ANALISIS
PENGELOLAAN DANA MASJID ROUDLOTUL MUTTAQIN
DESA PANDEAN WARU SIDOARJO PADA PERBANKAN
SKRIPSI
Oleh :
SHIRLY FATATI QONITAH NIM : C04212077
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Analisis Pengelolaan Dana Masjid Roudlotul Muttaqin Desa Pandean Waru Sidoarjo Pada Perbankan” adalah hasil penelitian lapangan dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimana pengelolaan dana masjid Roudlotul Muttaqin desa Pandean Waru Sidoarjo dan bagaimana pengelolaan bunga bank dari dana masjid Roudlotul Muttaqin desa Pandean Waru Sidoarjo pada perbankan.
Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan secara langsung untuk menggali informasi yang berkaitan dengan pengelolaan dana masjid Roudlotul Muttaqin desa Pandean Waru Sidoarjo. Untuk pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara dengan ketua takmir, sekretaris dan bendahara masjid Roudlotul Muttaqin desa Pandean Waru Sidoarjo.
Adapun hasil yang diperoleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah pengelolaan dana masjid Roudlotul Muttaqin dikelola secara sederhana, baik dari segi keuangan maupun dari segi kepengurusan. Pada penelitian ini, pengelolaan dana masjid Roudlotul Muttaqin ditemukan menggunakan jasa bank konvensional untuk melakukan penyimpanan dana.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN………. iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TRANSLITERASI ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Kajian Pustaka.. ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 11
F. Kegunaan Penelitian ... 11
G. Definisi Operasional... ... 12
H. Metode Penelitian ... 13
I. Sistematika Pembahasan ... 19
BAB II MANAJEMEN KEUANGAN DAN MANAJEMEN KEUANGAN MASJID A. Manajemen Keuangan ... 21
1. Laporan Keuangan ... 22
2. Perencanaan Keuangan ... 25
3. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana ……… 30
B. Manajemen Keuangan Masjid ... 35
1. Sumber Dana ... 36
2. Pemanfaatan Dana ... 36
3. Kebijakan Pengelolaan Dana………. .... 36
BAB III PENGELOLAAN DANA MASJID ROUDLOTUL MUTTAQIN DESA PANDEAN WARU SIDOARJO PADA PERBANKAN A. Gambaran Umum Masjid Roudlotul Muttaqin Desa Pandean Waru Sidoarjo ... 42
1. Sejarah Masjid Roudlotul Muttaqin ... 42
2. Struktur Organisasi Masjid Roudlotul Muttaqin ... 45
3. Fasilitas Masjid Roudlotul Muttaqin ... 49
4. Kegiatan Masjid Roudlotul Muttaqin ... 49
B. Pengelolaan Dana Masjid Roudlotul Muttaqin ... 51
1. Sumber Dan Penggunaan/Pemanfaatan Dana Masjid ... 51
2. Penempatan Dana Masjid Pada Bank …………. ... 53
3. Proyeksi Aliran Dana Masjid Roudlotul Muttaqin ... 58
4. Laporan Arus Kas Masjid Roudlotul Muttaqin ... . 58
5. Laporan Keuangan Masjid Roudlotul Muttaqin ... . 60
BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN DANA MASJID ROUDLOTUL MUTTAQIN DESA PANDEAN WARU SIDOARJO PADA PERBANKAN A. Analisis Pengelolaan Dana Masjid Roudlotul Muttaqin Desa Pandean Waru Sidoarjo ... 63
B. Analisis Pengelolaan Bunga Bank Dari Dana Masjid Roudlotul Muttaqin Desa Pandean Waru Sidoarjo Pada Perbankan ... 66
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 70
DAFTAR PUSTAKA………...….. 72
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Contoh Neraca Trisakti Korporasi ... 23
2.2 Contoh Laporan Rugi Laba Trisakti Korporasi ... 24
2.3 Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana ... 32
2.4 Contoh Buku Harian Keuangan Masjid ... 39
2.5 Contoh Buku Rekapitulasi Keuangan Masjid ... 41
2.6 Contoh Daftar Tambahan Donatur Masjid ... 41
2.7 Contoh Ikhtisar Saldo Masjid ... 42
3.1 Buku Tabungan Bank Central Asia Masjid Roudlotul Muttaqin 2015 ... 55
4.1 Laporan Keuangan Masjid Roudlotul Muttaqin 2015 ... 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Sistem Penganggaran ... 28
2.2 Contoh Arus Kas (Cash Flow) ... 34
3.1 Sumber dan Penggunaan Dana Masjid Roudlotul Muttaqin ... 53
3.2 Arus Kas Masjid Roudlotul Muttaqin ... 59
3.3 Pemasukan Dana Masjid Roudlotul Muttaqin Tahun 2015 ... 61
DAFTAR TRANSLITERASI
Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis (technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin. Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai berikut:
Sumber: Kate L.Turabian. A Manual of Writers of Term Papers, Disertations (Chicago and London: The University of Chicago Press, 1987).
B. Vokal
1. Vokal Tunggal (monoftong) Tanda dan
Huruf Arab Nama Indonesia
ــــــــ fath}ah a
ــــــــ kasrah i
ــــــــ d}ammah u
Catatan: Khusus untuk hamzah, penggunaan apostrof hanya berlaku jika hamzah berh}arakat sukun atau didahului oleh huruf yang berh}arakat sukun. Contoh: iqtid}a>’ (ءﺎ ﻗا)
2. Vokal Rangkap (diftong) Tanda dan
3. Vokal Panjang (mad) Tanda dan
Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua :
1. Jika hidup (menjadi mud}a>f) transliterasinya adalah t. 2. Jika mati atau sukun, transliterasinya adalah h.
Contoh : shari>‘at al-Isla>m (م ﺳ ا ﺔ ﺮﺷ) : shari>‘ah isla>mi>yah ( ﺔ ﺳإ ﺔ ﺮﺷ)
D. Penulisan Huruf Kapital
Penulisan huruf besar dan kecil pada kata, phrase (ungkapan) atau kalimat yang ditulis dengan translitersi Arab-Indonesia mengikuti ketentuan penulisan yang berlaku dalam tulisan. Huruf awal (initial latter) untuk nama diri, tempat, judul buku, lembaga dan yang lain ditulis dengan huruf besar.
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan
diri kepada Allah SWT.1 Selain menjadi tempat ibadah umat Islam, masjid
juga dimanfaatkan sebagai :
1. Tempat pengembangan kegiatan seperti Baitul mal, koperasi masjid dan
unit pengumpul shadaqah, infaq dan zakat. Pengembangan kegiatan
tersebut merupakan sebagian peran masjid sebagai lembaga untuk
meningkatkan kesejahteraan umat.
2. Tempat melakukan kegiatan pendidikan keagamaan, melalui
majelis-majelis pengajian.
3. Pusat pengembangan ilmu. Para remaja masjid berperan dalam hal ini,
dengan berbagai kegiatan salah satunya mendirikan perpustakaan,
mengadakan kursus dan lain-lain. Untuk melengkapi fungsinya sebagai
pusat pengembangan ilmu, masjid juga mendirikan lembaga TPQ (Taman
Pendidikan Al-Qur’an).
4. Tempat musyawarah dan konsultasi kaum muslim. Masjid sebagai tempat
musyawarah dan konsultasi untuk membahas permasalahan-permasalahan
1
Moh Ayub, Muhsin MK, Ramlan Mardjoned, Manajemen Masjid (Jakarta: Gema Insani, 1996),
7.
2
yang sedang terjadi kepada masyarakat seperti masalah ekonomi, sosial,
pendidikan, dan budaya.2 Dengan beberapa fungsi tersebut tujuannya untuk
menciptakan kualitas kaum muslim yang baik.
Dalam Al Qur’an surat At-Taubah (9) ayat 18 disebutkan:
Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apapun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.3
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa, memakmurkan masjid merupakan
kewajiban kaum muslim. Orang yang memakmurkan masjid seperti
mendirikan shalat berjamaah, menjaga/merawat kebersihan masjid,
menolong sesama umat melalui kegiatan baitul mal, menjadikan masjid
sebagai pusat pengembangan ilmu melalui dakwah, sebagai tempat
pendidikan dan lain sebagainya itu juga merupakan sebagian dari tujuan
untuk memakmurkan masjid.
Salah satu bentuk memakmurkan masjid dengan menerapkan
manajemen atau pengelolaan masjid yang baik. Agar pengelolaan masjid
lebih terarah maka diperlukan adanya pengurus yang mengerti ilmu
pengetahuan manajemen yang baik maka pengelolaan masjid juga baik.
