• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Ketersediaan Energi dan Protein dan Laju Tingkat Ketersediaan

tahun 2006 sampai tahun 2008 belum mencapai proporsi ideal (3 %), namun pada tahun 2009 (3,33 %) melebihi proporsi ideal, sedangkan tahun 2010, sampai tahun 2015 masih dibawah proporsi ideal; Komoditi kacang – kacangan pada tahun 2007 (4,97 %) masih dibawah proporsi ideal (5 %), sedangkan tahun 2006, 2008 sampai dengan tahun 2015 sudah diatas proporsi ideal; Komoditi gula belum sesuai dengan proporsi ideal (5 %) pada tahun 2006, 2007, 2009 sampai tahun 2014, hanya pada tahun 2008 (5,51 %) dan tahun 2015 (5,73%) sudah diatas proporsi ideal; Kelompok sayur dan buah pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2014 belum sesuai dengan proporsi ideal (6 %). Sedangkan untuk lain – lain proporsi ideal (3 %) namun tidak terdapat data pada tahun 2006 – 2015. Pada beberapa komoditi pangan yang masih kurang dari proporsi ideal perlu ditingkatkan dalam hal konsumsinya sehingga diharapkan akan meningkatkan skor PPH.

D. Tingkat Ketersediaan Energi dan Protein dan Laju Tingkat Ketersediaan

Tingkat Ketersediaan energi dan protein tahun 2006 – 2015 masih fluktuatif, tingkat ketersediaan energi tahun 2007 (166,55 %) lebih rendah dibanding tahun 2006 (173,95 %), menurun pada tahun 2008 (161,71 %), meningkat pada tahun 2009 (162,39 %) dan tahun 2010 (169,82 %), menurun kembali pada tahun 2011 (167,68 %), tahun 2012 (161,13 %), tahun 2013 (154,14 %), tahun 2014 (154,38 %) dan tahun 2015 (153,21 %) .

Tingkat ketersediaan protein tahun 2006 (213,75 %) lebih tinggi dibanding tahun 2007 (171, 98 %), menurun kembali tahun 2008 (155,45 %), meningkat pada tahun 2009 (159,25 %), tahun 2010 (168,87 %), meningkat kembali tahun 2011 (182,96 %), menurun pada tahun 2012 (155,92 %), menurun kembali pada tahun 2013 (170,32 %), tahun 2014 meningkat kembali menjadi 177,08 % dan tahun 2015 meningkat (178,21 %).(Tabel 13).

NBM 2015 Sementara halaman 54

Laju tingkat ketersediaan energi dan protein tahun 2006 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 14, laju ketersediaan energi tahun 2006 – 2007 (-4,2), 2007 – 2008 (-2,9), 2008 – 2009 (0,4), 2009 – 2010 (4,6), 2010 – 2011(-1,3), 2011 – 2012 (5), 2013 – 2012 (-4), 2014 – 2013 (0) dan 2015 – 2014 (-1). Laju ketersediaan energi negatif mempunyai arti tingkat ketersediaan energi mengalami penurunan, sedangkan laju ketersediaan energi positif mempunyai arti tingkat ketersediaan energi mengalami peningkatan.

Laju ketersediaan protein tahun 2006 – 2007 (-19,5), 2007 – 2008 (-9,6), 2008 – 2009 (2,4), 2009 – 2010 (6,0), 2010 – 2011 (8,3), 2011 – 2012 (-2,4), 2013

– 2012 (9,2), 2014 – 2013 (4) dan 2015 – 2014 (0,6). Laju ketersediaan protein negatif mempunyai arti tingkat ketersediaan protein mengalami penurunan, sedangkan laju ketersediaan protein positif mempunyai arti tingkat ketersediaan protein mengalami peningkatan.

Apabila melihat laju ketersediaan energi, ternyata tahun 2006 – 2007,tahun 2007 – 2008 dan tahun 2010 – 2011bernilai negatif, sedangkan tahun 2008 – 2009, tahun 2009 – 2010,2011 – 2012 bernilai positif, tahun 2013 – 2012 bernilai negatif , tahun 2014 – 2013 positif dan tahun 2015 – 2014 negatif. Artinya tingkat ketersediaan energi tahun 2007 mengalami penurunan dibanding tahun 2006, tahun 2008 mengalami penurunan dari tahun 2007, dan tahun 2009 mengalami peningkatan dibanding tahun 2008 serta tahun 2010 meningkat dibanding tahun 2009, dan pada tahun 2011 kembali menurun dibanding tahun 2010 serta tahun 2012 kembali meningkat dibanding tahun 2011, tahun 2013 kembali menurun dibanding tahun 2012, tahun 2014 dinilai setara/ sama dengan tahun 2013 dan tahun 2015 kembali menurun disbanding tahun 2014. Sedangkan bila melihat laju ketersediaan protein, ternyata tahun 2006 – 2007, tahun 2007 – 2008 dan tahun 2011 – 2012, sedangkan tahun 2008 – 2009, tahun 2009 – 2010 dan tahun 2010 – 2011 serta 2012

NBM 2015 Sementara halaman 55

bernilai negatif. Artinya tingkat ketersediaan protein tahun 2007 mengalami penurunan dibanding tahun 2006, tahun 2008 mengalami penurunan dari tahun 2007, dan tahun 2009 mengalami peningkatan dibanding tahun 2008 serta tahun 2010 meningkat dibanding tahun 2009, tahun 2011 kembali meningkat dibanding tahun 2010, tahun 2012 kembali mengalami penurunan dibanding tahun 2011, tahun 2012 kembali menurun tahun 2013 serta 2014 seimbang namun tahun 2015 menurun kembali .

