• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Tingkat Efisiensi

Dengan menggunakan metode Stochastic Frontier Approach (SFA) model Panel

Data, tingkat efisiensi dari masing-masing Bank Umum Syariah dapat diukur. Data panel

dalam hal ini dimaksudkan untuk mempertimbangkan periode pengamatan suatu bank dan akan menghasilkan tingkat efisiensi yang didasarkan pada kurun waktu penelitian, yaitu selama periode Januari 2008 sampai September 2010. Tingkat efisiensi tersebut dianalisis dari model fungsi biaya dengan variabel dependen total biaya/total cost (TC),

Cmin

Cn

exp [fc (wn,yn) + ln(ucmin)] exp [fc (wn,yn) + ln(ucn)]

ucmin

ucn

input yang terdiri dari beban personalia (P1) dan beban bagi hasil (P2), sedangkan variabel output yaitu total pembiayaan (Q1) dan surat berharga yang dimiliki (Q2). Semuanya menggunakan data rasio terhadap total aktiva.

Fungsi biaya yang dihasilkan adalah dalam bentuk model frontier yang merupakan model translog bukan sebuah model linear atau garis lurus, oleh karena itu semua variabel dalam penelitian ini yaitu TC, P1, P2, Q1, dan Q2 diubah dalam bentuk ln (Kumbhakar, 2003 – dalam Edy Hartono)34.

Dengan meregresi model SFA yang dirumuskan sebagai berikut:

ln Ci = f (ln Xji , ln Yki) + ei………. (4.1) Di mana Ci adalah total cost untuk waktu ke-i, X adalah input pada waktu ke-i, Y adalah output pada waktu ke-i, dan e adalah error.

Sedangkan untuk perhitungan efisiensi, peneliti menggunakan pendekatan cost

efficiency yang dirumuskan sebagai berikut:

CEFFn= = = ……….. (4.2)

Dengan memasukan variabel input dan variabel output yang telah ditentukan ke dalam model regresi, persamaan SFA dapat dituliskan kembali menjadi:

ln TC = a + b1 lnP1 + b2 lnP2 + b3 lnQ1 + b4 lnQ2 + ei……… (4.3) Di mana:

TC = Total Cost P1 = Beban Personalia

34 Edy Hartono, “Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia Dengan Menggunakan Metode Parametrik Stochastic Frontier Analysis,” (Tesis Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang, 2009), h. 51

P2 = Beban Bagi Hasil Q1 = Total Pembiayaan

Q2 = Surat Berharga yang Dimiliki ei = error

Untuk melakukan pengolahan data dengan regresi, peneliti menggunakan software pemprograman SPSS 17. Berikut hasil dari efisiensi dari masing-masing bank.

1. Bank Muamalat Indonesia

Model persamaan frontier pada Bank Muamalat Indonesia yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank Muamalat Indonesia

Bentuk model prediksi tingkat efisiensi biaya bank dapat ditulis sebagai berikut:

ln TC= 0,712 - 0,007 lnP1 + 1,126 lnP2 + 0,407 lnQ1 – 0,070 lnQ2 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .712 .518 1.375 .180 lnP1 -.007 .084 -.007 -.086 .932 lnP2 1.126 .082 1.003 13.679 .000 lnQ1 .407 .663 .015 .614 .544 lnQ2 -.070 .022 -.068 -3.222 .003 a. Dependent Variable: lnTC

Dalam persamaan regresi di atas, konstanta TC adalah sebesar 0,712. Hal ini berarti apabila variabel input dan variabel output dianggap konstan, maka Bank Muamalat Indonesia akan mengeluarkan biaya minimum untuk tingkat output tertentu yaitu sebesar 2,038063 juta dari total aktiva (ex 0,712 = 2,038063).

Pada variabel beban personalia (lnP1) koefisien regresi -0,007 menunjukan bahwa jika eksponen beban personalia mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Muamalat Indonesia akan mengalami inefisiensi sebesar 0,7%. Hal ini sesuai dengan kenyataan, karena jika beban personalia terus meningkat maka total biaya yang ditanggung Bank Muamalat Indonesia juga akan naik dan akan menyebabkan inefisiensi.