2
ICMI ORSAT Cempaka Putih, FOKKUS BABINROHIS Pusat dan Yayasan Kado Anak
Muslim, Pedoman Manajemen Masjid (Jakarta: Departemen Agama, 2004), 11.
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya juz 10 surat At-Taubah ayat 18, 256.
3
Dari ayat Al-Qur’an diatas terdapat beberapa hikmah yang diperoleh
bagi orang-orang yang memakmurkan masjid, yaitu :
1. Mendapatkan naungan dari Allah di hari kemudian (hari kiamat).
2. Mendapatkan keutamaan shalat berjamaah.
Seperti mendapatkan pahala 27 derajat, mendapat doa para malaikat,
diampuni dosanya yang telah lalu dan dinaikkan derajatnya.
3. Mendapat berbagai kebaikan.
Orang yang berusaha bersungguh-sungguh dalam memakmurkan masjid
akan mendapatkan balasan yang sesuai. Membuat rumah Allah menjadi
lebih hidup dengan berbagai kebaikan. 4
4. Mendapat petunjuk dari Allah SWT.
Masjid tanpa manajemen, seperti orang berjalan tidak mempunyai
arah dan tujuan. Sedangkan memakmurkan masjid adalah kewajiban
kaum muslim, jika tidak ada pengelolaan yang baik, maka tidak bisa
memenuhi kewajiban kita sebagai kaum muslim untuk memakmurkan
masjid. Dengan adanya manajemen, kegiatan akan terarah, perencanaan
untuk memakmurkan masjid jelas, mengevaluasi untuk memperbaiki
yang kurang baik dalam masjid agar masa depan masjid lebih baik.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pengertian manajemen adalah
proses pemakaian sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran
4
Asadulloh Al-Faruq, Panduan Lengkap Mengelola dan Memakmurkan Masjid (Solo: Pustaka
Arafah, 2010), 59.
4
yang telah ditentukan.5 Pengertian manajemen tersebut digunakan oleh
perusahaan atau lembaga bahkan lembaga berupa masjid.
Yang dibutuhkan dalam manajemen masjid tidak hanya memiliki
sumber daya manusia yang berkualitas dalam melakukan aktivitas
masjid, manajemen keuangan juga merupakan faktor pendukung
aktivitas masjid Agar pengelolaan dana masjid baik, maka diperlukan
ilmu manajemen keuangan yang baik.
Dengan seiring berkembangnya zaman, dalam pengelolaan dana
masjid melibatkan jasa perbankan dengan tujuan uang tersebut lebih
aman. Bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan kepada
masyarakat yang membutuhkan dana. Bank tidak hanya dibutuhkan oleh
masyarakat yang memiliki uang, masyarakat yang memerlukan uang
juga membutuhkan jasa bank untuk memenuhi kebutuhannya. Bank
sangat berperan dalam meningkatkan perekonomian suatu negara,
maupun masyarakat luas.6
Salah satu peran bank adalah sebagai perantara keuangan. Artinya,
bank membantu mendistribusikan dana dari kebutuhan dua nasabah
yaitu nasabah kelebihan dana dan kekurangan dana. Produk simpanan
yang ditawarkan oleh bank antara lain simpanan giro, tabungan,
deposito dan produk penghimpunan dana lainnya. Fungsi lainnya adalah
5
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008),
979-980.
6
Ismail, Manajemen Perbankan (Jakarta : Kencana Prenadamedia Group, 2010), 8.
5
penyaluran dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau
dalam bentuk penempatan dana lainnya.7
Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, disebutkan
bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk pembiayaan dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Jenis bank ada dua, yaitu bank konvensional dan bank syariah.
Kedua bank tersebut memiliki tujuan yang sama tetapi berbeda prinsip.
Bank syariah berpegang teguh pada prinsip hukum Islam. Terkait
dengan asas operasional bank syariah, berdasarkan Pasal 2 UU Nomor
21 Tahun 2008, disebutkan bahwa Perbankan syariah dalam melakukan
kegiatan usahanya berasaskan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan
prinsip kehati-hatian. Terkait dengan tujuan bank syariah, pada Pasal 3
dinyatakan bahwa Perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan,
kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.8
Masjid Roudlotul Muttaqin merupakan masjid yang berada di desa
Pandean Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo yang sudah berumur
puluhan tahun, sehingga sudah banyak lika-liku yang dialami, mulai dari
masalah pembangunan, keuangan, organisasi dan lain-lain. Manajemen
yang digunakan masjid Roudlotul Muttaqin termasuk sederhana, salah
7
Ibid., 9.
8
Rizal Yaya, Akuntansi Perbankan Syariah (Jakarta : Salemba Empat, 2014), 48.
6
satunya manajemen keuangan masjid Roudlotul Muttaqin. Pemasukan
atau sumber dana masjid Roudlotul Muttaqin hanya berasal dari uang
kotak amal, infaq dan shadaqah. Pengeluaran dana masjid Roudlotul
Muttaqin hanya seputar operasional masjid, seperti pembayaran listrik,
PDAM, gaji kebersihan, bisyaroh khotib, bisyaroh kegiatan pengajian
rutin (dua kali dalam satu bulan), dan lain-lain.
Pengurus masjid Roudlotul Muttaqin desa Pandean Waru Sidoarjo
mempercayakan dana masjid pada bank konvensional dimana dalam
penerapan sistem manajemen keuangan tidak menggunakan prinsip
syariah sebagaimana pada bank syariah, hal ini tentu menjadi
permasalahan karena dalam pengelolaan dana simpanan tersebut pasti
memiliki unsur bunga yang jelas bertentangan dengan syariat Islam.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengangkat judul: “Analisis
Pengelolaan Dana Masjid Roudlotul Muttaqin Desa Pandean Waru
Sidoarjo Pada Perbankan”. Agar pengelolaan dana masjid Roudlotul
Muttaqin lebih baik.
B.Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah
yang berkaitan dengan penelitian ini, sebagai berikut:
1. Produk yang digunakan oleh masjid Roudlotul Muttaqin dalam melakukan
7
2. Pengelolaan bunga bank pada masjid Roudlotul Muttaqin desa Pandean
Waru Sidoarjo.
Agar dalam pembahasan penelitian ini sesuai dengan sasaran yang
diinginkan dalam proses penelitian, maka peneliti memberikan batasan
masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah pengelolaan
bunga bank pada dana masjid Roudlotul Muttaqin desa Pandean Waru
Sidoarjo.
C.Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengelolaan dana masjid Roudlotul Muttaqin Desa Pandean
Waru Sidoarjo?
2. Bagaimana pengelolaan bunga bank dari dana masjid Roudlotul Muttaqin
Desa Pandean Waru Sidoarjo pada Perbankan?
D.Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan berjudul “Analisis Pengelolaan Dana Masjid
Roudlotul Muttaqin Desa Pandean Waru Sidoarjo Pada Perbankan”.
Penelitian ini tentu tidak lepas dari penelitian terdahulu yang dijadikan
8
1. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Anik Fitri Rahayu pada tahun 2011,
dengan judul penelitian “Sistem Pengelolaan Dana Pembangunan Masjid
Nurul Huda di Desa Lowayu Dukun Gresik”. Bahwasanya sumber dana
yang diperoleh Masjid Nurul Huda dari dalam adalah hasil usaha masjid
seperti penyewaan peralatan masjid dan hasil usaha tambak ikan. Sumber
dana dari luar, yaitu meliputi iuran masyarakat, mala jariyah dan dana yang
diperoleh dari donatur yang ada di luar negeri. Model penggalian dana
dilakukan dengan iuran masyarakat pada setiap bulan melalui ketua RT.
Dan pengalokasian dana pembangunan meliputi: pembelian bahan material,
peralatan pembangunan, biaya tukang, biaya transport, listrik dan
pembelian bahan bakar peralatan pembangunan. Dalam penelitian Anik
Fitri Rahayu adalah mengenai pengelolaan dana dalam proses
pembangunan masjid, sedangkan dalam penelitian ini membahas mengenai
pengelolaan dana masjid yang dikelola oleh perbankan.9
2. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Agustin Dian M. pada tahun 2013,
dengan judul penelitian “Sistem Manajemen Mutu Berdasarkan ISO
9001:2008 Di Masjid Al-Akbar Surabaya”. Bahwasanya membahas
mengenai kualitas sistem manajemen masjid Al-Akbar Surabaya
berdasarkan ISO 9001:2008. ISO 9001:2008 menetapkan
persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem
manajemen mutu. Dalam suatu lembaga atau perusahaan, pemberian ISO
bukanlah hal baru, lain halnya dengan lembaga seperti masjid. Dalam
9
Anik Fitri Rahayu, Pembangunan Masjid Nurul Huda di Desa Lowayu Dukun Gresik (Skripsi
IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2011), 6.
