• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II MANAJEMEN KEUANGAN DAN MANAJEMEN

3. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana

Manajer keuangan bertugas untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki dana yang memadai untuk memenuhi kewajiban keuangannya serta mendapatkan keuntungan dari peluang investasi. Untuk membantu analis menilai keputusan ini maka penting untuk mengetahui arus dana

11

Manahan P. Tampubolon, Manajemen Keuangan (Finance Management), 29.

12

R. Agus Sartono, Ringkasan Teori Manajemen Keuangan Edisi 3 (Yogyakarta: BPFE-

YOGYAKARTA, 2000), 337.

31

suatu perusahaan. Laporan arus dana merupakan hasil bersih atas berbagai perubahan antara dua neraca yang dapat diperbandingkan dalam tanggal yang berbeda.

Dasar dalam pembuatan laporan dana dimulai dari menentukan jumlah dan arah perubahan bersih neraca yang terjadi di antara dua tanggal neraca, kemudian mengklasifikasikan perubahan bersih neraca sebagai sumber dan penggunaan dana, serta mengkonsolidasikan informasi ini dalam format laporan sumber dan penggunaan dana. Setelah melakukan dasar-dasar tersebut, tahap selanjutnya yaitu melakukan penyesuaian agar dapat menghasilkan laporan yang sangat informatif sebagai dasar analisis.13

Laporan sumber dan penggunaan dana digunakan untuk menunjukkan bagaimana dana yang diperoleh dan bagaimana penggunaan dana yang dimiliki. Berbeda dengan neraca, analisis sumber dan penggunaan dana memberikan informasi tentang bagaimana suatu korporasi/lembaga mencapai posisi tertentu. Suatu sumber dana diidentifikasi sebagai penurunan dalam nilai aktiva atau peningkatan dalam nilai pasiva. Selain untuk mengidentifikasi sumber penggunaan dana, laporan sumber dan penggunaan dana juga digunakan untuk mengidentifikasi praktek-praktek pembiayaan yang tidak benar. Cara yang paling sederhana untuk menyusun laporan sumber dan penggunaan

13

James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, Fundamentals of Financial Management, Dewi

Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (Jakarta: Salemba Empat, 2005), 255-259.

32

dana adalah dengan menghitung perbedaan atau selisih antara rekening- rekening neraca dan informasi dari laporan rugi laba.

Berikut contoh laporan sumber dan penggunaan dana sebagai berikut: 14 Tabel 2.3

Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Trisakti Korporasi

Tahun 2012 (dalam $000) Sumber Dana:

1. Laba Bersih $3,060

2. Penyusunan Aktiva Tetap 850

3. Penerimaan Kas 170

4. Hutang Wesel Bayar 4,250

Total Sumber Dana $8,330

Trisakti Korporasi Tahun 2012 (dalam $000) Penggunaan Dana:

1. Investasi dalam Piutang $2,550

2. Investasi dalam Persediaan 1,190

3. Kenaikan dalam Biaya Dibayar Dimuka

170

4. Investasi Gedung dan Mesin 1,870

5. Pelunasan Hutang Dagang 340

6. Pembayaran Gaji 1,190

7. Pelunasan Hutang Obligasi 510

8. Pembayaran Deviden 510

Total Penggunaan Dana: $8,330

5. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)

Tujuan dari laporan arus kas (Statement of cash flow) adalah untuk melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan selama suatu

14

Manahan P. Tampubolon, Manajemen Keuangan (Finance Management), 32-34.

33

periode waktu, yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu: aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas menjelaskan berbagai perubahan dalam kas dengan mencantumkan berbagai aktivitas yang menaikkan kas dan yang menurunkan kas. Arus kas masuk atau keluar setiap aktivitas akan dipisahkan sesuai dengan salah satu dari tiga kategori tersebut.15 Berikut adalah bentuk gambar cash flow atau arus kas:16

15

James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, Fundamentals of Financial Management, 263-

264.

16

John D. Martin, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, 546.

