhir, seperti Andy F. Noya Mendapat
Penghargaan "Press Card Number One" dari Masyarakat Pers Indonesia yang
tergabung dalam panitia penyelenggara peringatan Hari Pers Nasional 2010.
“Sebagai bukti bahwa penerima adalah wartawan profesional dengan kompetensi dan integritas tinggi, piagam KPI Award 2008 yang
3Gantyo Koespradono, Menonton Dengan Hati (Yogyakarta, Bentang Pustaka,2008) hal 7- 8
yang menghadirkan sisi positif dan inspiratif di setiap episodenya dan beberapa penghargaan lainnya”.4
Penghargaan terbaru yang diterima oleh acara ini pada bulan Oktober 2011
adalah penghargaan khusus dari kementerian sosial , dengan alasan bahwa Kick
Andy mampu memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kesejahteraan
sosial masyarakat Indonesia.5
Acara “Kick Andy” sendiri memiliki grup di jejaringan sosial facebook,
dimana tim acara akan membuat notes tentang tema apa saja yang akan dihadirkan
tiap minggu dan dari pengamatan penulis saat ini medio Mei 2011 sudah tercatat
681.000 orang tercatat sebagai fans acara tersebut dan aktif memberikan komentar
tentang acara tersebut, sebagian besar berkomentar bahwa acara “Kick Andy”
bagus dan memiliki pesan yang baik atau bernilai positif, yang membuat pemirsa
yang menontonnya mempunyai semangat positif dalam melakukan kegiatan
dalam kehidupan mereka sehari-hari, acara ini dikatakan mengilhami mereka
sebagai penonton sekaligus penggemar acara tersebut, animo masyarakat yang
sangat tinggi dapat dilihat pula di website “Kick Andy”.6
Tidak hanya tanggapan yang sangat positif di grup jejaringan sosial
facebooknya, web utama acara ini sepengamatan peneliti juga sangat ramai
dikunjungi dan peneliti membaca beberapa komentar audiens yang sangat puas
dan terilhami, dan hal ini juga dirasakan oleh peneliti, dimana di era media yang
4
Pernyataan Andy F. Noya (April 2011) dalam website www.kickandy.com bagian HotNews pada hari/tanggal Kamis, 05 Agustus 2010 16:41
5
http://metrotvnews.com/read/newsvideo/2011/10/28/138680/Kick-Andy-Raih-Penghargaan-Kementerian-Sosial
6
Fans Kick Andy Show di Facebook Page, http://www.facebook.com/pages/KICK-ANDY-SHOW/128067915804 15/03/2011 09.35
sangat bebas seperti saat ini namun acara sejenis yang meningkatkan pengetahuan
akan sesama manusia atau yang mengiring individu kearah sifat manusia
seutuhnya secara positif seperti ini sangat jarang ditemui.
Kekuatan acara “Kick Andy” adalah pada tema dan content ( isi ).
Presenter hanyalah unsur kecil yang justru menjadi kelemahan. Itu karena Andy
secara pribadi merasa tidak menarik di depan kamera, tidak tampan, bergaya
kaku, dan berambut kribo pula, “Kick Andy” ini kental dengan unsur jurnalisme.
Tim acara mengandalkan jaringan yang dimiliki METRO TV, yakni reporter yang
tersebar di banyak daerah yang kemudian banyak memberi informasi untuk
penayangan acara tersebut. Kekuatan lain “Kick Andy” adalah, program ini
mengasah kepekaan sosial dan selalu menyampaikan pesan sifat manusia secara
positif yang bersifat universal melalui narasumber yang kemudian memberikan
pernyataan-pernyataan yang bersifat motivasi positif untuk pemirsa. Misalnya
tentang tema kelamin ganda, kaki palsu, atau guruku pemulung. Topik yang
diangkat berimbas sangat luas. masalah kaki palsu ternyata banyak sekali orang
yang membutuhkan. Karena itu, muncullah gagasan untuk membuat kegiatan
”1.000 Kaki Gratis Kick Andy” dan sudah terkumpul dana Rp 1 miliar dari
sponsor dari hasil pengumpulan simpati tersebut7.
Acara tersebut memang disajikan dalam beberapa segmen dan memang
menghadirkan muatan positif di tiap acara nya, biasanya inti pesan itu
ditayangkan di segmen ke lima atau ke enam dari setiap episode hingga
7
Pernyataan Andy F. Noya seperti yang dikutip oleh Dwi Agustriani (2008) dalam acara Off Air Kick Andy di baruga A.P.Pettarani Makasar ( Makasar: http://terasimaji.blogspot.com/2008/07/kick-andy-dan-semangat-berbagi.html) 11 Juli 2008, jam 21:29
masyarakat dapat memahami nilai apa saja yang menjadi tema acara setiap
minggu tersebut.8 Apabila dicermati perkembangan acara televisi saat ini jarang
yang menyentuh nilai-nilai positif dalam kehidupan masyarakat dalam
penayangan acara. Kajian penelitian dalam konteks penelitian ini terbagi menjadi
dua yaitu pernyataan (statement) dan bahasa tubuh dari narasumber atau bahkan
dari pihak penyelenggara acara ( host ) dan VO (Voice Over) , kadang kala
sebagai sebuah individualisasi kelompok pernyataan, dan kadang kala sebagai
praktik regulatif yang dilihat dari sejumlah nilai pesan dalam acara tersebut.9
Sifat positif manusia yang dikandung dalam acara ini bila dipaparkan maka
mengandung makna bagaimana Talk Show “Kick Andy” dapat memberikan
pemahaman lewat tema, alur cerita bahkan komunikasi verbal (pernyataan) dan
non verbal yang terkandung dalam acara tersebut tentang sifat-sifat positif
manusia yang harus dipertahankan di dalam perilaku antar manusia . Menonton
acara ini menurut beberapa kalangan masyarakat yang diamati penulis lewat
website resmi acara ini menjelaskan bahwa dengan menyaksikan acara ini dapat
menyadarkan kembali tentang makna kehidupan bermasyarakat yang positif
diantara pikiran-pikiran negatif yang mempengaruhi seorang individu di
sekitarnya, memberikan semangat untuk berkarya dan berbuat hal positif untuk
diri sendiri, lingkungan sekitar bahkan dalam kisah-kisah “Kick Andy” tidak
jarang ada yang mengharumkan nama bangsa di kancah internasional baik dalam
bidang eksak, seni dan banyak hal yang tidak diekspos oleh media umum.