9
penelitian tersebut membahas mengenai kualitas sistem manajemen masjid,
berbeda dengan penelitian ini yang membahas mengenai pengelolaan dana
masjid pada perbankan.10
3. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Sastrawati pada tahun 2014, dengan
judul penelitian “Sistem Penggalian dan Pengalokasian Dana Masjid
Mu’ayyad Wonocolo Surabaya”. Bahwasanya penggalian dan
pengalokasian dana merupakan suatu kebutuhan dalam setiap manajemen
masjid, karena masjid memerlukan biaya tidak sedikit setiap bulannya.
Pengeluaran tersebut untuk mendanai kegiatan rutin, mengurus masjid,
memelihara atau merawatnya, dan melaksanakan kegiatan masjid. Dalam
pengalokasian dana, pengurus diharapkan mampu menyusun laporan
keuangan, mencatat dengan jelas, dari mana uang masuk, dan penggunaan
dana dari unit masin-masing. Dengan pengaturan yang cermat, uang itu
tidak terbuang percuma malah deposit dana yang ada sedapat mungkin
diusahakan berkembang. Sastrawati ingin mendalami sistem penggalian
dana dan pengalokasian dana masjid, dari mana sumber dana masjid dan
kemana alokasi dana masjid Mu’ayyad. Sedangkan pada penelitian ini
fokus pada penyimpanan dana masjid pada bank.11
4. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Abdul Latif pada tahun 2014,
dengan judul “Akuntabilitas dan Pengelolaan Keuangan di Masjid (Studi
Kasus di Masjid Nurul Huda Kecamatan Polanharjo)”. Bahwasanya dalam
10
Agustin Dian M., Sistem Manajemen Mutu Berdasarkan ISO 9001:2008 di Masjid Al-Akbar
Surabaya (Skripsi IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2013), 5-6.
11
Sastrawati, Sistem Penggalian dan Pengalokasian Dana Masjid Mu’ayyad Wonocolo Surabaya
(Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014), 13-14.
10
pengelolaan keuangan di masjid pengurus masjid sudah menerapkan
praktek akuntansi, walaupun masih menggunakan metode yang sederhana.
Pengelolaan keuangan dicatat dengan baik walaupun masih sederhana,
tetapi metode tersebut berlangsung bertahun-tahun dengan baik. Pada
penelitian Abdul Latif membahas mengenai pengelolaan dana masjid
dengan menerapkan sistem akuntansi, sedangkan dalam penelitian ini
membahas mengenai pengelolaan dana masjid dengan menggunakan jasa
perbankan.12
5. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Nur Kholidah Kholidiyah pada
tahun 2014, dengan judul penelitian “Kritik Pengelolaan Masjid:
Pemberdayaan Masjid Menurut Prespektif Kristis Pemikir Islam Untuk
Surabaya Dan Sekitarnya”. Bahwasanya pengelolaan masjid di Daerah
Surabaya dan sekitarnya dapat digolongkan dalam dua ketegori, yaitu kritis
dan koservatif. Dari sekian banyak masjid di daerah Surabaya dan
sekitarnya, pengelolaan masjid sebagaimana masjid kritis masih sangat
jarang, hal ini disebabkan karena masjid dirasa tidak dapat memberikan
manfaat langsung kepada umat. Sedangkan menurut para pemikir Islam
kritis, masjid tidak hanya tempat untuk ibadah saja, melainkan juga tempat
bagi terjadinya proses transformasi dan pembaharuan radikal serta
fundamental. Pada penelitian tersebut membahas mengenai pengelolaan
masjid dari segi pemberdayaan masjid dan pergeseran fungsi masjid saat
12
Abdul Latif, Akuntabilitas dan Pengelolaan Keuangan di Masjid (Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014), 7.
11
ini, sedangkan pada penelitian ini adalah membahas mengenai pengelolaan
pada dana masjid yang menggunakan jasa perbankan.13
Berbagai penelitian terdahulu yang pernah dibaca oleh peneliti,
beberapa penelitian di ataslah yang dianggap paling berhubungan dengan
penelitian yang sedang dilakukan saat ini, akan tetapi penelitian yang akan
diteliti oleh penulis fokus pada cara pengelolaan dana masjid dengan
menggunakan jasa perbankan, sehingga penelitian ini merupakan penelitian
yang baru.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang dirumuskan di atas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengelolaan dana masjid Roudlotul Muttaqin Desa
Pandean Waru Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui pengelolaan bunga bank pada dana masjid Roudlotul
Muttaqin Desa Pandean Waru Sidoarjo pada Perbankan.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini juga diharapkan adanya manfaat yang diperoleh
sebagai berikut:
13
Nur Kholidah Kholidiyah, Kritik Pengelolaan Masjid: Pemberdayaan Masjid Menurut
Prespektif Kritis Pemikir Islam Untuk Surabaya Dan Sekitarnya (Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014), 4-5.
12
1. Kegunaan Teoretis
Hasil penelitian yang diharapkan berguna bagi perkembangan ilmu
pengetahuan mengenai pengelolaan dana masjid dalam menggunakan jasa
perbankan berupa sumbangsih pemikiran bagi masyarakat desa Pandean
Waru Sidoarjo dan bagi pengelola dana masjid yang lain dalam
menggunakan jasa perbankan.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi penulis, dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan pengalaman baru
dalam penelitian serta sebagai perbandingan mengenai pengelolaan dana
masjid.
b. Bagi pengurus masjid, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai referensi dalam menjalankan pengelolaan dana masjid.
G.Definisi Operasional
Agar lebih memudahkan dalam memahami judul skripsi ini, maka peneliti
mendefinisikan beberapa istilah yang terdapat pada judul “Analisis
Pengelolaan Dana Masjid Roudlotul Muttaqin Desa Pandean Waru Sidoarjo
Pada Perbankan”, sebagai berikut:
1. Pengelolaan dana
Pengaturan, perencanaan, penganggaran, pengendalian keuangan
13
2. Masjid
Tempat ibadah masyarakat desa Pandean yaitu masjid Roudlotul
Muttaqin.
3. Perbankan
Badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
pembiayaan dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Bank Central Asia adalah bank konvensional
yang dipercaya oleh pengurus masjid Roudlotul Muttaqin desa Pandean
Waru Sidoarjo dalam penyimpanan dana.
H.Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang logis, sistematis, objektif,
untuk menemukan kebenaran secara keilmuan.14
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif yaitu
suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap suatu
perilaku, fenomena, peristiwa, masalah atau keadaan tertentu. Dengan
pendekatan deskriptif yaitu dengan cara mendeskrispikan suatu masalah,
peristiwa atau kejadian saat ini sebagaimana adanya saat penelitian
berlangsung.15
14
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: GP Press Group, 2013), 9.
15
Ibid., 10.
14
Untuk mendapatkan hasil penelitian sesuai yang diharapkan, diperlukan
beberapa langkah dalam pengolahan data hingga penyajian data yang baik.
Berikut langkah sistematis yang dibutuhkan adalah :
1. Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan yakni data yang perlu dihimpun untuk
menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah mengenai pengelolaan dana
masjid Roudlotul Muttaqin desa Pandean Waru Sidoarjo pada Perbankan.
2. Sumber Data
Sumber data disini adalah tempat atau orang dimana data tersebut
dapat diperoleh. Adapun sumber data yang dipakai pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer yakni subjek penelitian yang dijadikan sebagai
sumber informasi penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau
pengambilan data secara langsung.16 Yakni berupa wawancara atau
interview kepada ketua takmir, sekretaris, bendahara serta pengurus
lainnya Masjid Roudlotul Muttaqin desa Pandean Waru Sidoarjo.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari
sumber yang sudah ada.17 Pada sumber sekunder, data yang diambil
tidak dari sumber langsung tetapi dari literatur dan sumber lainnya yang
menjelaskan tentang pengelolaan dana Masjid, yaitu dari :
16
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), 91.
17
Ibid., 92.
15
• Manahan P. Tampubolon, Manajemen Keuangan (Finance
Management).
• James C. Van Horne, Financial Management Prinsip-prinsip
Manajemen Keuangan.
• John D. Martin, Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
• Hasil Kerjasama ICMI ORSAT Cempaka Putih FOKKUS
BABINROHIS Pusat dan Yayasan Kado Anak Muslim, Pedoman
Manajemen Masjid.
