BAB 5 ANALISIS .................................................................................................................. V-1
5.3 ANALISIS ANALISIS SUBSISTEM KAWASAN MINAPOLITAN
5.3.2 Analisis Subsistem Mina Proses On Farm (I)
Jumlah tenaga kerja yang membantu proses penangkapan ikan di laut berbeda-beda dan disesuaikan dengan jenis/ukuran kapal yang digunakan. Dalam satu hari nelayan melaut sebanyak satu kali (one day fishing)dengan menggunakan bahan bakar solar sebanyak 10-15 liter tergantung jarak melaut. Perawatan kapal biasanya dilakukan setiap dua bulan sekali (pengecatan kapal, pembetulan jaring tangkap), sedangkan pengecheckan mesin dan aki penerangan dilakukan setiap hari sebelum dan sesudah melaut.
Permasalahan yang dihadapi para nelayan di Kecamatan Puger, Gumukmas, Kencong dan Ambulu antara lain :
• Keterbatasan modal awal
• Alat tangkap yang digunakan nelayan masih bersifat tradisional dan kurang memenuhi sehingga dibutuhkan peremajaan alat
• Harga jaring ikan yang relatif mahal
• Masalah cuaca pada bulan-bulan tertentu (gelombang dan angin besar) sehingga nelayan tidak berani melaut sehingga tidak menghasilkan tangkapan ikan (merugi)
• Adanya permainan harga ikan dari pihak pengambek.
BIBIT
Lele (Djumbo, sangkuriang, piton) Gurami (konsumsi)
Nila (mas, hitam, gift/berdaging tebal)
Patin (pasopati, siam, jambal)
• Asal bibit lele, gurami, nila : BBI, Kecamatan Umbulsari, Semboro, Puger, Kencong,
Bangsalsari Asal bibit Ikan Patin : Kabupaten Tulungagung
Toko/Agen pakan di Kabupaten Jember Pakan, Obat dan
Laporan Akhir V-21
Tabel 5. 8 Matriks Analisis Pengembangan Agro Proses I (On Farm) Perikanan Tangkap
No. Kecamatan Jenis Kapal Kerja/Nelayan (perJumlah Tenaga kapal)
Teknologi Produksi/ Peralatan
Hasil Tangkap
Jenis ikan Jumlah Tangkapan per Kapal
1. Puger Kecil / Jukung
(1-2 GT) 2-3 orang Pacing tonda, pancingrawe, pancing dasar, jaring bet Ikan Lemuru, cakalang, tongkol, layang, lobster •Jukung : 30 40 kg •Sedang : 1 3 kw •Sekoci : 2 ton •Besar > 10 ton Sedang / Jaringan (5-7 GT)
4-5 orang Jaring gill net
Sekoci 5-6 orang Pancing tonda
Besar (> 13 GT) 20-25 orang Jaring gill net, jaring payang/porsin
2. Gumukmas Kecil / Jukung
(1-2 GT) 3 orang Jaring inet (1 ¼ ), jaringlobster (2 ¼ 5 ½ ) Ikan lemuru,lobster mutiara, kerapu, kakap, tongkol, layur
3. Kencong Kecil / Jukung
(1-2 GT) 3 orang Jaring inet (1 ¼ ), jaringlobster (2 ¼ 5 ½ ) Ikan layang,tongkol, lemuru, lobster
4. Ambulu Kecil / Jukung
(1-2 GT) 3 orang Jaring inet (1 ¼ ), jaringlobster (2 ¼ 5 ½ ) Ikan layang,tongkol, lemuru, lobster (mutiara, batu, pasir, warna, bamboo, kipas) Sedang / Jaringan (5-7 GT)
4-5 orang Paying, pancing
jeger/rawa
Laporan Akhir V-22
Gambar 5. 11 Jenis Kapal Nelayan di Kabupaten Jember
Sistem distribusi hasil penangkapan ikan biasanya dari nelayan ke pengambek, pengepul dan pedagang ikan. Harga penjualan ikan biasanya ditentukan oleh pengambek dan pengepul. Harga ikan di tingkatan pengepul atau pengambek sebagai berikut :
Ikan layang : 70.000/keranjang (8 kg) Ikan tongkol : 80.000/keranjang (6 kg)
Ikan lemuru : 8000/kg (untuk sardem), 1.500/kg (bentuk tepung) Lobster : 150.000 800.000/kg tergantung jenisnya
Jenis Kapal di TPI Puger Jenis Kapal di TPI Gumukmas
Jenis Kapal di TPI Ambulu (Watu Ulo)
Laporan Akhir V-23 5.3.2.2 Perikanan Budidaya
Tenaga Kerja
Dalam proses budidaya perikanan kolam, biasanya dilakukan dengan cara yang sederhana dan dijalankan sendiri oleh pemilik kolam dan dibantu oleh keluarganya sendiri atau tenaga kerja yang berasal dari daerah/desanya sendiri.
Kebutuhan tenaga kerja dalam pengelolaan budidaya perikanan kolam dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga kerja harian dan tenaga kerja saat panen. Untuk tenaga kerja harian biasanya ditangani oleh 2-4 tenaga kerja tergantung ukuran kolam. Sedangkan tenaga kerja untuk panen ditangani oleh 4-10 tenaga kerja.