8
Andy F. Noya, ”Tanggapan ANDY F.NOYA atas PENGUSIRAN Penonton di KICK ANDY”
http://www.kickandy.com/corner/5/21/2021/read/Tanggapan-ANDY-F.NOYA-atas-PENGUSIRAN-Penonton-di-KICK-ANDY Minggu, 23 Januari 2011 09:07:00 9
Michael Foucault (1972), dalam Erianto, Analisis Wacana: Pengantar analisis teks media, (Yogyakarta LKIS, 2001) Hlm 73
Peneliti menemukan beberapa penelitian sejenis , penelitian dengan dasar
analisis isi kuantitatif pada kajian media elektronik yaitu penelitian milik
J.Harnoto pada tahun 2007 dengan judul Kategori Pesan Yang Muncul Pada
Acara Parodi Politik Ditelevisi, Harnoto mengambil sampel acara Newsdotcom
episode Bulan Februari 2007 dengan kategori politik dan beberapa indikatornya.
Indikator dalam penelitian itu adalah penyataan yang terbagi dalam beberapa
bentuk kategori yaitu tokoh politik, pemerintah, masyarakat,pemeran tokoh dan
bintang tamu dimana dihitung berdasarkan jumlah tema pernyataan. Hasil
penelitian ini menemukan bahwa pernyataan terbanyak adalah dari pemeran tokoh
dalam acara tersebut dan sasarannya lebih ke masyarakat, namun penelitian ini
hanya merujuk pada pernyataan ( komunikasi verbal) yang ditranskrip saja, tidak
mengamati bentuk non verbal dalam acara tersebut. Hal ini menjadi pijakan
peneliti untuk menggunakan metode yang sama yaitu analisis isi deskriptif namun
melakukan pengembangan penelitian tidak hanya menggunakan komunikasi
verbal (pernyataan) namun juga meneliti bentuk bahasa tubuh (komunikasi non
verbal) sebagai unit analisis utama dalam penelitian ini.
Dari pemaparan di atas, Melihat animo masyarakat yang cukup tinggi
untuk menonton tayangan Talk Show “Kick Andy” dan mengamati komentar –
komentar masyarakat di jejaringan sosial dan website utama “Kick Andy” tentang
makna positif dalam acara tersebut maka penulis ingin menelaah lebih dalam
tentang apa saja sifat positif manusia yang digambarkan dalam acara tersebut
hingga menjadi bahan inspirasi seperti yang dijelaskan dalam blog/jejaringan
sosial milik acara ini yang terkandung dalam acara ini tiap episodenya yang
terbagi dalam kategori-kategori dimana peneliti mengambil kajian 2 episode
untuk kemudian dilakukan generalisasi sifat positif manusia dalam periode Tahun
2011 ini.
B. Rumusan Masalah
Seberapa sering sifat positif manusia ditampilkan dalam tayangan Talk Show
Kick Andy di METRO TV periode Tahun 2011 ?
C. Batasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan
kuantitatif, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
dimana peneliti hanya melakukan perhitungan frekuensi sifat positif manusia yang
termuat dalam sampel penelitian. Peneliti menentukan kategori berdasarkan teori
kemanusiaan milik Carl L. Rogers tentang sifat positif manusia yaitu keterbukaan
terhadap pengalaman, penyesuaian diri, kepercayaan diri dan kreativitas. Latar
belakang itulah maka peneliti membatasi penelitian ini karena peneliti tidak
menerjemahkan makna pernyataan ataupun bahasa tubuh namun hanya
melakukan perhitungan frekuensi untuk mengetahui sifat positif mana yang paling
dominan dalam tayangan Talk Show Kick Andy selama tahun 2011.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan dan agar penelitian menjadi
lebih terarah secara jelas maka perlu ditetapkan tujuannya sebagai berikut :
Menunjukkan seberapa sering isi acara yang mengandung sifat positif manusia
ditayangankan dalam Talk Show Kick Andy di METRO TV periode Tahun 2011.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian lain yang serupa
di bidang komunikasi massa yang berkaitan dengan analisis Talk Show yang
diselenggarakan media televisi, khususnya analisis isi (content analysis) dalam
melihat isi pesan, dimana dalam penelitian ini peneliti mengkaji sifat positif
manusia dalam acara yang terbagi dalam komunikasi verbal (pernyataan) maupun
komunikasi non verbal (bahasa tubuh )yang terkandung dalam pemberitaan media
massa khususnya televisi.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran kepada khalayak
tentang isi pesan yang ditampilkan media televisi yaitu METRO TV mengenai
acara yang mengandung komunikasi verbal (pernyataan) maupun komunikasi non
verbal (bahasa tubuh ) sifat positif manusia yang dikupas dalam Talk Show “Kick
Andy” periode tahun 2011. Serta penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan
seputar analisis isi Talk Show media televisi khususnya pada kajian analisis isi.
Dimana sebagai suatu kajian hasil penelitian ini diharapkan dapat membentuk
kesadaran sosial masyarakat tentang fungsi televisi sebagai badan pemberi
informasi tetapi juga dapat melengkapi fungsi lainnya sebagai kontrol sosial
dengan menghadirkan acara positif yang meningkatkan kesadaran rasa kesadaran
positif di masyarakat.
F. Tinjauan Pustaka
Dari sudut pandang komunikasi , maka penulis memakai beberapa acuan teori
untuk penelitian ini, yang diantaranya : Komunikasi, Komunikasi Massa, Televisi,
Talk Show, Analisis Isi, dan Sifat Positif Manusia.