• Asadullah Al-Faruq, Panduan Lengkap Mengelola dan Memakmurkan
Masjid.
• Moh. E. Ayub, Muhsin MK, Ramlan Mardjoned, Manajemen Masjid.
3. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang akan digunakan penulis dalam
penelitian ini bersifat kualitatif. Secara lebih rinci teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Interview / Wawancara
Wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu bentuk
teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian
deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitaif.18 Dalam penelitian ini,
wawancara dilakukan dengan cara wawancara langsung baik secara
18
Nana Syaodih Sukmadinata, Jenis-jenis Penelitian. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
216.
16
terstruktur maupun wawancara bebas dengan pihak masjid Roudlotul
Muttaqin, khususnya dengan bendahara masjid.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data pendukung yang dikumpulkan sebagai
penguatan data wawancara. Jenis-jenis data dokumentasi dapat
disesuaikan oleh kebutuhan peneliti, bisa berupa gambar-gambar, grafik,
data angka, sejarah, dan dokumen-dokumen penting yang ada tentang
subyek dan situasi sosial.19
4. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini dikelola menggunakan
penelitian analisis deskriptif. Jenis penelitian ini dalam deskripsinya juga
mengandung uraian-uraian, tetapi fokusnya terletak pada analisis hubungan
antara variabel. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik-teknik pengolahan data sebagai berikut:
a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh
terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan antara
data yang ada dan relevansi dengan penelitian.20 Dalam hal ini, penulis
akan mengambil data yang akan dianalisis dengan rumusan masalah
saja.
b. Organizing, yaitu menyusun kembali data yang telah didapat dalam
penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah
19
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, 119.
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfa Beta, 2008), 243.
17
direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis.21 Penulis
melakukan pengelompokan data yang dibutuhkan untuk menganalisis
dan menyusun data tersebut dengan sistematis untuk memudahkan
penulis dalam menganalisa data.
c. Analizing, yaitu dengan menganalisis data yang telah diperoleh dari
penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta
yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari
rumusan masalah.22
5. Teknik Analisis Data
Data yang telah berhasil dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis
secara deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang menghasilkan data deskrptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan.23 Tujuan dari metode
ini adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran mengenai objek
penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.24
Peneliti menggunakan teknik ini karena yang digunakan adalah metode
deskriptif kualitatif, di mana memerlukan data-data untuk menggambarkan
suatu fenomena yang alamiah. Sehingga benar salahnya sudah sesuai
dengan peristiwa atau kejadian yang sebenarnya.
21
Ibid., 245.
22
Ibid., 246.
23
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kuanlitatif. (Surabaya: Airlangga University Press, 2011), 143.
24
Moh Nazir, Metode penelitian (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005), 63.
18
6. Triangulasi atau Uji Keabsahan Data
Triangulasi merupakan teknik yang digunakan untuk menguji
kepercayaan data (memeriksa keabsahan data atau verifikasi data). Dalam
penelitian kualitatif deskriptif, triangulasi adalah cara yang ditempuh untuk
melakukan verifikasi sepanjang penelitian dilakukan hingga data dianalisis
dan laporan ditulis.
Menurut Miles dan Hubberman (1990) memberikan langkah-langkah
triangulasi tersebut sebagai berikut:25
a. Teknik menyamakan makna dilakukan melalui:
1) Perhitungan
2) Memperhatikan pola
3) Melihat kelogisannya
4) Mengelompokkannya
5) Membuat perumpamaan
6) Memilih konsep atau tema
7) Menarik kesimpulan khusus ke umum
8) Penentuan faktor
9) Memperhatikan hubungan antar konsep atau variabel
10)Menemukan konsep atau variabel penyela
11)Membangun rangkaian logis mengenai bukti
12)Membuat pertalian konseptual atau teoritis (benang merah).
25
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, 139.
19
b. Teknik menguji dan memastikan temuan dilakukan melalui:
1) Memeriksa kerepresentatifan
2) Memeriksa pengaruh peneliti
3) Memberi bobot dan bukti
4) Membuat pertentangan atau perbandingan
5) Memeriksa makna segala sesuatu yang diluar
6) Menggunakan kasus yang ekstrim
7) Menyingkirkan hubungan palsu
8) Membuat replikasi temuan
9) Mencari penjelasan tandingan
10)Memberi bukti negatif
11)Mendapatkan umpan balik dari informan.
c. Teknik dokumentasi dan pemeriksaan data atau informasi dilakukan:
1) Verifikasi data yang diperoleh dari berbagai sumber
2) Memperjelas prosedur data dan temuan yang diperoleh.
I. Sistematika Pembahasan
Dalam penelitian ini, susunan penyajian diperlukan dalam pembahasan
agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan lebih mudah dipahami oleh
pembaca serta untuk memahami isi dari hasil penelitian. Oleh karena itu
penulis membagi laporan dari hasil penelitian menjadi lima (5) bab, sebagai
20
Bab pertama, yaitu Pendahuluan. Bab ini menjelaskan tentang latar
belakang masalah penelitian, identifikasi dan batasan masalah, rumusan
masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi
operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, yaitu pembahasan. Bab ini menjelaskan tentang permasalahan
yang berhubungan dengan penelitian secara teoritis sebagai landasan atau
komparasi analisis dalam melakukan penelitian. Dalam bab ini memaparkan
tinjauan umum tentang cara pengelolaan dana masjid dan bunga bank.
Bab ketiga, yaitu Penyajian Data. Pada bab ini menyajikan data yang
didapatkan dari lapangan secara detail tanpa ada penambahan atau
pengurangan. Data yang disajikan dalam bab ini benar-benar di sajikan secara
objektif tanpa disertai opini penulis serta dapat mengetahui sedikit gambaran
tentang masjid Roudlotul Muttaqin Desa Pandean Waru Sidoarjo.
Bab keempat, yaitu Analisis Data. Pada bab ini membahas mengenai
analisis data dari hasil penelitian mengenai analisis pengeloaan dana masjid
Roudlotul Muttaqin Desa Pandean Waru Sidoarjo.
Bab kelima, yaitu Penutup. Kesimpulan menjelaskan tentang hasil
penelitian dan pembahasan disesuaikan dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian yang disajikan secara singkat dan jelas, serta memberikan saran
yang diberikan oleh penulis sebagai himbauan kepada pembaca atau instansi
BAB II
MANAJEMEN KEUANGAN DAN MANAJEMEN KEUANGAN MASJID
A. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah sebagai salah satu ilmu yang bersifat
deskriptif tentang pendekatan pengelolaan operasional perusahaan ke arah
konsepsi teoritis korporasi dalam lingkungan yang dinamis dan dalam
kondisi yang tidak mempunyai kepastian.1
Adapun fungsi manajemen keuangan dalam suatu lembaga atau
perusahaan merupakan proses perencanaan anggaran (budgeting) dimulai
dengan forecasting sumber pendanaan (source found), pengorganisasian
kegiatan dengan penggunaan dana secara efektif dan efisien, serta
mengantisipasi semua resiko (risk ability).
Dalam melaksanakan fungsi manajemen keuangan, terdapat tujuan
korporasi/lembaga antara lain; 2
• Untuk mencapai kesejahteraan pemegang saham secara maksimum
• Mencapai keuntungan maksimum dalam jangka panjang
• Mencapai hasil manajerial yang maksimum
• Mencapai pertanggungjawaban sosial dalam pengertian; peningkatan
kesejahteraan dari karyawan.
1
Manahan P. Tampubolon, Manajemen Keuangan (Finance Management) (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2013), 1.
2
Ibid., 3.
22
1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan suatu korporasi/lembaga pada umumnya meliputi;
Neraca (Balance Sheets) dan Laporan Rugi Laba (Income Statement).
Laporan keuangan digunakan untuk berbagai macam tujuan. Setiap
penggunaan yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda pula.
Informasi yang didasarkan pada analisis keuangan mencakup penilaian
keadaan keuangan korporasi/lembaga baik yang telah lampau, sekarang
dan ekspektasi pada masa yang akan datang. Tujuan analisis ini
digunakan untuk mengidentifikasi setiap kelemahan dari keadaan
keuangan yang dapat menimbulkan masalah dimasa depan.
