• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TEMATIK

Dalam dokumen NOTA DINAS NOMOR ND-1237/WPB.22/2021 (Halaman 39-66)

A N A L I S I S T E M A T I K

20

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BALI

TRIWULAN III / 2021

3.1. Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan: Analisis NTP dan NTN

Salah satu tujuan pembangunan yang dilakukan pemerintah adalah mewujudkan percepatan pemulihan ekonomi dan peningkatan produktivitas melalui pengembangan ekonomi kerakyatan serta penguatan unit-unit usaha dan lembaga-lembaga ekonomi. Mengingat bahwa sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di daerah perdesaan serta masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, maka diharapkan sektor pertanian dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang mampu meningkatkan pendapatan para petani dan mengentaskan sebagian dari persoalan kemiskinan. Indikator atau alat ukur yang digunakan pemerintah untuk menilai tingkat kesejahteraan petani adalah Nilai Tukar Petani (NTP) sedangkan untuk nelayan adalah Nilai Tukar Nelayan (NTN).

Perkembangan indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali tercatat 93,00 pada bulan September 2021, naik 0,12% dibandingkan kondisi bulan sebelumnya yang tercatat 92,88. Indeks NTP Provinsi Bali pada bulan September 2021 masih berada di bawah angka 100.

Hal ini mengindikasikan bahwa dalam tingkatan tertentu nilai tukar produk yang dihasilkan petani belum mampu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga petani, yang terdiri atas dua hal pokok, yaitu konsumsi rumah tangga dan biaya produksi pertaniannya.

Sedangkan untuk indeks Nilai Tukar Nelayan (NTN) tercatat sebesar 102,27 naik 2,17% dari bulan sebelumnya yang tercatat 100,10. Kenaikan ini disebabkan oleh It yang naik 2,18%, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan Ib sebesar 0,01%. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok penangkapan ikan di laut (khususnya ikan tongkol, ikan cakalang, dan ikan layang)

Tabel 3.1

Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali Tahun 2021

Sumber: BPS Provinsi Bali

Tabel 3.2

Indeks Nilai Tukar Nelayan (NTN) Provinsi Bali Tahun 2021

Sumber: BPS Provinsi Bali

A N A L I S I S T E M A T I K

21

sebesar 2,19%. Sementara itu, indeks harga pada kelompok penangkapan di perairan umum tercatat stabil.

Pemerintah terus berupaya dalam mendukung kesejahteraan para petani dengan mengeluarkan kebijakan, berikut beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP:

1. Kebijakan Input Pertanian

a. Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit, alat dan mesin pertanian, pembagunan pelabuhan perikanan, bantuan sarana penangkap ikan (kapal, jaring, pancing, bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan, pembangunan irig asi dan bantuan kelompok tani.

b. Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP: BLT Nelayan, pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan, pelatihan nelayan, bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan.

c. Subsidi pupuk dan subsidi energi.

d. Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian, perikanan, industri pengolahan, konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan. Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi.

2. Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah, beras, gula, dan kedelai.

Pemerintah Provinsi Bali melalui visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” atau yang memiliki arti

“Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana” menempatkan pembangunan pertanian sebagai salah satu bidang prioritas. Hal tersebut tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun 2018-2023, dimana salah satu misi pembangunan Provinsi Bali adalah mewujudkan kemandirian pangan, meningkatkan nilai tambah dan daya saing pertanian, dan meningkatkan kesejahteraan petani. Strategi dalam mewujudkan misi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan produktivitas lahan pertanian tanaman pangan dalam arti luas, peternakan dan perikanan.

2. Sistem subak sebagai tulang punggung irigasi lahan pertanian sawah di Provinsi Bali

3. Penyediaan bibit unggul pertanian tanaman pangan dalam arti luas, peternakan dan perikanan yang menjadi potensi pasar lokal dan eksport.

4. Pembangunan sistem Standar Kualitas Minimal produk hasil pertanian tanaman pangan unggulan pasar lokal dan berorientasi ekspor.

A N A L I S I S T E M A T I K

22

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BALI

TRIWULAN III / 2021

Sumber: Aplikasi Mebe, diolah

5. Pembangunan sumber daya manusia unggul di bidang pertanian dan agro industri dalam arti luas.

6. Pemberdayaan petani menjadi produsen industri pangan olahan hasil pertanian.

Hingga saat ini sejumlah kebijakan telah dibuat di Provinsi Bali untuk mendukung sektor pertanian diantaranya sebagai berikut:

1. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2019 tentang Sistem Pertanian Organik.

2. Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produksi Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali.

3. Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali.

3.1.1. Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a. Belanja K/L Sektor Pertanian dan Perikanan Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar Petani/Nelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal. Adapun data belanja K/L sektor pertanian dan sektor perikanan dan kelautan sampai dengan September 2021 sebagai berikut:

1. Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Kelompok Output Kode Giat Kode Kro Pagu Realisasi % Pagu

Bibit Ternak Unggul 1785 Pda 3.379.805.000 2.480.298.069 73,39%

Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

A N A L I S I S T E M A T I K

23

2. Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

3. Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di PUPR

b. Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kredit/pembiayaan modal kerja dan/atau investasi kepada debitur individu/perseorangan, badan usaha dan/atau Kelompok Usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup. Penyaluran KUR diprioritaskan pada Sektor Produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang dan/atau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan.

Program KUR adalah program strategis yang diperuntukan untuk meningkatkan kinerja sektor

Kelompok Output Kode Giat Kode Kro Pagu Realisasi % Pagu Bantuan Premi Asuransi Nelayan 2339 QEA - -

Kelompok Output Kode Giat Kode Kro Pagu Realisasi % Pagu

5037 CBH - - -5039 RBG 834.680.589.000 686.902.323.675 82,30%

5036 CBS 39.760.038.000 39.446.474.154 99,21%

Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KPP

Tabel 3.5

Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di PUPR Sumber: Aplikasi Mebe, diolah

Sumber: Aplikasi Mebe, diolah

A N A L I S I S T E M A T I K

24

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BALI

TRIWULAN III / 2021

pertanian dan perikanan dari hulu ke hilir melalui akses yang lebih mudah. Program ini diharapkan mampu menopang dan memperkuat potensi pertanian dan perikanan di daerah-daerah.

Penyaluran KUR di sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan sampai dengan September 2021 telah tersalur sebesar Rp 1.165,64 milar dengan total debitur sebanyak 31.779. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy), penyaluran KUR per September 2020 tercatat tersalur sebesar Rp 837,28 miliar, maka penyaluran KUR per September 2021 telah tumbuh sebesar 39,22%.

Sedangkan di sektor perikanan penyaluran KUR sampai dengan September 2021 telah tersalur sebesar Rp 58,22 miliar dengan total debitur sebanyak 1.388. Jika dibandingkan dengan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy), penyaluran KUR per September 2020 tercatat tersalur sebesar Rp 40,92 miliar, maka penyaluran KUR per September 2021 telah tumbuh sebesar 42,28%.

Penyaluran KUR diarahkan untuk mendongkrak nilai tambah sektor pertanian dan perikanan terutama untuk terus bertahan dalam masa pandemi Covid-19. Pemerintah juga terus berupaya dalam mempermudah skema KUR, terutama selama masa pandemi Covid-19, agar penyaluran KUR dapat terus maksimal terutama di sektor pertanian dan perikanan.

c. Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah, yang

Tabel 3.6

Triwulan I 2021 Triwulan II 2021 Triwulan III 2021 Total Penyaluran sd Triwulan III-2021

Sumber: SIKP, diolah

A N A L I S I S T E M A T I K

25

belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Pada tahun 2020, Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional. Pada tahun 2021, di Provinsi Bali sampai dengan September 2021 tercatat belum ada penyaluran UMi di sektor pertanian dan perikanan. Hal ini dapat disebabkan oleh karena terdapat program KUR dengan skema super mikro (pinjaman hingga Rp 10 juta tanpa agunan) yang sudah dapat menjangkau pelaku usaha ultra mikro di sektor pertanian dan perikanan dengan proses penyaluran yang lebih mudah.

d. DAK Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang, diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan. Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani/Nelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal.

Penyaluran DAK Fisik Bidang Pertanian di Provinsi Bali sampai dengan September 2021 telah terealisasi sebesar Rp 10,01 miliar atau sebesar 61,65% dari pagu. Realisasi tersebut menyumbang 3,08% dari total realisasi penyaluran DAK Fisik. Pemanfaatan DAK Fisik Bidang Pertanian bertujuan untuk: (1) mendukung pencapaian produksi komoditas pertanian strategis, pengembangan bioindustri, dan bioenergi; (2) meningkatkan kemampuan produksi bahan pangan dalam negeri untuk pengamanan kebutuhan pangan nasional; (3) mendukung peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor komoditas pertanian; (4) meningkatkan kinerja pembangunan pertanian di daerah.