E.1. Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam
kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia, baik
yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu
persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital
karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan
individu – individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk
tetap hidup .10
Setiap saat semua orang selalu berbicara tentang komunikasi. Kata komunikasi
sangat dikenal, tetapi banyak di antara kita yang kurang mengerti makna dari
komunikasi walaupun kita selalu memperbincangannya dan melakukannya. Kata
komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin
communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare
yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis)
adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan
akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa
suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.11
Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tal langsung melalui media. 12
Pengertian komunikasi memang sangat sederhana dan mudah dipahami, tetapi
dalam pelaksanaannya sangat sulit dipahami, terlebih lagi bila yang terlibat
komunikasi memiliki referensi yang berbeda, atau di dalam komunikasi berjalan
satu arah misalnya dalam media massa, tentunya untuk membentuk persamaan ini
akan mengalami banyak hambatan.
Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication
in Society dalam Effendy, mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
10
Jalaluddin Rahmat. Metode Penelitian Komunikasi. (Bandung.Rosdakarya.2002) hal:1 11
Deddy Mulyana.Ilmu Komunikasi:Suatu Pengantar(Bandung:Rosdakarya.2005)hal : 4
12 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek( Bandung: Remaja Rosdakarya.2006)hal:5
komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What in Which
Channel To Whom With What Effect? .13
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur
sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:
- Komunikator ( communicator, source, sender )
- Pesan ( message )
- Media ( channel, media )
- Komunikan ( communicant, communicatee, receiver, recipient )
- Efek (effect, impact, influence)
Sehingga berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu.
E.1.1. Komunikasi Verbal dan Komunikasi Non Verbal
Komunikasi juga dapat diklasifikasikan menurut kode yang digunakan, yaitu
komunikasi verbal dan non verbal. Dalam komunikasi tatap muka, pesan dalam
bentuk verbal tidak dapat dipisahkan dari pesan nonverbal yang disampaikan
melalui ekspresi wajah dan bahasa tubuh. Komunikasi verbal adalah komunikasi
yang menggunakan kode-kode bahasa seperti kata-kata dan kalimat. Contoh
komunikasi verbal adalah surat dan percakapan. Sedangkan komunikasi non
verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kode-kode bahasa. Contoh
13 Effendy.Op.Cit.hal:10
komunikasi non verbal adalah foto, gerak tubuh, sirine, dan
sebagainya.Komunikasi verbal dan non verbal merupakan dua bentuk dari tindak
komunikasi (communication act) yang tidak dapat dipisahkan. Artinya keduanya
saling membutuhkan, guna tercapainya komunikasi yang efektif, masing-masing
bekerja bersama-sama untuk menciptakan suatu makna.
Ø Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi dimana komunikasi tersebut
disampaikan secara lisan atau tertulis yang menggunakan suatu bahasa. Pesan
verbal adalah semua jenis bentuk komunikasi lisan yang menggunakan satu kata
atau lebih.14 Bahasa didefinisikan sebagai seperangkat kata yang disusun secara
terstruktur sehingga menjadi kalimat yang mempunyai arti. Bahasa secara verbal
adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud kita. Bahasa
verbal menggunakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek realitas
individual tiap personal. Kata-kata adalah abstraksi realitas individu yang tidak
mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep yang
diwakili kata-kata tersebut.15 Dalam komunikasi verbal terjadi praktek memahami
suatu makna kata atau bahasa, ada 3 hal yang menjelaskan proses makna yang
dipaparkan oleh ahli komunikasi Kempson yakni
1. Menjelaskan makna kata secara alami
2. Mendeskripsikan kalimat secara alamiah
14
Mulyadi. Op. Cit.hal 8 15Ibid. Hal 261
3. Menjelaskan makna dalam proses komunikasi.16
Dalam kaitan ini Kempson berpendapat untuk menjelaskan istilah makna harus
dilihat dari segi kata, kalimat dan apa yang dibutuhkan oleh pembicara untuk
berkomunikasi. Penelitian yang berhubungan dengan bahasa, seringkali
mengalami kendala dalam hal menemukan arti atau maksud kata, kalimat, bahasa
sesuai konsensus umum. Kebanyakan penelitian menggunakan tafsir interpretasi
yaitu dimana peneliti tetap berpegang pada materi yang ada, dicari latar belakang
kata atau bahasa yang berkaitan konteksnya agar dapat dikemukakan konsep atau
gagasannya lebih jelas. Komunikasi verbal memiliki aturan yang jelas dalam
melakukan proses pentransferan makna kata, dimana tiap bahasa memiliki aturan
dalam penafsiran, yang pertama adalah secara sintaksis (syntax) yaitu sekumpulan
aturan tentang bahasa yang menentukan bagaimana kata-kata dapat diarahkan
untuk membentuk pengucapan atau kalimat-kalimat. Berikutnya proses encode
(encode) yaitu proses mengartikan pemikiran individu ke dalam bentuk kata-kata.
Berikutnya yaitu proses decode yaitu proses pemindahan makna ke dalam
kata-kata lain dengan tujuan untuk mengartikan kata-kata-kata-kata tersebut kedalam pemikiran
tiap-tiap individu.Terakhir adalah semantik (semantics) yaitu cabang dari
penelitian tentang bahasa yang mengkhususkan tentang pemaknaan.17
Komunikasi Verbal terbagi menjadi 2 Komunikasi lisan atau Oral
Communication (berbicara dan mendengar), Komunikasi Tertulis atau Written
Communication (menulis dan membaca). Oral Communication merupakan bagian
komunikasi verbal yang banyak digunakan, salah satu contohnya yaitu berbicara.
Tiap individu melakukan proses komunikasi dengan berbicara untuk
mengeluarkan pendapat atau ingin mendapatkan informasi. Komunikasi verbal
yang berkaitan dengan bidang televisi adalah pernyataan dalam acara, dimana kata
pernyataan yang dimaksud adalah sejumlah pernyataan yang disampaikan oleh
individu ataupun kelompok yang berada dalam acara tersebut. Menurut Collins
Concice English Dictionary 1998 , “Pernyataan merupakan komunikasi verbal,
ucapan, percakapan;sebuah perlakuan formal dari subjek dalam ucapan atau
tulisan;sebuah unit teks yang digunakan oleh linguis untuk menganalisis satuan
lebih dari kalimat”.18 Dari pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan yaitu
pernyataan merupakan bagian dari komunikasi verbal, dimana pernyataan itu
berupa rentetan kalimat satu dengan lainnya yang memiliki makna sehingga akan
menimbulkan pemahaman bagi orang yang mendengar atau membacanya.