Pada variabel beban bagi hasil (lnP2) koefisien regresi 1,126 menunjukan bahwa jika eksponen beban bagi hasil mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Muamalat Indonesia akan mengalami peningkatan efisiensi sebesar 112,6%. Hal ini bertentangan dengan kenyataan karena seharusnya beban yang ditanggung bank akan lebih besar sehingga mengurangi tingkat efisiensi.

Pada variabel total pembiayaan (lnQ1) koefisien regresi 0,407 menunjukan bahwa jika eksponen total pembiayaan mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Muamalat Indonesia akan mengalami peningkatan efisiensi sebesar 40,7%. Hal ini berarti dengan banyaknya bank dalam memberikan pembiayaan, maka beban bank akan berkurang karena dana yang ada akan menghasilkan dan hasilnya akan menutupi beban-beban yang ditanggung oleh bank.

Sedangkan pada variabel surat berharga yang dimiliki (lnQ2) koefisien regresi -0,070 menunjukan bahwa jika eksponen surat berharga yang dimiliki mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Muamalat Indonesia akan mengalami inefisiensi sebesar 7,0%.

Dengan memasukan data-data ke dalam rumus 4.2 di atas, didapatkan efisiensi biaya Bank Muamalat Indonesia seperti pada tabel 4.5 berikut

Tabel 4.5

Tingkat Efisiensi Bank Muamalat Indonesia

Periode Efisiensi Periode Efisiensi Periode Efisiensi Jan-2008 0.995763 Des-2008 0.942652 Nov-2009 0.931888 Feb-2008 0.991278 Jan-2009 0.995158 Des-2009 0.93708 Mar-2008 0.986874 Feb-2009 0.98959 Jan-2010 0.996131 Apr-2008 0.983037 Mar-2009 0.985407 Feb-2010 0.991608 Mei-2008 0.977919 Apr-2009 0.978934 Mar-2010 0.985698 Jun-2008 0.972575 Mei-2009 0.972765 Apr-2010 0.981066 Jul-2008 0.969548 Jun-2009 0.967707 Mei-2010 0.975934 Agst-2008 0.963693 Jul-2009 0.959515 Jun-2010 0.97173 Sep-2008 0.959684 Agst-2009 0.951293 Jul-2010 0.969908 Okt-2008 0.954377 Sep-2009 0.943034 Agst-2010 0.964161 Nov-2008 0.948206 Okt-2009 0.937727 Sep-2010 0.963035

TOTAL 31.99497

RATA-RATA 0.969545

Sumber: Data sekunder yang diolah

Diketahui bahwa rata-rata tingkat efisiensi biaya pada Bank Muamalat Indonesia pada periode Januari 2008 sampai September 2010 yaitu sebesar 0,969545 atau 96,95%. Sedangkan efisiensi biaya tertinggi terjadi pada periode Januari 2010 yaitu sebesar 0,996131 atau 99,61%. Serta efisiensi biaya terendah terjadi pada periode November 2009 yaitu sebesar 0,931888 atau 93,19%.

2. Bank Syariah Mandiri

Model persamaan frontier pada Bank Syariah Mandiri yang diperoleh sebagai berikut.

Tabel 4.6

Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank Syariah Mandiri

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.864 1.654 1.127 .269 lnP1 2.875 .659 3.193 4.365 .000 lnP2 -2.210 .677 -2.371 -3.262 .003 lnQ1 1.791 .701 .202 2.555 .016 lnQ2 -.765 .521 -.126 -1.468 .153 a. Dependent Variable: lnTC

Sumber: Data sekunder yang diolah

Bentuk model prediksi tingkat efisiensi biaya bank dapat ditulis sebagai berikut:

ln TC = 1,864 + 2,875 lnP1 + 2,210 lnP2 + 1,791 lnQ1 - 0,765 lnQ2

Dalam persamaan regresi di atas, konstanta TC adalah sebesar 1,864. Hal ini berarti apabila variabel input dan variabel output dianggap konstan, maka Bank Syariah Mandiri akan mengeluarkan biaya minimum untuk tingkat output tertentu yaitu sebesar 6,449483 juta dari total aktiva (ex 1,864 = 6,449483).