Sedangkan penyaluran DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan telah terealisasi sebesar Rp 7,51 miliar atau sebesar 70,18% dari pagu. Realisasi tersebut menyumbang 2,31% dari total realisasi penyaluran DAK Fisik. Pemanfaatan DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan diprioritaskan untuk: (1) peningkatan sarana dan prasarana produksi perikanan, garam, dan pengolah hasil perikanan; (2) pengelolaan kawasan konservasi dan pulau-pulau kecil; (3) pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan; (4) pemberdayaan nelayan dan pembudidaya ikan.

A N A L I S I S T E M A T I K

26

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BALI

TRIWULAN III / 2021

3.1.2. Analisis Perbandingan Tren antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN a. Analisis Tren Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dengan Input Sektor Pertanian

Grafik 3.1

Tren Indeks Harga yang Diterima Petani (It), Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib), dan Nilai Tukar Tukar Petani (NTP) dari Januari 2015 s.d. September 2021

Sumber: Badan Pusat Statistis (BPS) Provinsi Bali

Indeks NTP Provinsi Bali sejak Januari 2015 sampai dengan Desember 2019 cenderung konstan, dan selalu berada di atas angka 100, yang artinya indeks harga yang diterima petani (It) secara konsisten berada diatas indeks harga yang dibayar petani (Ib). Hal ini juga menunjukkan nilai tukar produk yang dihasilkan petani telah mampu untuk memenuhi kebutuhan petani yang terdiri dari konsumsi rumah tangga dan biaya produksi pertaniannya. Selanjutnya, angka ini juga mengindikasikan dalam kurun waktu dimaksud kesejahteraan petani secara umum mengalami peningkatan.

Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat dan menilai tingkat kemampuan/daya beli petani adalah tren indeks harga yang dibayar petani (Ib). Berdasarkan data periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2019 (60 bulan), tren indeks harga yang dibayar petani (Ib) cenderung mengalami peningkatan dan membentuk persamaan regresi y=0,312x + 115,15 (R2=0,984). Persamaan ini menunjukkan bahwa indeks harga yang dibayar petani (Ib) diprediksi akan mengalami peningkatan (cateris paribus) pada periode bulan-bulan berikutnya.

Grafik 3.2

Tren Indeks Harga Dibayar Petani (Ib) Januari 2015 s.d. Desember 2019

Sumber: BPS Provinsi Bali (diolah)

A N A L I S I S T E M A T I K

27

Namun demikian, diawal tahun 2020, indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalani penurunan yang sangat signifikan sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Bahkan untuk pertama kalinya setelah sekian tahun terakhir, NTP Provinsi Bali berada dibawah angka 100 yakni 96,27 pada bulan Januari 2021. Angka ini menunjukkan selain indeks harga yang diterima petani (It) berada dibawah indeks harga yang dibayar petani (Ib), juga menunjukkan penurunan indeks harga yang diterima petani (It) lebih signifikan dibandingkan penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib).

Sejak bulan Januari 2020, angka NTP Provinsi Bali tercatat cenderung menurun dengan rata-rata penurunan minus 1,12 setiap bulannya hingga menjadi 92,61 di bulan November 2020. Jika kondisi ini dibiarkan dan gap antara indeks harga yang diterima petani (It) yang berada dibawah indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin lebar maka NTP Provinsi Bali akan terkoreksi semakin dalam yang mengindikasikan kesejahteraan petani semakin terpuruk.

Dikatakan bahwa indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebagai salah satu unsur pembentuk NTP, sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah disektor pertanian, baik kebijakan terkait subsidi input maupun kebijakan harga output dalam memberikan insentif bagi petani agar dapat terus berproduksi dan berdiversifikasi. Hal ini didukung dengan data perbandingan perkembangan antara kebijakan pemerintah dibidang/sektor pertanian dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Bali selama tiga tahun terakhir (2017-2019) sebagaimana tertuang pada tabel 3.5 di atas. Untuk itu sebagai upaya dalam mencegah semakin menurunnya NTP akibat pandemi Covid-19, pemerintah dapat mengambil beberapa kebijakan dibidang pertanian, yakni 1) peningkatan bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui belanja K/L, 2) peningkatan DAK Fisik bidang pertanian, dan 3) optimalisasi pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui relaksasi KUR dan Kredit UMi sektor pertanian.