Ø Komunikasi Nonverbal
Definisi harfiah komunikasi non verbal yaitu komunikasi tanpa kata-kata yang
merupakan suatu penyerderhanaan berlebihan karena kata yang dianggap tulisan
tetap dianggap verbal meskipun tidak memiliki unsur suara. Komunikasi
nonverbal seluruh proses komunikasinya dipandang sebagai suatu keseluruhan
yang lebih besar dari pada bagian-bagiannya. 19
“ Deeper coding processes must be examined. Unfortunately linguist are far from
certain what these deep processes are. Non verbal communication is an important
18
Eriyanto. Op.Cit. hal 2 19 Mulyana. Op.Cit. hal 113
addition to our body of theory because of what it reveals about the coding
complex.”
( Proses pengkodingan yang lebih dalam haruslah dapat diperiksa secara detil.
Namun sayangnya, para ahli bahasa seringkali sangat jauh dari keyakinan apa
yang disebut dengan proses pengkodingan yang dalam tersebut. Komunikasi non
verbal adalah tambahan yang sangat penting untuk menjadi tubuh dari teori
tersebut, karena bentuk komunikasi tersebut memperlihatkan dengan jelas proses
pengkodingan yang rumit. ).20
Hal itu menunjukkan bahwa komunikasi non verbal merupakan pelengkap
dari teori verbal dimana komunikasi non verbal menunjukkan dengan jelas bentuk
yang dapat membantu pemaknaan suatu bahasa dengan bantuan gerakan tubuh
tertentu. Ada dugaan bahwa bahasa non verbal sebangun dengan bahasa
verbalnya. Artinya, pada dasarnya suatu kelompok yang mempunyai bahasa
verbal yang khas juga dilengkapi dengan bahasa non verbal khas yang sejajar
dengan bahasa verbal tersebut. 21 Salah seorang penggagas bahwa gerakan non
verbal itu disinkronkan dengan bahasa verbal adalah William Condon, setelah ia
mengalisis ucapan dan gerakan tubuh secara terperinci dengan menggunakan
kamera film berkecepatan tinggi yang dilengkapi dengan suara. Condon menduga
bahwa tidak ada isyarat , bahkan tidak ada kedipan mata, yang bersifat abstrak
setiap gerakan sinkron dengan ucapan.22
20
Mehrabian berpendapat bahwa 93 persen dari semua makna sosial dalam
komunikasi tatap muka diperoleh dari isyarat-isyarat non verbal ,dan Birdwhistell
memperkirakan bahwa 65 persen dari komunikasi semacam itu adalah komunikasi
non verbal. Pada dasarnya pesan non verbal berfungsi sebagai menggantikan,
menguatkan atau menentang pesan non verbal. Isyarat non verbal biasanya lebih
berpengaruh daripada pesan verbal. Salah satu alasanya adalah bahwa isyarat non
verbal memberi informasi mengenai tujuan dan respon emosional seseorang.23
Klasifikasi Non verbal menurut Ray L. Birdwhistell yang menciptakan bidang
telaah bahasa tubuh adalah :
a. Isyarat Tangan.
b. Gerakan Kepala.
c. Postur tubuh dan posisi kaki.
d. Ekspresi wajah dan tatapan mata.24
Dalam penelitian ini peneliti menitikberatkan penelitian yang berkaitan lebih
dalam tentang kajian bahasa tubuh yang berkaitan dengan kategori yang peneliti
pakai di dalam penelitian ini. Pada kamus tentang bahasa tubuh dalam buku Susan
Fritz peneliti menemukan tabel tentang pembendaharaan bahasa tubuh yang juga
berkaitan dengan kajian peneliti.
23
Mulyana. Loc.Cit. hal 113-114 24 Ibid. Hal 353
Tabel 1
Vocabulary of body language
NONVERBAL BEHAVIOR INTERPRETATION
Brisk, erect walk Confidence
Standing with hands on hips Readiness, aggression
Sitting with legs crossed, foot kicking slightly Boredom
Arms crossed on chest Defensiveness
Walking with hands in pockets, shoulders hunched
Dejection
Hand to cheek Evaluation, thinking
Touching, slightly rubbing nose Rejection, doubt, lying
Rubbing the eye Doubt, disbelief
Hands clasped behind back Anger, frustration, apprehension
Locked ankles Apprehension
Head resting in hand, eyes downcast Boredom
Rubbing hands Anticipation
Sitting with hands clasped behind head, legs crossed
Confidence, superiority
Open palm Sincerity, openness, innocence
Pinching bridge of nose, eyes closed Negative evaluation
Tapping or drumming fingers Impatience
Steepling fingers Authoritative
Patting/fondling hair Lack of self-confidence; insecurity
Tilted head Interest
Stroking chin Trying to make a decision
Looking down, face turned away Disbelief
Biting nails Insecurity, nervousness
Pulling or tugging at ear Indecision
This information was taken from Your Executive Image by Victoria A. Seitz, published by Adams Media
Corporation (800-USA-JOBS).25
Dalam beberapa contoh penelitian terdapat beberapa contoh kategori
penggabungan pesan dari komunikasi verbal dan non verbal yang terdiri dari hasil
percakapan dengan kegiatan bahasa tubuh (non verbal). Komunikasi secara non
verbal menambah arti, mengubah atau bahkan dapat mengganti arti dari hasil
komunikasi verbal dalam 6 cara :
25
Allan Pease..Body Language.( London .1981.Sheldon Press:) hal 80
- Mengulang maksud- seperti contoh menunjukkan saat mengungkapkan
petunjuk terhadap sesuatu.
- Kontradiksi (mengandung maksud berlawanan) – seperti contoh , melihat
ke arah jam tangan dan memunggungi komunikan saat mengatakan tertarik
terhadap suatu topik.
- Subtitusi (pengganti) - penggunaan mimik sebagai pengganti dari
kata-kata, seperti ekspresi senang, sedih, kaget, dll
- Komplemen (melengkapi) - mengubah, menambah atau melengkapi dalam
proses percakapan dan menaruh perhatian pada sesuatu
- Menambah tekanan (logat)- menggerakkan kepala dan tangan untuk
menjelaskan maksud dari komunikasi verbal.