Analisis rasio keuangan merupakan alat utama dalam analisis
keuangan, analisis ini digunakan untuk mengetahui keadaan keuangan
perusahaan/lembaga.3 Sebelum melakukan analisis, perlu diketahui
terlebih dahulu dasar-dasar dari laporan keuangan, sebagai berikut:
a. Neraca (Balance Sheets)
Neraca merupakan laporan tentang posisi keuangan suatu
korporasi/lembaga pada waktu tertentu yang meliputi; aktiva,
hutang, dan modal. Aktiva merupakan sumber daya yang dimiliki
oleh korporasi itu sendiri, sedangkan hutang dan modal adalah bagian
dari pembelanjaan korporasi.4 Persamaan neraca adalah: total aktiva
= total utang + modal pemilik. Seperti contoh tabel di bawah ini:
3
Ibid., 19.
4
Ibid., 20.
23
Tabel 2.1
Contoh Neraca Trisakti Korporasi NERACA (Balance Sheets)
Surat Berharga (Marketable Securitie) .500 .500 Piutang (Account Receivables) 14.450 17.000 Persediaan Barang (Inventories) 19.210 20.400 Biaya Dibayar dimuka (Additional
Costs)
.350 .520
Aktiva Lancar (Total Current Assets) 37.060 40.800 Aktiva Tetap:
(Fixed Assets)
Tanah (Land) 3.400 3.400
Gedung dan Mesin (Plant & Building) 19.040 20.910 Penyusutan Gedung dan Mesin
(Depreciation)
(11.560) (12.410)
Aktiva Tetap (Fixed Assets): 7.480 8.500
Total Aktiva: (Total Assets) 47.940 52.700
Hutang Lancar: (Current Liabilities)
Hutang Dagang (Account Payables) 5.440 5.100
Wesel Bayar (Bill’s Payable) 1.530 5.780
Gaji yang Akan Dibayar (Salaries) 6.460 5.270 Hutang Lain-lain (Other’s Acc Payable) .850 .850 Hutang Lancar (Current Liabilities): 14.280 17.000 Hutang Jangka Panjang:
(Long Term Debt)
Obligasi (Bond’s) 18.700 18.190
Modal Pemegang Saham:
Total Modal (Total Equity): (11.560) (12.410) Total Hutang dan Modal:
(Total Liabilities & Stockholder’s Equity)
24
b. Rugi Laba (Income Statement)
Rugi Laba adalah laporan hasil dari aktivitas atau kegiatan
operasional korporasi dalam suatu periode tertentu. Laporan ini pada
umumnya disusun dengan menggunakan konsep “Accrual Basis”. Hal
ini menunjukkan bahwa pendapatan dan biaya yang dilaporkan tidak
selalu menggambarkan “Actual Cash Flows” selama periode tersebut.
Dengan demikian “Net Earnings” yang diperoleh tidak sama dengan
aktual cash yang dihasilkan dari operasional korporasi.5Accrual Basis
adalah metode pencatatan pendapatan dan biaya secara akrual
terpisah dari saat penerimaan atau pengeluaran tunai. Net earnings
sama dengan net profit yang artinya laba bersih atau pendapatan
bersih.6 Berikut contoh laporan Rugi Laba:
Tabel 2.2
Contoh Laporan Rugi Laba Trisakti Korporasi Laporan Rugi Laba (Incomen Statement)
(dalam $000)
Tahun 2011 2012
Penjualan (Total Sales) 81.600 86.700
Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)
(60.790) (64.600)
Laba Kotor (Gross Income): 20.810 22.100
Biaya Operasional: (Operational Cost)
Biaya Penjualan (Sales Expenses): (4.900) (5.100) Biaya Penyusutan (Depreciation): (.800) (.850) Biaya Administrasi & Umum (Other’s &
Administration Expenses)
(9.200) (9.350)
5
Manahan P. Tampubolon, Manajemen Keuangan, 20.
6
John D. Martin, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jilid 1, Haris Munandar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), 28-30.
25
Laporan Rugi Laba (Incomen Statement) (dalam $000)
Tahun 2011 2012
Laba Operasi Bersih (Net Income Before Interest &Taxes)
5.910 6.800
Biaya Bunga (Interest) (1.630) (1.700)
Pendapatan Sebelum Pajak: (Income Before Taxes)
4.280 5.100
Pajak Pendapatan (Taxes) (1.710) (2.040)
Laba Bersih (Net Income) : 2.570 3.060
Pembagian Laba Bersih:
(Net Income For Deviden and Earnings) Deviden atas Saham (Deviden per-share):
.500 .510
Laba yang Ditahan (Retained Earnings) 2.070 2.550 Data per-Saham:
(Share Info)
Jumlah Saham (Total Share) 100.000 100.000
EPS (Earnings per-Share) 25.700 30.600
Dalam kondisi tersebut terdapat dua alasan perbedaan antara Net
Income dengan Cash Flow-nya, yaitu yang pertama, pendapatan dan
biaya sudah dimasukkan ke dalam laporan rugi laba meskipun tidak
terjadi cash flow. Yang kedua, biaya yang dimasukkan ke dalam
laporan rugi laba bukan merupakan “cash expenses”, sebagai contoh;
penyusutan atas aktiva tetap adalah bukan pengeluaran kas korporasi,
tetapi dihitung sebagai biaya.
2. Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan adalah suatu penyusunan tindakan bagi
korporasi/lembaga sebagai pedoman pelaksanaan aktivitas dimasa yang
26
dalam menganalisis cacatan korporasi/lembaga yang lampau untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kekayaan pemegang
saham.
Perencanaan keuangan tergantung dari macam perencanaan
keuangan yang dibuat. Apabila korporasi/lembaga membuat perencanaan
laporan keuangan untuk suatu periode tertentu, maka dasar perencanaan
yang terbaik adalah posisi laporan keuangan terakhir. Sedangkan apabila
korporasi/lembaga akan membuat anggaran kas maka dasar perencanaan
yang baik adalah menilainya dari rencana penerimaan dan pengeluaran
kas dalam periode yang direncanakan. Berikut adalah dasar-dasar
perencanaan keuangan;
a. Penyusunan Laporan Keuangan Pro-Forma
Proses penyusunan laporan keuangan Pro-Forma dapat dilakukan
secara sederhana apabila dilakukan untuk satu periode perencanaan
dan atas dasar satu kondisi tertentu, tetapi apabila untuk beberapa
periode dan berdasarkan beberapa asumsi maka laporan keuangan
akan menjadi rumit.
b. Proyeksi Anggaran Kas
Anggaran merupakan bentuk perencanaan aktivitas yang
digunakan sebagai dasar untuk melakukan koordinasi pelaksanaan
aktivitas tersebut. Anggaran mempunyai jangka waktu satu tahun
atau kurang. Meskipun demikian dalam masalah Capital Budgeting
27
waktu yang lebih dari satu tahun. Anggaran tahunan biasanya dibagi
dalam anggaran bulanan, triwulanan atau semesteran. Anggaran
dikelompokkan menjadi dua yaitu anggaran keuangan dan anggaran
operasional. Anggaran keuangan meliputi; Anggaran kas, Anggaran
neraca dan Rugi Laba/Laporan Keuangan Pro-Forma, dan Anggaran
sumber dana dan Penggunaan dana. Anggaran operasional meliputi;
Anggaran penjualan, Anggaran Produksi, Anggaran Biaya
administrasi, dan lain-lain.7
Dalam penyusunan anggaran keuangan memiliki tiga fungsi
pokok yaitu; untuk menyatakan kapan dan berapa kebutuhan
keuangan perusahaan pada periode tersebut, menjadi dasar untuk
mengambil tindakan koreksi saat jumlah yang dianggarkan tidak
sama dengan jumlah realisasi atau jumlah sebenarnya, anggaran juga
menjadi dasar untuk evaluasi kinerja perusahaan.
Penyusunan rencana keuangan tidak hanya untuk anggaran
keuangan saja, akan tetapi juga untuk anggaran-anggaran yang lain
untuk memahami dasar penyusunannya. Susunan rencana pada sistem
penganggaran meliputi tiap-tiap sumber cash flow yang akan
berpengaruh pada perusahaan selama periode yang direncanakan.
Secara umum, suatu bisnis memanfaatkan empat macam anggaran
7
Manahan P. Tampubolon, Manajemen Keuangan, 28.
28
yaitu anggaran fisik, anggaran biaya, anggaran pendapatan, dan
anggaran kas. Seperti pada gambar di bawah ini. 8
Gambar 2.1 Sistem Penganggaran
c. Proyeksi Arus Dana (Cash Flow)
Proyeksi arus kas digunakan sebagai alat untuk pengendalian
aliran kas (masuk dan keluar). Masa proyeksi aliran dana dibagi
8
John D. Martin, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jilid 1, 552-553. Anggaran pendapatan:
Laba penjualan, ongkos penjualan barang, pengeluaran lain-lain Anggaran Fisik:
Unit penjualan, pegawai, unit produksi, unit investaris, sarana-sarana fisik
Anggaran Belanja:
Ongkos produksi, ongkos penjualan, biaya administrasi, biaya keuangan, biaya litbang.
