• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Surplus/minus Berdasarkan Neraca Bahan Makanan

karena cuaca yang sangat mendukung dalam hal penangkapan ikan dan alat yang digunakan juga memenuhi syarat sehingga mendukung dalam hal penangkapan ikan.

11. Kelompok Minyak/Lemak

Ketersediaan energi untuk kelompok pangan minyak dan lemak tahun 2014 sebesar 336 kal/kapita/hari lebih tinggi dibanding tahun 2013 (296 kal/kapita/hari), hal ini dikarenakan kenaikan produksi kelapa yang berpengaruh pada produksi makanan yang diolah. Produksi kelapa tahun 2014 sebesar 51.369 ton lebih tinggi dibanding tahun 2013 (40.951 ton).

Ketersediaan energi untuk kelompok pangan minyak dan lemak tahun 2015 sebesar 420 kal/kap/hari lebih tinggi dibanding tahun 2014 (333 kal/kap/hari). Hal ini karena produksi kelapa yang meningkat dari tahun 2014, sehingga mempengaruhi ketersediaan minyak dan lemak.

B. Analisis Surplus/ minus Berdasarkan Neraca Bahan Makanan

Ketahanan pangan mensyaratkan ketersediaan pangan yang cukup dan berkelanjutan sepanjang waktu, oleh sebab itu situasi ketersediaan pangan perlu diketahui secara periodik. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan pemantauan dan analisis produksi dan ketersediaan pangan. Informasi tentang situasi ketersediaan pangan tersebut diperlukan sebagai bahan untuk menyusun perencanaan, evaluasi, perumusan kebijakan dan pemecahan masalah produksi dan ketersediaan pangan.

Tingkat ketersediaan pangan di suatu wilayah dipengaruhi beberapa faktor antara lain: produksi, kebutuhan benih/bibit, pakan, tercecer, stok/cadangan, ekspor, impor. Tingkat produksi dipengaruhi oleh ketersediaan sarana produksi (benih/bibit, pupuk, pestisida dan obat-obatan), penerapan

NBM 2015 Sementara halaman 45

teknologi budidaya, infrastruktur yang memadai, permodalan usahatani. Dari produksi setelah dikurangi tercecer digunakan untuk kebutuhan benih/bibit, pakan, stok/cadangan serta untuk diperdagangkan (ekspor dan impor). Tingkat kemandirian pangan suatu wilayah dapat dihitung melalui kemampuan produksi untuk pemenuhan kebutuhan pangan wilayah tersebut.

Berdasarkan analisis ketersediaan pangan dengan mempertimbangkan produksi (lampiran 2) ternyata masih terdapat beberapa komoditi pangan yang masih tergantung impor dari luar wilayah DIY untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi rumah tangga penduduk DIY. Beberapa komoditi yang ketersediaan pangannya masih tergantung dari impor yaitu komoditi kedelai dengan produksi 18.822 ton, konsumsi rumah tangga 9 kg/kapita/tahun sehingga kebutuhannya sebesar 33.113 ton, dengan demikian masih terdapat minus sebesar 14.291 ton; untuk kacang hijau produksi 230 ton, konsumsi rumah tangga 0,3 kg/kapita/tahun sehingga kebutuhan total sebesar 1.104 ton, dengan demikian masih terdapat minus sebesar 874 ton; komoditi sayur dengan produksi 73.892 ton, konsumsi rumah tangga 54,4 kg/kapita/tahun sehingga kebutuhan total sebesar 200.148 ton, dengan demikian masih terdapat minus sebesar 126.257 ton; komoditi Daging Sapi dengan produksi 5.574 ton, konsumsi rumah tangga 3,7 kg/kapita/tahun sehingga kebutuhan total sebesar 13.576 ton, dengan demikian masih terdapat minus sebesar 8.003 ton; dan Susu dengan produksi 6.187 ton, konsumsi rumah tangga 2,6 kg/kapita/tahun sehingga kebutuhan total sebesar 9.456 ton, dengan demikian masih terdapat minus sebesar 3.379 ton. Namun apabila memperhitungkan angka impor dan ekspor yang berasal dari distributor – distributor besar, pedagang – pedagang besar di pasar – pasar tradisional serta dari swalayan – swalayan yang ada di DIY, ketersediaan bahan pangannya sudah mencukupi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk komoditi kedelai, kacang hijau, sayur, daging sapi, daging ayam, telur serta

