• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2013-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2013-2014."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

RIASTRI HELMY NIM : 1200893

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA

(2)

Oleh Riastri Helmy

S.Pd Universitas Islam Riau, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pasca Sarjana UPI

© Riastri Helmy 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING I

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS NIP. 19611022 198603 1 002

PEMBIMBING II

Prof. Dr. H. Disman, MS NIP. 19590209 198412 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

(4)

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si NIP. 19600412 198603 1 002

PENGUJI II

Dr. Kusnendi, MS NIP. 19600122 198903 1 003

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

(5)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar ... 12

2.2 Pengertian dan Komponen Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 13

2.2.1 Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 13

2.2.2 Prinsip Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 17

2.2.3 Komponen Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 18

2.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 23

2.2.5 Teori Belajar yang Mendasari Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 23

2.3 Penggunaan Metode Problem Solving dalam Pembelajaran Ekonomi ... 31

2.4 Kemampuan Berpikir Kritis ... 36

2.5 Penelitian Yang Relevan ... 41

2.6 Kerangka Pemikiran ... 42

2.7 Hipotesis ... 43

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 44

3.2 Desain Penelitian ... 44

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 45

3.4 Instrumen Penelitian ... 46

(6)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5 Analisis Uji Tes ... 48

3.5.1 Validitas ... 48

3.5.2 Reliabilitas... 51

3.5.3 Tingkat Kesukaran ... 53

3.5.4 Analisis Daya Pembeda ... 54

3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ... 56

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ... 56

3.7 Waktu Penelitian... 62

3.8 Prosedur Penelitian ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 64

4.2 Deskriptif Kemampuan Berpikir Kritis ... 65

4.3 Uji Asumsi Statistik ... 69

4.4 Uji Hipotesis ... 71

4.4.1 Pengujian Hipotesis 1 ... 71

4.4.2 Pengujian Hipotesis 2 ... 74

4.4.3 Pengujian Hipotesis 3 ... 77

4.5 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis ... 80

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian... 83

4.6.1 Pembelajaran Ekonomi Melalui Metode Problem Solving ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 94

5.2 Saran ... 95

(7)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 2.1 2.2 2.3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 3.11 3.12 3.13 3.14 3.15

Rekapitulasi Skor Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas X.9 SMA Negeri 11 Pekanbaru ... Perbandingan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dan Pendekatan Konvensional ... Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget ... Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ... Desain Quasi Ekperimen ... Kriteria Skor Kemampuan Berpikir Kritis ... Kisi-Kisi Intrumen Kemampuan Berpikir Kritis ... Klasifikasi Validitas Soal ... Uji Validitas Soal Kemampuan Berpikir Kritis ... Klasifikasi Tingkat Reliabilitas ...

Reliability Statistic ...

Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... Klasifikasi Daya Pembeda ... Uji Daya Pembeda Kemampuan Berpikir Kritis ... Kriteria Skor Gain Ternormalisasi ... Kriteria Pengukuran Effect Size ... Hipotesis dan Statistik Uji ... Jadwal Kegiatan Penelitian ...

(8)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14

Kisi-Kisi Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis ... Deskripsi Skor Pretest-Posttest Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol ... Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Pretest Kelas Ekperimen dan

Kelas Kontrol ... Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Pretest Kemampuan Berpikir

Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Ekperimen ... Hasil Uji Homogenitas Varians Pretest dan Posttest Kelas Ekperimen ... Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Pretest-Posttest Kelas Ekperimen ... Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... Hasil Uji Homogenitas Varians Pretest dan Posttest Kelas Kontrol... Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Pretest-Posttest Kelas Kontrol... Hasil Uji Normalitas Data N-gain Kemampuan Berpikir Kritis ... Hasil Uji Homogenitas Data N-gain Kemampuan Berpikir Kritis ... Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Skor N-gain Kemampuan Berpikir

Kritis ... Hasil Uji Anova dan Eta ...

(9)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 3.1 4.1

4.2 4.3

4.4 4.5

Bagan Alur Kerangka Pemikiran ... Diagram Alur Penelitian ... Hasil Rata-Rata Jawaban Benar Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen ... Hasil Rata-Rata Jawaban Benar Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... Hasil Rata-Rata Jawaban Benar Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ...

Nilai Rata-Rata Pretest-Posttest Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol ... Nilai Rata-Rata N-Gain Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol ...

43 63

66 67

(10)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMA

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Di SMA Negeri 11 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2013-2014)

Oleh

Riastri Helmy, S.Pd

Penelitian ini mengkaji pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik SMA kelas X di SMA Negeri 11 Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis antara peserta didik yang memperoleh pembelajaran ekonomi dengan metode problem solving dan peserta didik yang memperoleh pembelajaran ekonomi dengan metode konvensional (ceramah). Jenis penelitian ini adalah studi kuasi ekperimen dengan desain penelitian nonequivalen control-group design. Sampel dalam penelitian terdiri dari dua kelas X (X.2 dan X.3) di SMA Negeri 11 Pekanbaru dimana penentuan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling. Untuk melihat adanya perbedaan kemampuan berpikir kritis antara peserta dididk kelas eksperimen dan peserta didik kelas kontrol maka dilakukan analisis data menggunakan SPSS versi 21.0 dengan pengujian hipotesis melalui statistik parametrik, uji perbedaan rata-rata (paired samples t-test dan independent samples t-test). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik sesudah pembelajaran dengan metode problem solving lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum pembelajaran menggunakan metode problem solving. Kemampuan berpikir kritis peserta didik sesudah pembelajaran dengan metode ceramah lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum pembelajaran menggunakan metode ceramah. Kemampuan berpikir kritis peserta didik yang menggunakan metode problem solving lebih tinggi dibandingkan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang menggunakan metode ceramah.