34

Gambar 2.2

Contoh Arus Kas (Cash Flow) KAS Pemerintah Pemegang saham kreditor Pembelian pasokan dan bahan baku scr kredit Inventori Piutang dagang Pembayar an aktiva tetap Pembayar an upah & gaji Pemba yaran tenaga Piutang tak tertagih Pemasok Pembayaran utk pembelian kredit Penjualan tunai Penagihan kredit penjualan Dividen tunai Pemasukan dr penjualan/pener

bitan saham Pemasukan dr

penerbitan/penjua lan promes &

obligasi Bunga & pokok pinjaman Pembayar an pajak

35

B. Manajemen Keuangan Masjid

Manajemen tidak hanya digunakan dalam suatu lembaga, korporasi atau perusahaan. Masjid juga diperlukan adanya sebuah manajemen didalamnya agar aktifitas masjid dapat berjalan dengan baik. Tanpa adanya manajemen, aktivitas masjid tidak dapat terarah dengan baik. Dengan adanya sebuah manajemen dalam masjid kita dapat mengetahui potensi yang dimiliki masjid.

Adapun pengertian manajemen masjid adalah suatu set keterampilan yang dapat membantu takmir masjid untuk mendapatkan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan potensi masjid dan hal-hal yang terkait dengan cara yang efektif dan produktif.17

Manajemen masjid secara umum dibagi menjadi dua, yaitu manajemen fisik dan manajemen fungsional. Manajemen fisik masjid yaitu mengatur tentang kepengurusan takmir masjid, pengaturan administrasi dan keuangan, dan segala hal yang terkait dengan kebutuhan fisik masjid. Adapun manajemen fungsional masjid adalah pengaturan tentang pelaksanaan fungsi masjid sebagai sarana ibadah, tempat mencari ilmu dan pusat pembinaan umat.18 Manajemen keuangan masjid terdiri dari:

17

Asadullah Al-Faruq, Panduan Lengkap Mengelola dan Memakmurkan Masjid (Solo: Pustaka

Arafah, 2010), 63.

18

Ibid., 65.

36

1. Sumber dana

Sumber dana masjid berasal dari donatur, kotak amal, shadaqah, infaq, zakat, sumbangan pemerintah (jika ada) dan lain-lain.19

2. Pemanfaatan dana. Pemanfaatan dana digunakan untuk kebutuhan internal, kebutuhan eksternal, dan kebutuhan pendukung. Kebutuhan internal masjid adalah kebutuhan untuk masjid itu sendiri dan orang yang bersangkutan dengan masjid meliputi honor/bisyarah petugas kebersihan, penjaga masjid, biaya alat tulis dan perlengkapan, biaya listrik, dan lain-lain. Adapun kebutuhan eksternal masjid adalah kebutuhan untuk orang luar (selain pengurus) yang berhubungan masjid meliputi honor/bisyarah khatib Jum’at dan hari raya, honor/bisyarah penceramah, biaya peringatan hari-hari besar Islam, bantuan sosial, dan lain-lain. Adapun biaya pendukung masjid, biaya ini diperlukan untuk melakukan publikasi, pembuatan brosur, bulletin, dan lain-lain.20

3. Kebijakan pengelolaan keuangan

Dalam kebijakan keuangan masjid, diperlukan catatan dan administrasi berupa pembukuan agar dapat mengetahui pemasukan dan

19

ICMI ORSAT Cempaka Putih, Pedoman Manajemen Masjid (Jakarta: Departemen Agama,

2004), 154.

20

Ibid., 163-164.

37

pengeluaran dana masjid sebagai acuan laporan kepada jama’ah. Adapun kebijakan administrasi keuangan masjid, meliputi:

a) Penerimaan. Merupakan dana yang diterima oleh masjid dari sumber dana masjid yang meliputi uang kotak amal, amal jariyah, donatur, shadaqah, infaq, dan zakat. Beberapa prosedur yang harus dilakukan dalam penerimaan dana, yaitu:

- Harus mempunyai tanda bukti penerimaan dalam menerima dana melalui kas/bank maupun giro pos.

- Dalam tanda bukti tersebut harus mencantumkan nama sumber dana, nominal uang, tanggal penerimaan dan jenis penerimaannya.

- Penerimaan tersebut harus dicatat dalam pembukuan.