NBM 2015 Sementara halaman 46

susu di wilayah DIY masih harus mendatangkan/ impor dari wilayah lain. Komoditi lain yang didatangkan dari luar DIY karena tidak diproduksi di DIY, seperti minyak goreng, tepung gandum dan bawang putih. Komoditi pangan yang sudah dapat terpenuhi dari produksi yaitu beras (surplus 201.868 ton); jagung (surplus 297.980 ton); kacang tanah (surplus 81.828 ton); ubi kayu (surplus 835.466 ton); ubi jalar (surplus 2.759 ton); buah – buahan (surplus 199.533 ton); gula pasir (surplus 5.770 ton); daging ayam (surplus 434 ton); telur (surplus 7.745 ton); serta ikan (surplus 45.494 ton).

Berdasarkan angka Neraca Bahan Makanan tahun 2014 dan tahun-tahun sebelumnya, dapat dibuat target ketersediaan pangan untuk pemenuhan kebutuhan pangan penduduk dengan angka proyeksi jumlah penduduk tahun tahun 2014 (3.637.100 jiwa), tahun 2015 (3.679.200 jiwa), tahun 2016 (3.720.900 jiwa), tahun 2017 (3.762.200 jiwa), tahun 2018 (3.802.900 jiwa), tahun 2019 (3.842.900 jiwa) dan tahun 2020 (3.882.300 jiwa). Target ketersediaan pangan seperti ditunjukkan pada Lampiran 10. Ketersediaan pangan dapat dipenuhi dari produksi wilayah maupun dari impor, namun diharapkan untuk pemenuhan kebutuhan pangan penduduk DIY dapat dioptimalkan pemenuhannya dari produksi wilayah DIY. Target ketersediaan kelompok padi-padian tahun 2015 (701.100 ton), tahun 2016 (656.900 ton), tahun 2017 (611.400 ton), tahun 2018 (564.700 ton), tahun 2019 (516.800 ton) dan tahun 2020 (467.600 ton). Kelompok umbi-umbian, target ketersediaan tahun 2015 (221.700 ton), tahun 2016 (208.700 ton), tahun 2017 (195.300 ton), tahun 2018 (181.600 ton), tahun 2019 (167.500 ton) dan tahun 2020 sebesar 153.000 ton. Target ketersediaan kelompok pangan hewani tahun 2015 (317.800 ton), tahun 2016 (302.800 ton), tahun 2017 (287.300 ton), tahun 2018 (271.300 ton), tahun 2019 (254.900 ton) serta tahun 2020 sebesar 238.100 ton. Target ketersediaan untuk kelompok minyak dan lemak tahun 2015 (71,7 ton), Tahun 2016 (66.200 ton), tahun 2017 (60.500 ton), tahun 2018 (54.600 ton), tahun 2019 (48.600 ton) dan tahun 2020 adalah

NBM 2015 Sementara halaman 47

42.500 ton.Untuk kelompok buah/biji berminyak, target ketersediaan tahun 2015 (71.900 ton), tahun 2016 (61.400 ton), tahun 2017 (50.700 ton), tahun 2018 (39.700 ton), tahun 2019 (28.500 ton) dan tahun 2020 sebesar 17.000 ton. Target ketersediaan kelompok kacang-kacangan tahun tahun 2015 (101.900 ton), tahun 2016 (93.900ton), tahun 2017 (85.600 ton), tahun 2018 (77.100 ton), tahun 2019 (68.400 ton) dan tahun 2020 (59.500 ton).Untuk kelompok gula, target ketersediaan tahun 2015 (77.200 ton), tahun 2016 (72.200 ton), tahun 2017 (67.100 ton), tahun 2018 (61.900 ton), tahun 2019 (56.500 ton) dan tahun 2020 sebesar 51.000 ton. Target ketersediaan sayur dan buah untuk tahun 2015 (509.100 ton), tahun 2016 (486.800 ton), tahun 2017 (463.900 ton), tahun 2018 (440.300 ton), tahun 2019 (416.000 ton) dan tahun 2020 (391.100 ton).