Upah tenaga kerja juga disesuaikan dengan tugas yang dilakukan oleh tenaga kerja dalam mengelola kolam. Tenaga kerja harian (perawat) digaji Rp.800-000,- hingga Rp.1.000.000, sedangkan tenaga kerja saat panen dibayar Rp.50.000-Rp.60.000, (kecuali panen ikan patin Rp.100.000,-/kolam)
Teknologi produksi
Pengelolaan kolam (pra penebaran bibit/benih)
Kolam dibuat dengan metode yang masih sangat sederhana dan tradisional yaitu mayoritas dengan memanfaatkan tanah dan terpal sebagai dasar kolam serta sebagian menggunakan dasaran semen. Air yang digunakan dalam budidaya kolam (ikan lele dan gurami) diperoleh dari air tanah dengan bantuan pompa air serta air irigasi sungai dan persawahan. Sirkulasi air kolam (ikan lele, gurami dan nila) biasanya diganti (pengurangan dan penambahan air) setiap 1 minggu sekali tergantung dengan kondisi ikan, sedangkan untuk ikan patin pergantian air dilakukan setelah ikan patin usia 4 bulan.
Penyebaran benih
Ukuran kolam ikan bervariasi antara kecamatan satu dengan lainnya. Kolam ikan di Kecamatan Puger rata rata seluas 6 m X 24 m, dengan tebaran bibit ikan lele sebanyak 40.000 ekor/kolam.
Laporan Akhir V-24
Kolam ikan di Kecamatan Kencong dan Kecamatan Umbulsari rata-rata untuk kolam semen seluas 10 m X 16 m, 13 m X 16 m, 8 m X18 m , sedangkan kolam terpal berukuran 10 m X 5 M dan 40 m X 20 m Kolam ikan di Kecamatan Gumukmas dengan luasan kolam sebesar 10 m X 20 m dengan tebaran benih lele 5000 ekor/kolam serta benih gurami dan nila 2000 ekor/kolam
Pemeliharaan
Proses pemeliharaan ikan lele hingga masa panen lebih cepat dibandingkan masa panen ikan nila, patin dan gurami. Masa panen lele dan nila rata-rata 3 bulan sekali, sedangkan gurami masa panen selama 7 bulan, ikan patin 11 bulan. Pemeliharaan ikan lele dan gurami tergolong mudah, yaitu dengan memberikan pakan berupa kosentrat (CP Prima merk LP 1, LP 2, Matahari Sakti, Comfeed Jaya, HI Profeet), pakan alami/sayuran (tales/kangkung, azola, mata lele dan kol). Sedangkan untuk pemeliharaan air diganti setiap minimal 1 minggu sekali atau tergantung kondisi air. Selain itu juga dilakukan pengecekan air secara berkala.
Panen
Pemanenan ikan dilakukan dengan bantuan alat tangkap sederhana antara lain: jaring pemilah (bibit), jaring panen, timba plastic, serok (kecil/besar), ayakan, keramba, diesel, pompa air.
Panen ikan lele dilakukan rata-rata 2-3 bulan sekali. Panen ikan gurami 11 bulan sekali
Panen ikan nila 2-3 bulan sekali
Panen ikan patin untuk pemasaran local 3 bulan sekali, untuk pemasaran ke pabrik pengolahan 7 bulan
Harga jual ikan di Kabupaten Jember sangat bervariasi , yaitu : Ikan lele sekitar 12.000-14.000/kg,
Ikan gurami sekitar 20.000-22.000/kg. Ikan nila sekitar 15.000-18.000/kg Ikan patin 13,500-15.000/kg
Laporan Akhir V-25
Potensi dan permasalahan sub sistem agro proses pada komoditas perikanan budidaya kolam dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5. 9 Matriks Analisis Pengembangan Agro Proses I (On Farm) Perikanan
Budidaya
Variabel VariabelSub Penjelasan Potensi Masalah
Sumber Daya Manusia
Tenaga
kerja Dibutuhkan 2-4 orang tenagakerja dalam proses pengelolaan on farm kolam. sedangkan untuk masa panen membutuhkan 4-10 tenaga kerja per kolam.
Potensi budidaya perikanan dengan media kolam menyebar merata di Kabupate n Jember Tenaga kerja yang dibutuhka n untuk mengelola kolam tidak begitu banyak dan berasal dari wilayah sendiri Peralatan yang sederhana mudah didapat dan harganya murah. Kurangnya penerapan teknologi budidaya karena pengolahan budidaya dengan media kolam masih bersifat tradisional. Modal yang dimiliki pembudidaya sangat terbatas. Harga pakan yang relative mahal Pengolahan
Kolam Prosespengolahan lahan
Pengolahan kolam meliputi pengeringan/pembersihan kolam agar kualitas air tetap terjaga, pemberian pupuk untuk menghidupkan fungsi hara tanah sehingga menumbuhkan plankton sebagai pakan alami ikan dan pemberian obat untuk menghilangkan jamur dan bakteri.
Teknologi
Perikanan Penggunaanperalatan Peralatan yang digunakanmasih sederhana, berupa jaring, serok dan prayang. Penerapan
teknologi Teknik produksi perikananyang dilakukan oleh para pembudidaya masih sederhana/tradisional
Sumber : Diolah dari Hasil Wawancara dan Analisis Tahun, 2014