NBM 2015 Sementara halaman 56

BAB VI

KETERKAITAN NERACA BAHAN MAKANAN TAHUN 2015 (SEMENTARA) DENGAN POLA PANGAN HARAPAN DIY

Ketersediaan pangan secara makro (tingkat wilayah) sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya produksi pangan, ekspor – impor dan distribusi pangan pada daerah tersebut. Sedangkan pada pada tingkat mikro (tingkat rumah tangga) lebih dipengaruhi oleh kemampuan rumah tangga memproduksi pangan, daya beli dan pemberian. Dalam hal ini, analisa ketersediaan pangan didekati dengan menganalisa data Neraca Bahan Makanan (NBM), sedangkan penilaian terhadap pengembangan pola konsumsi pangan tingkat Nasional dan Regional dilaksanakan dengan pendekatan Pola Pangan Harapan (PPH), menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS).

Pola Pangan Harapan (PPH) adalah suatu komposisi pangan yang seimbang untuk dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan gizi penduduk. PPH dapat dinyatakan dalam bentuk komposisi berat (gram atau kg) anekaragam pangan yang memenuhi kebutuhan gizi penduduk. Pola Pangan Harapan mencerminkan susunan konsumsi pangan anjuran untuk hidup sehat, aktif dan produktif.

PPH berguna (1) sebagai alat atau instrumen perencanaan konsumsi pangan, ketersediaan pangan dan distribusi pangan; (2) sebagai instrumen evaluasi tingkat pencapaian konsumsi pangan, penyediaan pangan dan produksi pangan baik penyediaan dan konsumsi pangan; (3) sebagai basis pengukuran diversifikasi dan ketahanan pangan; (4) sebagai pedoman dalam merumuskan pesan-pesan gizi.

Untuk menjadikan PPH sebagai instrumen pendekatan dalam perencanaan pangan dari di suatu wilayah atau daerah diperlukan kesepakatan tentang pola konsumsi energi dan konsumsi pangan anjuran dengan mempertimbangkan (1) pola konsumsi pangan penduduk saat ini; (2) kebutuhan gizi yang dicerminkan oleh pola kebutuhan energi (asumsi dengan makanan aneka ragam pangan, kebutuhan akan zat

NBM 2015 Sementara halaman 57

gizi lain akan terpenuhi); (3) mutu gizi makanan yang dicerminkan oleh kombinasi makanan yang mengandung protein hewani, sayur dan buah;(4) pertimbangan masalah gizi dan penyakit yang berhubungan dengan gizi; (5) kecenderungan permintaan (daya beli); (6) kemampuan penyediaan dalam konteks ekonomi dan wilayah.

Berdasarkan hasil perhitungan Neraca Bahan Makanan tahun 2015 kondisi ketersediaan pangan di Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan angka yang jauh di atas angka standar Nasional. Ketersediaan pangan sumber energi tercapai sebesar 3.677 kalori/kapita/hari, sedangkan ketersediaan pangan untuk sumber protein tercapai 112,27 gram/kapita/hari. Angka standar nasional berdasarkan WNPG 2012 ketersediaan pangan sumber energi adalah 2.400 kalori/kapita/hari, sedangkan untuk ketersediaan pangan sumber protein sebesar 63gram/kapita/hari. Dengan demikian maka angka ketersediaan pangan sumber energi dan protein untuk tahun 2015 di Daerah Istimewa Yogyakarta telah melampaui standar nasional.

Rata-rata ketersediaan energi menurut kelompok pangan (kkal/kap/hari) pada tahun 2015 sebagai berikut : kelompok padi-padian 1.814 kal/kap/hr; Kelompok umbi-umbian sebesar 245 kal/kap/hr; Kelompok pangan hewani tahun 2015 sebesar 422 kal/kap/hr; Kelompok minyak dan lemak 433 kal/kap/hr; Kelompok buah/biji berminyak tahun 2015 sebesar 102 kal/kap/hr; Kelompok kacang-kacangan sebesar 323 kal/kap/hr; Kelompok Gula tahun 2015 yaitu 211 kal/kap/hr; Kelompok sayur dan buah sebesar 129 kal/kap/hr (Tabel 9).

Total skor PPH berdasarkan NBM tahun 2015 sebesar 96,8. Bila dilihat dari sumbangan masing-masing kelompok bahan makanan terhadap ketersediaan energi maka peran padi-padian masih tetap dominan, kontribusinya melebihi angka PPH nasional. Gambar 4. menunjukkan skor ketersediaan energi menurut kelompok bahan pangan berdasarkan hasil perhitungan NBM DIY Tahun 2015 dibanding dengan Skor ideal, Kelompok padi-padian skor tahun 2015 sebesar 25 sama dengan skor ideal sebesar 25, demikian juga dengan umbi – umbian sama dengan skor ideal yaitu 2,5,

NBM 2015 Sementara halaman 58

pangan hewani (24) sudah sesuai dengan skor ideal; minyak dan lemak 5 sesuai dengan skor ideal (5); buah biji berminyak sebesar 1 sudah sesuai dengan ideal (1);kacang –

kacangan sudah sama dengan skor ideal yaitu 10; skor kelompok gula sebesar 2,5sama dengan skor idealnya sebesar 2,5; skor PPH sayuran dan buah (26,8) masih dibawah skor ideal (30).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara kuantitas konsumsi berdasarkan angka ketersediaan bahan pangan sumber energi tahun 2015 telah memenuhi, baik untuk dikonsumsi maupun angka standart nasional, namun secara kualitas masih belum memenuhi keseimbangan gizi masyarakat seperti yang diharapkan, seperti untuk sayur dan buah yang masih sangat kurang.

