• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AXIS TELEKOM INDONESIA CABANG BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AXIS TELEKOM INDONESIA CABANG BANDAR LAMPUNG"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

EMPLOYEES TOWARDS THE PERFORMANCE OF EMPLOYEES OF PT. AXIS TELEKOM INDONESIA

IN BANDAR LAMPUNG BRANCH OFFICE By

DUWI SETIAWAN

Organization is a social system of which complexity is obviously seen by variety, hierarchy, form, and intensity of interaction. An absolute process involved in organization is communication, particularly the interpersonal communication among the employees. In organization, there is a process of information exchange, ideas, and experiences. One of the goals of interpersonal communication in organization is to maintain the good two ways communication among employees in order to keep the harmonious relationship among them. Recalling its important role in order to create a good communication process in organization, the attention to the interpersonal communication process among employees is somehow needed in organization of a company.

Based on the elaboration above, the aim of this research is to identify the influence of interpersonal communication towards the performance of employees in PT. Axis Telekom Indonesia of Bandar Lampung Branch office. The subject of this research is the employees of PT. Axis Telekom Indonesia of Bandar Lampung Branch office as many as 63 respondents.

The theory used in this research is Human Relation Theory; the method used in this research is Correlation Method. This method is used to identify the relation between the determined variables; those are variable X (interpersonal communication) and variable Y (the performance of employees). This research is included as analytical description illustrating and discussing the object of research. While the data analysis technique used in this research is simple linear regression which uses the determination coefficient (r square).

(2)

significantly influenced the level of trust as much as 95 %, or interpersonal communication influences the performance of the employees significantly with the trust level as high as 95 %.

(3)

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AXIS TELEKOM INDONESIA CABANG BANDAR LAMPUNG

Oleh

DUWI SETIAWAN

Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses komunikasi, terutama proses komunikasi interpersonal antar karyawan. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Salah satu tujuan komunikasi interpersonal dalam organisasi adalah untuk memelihara hubungan atau komunikasi dua arah yang baik antar para karyawan dalam upaya membina kerjasama dan hubungan yang harmonis di antara keduanya. Mengingat perannya yang sangat penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi interpersonal antar karyawan dalam sebuah organisasi perusahaan

Berdasarkan penjelasan diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan di PT. Axis Telekom Indonesia cabang Bandar Lampung. Objek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Axis Telekom Indonesia cabang Bandar Lampung yang berjumlah 63 responden.

Teori yang di gunakan dalam peneltian ini adalah Human Rellation, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional. Metode ini digunakan untuk mengetahui hubungan dinatara variabel- variabel penelitian yaitu, variabel X ( Komunikasi interpersonal ) dan variabel Y ( Kinerja karyawan ). Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yang menggambarkan dan membahas objek yang diteliti. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linear sederhana yang menggunakan koefesien determinasi (r square).

(4)

komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap kineerja karyawan secara signifikan pada taraf kepercayaan 95%.

(5)

( Skripsi )

Oleh

Duwi Setiawan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)

1. Kerangka Pikir ... 42 2. Logo Axis ... 64 3. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan PT Axis Telekom Indonesia

(7)

ABSTRAK ... i A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Pengaruh ... 10

B. Tinjauan Tentang Komunikasi Interpersonal ... 11

1. Pengertian Komunikasi Interpersonal... 11

2. Sifat- Sifat Komunikasi Interpersonal ... 13

3. Komponen Komunikasi Interpersonal Dan Proses Komunikasi Interpersonal... 14

4. Fungsi Komunikasi Interpersonal ... 15

5. Tujuan Komunikasi Interpersonal ... 16

6. Efektivitas Komunikasi Interpersonal ... 18

7. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal ... 25

8. Hubungan Interpersonal ... 27

a. tahap- tahap hubungan interpersonal ... 28

b. faktor- faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal ... 31

C. Tinjauan Tentang Kinerja Karyawan ... 34

1. Tujuan Penilaian Kinerja ... 36

D. Kerangka Pikir ... 37

(8)

2. Desain Penelitian ... 45

B. Operasional Variabel ... 46

C. Populasi ... 48

D. Jenis Dan Sumber Data ... 48

E. Tehnik Pengumpulan Data ... 50

F. Pengujian Instrument Penelitian ... 51

1. Uji Validitas ... 51

2. Uji Reliabilitas ... 53

G. Prosedur Pengolahan Data ... 54

H. Analisis Data ... 57

1. Analisis Korelasi ... 57

2. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 58

I. Pengujian Hipotesis ... 60

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil perusahaan PT. Axis Telekom Indonesia Cabang Bandar Lampung ... 61

1. Sejarah PT. Axis ... 61

2. Axis Kini dan Masa Depan ... 63

3. Tujuan dan Visi Perusahaan ... 63

4. Logo Axis ... 64

5. Tata Kelola Perusahaan ... 64

6. Budaya dan Kode Etik Perusahaan ... 65

7. Pemegang Saham ... 66

9. Deskripsi Tugas ... 68

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Karakteristik responden ... 71

1. Identitas responden ... 71

1.1 Identitas responden berdasarkan usia ... 71

1.2 Identitas responden berdasarkan jenis kelamin ... 72

1.3 Identitas responden berdasarkan jenis pendidikan ... 73

1.4 Identitas responden berdasarkan masa kerja ... 75

2. Uji Validitas ... 75

2.1 Uji validitas variabel X ... 77

2.2 Uji validitas variabel Y ... 78

3. Uji Reliabilitas ... 79

3.1 Uji reliabilitas variabel X ... 79

(9)

4.2 Gambaran data variabel Y ( Kinerja karyawan ) ... 85

5. Analisis tabel tunggal ... 88

5.1 Komunikasi interpersonal antar karyawan ( variabel X ) ... 88

5.1.1 Tanggapan responden terhadap keterbukaan ... 89

5.1.2 Tanggapan responden terhadap empati ... 94

5.1.3 Tanggapan responden terhadap sikap mendukung ... 98

5.1.4 Tanggapan responden terhadap sikap positif ... 103

51.5 Tanggapan responden terhadap kesetaraan ... 108

5.2 Tanggapan responden terhadap variabel Y ( Kinerja Karyawan ) ... 112

5.2.1 Tanggapan responden terhadap kualitas kerja ... 112

5.2.2 Tanggapan responden terhadap kreativitas ... 117

5.2.3 Tanggapan responden terhadap pengetahuan mengenai pekerjaan ... 118

5.2.4 Tanggapan responden terhadap kerjasama ... 122

5.2.5 Tanggapan responden terhadap ketergantungan ... 125

5.2.6 Tanggapan responden terhadap inisiatif ... 126

5.2.7 Tanggapan responden terhadap kualitas pribadi ... 128

6. Pengaruh komunikasi interpersonal antar karyawan terhadap kinerja Karyawan pada perusahaan PT. Axis Telekom Indonesia cabang Bandar lampung ... 132

6.1 Pengujian hipotesis penelitian ... 132

6.1.2 Analisis korelasi ... 133

6.1.3 Analisis regresi linear sederhana ... 134

B. Uji Hipoteisis ... 137

C. Pembahasan ... 138

1. Pembahasan komunikasi interpersonal antar karyawan ( variabel X ) ... 138

2. Pembahasan kinerja karyawan ( variabel Y ) ... 142

3. Pembahasan pengaruh komunikasi interpersonal antar karyawan ( Variabel X ) terhadap kinerja karyawan ( variabel Y ) ... 143

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 147

B. Saran ... 148 DAFTAR PUSTAKA

(10)