(11)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

THE INFLUENCE OF THE USE OF PROBLEM SOLVING METHODS OF CRITICAL THINKING ABILITY OF HIGH SCHOOL STUDENTS

(Quasi Experimental Study on Economic Subjects of Class X in SMA Negeri 11 Pekanbaru Years of Education From 2013-2014 )

By

Riastri Helmy, S.Pd

This research reports the influence of the use of problem solving method of critical thinking ability og high school students. This research aims to know the difference between learners critical thinking ability who were treated by using problem solving method and thes of who were treated by using conventional method. This research design applied quasi experiment with nonequivalen control-group design. The sample of this research were two class of ten graduats (X.2 and X.3) in SMA Negeri 11 Pekanbaru who wre selected by using purposive sampling. To see the difference between the critical thinking ability of experimental group and that of control group, the data was analyzed by SPSS version 21.0 with hypothesis testing, parametric statistic through the difference in average (paired samples t-test and the independent samples t-test). The findings show that the critical thinking ability of experimental group is higher after having treatments than before having treatments using the problem solving method. The critical thinking ability of control group is higher after having treatment than before having treatment using the conventional method. The critical thinking of experimental group using the problem solving method is higher than that of control group using the conventional method.

(12)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh besarnya peranan pendidikan. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan suatu negara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya bisa dari peserta didiknya, pengajarannya, sarana prasarananya, dan bisa juga karena faktor lingkungannya. Melalui pendidikan seseorang dapat lebih berpengetahuan, terampil, inovatif dan produktif daripada mereka yang tidak berpendidikan. Bahkan pendidikan diyakini sebagai salah satu faktor yang menentukan kulitas sumber daya manusia (Effendi, 1992). Oleh karena itu pendidikan perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah, masyarakat dan pengelola pendidikan.

(13)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Undang-Undang ini sarat dengan tuntutan yang cukup mendasar, karena harus menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Salah satu upaya yang harus segera dilaksanakan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Perubahan secara terus menerus inilah yang mengharuskan adanya perubahan mendasar yang berkaitan dengan kurikulum. Kurikulum dirasa sangat berkaitan dengan keberhasilan dan tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Kurikulum berfungsi untuk mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan landasan operasional dalam pelaksanaan pendidikan, dan dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Implementasi kurikulum dilaksanakan dalam situasi nyata di sekolah berlangsung melalui tiga proses, yakni konstruksi kurikulum, pengembangan kurikulum, dan implementasi kurikulum.

Konstruksi kurikulum adalah proses pembuatan keputusan yang menentukan hakikat dan rancangan kurikulum. Pengembangan kurikulum adalah prosedur pelaksanaan pembuatan konstruksi kurikulum, dan implementasi kurikulum adalah proses pelaksanaan kurikulum yang dihasilkan oleh konstruksi dan pengembangan kurikulum. Ketiga proses tersebut dapat berlangsung secara berurutan, namun terjadi dan dilaksanakan secara paralel (berbarengan) dan bersifat alternatif (Hamalik, 2000: 1).

(14)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbagai sikap dan kemampuan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan teknologi. Oleh karena itu, merupakan langkah yang positif ketika pemerintah (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) merevitalisasi pendidikan karakter dalam seluruh jenis dan jenjang pendidikan, termasuk dalam pengembangan Kurikulum 2013.

Pada Kurikulum 2013 ini lebih menekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi pondasi bagi tingkat berikutnya. Pendidikan karakter pada Kurikulum 2013 ditujukan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarahkan pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Dalam implementasi Kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan nilai, dan pembentukan karakter tidak hanya dilakukan pada tataran kognitif, tetapi menyentuh internalisasi dan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari (Mulyasa, 2013:6-7).

Impelementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan karena Kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi, yang secara konseptual memiliki beberapa keunggulan. Pertama, Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah

(15)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kedua, Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi

mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Pengguasaan ilmu pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu. Ketiga, ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan (Mulyasa, 2013:163-164).

Penerapan Kurikulum 2013 ini berkaitan dengan pembelajaran dengan penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pembelajaran ini mengaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menurut Elaine B. Johnson (2007:58) berpendapat bahwa CTL adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. CTL adalah sebuah sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari-hari peserta didik. Dalam CTL, proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami, dan bukan transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik.

(16)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran ekonomi merupakan pembelajaran yang membutuhkan pemahaman yang nyata dan berpikir secara logis bukan hanya sekedar teoritis yang harus dihafalkan sehingga pembelajaran ekonomi dapat dikaitkan dengan dunia nyata. Pembelajaran ekonomi merupakan mata pelajaran yang sangat memegang peranan penting karena pembelajaran ekonomi dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik dalam berpikir logis, rasional, kritis, cermat, efektif, dan efisien. Oleh karena itu dipandang penting agar pelajaran ekonomi dapat dikuasai sedini mungkin oleh para peserta didik. Sehubungan dengan hal itu maka pembelajaran ekonomi dapat diarahkan pada peningkatan kemampuan berpikir kritis, yakni kemampuan untuk mencari dan menggunakan informasi, kemampuan untuk bekerja sama, kemampuan untuk menganalisis, kemampuan untuk melakukan tindakan, melakukan untuk mencari bukan hanya dari satu sumber, kemapuan untuk menggunakan keterlibatan pengalaman-pengalamannya dalam mengaitkannya dengan materi dalam menghadapi permasalahan yang sedang terjadi.

Dalam pembelajaran kontekstual peserta didik akan dibantu untuk mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberikan keyakinan, menganalisis asusmsi dan pencarian alamiah (Nana Syaodih dan Erliany Syaodih, 2012:122).

(17)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan pemahaman konsep dan berpikir kritis yang digunakan peserta didik untuk menghadapi berbagai permasalahan yang ada.

Menurut Neti Budiwati dan Leni Permana (2010:18), kemampuan yang akan dicapai peserta didik sesuai dengan tujuan mata pelajaran ekonomi yaitu:

1. Memahami sejumlah konsep untuk mengaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu rumah tangga, masyarakat, dan Negara.