- Melakukan pengontrolan arus komunikasi – seperti mengangkat tangan
atau mengganti posisi yang mengindikasikan pembicara harusnya melanjutkan
atau memberikan atau memberikan giliran bicara.26
Suatu penelitian yang menarik yang dilakukan oleh seorang ahli berbagai bidang
dan seorang professor serba bisa dari inggris bernama Max Wideman yang
menerbitkan suatu kumpulan data tentang bahasa tubuh yang merangkum
beberapa karakter yang masih sangat jarang untuk diteliti.27 Max Wideman
menyimpulkan kedalam satu kajian besar penggabungan bahasa tubuh dengan
karakter yang sama bahwa terdapat beberapa bahasa tubuh umum yang mengikuti
karakter positif manusia yaitu :
26
Judith Dwyer. The Business Communication Handbook fifth edition.(Australia.Pearson Education.2000)hal 30
27
http://www.maxwideman.com/issacons4/iac1435/sld001.htm diakses 20 Oktober 2011 pukul 20:30 Wib
Penerimaan : tangan ke arah dada, gerakan menyentuh,bergerak mendekat, duduk
di satu kaki (untuk wanita).
Keyakinan : Steepling ( jari menyentuh seperti menara gereja/ditangkupkan),
tangan di belakang punggung, posisi otoritas, tangan di saku mantel
dengan ibu jari keluar.
Pengharapan : menggosok telapak tangan, jari disilangkan , bergerak lebih dekat,
Kerjasama, kesiapan dan keterbukaan : tangan terbuka, tangan di
pinggul, tangan di pertengahan paha sambil duduk, lengan
menyebar, mencengkram tepi meja, bergerak mendekat,
Evaluasi : tangan ke muka, kepala dimiringkan, dagu membelai, mengintip
dari balik kacamata, membetulkan letak kacamata di telinga,
Kepastian : menyentuh,membolak balik pena/pensil,menggosok ibu jari,
menggigit kuku jari tangan, tangan di saku.
Pengendalian diri :menahan lengan belakang, pergelangan tangan mencengkram,
pergelangan kaki terkunci,tangan terkepal.
E.2 Komunikasi Massa
Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan
kepada khalayak tersebar, heterogen dan menimbulkan media alat-alat elektronik
sehingga pesan yang sama dapat diartikan secara serempak dan sesaat. Maka
komunikasi yang ditujukan kepada massa dengan menggunakan media elektronik
khususnya televisi merupakan komunikasi massa. Definisi komunikasi massa
yang dikemukakan oleh Gebner, seorang ahli bidang komunikasi yaitu,
komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi
dan lembaga dari arus pesan yang berkesinambungan serta paling luas dimiliki
orang dalam masyarakat industri.28 Definisi komunikasi massa yang paling
sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni : komunikasi massa adalah pesan
yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang ( mass
communication is messages communicated through a mass medium to a large
number of people).29
Sementara itu, menurut Jay Black dan Frederick C disebutkan bahwa komunikasi
massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara
massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas,
anonim, dan heterogen.30 Luas disini berarti lebih besar daripada sekadar
kumpulan orang yang berdekatan secara fisik, sedangkan anonim berarti individu
yang menerima pesan cenderung asing satu sama lain, dan heterogen berarti pesan
dikirimkan kepada orang-orang dari berbagai macam status, pekerjaan, dan
jabatan dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain dan bukan penerima
pesan yang homogen. Berdasarkan pengertian tentang komunikasi massa yang
sudah dikemukakan oleh para ahli komunikasi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa
modern (media cetak dan elektronik) dalam penyampaian informasi yang
28
Elvinaro Ardianto dan Lukti Komala.Komunikasi Massa Suatu Pengantar. (Bandung ,Rosda Karya,2004)hal 3
29
Ibid.hal 4
30Nurrudin.Komunikasi Massa.( Malang, Cespur,2004)hal 12
ditujukan kepada sejumlah khalayak (komunikan) heterogen dan anonim sehingga
pesan yang sama dapat diterima secara serentak.
E.2.1. Ciri-ciri Komunikasi Massa
Melalui definisi-definisi komunikasi massa tersebut, pemirsa dapat mengetahui
ciri-ciri komunikasi massa. Menurut Nurudin dalam bukunya Pengantar
Komunikasi Massa,31 ciri-ciri dari komunikasi massa adalah :
1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang.
Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja sama satu sama lain
dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah
sistem. Sistem itu adalah sekelompok orang, pedoman, dan media yang
melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan,
simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai suatu
kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu
menjadi sumber informasi.
Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya
mempunyai ciri sebagai berikut : (1) kumpulan individu, (2) dalam berkomunikasi
individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, (3)
pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama
pribadi unsur-unsur yang terlibat, (4) apa yang dikemukakan oleh komunikator
biasannya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis.
31Ardianto.Op.Cit.hal 19
2. Komunikasi dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam. Artinya,
komunikan terdiri dari beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, jabatan yang beragam, dan memiliki agama atau kepercayaan yang
berbeda pula.
Herbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik audiens/komunikan
sebagai berikut:
a. Audiens dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai
heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal
dari berbagai kelompok dalam masyarakat.
b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Di
samping itu, antarindividu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung.
c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal
3. Pesannya Bersifat Umum.
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau
kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan
kepada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakan
pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini, artinya pesan memang tidak
disengaja untuk golongan tertentu.
4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah Pada media massa, komunikasi
hanya berjalan satu arah. Pemirsa tidak bisa langsung memberikan respon kepada
komunikatornya (media massa yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya
tertunda.
5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
Salah satu ciri komunikasi massa selanjutnya adalah adanya keserempakan dalam
proses penyebaran pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media
massa tersebut hampir bersamaan.
6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya
sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud
misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). Televisi
disebut media massa yang pemirsa bayangkan saat ini tidak terlepas dari
pemancar. Apalagi dewasa ini telah terjadi revolusi komunikasi massa dengan
perantaraan satelit. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran pesan
yang dilakukan media elektronik seperti televisi. Bahkan saat ini sudah sering
televisi melakukan siaran langsung (live) dan bukannya siaran yang direkam
(recorded).