2. Operasionalisasi Variabel ... 47

3. Jenis Dan Sumber Data ... 49

4. Interpretasi Besarnya Variabel ... 54

5. Pola Pembobotan Skor Angket ... 55

6. Rekapitulasi Hasil Skoring Angket ... 55

7. Klasifikasi Koefesien Korelasi ... 58

8. Identitas responden berdasarkan usia ... 72

9. Identitas responden berdasarkan jenis kelamin ... 73

10. Identitas responden berdasarkan pendidikan ... 74

11. Identitas responden berdasarkan masa kerja ... 75

12. Uji validitas variabel X ... 77

13. Uji validitas variabel Y ... 78

14. Sesama karyawan bersedia untuk membuka diri, mengungkapkan Informasi yang dapat digunakan demi kebaikan karyawan ... 89

15. Sesama karyawan bereaksi jujur, terbukan dan spontan terhadap Informasi yang berasal dari karyawan ... 90

16. Apakah anda selalu bersikap terbuka kepada orang- orang yang Berinteraksi dengan anda saat bekerja ... 91

17. Kepedulian anda untuk memberi tanggapan terhadap informasi yang Disampaikan rekan kerja ... 92

18. Orentasi untuk penerimaan saran dan kritik yang diterima dari rekan kerja ... 93

19. Sesama karyawan dapat memahami dan menghargai sikap serta harapan Dan keinginan karyawan untuk masa mendatang ... 94

20. Sesama karyawan mampu menilai dan memahami sudut pandang Orang lain untuk mencari kejelasan ... 96

21. Apakah anda bisa memberikan solusi disaat rekan kerja anda sedang mengalami kesulitan dengan pekerjaannya ... 97

22. Apakah pimpinan mampu bersikap menjelaskan, menghindari ungkapan evaluasi yang bernada negatif ... 98

23. Apakah pimpinan mampu bersikap berterus terang dan terbuka Dalam mengutarakan pemikirannya ... 99

(11)

27. Pimpinan mampu memberikan pujian atas prestasi yang telah dicapai

Oleh karyawan ... 103 28. Sesama karyawan mampu bersikap menganggap

penting setiap rekan kerja ... 104 29. Sesama karyawan mampu bersikap percaya diri

untuk membantu rekan kerja ... 105 30. Sesama karyawan mampu bersikap yakin ... 106 31. Sesama karyawan mampu memberikan pujian atas prestasi yang telah

Dicapai oleh karyawan yang lain ... 107 32. Selama anda bekerja apakah anda memperlakukan rekan kerja

Dengan baik ... 108 33. Apakah pimpinan mampu bersikap bahwa antara pimpinan dan karyawan

Punya peran dan sesuatu yang berharga dan bernilai untuk disumbangkan Keperusahaan ... 109 34. Apakah pimpinan mampu bekerjasama dengan karyawan untuk

Memecahkan masalah ... 110 35. Kemamapuan karyawan untuk menjalin hubungan dengan rekan kerja

Ketika berada dikantor ... 111 36. karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai standar yang telah

Ditetapkan oleh perusahaan ... 112 37. Karyawan selalu memeriksa kembali hasil pekerjaannya sebelum

Meninggalkan kantor ... 113 38. Karyawan mampu menggunakan peralatan yang tersedia

untuk menunjang kelancaran pekerjaan ... 114 39. Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai target waktu

yang telah ditetapkan oleh perusahaan ... 115 40. Ketika mendapatkan tugas- tugas baru dari atasan

karyawan selalu bersemangat ... 116 41. Karyawan mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi dalam

Pekerjaan ... 117 42. Pengetahuan karyawan karyawan terhadap

bidang pekerjaannya masing- masing ... 118 43. Penempatan karyawan sudah sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki

Oleh setiap karyawan ... 119 44. Penempatan karyawan sudah sesuai dengan keahlian

yang dimiliki oleh setiap karyawan ... 120 45. Penempatan karyawan sudah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

Oleh setiap karyawan ... 121 46. Intensitas kerjasama karyawan dengan rekan kerja dalam melaksanakan

Pekerjaannya ... 122 47. Menurut anda bagaimana hubungan antara karyawan

(12)

50. Mengerjakan tugas yang dibebankan kekaryawan

tanpa harus menunggu perintah dari atasan ... 126

51. Karyawan mampu bertindak untuk menyelesaikan persoalan- persoalan Yang timbul atau yang sedang terjadi dalam perusahaan ... 127

52. Tanggung jawab terhadap pekerjaan yang diemban oleh karyawan ... 128

53. Apakah anda sebagai karyawan mampu hadir tepat waktu ditempat kerja .. 129

54. Kejujuran dalam melaksanakan setiap pekerjaan ... 130

55. Apakah anda mampu memimpin ketika bekerja dalam sebuah tim ... 131

56. Koefesien korelasi ... 133

57. Klasifikasi koefesien korelasi ... 133

58. Model summary ( b ) ... 134

59. Anova ( b ) ... 135

60. Coefficients ( a ) ... 136

61. Pengujian hipotesis menggunakan uji t ... 137

(13)

1. Tim Penguji

Ketua

:

Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si. ...

Penguji Utama :

Dhanik Sulistyarini, S.Sos., M.Comn & MediaSt....

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Agus Hadiawan, M.Si. NIP. 19580109 198603 1 002

(14)

Dengan mengucap bismilahhirrohmanirohim

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan

cinta

Kepada :

Kedua orang tuaku yang sangat kucintai Bapak dan

Ibuk,

Atas semua kasih sayang, pengorbanan, kesabaran,

nasehat, dan doa yang tidak pernah terputus untuk

anakmu yang sangat bandel ini..!!!

Kakak dan adikku tersayang, kakangku Briptu Dedi

Yuanto dan Agung Nur Prabowo yang menjadi

kebanggaan keluarga dan selalu memberikan rasa cinta

kasih, motivasi, dan semangat..!!!

(15)

Penulis dilahirkan di Banyumas pada tanggal 26 September 1987, sebagai anak kedua dari dua bersaudara, buah hati pasangan Bapak Wagiyo dan Ibu Sodiyah.

Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 03 Linggapura Lampung Tengah pada tahun 1999, SMP 03 Linggapura, Lampung Tengah pada tahun 2002 dan SMA Kesetaraan kelompok belajar Walisongo Maruyung, Bandar Putih Tua, Padang Ratu, Lampung Tengah pada tahun 2006. Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasii Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

(16)

Alhamdulillahhirabbil’alamin, segala puji hanya milik ALLAH SWT karena hanya dengan izin dan kehendak- Nya semata penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Komunikasi Interpersonal antar Karyawan terhadap Kinerja

Karyawan PT.Axis Telekom Indonesia cabang Bandar Lampung”. Sebagai salah satu

persyratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunannya, skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Berbekal kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak skripsi ini tidak mungkin terselesaikan. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebesar- besarnya kepada:

1. ALLAH SWT, atas segala yang telah Engkau berikan YA ALLAH, hamba MU ini Hanyalah lemah dan Engkaulah Maha Atas segalanya

2. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M. Si., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

(17)

serta perbaikan yang sangat bermanfaat bagi penulis. Terimakasih Pak atas semua bimbingannya.

5. Ibu Dhanik Sulistyarini S.Sos., Mcomn&MediaSt., selaku Dosen Penguji Skripsi, Terimakasih banyak Bu atas segala masukkan, kemudahan, keramah tamahan, dan Nasehat Ibu selama ini.

6. Ibu Dra. Ida Nurhaida, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan Saran , Bimbingan, dan Pengarahan selama penulis menjalankan perkuliahan dari awalSampai akhir.

7. Seluruh staf, administrasi dan karyawan FISIP Unila, khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

(18)

kepadaku untuk membahagiakan kalian Aamiin :D.

9. Keluarga besarku M’bah Wagiyem, Pakde, O’om. Mbok’de, lelek yang selalu

Memberikan semangat, dukungan dan nasehat yang berguna bagi penulis.