2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ekonomi

3. Membentuk sikap bijak, rasional, bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen akuntansi yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan Negara. 4. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenal nilai-nilai sosial

ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.

Beberapa tujuan pembelajaran ekonomi yang disebutkan diatas dapat dikatakan bahwa melalui pembelajaran ekonomi diharapkan peserta didik mampu memahami konsep ekonomi dan mengembangkan sikap ingin tahu dengan cara berpikir kritis terhadap peristiwa dan permasalahan ekonomi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik mampu membuat keputusan yang bertanggung jawab. Karena dalam pembelajaran ekonomi sebenarnya syarat akan materi analisis, studi kasus-kasus yang terjadi dilapangan, dan berhubungan dengan kehidupan nyata.

(18)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seringkali terjadi masalah yang menyebabkan tujuan pembelajaran ini kurang tercapai. Misalnya saja dalam proses belajar mengajar di kelas peserta didik sering diarahkan pada kemampuan untuk menghafal, dan menimbun informasi tanpa melibatkan anak untuk memahami informasi yang bisa digunakannya dalam menghubungkan konsep ilmu pengetahuan yang ia dapatkan dengan kehidupan sehari-harinya.

Banyak buku, pelatihan guru, serta pengalaman mengajar mengenai pengembangan kreativitas guru dalam mengelola kelas tentang penggunaan model, metode pembelajaran, serta media pengajaran, namun dalam pelaksanaannya masih ada guru yang menggunakan model, metode maupun media pembelajaran yang konvensional. Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh saat melakukan observasi di SMA Negeri 11 Pekanbaru pada semester 1 tahun ajaran 2012/2013 diperoleh keterangan bahwa guru masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab, bahkan hanya cenderung pada pemindahan pengetahuan saja dari guru ke peserta didik (transfer of knowledge) sementara peserta didik lebih banyak pasif, hal ini menyebabkan pembelajaran kurang bermakna, karena peserta didik masih menganggap materi akan dapat dihafal, dan peserta didik tidak dilatih untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya.

Selain itu, hasil wawancara dengan guru ekonomi kelas X SMAN 11 Pekanbaru diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Guru hanya terfokus pada materi yang terdapat di buku paket

2. Peserta didik kurang berperan secara aktif, karena peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat materi dari guru sehingga peserta didik kurang memahami konsep secara utuh.

3. Kurangnya konsentrasi peserta didik dalam menerima materi di dalam kelas 4. Kurangnya kekritisan peserta didik dalam menanggapi materi yang diajarkan

(19)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Kurangnya kekritisan peserta didik dalam menanggapi studi kasus

(20)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.1

Rekapitulasi Skor Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik kelas X.9 SMA 11 Pekanbaru Skor Jumlah peserta didik (orang) Presentase (%)

0 - -

10 4 14,3

20 9 32,1

30 14 50

40 1 3,6

50 - -

60 - -

70 - -

Jumlah 28 100

Sumber : Pra Penelitian, data diolah

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan dari 7 (tujuh) butir soal yang merujuk pada indikator berpikir kritis terlihat bahwa tidak ada peserta didik yang mencapai skor ideal dari 50-70. Peserta didik hanya mampu mengerjakan soal dengan memperoleh skor dibawah skor ideal yakni berada pada rentang 40-10. Peserta didik terbanyak hanya mampu menjawab sebanyak 3 (tiga) soal dengan benar sebesar 50%. Perolehan data diatas dapat menggambarkan bahwa peserta didik belum mampu mencapai kemampuan berpikir kritis. Permasalahan dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik inilah yang menjadi tantangan bagi guru dalam menjawab tuntutan kurikulum 2013 sehingga dapat membantu peserta didik untuk mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.

(21)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kreativitasnya, yang juga disebabkan oleh rumusan kurikulum yang lambat disosialisasikan oleh Pemerintah. Lebih lanjut beliau mengatakan Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, antara lain ingin mengubah pola pikir pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi ke pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integratif dengan Contextual Teaching and Learning (CTL).

Sangat disayangkan jika guru mata pelajaran ekonomi kelas X, tidak mampu menciptakan suasana belajar yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk belajar aktif dalam mengkonstruksi pemikirannya, sehingga kemampuan peserta didik untuk melatih kemampuan berpikir kritisnya masih sangat rendah.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penggunaan Metode Problem solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik SMA”

1.2Rumusan Masalah

Pada penelitian ini permasalahan dibatasi pada kemampuan berpikir kritis melalui pembelajaran dengan metode problem solving adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving?

2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah?

(22)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving

2. Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah

3. Mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru antara kelas eksperimen yang menggunakan

metode problem solving dibandingkan dengan kelas kontrol yang

menggunakan metode ceramah.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam peningkatan kualitas pembelajaran ekonomi. Secara khusus peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak baik secara teoritis maupun secara praktis, diantaranya:

1. Manfaat secara teoritis

(23)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Penelitian ini mampu memberikan dukungan empiris terhadap khasanah teori dan konsep pembelajaran bagi konsep metode Problem solving, yang mendorong untuk pengkajian lebih mendalam.

c. Penelitian ini memberi alternatif metode pembelajaran bagi praktisi pendidikan dalam mengembangkan proses pembelajaran

2. Manfaat secara praktis a. Bagi guru

Melalui penelitian ini diharapkan semakin menambah pengetahuan dalam pembelajaran ekonomi, sehingga dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran ekonomi. b. Bagi peserta didik

Melalui penelitian ini, diharapkan pembelajaran ekonomi menggunakan metode problem solving dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

c. Bagi peneliti

Melalui penelitian ini dapat menjadi sarana bagi pengembangan diri peneliti dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau referensi untuk penelitian yang sejenis. Sekaligus sebagai langkah awal dalam mengembangkan proses belajar mengajar yang tepat dikelas.