Anggaran Kas:
Penerimaan dana, pengeluaran dana, kebutuhan keuangan
29
menjadi dua yaitu proyeksi aliran dana jangka pendek dan jangka
panjang.
Proyeksi aliran dana jangka pendek (dalam satu tahun)
digunakan untuk pembiayaan dan penerimaan dari operasi korporasi.
Pembiayaan tersebut adalah biaya tetap dan biaya variabel.
Sedangkan penerimaan tersebut adalah sumber dari hasil
operasional.9
Jenis biaya dalam proyeksi aliran dana jangka pendek adalah
berdasarkan perilaku, biaya dapat digolongkan sesuai dengan tingkah
laku dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan yang
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:10
a. Biaya Tetap (Fixed Cost). Adalah biaya yang jumlahnya relatif
tetap, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau
aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.
b. Biaya Variabel (Variable Cost). Adalah biaya yang jumlahnya
berubah-ubah sebanding (proposional) dengan perubahan volume
kegiatan.
c. Biaya Semivariabel (Semivariable Cost / Mixed Cost). Adalah
biaya yang sebagian tetap dan sebagian lagi berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.
9
Manahan P. Tampubolon, Manajemen Keuangan, 29.
10
Sulastiningsih, Zulkifli, Akuntansi Biaya Dilengkapi Dengan Isu-Isu Kontemporer (Yogyakarta: UPP, 1999), 83-84.
30
Proyeksi aliran dana jangka panjang (lebih dari satu tahun)
digunakan untuk membiayai investasi (sarana prasarana, mesin dan
peralatan). Sedangkan penerimaan diramalkan dari hasil Internal Rate
of Return (IRR). Laporan keuangan setiap tahun korporasi (financial
report) yaitu hasil akhir dari Income Statement.
Implikasi operasional aliran kas dalam praktek sehari-hari berupa
anggaran kas. Anggaran kas tersebut meliputi; saldo kas awal,
penerimaan dan pengeluaran kas, surplus atau defisit kas.11
Perencanaan dan pengendalian dalam manajemen keuangan
merupakan kunci keberhasilan suatu perusahaan/lembaga, karena
didalamnya terdapat sebuah kerangka kerja. Kerangka kerja dalam
perencanaan keuangan tersebut meliputi penggunaan proyeksi atas
dasar standar prestasi yang ditentukan. Sedangkan pengendalian
manajemen keuangan perlu adanya pengembangan mekanisme agar
memperoleh umpan balik bagi korporasi/lembaga.12
3. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana (Sources and Uses Funds)
Manajer keuangan bertugas untuk memastikan bahwa perusahaan
memiliki dana yang memadai untuk memenuhi kewajiban keuangannya
serta mendapatkan keuntungan dari peluang investasi. Untuk membantu
analis menilai keputusan ini maka penting untuk mengetahui arus dana
11
Manahan P. Tampubolon, Manajemen Keuangan (Finance Management), 29.
12
R. Agus Sartono, Ringkasan Teori Manajemen Keuangan Edisi 3 (Yogyakarta:
31
suatu perusahaan. Laporan arus dana merupakan hasil bersih atas
berbagai perubahan antara dua neraca yang dapat diperbandingkan dalam
tanggal yang berbeda.
Dasar dalam pembuatan laporan dana dimulai dari menentukan
jumlah dan arah perubahan bersih neraca yang terjadi di antara dua
tanggal neraca, kemudian mengklasifikasikan perubahan bersih neraca
sebagai sumber dan penggunaan dana, serta mengkonsolidasikan
informasi ini dalam format laporan sumber dan penggunaan dana.
Setelah melakukan dasar-dasar tersebut, tahap selanjutnya yaitu
melakukan penyesuaian agar dapat menghasilkan laporan yang sangat
informatif sebagai dasar analisis.13
Laporan sumber dan penggunaan dana digunakan untuk
menunjukkan bagaimana dana yang diperoleh dan bagaimana
penggunaan dana yang dimiliki. Berbeda dengan neraca, analisis sumber
dan penggunaan dana memberikan informasi tentang bagaimana suatu
korporasi/lembaga mencapai posisi tertentu. Suatu sumber dana
diidentifikasi sebagai penurunan dalam nilai aktiva atau peningkatan
dalam nilai pasiva. Selain untuk mengidentifikasi sumber penggunaan
dana, laporan sumber dan penggunaan dana juga digunakan untuk
mengidentifikasi praktek-praktek pembiayaan yang tidak benar. Cara
yang paling sederhana untuk menyusun laporan sumber dan penggunaan
13
James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, Fundamentals of Financial Management, Dewi
32
dana adalah dengan menghitung perbedaan atau selisih antara
rekening-rekening neraca dan informasi dari laporan rugi laba.
Berikut contoh laporan sumber dan penggunaan dana sebagai berikut: 14
Tabel 2.3
Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Trisakti Korporasi
Tahun 2012 (dalam $000) Sumber Dana:
1. Laba Bersih $3,060
2. Penyusunan Aktiva Tetap 850
3. Penerimaan Kas 170
4. Hutang Wesel Bayar 4,250
Total Sumber Dana $8,330
Trisakti Korporasi Tahun 2012 (dalam $000) Penggunaan Dana:
1. Investasi dalam Piutang $2,550
2. Investasi dalam Persediaan 1,190
3. Kenaikan dalam Biaya Dibayar Dimuka
170
4. Investasi Gedung dan Mesin 1,870
5. Pelunasan Hutang Dagang 340
6. Pembayaran Gaji 1,190
7. Pelunasan Hutang Obligasi 510
8. Pembayaran Deviden 510
Total Penggunaan Dana: $8,330
5. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)
Tujuan dari laporan arus kas (Statement of cash flow) adalah untuk
melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan selama suatu
14
Manahan P. Tampubolon, Manajemen Keuangan (Finance Management), 32-34.
33
periode waktu, yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu: aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan. Laporan arus kas menjelaskan berbagai
perubahan dalam kas dengan mencantumkan berbagai aktivitas yang
menaikkan kas dan yang menurunkan kas. Arus kas masuk atau keluar
setiap aktivitas akan dipisahkan sesuai dengan salah satu dari tiga
kategori tersebut.15 Berikut adalah bentuk gambar cash flow atau arus
kas:16
15
James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, Fundamentals of Financial Management,
263-264.
16
John D. Martin, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, 546.
34
Gambar 2.2
Contoh Arus Kas (Cash Flow) KAS
bitan saham Pemasukan dr
35
B. Manajemen Keuangan Masjid
Manajemen tidak hanya digunakan dalam suatu lembaga, korporasi atau
perusahaan. Masjid juga diperlukan adanya sebuah manajemen didalamnya
agar aktifitas masjid dapat berjalan dengan baik. Tanpa adanya manajemen,
aktivitas masjid tidak dapat terarah dengan baik. Dengan adanya sebuah
manajemen dalam masjid kita dapat mengetahui potensi yang dimiliki
masjid.
Adapun pengertian manajemen masjid adalah suatu set keterampilan
yang dapat membantu takmir masjid untuk mendapatkan tujuan yang hendak
dicapai dengan menggunakan potensi masjid dan hal-hal yang terkait dengan
cara yang efektif dan produktif.17
Manajemen masjid secara umum dibagi menjadi dua, yaitu manajemen
fisik dan manajemen fungsional. Manajemen fisik masjid yaitu mengatur
tentang kepengurusan takmir masjid, pengaturan administrasi dan keuangan,
dan segala hal yang terkait dengan kebutuhan fisik masjid. Adapun
manajemen fungsional masjid adalah pengaturan tentang pelaksanaan fungsi
masjid sebagai sarana ibadah, tempat mencari ilmu dan pusat pembinaan
umat.18 Manajemen keuangan masjid terdiri dari:
17
Asadullah Al-Faruq, Panduan Lengkap Mengelola dan Memakmurkan Masjid (Solo: Pustaka
Arafah, 2010), 63.
18
Ibid., 65.