10. Keluarga Besar Axxesindo. Mas Hendro, Teh Yuli, Mas Hardi, Mbak Reni, Mas Yoto, Mas Hari, Mbak Mia, Mas Yudi ( Bung Yudi ) , Mass Zerry ( Brotheer Sweet ) Bung Sinto, Bung j03, ardi dan yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu karena jari- jari saya kram kalau mengetik terlalu banyak, terimakasih atas dukungan yang telah kalian berikan kepada saya.

11. Keluarga Besar Axxioma. Supervisor sales Axioma: Om Joko, Om Antra, Om Roni, terima kasih atas kebersamaan serta dukungannya semoga menjadi perusahaan besar di Bandar Lampung untuk kedepannya.

(19)

skripsiku.

14. Kakak-kakak dan adik tingkat Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2004, 2005,2006, 2007, 2009, 2010, dan 2011.

15. Almamater

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih yang tiada henti, maaf dengan semua kekurangan dan kesalahan yang pernah terbuat. Semoga ALLAH SWT selalu merekatkan kita dan memberikan kebaikan dalam hidup hingga kelak nanti, Aamiin.

Bandar Lampung, 05 November 2012 Penulis,

(20)

Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama : Duwi Setiawan NPM : 0816031024 Jurusan : Ilmu Komunikasi

Alamat : Linggapura RT/ RW 005 Dusun IV Kel. Linggapura Kec. Selagai Lingga Kab. Lampung Tengah.

No. Hp : 082181313131

Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Interpersonal antar Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan PT. Axis Telekom Indonesia Cabang Bandar Lampung” adalah benar- benar hasil karya saya sendiri, bukan plagiat ( milik orang lain) ataupun dibuat oleh orang lain.

Apabila dikemudian hari hasil penelitian/ skripsi saya, ada pihak- pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan dari pihak manapun.

Bandar Lampung, 5 November 2012

(21)

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses komunikasi, terutama proses komunikasi interpersonal antar karyawan. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang sangat penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi Interpersonal antar karyawan dalam sebuah organisasi perusahaan.

(22)

Berkomunikasi secara pribadi, atau secara ringkas yaitu berkomunikasi, merupakan keharusan bagi manusia. Manusia membutuhkan dan senantiasa berusaha menjalin hubungan dengan sesamannya. Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, maka perusahaan dituntut untuk dapat memberdayakan dan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilikinya, termasuk sumber daya manusia yang ada dalam sebuah perusahaan.

Sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dalam setiap organisasi perusahaan, karena sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat penting dalam setiap kegiatan perusahaan. Tanpa sumber daya manusia yang handal, maka kegiatan perusahaan tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu, masalah sumber daya manusia selalu menjadi sorotan utama dalam setiap perusahaan untuk tetap bertahan di era globalisasi.

(23)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Staf di perusahaan PT. Axis Telekom Indonesia, Jl. Ra Kartini No. 126, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung dengan Bapak Fajar Yusuf Dirgantara, yang dilakukan pada tanggal 30 maret 2012, penulis mengetahui bahwa keterbukaan antara karyawan dengan atasannya ataupun sesama karyawan dirasa masih kurang. Kekurangterbukaan antara karyawan dengan atasannya ini disebabkan oleh keengganan berkomunikasi secara interpersonal karena perbedaan status sosial mereka. Selain itu kekurangterbukaan dengan rekan sekerja juga sering terjadi. Hal ini lebih disebabkan oleh faktor dalam diri seperti rasa enggan untuk terbuka tentang masalahnya kepada orang lain, baik mengenai pekerjaannya maupun permasalahan pribadinya.

Kerjasama yang erat mutlak diperlukan di antara karyawan di semua bagian. Namun kerjasama ini tentunya akan terhambat apabila masih terdapat karyawan yang enggan untuk terbuka dengan rekan-rekannya. Sikap terbuka (open mindedness) sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.

(24)

Kondisi karyawan seperti yang diuraikan di atas menunjukkan bahwa kinerja karyawan pada PT. Axis Telekom Indonesia di Bandar Lampung masih rendah. Menurut Bycio (Panggabean, 2004:142) bahwa “ketidakhadiran dapat mengakibatkan rendahnya kinerja”. Dengan demikian, tingkat kehadiran merupakan salah satu indikator yang menunjukkan tinggi rendahnya kinerja karyawan.

Pengertian kinerja karyawan menunjuk pada kemampuan karyawan dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dharma (2003:9-11) mengungkapkan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu:

1. Pegawai, berkenaan dengan kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan perkerjaan.

2. Pekerjaan, menyangkut desain pekerjaan, uraian pekerjaan dan sumber daya untuk melaksanakan pekerjaan.

3. Mekanisme kerja, mencakup sistem, prosedur pendelegasian dan pengendalian, serta struktur organisasi.

4. Lingkungan kerja, meliputi faktor-faktor lokasi dan kondisi kerja, iklim organisasi dan komunikasi.

(25)

Effendi (2004:61) mengungkapkan bahwa “jika dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi interpersonal dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan”.

Komunikasi yang efektif ditentukan oleh pihak–pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu pimpinan dan karyawan. Pimpinan harus dapat memfasilitasi kondisi komunikasi antarpribadi yang efektif yang meliputi: a. keterbukaan (openness), b. empati (empathy), c. kepositifan (positiveness), d. dukungan (supportiveness), dan e. kesetaraan (equality) (Muhammad, 2007 : 172)

Kebutuhan akan komunikasi ini adalah kebutuhan sosial karyawan dalam hal berinteraksi baik dengan atasan, rekan kerja maupun bawahan yang harus dipenuhi. Jika komunikasinya berjalan baik, maka karyawan akan merasa lebih termotivasi untuk bekerja dan merasa puas terhadap hasil kerjanya dan dapat menunjukkan tingkat kinerja yang tinggi.

(26)

Pihak pimpinan harus dapat lebih memahami karyawannya melalui berbagai pendekatan. Salah satu pendekatan yang paling penting adalah dengan berkomunikasi dan berinteraksi dengan mereka secara interpersonal sehingga karyawan merasa diperhatikan dan merasa diakui. Keharmonisan dalam berkomunikasi ini harus selalu dijaga karena dapat mempengaruhi sikap mental karyawan.

Ketidakharmonisan dalam komunikasi dapat menimbulkan terjadinya hubungan kerja yang kurang baik, dan apabila hal ini dibiarkan, maka akan menimbulkan implikasi yang kurang baik terhadap gairah kerja, motivasi kerja, konsentrasi kerja, dan pada akhirnya akan membawa dampak negatif terhadap kinerjanya.

(27)

Peneliti memilih untuk melakukan penelitian di PT. Axis Telekom Indonesia Jl. Ra. Kartini No. 126, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung. Karyawan yang berada di PT. Axis Telekom Indonesia saat ini berjumlah 63 orang. Alasan penulis lebih memfokuskan penelitian pada komunikasi adalah karena permasalahan yang peneliti rasa masih kurang di perusahaan PT. Axis Telekom Indonesia di Bandar Lampung tempat penulis mengadakan penelitian yaitu mengenai komunikasi interpersonal antar karyawan yang mengakibatkan kinerja karyawan tidak baik. Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam sebuah perusahaan. Kompetensi komunikasi yang baik antar karyawan akan mampu memperoleh dan mengembangkan tugas yang diembannya, sehingga tingkat kinerja suatu organisasi menjadi semakin baik dan sebaliknya.

(28)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan berikut :

1. Masih kurangnya komunikasi interpersonal yang terjadi antar karyawan dikarenakan karyawan masih bersikap acuh dan asik dengan urusan kerja masing-masing yang secara tidak langsung menghambat komunikasi Interpersonal yang mendorong kinerja karyawan.

2. Masih banyak ditemukan kendala atau hambatan-hambatan dalam melakukan Komunikasi Interpersonal masalah ini terjadi dikarenakan tidak semua karyawan bersikap terbuka kepada rekan kerjannya.