Tingkat konsumsi penduduk DIY berdasarkan angka konsumsi tahun 2014 sebesar 1.946 kkal/kap/hr, masih dibawah standar ideal sebesar 2.000 kkal/kap/hari (WNPG 2008)(Lampiran 1). Sedangkan pola konsumsi sumber energi penduduk DIY adalah sebagai berikut : Padi-padian 61,7%, umbi-umbian 1,9%, pangan hewani 10,8%, minyak dan lemak 8,4%, buah biji berminyak 2,1%, kacang-kacangan 3,9%, gula 4,9%, sayur dan buah 4,8%, dan lain-lain 1,8%(Lampiran 1). Ternyata kelompok pangan hewani, umbi-umbian,minyak dan lemak, kacang-kacangan, gula serta sayur dan buah masih dibawah skor ideal. Artinya, konsumsi untuk kelompok pangan tersebut perlu untuk ditingkatkan.

Proyeksi ketersediaan pangan tahun 2016 (tabel 16 dan lampiran 10) berdasarkan NBM adalah sebagai berikut : kelompok padi-padian 1.691 kal/kap/hr (656.900 ton), kelompok umbi-umbian sebesar 224 kal/kap/hr (208.700 ton), kelompok pangan hewani sebesar 395 kal/kap/hr (302.800 ton), kelompok minyak dan lemak adalah 91 kal/kap/hr (66.200 ton), kelompok buah/ biji berminyak sebesar 96 kal/kap/hr (61.400 ton), kelompok kacang-kacangan 85 kal/kap/hr (93.900 ton), kelompok gula sebesar 70 kal/kap/hr (72.200 ton), kelompok sayur dan buah yaitu 132 kal/kap/hr (486.800 ton) dan jenis pangan lain sebesar 14 kal/kap/hr (4.900 ton).

NBM 2015 Sementara halaman 59

Proyeksi ketersediaan pangan tahun 2017 (tabel 16 dan lampiran 10) berdasarkan NBM adalah sebagai berikut : kelompok padi-padian 1.568 kal/kap/hr (611.400 ton), kelompok umbi-umbian sebesar 204 kal/kap/hr (195.300 ton), kelompok pangan hewani sebesar 369 kal/kap/hr (287.300 ton), kelompok minyak dan lemak adalah 128 kal/kap/hr (60.500 ton), kelompok buah/ biji berminyak sebesar 90 kal/kap/hr (50.700 ton), kelompok kacang-kacangan 94 kal/kap/hr (85.600 ton), kelompok gula sebesar 82 kal/kap/hr (67.100 ton), kelompok sayur dan buah yaitu 135 kal/kap/hr (463.900 ton) dan jenis pangan lain sebesar 29 kal/kap/hr (9.900 ton).

Ditinjau dari potensi sumberdaya wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta, sumber daya alam di Daerah Istimewa Yogyakarta masih memiliki potensi ketersediaan pangan yang beragam, baik sebagai sumber karbohidrat maupun protein dan lemak, yang berasal dari kelompok padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur dan buah serta buah biji berminyak. Potensi sumber pangan tersebut belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal, pola konsumsi pangan rumah tangga masih banyak didominasi oleh beras dan keanekaragaman konsumsi pangan dan gizi yang sesuai dengan kaidah yang seimbang belum terwujud.

Potensi sumberdaya wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta bila dimanfaatkan secara optimal diharapkan dapat segera mewujudkan Pemantapan Ketahanan Pangan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang dicirikan dengan setiap warga mengkonsumsi pangan yang cukup dalam jumlah, mutu, gizi, aman, beragam dan terjangkau. Untuk itu, pengembangan konsumsi pangan dilakukan dengan berbasis pada keanekaragaman baik sumber bahan pangan maupun kelembagaan dan budaya lokal perlu ditingkatkan.

NBM 2015 Sementara halaman 60

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil perhitungan Neraca Bahan Makanan tahun 2015 (Sementara) kondisi ketersediaan pangan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan angka yang jauh di atas angka standart Nasional. Ketersediaan pangan sumber energi tercapai sebesar 3.677 kalori/kapita/hari, sedangkan ketersediaan pangan sumber protein tercapai 112,27 gram/kapita/hari, sedangkan Angka standar Nasional berdasarkan Pola Pangan Harapan ketersediaan pangan sumber energi adalah 2.400 kalori/kapita/hari, dan ketersediaan pangan sumber protein sebesar 63 gram/kapita/hari. Walaupun secara kuantitas ketersediaan energi dan protein sudah terpenuhi, namun secara kualitas masih perlu peningkatan ketersediaan terhadap kelompok bahan makanan, yaitu bahan pangan hewani.

2. Angka ketersediaan energi tahun 2015 per kelompok pangan : kelompok padi

– padian 1.814 kal/kap/hr; kelompok makanan berpati 242 kal/kap/hr; kelompok gula 211 kal/kap/hr; kelompok buah/biji berminyak 423 kal/kap/hr; kelompok buah – buahan 89 kal/kap/hr; kelompok sayur – sayuran 43 kal/kap/hr; kelompok daging 325 kal/kap/hr; kelompok telur 52 kal/kap/hr; kelompok susu 8 kal/kap/hr; kelompok ikan 44 kal/kap/hr; kelompok minyak dan lemak 420 kal/kap/hr dan kelompok lemak 6 kal/kap/hr.

3. Angka ketersediaan protein tahun 2015 per kelompok pangan : kelompok padi

– padian 45,08 gram/kap/hr; kelompok makanan berpati 1,01 gram/kap/hr; kelompok gula 0,35 gram/kap/hr; kelompok buah/biji berminyak 23,74 gram/kap/hr; kelompok buah - buahan 0,77 gram/kap/hr; kelompok sayur –

NBM 2015 Sementara halaman 61

telur 4,07 gram/kap/hr; kelompok susu 0,41 gram/kap/hr; kelompok ikan 8,51 gram/kap/hr; kelompok minyak dan lemak 0,22 gram/kap/hr dan kelompok lemak 0,01 gram/kap/hr.