7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/palang pintu/penjaga
gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui
media massa. Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau
mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan
lebih mudah dipahami.
Gatekeeper ini juga berfungsi untuk menginterpretasikan pesan, menganalisis,
menambah data, dan mengurangi pesan-pesannya. Intinya, gatekeeper merupakan
pihak yang ikut menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa.
Semakin kompleks sistem media yang dimiliki, semakin banyak pula (pemalang
pintu atau penapis informasi) yang dilakukan. Bahkan, bisa dikatakan, gatekeeper
sangat menentukan berkualitas atau tidaknya informasi yang akan disebarkan.
E.2.2. Fungsi Komunikasi Massa
Pembahasan fungsi komunikasi telah menjadi diskusi yang cukup penting,
terutama konsekuensi komunikasi melalui media massa. Fungsi komunikasi
massa menurut Dominick terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation
(penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values (penyebaran nilai) dan
entertainment (hiburan). 32
a. Surveillance (Pengawasan)
Fungsi pengawasan dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:
1) Pengawasan Peringatan (Warning or Beware Surveillance)
Fungsi ini terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari
angin topan, meletusnya gunung berapi, kondisi efek yang memprihatinkan,
tayangan inflasi, atau adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta
dapat menjadi ancaman. Kendati banyak informasi yang menjadi peringatan atau
ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat oleh media, banyak pula orang yang
tidak mengetahui tentang ancaman itu.
2) Pengawasan Instrumental (Instrumental Surveillance)
32Ibid. Hal 16-17
Fungsi ini merupakan penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki
kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita
tentang film apa yang sedang diputar di bioskop, bagaimana harga-harga saham di
bursa efek, produk-produk baru dan sebagainya, adalah contoh-contoh
pengawasan instrumental.
b. Interpretation (Interpretasi)
Fungsi ini erat sekali kaitannya dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak
hanya menyajikan data dan fakta, tetapi juga informasi beserta interpretasi
mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh yang paling nyata fungsi ini adalah
tajuk rencana surat kabar dan komentar radio atau televisi siaran.
c. Linkage (Hubungan)
Media massa mampu menggabungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam
masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perorangan.
Misalnya, hubungan para pemuka partai politik dengan para pengikutnya ketika
membaca berita surat kabar mengenai partainya yang dikagumi oleh para
pengikutnya itu.
d. Transmission of value (Penyebaran nilai-nilai)
Fungsi ini disebut juga socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu pada cara,
dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang
mewakili gambar masyarakat itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa
memperlihatkan pada pemirsa bagaimana mereka bertindak dan apa yang
diharapkan mereka. Dengan kata lain, media mewakili pemirsa dengan model
peran yang pemirsa amati dan harapkan untuk menirunya.
e. Entertainment (hiburan)
Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan
fungsi hiburan. Mengenai hal ini memang jelas tampak pada televisi, film, dan
rekaman suara. Media massa lainnya, seperti surat kabar dan majalah, meskipun
fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik-rubrik
hiburan selalu ada, apakah itu cerita pendek, cerita bersambung, atau cerita
bergambar.
Dari paparan di atas, fungsi-fungsi komunikasi massa yang begitu banyak itu
dapat disederhanakan menjadi empat fungsi, yakni:
- menyampaikan informasi (to inform)
- mendidik (to educate)
- menghibur (to entertain)
- mempengaruhi (to influence)
E.3 Media Massa Televisi
E.3.1. Pengertian dan Sejarah Televisi di Indonesia
Televisi berasal dari dua kata yaitu tele (bahasa Yunani) yang berani jauh, dan visi
atau videre (bahasa Latin) yang berarti penglihatan. Dengan demikian. televisi
dengan bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh
di sini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio
televisi) dapat dilihat dari tempat "lain" melalui sebuah perangkat penerima
(televisi set). 33 Siaran televisi dapat terwujud karena perpaduan tiga unsur utama
yaitu studio televisi, transmisi pemancar, dan pesawat televisi atau pesawat
penerima siaran. Ketiga unsur utama inilah yang disebut dengan trilogi televisi. Di
samping itu, yang tidak kalah pentingnya adalah organisasi pendukungnya yaitu
organisasi penyiaran. Organisasi penyiaran ini terdiri atas administrasi
manajemen. teknik dan siaran.
Televisi yang muncul di masyarakat di awal dekade 1960-an, semakin
lama semakin mendominasi komunikasi massa. Sebagai media massa. televisi
memang memiliki kelebihan dalam penyampaian pesan dibandingkan dengan
media massa lain. Pesan-pesan melalui televisi disampaikan melalui gambar dan
suara secara bersamaan (sinkron) dan hidup, sangat cepat (aktual) terlebih lagi
dalam siaran langsung (live broadcast) dan dapat menjangkau ruang yang sangat
luas .
Alat-alat audiovisual (televisi) juga membuat suatu pengertian atau
informasi menjadi lebih berarti. Sehingga wajar jika pesan yang disampaikan
televisi diterima dan diartikan berbeda-beda oleh pemirsanya tergantung kondisi
dan situasinya. Ada yang terhibur dan puas dan ada yang tidak. Seperti yang
diungkapkan Wahyudi televisi tidak dapat memuaskan semua orang pada saat
bersamaan yang memiliki latar belakang, usia, pendidikan, status sosial,
kepercayaan, paham, golongan yang berbeda-beda. Televisi dapat membuat orang
33J.B. Wahyudi. Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi (Bandung, Alumni Bandung 1996)hal 49
puas, tidak puas, senang, tidak senang, sedih, gembira, marah, yang semuanya
merupakan hal wajar karena sifat manusia yang berbeda-beda. 34
Di Indonesia, kegiatan penyiaran televisi dimulai pada tanggal 24 Agustus
1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV
atau Asean Games di Senayan. Sejak saat itu pula TVRI menyelenggarakan siaran
secara tetap. Sampai awal tahun 1988, TVRI di Indonesia tampil sendirian tanpa
ada siaran lain yang menjadi tandingannya. Baru pada pertengahan 1988, tepatnya
18 Agustus 1989, berdiri sebuah stasiun televisi yang dikelola oleh swasta. yang
bemama Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Kehadiran RCTI ini kemudian
diikuti pula dengan hadirnya Surya Citra Televisi (SCTV) pada tahun 1990.