3. Kurang baiknya kinerja karyawan akibat masih rendahnya kualitas komunikasi Interpersonal yang terjadi dalam perusahaan PT. Axis Telekom Indonesia Jl. Ra. Kartini No. 126, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut : “Bagaimanakah pengaruh komunikasi interpersonal antar

(29)

C. Pembatasan Masalah

Penelitian dibatasi pada permasalahan komunikasi Interpersonal yang terjadi pada karyawan yang berada pada perusahaan PT. Axis Telekom Indonesia Jl. Ra. Kartini No. 126, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi Interpersonal antar karyawan terhadap kinerja karyawan PT. Axis Telekom Indonesia cabang Bandar Lampung.

E. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Manfaat Teoritis

Dengan diadakannya penelitian ini maka diharapkan dapat menambah sumbangan bagi ilmu pengetahuan untuk kajian lebih lanjut mengenai pengaruh komunikasi Interpersonal antar karyawan terhadap kinerja karyawan.

2. Manfaat Praktis

(30)

A. Tinjauan Tentang Pengaruh

Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui berhasil tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Semua peristiwa komunikasi yang dilakukan secara terencana mempunyai tujuan yaitu mempengaruhi khalayak atau penerima. Pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan (Stuart dalam Cangara, 1998: 147).

Pengaruh dapat dikatakan mengena apabila perubahan yang terjadi pada penerima sama dengan tujuan yang diinginkan oleh komunikator. Dalam hal ini pengaruh menekankan pada adanya kekuatan pada sesuatu, orang atau benda sehingga mampu merubah keadaan dari sesuatu, orang atau benda tersebut. Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pada pengetahuan (knowledge). Sikap (attitude), dan perilaku (behaviour) seseorang. Sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh adalah perubahan atau penguatan keyakinan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan (cangara, 1998:147).

(31)

pembicara. Berdasarkan definisi diatas, maka dapat di simpulkan bahwa pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya yang ada atau timbul dari komunikasi antarpribadi Antar karyawan Terhadap Kinerja karyawan PT. Axis Telekom Indonesia, Jl. Ra Kartini No. 125, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung.

B. Tinjauan Tentang Komunikasi Interpersonal 1. Pengertian Komunikasi Interpersonal

(32)

Pada dasarnya, komunikasi interpersonal merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana diungkapkan oleh Devito (1997:97), bahwa komunikasi interpersonal merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.

Selanjutnya Devito (1997:169-170) menjabarkan komunikasi interpersonal menjadi tiga pendekatan secara umum, yaitu :

a. Komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain. Atau sekelompok kecil orang, dengan efek dan umpan balik yang langsung.

b. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antara dua orang yang memang telah ada hubungan di antara keduanya.

c. Interpersonal communication is seen a kind of progrestion (or development) from interpersonal communication at one extreme to personal communication at the other extreme, yang artinya “Komunikasi antarpribadi merupakan bentuk perkembangan atau peningkatan dari komunikasi dari satu sisi menjadi komunikasi pribadi pada sisi yang lain”.

(33)

tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikan mengetahui pasti apakah komunikasi itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.

Menurut Evert M. Rogers, dalam Komunikasti Interpersonal (Liliweri 1991:46) ada beberapa cirri komunikasi yang menggunakan saluran interpersonal, yaitu :

1) Arus pesan yang cenderung dua arah 2) Konteks komunikasinya tatap muka 3) Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi

4) Kemampuan mengatasi tingkat selektifitas (terutama “selectivitas exposure’) yang tinggi

5) Kecepatan jangkauan terhadap audiens yang besar relatif lambat 6) Efek yang mungkin terjadi ialah perubahan sikap

2. Sifat-Sifat Komunikasi Interpersonal

(34)

Ada tujuh sifat yang menunjukan bahwa sesuatu komunikasi antara dua orang merupakan sikap komunikasi interpersonal dan bukanya komunikasi lainnya yang terangkum dari pendapat Effendy (2003:.46) Sifat-sifat komunikasi interpersonal itu sendiri adalah : (1) melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan non verbal; (2) melibatkan pernyataan ataupun ungkapan yang spontan, scripted, dan contrived; (3) tidak statis, namun dinamis; (4) melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi (pernyataan satu dan harus berkaitan dengan sebelumnya); (5) dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsic dan ekstrinsik. (6) komunikasi antarpribadi merupakan satu kegiatan dan tindakan; (7) melibatkan didalamnya bidang persuasif (Liliweri,1991:31).

3. Komponen Komunikasi Interpersonal dan Proses Komunikasi Interpersonal Menurut Effendy (2003:7), yang mencoba mengutip paradigma Laswell. Ada lima komponen penting yang menyebabkan suatu komunikasi dapat berjalan dengan baik, yaitu:

a) Who: komunikator : pihak penyampaian pesan

b) Says what: pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang- lambang c) In which channel: media : sarana atau saluran penyampaian pesan d) To whom: komunikan : pihak penerima pesan

e) With what effect: efek : dampak yang timbul sebagai pengaruh dari pesan

(35)

4. Fungsi Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal memiliki beberapa fungsi, seperti yang diungkapkan oleh Widjaja (2000 : 9-10) sebagai berikut:

a. Informasi: pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti.

b. Sosialisasi (pemasyarakatan): penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang besikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif.

c. Motivasi: mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. d. Perdebatan dan diskusi: menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan

untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik.

e. Pendidikan: pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual.

f. Memajukan kebudayaan: penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu.

g. Hiburan: penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan image dari drama, tari, kesenian dan lain-lain untuk rekreasi, kesenangan kelompok dan individu.

(36)

Fungsi-fungsi komunikasi interpersonal yang diungkapkan oleh A. W. Widjaja di atas lebih bersifat umum, berikut ini fungsi komunikasi interpersonal yang lebih menjurus ke dalam suatu organisasi perusahaan yang diungkapkan Hasibuan (2001:196) yaitu: 1. Instructive, artinya komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk memberikan

perintah dari atasan kepada bawahan.

2. Evaluative, artinya komunikasi berfungsi untuk menyampaikan laporan dari bawahan kepada atasan.

3. Informative, komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk menyampaikan informasi, berita, dan pesan-pesan lainnya.

4. Influencing, artinya komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk memberikan saran-saran, nasihat-nasihat dari seseorang kepada orang lain.

5. Tujuan Komunikasi Interpersonal

Devito (1992:13-14) yang dikutip dalam J.Permana (2003:22) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa tujuan dilakukannya komunikasi interpersonal, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk memperlajari secara lebih baik dunia luar, seperti berbagai objek, peristiwa dan orang lain.

2. Untuk memelihara hubungan dan mengembangkan kedekatan atau Keakraban. 3. Untuk memperngaruhi sikap-sikap dan perilaku orang lain.

(37)

Lebih lengkap lagi Widjaja (2000:122) mengemukakan enam tujuan komunikasi interpersonal, yaitu:

1. Mengenal diri sendiri dan orang lain

Salahsatu cara untuk mengenal diri kita sendiri adalah melalui komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi memberi kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri. Dengan membicarakan tentang diri kita sendiri pada orang lain, kita akan mendapat perspektif baru tentang diri kita sendiri dan lebih memahami secara lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita. 2. Mengetahui dunia luar

Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita secara baik yakni tentang objek, kejadian-kejadian dan orang lain.

3. Menciptakan dan memelihara hubungan

Banyak waktu yang kita pergunakan dalam komunikasi antarpribadi bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain. Hubungan demikian membantu mengurangi kesepian dan ketegangan serta membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita sendiri.

4. Mengubah sikap dan perilaku

(38)

5. Bermain dan mencari hiburan

Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan. Seringkali tujuan ini dianggap tidak penting, tetapi sebenarnya komunikasi yang demikian perlu dilakukan karena bisa memberi suasana yang lepas dari keseriusan, ketegangan, kejenuhan dan sebagainya.