(24)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Metode Penelitian

Dalam latar belakang masalah telah diuraikan bahwa pembelajaran kritis dengan metode problem solving dimugkinkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran ekonomi. Dengan kata lain, terdapat hubungan sebab akibat antara pembelajaran ekonomi dengan menggunakan metode problem solving dengan peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X.

Berdasarkan hal ini, dengan melihat adanya hubungan sebab akibat antara pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik, maka penelitian ini disebut penelitian eksperimen (experimental research). Penelitian eksperimen merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat (Nana Syaodih, 2012:194). Penelitian eksperimen terbagi menjadi 2 (dua), yakni eksperimen murni dan kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Pada kuasi eksperimen subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek seadanya (Ruseffendi, 2005:52). Artinya penelitian ini dilaksanakan pada kondisi suasana kelas normal yang sudah ada di SMA Negeri 11 Pekanbaru tanpa mengubah komposisi kelas yang sudah ada tanpa adanya penugasan secara acak baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.

3.2Desain Penelitian

Jenis desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design yang merupakan bagian dari metode penelitian

(25)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tanpa acak (without random assignment). Pada kedua kelompk tersebut sama-sama diberikan pretest dan posttest. Hanya kelompok eksperimen saja yang diberikan treatment, dengan rancangan sebagai berikut (Creswell, 2010:242):

Tabel 3.1

Desain Quasi Eksperimen

Keterangan:

O1 = Pretest / tes awal pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

O2 = Posttest / tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

X = Perlakuan dengan pembelajaran metode Problem solving

Pada desain ini, setiap kelompok masing-masing diberi tes awal/Pretest (O1)

dan setelah diberi perlakuan diukur dengan tes akhir/Posttest (O2). Hal ini dilakukan

untuk mengetahui perbedaan dan peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran.

3.3Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian kemampuan berpikir kritis ini adalah seluruh peserta didik kelas X pada SMA Negeri 11 Pekanbaru yang penelitiannya dilaksanakan pada pertengahan semester II (genap). Kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilih dari kelas yang telah ada. Karena desain penelitian menggunakan desain ”Kelompok Kontrol Non-Ekuivalen”, maka penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik “Purposive Sampling”, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011: 126). Informasi awal dalam pemilihan

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

(26)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan dari guru bidang studi ekonomi sebelumnya. Agar penentuan sampel tidak bersifat subjektif, maka pertimbangan dalam menentukan sampel juga didasarkan pada perolehan nilai ekonomi peserta didik pada ujian tengah semester.

Ada beberapa alasan dalam pemilihan subjek penelitian tersebut, yaitu:

a. SMA Negeri 11 Pekanbaru Provinsi Riau termasuk salah satu SMA yang belum menerapkan Kurikulum 2013 (dalam rangka persiapan penerapan Kurikulum 2013).

b. Dipilih Kelas X, dengan asumsi bahwa mereka dengan cepat dapat beradaptasi dengan Kurikulum 2013 yang sudah menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Penelitian ini berfokus pada kemampuan berpikir kritis peserta didik SMA melalui pembelajaran dengan metode Problem solving c. Dipilih Kelas X, karena sudah mendapatkan izin dari pihak sekolah sehingga

hasil penelitian ini bermanfaat dan dapat dilihat secara nyata manfaat penelitian tersebut.

3.4Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur bagaimana pengunaan metode problem solving terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran ekonomi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan tes.

3.4.1 Tes

(27)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tes yang dilakukan setelah perlakuan. Pretest dilakukan untuk mengukur kemampuan awal peserta didik sementara itu posttest dilakukan setelah pembelajaran (setelah diberi perlakuan kepada kelas eksperimen) dilakukan.

Dalam penyusunan tes, diawali dengan penyusunan kisi-kisi yang mencakup kompetensi dasar, indikator, aspek yang diukur beserta skor penilaiannya dan nomor butir soal. Setelah membuat kisi-kisi soal, dilanjutkan dengan menyusun soal beserta kunci jawabannya dan aturan pemberian skor untuk masing-masing butir soal.

Adapun pemberian skor untuk soal-soal berpikir kritis dalam bentuk pilihan berganda beralasan mengacu pada pedoman Holistic scale dari North Caroline of Public Instruction, 1994 (Ratnaningsih, 2003) seperti Tabel berikut:

Tabel 3.2

Kriteria Skor Kemampuan Berpikir Kritis

Respon Peserta didik terhadap Soal Skor Tidak ada pilihan ganda dan alasan yang dijawab dengan benar 0 Hanya alasan saja yang dijawab dengan benar 1 Hanya pilihan ganda saja yang dijawab dengan benar 2 Semua aspek pertanyaan dijawab dengan lengkap/ jelas dan benar 3

Untuk mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik dikembangkan instrument (tes) yang akan diberikan penilaian menggunakan teknik tes objektif dengan bentuk soal pilihan ganda beralasan seperti tercantum dalam tabel 3.3

Tabel 3.3

Kisi-kisi Intrumen Kemampuan Berpikir Kritis

No Indikator Berpikir Kritis Sub Indikator No. Soal

1

Elementary Clarification (Memberikan Penjelasan Sederhana)

Memfokuskan pertanyaan 1,17 Menganalisis argumen 2, 18 Bertanya dan menjawab pertanyaan

klarifikasi dan pertanyaan yang menantang

(28)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 Basic Support (Membangun

Keterampilan Dasar)

Mempertimbangkan kredibilitas suatu

sumber 10, 20

Mengobservasi dan mempertimbangkan

observasi 4, 21

3 Inference (Menyimpulkan)

Membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi 5,11 Membuat induksi dan

mempertimbangkan hasil induksi 6, 24 Membuat dan mempertimbangkan

keputusan 12

4 Advance clasification (Membuat Klasifikasi Lanjut)

Mengidentifikasi istilah dan

mempertimbangkan definisi 7, 13, 22 Mengidentifikasi asumsi 14, 25 5 Strategies and tactics (Strategi

dan Taktik)

Memutuskan suatu tindakan 8,15 Berinteraksi dengan orang lain 16, 23

Sebelum instrumen tes diujicoba, terlebih dahulu instrument tersebut di konsultasikan kepada dua orang dosen pembimbing. Intrumen diperiksa dari segi bahasa dan redaksi, sajian serta akurasi kajian atau teori, kemudian soal diujicobakan secara empiris. Tujuan ujicoba ini untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas butir soal.