4. Dinamika ketersediaan energi tahun 2006 – tahun 2015 adalah sebagai berikut : tahun 2006 (3.826 kal/kap/hr); tahun 2007 (3.664 kal/kap/hr); tahun 2008 (3.558 kal/kap/hr); tahun 2009 (3.573 kal/kap/hr); tahun 2010 (3.736 kal/kap/hr); tahun 2011 (3.689 kal/kap/hr), tahun 2012 (3.867 kal/kap/hr), tahun 2013 (3.699 kal/kap/hr), tahun 2014 (3.701kal/kap/hr) dan tahun 2015 (3.677 kal/kap/hr).

5. Dinamika ketersediaan protein tahun 2006 – tahun 2015 adalah sebagai berikut : tahun 2006 (117,56 gram /kap/hr); tahun 2007 (94,59 gram/kap/hr); tahun 2008 (85,5 gram /kap/hr); tahun 2009 (87,59 gram/kap/hr); tahun 2010 (92,88 gram/kap/hr); tahun 2011 (100,63 gram/kap/hr, tahun 2012 (98,23 gram/kap/hr), tahun 2013 (107,3 gram/kap/hr), tahun 2014 (111,75 gram/kap/hr) dan tahun 2015 (112,27 gram/kap/hr).

6. Laju ketersediaan energi tahun 2006 – 2015 sebagai berikut : tahun 2006 –

2007 (-4,3); tahun 2007 – 2008 (-2,9); tahun 2008 – 2009 (0,4); tahun 2009 –

2010 (4,6), tahun 2010 – 2011 (-1,3), tahun 2011 – 2012 (5) dan tahun 2012 –

2013 (-2). Laju ketersediaan protein tahun 2006 – 2011 sebagai berikut : tahun 2006 – 2007 (-19,5); tahun 2007 – 2008 (-9,6); tahun 2008 – 2009 (2,4); tahun 2009 – 2010 (6,0); tahun 2010 – 2011 (8,3), tahun 2011 – 2012 (-2,4), tahun 2012 – 2013 (-4), tahun 2013 – 2014 (0) dan tahun 2014 – 2015 (-1). Dari laju ketersediaan energi berfluktuasi dari tahun 2006 – 2013, sedangkan laju ketersediaan protein cenderung meningkat dari tahun 2006 – 2011, namun pada tahun 2012 dan 2011kembali menurun dan tahun 2013 – 2012 meningkat namun pada tahun 2014 – 2013 menurun kembali, demikian juga tahuun 2015 -2014 juga menurun..

NBM 2015 Sementara halaman 62

7. Tingkat konsumsi dan tingkat penganekaragaman pangan berdasarkan konsumsi tahun 2014 masih perlu ditingkatkan, karena tingkat konsumsi dan tingkat keanekaragaman pangan masih dibawah standar yang ditetapkan. Tingkat konsumsi pangan tahun2014 sebesar 1.946 kalori/kap/hari, padahal tingkat konsumsi pangan ideal sebesar 2.000 kalori/kap/hari (WNPG VIII tahun 2004, sedangkan WNPG X tahun 2012 angka ideal 2.150 kalori/kap/hari. Skor konsumsi tahun 2014 sebesar 85,3, sedangkan standar yang ditetapkan adalah 100%. Skor PPH padi-padian 25 (ideal 25), skor PPH umbi-umbian 0,9 (ideal 2,5), skor PPH pangan hewani 21 (ideal 24), skor PPH minyak dan lemak 4,1 (ideal 5), skor PPH buah/biji berminyak 1 (ideal 1), skor PPH kacang-kacangan 7,6 (ideal 10), skor PPH gula 2,4 (ideal 2,5), skor PPH sayur dan buah 23,3 (ideal 30). Penganekaragaman konsumsi pangan perlu ditingkatkan terutama untuk kelompok pangan hewani, umbi –

umbian, minyak dan lemak, kacang-kacangan, gula serta sayur dan buah. 8. Proyeksi ketersediaan pangan tahun 2016 adalah sbb:

- Kelompok padi-padian : 656.900 ton - Kelompok Umbi-umbian : 208.700 ton - Kelompok Pangan Hewani : 302.800 ton - Kelompok Minyak dan Lemak : 66.200 ton - Kelompok Buah/biji berminyak : 61.400 ton - Kelompok Kacang-kacangan : 93.900 ton - Kelompok Gula : 72.200 ton - Kelompok Sayuran dan buah : 486.800 ton - Lain –lain : 4.900 ton

9. Proyeksi ketersediaan energi menurut kelompok pangan untuk tahun 2016 yaitu sebesar 3.422 kkal/kap/hari, dengan rincian sebagai berikut:

NBM 2015 Sementara halaman 63

 Beras : 1.399 kalori

 Jagung : 142 kalori

 Tepung Terigu : 150 kalori

 Umbi-umbian : 224 kaloriterdiri dari:

 Ubi Kayu : 211 kalori

 Ubi Jalar : 11 kalori

 Kentang : 2 kalori

 Pangan hewani : 395 kalori terdiri dari :

 Daging Ruminansia : 50 kalori

 Daging Unggas : 248 kalori

 Telur : 49 kalori

 Susu : 7 kalori

 Ikan : 41 kalori

 Minyak dan lemak : 91 kalori terdiri dari :