Pada awalnya, siaran yang dipancarkan oleh kedua stasiun itu hanya dapat
dinikmati oleh masyarakat yang berada di Jakarta dan sepemirsarnya (untuk
RCTI) dan Surabaya (SCTV). Sedangkan kota-kota lain di Indonesia baru dapat
menangkap siaran itu apabila televisi dilengkapi dengan dekoder tertentu atau
melalui antena parabola. Namun, awal tahun 1993 baik RCTI maupun SCTV
telah mengudara secara nasional yaitu dengan membangun stasiun-stasiun
transmisi di beberapa kota besar di Indonesia. Kemudian pada awal tahun 1991,
hadir stasiun televisi swasta yang ketiga yaitu Televisi Pendidikan Indonesia
(TPI). Stasiun televisi ini langsung mengudara secara nasional dan ditangkap di
seluruh Indonesia. Hingga saat ini, ada sepuluh stasiun televisi swasta nasional
yaitu RCTI, SCTV, TPI, ANTV, Indosiar, METRO TV, Trans TV, Global TV,
TV One, Trans 7 dan satu televisi milik pemerintah yaitu Televisi Republik
34Ibid.hal 215
Indonesia (TVRI). Pasca reformasi bangsa Indonesia juga mengenal televisi
swasta lokal. Yang mana maksudnya adalah televisi swasta yang siarannya
terbatas di wilayah tempat izin siarannya dikeluarkan. Perkembangan zaman juga
memungkinkan rakyat Indonesia menikmati fasilitas TV kabel. Di mana para
pemirsa yang ingin menikmati siarannya harus membayar iuran kepada
penyelenggara siaran. Sistem iuran yang ditetapkan beragam. Ada yang iurannya
ditentukan berdasarkan jenis siaran yang ingin di tonton dan ada pula yang
memakai sistem interval waktu tertentu.
E.3.2. Fungsi Televisi
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberi
informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih
dominan pada media televisi. sebagaimana hasil penelitian-penelitaian yang
dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan
bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk
memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. 35
35Ardianto. Op.Cit. hal 128
E.3.3. Karakteristik Televisi
Televisi mempunyai karakteristik sebagai berikut:36
1. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat
(audiovisual). Khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Kata-kata
dan gambar harus ada kesesuaian secara harmonis. Karena sifatnya yang
audiovisual, siaran berita harus selalu dilengkapi dengan gambar, baik gambar
diam seperti foto, gambar peta, maupun film berita, yakni rekaman peristiwa yang
menjadi topik berita
2. Berpikir dalam gambar
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama,
adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan
yang menjadi gambar secara individual. Misalnya dalam naskah disebutkan:
"seorang gadis yang dilanda duka sedang duduk termenung", maka visualisasinya
adalah gadis dengan wajah sedih duduk di kursi dan tangannya menopang dagu.
Kedua, adalah penggambaran, yakni kegiatan merangkai gambar-gambar
individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
Misalnya, penggambaran proses metamorphosa kupu mulai dari telur
kupu-kupu sampai menjadi kupu-kupu-kupu-kupu. Dalam proses penggambaran ada
gerakan-gerakan kamera tertentu yang dapat menghasilkan gambar yang sangat besar (big
close-up), gambar diambil dari jarak dekat (close shot) dan sebagainya.
36Ibid.
3. Pengoperasian lebih kompleks
Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang.
Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih
rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.
E.4 Talk Show
Talk Show ( USA ) atau Chat Show (Brit) adalah suatu program atau acara
televisi atau radio siaran dimana para audiens datang ke acara tersebut untuk
membahas berbagai topik yang diajukan oleh pembawa acara (host) program
tersebut. Kadang, fitur acara utama atau narasumber ini terdiri dari sekelompok
orang yang belajar atau memiliki pengalaman yang banyak dalam kaitannya
dengan topik masalah yang sedang dibahas di acara tersebut untuk setiap episode.
37
Menurut Salma M. Hanun pengertian Talk Show adalah suatu sajian
perbincangan yang cukup menarik yang biasanya mengangkat isu-isu yang lagi
hangat dalam masyarakat. Tema yang diangkat juga bermacam-macam. Mulai
dari masalah sosial, budaya, politik, ekonomi, pendidikan, olahraga, dan
sebagainya.38
Definisi Talk Show menurut free dictionary online (2011):
A television or radio show in which noted people, such us authorities in a
particular field, participate in discussion or are interviewed and often answer
question from viewers or listeners. 39
37
( http://www.wordiq.com/definition/Talk_show) 03/03/2011 38
Salma M. Hanum, Sukses Meniti Karir Sebagai Presenter. (Yogyakarta,Absolut. 2005)hal 233 39 http://www.thefreedictionary.com/talk+show diakses 12/11/2011 ; 22:21 Wib
(Sebuah acara televisi atau radio, yang mana orang terkemuka, seperti seorang
ahli dalam bidang tertentu, berpartisipasi dalam diskusi atau diwawancarai dan
kadangkala menjawab pertanyaan dari pemirsa atau pendengar). Talk Show
mempunyai ciri tipikal : menggunakan percakapan sederhana (casual
conversation) dengan bahasa yang universal (untuk menghadapi heterogenitas
khalayak). Tema yang diangkat haruslah benar-benar penting (atau dianggap
penting) untuk diketahui khalayak atau setidaknya menarik bagi pemirsanya.
Pernyataan yang diketengahkan merupakan isu (trend) yang sedang berkembang
dan hangat di masyarakat. Talk Show sendiri memiliki beberapa genre yang
berbeda-beda setiap stasiun televisi ada yang masuk kategori politik, masalah
sosial , membahas kehidupan pribadi atau bahkan yang bersifat menghibur yaitu
mengulas masalah selebriti.
