• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Gambaran Umum Karakteristik Responden 1. Identitas Responden

5. Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal merupakan analisa dengan daya menerangkan cukup kuat untk menjelaskan indikator yang ada dalam setiap variabel penelitian. Analisis tabel tunggal dalam penelitian ini didasarkan pada dua variabel penelitian, yaitu Komunikasi Interpersonal antar Karyawan ( Variabel X ) dan Kinerja Karyawan ( Variabel Y ).

5. 1 Komunikasi Interpersonal antar Karyawan ( Variabel X )

Komunikasi Interpersonal antar Karyawan adalah bentuk komunikasi yang dilakukan antar karyawan PT Axis Telekom Indonesia. Komunikasi Intepersonal ini dilakukan secara timbal balik atau dua arah secara langsung ataupun secara tatap muka. Deskripsi mengenai komunikasi Interpersonal yang di lakukan olah karyawan PT Axis Telekom Indonesia meliputi keterbukaan antar karyawan yang berada dikantor, Empati ( kepedulian antar karyawan), Dukungan, Rasa Positif dan Kesetaraan.

5. 1.1 Tanggapan Responden Terhadap Keterbukaan Tabel 14

Sesama karyawan bersedia untuk membuka diri , mengungkapkan informasi yang dapat digunakan demi kebaikan karyawan

Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Sangat Setuju 17 26,9

Setuju 30 47, 8

Ragu- Ragu 16 25, 3

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 1

Berdasarkan tabel 14. dapat dilihat bahwa 17 responden atau sekitar 26, 9% karyawan menyatakan sangat setuju untuk membuka diri, mengungkapkan informasi yang berguna untuk kebaikan karyawan dan 30 responden atau sekitar 47, 8% karyawan menyatakan setuju untuk membuka diri, mengungkapakan informasi yang dapat digunakan untuk kebaikan karyawan yang lainnya, sedangkan 16 karyawan atau sekitar 25, 3% responden menyatakan ragu- ragu untuk membuka diri dan memberikan informasi yang berguna untuk karyawan yang lain.

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa keterbukaan antar karyawan dirasa sudah baik yaitu 17 atau sekitar 26, 9% menyatakan sangat setuju dan 30 responden atau sekitar 47, 8% menyatakan setuju untuk terbuka yang bertujuan untuk memberikan informasi yang bermaanfaat, dimana dalam sebuah perusahaan keterbukaaan sangat penting untuk menunjang sebuah kinerja. Mayoritas karyawan bersikap membuka diri karena hal tersebut dirasa perlu untuk saling bertukar

informasi tentang pekerjaan yang bertujuan untuk lebih meningkatkan pengetahuan atau kinerja sesama rekan kerja.

Tabel 15

Sesama karyawan bereaksi jujur, terbuka dan spontan terhadap informasi yang berasal dari karyawan

Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Sangat Setuju 34 54

Setuju 13 20, 7

Ragu- Ragu 16 25, 3

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 2

Berdasarkan tabel 15, diatas dapat diketahui bahwa 34 responden atau sekitar 54 % karyawan menyatakan sangat setuju untuk bereaksi jujur, terbuka dan spontan ketika mendapatkan informasi yang berasal dari karyawan, 13 responden atau sekitar 20, 7% karyawan menyatakan setuju untuk bereaksi jujur, terbuka dan spontan saat mendapatkan informasi yang berasal dari karyawan yang lain dan sisanya 16 responden atau sekitar 25, 3% karyawan menyatakan ragu- ragu saat mendapatkan informasi dari teman kerja.

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa keterbukaan antar karyawan terhadap informasi yang diberikan dari karyawan yang lain sudah bagus, mayoritas karyawan sudah bereaksi jujur dan spontan ketika mendapatkan informasi yang berguna untuk kinerjannya. Dalam menanggapi informasi yang didapat dari rekan kerja mayoritas karyawan bereaksi jujur, terbuka dan spontan sikap karyawan.

Terbuka dalam penelitian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggung jawab atas pemikiran yang dilontarkan tersebut, keputusan- keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melakukan pekerjaan secara efektif, untuk bersikap jujur keapda organisasi, untuk meraih semangat dalam organisasi, untuk melaksanakan tugas secara kreatif dan untuk menawarkan gagasan- gagasan yang inovatif bagi penyempurnaan organisasi adalah dipengaruhi oleh komunikasi itu sendiri.

