• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.4 Waktu dan Tempat Penelitian

4.4.3 Analisis SWOT

Setelah nilai multiplier (MSy) diperoleh, kemudian dilakukan prediksi pertumbuhan pendapatan wilayah yang diakibatkan oleh pertumbuhan pendapatan sektor perikanan dengan menggunakan rumus :

ÄY = ÄYb (MSy)

dimana : MSy = koefisien pengganda jangka pendek untuk indikator pendapatan;

ÄY = perubahan pendapatan wilayah Kabupaten Kendal

ÄYb = perubahan pendapatan sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Kendal.

Perhitungan Multiplier effect berdasarkan indikator tenaga kerja digunakan rumus :

MSe = Eb

E

∆ ∆

Setelah nilai multiplier (MSe) diperoleh, seperti pada indikator pendaptan wilayah dilakukan juga prediksi pertumbuha n tenaga kerja yang diakibatkan oleh pertumbuhan tenaga kerja sektor perikanan dengan menggunakan rumus :

ÄE = ÄEb (MSe)

dimana : MSe = koefisien pengganda jangka pendek untuk indikator tenaga kerja;

ÄE = perubahan tenaga kerja wilayah Kabupaten Kendal;

ÄEb = perubahan tenaga kerja sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Kendal.

4.4.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi secara sistematik atas kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta kesempatan dan ancaman dari faktor eksternal yang dihadapi suatu wilayah. Analisis ini digunakan untuk memperoleh hubungan antara faktor

eksternal dan internal. Faktor internal dalam analisis SWOT adalah kekuatan (strength), kelemahan (weakness), sedangkan faktor eksternal yang dihadapi adalah peluang

(opportunity) dan ancaman (threat). Keterkaitan faktor internal dan eksternal tersebut digambarkan dalam bentuk matrik SWOT yang nantinya digunakan untuk menentukan alternatif strategi pengembangan pembangunan

Matrik SWOT merupakan suatu alat untuk meringkas faktor- faktor strategis suatu sektor yang menggambarkan bagaimana peluang-peluang dan ancaman-ancaman

eksternal yang dihadapi dapat dipertemukan dengan kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan internal untuk menghasilkan empat kelompok kemungkinan alternatif strategis. Menurut Rangkuti (2000), empat kelompok kemungkinan alternatif strategis tersebut adalah:

1) SO (strength-opportunity), yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada.

2) ST (strength-threat), yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi.

3) WO (weakness-opportunity), yaitu berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan.

4) WT (weakness-threat), yaitu berusaha meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada

Tabel 1. Analisis SWOT Internal

Eksternal

Kekuatan

(strength) Kelemahan (weakness)

Peluang (opportunity)

SO

Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk menangkap kesempatan

WO

Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Ancaman (threat)

ST

Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

WT

Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber : Rangkuti 2000

Langkah- langkah yang dilakukan dalam membuat matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation (EFE), yaitu :

a) Menyusun daftar faktor- faktor yang dianggap berpengaruh penting sebagai faktor internal dan eksternal sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Kendal.

b) Penilaian bobot setiap faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal dalam sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Kendal. Penentuan bobot dilakukan oleh peneliti bersama-sama dengan Kepala Subbagian Tata Usaha Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal, dengan menggunakan skala :

1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting dari indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting dari indikator vertikal

Tabel ……Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal

Faktor Strategis Internal A B C …. Total

A B C …. Total Sumber : Rangkuti 2000

Faktor Strategis Eksternal A B C …. Total A B C …. Total Sumber : Rangkuti 2000

c) Penentuan bobot setiap variabel diperoleh dengan menggunakan proporsi nilai dari setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan dengan rumus :

ai =

= n i Xi Xi 1 Keterangan :

ai = Bobot variabel ke-i Xi = Nilai variabel ke-i i = 1,2,3,…,n

n = Jumlah variabel

Pembobotan ditempatkan pada kolom kedua matriks dengan total bobot sama dengan satu.

d) Penentuan peringkat terhadap variabel- variabel hasil analisis situasi dilakukan oleh peneliti, dengan skala sebagai berikut :

Nilai untuk matriks IFE, yaitu kekuatan :

4 = sangat kuat 2 = lemah

3 = kuat 1 = sangat lemah

Nilai untuk matriks IFE, yaitu kelemahan :

4 = sangat lemah 2 = kuat

3 = lemah 1 = sangat kuat

Nilai untuk matriks EFE, yaitu peluang :

4 = sangat tinggi 2 = rendah

3 = tinggi 1 = sangat rendah

Nilai untuk matriks EFE, yaitu ancaman :

3 = sedang 1 = sangat tinggi

e) Tiap peringkat dikalikan masing- masing bobotnya untuk setiap variabel, sehingga menjadi skor.

f) Skor dijumlahkan untuk menentukan total skor.