6. Membantu orang lain

Psikiater, psikolog klinik dan ahli terapi adalah contoh-contoh profesi yang mempunyai fungsi menolong orang lain. Tugas-tugas tersebut sebagian besar dilakukan melalui komunikasi antarpribadi.

6. Efektivitas Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal sebagai suatu bentuk perilaku dapat berubah dari sangat efektif menjadi sangat tidak efektif. Kumar yang dikutip oleh Wiryanto (2005:36) berpendapat bahwa hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila kedua belah pihak memenuhi kondisi berikut:

1. Keterbukaan. Kemampuan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima didalam menghadapi hubungan antar pribadi.

2. Empati. Merasakan apa yang dirasakan orang lain.

3. Dukungan. Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif.

(39)

5. Kesetaraan. Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak saling menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.

Komunikasi interpersonal yang efektif adalah penting bagi anggota organisasi antar karyawan diharapkan dapat membawa hasil pertukaran informasi dan saling pengertian (mutual understanding). Efektivitas komunikasi interpersonal menurut De Vito (2005:4) dilihat dari dua persepektif yaitu :

1. Persepektifhumanistic:

a. Keterbukaan (opennes)

(40)

b. Empati (Empathy)

Empati merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain melalui kacamata orang lain. Berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang. Empati yang akurat melibatkan kepekaan baik kepekaan terhadap perasaan yang ada maupun fasilitas verbal untuk mengkomunikasikan pengertian ini.

c. Sikap Mendukung (supportiveness)

(41)

d. Sikap Positif(positiveness)

Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika orang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, mempunyai perasaan positif terhadap orang lain dan berbagai situasi komunikasi.

e. Kesamaan(equality)

Kesamaan dalam komunikasi interpersonal ini mencakup dua hal. Pertama adalah kesamaan bidang pengalaman diantara para pelaku komunikasi. Artinya,komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila para pelaku komunikasi mempunyai nilai, sikap, perilau dan pengalaman yang sama. Hal ini tidak berarti bahwa ketidaksamaan tidaklah komunikatif. Tentu saja dapat, namun komunikasi mereka lebih sulit dan perlu banyak waktu untuk menyesuaikan diri. Kedua, kesamaan dalam memberikan dan menerima pesan. Sebagai contoh, bila seseorang berbicara terus dan orang lain mendengar terus, tentunya komunikasi interpersonal kurang efektif.

2. Prespektif Pragmatis

a. Bersikap Yakin (Confidence)

(42)

b. Kebersamaan (Immediacy)

Sikap kebersamaan ini dikomunikasikan secara verbal maupun non-verbal. Secara verbal orang yang memiliki sifat ini, dalam berkomunikasi selalu mengikut sertakan dirinya sendiri dengan orang alin dengan istilah seperti kita, memanggil nama seseorang, memfokuskan pada ciri khas orang lain, memberikan umpan balik yang relevan dan segera, serta menghargai pendapat orang lain. Secara non-verbal, orang yang memiliki sifat ini akan berkomunikasi dengan mempertahankan kontak mata dan menggunakan gerakan-gerakan.

c. Manajemen Informasi

Seseorang yang menginginkan komunikasi yang efektif akan mengontrol dan menjaga interaksi agar dapat memuaskan kedua belah pihak sehingga tidak seorang pun merasa diabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan mengatur isi, kelancaran, arah pembicaraan, menggunakan pesan-pesan verbal dan nonverbal secara konsisten.

d. Perilaku Ekspresif (Expressivenness)

Memperlihatkan keterlibatan seseorang secara sungguh-sungguh dalam berinteraksi dengan orang lain. Orang yang berperilaku ekspresif akan menggunakan berbagai variasi pesan, baik secara verbal maupun nonverbal, untuk menyampaikan keterlibatan dan perhatiannya pada apa yang dibicarakannya.

e. Orientasi Pada Orang Lain (Other Orientation)

(43)

selama berlangsungnya komunikasi interpersonal. Dalam hal ini, seseorang harus mampu melihat perhatian dan kepentingan orang lain, mampu merasakan situasi dan interaksi dengan sudut pandang orang lain serta menghargai perbedaan orang lain dalam menjelaskan suatu hal.

Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Menurut Rakhmat (2004:129) ada tiga faktor menumbuhkan hubungan interpersonal, yaitu: 1. Percaya.

Definisi ini menyebutkan tiga unsur percaya, yaitu:

a. Ada situasi yang menimbulkan resiko. Bila orang menaruh kepercayaan kepada orang lain, ia akan menghadapi resiko.

b. Orang yang menaruh kepercayaan pada orang lain berarti menyadari bahwa akibat-akibatnya bergantung pada perilaku orang lain.

c. Orang yakin bahwa perilaku pihak lain akan berakibat baik baginya. Selain itu, faktor kepercayaan juga berhubungan dengan karakterisitik dan maksud orang lain, hubungan kekuasaan, serta sifat dan kualitas komunikasi.

2. Sikap Suportif

(44)

Jack R. GIBB (Rahkmat 2004:134) menyebutkan enam prilaku sportif, yaitu sebagi berikut:

Tabel 1

Perilaku Defensif dan suportif dari Jack Gibb (2004) Iklim Defernsif Iklim Suportif

1. Evaluasi 2. Control 3. Strategi 4. Netralisasi 5. Superioritas 6. Kepastian

1. Deskripsi

2. Orientasi masalah 3. Spontanitas 4. Empati 5. Persamaan 6. Profesionalisme

(45)

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal

Scott M. Cultip dan Allen H. Center (Wursanto, 2003:68-70) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal, sebagai berikut:

1. Keterpercayaan Dalam komunikasi antara komunikator dan

komunikan harus saling mempercayai. Kalau tidak ada unsur saling mempercayai, komunikasi tidak akan berhasil atau terhambat.

2. Hubungan/ pertalian

Keberhasilan komunikasi berkaitan erat dengansituasi atau kondisi lingkungan pada waktu komunikasi berlangsung.

3. Kepuasan

Komunikasi harus menimbulkan rasa kepuasan, antara kedua belah pihak. Kepuasan ini akan tercapai apabila isi berita dapat dimengerti oleh komunikan dan sebaliknya pihak komunikan mau memberikan reaksi atau respon kepada pihak komunikator.

4. Kejelasan

Kejelasan yang dimaksud adalah kejelasan yang meliputi kejelasan akan berita, tujuan yang hendak dicapai dan kejelasan istilah-istilah yang dipergunakan.

5. Kesinambungan dan konsistensi

Komunikasi harus dilakukan terus-menerus dan informasi yang disampaikan jangan bertentangan dengan informasi yang terdahulu. 6. Kemampuan pihak penerima berita/pesan

(46)

7. Saluran pengiriman berita

Agar komunikasi berhasil, hendaknya dipakai saluran-saluran komunikasi yang sudah biasa digunakan dan sudah dikenal oleh umum.

Sedangkan Bret D. Ruben (Cangara, 2006:144) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal, sebagai berikut:

1. Penerima

a. Keterampilan berkomunikasi b. Kebutuhan

c. Tujuan yang diinginkan

d. Sikap, nilai, kepercayaan dan kebiasaan- kebiasaan e. Kemampuan untuk menerima dan Kegunaan pesan 2. Pesan

a. Tipe dan model pesan

b. Karakteristik dan fungsi pesan c. Struktur pengelolaan pesan d. Kebaharuan (aktualisasi) pesan 3. Sumber

a. Kredibilitas dan kompetensi dalam bidang yang disampaikan b. Kedekatan dengan penerima

c. Motivasi dan perhatian d. Kesamaan dengan penerima

(47)

4. Media

a. Tersedianya media

b. Kehandalan (daya input) media c. Kebiasaan menggunakan media d. Tempat dan situasi

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat dilihat terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi interpersonal, yaitu:

1. Keterpercayaan harus ditumbuhkan agar komunikasi interpersonal dapat berjalan lancar.

2. Hubungan antara kedua belah pihak harus harmonis agar komunikasi interpersonal dapat berhasil.

3. Berita yang disampaikan harus jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran.

8. Hubungan Interpersonal

(48)

paling tegas, dan paling cermat tidak dapat menghindari kegagalan, jika terjadi hubungan yang jelek.” Setiap kali kita melakukan komunikasi, kita tidak hanya sekedar menyampaikan isi pesan, kita juga menentukan kadar hubungan interpersonal.

a). Tahap-Tahap Hubungan Interpersonal

Jalaluddin Rakhmat (2007:125) menyatakan bahwa hubungan interpersonal dapat berlangsung melewati tiga tahap: pembentukan hubungan, peneguhan hubungan, dan pemutusan hubungan.