Tabel 16

Bersikap terbuka kepada orang- orang yang berinteraksi disaat bekerja Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Selalu 3 4,8

Sering 26 41,2

Kadang- kadang 34 54

Tidak pernah 0 0

Tidak Pernah Sama Sekali

0 0

Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 3

Berdasarkan tabel 16, diatas 3 responden atau sekitar 4,8% karyawan selalu bereaksi bersikap terbuka kepada orang- orang yang berinteraksi dengannya disaat bekerja, 26 responden atau sekitar 41, 2% karyawan sering bersikap terbuka kepada orang- orang yang berinterkasi dengannya disaat bekerja dan 34 responden atau sekitar 54% karyawan kadang- kadang bersikap terbuka ketika menanggapi orang- orang yang berinterkasi dengannya.

Berdasarkan tabel diatas peneliti menyimpulkan mayoritas karyawan masih menyatakan kadang- kadang bersikap terbuka ketika diajak berinterkasi dengan

karyawan yang lain ini dikarenakan mayoritas karyawan masih merasa canggung untuk bersikap terbuka kepada setiap karyawan yang mengajak berinterkasi dan mereka beranggapan bahwa dengan bercerita dengan kehiupan pribadinya akan terganggu sehingga mereka lebih defensif dalam berkomunikasi. Sedangkan mereka yang selalu dan sering bersikap terbuka disaat berinteraksi sudah merasa percaya dan yakin rekan kerjannya. Mereka punya anggapan bahwa perasaan mereka akan terasa lega apabila permasalahan yang sedang dialami dapat mereka ungkapkan dengan rekan kerja yang lain.

Tabel 17

Kepedulian untuk memberi tanggapan terhadap informasi yang disampaikan rekan kerja

Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Sangat Peduli 0 0 Peduli 63 100 Kurang Peduli 0 0 Rendah 0 0 Sangat Rendah 0 0 Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 4

Berdasarkan tabel 17, diatas dapat diketahui sekitar 63 responden atau 100% karyawan mempunyai kepedulian tinggi untuk memberi tanggapan terhadap informasi yang disampaikan rekan kerja yang lain, karyawan merasa informasi yang disampaikan rekan kerja sangat perlu dan penting untuk menunjang kinerjannya. Masukkan- masukkan dari teman kerja sangat dibutuhkan untuk membantu meningkatkan kinerja. Ketika karyawan saling memberikan tanggapan terhadap

informasi yang diterima secara tidak langsung karyawan akan berbagi informasi-informasi mengenai pekerjaan jadi karyawan merasa senang untuk melakukan hal tersebut.

Tabel 18

Orientasi untuk penerimaan saran dan kritik

Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Sangat Senang 0 0

Senang 22 35

Kurang Senang 40 63, 4

Tidak Senang 1 1, 6

Sangat Tidak Senang 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 5

Berdasarkan tabel 18, jawaban dari 63 responden pada tabel 11 dapat dilihat bahwa 22 responden menyatkan senang untuk penerimaan saran dan kritik tergantung bagaimana rekan kerja ketika menyampaikan saran dan kritiknya, sebab ada kalanya orang menyampaikan saran dan kritik tidak pada tempatnya. Sedangakan 40 responden atau sekitar 63, 4% karyawan menyatakan kurang senang ketika mendapatkan saran dan kritik dari rekan kerja ini dikarenakan cara penyampaian saran dan kritik yang tidak baik dan tidak bisa menempatkan posisi dan 1 responden atau 1,6% karyawan menyatakan tidak senang saat menerima saran dan kritik dari rekan kerja.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai indikator keterbukaan yang terdiri dari 5 item , dapat disimpulkan tingkaat keterbukaan antar karyawan sudah sesuai dengan harapan .

Meskipun sebagian besar karyawan menyatakan keterbukaan antara karyawan sudah baik dan sesuai dengan harapan, namun keterbukaan antar karyawan harus tetap ditingkatkan, karena bila komunikasi bersifat terbuka, bila maksud dan tujuan sudah jelas maka akan tumbuh sikap percaya, seperti yang diungkapkan Jalaluddin Rakhmat ( 2007: 129- 136 ) bahwa “diantara beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

komunikasi interpersonal, faktor percaya adalah yang paling penting. Rasa percaya

dapat menentukan efektifitas komunikasi.” Dalam komunikasi komunikator dan komunikan harus saling mempercayai. Kalau tidak ada unsur saling mempercayai, komunikasi tidak akan berhasil atau terhambat. Sikap terbuka ( open- mindedness ) amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.

