commit to user
i
FAKTOR-FAKTOR ATRIBUT PRODUK YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN PEMBELIAN KOSMETIK WARDAH DI
TOSERBA LUWES LOJIWETAN SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh :
TINTIN SUPRIYANSIH
K7406150
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
FAKTOR-FAKTOR ATRIBUT PRODUK YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN PEMBELIAN KOSMETIK WARDAH DI
TOSERBA LUWES LOJIWETAN SURAKARTA
Oleh:
TINTIN SUPRIYANSIH
K 7406150
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Oktober 2010
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Sudarno, S.Pd, M.Pd Muhammad Sabandi, S.E, M.Si
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda tangan
Ketua : Leny Noviani, S.Pd, M.Si. : ___________
Sekretaris : Jonet Ariyanto, S.E, M.M. : ___________
Anggota I : Sudarno, S.Pd, M.Pd. : ___________
Anggota II : Muhammad Sabandi, S.E, M.Si. : ___________
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
commit to user
v
ABSTRAK
Tintin Supriyansih. K7406150. FAKTOR-FAKTOR ATRIBUT PRODUK
YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KOSMETIK
WARDAH DI TOSERBA LUWES LOJIWETAN SURAKARTA. Skripsi.
Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Oktober 2010.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan antara faktor merek, kemasan, pemberian label, kualitas, dan desain terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah di Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta. (2) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara parsial antara faktor merek, kemasan, pemberian label, kualitas, dan desain terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah di Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta.
Pada penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Populasinya adalah seluruh konsumen Wardah di Toserba Luwes Lojiwetan
Surakarta. Sampel diambil dengan teknik quota sampling dengan cara accidental
sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 75 konsumen Wardah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kuesioner dengan skala likert dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
commit to user
vi
ABSTRACT
Tintin Supriyansih. K7406150. ATTRIBUTIVE FACTORS OF PRODUCT
INFLUENCING BUYING DECISION OF WARDAH COSMETICS AT
TOSERBA LUWES LOJIWETAN SURAKARTA. Thesis. Surakarta : Teacher
Training and Education Faculty Sebelas Maret University, October 2010.
The purpose of this research is (1) to know whether or not the existence of
significant influence simultaneously of brand, package, labeling, quality, and
design factors outside buying decision of Wardah Cosmetics at Luwes Lojiwetan
Surakarta. (2) to know whether or not the existence of significant influence partial
of brand, package, labeling, quality, and design factors outside buying decision of
Wardah Cosmetics at Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta.
In this research uses quantitative descriptive research method. The
population are all Wardah consument at Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta. The
sample is taken by sampling quota technique with accidental sampling. The quota
of sample in this research is 100 Wardah consuments. The technique of data
collection used is questionaire technique with likert scale anddocumentation. The
data analysis technique used is doubleregresion analysis.
Based on the result of research finding, it can be concluded that : (1) the
significant impact between brand, package, labeling, quality, and design factors
outside buying decision{F count > F table or 5,624 > 2,347 at 5% significant rate and
N=75 with probability (0,000) < 0,05}. (2) partially, the factors of package,
labeling, and quality have significant influence outside buying decision : (a)
package {t count > t table or 2,393 > 1,995 at 5% significant rate and N=75 with probability (0,012) < 0,05}, (b) labeling {t count > t table or 4,620 > 1,995 at 5% significant rate and N=75 with probability (0,000) < 0,05}, (c) quality {t count > t t
able or 2,675 > 1,995 at 5% significant rate and N=75 with probability (0,009) < 0,05}. While the factors of brand and design have no significant influence outside
commit to user
vii
MOTTO
Kegagalan dapat dibagi menjadi dua sebab, yakni orang yang berpikir tapi tidak
pernah bertindak, dan orang yang bertindak tapi tidak pernah berpikir.
(W.A. Nance)
Siapa saja yang ingin mencapai sukses haruslah mendaki dan memanjatnya,
bukan melompatinya.
(R.M.S. Dirjoatmojo)
Hari ini adalah sebuah kenangan untuk masa yang akan datang, oleh sebab itu
jadikanlah hari ini menjadi lebih berharga.
(Penulis)
Kesabaran dan keikhlasan pasti akan berbuah manis.