1. Pembentukan Hubungan Interpersonal

Tahap ini sering disebut tahap perkenalan (acquaintance process). Steve Duck (Jalaluddin Rakhmat, 2007:125) menulis:

(49)

2. Peneguhan Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal tidak bersifat statis, melainkan selalu berubah-ubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, perubahan memerlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan (equilibrium). Ada empat faktor yang amat penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:

1. Keakraban, merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan.

2. Kontrol, yaitu mengenai kesepakatan tentang siapa yang mengontrol siapa dan bilamana.

3. Ketepatan respon, artinya respon A harus diikuti oleh respon B yang sesuai. Misalnya, pertanyaan disambut dengan jawaban, lelucon dengan tertawa, dan permintaan keterangan dengan pejelasan. Respon ini bisa berupa konfirmasi dan diskonfirmasi. Konfirmasi akan memperteguh hubungan interpersonal, sedangkan diskonfirmasi akan merusaknya.

(50)

3. Pemutusan Hubungan Interpersonal

Walaupun kita dapat menyimpulkan bahwa jika empat faktor di atas tidak ada, hubungan interpersonal akan diakhiri, penelitian tentang pemutusan hubungan masih jarang dilakukan. Namun kita dapat mengambil analisis R. D. Nye (1973) dalam bukunya Conflict Among Humans (jalaluddin Rakhmat, 2007:129). Nye menyebutkan lima sumber konflik, yaitu:

1) Kompetisi, salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbankan orang lain; misalnya menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu dengan merendahkan orang lain,

2) Dominasi, salah satu pihak berusaha mengendalikan orang lain sehingga orang itu merasa hak-haknya dilanggar,

3) Kegagalan, masing-masing berusaha menyalahkan orang lain apabila tujuan bersama tidak tercapai,

4) Provokasi, salah satu pihak terus menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan orang lain,

(51)

b). Faktor-Faktor yang Menumbuhkan Hubungan interpersonal dalam Komunikasi Interpersonal

Pola-pola komunikasi intrpersonal mempunyai efek yang berlainan pada hubungan interpersonal. Belum tentu jika semakin sering orang melakukan komunikasi interpersonal, maka makin baik hubungan mereka. Yang menjadi masalah bukanlah berapa kali komunikasi dilakukan, tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan.

Jalaluddin Rakhmat (2007:129-136) mengungkapkan tiga hal yang dapat menumbuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal, yaitu:

1. Percaya (Trust)

(52)

Sejauh mana kita percaya pada orang lain dipengaruhi oleh faktor personal dan situasional. Menurut Deutch (Jalaluddin Rakhmat, 2007:130), harga diri dan otorianisme mempengaruhi percaya. Orang yang harga dirinya positif cenderung mempercayai orang lain, sebaliknya orang yang otoriter cenderung sukar mempercayai orang lain. Disamping faktor personal, ada empat faktor yang berhubungan dengan sikap percaya, yaitu:

1) Karakteristik dan maksud orang lain. Orang akan menaruh kepercayaan pada orang yang dianggap memiliki kemampuan, keterampilan, atau pengalaman dalam bidang tertentu.

2) Hubungan kekuasaan. Percaya tumbuh apabila orang-orang mempunyai kekuasan terhadap orang lain.

3) Sifat dan kualitas komunikasi. Bila komunikan bersifat terbuka, bila maksud dan tujuan sudah jelas, bila ekspektasi sudah dinyatakan, maka akan tumbuh sikap percaya.

2. Sikap Suportif

(53)

3. Sikap Terbuka

Sikap terbuka (open-mindedness) amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1) Komunikasi interpersonal dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan diantara pihak-pihak yang berkomunikasi.

2) interpersonal dapat membina hubungan baik sehingga dapat menghindari dan mengatasi terjadinya konflik antar pribadi dan dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

3) Komunikasi interpersonal dapat melancarkan penerimaan tugas atau perintah dari pimpinan organisasi kepada karyawannya dan begitu juga sebaliknya karyawan lebih mudah melaporkan tugas-tugasnya kepada pimpinan sehingga tujuan organisasi lebih mudah dicapai.

4) Komunikasi interpersonal dapat memperngaruhi perilaku dan persepsi orang lain seingga bisa memperbaiki kualitas kerjanya.

(54)

C. Tinjauan Kinerja Karyawan

Pengertian karyawan adalah sesorang yang ditugaskan sebagai pekerja dari sebuah perusahaan untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan dan dia bekerja untuk digaji. berhubungan dengan karyawan pasti takkan lepas dari kinerja karyawan maka setiap perusahaan akan selalu melakukan penilaian kinerja karyawan. (http://definisipengertian.com/2011/pengertian-karyawan/ Diakses tanggal 29/ 01/ 2012 Pukul 22:20)

(55)

Menurut Bernadin dan Russel yang dikutip Gomes Lardoso Faustino (2000;135):

“Kinerja adalah outcome yang dihasilkan dari fungsisuatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama satuperiode tertentu.”

Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat. SE. Smith W. Augt yang dikutip oleh sedarmayanti (2001 : 50), mengungkapkan bahwa kinerja adalah :

“Ouput drive from process, human or otherwise (Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatuproses).”

Kinerja merupakan hasil dan keluaran yang dihasilkan oleh seorang pegawai sesuai dengan perannya dalam organisasi dalam suatu periode tertentu. Kinerja pegawai yang baik adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam upaya instansi untuk meningkatan produktivitas. Kinerja merupakan indicator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi atau instansi.

(56)

Efendi (2002:195) mengemukakan bahwa “unjuk kerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam organisasi”. Sedangkan Agus Dharma (2001:33) merumuskan bahwa “kinerja karyawan adalah kadar hasil yang dapat ditunjukkan seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya”. Selain itu Anwar Prabu (2000:7) juga mengungkapkan bahwa “kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas- tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Berdasarkan definisi-definisi mengenai kinerja yang diungkapkan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan penampilan kerja yang ditunjukkan oleh karyawan di tempat kerjanya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

1.Tujuan penilaian kinerja.

Schuler dan jackson dalam bukunya yang berjudul Manajemen sumber daya manusia edisi keenam, jilid kedua pada tahun 1996 menjelaskan bahwa sebuah studi yang dilakukan akhir-akhir ini mengidentifikasi ada dua puluh macam tujuan informasi kinerja yang berbeda-beda, yang dapat dikelompokkan dalam empat macam kategori, yaitu:

1. Evaluasi yang menekankan perbandingan antar-orang.

(57)

3. Pemeliharaan sistem.

4. Dokumentasi keputusan-keputusan sumber daya manusia bila terjadi peningkatan.

Efektifitas dari penilaian kinerja diatas yang dikategorikan dari dua puluh macam tujuan penilaian kinerja ini tergantung dalam sasaran bisnis strategis yang ingin dicapai. Oleh sebab itu penilaian kinerja diintegrasikan dengan sasaran-sasaran strategis karena berbagai alasan yaitu:

a. Mensejajarkan tugas individu dengan tujuan organisasi yaitu, menambahkan deskripsi tindakan yang harus diperlihatkan karyawan dan hasil-hasil yang harus mereka capai agar suatu strategi dapat hidup.

b. Mengukur kontribusi masing-masing unut kerja dan masing-masingkaryawan. c. Evaluasi kinerja memberi kontribusi kepada tindakan dan

keputusan-keputusan administratif yang mempetinggi dan mempermudah strategi.

d. Penilaian kinerja dapat menimbulkan potensi untuk mengidentifikasi kebutuhan bagi strategi dan program-program baru.