5. 1.2 Tanggapan Responden Terhadap Empati. Tabel 19

Sesama Karyawan Dapat Memahami Dan Menghargai Motivasi, Sikap Serta Harapan Dan Keinginan Karyawan Untuk Masa Mendatang.

Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Sangat Setuju 17 27

Setuju 20 31, 7

Ragu- ragu 26 41, 3

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 63 100

Berdarakan tabel 19, dapat kita lihat 17 responden atau 27 % sangat setuju sesama karyawan dapat memahami dan menghargai motivasi, sikap serta harpan dan keinginan karyawan untuk masa yang akan datang, dan 20 responden atau 31, 7 % setuju karyawan dapat memahami dan menghargai motivasi, sikap serta harapan dan keinginan karyawan untuk massa yang akan datang. Sedangkan 26 responden atau 41, 3% menyatakan ragu- ragu karyawan dapat memahami dan menghargai, sikap serta harapan untuk massa yang akan datang.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan mayoritas karyawan sangat setuju dan setuju terhadap pernyataan bahwa sesama karyawan dapat memahami dan menghargai motivasi, sikap serta harapan dan keinginan karyawan untuk masa yang akan datang. Hal ini menunjukkan bahwa sesama karyawan bisa memahami dan memotivasi serta mengetahui keinginan para karyawan. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan merka untuk masa mendatang. Sedangkan 26 responden menyatakan ragu-ragu ini dikarenakan sebagian karyawan masih bersikap acuh dan tidak peduli dengan urusan rekan kerja yang lain sehingga kurang mampu memahami dan menghargai motivasi, sikap serta harapan dan keinginan karyawan untuk masa yang akan datang.

Tabel 20

Sesama Karyawan Mampu Menilai Dan Memahami Sudut Pandang Orang Lain Untuk Mencari Kejelasan

Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Sangat Setuju 15 23, 9

Setuju 20 31, 7

Ragu- ragu 11 17, 5

Tidak Setuju 17 26, 9

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 7

Berdasarkan tabel 20, dapat dilihat 15 responden atau 23, 9% menyatakan sangat setuju karyawan mampu menilai dan memahami sudut pandang orang lain untuk mencari kejelasan. Sedangakan 20 responden atau 31, 7% menyatakan setuju karyawan mampu menilai dan memahami sudut pandang orang lain untuk mencari kejelasan dan 11 responden atau 17, 5% ragu- ragu mampu menilai dan memahami sudut pandang orang lain sedangakn 17 responden atau 26, 9% karyawan menyatakan tidak setuju untuk mampu menilai dan memahami sudut orang lain. Dari tabel diatas menunjukkan mayoritas sesama karyawan mempunyai kemampuan menilai dan memahami sudut pandang orang lain untuk mencari kejelasan mengenai informasi yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT Axis Telekom Indonesia bisa menilai dan memahami sudut pandang untuk mencari kejelasan yang benar. Orang yang empatik mempunyai kemampuan untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain.

Tabel 21

Memberikan Solusi Disaat Rekan Kerja Mengalami Kesulitan Dengan Pekerjaannya

Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Selalu 22 34, 9 Sering 12 19 Kadang- kadang 29 46, 1 Jarang 0 0 Tidak pernah 0 0 Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 8

Berdasarkan tabel 21, menunjukkan bahwa 22 responden atau 34, 9% menyatakan selalu memberikan solusi saat rekan kerja sedang mengalami kesulitan. Sedangkan 12 responden atau 19 % sering memberikan solusi saat rekan kerja sedang mengalami kesulitan dan 29 responden atau 46, 1% menyatakan kadang- kadang bisa memberikan solusi saat rekan kerja sedang mengalami kesulitan. Berdasarkan tabel diatas peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar karyawan hanya meberikan solusi ketika rekan kerja sedang mengalami kesulitan jika mereka dimintai bantuan untuk memberikan solusi pada permasalahan kerja yang sedang dihadapi. Karena kesibukan masing- masing membuat karyawan cenderung berkonsentrasi terhadap tugas masing- masing daripada membuang- buang waktu dengan membantu memberikan solusi kepada rekan kerja yang lain, yang dapat menggangu pekerjaan mereka.