- Pencatatan disesuaikan dengan klasifikasinya (shadaqah, infaq, zakat, wakaf atau khusus).

- Uang tunai atau cek/bilyet giro diserahkan kepada bendahara. - Bendahara bertanggungjawab dalam penyimpanan uang kas atau

pada rekening bank.

- Pelaporan harus dibuat dalam berkala, seperti setiap jum’at, per bulan atau per tahun.

- Jama’ah dan donatur harus mengetahui laporan dana masjid. b) Pengeluaran. Merupakan dana yang dikeluarkan oleh masjid yang

digunakan untuk pelaksanaan program kerja dan memenuhi kebutuhan masjid baik kebutuhan internal, kebutuhan eksternal

38

maupun biaya pendukung. Beberapa prosedur dalam melakukan pengeluaran dana masjid, sebagai berikut:

- Setiap pelaksanaan kegiatan yang memerlukan dana diajukan kepada bendahara.

- Pengeluaran dana dapat berbentuk kas, transfer maupun cek/bilyet giro.

- Pengeluaran dana harus sesuai dengan kewenangan batas otoritas.

- Setiap pengeluaran harus mempunyai bukti resmi.

- Dalam mengajukan kebutuhan dana untuk kegiatan ditujukan kepada seksi sebagai penanggungjawab kegiatan.

- Setiap pengajuan yang bersifat mendadak atau selain dalam program kerja maka pengajuan harus kepada ketua masjid.

- Pencatatan pengeluaran dana harus sesuai dengan klasifikasinya. c) Anggaran dan pengendalian. Dana masjid perlu diadakan anggaran

dana untuk menyusun rencana kerja kegiatan yang terdapat dalam program kerja masjid, dan sebagai alat pengawasan dan pengendalian dana kegiatan masjid.

d) Laporan keuangan. Segala proses akuntansi transaksi keuangan masjid disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Transaksi keuangan harus mengikuti beberapa ketentuan yang berlaku, yang bertujuan untuk mengakuntansikan seluruh transaksi keuangan, mulai dari data yang berupa dokumen transaksi sampai informasi

39

berupa laporan. Adapun proses penyusunan laporan keuangan dengan beberapa tahap sebagai berikut:

1) Dokumen transaksi

Dokumen transaksi ini meliputi dokumen internal dan eksternal. Contoh dokumen internal seperti pembayaran upah tukang, upah tenaga kebersihan. Contoh dokumen eksternal seperti faktur, nota pembelian, kuintansi dari pihak eksternal.

2) Buku harian

Buku harian adalah buku yang berisi catatan seluruh transaksi keuangan secara kronologis. Dalam melakukan pencatatan transaksi keuangan ke dalam buku harian harus disertai dengan bukti transaksi kegiatan. Pada umumnya buku harian meliputi buku harian kas, bank, maupun giro. Berikut contoh buku harian dalam laporan keuangan masjid:

Tabel 2.4

Contoh Buku Harian Keuangan Masjid

Masjid : ...

BUKU KAS / BANK / GIRO

BULAN/TAHUN

40

a) Buku rekapitulasi

Setelah melakukan pencatatan transaksi keuangan secara periodik ke dalam buku harian, kemudian dipindahkan ke dalam buku rekapitulasi atau buku besar. Buku ini berfungsi untuk mencatat transaksi-transaksi yang sejenis. Berikut contoh buku rekapitulasi/buku besar dalam laporan keuangan masjid:

Masjid : ...

LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN JUM’AT KE ... TGL ... BULAN ... I Saldo Awal xx II Penerimaan - Donatur xx - xx - Jumlah Penerimaan xx III Pengeluaran - xx - xx Jumlah pengeluaran xx IV Saldo Akhir xx

41

Tabel 2.5

Contoh Buku Rekapitulasi Keuangan Masjid

b) Daftar tambahan

Diperlukan adanya daftar tambahan, jika transaksi kegiatan masjid cukup banyak dan rinci, serta sebagai pendukung buku rekapitulasi. Semua pencatatannya berasal dari dokumen transaksi yang sama, misal daftar sumbangan donatur. Berikut contoh daftar tambahan dalam laporan keuangan masjid:

Tabel 2.6

Contoh Daftar Tambahan Donatur Masjid Masjid : ...