36
1. Sumber dana
Sumber dana masjid berasal dari donatur, kotak amal, shadaqah,
infaq, zakat, sumbangan pemerintah (jika ada) dan lain-lain.19
2. Pemanfaatan dana. Pemanfaatan dana digunakan untuk kebutuhan
internal, kebutuhan eksternal, dan kebutuhan pendukung. Kebutuhan
internal masjid adalah kebutuhan untuk masjid itu sendiri dan orang
yang bersangkutan dengan masjid meliputi honor/bisyarah petugas
kebersihan, penjaga masjid, biaya alat tulis dan perlengkapan, biaya
listrik, dan lain-lain. Adapun kebutuhan eksternal masjid adalah
kebutuhan untuk orang luar (selain pengurus) yang berhubungan masjid
meliputi honor/bisyarah khatib Jum’at dan hari raya, honor/bisyarah
penceramah, biaya peringatan hari-hari besar Islam, bantuan sosial, dan
lain-lain. Adapun biaya pendukung masjid, biaya ini diperlukan untuk
melakukan publikasi, pembuatan brosur, bulletin, dan lain-lain.20
3. Kebijakan pengelolaan keuangan
Dalam kebijakan keuangan masjid, diperlukan catatan dan
administrasi berupa pembukuan agar dapat mengetahui pemasukan dan
19
ICMI ORSAT Cempaka Putih, Pedoman Manajemen Masjid (Jakarta: Departemen Agama,
2004), 154.
20
Ibid., 163-164.
37
pengeluaran dana masjid sebagai acuan laporan kepada jama’ah. Adapun
kebijakan administrasi keuangan masjid, meliputi:
a) Penerimaan. Merupakan dana yang diterima oleh masjid dari sumber
dana masjid yang meliputi uang kotak amal, amal jariyah, donatur,
shadaqah, infaq, dan zakat. Beberapa prosedur yang harus dilakukan
dalam penerimaan dana, yaitu:
- Harus mempunyai tanda bukti penerimaan dalam menerima dana
melalui kas/bank maupun giro pos.
- Dalam tanda bukti tersebut harus mencantumkan nama sumber
dana, nominal uang, tanggal penerimaan dan jenis
penerimaannya.
- Penerimaan tersebut harus dicatat dalam pembukuan.
- Pencatatan disesuaikan dengan klasifikasinya (shadaqah, infaq,
zakat, wakaf atau khusus).
- Uang tunai atau cek/bilyet giro diserahkan kepada bendahara.
- Bendahara bertanggungjawab dalam penyimpanan uang kas atau
pada rekening bank.
- Pelaporan harus dibuat dalam berkala, seperti setiap jum’at, per
bulan atau per tahun.
- Jama’ah dan donatur harus mengetahui laporan dana masjid.
b) Pengeluaran. Merupakan dana yang dikeluarkan oleh masjid yang
digunakan untuk pelaksanaan program kerja dan memenuhi
38
maupun biaya pendukung. Beberapa prosedur dalam melakukan
pengeluaran dana masjid, sebagai berikut:
- Setiap pelaksanaan kegiatan yang memerlukan dana diajukan
kepada bendahara.
- Pengeluaran dana dapat berbentuk kas, transfer maupun
cek/bilyet giro.
- Pengeluaran dana harus sesuai dengan kewenangan batas
otoritas.
- Setiap pengeluaran harus mempunyai bukti resmi.
- Dalam mengajukan kebutuhan dana untuk kegiatan ditujukan
kepada seksi sebagai penanggungjawab kegiatan.
- Setiap pengajuan yang bersifat mendadak atau selain dalam
program kerja maka pengajuan harus kepada ketua masjid.
- Pencatatan pengeluaran dana harus sesuai dengan klasifikasinya.
c) Anggaran dan pengendalian. Dana masjid perlu diadakan anggaran
dana untuk menyusun rencana kerja kegiatan yang terdapat dalam
program kerja masjid, dan sebagai alat pengawasan dan
pengendalian dana kegiatan masjid.
d) Laporan keuangan. Segala proses akuntansi transaksi keuangan
masjid disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Transaksi
keuangan harus mengikuti beberapa ketentuan yang berlaku, yang
bertujuan untuk mengakuntansikan seluruh transaksi keuangan,
39
berupa laporan. Adapun proses penyusunan laporan keuangan
dengan beberapa tahap sebagai berikut:
1) Dokumen transaksi
Dokumen transaksi ini meliputi dokumen internal dan eksternal.
Contoh dokumen internal seperti pembayaran upah tukang, upah
tenaga kebersihan. Contoh dokumen eksternal seperti faktur,
nota pembelian, kuintansi dari pihak eksternal.
2) Buku harian
Buku harian adalah buku yang berisi catatan seluruh transaksi
keuangan secara kronologis. Dalam melakukan pencatatan
transaksi keuangan ke dalam buku harian harus disertai dengan
bukti transaksi kegiatan. Pada umumnya buku harian meliputi
buku harian kas, bank, maupun giro. Berikut contoh buku harian
dalam laporan keuangan masjid:
Tabel 2.4
Contoh Buku Harian Keuangan Masjid
Masjid : ...
BUKU KAS / BANK / GIRO
BULAN/TAHUN
40
a) Buku rekapitulasi
Setelah melakukan pencatatan transaksi keuangan secara
periodik ke dalam buku harian, kemudian dipindahkan ke dalam
buku rekapitulasi atau buku besar. Buku ini berfungsi untuk
mencatat transaksi-transaksi yang sejenis. Berikut contoh buku
rekapitulasi/buku besar dalam laporan keuangan masjid: Masjid : ...
LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN JUM’AT KE ... TGL ... BULAN ...
I Saldo Awal xx
II Penerimaan
- Donatur xx
- xx
-Jumlah Penerimaan xx
III Pengeluaran
- xx
- xx
Jumlah pengeluaran xx
41
Tabel 2.5
Contoh Buku Rekapitulasi Keuangan Masjid
b) Daftar tambahan
Diperlukan adanya daftar tambahan, jika transaksi kegiatan
masjid cukup banyak dan rinci, serta sebagai pendukung buku
rekapitulasi. Semua pencatatannya berasal dari dokumen
transaksi yang sama, misal daftar sumbangan donatur. Berikut
contoh daftar tambahan dalam laporan keuangan masjid:
Tabel 2.6
Contoh Daftar Tambahan Donatur Masjid Masjid : ...
BUKU REKAPITULASI
NAMA : ...
KODE AKUN : ...
TGL No. Bukti Uraian Debet Kredit
Masjid : ...
DAFTAR DONATUR TETAP
TAHUN ...
42
c) Ikhtisar saldo
Digunakan sebagai acuan atau dasar penyusunan laporan
keuangan dalam bulanan, triwulan, atau tahunan yang berasal
dari saldo dalam buku rekapitulasi/buku besar. Kemudian
dipindahkan dan disusun ke dalam daftar yang disebut dengan
ikhtisar saldo. Contoh buku ikhtisar saldo dalam laporan
keuangan masjid:
Tabel 2.7
Contoh Ikhtisar Saldo Masjid
d) Audit keuangan. Pada umumnya audit keuangan masjid atau
pemeriksaan keuangan masjid diarahkan pada pemeriksaan
pengumpulan dan penyaluran dana. Dikarenakan mayoritas
dana yang terkumpul dari shadaqah, infaq, dan zakat. Tujuan
dalam pemeriksaan tersebut untuk mengkondisikan proses
penerimaan dan penyaluran dana dari masyarakat bersifat
transparansi.21
21
Ibid., 165-172.
Masjid : ...
IKHTISAR SALDO
BULAN/TAHUN ...
Kode Akun Nama Akun Debet Kredit
42
BAB III
PENGELOLAAN DANA MASJID ROUDLOTUL MUTTAQIN DESA PANDEAN WARU SIDOARJO PADA PERBANKAN
A. Gambaran Umum Masjid Roudlotul Muttaqin Desa Pandean Waru Sidoarjo
1. Sejarah Masjid Roudlotul Muttaqin
Masjid Roudlotul Muttaqin adalah masjid pertama yang ada di desa
Pandean dan didirikan oleh masyarakat desa pandean pada tahun 1940.
Letak geografis masjid Roudlotul Muttaqin berada di Jl. Kolonel
Sugiono Pandean Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo. Pendiri masjid
Roudlotul Muttaqin adalah masyarakat desa Pandean. Masyarakat desa
Pandean dikenal sebagai masyarakat yang mayoritas perekonomiannya
menengah ke atas sehingga dapat mendirikan masjid sendiri. Selain itu,
tujuan didirikannya masjid ini agar masyarakat desa Pandean dapat
melakukan shalat berjama’ah lima waktu. Pada saat itu masjid ini
hanyalah sebuah bangunan biasa dan dijadikan sebagai tempat
pengembangan ilmu, seperti mendirikan majelis ta’lim dan pengajian
kitab serta ilmu pengetahuan umum bagi santri dan masyarakat umum
pada sore hari setelah shalat ashar.