5. 1.3 Tanggapan Responden Terhadap Sikap Mendukung. Tabel 22

Pimpinan Mampu Bersikap Menjelaskan, Menghindari Ungkapan Evaluasi Yang Bernada Negatif

Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Sangat Setuju 7 11, 1

Setuju 7 11,1

Ragu- ragu 49 77, 8

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 9

Berdasarkan tabel 22, dapat kita lihat 7 responden atau 11, 1% menyatakan sangat setuju pimpinan mampu bersikap menjelasakan, menghindari ungakapan evaluasi yang bernada negatif dan 7 responden atau 11,1% menyatakan setuju pimpinan mampu bersikap menjelaskan, menghindari ungkapan evaluasi yang bernada negatif. Sedangkan 49 responden atau 77, 8% menyatakan ragu- ragu pimpinan mampu bersikap menjelaskan, menghindari ungkapan evaluasibernada negatif. Dari tabel diatas peneliti menyimpulkan mayoritas karyawan merasa ragu- ragu pimpinan mampu bersikap menjelaskan, menghindari ungkapan evaluasi yang bernada negatif. Ini menandakan karyawan tidak yakin pimpinan benar- benar bersikap menghindari ungkapan evaluasi yang bernada negatif.

Tabel 23

Pimpinan Mampu Bersikap Terus Terang Dan Terbuka Dalam Mengutarakan Pikirannya

Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Sangat Setuju 25 39, 7

Setuju 15 23, 8

Ragu- ragu 1 1, 6

Tidak Setuju 22 34, 9

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 10

Berdasarkan tabel 23, menunjukkan 25 responden atau 39,7% menyatakan pimpinan mampu bersikap terus terang dan terbuka daam mengutarkan pikirannya, 15 responden atau 23, 8% setuju pimpinan mampu bersikap terus terang dan terbuka dalam mengutarakan pikirannya, 1 responden atau 1,6% menyatakan ragu- ragu pimpinan mampun bersikap terus terang dan terbuka dan sebanyak 22 responden atau 34,9% menyatkan tidak setuju pimpinan mampu bersikap terus terang dan terbuka dalam mengutarakan pikirannya. Maka, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan pimpinan mampu bersikap terus terang dan terbuka saat mengutarkan pikirannya.

Tabel 24

Bersikap Menjelaskan, Menghindari Ungkapan Evaluasi Yang Bernada Negatif Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Sangat Setuju 14 22, 2

Setuju 49 77, 8

Ragu- ragu 0 0

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 11

Berdasarkan tabel 24, menunjukkan 14 responden atau 22, 2% sangat setuju sesame karyawan dapat bersikap menjelaskan, menghindari ungkapan evaluasi yang bernada negatif, sedangakan 49 responden atau 77, 8% menyatakan setuju sesama karyawan dapat bersikap menjelaskan, menghindari ungkapan evaluasi yang bernada negatif. Maka, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju sesama karyawan dapat bersikap menjelaskan, menghindari ungkapan evaluasi yang bernada negatif. Sikap karyawan ini terbentuk karena para karyawan sudah menyadari bahwa dengan menghindari ungkapan evaluasi yang bernada negative akan merekatkan hubungan antar karyawan yang akan berdampak kepada kinerja yang lebih baik.

Tabel 25

Sesama Karyawan Mampu Bersikap Terus Terang dan Terbuka Dalam Mengutarakan Pikirannya

Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Sangat Setuju 0 0

Setuju 47 74, 6

Ragu- ragu 16 25, 4

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 12

Berdasarkan tabel 25, 47 responden atau 74, 6% menyat akan setuju sesama karyawan mampu bersikap terus terang dan terbuka dalam mengutarakan pikirannya, dan 16 responden atau 25, 4% menyatakan ragu- ragu sesama karyawan mampu bersikap terus terang dan terbuka dalam mengutarakan pikirannya. Maka, dapat disimpulkan mayoritas sesama karyawan mampu bersikap terus terang dan terbuka dalam mengutarakan pikirannya, hal ini dikarenakan bahwa sebagian karyawan sudah saling menyadari sikap terus terang dan keterbukaan adalah hal yang penting untuk menunjang kinerja mereka. Hasil ini menunjukkan bahwa para karyawan PT Axis Telekom Indonesia cabang Bandar Lampung bisa bersikap terus terang dalam mengutarakan ide ataupun pikirannya yang nantinya akan diajukan keatasan.