Talk Show merupakan perpaduan antara seni panggung dan teknik
wawancara jurnalistik. Wawancara dilakukan ditengah atau disela-sela
pertunjukan, apakah itu musik, lawak, peragaan busana, dan sebagainya. Jika
suatu wawancara diselenggarakan ditengah-tengah show, maka acara ini disebut
Talk Show . Disini pembawa acara juga berfungsi sebagai pewawancara.40 Acara
Talk Show disiarkan untuk pertama kali pada 27 September 1954 oleh jaringan
televisi NBC, dengan nama acara Tonight Show. Acara Talk Show ini dipandu
oleh pembawa acara Gene Rayburn. Pada acara ini, Gene Rayburn mengadakan
40Wahyudi. Op.Cit.hal 90
dialog dengan Steve Allen (pemain piano), Skitch Henderson (pemimpin
orkestra), dan juga dengan hadirin.41
Pada acara Talk Show , sajian musik dan dialog diperagakan saling
bergantian. Dengan demikian, bentuk atau format penyajian selain berupa show
dapat juga berupa dialog yang bersifat santai. Nama Talk Show sendiri baru
dicetuskan pada tanggal 29 Juli 1957 oleh aktor film kawakan Franklin Pangborn,
yang bertindak sebagai pembawa acara pada suatu mata acara yang berjudul The
Jack Paar Show.42 Talk Show dewasa ini merupakan program unggulan. Sebab
bisa disiarkan secara langsung atau interaktif dan atraktif. Ditambah lagi dengan
sifatnya yang menghibur (entertainment).
Naratama mengatakan bahwa program Talk Show merupakan acara dialog,
dimana sang pembicara bebas membantah, sang moderator boleh mengkritik, dan
sang bintang tamu boleh menangis, bila memang perlu43 . Sedangkan menurut
Masduki, Talk Show pada dasarnya merupakan kombinasi dari “seni berbicara”
dan “seni wawancara”, dan konsep Talk Show menurutnya adalah44:
1. topik yang dipilih aktual, sedang menjadi sorotan;
2. bersifat analisis, tidak sekedar deskripsi kasus;
3. terjadi interaksi seimbang diantara narasumber, tidak dimonopoli satu orang
atau satu sudut pandang;
4. terjadi kontroversi, perdebatan pro-kontra;
5. ada solusi terbuka pada akhir perbincangan.
Naratama.Menjadi Sutradara televisi. (Jakarta.Gramedia.2004)hal 147
44 Masduki. Menjadi broadcaster professional.(Yogyakarta.Pustaka Populer.2004)hal 79 –80
Richard A. Blum dalam bukunya yang berjudul ‘Television and Screen
Writing mengatakan tentang metode Talk Show
“ Talk Shows and variety shows are often taped before an audience with a full complement of video cameras for editing . In late shows with David Letterman such as “Saturday Night Live” scenes are referred to as segments , each segment is paced carefully for timing. The script conveys the talent requirements, stage blocking and dialogue for comedy sketches and music, because segments are shot in continuity, each is written as a separate unit, segmen one appears at the top left-hand corner of the page.
Segment two follows on a new page when the previous one is over”.45
( Talk Show dan acara pertunjukan biasanya direkam terlebih dahulu sebelum
adanya audiens dengan peralatan kamera yang lengkap untuk proses pengeditan .
Pada acara tengah malam seperti acara David Letterman dengan judul “Saturday
Night Live” setiap scene dihubungkan sebagai bagian dari segmen-segmen acara,
setiap segmen diberi penunjukan waktu yang sesuai dengan jadwal. Naskah yang
dibuat oleh tim sudah meliputi penyampaian apa yang harus dilakukan oleh
Talent, metode pemblokiran kamera dan dialog yang dipersiapakan untuk dasar
acara komedi dan musik, sebab tiap segment direkam secara kontinyu ,setiaps
egmen ditulis sebagai unit yang berbeda satu sama lain, segmen satu ditampilkan
pada pojok kiri atas halaman naskah . segmen kedua mengitu pada halaman yang
baru dimana naskah segmen pertama sudah berakhir. Sehingga dapat disimpilkan
metode acara Talk Show terdiri dari beberapa segmen yang merupakan gabungan
dari scene-scene kecil.)
45
Richard A. Blum. Television and Screen Writing. Fourth Edition.(USA.Butterworth Heinemann.2001)hal:264
E.5 Analisis Isi
Analisis isi merupakan metode analisis teks yang telah paling lama mapan
di antara sederet metode empiris penelitian sosial .46 Penelitian ini menggunakan
metode analisis isi, yaitu meneliti isi sebenarnya dari pesan dengan cara sistematis
dan kuantitatif. Studi analisis isi mengidentifikasi dan menghitung kata-kata
kunci, istilah dan tema pesan untuk menafsirkan yang dikatakan, bagaimana
mengatakannya, perubahan dalam imbauan, dan motif yang mendasari pesan itu.
Berelson mengatakan bahwa;
“Penelitian isi media , analisis baru dapat dikatakan memenuhi persyaratan ilmiah
apabila penelitian tersebut berdasarkan atas sifat sifat yang obyektif, sistematis,
kuantitatif, dan manifest”.47
Obyektif, mengandung arti bahwa kategori yang digunakan dalam analisis
tersebut haruslah diberi batasan yang jelas dan tepat. Obyektifitas juga diartikan
bahwa apabila kategori tersebut digunakan oleh orang lain untuk melakukan
analisis isi yang sama, maka akan menghasilkan jawaban atau kesimpulan yang
sama pula.
Dalam kategorisasi ini dihindarkan sebesar mungkin pengertian yang
mengarah kepada pengkategorian yang memiliki nilai evaluatif dan terminologis,
karena akan mengarah pada analisis yang sifatnya subyektif. Sistematis, berarti isi
pesan yang akan dianalisis berdasarkan pada perencanaan yang sifatnya formal,
telah ditentukan sebelumnya dan tidak memihak. Kuantitatif, berarti hasil dari
analisis bisa dituangkan dalam bentuk angka-angka, sehingga pembuktian dapat
46
Ibrahim.Op.Cit.hal 93 47
Berelson dalam Harsono Suwardi. Peranan Pers Dalam Politik di Indonesia : suatu studi komunikasi politik terhadap liputan berita kampanye pemilu 1987. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,1993)