Pada variabel beban personalia (lnP1) koefisien regresi 2,875 menunjukan bahwa jika eksponen beban personalia mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Syariah Mandiri akan mengalami efisiensi sebesar 287,5%. Hal ini bertentangan

dengan kenyataan karena seharusnya jika beban personalia meningkat, maka beban bank juga akan meningkat dan akan mengurangi efisiensi.

Pada variabel beban bagi hasil (lnP2) koefisien regresi -2,210 menunjukan bahwa jika eksponen beban bagi hasil mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Syariah Mandiri akan mengalami inefisiensi sebesar 221%. Hal ini sesuai dengan kenyataan, karena jika beban bagi hasil terus meningkat maka total biaya yang ditanggung Bank Syariah Mandiri juga akan naik dan akan menyebabkan inefisiensi.

Pada variabel total pembiayaan (lnQ1) koefisien regresi 1,791 menunjukan bahwa jika eksponen total pembiayaan mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Syariah Mandiri akan mengalami efisiensi sebesar 179,1%. Hal ini berarti dengan banyaknya bank dalam memberikan pembiayaan, maka beban bank akan berkurang karena dana yang ada akan menghasilkan dan hasilnya akan menutupi beban-beban yang ditanggung oleh bank.

Sedangkan pada variabel surat berharga yang dimiliki (lnQ2) koefisien regresi -0,765 menunjukan bahwa jika eksponen surat berharga yang dimiliki mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Syariah Mandiri akan mengalami inefisiensi sebesar 76,5%. Hal ini berarti surat berharga yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri lebih besar biaya yang ditanggung daripada hasil yang akan didapatkan.

Dengan memasukan data-data ke dalam rumus 4.2 di atas, didapatkan efisiensi biaya Bank Syariah Mandiri seperti pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Tingkat Efisiensi Bank Syariah Mandiri

Periode Efisiensi Periode Efisiensi Periode Efisiensi Jan-2008 0.987625 Des-2008 0.947537 Nov-2009 0.959309 Feb-2008 0.980112 Jan-2009 0.993834 Des-2009 0.953341 Mar-2008 0.973038 Feb-2009 0.989971 Jan-2010 0.993922 Apr-2008 0.967658 Mar-2009 0.986445 Feb-2010 0.989391 Mei-2008 0.963896 Apr-2009 0.982249 Mar-2010 0.98476 Jun-2008 0.961826 Mei-2009 0.976469 Apr-2010 0.980469 Jul-2008 0.958951 Jun-2009 0.972936 Mei-2010 0.974579 Agst-2008 0.954107 Jul-2009 0.967548 Jun-2010 0.973792 Sep-2008 0.948312 Agst-2009 0.963672 Jul-2010 0.970029 Okt-2008 0.945674 Sep-2009 0.957094 Agst-2010 0.959341 Nov-2008 0.947409 Okt-2009 0.953498 Sep-2010 0.963507

TOTAL 31.9823

RATA-RATA 0.969161

Sumber: Data sekunder yang diolah

Diketahui bahwa rata-rata tingkat efisiensi biaya pada Bank Syariah Mandiri pada periode Januari 2008 sampai September 2010 yaitu sebesar 0,969161 atau 96,92%. Sedangkan efisiensi biaya tertinggi terjadi pada periode Januari 2010 yaitu sebesar 0,993922 atau 99,39%. Serta efisiensi biaya terendah terjadi pada periode Oktober 2008 yaitu sebesar 0,945674 atau 94,57%.

