• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1Metode Penelitian

3.5 Analisis Uji Tes

Untuk mengetahui kualitas tes tersebut, maka sebelumnya dilakukan uji coba instrument terhadap peserta didik. Intrumen yang berkualitas dapat ditinjau dari beberapa hal diantaranya tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal tes.

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut ini adalah perhitungan uji coba intrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

3.5.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihaan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006:168).

Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antar bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir, dengan rumus Pearson Product Moment (Riduwan, 2006: 80). Adapun langkah-langkah untuk menguji validitas butir soal tes adalah sebagai berikut:

1. Menghitung harga korelasi setiap butir soal dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment, yaitu:

= − .

. 22 . . 22

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi n : Jumlah responden ∑X : Jumlah skor item

∑Y : Jumlah skor total (seluruh item)

2. Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :

= −2

1− 2 Keterangan :

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu r : Koefisien korelasi hasil rhitung

n : Jumlah responden

3. Mencari ttabel dengan ttabel =tα (dk = n-2) dengan α = 0,05

4. Membuat kesimpulan dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika thitung > ttabel , berarti valid

Jika thitung < ttabel , berarti tidak valid

Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut :

Table 3.4

Klasifikasi Validitas Soal

Koefisien Korelasi Interpretasi 0,80 < ≤1,00 Sangat tinggi 0,60 < ≤0,80 Tinggi 0,40 < ≤0,60 Cukup 0,20 < ≤0,40 Rendah ≤ 0,20 Kurang Sumber :Suherman (2003:113)

Data diujicoba dengan bantuan Program SPSS versi 21.0, sehingga diperoleh nilai koefisien korelasi validitas butir. Selanjutnya uji validitas butir soal intrumen dilakukan dengan membandingkan rxy ( hitung) dengan nilai kritis tabel (nilai tabel). Tiap item tes dikatakan valid apabila pada taraf signifikasi α = 0,05 didapat hitung ≥

tabel. Berikut ini hasil uji validitas butir intrumen dengan menggunakan Program

SPSS versi 21.0 pada α = 0,05 dengan derajat bebas (df) = jumlah kasus (n) – 2. Jumlah kasus atau butir soal pada uji coba kali ini adalah 25 soal dengan sampel 59 peserta didik (df = 59 – 2 = 57). Maka tabel. Pada uji satu arah adalah (0,05;57) =

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,256. Berkenaan dengan hal tersebut dibawah ini disajikan tebel asil uji validitas kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran ekonomi yang diolah dengan menggunakan program SPSS versi 21.0.

Tabel 3.5

Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Butir

Soal

Corrected Item- Total

Correlation (rhitung) rtabel Validitas

1 0,524 0,256 Valid 2 0,324 0,256 Valid 3 0,312 0,256 Valid 4 0,296 0,256 Valid 5 0,420 0,256 Valid 6 0,274 0,256 Valid 7 0,399 0,256 Valid 8 0,422 0,256 Valid 9 0,192 0,256 Tidak valid 10 0,295 0,256 Valid 11 0,369 0,256 Valid 12 0,268 0,256 Valid 13 0,070 0,256 Tidak valid 14 0,261 0,256 Valid 15 0,369 0,256 Valid 16 0,265 0,256 Valid 17 0,361 0,256 Valid 18 0,344 0,256 Valid 19 0,279 0,256 Valid 20 0,346 0,256 Valid 21 0,281 0,256 Valid 22 0,350 0,256 Valid 23 0,182 0,256 Tidak valid 24 0,298 0,256 Valid 25 0,361 0,256 Valid Sumber : Lampiran B.2

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji coba soal tes kemampuan berpikir kritis terdiri 25 soal berbentuk pilihan ganda beralasan. Berdasarkan hasil uji coba, terdapat 22 soal yang telah valid dan 3 soal yang tidak valid. Jumlah soal yang digunakan untuk pretest dan posttest berjumlah 22 soal (Lampiran A.5 dan Lampiran A.6).

1.5.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu intrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006:178). Suatu intrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila intrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.

Butir soal yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes pilihan ganda beralasan. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien realiabilitas adalah rumus Cronbach’s Alpha (Suherman, 2003: 154) yaitu:

=

( −1) 122

Keterangan :

: Koefisen reliabilitas soal : Banyak butir soal

2 : Variansi item 2 : Variansi total

Selanjutnya nilai r yang diperoleh dari perhitungan ditafsirkan dengan menggunkan interperetasi nilai r dari Guilford (Sundayana, 2010:71) dan data yang diperoleh dianalisis dengan SPSS versi 21.0 untuk mengetahui nilai Alpha, yaitu :

Tabel 3.6

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Besarnya R Tingkat Reliabilitas 0,00 ≤ r < 0,20 Sangat Rendah 0,20 ≤ r < 0,40 Rendah