BUKU REKAPITULASI

NAMA : ...

KODE AKUN : ...

TGL No. Bukti Uraian Debet Kredit

Masjid : ...

DAFTAR DONATUR TETAP

TAHUN ...

42

c) Ikhtisar saldo

Digunakan sebagai acuan atau dasar penyusunan laporan keuangan dalam bulanan, triwulan, atau tahunan yang berasal dari saldo dalam buku rekapitulasi/buku besar. Kemudian dipindahkan dan disusun ke dalam daftar yang disebut dengan ikhtisar saldo. Contoh buku ikhtisar saldo dalam laporan keuangan masjid:

Tabel 2.7

Contoh Ikhtisar Saldo Masjid

d) Audit keuangan. Pada umumnya audit keuangan masjid atau pemeriksaan keuangan masjid diarahkan pada pemeriksaan pengumpulan dan penyaluran dana. Dikarenakan mayoritas dana yang terkumpul dari shadaqah, infaq, dan zakat. Tujuan dalam pemeriksaan tersebut untuk mengkondisikan proses penerimaan dan penyaluran dana dari masyarakat bersifat transparansi.21 21 Ibid., 165-172. Masjid : ... IKHTISAR SALDO BULAN/TAHUN ...

Kode Akun Nama Akun Debet Kredit

42

BAB III

PENGELOLAAN DANA MASJID ROUDLOTUL MUTTAQIN DESA PANDEAN WARU SIDOARJO PADA PERBANKAN

A. Gambaran Umum Masjid Roudlotul Muttaqin Desa Pandean Waru Sidoarjo 1. Sejarah Masjid Roudlotul Muttaqin

Masjid Roudlotul Muttaqin adalah masjid pertama yang ada di desa Pandean dan didirikan oleh masyarakat desa pandean pada tahun 1940. Letak geografis masjid Roudlotul Muttaqin berada di Jl. Kolonel Sugiono Pandean Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo. Pendiri masjid Roudlotul Muttaqin adalah masyarakat desa Pandean. Masyarakat desa Pandean dikenal sebagai masyarakat yang mayoritas perekonomiannya menengah ke atas sehingga dapat mendirikan masjid sendiri. Selain itu, tujuan didirikannya masjid ini agar masyarakat desa Pandean dapat melakukan shalat berjama’ah lima waktu. Pada saat itu masjid ini hanyalah sebuah bangunan biasa dan dijadikan sebagai tempat pengembangan ilmu, seperti mendirikan majelis ta’lim dan pengajian kitab serta ilmu pengetahuan umum bagi santri dan masyarakat umum pada sore hari setelah shalat ashar.

Seiring perkembangan masjid, pada tahun 1951 masjid Roudlotul Muttaqin melakukan rehabilitasi pada bagian tengah. Kemudian pada tahun 1980 melakukan rehabilitasi pada seluruh bagian masjid mulai dari mimbar, tempat wudlu, jendela, keramik, dan melakukan perubahan

43

tatanan seperti pada kamar mandi masjid diubah menjadi tempat shalat wanita. Dan pada tahun itu juga, H. Masrur Arif dan K.H. Hasan Arif dijadikan sebagai pelindung masjid Roudlotul Muttaqin dan beliau merupakan salah satu tokoh masyarakat serta pendiri pondok pesantren “Nurul Hikmah” yang berada di desa Pandean. Pada saat itu, sistem organisasi masjid sangat sederhana, masjid hanya memiliki beberapa pengurus untuk mengelola masjid sehingga pada saat melakukan rehabilitasi masjid tidak mempunyai panitia khusus. Semua kepentingan masjid dialihkan kepada pengurus masjid, sehingga tugas pengurus masjid sangat banyak. Dan pada tahun ini juga melakukan proses mendirikan struktur organisasi masjid dengan masing-masing tugas agar lebih maksimal memakmurkan masjid.