D. Kerangka Pikir

(58)

Organisasi tidak semata-mata mengejar pencapaian produktivitas kerja yang tinggi tetapi lebih pada kinerja dalam proses pencapaiannya. Kinerja setiap kegiatan dan individu merupakan kunci pencapaian produktivitas. Karena kinerja adalah suatu hasil dimana orang-orang dan sumber daya lain yang ada dalam organisasi secara bersama-sama membawa hasil akhir yang didasarkan pada tingkat mutu dan standar yang telah ditetapkan.

Seperti yang dikemukakan oleh Sedarmayanti (2001:50-51) bahwa “Kinerja mempunyai hubungan yang erat dengan masalah produktivitas karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi. Untuk itu standar kinerja perlu dirumuskan dijadikan tolak ukur dalam mengadakan perbandingan antara apa yang telah dilakukan dengan apa yang diharapkan, kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang telah dipercayakan kepada seseorang”. Dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan pada kinerja dalam ukuran perilaku. Artinya bahwa yang diteliti adalah masalah perilaku yang ditunjukkan oleh karyawan dalam proses pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya, bukan hasil kerja secara kuantitas.

(59)

Teori organisasi hubungan kemanusiaan berangkat dari suatu anggapan bahwa dalam kenyataan sehari-hari organisasi merupakan hasil dari hubungan kemanusiaan (human relation). Teori ini beranggapan bahwa organisasi dapat diurus dengan baik dan dapat mencapai sasaran yang ditetapkan apabila di dalam organisasi itu terdapat hubungan antar pribadi yang serasi. Hubungan itu dapat berlangsung antara pimpinan dengan bawahan, antar bawahan dengan pimpinan, antara bawahan dengan bawahan.

Berdasarkan teori di atas, maka dapat kita ketahui bahwa hubungan antar pribadi atau interpersonal baik antara pimpinan dengan karyawan maupun antara karyawan dengan karyawan dapat mempengaruhi perilaku karyawan dalam hal ini kinerja karyawan dan ketercapaian sasaran organisasi. Hubungan interpersonal ini dapat terjalin dengan baik apabila terjalin komunikasi yang baik diantara para anggota organisasi.

(60)

Komunikasi mutlak memegang peranan yang penting dalam suatu organisasi. Tanpa komunikasi yang harmonis dan efektif, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Komunikasi yang efektif, memungkinkan terciptanya hubungan kerja yang harmonis antara sesama anggota organisasi, sehingga kerjasama yang erat didukung dengan rasa pengertian dan keterbukaan akan meningkatkan gairah kerja dan motivasi kerja yang tinggi, dan pada akhirnya kinerjanya pun diharapkan akan meningkat. Komunikasi dapat memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah standar.

(61)

Komunikasi interpersonal yang efektif adalah penting bagi anggota organisasi antar karyawan diharapkan dapat membawa hasil pertukaran informasi dan saling pengertian (mutual understanding). Efektivitas komunikasi interpersonal menurut De Vito (2005:4) dilihat dari persepektifhumanisticyaitu :

1. Keterbukaan (opennes)

2. Empati (Empathy)

3. Sikap Mendukung (supportiveness)

4. Sikap Positif(positiveness)

5. Kesamaan(equality)

James A. F. Stoner dan R. E. Freeman (Dharma, 2001:554) menyatakan bahwa dalam melakukan penilaian terhadap kinerja, yang perlu diperhatikan adalah:

1. Kualitas kerja

2. Pengetahuan mengenai pekerjaan 3. Kreativitas

4. Kerjasama 5. Inisiatif

(62)
(63)

F. Hipotesis

Arikunto Suharsimi (2002:64) mendefinisikan hipotesis sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Sugiyono (2005:82) mengemukakan bahwa:

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut dapat berupa pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan (komparasi), atau variabel mandiri (deskripsi). berdasarkan definisi di atas, hipotesis dari penelitian ini adalah:

H0 : Tidak terdapat pengaruh komunikasi interpersonal antar karyawan terhadap kinerja karyawan.

(64)

A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2005:11). Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh gambaran komunikasi interpersonal antar karyawan yang berjalan di PT Axis Telekom Indonesia, Jln. Ra Kartini No. 125, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung terhadap peningkatan kinerja karyawan yang dihasilkan.

(65)

Berdasarkan jenis penelitian tersebut, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif survey ataupun explanatory survey. Metode deskriptif survey ataupun explanatory survey merupakan metode yang dilakukan dengan populasi besar ataupun kecil. Dalam penelitian yang menggunakan metode ini, informasi yang didapatkan dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari responden terhadap objek penelitian yang sedang diteliti.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian dapat diartikan sebagai rencana, struktur, dan strategi. Sebagai rencana dan struktur, desain penelitian merupakan perencanaan penelitian, yaitu penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis, sampai rancangan analisis data, yang dituangkan secara tertulis ke dalam bentuk usulan atau proposal penelitian. Sebagai strategi, desain penelitian merupakan penjelasan rinci tentang apa yang akan dilakukan peneliti dalam rangka pelaksanaan penelitian.

(66)

Masalah yang menjadi inti dalam penelitian ini memiliki ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya. Penelitian ini sendiri menguji tingkat pengaruh variabel bebas atau independent variable terhadap variabel terikat atau dependent variable. Maka dari itu, desain penelitiannya bersifat kausal (sebab- akibat). Dalam hal ini penulis meneliti tentang komunikasi interpersonal antar karyawan yang mempengaruhi atau menyebabkan perubahan pada kinerja karyawan PT Axis Telekom Indonesia, Jln. Ra Kartini No. 125, Tanjung Karang Pusat di Bandar Lampung

metode yang digunakan adalah cross sectional. Metode explanatory dalam jangka waktu tertentu disebut “cross sectional” yaitu mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang), Husein Umar (2005:45).

B. Operasionalisasi Variabel

(67)

sub variabel terhadap orang lain dengan jujur dan terus terang

Ordinal

Ordinal

Empati - Tingkat merasakan apa yang dirasakan orang lain

Ordinal

Dukungan - Tingkat respon Dalam memberi dukungan

Ordinal

Rasa positif - Tingkat kepercayaan diri Ordinal

Kesetaraan - Tingkat pengakuan bahwa kedua belah pihak saling menghargai

Ordinal

Kinerja Karyawan (Variabel Y)

Kualitas kerja - Tingkat kesesuaian hasil yang dicapai dengan standar

- Tingkat ketelitian dalam melaksanakan pekerjaan

Kreativitas - Tingkat kemampuan menyelesaikan persoalan pekerjaan

- Tingkat kemampuan dalam mencari alternatif solusi dalam menyelesaikan

Ketergantungan - Tingkat kemandirian dalam menyelesaikan pekerjaan

Ordinal

Inisiatif - Tingkat kemampuan inisiasi dalam bekerja

Ordinal

Kualitas pribadi - Tingkat kedisiplinan karyawan - Tingkat kemampuan bersosialisai

- Tingkat kejujuran

Ordinal

(68)

subjek yang dijadikan sumber penelitian, dapat berupa benda-benda, manusia, atau suatu peristiwa yang terjadi. Adapun keseluruhan karakteristik yang terdapat dalam objek penelitian disebut populasi. Sugiyono (2005:72) menyatakan bahwa populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 63 orang. Dengan metode penelitian berdasarkan sensus. Objek penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Axis Telekom Indonesia, Jln. Ra Kartini, No. 126, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung. Suharsimi Arikunto (2002:111) mengungkapkan bahwa:

“apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya adalah merupakan penelitian populasi.”

