• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.3 Analisis SWOT

Banyaknya persaingan program produksi televisi tentunya menitiberatkan terhadap tolak ukur kualitas dari konten yang berkualitas. Semua itu dikemas melalui proses strategi. Demi menciptakan peluang tersebut perlu dianalisis dengan analisis SWOT yang berarti Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunities (Kesempatan), Threats (Ancaman).

Strength, yaitu menjadi salah satu kekuatan program Economic Challenges karena hanya Economic Challenges yang menyajikan berita-berita tentang persoalan ekonomi makro dan dikemas dalam program talkshow. Isu makro ekonomi merupakan sesuatu yang tidak ditemukan di program lain.

(Mas Win, selaku Produser)

“Kelebihan Economic Challenges pasti karena dia spesifik ke persoalan ekonomi. Otomatis seluruh CO terbaik di Indonesia ini tidak akan pernah melihat ke Todays Dialog, tidak akan pernah menganggap ada Barometer. Menko Perekonomian ga mungkin mau datang ke Todays. Datengnya ke Economic Challenges. Itu kelebihannya, karena di spesifik ekonomi maka semua pelaku ekonomi pasti akan masuk ke Economic Challenges .”

(Mas Suryo Pratomo, selaku host)

“Nomor satu sebetulnya persoalan bangsa ini yang tidak kalah pentingnya kan persoalan ekonomi dan persoalan manajemen. Semua program televisi itu belum pernah ada program yang membahas soal ekonomi, karena itu sebetulnya dari awal melihat programnya Desi Anwar ini maksud saya program yang cemerlang, karena kebetulan semua negara dihadapkan kepada tantangan ekonomi itu.

Khusus untuk indonesia ada karakteristik apa tantangan indonesia itu. Tantangan itu mulai dari orang ditingkat bawah, orang pengusaha dikelas menengah, maupun orang pengambil kebijakan,nah ini yang sebetulnya persoalan-persoalan ini, ya yang ikut menentukan kemajuan bangsa. Kemakmuran sebuah bangsa ditentukan oleh kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh bangsa itu. Itu yang saya lihat sebagai sebuah kekuatan, keunikkan , itu yang membuat saya kemudian melihat ini program unik, dan saya merasa bahwa kenapa kemudian program ini walaupun tidak stabil ya tetapi dia punya kelompok penonton tertentu, karena ternyata banyak orang yang sebetulnya paham dan butuh program-program ekonomi, termasuk para pejabat negara khususnya mereka yang bidang ekonomi, dia butuh program itu.“

(Mas Jati, selaku staf produksi)

“Economic Challenges tidak memiliki komptetitor yang bener-bener head to head.”

Weakness, yaitu kelemahan dari program Economic Challenges adalah karena komitmen untuk menjadikan Economic Challenges sebagai program yang membahwa tentang persoalan ekonomi maka Economic Challenges mempunyai segmentasi audiens yang tidak sebanyak program hiburan, tetapi sudah melewati target audience Metro TV.

(Mas Suryo Pratomo, selaku host)

“Kalau mnurut saya kelemahan Economic Challenges itu di tim risetnya, kadang-kadang baru hari mingu, padahal kita kan punya waktu seminggu ya. Dari senin ke senin. Kelemahannya adalah itu. Padahal dulu harusnya senin, lalu selasa harusnya di review, hari rabu sebetulnya menentukan tema. Nah tim riset itu harusnya udah keluar dengan masukkan di rabu. Kalau rabu sudah tau, kamis jumat sabtu minggu itu sebetulnya udah tinggal persiapannya, ya kan? Siapin materinya apa, mau ngejar tamunya segala macam, sehingga kemudian di hari senin semua udah lengkap. Ini kan ngga, bahkan di hari senin jam 6 sore belum tau tamuya, itu dari segi konten. Kalau dari segi teknis, saya tuh selalu ingin ketika akan show semua sudah di prepare, ini kadang-kadang uda tengah show suaranya kurang optimal, kadang itu bikin mengganggu buat saya, karena saya tuh kadang-kadang orang yang merasa bahwa “kenapa sih”, tapi kan sedang acara begini penting dan live, kalau taping sih ngga apa-apa, inikan live yang ga mungkin lagi salah begitu. Semua harus berjalan natural kan, ini yang kadang-kadang menyebabkan hasilnya juga ga optimal dan kita lihat ratingnya naik turun. Nah ketiga karena program itu unik dan disukai banyak orang, sekarang tuh kebanyakan pesan sponsornya. Nah ketika sudah dipesan sponsor, kemudian bicarakan issue yang bukan jadi tema besar atau pertanyaan orang, pasti drop. Makanya kan coba rating waktu sama Pak Budiyono kan 1,1. Begitu besoknnya diblocking bareng langsung turun ke bawah. Itu yang menjadi masalah ketika kemudian issuenya ga di maintance.”