Tabel 26

Senang Memberi Dukungan Kepada Rekan Kerja

Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Sangat Setuju 6 9, 6

Setuju 38 60, 3

Ragu- ragu 19 30, 1

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 13

Berdasarkan tabel 26, 6 responden atau 9,6% sangat setuju sesama karyawan senang memberi dukungan kepada rekan kerja, 38 responden atau 60, 3% menyatakan setuju karyawan senang memberi dukungan kepada sesama rekan kerja dan 19 responden atau 30, 1% menyatakan ragu- ragu sesama karyawan senang memberi dukungan kepada rekan kerja dalam bentuk apapun. Maka, dapat peneliti simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju untuk memberi dukungan dalam bentuk apapun kepada rekan kerja yang lain. Saling memberi dukungan antar karyawan sangat penting karena dapat membantu efektifitas produksi perusahaan, sehingga proses yang terjadi adalah proses yang saling menguntungkan antar karyawan sekaligus dengan perusahaan.

5. 1.4 Tanggapan Responden Terhadap Sikap Positif. Tabel 27

Pimpinan Mampu Memberikan Pujian Atas Prestasi Yang Telah Dicapai Oleh Karyawan

Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Sangat Setuju 5 8

Setuju 42 66, 6

Ragu- ragu 16 25, 4

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 14

Berdasarkan tabel 27, 5 responden atau 8 % menyatakan sangat setuju pimpinan mampu meberikan pujian ats prestasi yang telah dicapai oleh karyawan, 42 responden atau 66, 6% setuju pimpinan mampu memberikan pujian ketika salah satu karyawan memiliki prestasi kerja yang baik dan 16 responden atau 25, 4% menyatakan ragu-ragu pimpinan mampu memberikan pujian saat prestasi kerja karyawannya sedang baik, Maka, dapat peniliti simpulkan mayoritas karyawan setuju pimpinan mampu memberikan pujian atas prestasi yang telah dicapai oleh karyawan, ini dikarenakan pimpinan bersikap loyal dan tidak kaku terhadap karyawan jadi ketika karyawan memiliki prestasi saat bekerjaa pimpinan tidak ragu- ragu untuk memberikan pujian. Pujian adalah bentuk penghargaan secara lisan dengan merasa dihargai karyawan akan merasa kerja kerasnya selama ini diperhatikan oleh pimpinan.

Tabel 28

Sesama Karyawan Mampu Bersikap Menganggap Penting Setiap Rekan Kerja Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Sangat Setuju 11 17, 5

Setuju 12 19

Ragu- ragu 40 63, 5

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 15

Berdasarkan tabel 28, 11 responden atau 17, 5% menyatakan sangat setuju sesama karyawan mampu bersikap positif terhadap karyawan, 12 responden atau 19% menyatakan setuju sesama karyawan mampu bersikap positif dan 40 responden atau sekitar 63, 5% menyatakan ragu- ragu sesama karyawan mampu bersikap positif terhadap karyawan yang lainnya. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan ragu- ragu sesama karyawan mampu bersikap positif antar karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan merasa tidak yakin bahwa antar karyawan mampu bersikap positif dan ini perlu menjadi perhatian perusahaan karena rasa positif penting untuk berlangsungnya komunikasi yang efektif.

Tabel 29

Sesama Karyawan Mampu Bersikap Percaya Diri Untuk Membantu Rekan Kerja

Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Sangat Setuju 9 14, 3

Setuju 54 85, 7

Ragu- ragu 0 0

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 16

Berdasarkan tabel 29, 9 responden atau 14, 3% menyatakan sangat setuju sesama karyawan mampu bersikap optimis terhadap karyawan yang lain, 54 responden atau 85, 7% karyawan menyatakan setuju sesama karyawan mampu bersikap optimis sesama karyawan yang lain. Maka, dapat peneliti simpulkan karyawan PT. Axis Telekom Indonesia mampu bersikap optimis terhadap karyawan yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan mampu bersikap optimis terhadap para karyawan yang lain, Rasa optimis sesama karyawan PT. Axis Telekom Indonesia sudah baik yang menandakan rasa positif antar karyawan tidak ada masalah yang berarti.

Tabel 30

Sesama Karyawan Mampu Bersikap Yakin

Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Sangat Setuju 0 0

Setuju 37 58, 7

Ragu- ragu 26 41, 3

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 17

Berdasarkan tabel 30, 37 responden atau 58, 7% setuju sesama karyawan mampu bersikap yakin, sedangkan 26 responden sisanya atau 41, 3% menyatakan ragu- ragu sesama karyawan mampu bersikap yakin terhadap karyawan yang lainnya. Berdasarkan tabel diatas kebanyakan responden setuju dengan pernyataan sesama karyawan mampu bersikap yakin terhadap karyawan yang lain. Maka, dapat disimpulkan bahwa mayoritas karyawan mampu bersikap yakin terhadap teman kerjannya. Sikap positif salah satunya mengacu pada, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.