Instrumen tes diujicobakan kepada peserta didik kelas XI IPS SMA Labschool Sekolah Percontohan UPI Bandung sebanyak 59 orang. Kemudian hasil tes diolah untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal tes.

3.5 Analisis Uji Tes

(29)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut ini adalah perhitungan uji coba intrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

3.5.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihaan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006:168).

Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antar bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir, dengan rumus Pearson Product Moment (Riduwan, 2006: 80). Adapun langkah-langkah untuk menguji validitas butir soal tes adalah sebagai berikut:

1. Menghitung harga korelasi setiap butir soal dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment, yaitu:

= − .

. 2− 2 . . 2 − 2

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi

n : Jumlah responden ∑X : Jumlah skor item

∑Y : Jumlah skor total (seluruh item)

2. Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :

ℎ � = −

2

1− 2 Keterangan :

(30)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu r : Koefisien korelasi hasil rhitung

n : Jumlah responden

3. Mencari ttabel dengan ttabel =tα (dk = n-2) dengan α = 0,05

4. Membuat kesimpulan dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika thitung > ttabel , berarti valid

Jika thitung < ttabel , berarti tidak valid

[image:30.612.154.481.340.500.2]

Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut :

Table 3.4

Klasifikasi Validitas Soal

Koefisien Korelasi Interpretasi 0,80 < ≤1,00 Sangat tinggi 0,60 < ≤0,80 Tinggi 0,40 < ≤0,60 Cukup 0,20 < ≤0,40 Rendah

≤ 0,20 Kurang

Sumber :Suherman (2003:113)

Data diujicoba dengan bantuan Program SPSS versi 21.0, sehingga diperoleh nilai koefisien korelasi validitas butir. Selanjutnya uji validitas butir soal intrumen dilakukan dengan membandingkan rxy ( hitung) dengan nilai kritis tabel (nilai tabel).

Tiap item tes dikatakan valid apabila pada taraf signifikasi α = 0,05 didapat hitung ≥

tabel. Berikut ini hasil uji validitas butir intrumen dengan menggunakan Program

(31)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[image:31.612.132.513.213.673.2]

0,256. Berkenaan dengan hal tersebut dibawah ini disajikan tebel asil uji validitas kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran ekonomi yang diolah dengan menggunakan program SPSS versi 21.0.

Tabel 3.5

Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Butir

Soal

Corrected Item- Total Correlation (rhitung)

rtabel Validitas

1 0,524 0,256 Valid

2 0,324 0,256 Valid

3 0,312 0,256 Valid

4 0,296 0,256 Valid

5 0,420 0,256 Valid

6 0,274 0,256 Valid

7 0,399 0,256 Valid

8 0,422 0,256 Valid

9 0,192 0,256 Tidak valid

10 0,295 0,256 Valid

11 0,369 0,256 Valid

12 0,268 0,256 Valid

13 0,070 0,256 Tidak valid

14 0,261 0,256 Valid

15 0,369 0,256 Valid

16 0,265 0,256 Valid

17 0,361 0,256 Valid

18 0,344 0,256 Valid

19 0,279 0,256 Valid

20 0,346 0,256 Valid

21 0,281 0,256 Valid

22 0,350 0,256 Valid

23 0,182 0,256 Tidak valid

24 0,298 0,256 Valid

25 0,361 0,256 Valid

(32)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji coba soal tes kemampuan berpikir kritis terdiri 25 soal berbentuk pilihan ganda beralasan. Berdasarkan hasil uji coba, terdapat 22 soal yang telah valid dan 3 soal yang tidak valid. Jumlah soal yang digunakan untuk pretest dan posttest berjumlah 22 soal (Lampiran A.5 dan Lampiran A.6).

1.5.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu intrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006:178). Suatu intrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila intrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.

Butir soal yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes pilihan ganda beralasan. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien realiabilitas adalah rumus Cronbach’s Alpha (Suherman, 2003: 154) yaitu:

=

( −1) 1− 2

2

Keterangan :

: Koefisen reliabilitas soal : Banyak butir soal

2 : Variansi item 2 : Variansi total

Selanjutnya nilai r yang diperoleh dari perhitungan ditafsirkan dengan menggunkan interperetasi nilai r dari Guilford (Sundayana, 2010:71) dan data yang diperoleh dianalisis dengan SPSS versi 21.0 untuk mengetahui nilai Alpha, yaitu :

Tabel 3.6

(33)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Besarnya R Tingkat Reliabilitas 0,00 ≤ r < 0,20 Sangat Rendah 0,20 ≤ r < 0,40 Rendah

0,40 ≤ r < 0,60 Sedang 0,60 ≤ r < 0,80 Tinggi

0,80 ≤ r < 1,00 Sangat Tinggi

[image:33.612.197.445.110.251.2]

Setelah dilakukan perhitungan, maka diperoleh koefisien reliabilitas tes pilihan ganda beralasan sebesar 0,675 yang berarti soal-soal dalam tes yang diujicobakan termasuk dalam klasifikasi tingkat relibilitas tinggi. Perhitungan dalam dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut:

Tabel 3.7 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.675 26

Sumber : Lampiran B.3

3.5.3 Tingkat Kesukaran

Bermutu atau tidaknya butir-butir item pada instrumen dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut. Menurut Sudijono (2001: 370) butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Dengan kata lain, butir-butir item tes baik jika derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup. Tingkat kesukaran tes dihitung dengan rumus (Sundayana, 2010:77):

= +

2.