Dengan semakin banyaknya penduduk desa Pandean. pada tahun 1990 masjid Roudlotul Muttaqin melakukan rehabilitasi kembali yaitu menambah bangunan untuk lantai dua agar masjid mampu menampung jumlah jama’ah yang lebih banyak. Masjid Roudlotul Muttaqin pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 1990-an, dilihat dari kemajuan pembangunan masjid karena banyaknya jumlah donatur dan kemajuan pada organisasi seperti mendirikan remaja masjid. Kemudian pada tahun 2002 masjid melakukan rehabilitasi dengan dana hibah sebanyak 30 juta dari H. Masnuh (anak dari H. Masrur Arif) untuk melakukan pembangunan kembali pada lantai dua dan kuba.

44

Pada tahun 2003 masjid Roudlotul Muttaqin sempat memiliki bentuk kepengurusan remaja masjid akan tetapi tidak dapat berjalan lama karena para remaja kurang mendapatkan motivasi atau dukungan dari masyarakat desa Pandean. Hingga saat ini masjid Roudlotul Muttaqin belum ada kepengurusan remaja masjid.

Masjid Roudlotul Muttaqin yang saat ini sangatlah berbeda dari puluhan tahun silam, mulai dari dekorasi, tatanan, dan menjadi lebih luas serta memiliki banyak fasilitas modern. Aset masjid yang masih terjaga hingga saat ini adalah bedug, yang menjadi saksi sejarah masjid Roudlotul Muttaqin sebelum kemerdekaan Indonesia.1

1

Ahmad Ghozali Arif, Masyarakat Desa Pandean Wawancara, Sidoarjo, 21 Mei 2016.

45

2. Struktur Organisasi Masjid Roudlotul Muttaqin

Pelindung: Ahmad Marbukhin S.Ag (RW 04) H. Dhawam Huri (RT 12)

Muhammad Ka’ab (RT 13) Penasehat: Drs. H. Masnuh

H. Ahyat Fauzi

Katua: Zainal Abidin S.Ag

Wakil: H. Abdul Hamid

Sekretaris: Muhammad Irwan Wakil Sekretaris: Muharrom

Bendahara: H. Dhawam Huri Wakil Bendahara: M. Ali Fikri S.Ag Sie Humas: Ahmad Marbukhin

Muhammad Ikhwan Sie Kebersihan: Muhammad Misji

Ahmad Shodiq.

Dari struktur organisasi di atas, para anggota pengurus memiliki tugas dan wewenang masing-masing. Berikut uraian tugas dan wewenang anggota dengan masing-masing jabatan:

46

a. Pelindung

1) Bertanggungjawab melindungi ketakmiran Masjid Roudlotul Muttaqin secara organisasi.

2) Memberi informasi dan mengkoordinir segala hal yang berkaitan dengan kegiatan masjid Roudlotul Muttaqin.

3) Wajib menjaga nama baik organisasi ketakmiran serta selalu menjalin dan mempertahankan hubungan silaturrahim baik di dalam maupun di luar organisasi.

b. Penasehat

Bertugas memberikan masukan. arahan dan saran kepada pengurus agar organisasi dan program kerja dapat berjalan dengan baik.

c. Ketua

1) Bertanggungjawab secara penuh atas berjalannya organisasi dan mengontrol seluruh program kerja dapat berjalan dengan baik. 2) Membentuk struktur kepengurusan dan menunjuk anggota untuk

diberi amanah atas jabatan yang ditentukan.

3) Menyusun program kerja dengan memperhatikan masukan dari anggota pengurus.

4) Memimpin dan mengendalikan kegiatan para anggota pengurus dalam melaksanakan tugasnya.

5) Menandatangani surat-surat organisasi (surat/nota pengeluaran uang/dana masjid Roudlotul Muttaqin).

47

6) Mengevaluasi semua program kerja dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus Roudlotul Muttaqin.

7) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan program kerja serta pelaksanaannya kepada jama’ah setelah berkonsultasi kepada penasehat Roudlotul Muttaqin.

d. Wakil Ketua

1) Membantu ketua umum untuk mengontrol berjalannya organisasi dan berjalannya program kerja pengurus agar dapat berjalan dengan baik.

2) Melaksanakan tugas dan program tertentu berdasarkan musyawarah.

3) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas- tugasnya kepada ketua.

e. Sekretaris dan Wakil Sekretaris

1) Bertanggung jawab terhadap administrasi kesekretarian pengurus Roudlotul Muttaqin.

2) Mengarsipkan file-file, data-data kegiatan dari seluruh program kerja.

3) Memberikan pelayanan teknis dan administratif. 4) Membuat dan mendistribusikan undangan.

5) Membuat daftar hadir rapat/pertemuan/musyawarah. 6) Menyusun dan mencatat notulen rapat.

48

7) Mengerjakan seluruh pekerjaan sekretariatan seperti: surat menyurat dan pengarsipan, membuat laporan organisasi bulanan/tahunan, serta melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya kepada

ketua.

8) Mewakili ketua dan wakil ketua jika berhalangan hadir dengan izin ketua.

f. Bendahara dan Wakil Bendahara

1) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan uang kepengurusan masjid Roudlotul Muttaqin

g. Seksi Humas

1) Bertanggungjawab dalam melakukan sosialisasi dan publikasi atas jalannya organisasi dan program kerja pengurus.

2) Menjalin relasi dengan berbagai pihak, baik warga maupun instansi pemerintah/kelurahan/kecamatan serta instansi lainnya. 3) Menjaga dan memelihara fasilitas dan perlengkapan masjid.

4) Mengelola alat-alat atau perlengkapan masjid yang disewakan kepada jama’ah.

5) Menjaga sarana masjid yang bersifat ringan seperti mengganti lampu, kunci kamar kecil, mengganti kran, dan lain-lain.

h. Seksi Kebersihan

Bertanggungjawab mengelola kebersihan seluruh sarana yang ada di masjid Roudlotul Muttaqin.

49

3. Fasilitas Masjid Roudlotul Muttaqin

Masjid Roudlotul Muttaqin yang saat ini sangat berbeda dengan puluhan tahun yang lalu, dengan tampilan yang baru, lebih luas, dan dilengkapi dengan banyak fasilitas modern, mulai dari mimbar satu set, pendingin ruangan seperti AC dan kipas angin, microphone, salon, lampu hias, bedug, dua kamar kecil yang berada di lantai satu dan lantai dua, tiga tempat wudlu di lantai satu untuk pria dan wanita dan lantai dua. Dalam hal ini, seksi kebersihan dan seksi humas masjid Roudlotul Muttaqin sangat berperan untuk menjaga kebersihan masjid dan menjaga seluruh fasilitas yang ada di masjid Roudlotul Muttaqin.

4. Kegiatan Masjid Roudlotul Muttaqin

Kegiatan yang ada di masjid Roudlotul Muttaqin seperti pada umumnya kegiatan masjid-masjid yang lain yaitu:

a. Mempunyai majelis ta’lim untuk mengkaji ilmu pengetahuan agama. pengajian rutin satu bulan dua kali yaitu minggu pertama dan kedua bersama K.H. Ahmad Masyhuri yang diadakan jam 05.00-06.00 pagi. b. Pengajian dalam memperingati Hari Besar Islam seperti

memperingati maulid Nabi. Isra’ Mi’raj. Nisfu Sya’ban. Pengajian tersebut bertujuan untuk mengulas sejarah dan memberikan pengetahuan agama kepada masyarakat. Pengajian ini diisi oleh para

50

Kyai dari luar daerah Pandean. Pada kegiatan ini pemuda pemudi Karang Taruna Pandean yang menjadi tim suskes acara.

c. Pengajian Kliwonan. Pengajian Kliwonan adalah pengajian yang diadakan setiap bulan sekali pada waktu pasaran kliwon.

d. Khataman Al-Qur’an satu bulan dua kali yaitu minggu ketiga dan keempat pada jam 06.00- waktu dhuhur. Khataman Al-Qur’an adalah pembacaan Al Qur’an mulai dari juz 1 hingga 30 dengan cara saling menyimak.

e. Pengajian Nasional (malam renungan) dalam memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang diselenggarakan pada malam menjelang 17 Agustus. Pengajian tersebut berisi tentang ulasan sejarah bangsa Indonesia dalam konteks Islam.