Tabel 3.7 Perbandingan Perkembangan Belanja K/L, DAK Fisik, KUR, dan Kredit UMI pada Bidang/Sektor Pertanian terhadap Indeks yang Dibayar Petani (Ib) di Provinsi Bali

Tahun 2017 s.d. 2019

Sumber: OMSPAN, MEBE, SIKP, dan BPS Provinsi Bali (diolah)

Uraian 2017 2018 2019

Belanja K/L Bidang Pertanian (Rupiah) 44.497.939.000 46.603.658.000 47.560.869.514 DAK Fisik Bidang Pertanian (Rupiah) 7.710.173.000 12.985.890.695 22.684.425.884 KUR Sektor Pertanian (Rupiah) 539.022.020.400 712.621.210.000 1.006.799.490.000 Kredit UMi Sektor Pertanian (Rupiah) - 2.000.000 10.000.000 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) -

Desember 125,70 131,32 133,09

A N A L I S I S T E M A T I K

28

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BALI

TRIWULAN III / 2021

Kebijakan pemerintah yang dituangkan dalam Belanja K/L Bidang Pertanian dan Dana Alokasi Fisik Bidang Pertanian, memiliki hubungan/korelasi positif terhadap angka NTP di Provinsi Bali.

Peningkatan alokasi belanja K/L sektor Pertanian dan DAK Fisik Bidang Pertanian diharapkan dapat meningkatkan angka NTP yang mencerminkan peningkatan kesejahteraan petani. Namun demikian, alokasi Belanja K/L Sektor Pertanian dan DAK Fisik Bidang Pertanian di tahun anggaran 2020 mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,23% dan 74,29% dari alokasi tahun anggaran sebelumnya. Hal ini tentunya memberi dampak terhadap turunnya NTP di Provinsi Bali.

Penurunan alokasi di bidang pertanian ini diduga sebagai salah satu dampak kebijakan refocusing dan realokasi anggaran dalam rangka percepatan penanganan Covid-19. Pada periode awal menghadapi pandemi Covid-19, kebijakan pemerintah melakukan refocusing dan realokasi anggaran diprioritaskan untuk meningkatkan anggaran dibidang Kesehatan berupa pengadaan/distribusi obat buffer stock, alat/bahan pengendalian Covid-19, pengadaan APD, pengadaan tes cepat Covid-19, sosialisasi/edukasi, dan pemeriksaan lab specimen Covid-19.

Untuk menahan penurunan

Kebijakan ini tentunya berpengaruh positif terhadap indeks NTP di Provinsi Bali, sebagaimana ditunjukkan pada grafik 3.7, dimana indeks NTP mulai terlihat mengalami peningkatan secara konsisten sejak bulan Juni sampai dengan September 2021.

Grafik 3.3 Perkembangan Pagu Belanja K/L Bidang Pertanian dan Alokasi DAK Fisik Bidang Pertanian di Provinsi Bali TA 2019-2021

(dalam Miliar Rupiah)

Sumber: OMSPAN dan MEBE (diolah)

Garfik 3.4 Perkembangan NTP Bulanan Provinsi Bali Tahun 2021

Sumber: BPS Provinsi Bali (diolah)

A N A L I S I S T E M A T I K

29

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Ultra Mikro (UMi) khususnya yang tersalurkan pada sektor pertanian, juga memiliki korelasi positif terhadap indeks NTP. Semakin besar penyaluran KUR dan kredit UMi yang dimanfaatkan oleh para petani disuatu daerah, maka indeks NTP pada daerah dimaksud diharapkan dapat meningkat. Di Provinsi Bali sendiri, dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir, penyaluran KUR dan kredit UMi cenderung meningkat hingga mencapai Rp5,81 triliun di tahun 2020. Dalam kaitannya dengan indeks NTP, dapat dilihat bahwa secara nominal penyaluran KUR dan kredit UMI pada sektor pertanian mengalami peningkatan secara konsisten dari tahun ke tahun. Dilihat dari porsi penyalurannya, porsi sektor pertanian juga cenderung mengalami peningkatan, yang sebelumnya hanya 8,46% ditahun 2015 menjadi 21,84% ditahun 2021. Berdasarkan data dimaksud, maka kebijakan relaksasi KUR yang dikeluarkan oleh pemerintah pada masa pandemi Covid-19 dipandang tepat dan dapat memberikan pengaruh positif terhadap indeks NTP pada periode yang akan datang.