NBM 2015 Sementara halaman 48

BAB V

DINAMIKA KETERSEDIAAN PANGAN (2006 – 2015 SEMENTARA)

A. Ketersediaan dan Tingkat Ketersediaan Energi dan Protein Wilayah DIY tahun 2006 –2015

Dinamika ketersediaan dan tingkat ketersediaan energi Wilayah DIY tahun 2006 – 2015 dapat dilihat pada tabel 10. Total ketersediaan energi dari tahun 2006

– 2015 berfluktuatif, dengan jumlah ketersediaan energi tertinggi tahun 2006 (3.826 kal/kap/hr) dan terendah tahun 2008 (3.558 kal/kap/hr). Ketersediaan energi dari tahun 2006 sampai tahun 2008 mengalami penurunan, namun kembali meningkat di tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 (3.877 kal/kap/hari) kecuali tahun 2011 (3.689 kal/kap/hr), menurun kembali pada tahun 2013 (3.699 kal/kap/hari) dan tahun 2014 meningkat menjadi 3.701 kal/kap/hari, namun pada tahun 2015 kembali menurun (3.677 kal/kap/hari).

Ketersediaan padi – padian mengalami penurunan sejak tahun 2006 sampai tahun 2008 dan meningkat kembali di tahun 2009 dan tahun 2010, namun kembali turun pada tahun 2011 dan meningkat pada tahun 2012, namun kembali menurun dan pada tahun 2013, 2014 dan 2015. Kelompok umbi – umbian dari tahun 2006 ke tahun 2015 berfluktuasi, kadang – kadang mengalami penurunan namun kadang

– kadang juga mengalami peningkatan. Kelompok pangan hewani mengalami penurunan sejak tahun 2006 sampai tahun 2008 dan meningkat kembali di tahun 2009 sampai tahun 2011, namun pada tahun 2012 kembali menurun dan tahun 2013 dan 2014 mengalami peningkatan namun menurun kembali pada tahun 2015. Kelompok minyak dan lemak mengalami kenaikan dari tahun 2006 sampai tahun 2009, kemudian menurun pada tahun 2010 serta tahun 2011 dan 2012 kembali meningkat, tahun 2013 kembali menurun dan tahun 2014 dan 2015 meningkat kembali. Kelompok buah/ biji berminyak mengalami peningkatan dari tahun 2006

NBM 2015 Sementara halaman 49

ke tahun 2007, pada tahun 2008 turun dan meningkat kembali di tahun 2009, sedang di tahun 2010, 2011 dan 2012 mengalami penurunan, tahun 2013, 2014 dan 2015 kembali meningkat. Kelompok kacang – kacangan berfluktuasi dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2014. Kelompok gula tahun 2006sampai tahun 2008 mengalami peningkatan dan pada tahun 2009 dan 2010 menurun dan meningkat kembali pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 namun menurun kembali pada tahun 2014 dan meningkat pada tahun 2015. Kelompok buah dan sayur tahun 2006 sampai tahun 2008 meningkat namun tahun 2009 sampai tahun 2011 mengalami penurunan dan tahun 2012 meningkat serta tahun 2013 dan 2014 serta 2015 kembali menurun.

Apabila melihat tingkat ketersediaan energi (% AKE), sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2015 sudah diatas rata – rata standar. Standar ketersediaan energi 2.400 kal/kap/hr, tahun 2006 sudah mencapai 3.826 kal/kap/hr (174 %), 2007 sebesar 3.664 kal/kap/hr (167 %), 2008 sebesar 3.558 kal/kap/hr (162 %), 2009 sebesar 3.573 kal/kap/hr (162 %), 2010 sebesar 3.736 kal/kap/hr (170 %),tahun 2011 sebesar 3.689kal/kap/hr (168%), 2012 sebesar 3.867 kal/kap/hr (161 %), tahun 2013 sebesar 3.699 kal/kap/hr (154 %), tahun 2014 sebesar 3.701 kkal/kap/hr (154,2 %) dan tahun 2015 sebesar 3.677 kkal/kap/hr (153,2 %). Apabila melihat kontribusi masing – masing kelompok pangan sejak tahun 2006 –

2013 masih didominasi oleh kelompok padi – padian diikuti oleh kelompok umbi –

umbian. Kontribusi padi – padian tahun 2006 (121,1 %), tahun 2007 (113,1 %), tahun 2008 (84,7 %), tahun 2009 (91,8 %), tahun 2010 (97,7 %), tahun 2011 (96,0 %), tahun 2012 (91,0 %), tahun 2013 (87,8 %), tahun 2014 (81,0%) dan tahun 2015 (75,6 %). Apabila dilihat kontribusi kelompok padi – padian dari tahun 2006 sampai tahun 2015, ada indikasi mengalami penurunan. Dan diharapkan di tahun –

NBM 2015 Sementara halaman 50

pola pangan harapan (50 %) dan kontribusi kelompok pangan hewani mengalami peningkatan.

Dokumen terkait