Tabel 31

Sesama Karyawan Mampu Memberikan Pujian

Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Sangat Setuju 0 0

Setuju 47 74, 6

Ragu- ragu 16 25, 4

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 18

Berdasarkan tabel 31, 47 responden atau 74, 6% responden menyatakan setuju sesama karyawan dapat memberikan pujian atas prestasi yang telah dicapai oleh karyawan yang lain dan 16 responden atau 25, 4% karyawan menyatakan ragu- ragu sesama karyawan mampu memberikan pujian atas prestasi yang telah dicapai oleh karyawan yang lain. Maka, dapat peneliti simpulkan bahwa mayoritas karyawan menyatakan setuju sesama karyawan mampu memberikana pujian atas prestasi yang telah dicapai rekan kerja. Hal ini terjadi karena antar karyawan sudah saling menyadari bahwa pujian adalah bentuk penghargaan secara lisan yang bisa memotivasi karyawan untuk menjadikan kinerjannya lebih baik lagi. Perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

5. 1.5 Tanggapan Responden Terhadap Kesetaraan. Tabel 32

Memperlakukan Rekan Kerja Dengan Baik

Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Selalu 0 0 Sering 47 74, 6 Kadang- kadang 0 0 Jarang 16 25, 4 Tidak pernah 0 0 Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 19

Berdasarkan tabel 32, 47 responden atau 74, 6% sering memperlakukan rekan kerja dengan baik sedangakan 16 responden atau 25, 4% karyawan jarang memperlakukan rekan kerja dengan baik selama bekerja. Maka, dapat peniliti simpulkan kesetaraan antar karyawan PT. Axis Telekom Indonesia sudah cukup baik, para karyawan PT Axis Telekom Indonesia lebih mementingkan perasaan orang lain .

Berdasarkan tabel diatas mayoritas karyawan memperlakukan rekan kerjannya dengan baik ini dikarenakan suatu saat karyawan akan membutuhkan pertolongan rekan kerjannya, oleh karena itu untuk dapat dihargai mereka saling menghargai sesama karyawan tanpa harus melihat latar belakangnya. Rasa kesetaraan ini tercipta dengan baik dikarenakan sesama karyawan tidak merasa lebih baik ataupun lebih unggul dengan karyawan yang lainnya.

Tabel 33

Pimpinan Mampu Bersikap Bahwa Antara Pimpinan Dan Karyawan Punya Peran Dan Sesuatu Yang Berharga Dan Bernilai Untuk Disumbangkan Ke

Perusahaan

Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Sangat Setuju 11 17, 5

Setuju 9 14, 3

Ragu- ragu 43 68, 2

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 20

Berdasarkan tabel 33, 11 responden atau 17, 5% menyatakan sangat setuju bahwa pimpinan mampu bersikap antara pimpinan dan karyawan punya peran dan sesuatu yang berharga dan bernilai untuk disumbangkan ke perusahaan demi kebaikan perusahaan tersebut, 9 responden atau 14, 3% menyatakan setuju pimpinan mampu bersikap bahwa antara pimpinan dan karyawan punya peran dan sesuatu yang berharga dan bernilai untuk disumbangkan keperusahaan dan 43 responden atau 68, 2% menyatakan ragu- ragu pimpianan mampu bersikap antara pimpian dan karyawan punya peran dan sesuatu yang berharga dan bernilai untuk disumbangkan kepada perusahaan. Maka, dapat peneliti simpulkan bahwa mayoritas karyawan menyatakan ragu- ragu pimpinan mampu bersikap bahwa antara pimpinan dan karyawan punya peran dan sessuatu yang berharga dan bernilai untuk kebaikan perusahaan.

Tabel 34

Pimpinan Mampu Bekerja Sama Dengan Karyawan Untuk Memecahkan Masalah

Jawaban Responden Frekuensi ( F) Persentase ( % )

Sangat Setuju 10 15, 9

Setuju 35 55, 6

Ragu- ragu 4 6, 3

Tidak Setuju 14 22, 2

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: kuisioner pertanyaan no. 21

Berdasarkan tabel 34, 10 responden atau 15, 9% menyatakan sangat setuju pimpinan dapat bekerjasama dengan karyawan untuk memcahkan masalah, 35 responden atau 55, 6% setuju pimpinan mampu bekerja sama dengan karyawan untuk memcahkan masalah yang ada atau sedang terjadi, 4 responden atau 6, 3% menyatakan ragu- ragu