(34)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu TK : Tingkat kesukaran

JBA : Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar

JBB : Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar

JSA : Jumlah peserta didik kelompok atas

[image:34.612.190.453.309.454.2]

Hasil perhitungan tingkat kesukaran diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria tingkat kesukaran butir soal yang dikemukakan oleh Sundayana (2010 : 78) yaitu pada tabel 3.8

Tabel 3.8

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Interpretasi TK = 0,00 Terlalu sukar 0,00 < TK 0,30 Sukar

0,30 < TK 0,70 Sedang 0,70 < TK< 1,00 Mudah

TK = 1,00 Terlalu mudah

Rangkuman hasil perhitungan uji tingkat kesukaran untuk tiap butir soal tes kemampuan penalaran matematis dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut :

Tabel 3.9

Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis No Soal Nilai Interpretasi No Soal Nilai Interpretasi

1 0,80 Mudah 14 0,60 Sedang

2 0,45 Sedang 15 0,65 Sedang

3 0,30 Sukar 16 0,72 Mudah

4 0,68 Sedang 17 0,68 Sedang

5 0,58 Sedang 18 0,27 Sukar

[image:34.612.114.528.552.679.2]
(35)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 0,78 Mudah 20 0,62 Sedang

8 0,30 Sukar 21 0,62 Sedang

10 0,73 Mudah 22 0,80 Mudah

11 0,43 Sedang 24 0,88 Mudah

12 0,53 Sedang 25 0,65 Sedang

Sumber : Data Diolah Ms. Excel (Lampiran B.4)

Hasil uji tingkat kesukaran soal menunjukkan bahwa 3 soal termasuk dalam kriteria tingkat sukar, 13 soal termasuk dalam tingkat sedang, dan 6 soal yang tergolong kedalam kriteria kesukaran mudah.

3.5.4 Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda sebuah soal adalah kemampuan soal tersebut untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang kemampuannya rendah. Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik bila memang peserta didik yang pandai dapat mengerjakan dengan baik, dan peserta didik yang kurang tidak dapat mengerjakan dengan baik. Faktor yang mempengaruhi tingkat daya pembeda adalah pengetahuan yang dimiliki peserta didik dan pengalaman belajar peserta didik telah mendorong peserta didik dalam memahami tentang konsep-konsep dalam mata pelajaran. Daya pembeda tes dihitung dengan rumus (Sundayana, 2010:77):

��= −

Keterangan:

DP : Daya pembeda

JBA : Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar

JBB : Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar

(36)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[image:36.612.190.450.256.428.2]

Hasil perhitungan daya pembeda, kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi yang dikemukakan oleh Sundayana (2010: 78) seperti pada tabel 3.10 dibawah ini:

Tabel 3.10

Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda Interpretasi DP  0,00 Sangat rendah 0,00 < DP  0,20 Rendah 0,20 < DP  0,40 Cukup/sedang 0,40 < DP  0,70 Baik

0,70 < DP  1,00 Sangat baik

[image:36.612.116.518.491.696.2]

Rangkuman hasil daya pembeda tes kemampuan berpikir kritis disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.11

Uji Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis No Soal Nilai Interpretasi No Soal Nilai Interpretasi

1 1,20 Sangat Baik 14 0,40 Cukup

2 0,37 Cukup 15 0,70 Baik

3 0,47 Baik 16 0,50 Baik

4 0,50 Baik 17 0,83 Sangat Baik

5 0,90 Sangat Baik 18 0,53 Baik

6 0,47 Baik 19 0,47 Baik

(37)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8 0,47 Baik 21 0,30 Cukup

10 0,47 Baik 22 0,60 Baik

11 0,73 Sangat Baik 24 0,63 Baik

12 0,40 Cukup 25 0,63 Baik

Sumber : Data Di Olah Ms. Excel (Lampiran B.4)

Dari hasil perhitungan daya pembeda pada soal uji instrumen dapat diketahui bahwa 4 soal yang termasuk dalam kriteria daya pembeda sangat baik, 14 soal yang termasuk dalam kriteria daya pembeda baik, dan 4 soal termasuk dalam kriteria cukup.

3.6Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui tes yang diperoleh dari hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) yang dianalisis untuk mengetahui peningkatan berpikir kritis peserta didik.

Data yang diperoleh dari hasil dianalisis secara statistik. Skor yang diperoleh dari hasil tes peserta didik sebelum dan setelah diberi perlakuan pembelajaran metode problem solving dianalisis dengan cara membandingkan skor peserta didik yang

diperoleh dari hasil tes peserta didik sebelum dan setelah diberi perlakuan pembelajaran konvensional.

(38)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Menskor tiap lembar jawaban tes peserta didik sesuai dengan kunci jawaban 2. Menghitung skor mentah dari setiap jawaban pretest dan posttest. Jika

semua aspek pertanyaan dijawab dengan lengkap/ jelas dan benar diberi skor 3 (tiga), jika hanya pilihan ganda saja yang dijawab dengan benar diberi skor 2 (dua), jika hanya pilihan ganda saja yang dijawab dengan benar diberi skor 1 (satu), dan jika tidak ada pilihan ganda dan alasan yang dijawab dengan benar diberi skor 0 (nol).