 Minyak dan lemak : 89 kalori

 Jeroan : 1 kalori  Buah/biji berminyak : 96 kalori

 Kacang-kacangan : 85 kalori terdiri dari :

 Kacang tanah : 58 kalori

 Kedelai : 25 kalori

 Kacang hijau : 1 kalori

 Kacang merah : 0 kalori

 Gula : 70 kalori terdiri dari :

 Gula pasir : 56 kalori

 Gula mangkok : 14 kalori  Sayur dan buah : 132 kalori

 Sayur : 40 kalori

NBM 2015 Sementara halaman 64

 Lain – lain : 14 kalori

10. Berdasarkan analisis ketersediaan pangan dengan mempertimbangkan produksi masih ada beberapa komoditi yang masih minus diantaranya komoditi Kedelai (14.291 ton); Sayur (126.257 ton); Kacang Hijau (874 ton); Daging Sapi (8.003 ton); dan Susu (3.379 ton). Namun apabila mempertimbangkan impor dan ekspor yang berasal dari distributor besar, pedagang besar di pasar serta swalayan yang ada di DIY, ketersediaan bahan pangannya sudah mencukupi.

B. Saran

1. Pendataan NBM perlu disempurnakan seperti :

 Cakupan data perubahan stok, karena NBM sekarang ini hanya terbatas yang

bersumber pada Bulog untuk komoditi beras dan PG. Madubaru untuk komoditi gula pasir.

 Perlu kajian kebutuhan konversi untuk pemakaian dalam tabel NBM (pakan,

bibit, diolah untuk makanan dan bukan makanan, tercecer serta penggunaan untuk bahan makanan).

2. Pemantapan ketersediaan pangan dengan peningkatan kemandirian pangan melalui :

 Dukungan kebijakan pemerintah yang berpihak kepada petani seperti

pembatasan impor pangan, subsidi benih dan pupuk, subsidi harga, perbaikan manajemen pemasaran pupuk, subsidi solar bagi nelayan, dukungan sarana prasarana dan lain – lain.

 Dukungan pada peningkatan kemandirian pangan dengan pemanfaatan potensi

NBM 2015 Sementara halaman 65

 Penekanan laju alih fungsi lahan dengan dukungan penerapan Perda/Pergub/

Perbup yang efektif, dengan pelaksanaan operasional yang lebih nyata dan konkrit.

 Alternatif pengembangan komoditi yang tidak dapat diproduksi di DIY secara

maksimal seperti kacang kedelai (alternatif diganti kacang koro, kacang benguk dan lain sebagainya).

 Peningkatan produksi dan produktivitas pangan.  Pemanfaatan lahan pekarangan.

3. Pemantapan distribusi dan akses pangan melalui :

 Penguatan distribusi pangan, karena pergerakan komoditas pangan sangat

mobile, dan di wilayah DIY masih terdapat beberapa komoditi yang sangat tergantung pasokan dari luar.

 Peningkatan peran pemerintah dalam pengendalian harga pangan, seperti diterapkannya harga patokan pemerintah bagi beberapa komoditi pangan, serta harga patokan Pemerintah Daerah.

 Peningkatan management stok, karena walaupun secara agregat tahunan

beberapa komoditi pangan mengalami surplus, namun karena DIY sangat tergantung curah hujan, sehingga terdapat periode tertentu mengalami kekurangan bahan pangan.

4. Peningkatan konsumsi Beragam, Bergizi dan Berimbang, Sehat, Aman dan Bermartabat, melalui :

 Gerakan peningkatan konsumsi pangan hewani, umbi – umbian, minyak lemak, kacang – kacangan, gula, sayur dan buah.

 Koordinasi program/ kegiatan lintas sektor untuk pencapaian target konsumsi

dan penganekaragaman konsumsi berdasarkan PPH.

NBM 2015 Sementara halaman 66

 Perlu analisis lebih lanjut penyebab ketidaktercapaian tingkat konsumsi

masyarakat DIY.

TABEL 1. KETERSEDIAAN PANGAN BERDASARKAN JENIS BAHAN MAKANAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK D.I.YOGYAKARTA TH.2013

( Per Kapita )

NO JENIS BAHAN Kg/Tahun Gr/Hari KALORI PROTEIN LEMAK

MAKANAN (Kkal/hari) (Gr/hari) (Gr/hari)

1 2 3 4 5 6 7

1 Padi-padian 225,57 618,00 2.108 52,58 11,09

2 Makanan berpati 78,85 216,04 344 1,33 0,62

3 G u l a 17,86 48,92 179 0,26 0,87

4 Buah / Biji berminyak 40,38 110,64 374 22,44 29,98

5 Buah-buahan 92,83 254,34 124 0,91 0,61 6 Sayur-sayuran 61,36 168,10 45 9,55 0,54 7 Daging 20,43 55,98 151 10,14 11,99 8 T e l u r 9,75 26,72 34 2,64 2,39 9 S u s u 2,84 7,77 5 0,25 0,27 10 I k a n 20,61 56,47 36 7,01 0,57 11 Minyak / Lemak 12,23 33,51 296 0,18 33,15 12 L e m a k 0,13 0,37 3 0,01 0,33 N A B A T I : 3.471 87,25 76,86 H E W A N I : 229 20,05 15,56 J U M L A H : 3.699 107,30 92,41

TABEL 2 :

Penyediaan dalam Penyediaan

negeri sblm Ekspor Dalam Bahan

Supply availa- Negeri Makanan Gram/ Kalori/ Protein/ Lemak/

ble for domestic Domestic Bukan hari Calories Proteins Fats

utilization before Supply Makanan Grams/ kkal/hari Gram/hr Gram/hr

exports Food Non food day kcal/day Grams/day Grams/day

(6) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

I. PADI-PADIAN/CEREALS

Padi gagang/gabah 921.824 * 8.271 930.095 4.390 925.705 4.073 3.901 862.559 5.184 49.988