3. Bank Mega Syariah

Model persamaan frontier pada Bank Mega Syariah yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank Mega Syariah

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .423 .189 2.231 .034 lnP1 .857 .027 .987 31.599 .000 lnP2 .151 .032 .131 4.758 .000 lnQ1 -.083 .063 -.020 -1.302 .204 lnQ2 -.122 .013 -.168 -9.084 .000 a. Dependent Variable: lnTC

Sumber: Data sekunder yang diolah

Bentuk model prediksi tingkat efisiensi biaya bank dapat ditulis sebagai berikut:

ln TC = 0,423 + 0,857 lnP1 + 0,151 lnP2 - 0,083 lnQ1 - 0,122 lnQ2

Dalam persamaan regresi di atas, konstanta TC adalah sebesar 0,423. Hal ini berarti apabila variabel input dan variabel output dianggap konstan, maka Bank Mega Syariah akan mengeluarkan biaya minimum untuk tingkat output tertentu yaitu sebesar 1,526534 juta dari total aktiva (ex 0,423 = 1,526534).

Pada variabel beban personalia (lnP1) koefisien regresi 0,857 menunjukan jika eksponen beban personalia mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Mega Syariah akan mengalami efisiensi sebesar 85,7%. Hal ini bertentangan dengan kenyataan karena seharusnya jika beban personalia meningkat, maka beban bank juga akan meningkat dan akan mengurangi efisiensi.

Pada variabel beban bagi hasil (lnP2) koefisien regresi 0,151 menunjukan bahwa jika eksponen beban bagi hasil mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Mega Syariah akan mengalami efisiensi sebesar 15,1%. Hal ini bertentangan dengan kenyataan karena seharusnya jika beban personalia meningkat, maka beban bank juga akan meningkat dan akan mengurangi efisiensi.

Pada variabel total pembiayaan (lnQ1) koefisien regresi -0,083 menunjukan bahwa jika eksponen total pembiayaan mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Mega Syariah akan mengalami inefisiensi sebesar 8,3%. Hal ini berarti dengan banyaknya bank dalam memberikan pembiayaan maka akan menambah biaya yang ditanggung. Oleh karena itu pihak Bank Mega Syariah harus lebih rasional dalam mengatur biaya administrasi dalam hal pemberian pembiayaan kepada nasabah.

Sedangkan pada variabel surat berharga yang dimiliki (lnQ2) koefisien regresi -0,122 menunjukan bahwa jika eksponen surat berharga yang dimiliki mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Mega Syariah akan mengalami inefisiensi sebesar 12,2%. Hal ini berarti surat berharga yang dimiliki oleh Bank Mega Syariah lebih besar biaya yang ditanggung daripada hasil yang akan didapatkan.

Dengan memasukan data-data ke dalam rumus 4.2 di atas, didapatkan efisiensi biaya Bank Mega Syariah seperti pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

Tingkat Efisiensi Bank Mega Syariah

Periode Efisiensi Periode Efisiensi Periode Efisiensi Jan-2008 0.994680 Des-2008 0.927825 Nov-2009 0.899377 Feb-2008 0.989689 Jan-2009 0.990732 Des-2009 0.892085 Mar-2008 0.982699 Feb-2009 0.981646 Jan-2010 0.988888 Apr-2008 0.978745 Mar-2009 0.971660 Feb-2010 0.977717 Mei-2008 0.973975 Apr-2009 0.965211 Mar-2010 0.964804 Jun-2008 0.967220 Mei-2009 0.954441 Apr-2010 0.953171 Jul-2008 0.956591 Jun-2009 0.945021 Mei-2010 0.940891 Agst-2008 0.959361 Jul-2009 0.936166 Jun-2010 0.929538 Sep-2008 0.953479 Agst-2009 0.929333 Jul-2010 0.917393 Okt-2008 0.947281 Sep-2009 0.919454 Agst-2010 0.903227 Nov-2008 0.937310 Okt-2009 0.909359 Sep-2010 0.886689

TOTAL 31.325660

RATA-RATA 0.949262

Sumber: Data sekunder yang diolah

Diketahui bahwa rata-rata tingkat efisiensi biaya pada Bank Mega Syariah pada periode Januari 2008 sampai September 2010 yaitu sebesar 0,949262 atau 94,93%. Sedangkan efisiensi biaya tertinggi terjadi pada periode Januari 2008 yaitu sebesar 0,994680 atau 99,47%. Serta efisiensi biaya terendah terjadi pada periode September 2010 yaitu sebesar 0,886689 atau 88,67%.

Dokumen terkait