(Mas Jati, selaku staf produksi)

“Economic Challenges tidak memiliki kompetitor justru membuat kurang ada pembanding sehingga ilmu kompetitif untuk menjadi lebih baik masih kurang.”

Oppurtunities, yaitu keuntungan atau bisa juga kesempatan dari program Economic Challenges adalah pemirsa mendapatkan informasi yang lebih cepat, akurat dan terpercaya mengenai persoalan-persoalan ekonomi karena berita yang disajikan jelas dan tidak memihak, juga menjadi keuntungan membahas persoalan ekonomi yang masih jarang dibicarakan oleh stasiun televisi lain.

(Mas Suryo Pratomo, selaku host)

“Jujur memang di televisi yang lain mereka tidak melihat ini, kebanyakan kan tv itu melihat tv sebagai alat hiburan kan. Tapi kan kalo metro tv kan dr awalkan bukan ke sana, ya kan. Bahkan 2010 kita melihat ini program yang harus bisa mengedukasi masyarakat. Nah ekonomi itu sekali lagi issue yang tidak mudah juga, tidak semua orang bisa memahami acara ini. Apa masalah-masalah ekonomi. Nah karena itu sekali lagi keunikkan ini yang membuat ec itu praktis tidak ada saingannya.”

Threats, yaitu ancaman bagi program Economic Challenges adalah komitmen sebagai program yang sealu membawakan berita tentang persoalan ekonomi yang terjadi di Indonesia merupakan tanggung jawab yang terkadang berat bagi program Economic Challenges, tetapi karena memang sudah menjadi visi dan misi serta Economic Challenges sudah mengambil langkah itu, maka sebagai tim harus mempersiapkan dan menyajikan informasi persoalan ekonomi yang memang menjunjung kredibilitas program Economic Challenges sebagai saluran berita ekonomi agar audiencepun puas menyaksikannya.

(Mas Win, selaku Produser)

“Economic Challenges tidak mungkin mengangkat persoalan yang diluar ekonomi. Tapi faktanya kita seringkali mengekonomikan fakta politik, mengekonomikan fakta olahraga, asean games surabaya, kaya gitu.

Tapi kalau dari sisi show tidak terlalu kelihatan, karena apapun basicly bisa kita kemas untuk menjadi ekonomi.”

4.4 Pembahasan

Program Economic Challenges merupakan program yang hanya mengupas persoalan ekonomi, tema yang berbeda dari program lainnya. Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan, bahwa strategi produserlah yang bisa membawa program Economic Challenges terus berkembang hingga saat ini dengan rating yang tidak rendah. Produser sendiri juga yang mencetuskan ide untuk menanyangkan program ini.

(Produser, Mas Win Mohammad Adab)

“Konsepnya aku, iya karena aku pikir dialognya kok politik aja, orang tuh ngga ngeh ada ekonomi tuh. Waktu itu sebelum sekarang kemudian orang jadi mau. Paling maupun paling apa sih, BBM, ada publik interestnya gede. Tapi kalau kasus seperti Petra di Pertaminalah atau kasus yang spesifik perusahaan tuh ga mungkin masuk MHI. Kecuali aku jd pemretnya (pemimpin redaksi) mungkin masuk.

setidaknya kita bicara makro ekonomi jadi bukan perusahaan, kalau perusahaan mungkin namanya bisnis preview. Tapi karena kita ngomong makro, fiskal, kebijakan, jadi kita bicaranya premi besar, nama yang pas yah Economic Challenges kan. Waktu itu kan kita belum pulih dari krisis kan, tahun 1998, 2000 sampai 2004 itu kita belum optimis bisa seperti sekarang. Ya jadi tantangan ekonomi waktu itu seperti itu, sampe sekarang masih bertahan.

Inilah yang peneliti teliti dalam skripsi ini, strategi produser dair menyusun konsep hingga melahirkan program acara ini.

BAB 5

Dokumen terkait