-Dry stalk paddy/unhusked rice

Gabah/Beras 862.559 * 542.118 12 @ 57.590 599.696 7.243 592.453 1.007 3.910 14.811 572.724 159,32 436,48 1.584 38,85 6,11

Unhusked rice/Rice

Jagung/Maize 289.580 * 13.136 302.716 56.952 245.764 14.746 1.534 - 49.202 12.288 167.994 46,73 128,03 369 9,54 4,49 Jagung basah/(muda) - 9.765 9.765 416 9.349 9.349 2,60 7,13 1 0,02 0,03

Fresh maize

Tepung Gandum/Wheat - - 880.215 880.215 869.650 10.565 - 10.565 2,94 8,05 27 0,72 0,08 Mie Instant - - 44.635.855 44.635.855 44.585.347 50.508 96 146 50.266 13,98 38,31 128 3,45 0,38 Shorgum/Shorgum 135 * - 135 - 135 7 128 0,04 0,10 0 0,01 0,00

225,57

618,00 2.108 52,58 11,09 II. MAKANAN BERPATI

STARCHY FOOD

Ubi jalar/Sweet potatoes 4.951 * 5.147 10.098 1.643 8.455 169 - - 56 845 7.384 2,05 5,63 6 0,06 0,16 Ubi kayu/Cassava 1.013.565 * 7.328 1.020.893 202.713 818.180 17.427 - 510.648 62.100 17.427 210.578 58,58 160,48 158 1,02 0,31 Ubi kayu/Gaplek 223.559 80.417 2.145 82.562 82.560 2 0 0 2 0,00 0,00 0 0,00 0,00

Cassava/Manioc

Ubi kayu/Tapioka 287.088 80.385 - 80.385 - 80.385 14.308 571 65.506 18,22 49,92 181 0,25 0,15

Cassava/Tapioca

Sagu/Tepung sagu - - - - - - - - 0 - - - -

-Sago pith/-Sago flour

78,85

216,04 344 1,33 0,62 III. GULA/SUGAR

Gula pasir/Refined sugar 57.940 & (4.525) & 18.531 71.946 18.570 ¥ 53.376 - 48,038 523 52.805 14,69 40,24 146 - -Gula mangkok/Other sugar 2.887 v 8.744 11.631 36 11.595 205 - 11.390 3,17 8,68 33 0,26 0,87

17,86

48,92 179 0,26 0,87 IV. BUAH BIJI BERMINYAK

PULSES NUT AND OIL SEEDS

Kacang tanah berkulit - 124.756 232 124.988 718 124.270 118.057 6.214 - - - - -

-Groundnuts in shell

Kacang tanah lepas kulit 118.057 70.834 * 201 ¥ 71.035 90 ¥ 70.945 6.107 6.037 3.547 55.253 15,37 42,11 190 10,65 18,02

Groundnuts shelled

Kedelai/Soyabeans - 31.677 * 7.951 39.628 299 ¥ 39.329 134 813 - 1294 1.966 35.121 9,77 26,77 102 10,81 4,47 Kacang hijau/Green bean - 318 * 1.377 1.695 - 1.695 34 13 85 1.563 0,43 1,19 4 0,24 0,02 Kelapa berkulit/daging 682.517 163.804 876 164.680 3.640 161.040 - - 101.922 5.878 53.240 14,81 40,57 77 0,73 7,46

Coconuts in husk/Coconut fresh

Kelapa daging/Kopra 163.804 40.951 v - 40.951 - 40.951 40.505 446 - - - - -

-Coconuts meat/Copra

Kacang Mete/ Bean Mete 65 v 377 442 216 226 - - - - - 226 0,06 0,17 - - -40,38

110,64 374 22,44 29,98 (7)

Food Waste

Feed Seed Makanan

(1) (2) (3) (4) (5)

Stock Exports

Commodity Input Output in

Imports

Masukan Keluaran Changes Manufactured for

Kg/Th

Per capita availability

Kg/Year

NERACA BAHAN MAKANAN D. I. YOGYAKARTA

TAHUN 2013 TETAP

Jenis Bahan Makanan

Produksi

Perubahan Stok

Impor Ekspor

Pemakaian Dalam Negeri / Domestic utilization Ketersediaan Per Kapita

Production

TABEL 2 :

Penyediaan dalam Penyediaan

negeri sblm Ekspor Dalam Bahan

Supply availa- Negeri Makanan Gram/ Kalori/ Protein/ Lemak/

ble for domestic Domestic Bukan hari Calories Proteins Fats

utilization before Supply Makanan Grams/ kkal/hari Gram/hr Gram/hr

exports Food Non food day kcal/day Grams/day Grams/day

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

Food Waste

Feed Seed Makanan

(1) (2) (3) (4) (5)