0,40 ≤ r < 0,60 Sedang 0,60 ≤ r < 0,80 Tinggi

0,80 ≤ r < 1,00 Sangat Tinggi

Setelah dilakukan perhitungan, maka diperoleh koefisien reliabilitas tes pilihan ganda beralasan sebesar 0,675 yang berarti soal-soal dalam tes yang diujicobakan termasuk dalam klasifikasi tingkat relibilitas tinggi. Perhitungan dalam dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut:

Tabel 3.7 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.675 26

Sumber : Lampiran B.3 3.5.3 Tingkat Kesukaran

Bermutu atau tidaknya butir-butir item pada instrumen dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut. Menurut Sudijono (2001: 370) butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Dengan kata lain, butir-butir item tes baik jika derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup. Tingkat kesukaran tes dihitung dengan rumus (Sundayana, 2010:77):

= +

2. Keterangan:

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu TK : Tingkat kesukaran

JBA : Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar JBB : Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar JSA : Jumlah peserta didik kelompok atas

Hasil perhitungan tingkat kesukaran diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria tingkat kesukaran butir soal yang dikemukakan oleh Sundayana (2010 : 78) yaitu pada tabel 3.8

Tabel 3.8

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Interpretasi TK = 0,00 Terlalu sukar 0,00 < TK 0,30 Sukar

0,30 < TK 0,70 Sedang 0,70 < TK< 1,00 Mudah

TK = 1,00 Terlalu mudah

Rangkuman hasil perhitungan uji tingkat kesukaran untuk tiap butir soal tes kemampuan penalaran matematis dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut :

Tabel 3.9

Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis No Soal Nilai Interpretasi No Soal Nilai Interpretasi

1 0,80 Mudah 14 0,60 Sedang 2 0,45 Sedang 15 0,65 Sedang 3 0,30 Sukar 16 0,72 Mudah 4 0,68 Sedang 17 0,68 Sedang 5 0,58 Sedang 18 0,27 Sukar 6 0,57 Sedang 19 0,67 Sedang

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 0,78 Mudah 20 0,62 Sedang

8 0,30 Sukar 21 0,62 Sedang

10 0,73 Mudah 22 0,80 Mudah

11 0,43 Sedang 24 0,88 Mudah

12 0,53 Sedang 25 0,65 Sedang

Sumber : Data Diolah Ms. Excel (Lampiran B.4)

Hasil uji tingkat kesukaran soal menunjukkan bahwa 3 soal termasuk dalam kriteria tingkat sukar, 13 soal termasuk dalam tingkat sedang, dan 6 soal yang tergolong kedalam kriteria kesukaran mudah.

3.5.4 Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda sebuah soal adalah kemampuan soal tersebut untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang kemampuannya rendah. Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik bila memang peserta didik yang pandai dapat mengerjakan dengan baik, dan peserta didik yang kurang tidak dapat mengerjakan dengan baik. Faktor yang mempengaruhi tingkat daya pembeda adalah pengetahuan yang dimiliki peserta didik dan pengalaman belajar peserta didik telah mendorong peserta didik dalam memahami tentang konsep-konsep dalam mata pelajaran. Daya pembeda tes dihitung dengan rumus (Sundayana, 2010:77):

��= −

Keterangan:

DP : Daya pembeda

JBA : Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar JBB : Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar JSA : Jumlah peserta didik kelompok atas

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil perhitungan daya pembeda, kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi yang dikemukakan oleh Sundayana (2010: 78) seperti pada tabel 3.10 dibawah ini:

Tabel 3.10

Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda Interpretasi DP  0,00 Sangat rendah 0,00 < DP  0,20 Rendah 0,20 < DP  0,40 Cukup/sedang 0,40 < DP  0,70 Baik

0,70 < DP  1,00 Sangat baik

Rangkuman hasil daya pembeda tes kemampuan berpikir kritis disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.11

Uji Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis No Soal Nilai Interpretasi No Soal Nilai Interpretasi

1 1,20 Sangat Baik 14 0,40 Cukup

2 0,37 Cukup 15 0,70 Baik

3 0,47 Baik 16 0,50 Baik

4 0,50 Baik 17 0,83 Sangat Baik

5 0,90 Sangat Baik 18 0,53 Baik

6 0,47 Baik 19 0,47 Baik

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8 0,47 Baik 21 0,30 Cukup

10 0,47 Baik 22 0,60 Baik

11 0,73 Sangat Baik 24 0,63 Baik

12 0,40 Cukup 25 0,63 Baik

Sumber : Data Di Olah Ms. Excel (Lampiran B.4)

Dari hasil perhitungan daya pembeda pada soal uji instrumen dapat diketahui bahwa 4 soal yang termasuk dalam kriteria daya pembeda sangat baik, 14 soal yang termasuk dalam kriteria daya pembeda baik, dan 4 soal termasuk dalam kriteria cukup.

3.6Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

Dokumen terkait