D. Jenis dan Sumber Data

Dalam suatu penelitian, maka keberadan data sangat diperlukan sebagai penunjang informasi. Mc. Leod yang dikutip oleh Husein Umar (2001:99) menyatakan bahwa ‘data dari sudut ilmu sistem informasi dikatakan sebagai fakta- fakta

maupun angka-angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai’. Pendapat

(69)

Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu: data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil penelitian wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Husein Umar, 2001:99), dan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain atau hasil penelitian pihak lain. Atau menurut Husein Umar (2001:100) “data sekunder ialah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain”.

Kedua data tersebut dapat diperoleh dari sumber data. Sumber data yaitu segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Jadi sumber data primer adalah pelaku yang terlibat secara langsung dengan karakter yang diteliti, sedangkan sumber data sekunder adalah karakter hasil liputan dari pihak lain.

Jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini akan terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3

Jenis dan Sumber Data

No. Data Jenis Data Sumber Data

1 Jumlah karyawan PT. Axis Telekom Indonesia

Sekunder PT. Axis Telekom Indonesia

2 Karakteristik karyawan PT. Axis Telekom Indonesia

Sekunder PT. Axis Telekom Indonesia

(70)

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data yang dapat dilaksanakan dengan cara langsung (sumber primer) maupun tidak langsung (sumber sekunder). Menurut Sugiyono (2005:129) pengertian kedua sumber data tersebut adalah sebagai berikut:

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen.

Dalam pengumpulan data dalam penelitian ini, sumber yang digunakan adalah dengan menggunakan kedua sumber data tersebut.

Sumber data primer didapatkan melalui teknik seperti dibawah ini:

1. Angket (kuesioner), yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel penelitian. Angket yang disebar tersebut mempunyai tujuan untuk mengetahui pendapat atau tanggapan responden mengenai komunikasi interpersonal dalam perusahaan dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan. 2. Wawancara, yaitu kegiatan tanya jawab langsung dengan pihak perusahaan

atau pihak lain yang dianggap banyak mengetahui tentang komunikasi interpersonal yang berjalan dalam perusahaan tersebut.

(71)

1. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data melalui usaha pencarian dan pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti.

2. Studi dokumenter, yaitu mempelajari dokumen-dokumen dan arsip-arsip yang ada di perusahaan atau pihak lain yang berkenaan dengan masalah yang sedang diteliti.

F. Pengujian Instrument Penelitian 1. Uji Validitas

Yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang berarti memiliki validitas rendah (Suharsimi, 2002).

Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari masing-masing item berupa pernyataan maupun pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Korelasi antar skor item dengan skor totalnya harus signifikan, bila skor semua item yang disusun berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.

Adapun langkah-langkah dalam uji validitas instrumen angket yaitu sebagai berikut:

(72)

2 2

2. Memberikan skor pada setiap bulir sesuai dengan bobot yang telah ditentukan 3. Menjumlahkan skor setiap responden

4. Mengurutkan jumlah skor responden

5. Mencari koefisien korelasi setiap skor tiap bulir item dengan skor total dengan rumusproduct moment correlationyang dikemukakan oleh Pearson, yaitu:

r =

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Setelah harga r diperoleh, kemudian disubstitusikan kedalam rumus uji t untuk mengetahui validitas instrument dengan rumus sebagai berikut:

t= r n- 2 1- r2

; db = n-2

Keterangan:

t = uji signifikansi korelasi r = koefisien korelasi

(73)

 1



2 sebagai berikut:

a. Item pertanyaan atau pernyataan responden yang diteliti dikatakan valid apabila t hitung > t tabel

b. Item pertanyaan atau pernyataan responden yang diteliti dikatakan tidak valid apabila t hitung t tabel.

2. Uji Reliabilitas

Instrumen penelitian di samping harus valid, juga harus dapat dipercaya (reliabel). Reliabilitas menunjukkan pada suatu makna bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrument tersebut sudah baik. “Reliabilitas adalah pengukuran yang berkali-kali menghasilkan data yang sama atau konsisten” (Sugiyono, 2005: 112). Sedangkan menurut Suharsimi (2002):

Yang dimaksud dengan reliabilitas adalah menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan tingkat keterandalan tertentu.

(74)

Uji reliabilitas berguna untuk mengetahui nilai kuesioner, artinya instrument penelitian bila diujikan pada kelompok yang sama walaupun pada waktu yang berbeda hasilnya akan sama.

Sedangkan untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Suharsimi (2002: 165) adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Interpretasi Besarnya Variabel Interval Reliabilitas Makna

0.800-1.000 Sangat Tinggi

0.600-0.800 Tinggi

0.400-0.600 Cukup

0.200-0.400 Rendah

0.000-0.200 Sangat Rendah

Sumber: Suharsimi (2002: 165)

G. Prosedur pengolahan Data

Secara garis besar menurut Sugiyono (2002:74), langkah-langkah pengolahan data yaitu:

1. Editing, yaitu pemeriksan angket yang terkumpul kembali setelah diisi oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian angket secara menyeluruh.

(75)

Tabel 5 Pola Pembobotan Skor Angket

Alternatif Jawaban Nilai

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-Ragu (RR) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Sumber: Sugiyono, 2002:87

3. Tabulating, dalam hal ini hasil coding dituangkan kedalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut:

4. Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan kedudukan responden berdasarkan urutan yang angket masuk untuk masing-masing variabel X dan variabel Y, untuk itu penulis menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002:81) sebagai berikut: a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan rumus:

SK = ST x JB x JR Keterangan:

(76)

m

b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium, untuk mencari jumlah skor hasil angket dengan rumus:

xi x1 x2 x3 ... xn

lah skor hasil angket variabel X

lah skor angket masing-masing responden

c. Membuat daerah kategori kontinum menjadi tiga tingkatan yaitu rendah, sedang dan ti ggi. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menentukan kontinum tertinggi dan terendah. Tinggi:

2. Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkata rumus.

Gambar

Tabel 1Perilaku Defensif dan suportif dari Jack Gibb (2004)
Gambar 1:Bagan Kerangka pikir
Tabel 2✄ ☎Operasionalisasi Variabel
Tabel 6Rekapitulasi Hasil Skoring Angket
+7

Referensi

Dokumen terkait

INALUM karena masih banyak dijumpai karyawan yang berada pada level (tingkatan) yang sama tetapi memiliki deskripsi kerja yang tidak merata dan ada juga dijumpai beberapa

Tabel 4.16 menunjukan bahwa dari 45 responden karyawan di PT Indomarco Prismatama Cabang Medan 35 orang (77.8%) responden menyatakan melaksanakan dengan baik tugas dan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan antara kualitas komunikasi interpersonal pimpinan terhadap tingkat kinerja karyawan.. Terdapat

Persepsi karyawan PT Armada Finance Cabang Surakarta terhadap kualitas komunikasi interpersonal pimpinan, kinerja karyawan dan komitmen organisasi termasuk dalam kategori

Hasil penelitian menyatakan bahwa seseorang yang tidak merespon kesulitan dengan baik menjual lebih sedikit, kurang produktif dibandingkan dengan orang yang

Berdasarkan hasil penelitian, tanggapan responden mengenai kinerja karyawan di PT Adetex untuk indikator quantity of work (kuantitas kerja) mencapai skor di atas

Berdasarkan hasil tanggapan responden, variabel Kinerja Karyawan (Y) berada pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 77,18%, maksudnya adalah kinerja karyawan karyawan

Pada dimensi kualitas kerja dalam indikator mutu pekerjaan yang diselesaikan dibandingkan karyawan lain berada pada rata-rata 4,56, dinilai sangat baik dikarenakan