Tabel……….Matriks Internal Faktor Evaluation (IFE)

Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor

Kekuatan : 1………. 2………. ………... Kelemahan : 1………. 2………. ……… Total Sumber : Rangkuti 2000

Tabel……….Matriks Eksternal Faktor Evaluation (EFE) Faktor Strategis

Eksternal

Bobot Rating Skor

Peluang : 1………. 2………. ………... Ancaman : 1………. 2………. ……… Total Sumber : Rangkuti 2000

g) Total skor berkisar 1,0 sampai total skor yang berada 4,0 dengan rata-rata 2,5. Dibawah 2,5 menunjukkan posisi internal dan eksternalnya lemah, sedangkan total skor diatas 2,5 menunjukkan bahwa posisi internal dan eksternal berada pada tingkat yang kuat. Total skor yang berada pada nilai 2,5 menunjukkan situasi eksternal dan internalnya berada pada posisi rata-rata

Pemilihan alternatif strategi ya ng terbaik dilakukan dengan memberikan nilai dan rangking sesuai tingkat kepentingannya. Pemberian nilai ini dilakukan kepada setiap unsur SWOT dan pemberian rangking dilakukan secara subjektif oleh peneliti dari hasil wawancara dengan para responden.

4.5 Konsep dan Pengukuran

1) Peranan sektor perikanan dalam pembangunan adalah kedudukan sektor perikanan dalam pembangunan wilayah yang diukur berdasarkan indikator pendapatan wilayah dan tenaga kerja;

2) Dampak sektor perikanan adalah efek pertumbuhan pendapatan dan tenaga kerja sektor perikanan terhadap pertumbuhan pendapatan dan tenaga kerja wilayah; 3) Pendapatan Domestic Regional Bruto (PDRB) adalah pendapatan total suatu wilayah

dari seluruh kegiatan perekonomian selama satu tahun. PDRB yang dimaksud dala m penelitian ini adalah PDRB atas dasar harga berlaku, yaitu PDRB yang dinilai

berdasarkan harga pada tahun berjalan, baik pada saat menilai produksi, biaya antara maupun komponen nilai tambah. Dengan PDRB ini, dijadikan indikator untuk

melihat pengaruh perubahan tingkat kemakmuran dan perekonomian termasuk inflasi. Selain itu digunakan PDRB per kapita yaitu perbandingan antara PDRB dengan

jumlah penduduk pertengahan tahun, sehingga dengan PDRB per kapita dapat

diketahui kemampuan wilayah dalam menghasilkan pendapatan atau balas jasa faktor produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi. Satuan PDRB yang

digunakan adalah jutaan rupiah;

4) Kesempatan kerja adalah jumlah angkatan kerja yang bekerja. Kesempatan kerja sektor perikanan yaitu jumlah angkatan kerja yang bekerja pada sektor perikanan. Kesempatan kerja sektor perikanan dinyatakan dalam orang (jiwa);

5) Kuosien lokasi (pendapatan/tenaga kerja) adalah perbandingan antara total (pendapatan/tenaga kerja) sektor perikanan Kabupaten Kendal terhadap total (pendapatan/tenaga kerja) seluruh sektor di Kabupaten Kendal dengan total (pendapatan/tenaga kerja) sektor perikanan Provinsi Jawa Tengah terhadap total (pendapatan/tenaga kerja) seluruh sektor di Provinsi Jawa Tengah;

6) Efek pengganda (pendapatan/tena ga kerja) adalah koefisien yang menunjukkan kemampuan setiap peningkatan (pendapatan/tenaga kerja) dalam wilayah terhadap pertumbuhan (pendapatan/tenaga kerja) wilayah yang bersangkutan;

7) Surplus pendapatan wilayah adalah nilai kelebihan pendapatan yang terjadi akibat dari kegiatan ekspor ke luar wilayah;

8) Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan; 9) Rumah Tangga Perikanan (RTP) adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan

penangkapan atau budidaya hewan atau budidaya tanaman air dengan tujuan menjual sebagian atau seluruh hasilnya;

10) Faktor internal adalah kekuatan yang merupakan keunggulan dimiliki oleh sektor perikanan serta kelemahan yang merupakan keterbatasan atau kekurangan sektor perikanan yang mempengaruhi kinerja pembangunan;

11) Faktor eksternal adalah peluang yang merupakan kesempatan yang dimiliki sektor perikanan untuk dimanfaatkan dan ancaman yang merupakan hambatan yang berasal dari luar sektor perikanan;

12) strategi pengembangan adalah rencana atau siasat pengembangan secara bertahap dan teratur dari kondisi riil saat ini menuju pada sasaran atau kondisi yang diinginkan;

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Keadaan Umum Kabupaten Kendal

Dokumen terkait