Stock Exports

Commodity Input Output in

Imports

Masukan Keluaran Changes Manufactured for

Kg/Th

Per capita availability

Kg/Year

NERACA BAHAN MAKANAN D. I. YOGYAKARTA

TAHUN 2013 TETAP

Jenis Bahan Makanan

Produksi

Perubahan Stok

Impor Ekspor

Pemakaian Dalam Negeri / Domestic utilization Ketersediaan Per Kapita

Production

Pakan Bibit Diolah untuk Tercecer

V. BUAH-BUAHAN/FRUITS Alpokat/Avocados - 6.245 * 1.643 7.888 750 7.138 58 7.022 1,95 5,35 3 0,03 0,21 Jeruk/Oranges - 3.215 * 26.251 29.466 8.482 20.984 820 20.164 5,61 15,37 3 0,06 0,02 Duku/Lanzon - 1.660 * 56 1.716 - 1.716 14 1.702 0,47 1,30 0 0,01 0,00 Durian/Durians - 7.363 * 1.012 8.375 150 8.225 822 7.402 2,06 5,64 0 0,01 0,01 Jambu/Waterapples - 6.746 * 743 7.489 123 7.366 60 7.307 2,03 5,57 2 0,03 0,01 Mangga/Mangoes - 36.889 * 995 37.884 110 37.774 2.644 35.130 9,77 26,77 6 0,06 0,02 Nanas/Pineapples - 635 * 3.744 4.379 554 3.825 199 3.626 1,01 2,76 0 0,00 0,00 Pepaya/Papayas - 12.663 * 1.445 14.108 223 13.885 861 13.024 3,62 9,93 3 0,03 -Pisang/Bananas - 56.850 * 2.935 59.785 350 59.435 2.793 56.642 15,76 43,17 21 0,23 0,07 Rambutan/Rambutans - 10.520 * 299 10.819 - 10.819 88 10.731 2,99 8,18 1 0,01 0,02 Salak/Salacia - 106.145 * 1.931 108.076 3.555 104.521 7.107 97.414 27,10 74,24 67 0,23 0,08 Sawo/Sapodila - 4.938 * 90 5.028 - 5.028 41 4.987 1,39 3,80 2 0,02 0,06 Semangka/ Watermelon - 10.154 * 1.770 11.924 145 11.779 98 11.681 3,25 8,90 1 0,01 0,00 Melon/ Honeydew - 30.777 * 298 31.075 114 30.961 257 30.704 8,54 23,40 9 0,15 0,27 Belimbing/Starfruit - 843 * 11.465 12.308 1.340 10.968 91 10.877 3,03 8,29 2 0,02 0,02 Manggis/Mangosteen - 1.787 * 22 1.809 78 1.731 14 1.717 0,48 1,31 0 0,00 0,00 Nangka/Cempedak/Jackfruit - 26.714 * 2.045 28.759 790 27.969 232 27.737 7,72 21,14 2 0,02 0,00 Markisa/Passion fruit - 278 * - 278 - 278 2 276 0,08 0,21 0 0,00 0,00 Sirsak/Soursop - 1.706 * 32 1.738 - 1.738 14 1.724 0,48 1,31 1 0,01 0,00 Sukun/Bread fruit - 10.034 * - 10.034 - 10.034 83 9.951 2,77 7,58 8 0,10 0,02 Lainnya/Others - 3 * 9.341 9.344 4.687 4.657 39 4.615 1,28 3,52 1 0,02 0,04 336.165 66.116 21.451 380.830 92,83 254,34 124 0,91 0,61 VI. SAYUR-SAYURAN VEGETABLE Bawang Merah 9.541 * 6.160 6.641 12.801 710 12.091 29 0 1.011 11.051 3,07 8,42 3 0,10 0,02 Shallot(Onion) Ketimun/Cucumber - 1.209 * 9.127 10.336 546 9.790 5 243 9.473 2,64 7,22 0 0,02 0,01 Kacang Merah - - * 739 739 - 739 21 20 697 0,19 0,53 1 0,07 0,01 Kidney beans Kacang Panjang - 2.431 * 8.697 11.128 1.300 9.828 43 268 9.516 2,65 7,25 2 0,15 0,03 String beans Kentang/Potatoes - - * 16.132 16.132 6.056 10.076 120 5 506 9.445 2,63 7,20 3 0,11 0,01 Kubis/Cabbage - 585 * 12.546 13.131 8.060 5.071 283 4.788 1,33 3,65 0 0,03 0,00 Tomat/Tomatoes - 1.067 * 9.165 10.232 2.860 7.372 651 6.669 1,86 5,08 1 0,05 0,01 Wortel/Carrots - - * 11.795 11.795 4.505 7.290 4 179 7.107 1,98 5,42 1 0,04 0,02 Cabe/Chilli - 20.363 * 10.365 30.728 3.416 27.312 14 1.439 25.859 7,19 19,71 4 0,14 0,05 Terong/Eggplant - 3.651 * 6.141 9.792 - 9.792 247 9.474 2,64 7,22 2 0,10 0,04 Petsai/ Sawi - 6.447 * 12.990 19.437 2.756 16.681 410 16.271 4,53 12,40 1 0,07 0,02 Mustard greens

Bawang Daun/Spring onion - 662 * 9.182 9.844 2.938 6.906 170 6.688 1,86 5,10 1 0,06 0,02 Kangkung/Swamp cabbage - 3.130 * 40 3.170 - 3.170 82 3.070 0,85 2,34 0 0,03 0,01 Lobak/Radish - - * 228 228 - 228 1 6 221 0,06 0,17 0 0,00 0,00

TABEL 2 :

Penyediaan dalam Penyediaan

negeri sblm Ekspor Dalam Bahan

Supply availa- Negeri Makanan Gram/ Kalori/ Protein/ Lemak/

ble for domestic Domestic Bukan hari Calories Proteins Fats

utilization before Supply Makanan Grams/ kkal/hari Gram/hr Gram/hr

exports Food Non food day kcal/day Grams/day Grams/day

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

Food Waste

Feed Seed Makanan

(1) (2) (3) (4) (5)