f. Jam’iyah Diba’iyah. Jam’iyah Diba’iyah adalah kegiatan pembacaan shalawat Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan oleh remaja dan anak-anak (laki-laki) setiap satu bulan sekali pada hari kamis.

g. Pengajian di bulan Ramadhan menjelang buka puasa yang dilakukan setiap hari. Kegiatan pengajian tersebut mengkaji kitab-kitab kuning, sekaligus buka bersama dengan konsumsi dari masyarakat secara bergiliran.

h. Tadarus pada bulan Ramadhan. Pembacaan Al-Qur’an ini dilakukan pada bulan Ramadhan setelah shalat tarawih hingga jam 23.00 malam yang diikuti oleh masyarakat Pandean juga disertai adanya konsumsi dari masyarakat secara bergiliran.

51

i. Tempat pembagian zakat pada bulan Ramadhan. Yang dilaksanakan BAZ (Badan Amil Zakat) masjid Roudlotul Muttaqin.

Meskipun masjid Roudlotul Muttaqin tidak memiliki kepengurusan remaja masjid, namun dalam memperingati hari-hari besar Islam dan pengajian nasional selalu terlaksana dengan baik karena adanya partisipasi dari pemuda pemudi Karang Taruna “Citta Persada” dan masyarakat desa Pandean.2

B.Pengelolaan Dana Masjid Roudlotul Muttaqin

1. Sumber dan Penggunaan Dana/ Pemanfaatan Dana Masjid Roudlotul Muttaqin

Fungsi dari laporan sumber dan penggunaan dana masjid Roudlotul Muttaqin untuk mengetahui darimana asal pendapatan dana dan digunakan untuk apa saja. Sumber dana masjid Roudlotul Muttaqin, meliputi:

a. Kotak amal shalat Jum’at (setiap minggu) b. Kotak amal Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha c. Infaq dan shadaqah

d. Donatur (jika ada pembangunan atau renovasi masjid). Pada tahun 2015 pemasukan dana masjid Roudlotul Muttaqin tidak ada dari donatur karena tidak ada program pembangunan.

2

Muhammad Irwan, Sekretaris Masjid Roudlotul Muttaqin Wawancara, Sidoarjo, 23 Mei 2016.

52

Sedangkan pengeluaran atau penggunaan dana bulanan masjid Roudlotul Muttaqin meliputi:

a. Kliwonan. Pada pengajian tersebut membutuhkan dana untuk konsumsi para jama’ah.

b. Kebersihan. Anggaran dana honor dua orang seksi kebersihan.

c. Pengajian rutin (satu bulan dua kali). Pengeluaran dalam pengajian rutin tersebut pengurus mengeluarkan dana untuk memberikan honor atau bisyarah kepada pengisi acara pengajian serta khotib.

d. Pembayaran Listrik prabayar e. Pembayaran PDAM

f. Dan keperluan-keperluan operasional masjid.

Pengurus masjid Roudlotul Muttaqin melakukan pelaporan dana masjid setiap hari jum’at setelah shalat jum’at kepada pengurus masjid lainnya dan para jama’ah. Sedangkan pendapatan bunga masjid Roudlotul Muttaqin tidak pernah dipublikasikan kepada para jama’ah, pendapatan bunga tersebut hanya diketahui oleh pihak pengurus yang bersangkutan. Berikut gambaran dari sumber dan penggunaan dana masjid Roudlotul Muttaqin:

53

Gambar 3.1

Sumber dan Penggunaan Dana Masjid Roudlotul Muttaqin

Pada gambar di atas menunjukkan bahwa sumber dana masjid Roudlotul Muttaqin berasal dari kumpulan dana kotak amal, infaq dan shadaqah kemudian digunakan untuk operasional masjid Roudlotul Muttaqin seperti biaya pengajian rutin, biaya kebersihan, dan biaya operasional masjid.

2. Penempatan Dana Masjid pada Bank

Pengelolaan atau manajemen keuangan biasa digunakan dalam suatu perusahaan atau dalam suatu lembaga. Manajemen keuangan tersebut meliputi melakukan perencanaan, penganggaran, pengelolaan dan pengendalian pada keuangan dalam suatu perusahaan atau suatu lembaga.

Dokumen terkait