Seiring perkembangan masjid, pada tahun 1951 masjid Roudlotul
Muttaqin melakukan rehabilitasi pada bagian tengah. Kemudian pada
tahun 1980 melakukan rehabilitasi pada seluruh bagian masjid mulai dari
43
tatanan seperti pada kamar mandi masjid diubah menjadi tempat shalat
wanita. Dan pada tahun itu juga, H. Masrur Arif dan K.H. Hasan Arif
dijadikan sebagai pelindung masjid Roudlotul Muttaqin dan beliau
merupakan salah satu tokoh masyarakat serta pendiri pondok pesantren
“Nurul Hikmah” yang berada di desa Pandean. Pada saat itu, sistem
organisasi masjid sangat sederhana, masjid hanya memiliki beberapa
pengurus untuk mengelola masjid sehingga pada saat melakukan
rehabilitasi masjid tidak mempunyai panitia khusus. Semua kepentingan
masjid dialihkan kepada pengurus masjid, sehingga tugas pengurus
masjid sangat banyak. Dan pada tahun ini juga melakukan proses
mendirikan struktur organisasi masjid dengan masing-masing tugas agar
lebih maksimal memakmurkan masjid.
Dengan semakin banyaknya penduduk desa Pandean. pada tahun
1990 masjid Roudlotul Muttaqin melakukan rehabilitasi kembali yaitu
menambah bangunan untuk lantai dua agar masjid mampu menampung
jumlah jama’ah yang lebih banyak. Masjid Roudlotul Muttaqin pernah
mengalami masa kejayaan pada tahun 1990-an, dilihat dari kemajuan
pembangunan masjid karena banyaknya jumlah donatur dan kemajuan
pada organisasi seperti mendirikan remaja masjid. Kemudian pada tahun
2002 masjid melakukan rehabilitasi dengan dana hibah sebanyak 30 juta
dari H. Masnuh (anak dari H. Masrur Arif) untuk melakukan
44
Pada tahun 2003 masjid Roudlotul Muttaqin sempat memiliki
bentuk kepengurusan remaja masjid akan tetapi tidak dapat berjalan lama
karena para remaja kurang mendapatkan motivasi atau dukungan dari
masyarakat desa Pandean. Hingga saat ini masjid Roudlotul Muttaqin
belum ada kepengurusan remaja masjid.
Masjid Roudlotul Muttaqin yang saat ini sangatlah berbeda dari
puluhan tahun silam, mulai dari dekorasi, tatanan, dan menjadi lebih luas
serta memiliki banyak fasilitas modern. Aset masjid yang masih terjaga
hingga saat ini adalah bedug, yang menjadi saksi sejarah masjid
Roudlotul Muttaqin sebelum kemerdekaan Indonesia.1
1
Ahmad Ghozali Arif, Masyarakat Desa Pandean Wawancara, Sidoarjo, 21 Mei 2016.
45
2. Struktur Organisasi Masjid Roudlotul Muttaqin
Pelindung: Ahmad Marbukhin S.Ag (RW 04)
H. Dhawam Huri (RT 12)
Muhammad Ka’ab (RT 13)
Penasehat: Drs. H. Masnuh
H. Ahyat
Fauzi
Katua: Zainal Abidin S.Ag
Wakil: H. Abdul Hamid
Sekretaris: Muhammad Irwan
Wakil Sekretaris: Muharrom
Bendahara: H. Dhawam Huri
Wakil Bendahara: M. Ali Fikri S.Ag
Sie Humas: Ahmad Marbukhin
Muhammad Ikhwan
Sie Kebersihan: Muhammad Misji
Ahmad Shodiq.
Dari struktur organisasi di atas, para anggota pengurus memiliki
tugas dan wewenang masing-masing. Berikut uraian tugas dan
46
a. Pelindung
1) Bertanggungjawab melindungi ketakmiran Masjid Roudlotul
Muttaqin secara organisasi.
2) Memberi informasi dan mengkoordinir segala hal yang berkaitan
dengan kegiatan masjid Roudlotul Muttaqin.
3) Wajib menjaga nama baik organisasi ketakmiran serta selalu
menjalin dan mempertahankan hubungan silaturrahim baik di
dalam maupun di luar organisasi.
b. Penasehat
Bertugas memberikan masukan. arahan dan saran kepada
pengurus agar organisasi dan program kerja dapat berjalan dengan
baik.
c. Ketua
1) Bertanggungjawab secara penuh atas berjalannya organisasi dan
mengontrol seluruh program kerja dapat berjalan dengan baik.
2) Membentuk struktur kepengurusan dan menunjuk anggota untuk
diberi amanah atas jabatan yang ditentukan.
3) Menyusun program kerja dengan memperhatikan masukan dari
anggota pengurus.
4) Memimpin dan mengendalikan kegiatan para anggota pengurus
dalam melaksanakan tugasnya.
5) Menandatangani surat-surat organisasi (surat/nota pengeluaran
47
6) Mengevaluasi semua program kerja dan kegiatan yang
dilaksanakan oleh pengurus Roudlotul Muttaqin.
7) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan program kerja serta
pelaksanaannya kepada jama’ah setelah berkonsultasi kepada
penasehat Roudlotul Muttaqin.
d. Wakil Ketua
1) Membantu ketua umum untuk mengontrol berjalannya organisasi
dan berjalannya program kerja pengurus agar dapat berjalan
dengan baik.
2) Melaksanakan tugas dan program tertentu berdasarkan
musyawarah.
3) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugas-tugasnya kepada ketua.
e. Sekretaris dan Wakil Sekretaris
1) Bertanggung jawab terhadap administrasi kesekretarian pengurus
Roudlotul Muttaqin.
2) Mengarsipkan file-file, data-data kegiatan dari seluruh program
kerja.
3) Memberikan pelayanan teknis dan administratif.
4) Membuat dan mendistribusikan undangan.
5) Membuat daftar hadir rapat/pertemuan/musyawarah.
48
7) Mengerjakan seluruh pekerjaan sekretariatan seperti: surat
menyurat dan pengarsipan, membuat laporan organisasi
bulanan/tahunan, serta melaporkan dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya kepada
ketua.
8) Mewakili ketua dan wakil ketua jika berhalangan hadir dengan
izin ketua.
f. Bendahara dan Wakil Bendahara
1) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan uang kepengurusan
masjid Roudlotul Muttaqin
g. Seksi Humas
1) Bertanggungjawab dalam melakukan sosialisasi dan publikasi
atas jalannya organisasi dan program kerja pengurus.
2) Menjalin relasi dengan berbagai pihak, baik warga maupun
instansi pemerintah/kelurahan/kecamatan serta instansi lainnya.
3) Menjaga dan memelihara fasilitas dan perlengkapan masjid.
4) Mengelola alat-alat atau perlengkapan masjid yang disewakan
kepada jama’ah.
5) Menjaga sarana masjid yang bersifat ringan seperti mengganti
lampu, kunci kamar kecil, mengganti kran, dan lain-lain.
h. Seksi Kebersihan
Bertanggungjawab mengelola kebersihan seluruh sarana yang ada di
49
3. Fasilitas Masjid Roudlotul Muttaqin
Masjid Roudlotul Muttaqin yang saat ini sangat berbeda dengan
puluhan tahun yang lalu, dengan tampilan yang baru, lebih luas, dan
dilengkapi dengan banyak fasilitas modern, mulai dari mimbar satu set,
pendingin ruangan seperti AC dan kipas angin, microphone, salon, lampu
hias, bedug, dua kamar kecil yang berada di lantai satu dan lantai dua,
tiga tempat wudlu di lantai satu untuk pria dan wanita dan lantai dua.
Dalam hal ini, seksi kebersihan dan seksi humas masjid Roudlotul
Muttaqin sangat berperan untuk menjaga kebersihan masjid dan menjaga
seluruh fasilitas yang ada di masjid Roudlotul Muttaqin.
4. Kegiatan Masjid Roudlotul Muttaqin
Kegiatan yang ada di masjid Roudlotul Muttaqin seperti pada
umumnya kegiatan masjid-masjid yang lain yaitu:
a. Mempunyai majelis ta’lim untuk mengkaji ilmu pengetahuan agama.
pengajian rutin satu bulan dua kali yaitu minggu pertama dan kedua
bersama K.H. Ahmad Masyhuri yang diadakan jam 05.00-06.00 pagi.
b. Pengajian dalam memperingati Hari Besar Islam seperti
memperingati maulid Nabi. Isra’ Mi’raj. Nisfu Sya’ban. Pengajian
tersebut bertujuan untuk mengulas sejarah dan memberikan