Stock Exports

Commodity Input Output in

Imports

Masukan Keluaran Changes Manufactured for

Kg/Th

Per capita availability

Kg/Year

NERACA BAHAN MAKANAN D. I. YOGYAKARTA

TAHUN 2013 TETAP

Jenis Bahan Makanan

Produksi

Perubahan Stok

Impor Ekspor

Pemakaian Dalam Negeri / Domestic utilization Ketersediaan Per Kapita

Production

Pakan Bibit Diolah untuk Tercecer

Labu siam/Chayotte - - * 10.498 10.498 3.120 7.378 202 7.144 1,99 5,44 1 0,03 0,00 Buncis/Greenbeans - 356 * 9.193 5.042 3.380 1.662 45 1.609 0,45 1,23 0 0,02 0,00 Bayam/Spinach - 1.552 * 1.071 2.623 - 2.623 72 2.540 0,71 1,94 0 0,01 0,00 Bawang Putih/Garlic - * - 9.307 9.307 1.404 7.903 19 563 7.321 2,04 5,58 4 0,19 0,01 Kembang Kol/Cauliflower 223 * 7.426 7.649 2.236 5.413 141 5.272 1,47 4,02 1 0,05 0,00 Jamur/Mushroom 1.637 * 44 1.681 120 1.561 41 1.520 0,42 1,16 1 0,11 0,01 Melinjo/ Melinjo 22.160 * - 22.160 - 22.160 578 21.582 6,00 16,45 7 0,49 0,07 Petai/ Petai 6.372 * 77 6.449 - 6.449 168 6.280 1,75 4,79 2 0,08 0,01 Jengkol/ Jengkol 38 * - 38 - 38 1 37 0,01 0,03 0 0,00 0,00 Lainnya/Others - - 52.731 52.731 4.200 48.531 1.266 46.935 13,06 35,77 9 7,59 0,18 78.043 204.135 47.607 230.063 61,36 168,10 45 9,55 0,54

VII. DAGING/MEAT

Daging Sapi/Beef 9.020 * 6.473 9.590 16.063 30 16.033 802 15.232 4,24 11,61 24 2,18 1,63 Daging Kerbau/Buffalo Meat - * - - - - - - - - - - - -Daging Kambing/Lamb 1.198 * 812 239 1.051 - 1.051 53 999 0,28 0,76 1 0,13 0,07 Daging Domba/Lamb 2.182 * 1.492 985 2.477 - 2.477 124 2.353 0,65 1,79 5 0,29 0,38 Daging Kuda/Lainnya 36 * 26 35 61 - 61 3 58 0,02 0,04 0 0,01 0,00

Horse Meat/Other

Daging Babi/Pork - * - 177 177 - 177 9 168 0,05 0,13 1 0,02 0,05 Daging Ayam Buras 2.238 * 1.298 3.096 4.393 - 4.393 220 4.174 1,16 3,18 10 0,58 0,80

Lokal Chicken Meat

Daging Ayam Ras 16.563 * 9.938 47.019 56.957 8.300 48.657 2.433 46.224 12,86 35,23 106 6,41 8,81

Improved Chicken Meat

Daging Itik/Duck Meat 194 * 116 184 300 - 300 15 285 0,08 0,22 1 0,03 0,06 Daging Kelinci/Rabbit Meat 1 * 1 161 162 - 162 8 153 0,04 0,12 0 0,02 0,01 Daging Puyuh/Quail Meat 54 * 32 109 * 141 - 141 7 134 0,04 0,10 0 0,03 0,01 Jeroan semua jenis - 3.661 11 3.672 - 3.672 - 3.672 1,02 2,80 4 0,44 0,18

All Offal All Kinds

20,43

55,98 151 10,14 11,99 VIII. TELUR/EGGS

Telur Ayam Buras 998 * 134 1.132 24 1.108 277 43 788 0,22 0,60 1 0,05 0,06

Local Hen Eggs

Telur Ayam Ras 12.590 * 20.405 32.996 107 32.889 674 32.214 8,96 24,55 30 2,44 2,12

Improved Hen Eggs

Telur Itik/Ducks Eggs 1.324 * 1.239 2.563 75 2.488 336 98 2.055 0,57 1,57 3 0,16 0,21 Telur Puyuh/Quail Eggs 1.650 10 * 1.660 - 1.660 34 1.211 0,34 0,92 2 0,11 0,12

14.912

21.779 206 9,75 26,72 34 2,64 2,39

IX. SUSU/MILK

Susu Sapi/Cow Milk 4.912 * 1.120 6.032 - 6.032 603 344 5.085 1,41 3,88 2 0,12 0,14 Susu Impor/Imported Milk - 6.727 6.727 1.620 5.107 - - 5.107 1,42 3,89 2 0,12 0,14

2,84

7,77 5 0,25 0,27 X. IKAN/FISH

Tuna/Cakalang/Tongkol - 837 # 2.165 3.002 340 2.662 80 2.582 0,72 1,97 1 0,21 0,05

Tunas/Skipjade/Eastern Little

Kakap/Giant Seaperch - 31 # 399 429 2 427 13 414 0,12 0,32 0 0,04 0,00 Cucut/Sharks - 22 # 107 129 2 127 4 123 0,03 0,09 0 0,00 0,00 Bawal/Pomfret - 5.170 # 606 5.776 62 5.714 171 5.543 1,54 4,22 3 0,64 0,06

TABEL 2 :

Penyediaan dalam Penyediaan

negeri sblm Ekspor Dalam Bahan

Supply availa- Negeri Makanan Gram/ Kalori/ Protein/ Lemak/

ble for domestic Domestic Bukan hari Calories Proteins Fats

utilization before Supply Makanan Grams/ kkal/hari Gram/hr Gram/hr

exports Food Non food day kcal/day Grams/day Grams/day

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

Food Waste

Feed Seed Makanan

(1) (2) (3) (4) (5)

Stock Exports

Commodity Input Output in

Imports

Masukan Keluaran Changes Manufactured for

Dokumen terkait