3. Mengubah bentuk ke dalam persentase dengan cara: Nilai peserta didik (%) = � � 100%

4. Menghitung normalisasi Gain antara nilai rata-rata pretest dan nilai posttest secara keseluruhan, dengan menggunakan rumus (Meltzer dan David, 2002) Normalisasi Gain (g) = � � − � � �

[image:38.612.230.412.437.516.2]

− � � � 100%

Tabel 3.12

Kriteria Skor Gain Ternormalisasi Skor Gain Interpretasi

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

3.6.1.1Melakukan Uji Normalitas

(39)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6.1.2Melakukan Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel, yaitu seragam tidaknya varian sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data sampel pada setiap kelompok untuk dapat dikatakan homogen atau tidak, dan bisa atau tidaknya digabung untuk dinalisis lebih lanjut. Dalam hal ini, untuk menguji homogenitas data normalisasi gain dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah berikut:

1. Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil dengan rumus: Fhitung = � � �� � (Sugiyono, 2011:276)

2. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dengan rumus:

dk pembilang = n -1 (untuk varians terbesar) dk penyebut = n – 1 (untuk varians terkecil)

a. Jika diperoleh harga Fhitung < Ftabel, maka kedua variansi homogen

b. Jika diperoleh harga Fhitung > Ftabel, maka kedua variansi tidak homogen

Dalam penelitian ini perhitungan homogenitas dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 21.0. Uji homogenitas dilakukan pada skor hasil pretest dan posttest dengan ketentuan jika nilai signifikasi hitung lebih besar dari taraf signifikasi 0,05 (5%) maka skor hasil tes tersebut memiliki perbedaan varian atau homogen.

3.6.1.3Melakukan Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

(40)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maka dilakukan pengujian perbedaan dua rata-rata dengan taraf signifikasi α = 0,05. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah :

Hipotesis I

H0 : Kemampuan berpikir kritis peserta didik sesudah pembelajaran dengan

menggunakan metode problem solving sama dengan sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving

H1 : Kemampuan berpikir kritis peserta didik sesudah pembelajaran dengan

menggunakan metode problem solving lebih tinggi dibandingkan sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving

Hipotesis II

H0 : Kemampuan berpikir kritis peserta didik sesudah pembelajaran dengan

menggunakan metode ceramah sama dengan sebelum pembelajaran dengan mengguanakan metode ceramah

H1 : Kemampuan berpikir kritis peserta didik sesudah pembelajaran dengan

menggunakan metode ceramah lebih tinggi dibandingkan sebelum pembelajaran dengan mengguanakan metode ceramah

Hipotesis III

H0 : Peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang memperoleh

pembelajaran metode problem solving sama dengan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang memperoleh pembelajaran metode ceramah

H1 : Peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang memperoleh

pembelajaran metode problem solving lebih tinggi dibandingkan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang memperoleh pembelajaran metode ceramah

(41)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1 > µ2

Keterangan :

µ1 = rata-rata skor kelas eksperimen

µ2 = rata-rata kelas kontrol

Jika kedua rata-rata skor berdistribusi normal dan variansinya homogen maka uji statistik yang digunakan adalah uji-t dan jika variansinya tidak homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji-t’ dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 21.0

3.6.1.4Pengukuran Effect Size

Selanjutnya untuk melihat besarnya pengaruh variabel independen dan variabel dependen maka gunakan Effect Size. Effect size merupakan ukuran mengenai signifikansi praktis hasil penelitian yang berupa ukuran besarnya korelasi atau perbedaan, atau efek dari suatu variabel pada variabel lain. Ukuran ini melengkapi informasi hasil analisis yang disediakan oleh uji signifikansi. Informasi mengenai effect size ini dapat digunakan juga untuk membandingkan efek suatu variabel dari

penelitian-penelitian yang menggunakan skala pengukuran yang berbeda

Secara umum ukuran pengaruh (Effect Size) dapat diukur dengan koefisien Eta Square (ɳ2).

�2 = � ��

Tabel 3. 13

Kriteria Pengukuran Effect Size

Eta Square (η2) Kriteria

≤ 0,10 Kecil

(42)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,24 < η2 ≤ 0,37 Besar

> 0,37 Sangat Besar Jacob Cohen (Santoso, A, 2010:12)

Tabel 3. 14

Hipotesis dan Statistik Uji Hipotesis Hipotesis

Statistik

Statistik Uji

Kriteria Uji Parametik Non

Parametik 1. Kemampuan

berpikir kritis peserta didik kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving lebih tinggi dibandingkan sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving

Ho : Ŷpost = Ŷpre

H1: Ŷpost >

Ŷpre Paired Samples t Test Wicoxon’s Matched Pairs Test

Ho tidak dapat diterima jika p-value ≤ 0,05

(1-tailed test, Sig/2)

2. Kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah lebih tinggi

Ho : Ŷpost = Ŷpre

H1: Ŷpost >

Ŷpre Paired Samples t Test Wicoxon’s Matched Pairs Test

Ho tidak dapat diterima jika

p-value 0,05 (1-tailed

[image:42.612.106.531.136.703.2]
(43)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hipotesis Hipotesis

Statistik

Statistik Uji

Kriteria Uji Parametik Non

Parametik dibandingkan sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah

3. Peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru antara kelas eksperimen yang menggunakan

metode problem

solving lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Ho : G_ekspeimen = G_kontrol H1 :

G_ekspeimen > G_kontrol

Independen t Samples t

Test

Mann Whitney U

Test

Ho tidak dapat diterima jika

p-value 0,05 (1-tailed

test, Sig/2)

3.7Waktu Penelitian

[image:43.612.106.530.109.490.2]

Penelitian ini dilakukan mulai buan April 2014 sampai dengan Mei 2014. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat dalam tabel 3.12 berikut:

Tabel 3.15

(44)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.8 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dirancang untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. Selanjutnya prosedur penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk diagram berikut:

No Kegiatan Bulan

Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni

1 Pembuatan Proposal

2 Seminar Proposal

3 Menyusun Intrumen

Penelitian

4

Kunjungan Ke Sekolah Dan Pelaksanaan Pbm

Di Kelas Eksperimen

5 Pengumpulan Data

6 Pengolahan Data

7 Penulisan Tesis

Identifikasi Masalah

Studi Pendahuluan

Penyusunan instrumen, uji coba instrumen, validasai & perbaikan instrumen

Penentuan Sampel & Pretest

Kelas Kontrol: Pembelajaran dengan

Metode Ceramah

Kelas Eksperimen: Pembelajaran dengan Metode Problem solving

Posttest

Kesimpulan Pengolahan data

(45)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

(46)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan metode problem solving terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving lebih tinggi dibandingkan sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving pada kelas eksperimen. Artinya pembelajaran dengan

menggunakan metode problem solving dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Peserta didik mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya terhadap materi yang diajarkan, sehingga hasil pengujian pada akhir pembelajaran menunjukkan hasil yang meningkat atau lebih baik dari hasil pengujian sebelumnya.

2. Kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah lebih tinggi dibandingkan sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Artinya dengan menggunakan metode ceramah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

(47)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan metode problem solving lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah pada pembelajaran ekonomi. Perbedaan peningkatan tersebut dilihat dari perolehan gain skor posttest. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penggunaan metode problem

solving lebih tinggi dibanding metode ceramah. Artinya penggunaan metode

problem solving dapat meningkatkan pemahaman konsep yang lebih tinggi

dibandingkan metode ceramah. Besarnya pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan berpikir kritis sebesar 0,324 termasuk kedalam pengaruh yang besar. Variabilitas peningkatan kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran ekonomi sebesar 32,4% dapat dijelaskan (disebabkan) oleh perlakuan metode problem solving.

1.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan yang telah dikemukakan sebelumnya, terdapat beberapa hal yang dapat direkomendasikan berhubungan dengan penelitian ini:

(48)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penggunaan soal-soal pada penelitian ini menggunakan tes pilihan ganda beralasan, peserta didik diberikian pilihan jawaban namun harus menyertakan alasan yang terhadap pilihan jawaban yang mereka pilih. Hal ini bertujuan untuk melihat bagaimana kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam menjelaskan jawaban tersebut. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan pilihan tes dengan uraian atau essay. Sehingga kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam menjawab soal-soal pemecahan masalah dapat lebih terukur.

(49)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Budiwati, Neti dan Leni Permana. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung: Laboraturium FPEB UPI.

Creswell, J.W. (2010). “Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. [Terjemahan]. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Center for Teaching and Learning. (1998). Teaching Problem-Solving Skills. University of North Carolina at Chapel Hill. [Online] http://cfe.unc.edu/pdfs/FYC20.pdf (Diakses 24 Juni 2014)

Dahar, R.W. (1989). Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga

Depdiknas. (2007). Model-Model Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Djamarah, Bahri dan Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Effendi, T.N (1992). Sumber Daya Manusia di Indonesia. Yogyakarta: Pusat Pendudukan Universitas Gajah Mada.

Engineering Subject Centre (2005). Problems and Problem solving. [Online] http://www.engsc.ac.uk/er/theory/problemsolving.asp (Diakses 20 February 2014

Erliza, Raja. (2005). Efektivitas Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pembelajaran Sejarah. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak Dipublikasikan

Fisher, Alec. (2009). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta:Erlangga Hamalik, O. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Akasara

(50)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hergenhahn, B.R. & Metthew H. Olson. (2012). Theoris of learning. Jakarta: Kencana

Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning. California : Corwin Press,Inc

Karnedi. (2006). Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Sejarah. Thesis SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama

Komariah, Kokom. (2011). Penerapan Metode Pembelajaran Problem solving Model Polya Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Bagi Peserta didik Kelas IX Di SMPN 3 Cimahi. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta. [Online]. http://eprints.uny.ac.id/7195/1/PM-25%20-%20Kokom%20Komariah.pdf. (Diakses 11 Juli 2014)

Learning and Skills Development Agency. (2005). Teaching and learning Problem

solving. [Online]

http://archive.excellencegateway.org.uk/pdf/Teaching%20and%20learning%2 0Problem%20Solving.pdf (Diakses 23 Juni 2014)

Mulayasa, E. (2013). Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya

Prabawati, Mega Nur. (2011). Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Dengan Teknik SQ3R Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Peserta didik SMA. Tesis UPI: Tidak Dipublikasikan

Ratnaningsih, N. (2003). Mengembangkan Kemampuan Berfikir Matematis Peserta didik SMU melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis UPI: Tidak Dipublikasikan

(51)

Riastri Helmy, 2014

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rohayati, A (2005). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik Dalam Matematika Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontekstual. Tesis Pada Program Pascasarjana UPI, Bandung: Tidak Dipublikasikan

Ruseffendi, E.T. (2005). Dasar-d

Gambar

Tabel
Tabel 1.1 Rekapitulasi Skor Kemampuan Berpikir Kritis
Tabel 3.1
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan antara faktor merek, kemasan, pemberian label, kualitas,

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan suatu sarana atau tempat yang menyediakan dan menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan jenis yang bermacam-macam untuk semua

Untuk menjadi manusia seperti itu, kata Syamsuddin, bila tidak memiliki karakter yang kuat untuk berhasil maka semua kelebihannya akan sia-sia; ketika membimbing

Hipotesis tindakan yang peneliti ajukan adalah adanya peningkatan yang signifikan pada prestasi belajar IPS siswa dengan diterapkannya model pembelajaran Quantum

There was difference of blood plasma protein profile in fibrosarcoma mice ( M. musculus ) which treated with A.. Protein7 kDa only appeared in untreated group (group I

“ wanita pekerja seks adalah seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan sesama atau lawan jenis secara berulang-ulang dan bergantian diluar perkawinan yang

Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar, proses, dan prosedur, serta rancangan penelitian, menyusun kajian pustaka dan teori, kerangka berpikir

Framework of audit model of academic IS consists of several interconnected parameters, among others are (a) internal business processes of higher education, (b)