b. Analisis Tren Indeks Nilai Tukar Nelayan dengan Input Sektor Perikanan

Pandemi Covid-19 memberikan dampak negatif terhadap seluruh sektor perekonomian, khususnya pada sektor pertanian, yang terlihat dari tajamnya penurunan NTP sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Akan tetapi jika dianalisa lebih lanjut, tidak seluruh subsektor pertanian pembentuk NTP mengalami penurunan yang signifikan

Grafik 3.5 Perkembangan Penyaluran KUR dan Kredit UMi Di Provinsi Bali Tahun 2015 s.d. *2021 (dalam triliun rupiah)

Catatan : 1. untuk tahun 2021 merupakan data per 20 Oktober 2021 Sumber: SIKP (diolah) 2. penyaluran UMi digabung karena nominalnya sangat rendah

Grafik 3.6 Porsi Penyaluran KUR dan Kredit UMi Di Provinsi Bali Tahun Tahun 2021*

Grafik 3.7

Tren Indeks Bulanan Nilai Tukar Nelayan (NTN) Desember 2019 s.d. September 2021

Sumber: BPS Provinsi Bali (diolah)

A N A L I S I S T E M A T I K

30

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BALI

TRIWULAN III / 2021

atas dampak dari pandemi Covid-19. Contohnya pada subsektor perikanan yang diwakili oleh indeks Nilai Tukar Nelayan (NTN). Tren indeks bulanan NTN tercatat cenderung datar/tetap sebagaimana terlihat pada grafik 3.5 diatas. Berdasarkan data NTN ini, dapat dikatakan bahwa dampak pandemi Covid-19 tidak terlalu berpengaruh terhadap kesejahteraan nelayan di Provinsi Bali. Berdasarkan data dari bulan Desember 2019 sampai dengan September 2021 (22 bulan) diperoleh angka rata-rata NTN sebesar 99,51. Angka ini menunjukkan bahwa indeks harga yang diterima nelayan (It) berada dibawah indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) yang mengindikasikan para nelayan secara umum belum sejahtera.

Adapun beberapa kebijakan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan para nelayan diantaranya 1) peningkatan bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui belanja K/L, 2) peningkatan DAK Fisik bidang perikanan, dan 3) pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui progra KUR dan Kredit UMi.

Belanja K/L dibidang Perikanan. Berdasarkan tren pagu belanja K/L di Provinsi Bali yang dialokasikan pada bidang perikanan menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun. Pagu belanja K/L di bidang perikanan tahun anggaran 2021 turun signifikan sebesar 60,76% menjadi Rp68,91 miliar. Jika dibandingkan dengan perkembangan indeks NTN pada periode yang sama, maka dapat dikatakan bahwa alokasi belanja K/L dibidang perikanan tidak terlalu berpengaruh terhadap angka NTN di Provinsi Bali.

DAK Fisik Bidang Perikanan. Lain halnya dengan belanja K/L, alokasi DAK Fisik bidang perikanan ternyata memiliki korelasi yang kuat dan hubungan positif terhadap angka NTN di Provinsi Bali.

Berdasarkan perkembangan sebagaimana data pada tabel 3.8 di atas, alokasi DAK Fisik bidang perikanan tercatat meningkat sebesar 50,22% menjadi Rp10,69 miliar di tahun 2021.

Peningkatan ini ternyata diikuti dengan peningkatan NTN yakni menjadi 107,27.

Tabel 3.8 Perbandingan Perkembangan Belanja K/L, DAK Fisik, KUR, dan Kredit UMI pada Bidang/Sektor Perikanan NTN di Provinsi Bali

Uraian 2019 2020 2021*

Belanja K/L Bidang Perikanan (Rupiah) 189.738.623.000 175.612.890.000 68.910.004.000 DAK Fisik Bidang Perikanan (Rupiah) 7.821.954.000 7.118.795.000 10.693.646.000 KUR Sektor Perikanan (Rupiah) 27.921.500.000 60.942.887.778 61.543.021.411 Kredit UMi Sektor Perikanan (Rupiah) - - -NTN - Desember 99,55 99,47 102,27

Catatan : Tahun 2021 merupaka data s.d. September 2021 Sumber: OMSPAN, MEBE, SIKP, dan BPS Provinsi Bali (diolah)

A N A L I S I S T E M A T I K

31

KUR Sektor Perikanan.

Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah salah satu bentuk kebijakan pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan permodalan usaha dalam rangka pelaksanaan percepatan pengembangan sektor riil dan perberdayaan UMKM. Program KUR tentunya dapat dimanfaatkan oleh para nelayan dalam pengembangan usahanya yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan dan indeks NTN akan meningkat. Berdasarkan data perkembangan penyaluran KUR sebagaimana grafik 3X di atas, tercatat sejak tahun 2015 penyaluran KUR sektor perikanan cenderung mengalami peningkatan hingga mencapai Rp61,54 miliar di tahun 2021. Namun demikian, meski mengalami peningkatan, porsi penyaluran KUR sektor perikanan tergolong masih sangat rendah yakni hanya 1,08% dari keseluruhan penyaluran KUR di Provinsi Bali tahun 2021.

Kredit Ultra Mikro Sektor Perikanan. Selain KUR, kredit program lainnya yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah Kredit Ultra Mikro (UMi) yang ditujukan untuk melayani kebutuhan dana produktif masyarakat pengusaha mikro dengan skema sewa modal murah untuk pinjaman 10 juta kebawah dengan pola pendampingan. Namun sangat disayangkan, berdasarkan data tiga tahun terakhir (2019 s.d. 2021) tidak ada nelayan di Provinsi Bali yang memanfaatkan kredit UMi ini.

Catatan : untuk tahun 2021 merupakan data per 20 Oktober 2021 Sumber: SIKP (diolah)

Grafik 3.8 Perkembangan Penyaluran KUR Di Provinsi Bali Tahun 2015 s.d. *2021 (dalam miliar rupiah)

A N A L I S I S T E M A T I K

32

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BALI

TRIWULAN III / 2021

3.1.3. Rekomendasi Kebijakan

Berdasarkan hasil reviu dan analisis pada subbab sebelumnya, dapat direkomendasikan kebijakan sebagai berikut:

a. Indeks NTP di Provinsi Bali mengalami penurunan yang signifikan sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Hal ini mengindikasikan kesejahteraan para petani yang semakin menurun. Kebijakan belanja K/L dan DAK Fisik dibidang pertanian memiliki korelasi yang kuat dan hubungan positif terhadap indeks NTP, untuk itu salah satu upaya yang dapat diambil pemerintah untuk memulihkan dan meningkatkan kesejahtaraan petani adalah meningkatkan bantuan pemerintah yang dialokasikan pada belanja K/L dan DAK Fisik dibidang pertanian.

b. Berdasarkan analisis data pada subbab sebelumnya, kebijakan kredit program pemerintah berupa KUR dan kredit UMi juga memiliki korelasi positif terhadap indeks NTP. Untuk itu, relaksasi KUR pada masa pandemi Covid-19 dinilai sangat tepat sebagai salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka menahan penurunan indeks NTP.

Masa berlaku kebijakan ini diharapkan dapat diperpanjang sampai dengan indeks NTP terlihat mengalami pemulihan/peningkatan atau menunjukkan angka indeks diatas 100.

c. Indeks NTN menunjukkan angka yang cenderung datar/tetap, hal ini menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 tidak berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan nelayan di Provinsi Bali. Namun demikian, angka rata-rata NTN masih berada dibawah angka 100 yang mengindikasikan secara umum nelayan belum sejahtera. Adapun kebijakan pemerintah yang teridentifikasi memiliki korelasi yang kuat dan positif terhadap indeks NTN adalah alokasi DAK Fisik. Untuk itu, sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, pemerintah dapat menambah alokasi DAK Fisik bidang perikanan.

d. Pada dasarnya, kebijakan kredit program pemerintah melalui KUR juga memiliki pengaruh positif terhadap indeks NTN di Provinsi Bali. Hanya saja, porsi penyaluran KUR sektor perikanan masih sangat rendah. Sehingga kebijakan pemerintah terkait KUR tidak optimal

d. Pada dasarnya, kebijakan kredit program pemerintah melalui KUR juga memiliki pengaruh positif terhadap indeks NTN di Provinsi Bali. Hanya saja, porsi penyaluran KUR sektor perikanan masih sangat rendah. Sehingga kebijakan pemerintah terkait KUR tidak optimal

Dalam dokumen NOTA DINAS NOMOR ND-1237/WPB.22/2021 (Halaman 39-66)

Dokumen terkait