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk :
-Allah SWT atas hidayahnya yang tak pernah putus
-Bapak dan ibu tercinta terima kasih atas kasih sayang, do’a, dukungan,
dan pengorbanannya selama ini
-Nenek tercinta terima kasih atas do’a dan nasehat-nasehatnya
-Adikku Danang, Dandy, Heru tersayang atas keceriaanya
-Kanda terkasih atas semangat dan dukungannya
-Teman-teman PTN 2006
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas karunia dan nikmat-Nya, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ” Faktor-Faktor Atribut
Produk yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah di ToserbaLuwes Lojiwetan Surakarta”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi tugas dan melengkapi sebagian
persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan
Pendididkan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami hambatan dan
kesulitan, namun berkat bantuan berbagai pihak akhirnya penyusunan skripsi ini
dapat selesai. Oleh karena itu merupakan suatu kebahagiaan bagi penulis, apabila
dalam kesempatan ini penulis dapat mengucapkan rasa terima kasih atas segala
bentuk bantuannya kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, yang telah menyetujui
penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Program Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan UNS, yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.
4. Ketua Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga FKIP
UNS, yang telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi ini.
5. Dra. Mintasih Indriayu, M.Pd selaku Pembimbing Akademis yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelasaikan kuliah
selama ini.
6. Sudarno, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan
commit to user
x
7. Muhammad Sabandi, S.E, M.Si selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
8. Bapak-Ibu Program Pendidikan Tata Niaga yang telah memberikan
bimbingan dan bantuan selama penulis menuntut ilmu di FKIP UNS
Surakarta.
9. Pak Rudi, selaku Personalia Toserba Luwes Lojiwetan yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
10.Mbak Dian, mbak Aci, dan mbak Dwi, selaku SPG Wardah terima kasih
atas segala bantuan dan informasinya.
11.Nita, Puji, Yunita yang telah banyak membantu dan bersama-sama
menemani dalam penyebaran angket.
12.Teman teman terbaikku Dhini, Fujay, Marte, Dwix, Itax, Yuni, Ririn,
Dian, Feni, Erni, Intan, terima kasih atas keceriaan dan semangat yang
telah diberikan kepada penulis.
13.Teman-teman PTN 2006 terima kasih atas kebersamaannya.
14.Semua pihak yang telah membantu penulis demi lancarnya penulisan
skripsi ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga penulisan
skripsi ini dapat bermanfaat.
Surakarta, Oktober 2010
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
3. Tinjauan Tentang Atribut Produk ... 12
4. Tinjauan Tentang Perilaku Konsumen ... 17
5. Tinjauan Tentang Keputusan Pembelian ... 22
B. Penelitian Terdahulu ... 24
C. Kerangka Berpikir... 25
commit to user
xii
BAB III METODE PENELITIAN... 21
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
B. Metode Penelitian ... 27
C. Populasi dan Sampel ... 28
D. Teknik Pengumpulan Data... 29
E. Rancangan Penelitian... 34
F. Teknik Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 40
A. Deskripsi Data ... 40
B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 48
C. Pengujian Persyaratan Analisis ... 50
D. Pengujian Hipotesis ... 54
E. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 57
BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN... .. 61
A. Simpulan ... 61
B. Implikasi ... 61
C. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA... ... 64
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penjualan Kosmetik Wardah Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta.... 5
Tabel 2. Waktu Penelitian... ... 27
Tabel 3. Deskripsi Data Variabel Merek, Kemasan, Pemberian Label, Kualitas, Deasain, dan Keputusan Pembelian ... 40
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Data Variabel Merek (X1) ... 41
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Variabel Kemasan (X2) ... 42
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Variabel Pemberian Label (X3) ... 43
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Variabel Kualitas (X4)... 45
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Data Variabel Desain (X5)... 46
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Data Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 47
Tabel 10. Hasil Uji Validitas ... 48
Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas... ... 49
Tabel 12. Hasil Uji Multikolinieritas... ... 50
Tabel 13. Hasil Uji Multikolinieritas... ... 51
Tabel 14. Hasil Uji Autokorelasi ... 51
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tiga Tingkatan Produk ... 11
Gambar 2. Model Perilaku Konsumen ... 18
Gambar 3. Proses Keputusan Pembelian ... 24
Gambar 4. Kerangka Pemikiran... ... 26
Gambar 5. Grafik Histogram Variabel Merek... 41
Gambar 6. Grafik Histogram Variabel Kemasan... ... 42
Gambar 7. Grafik Histogram Variabel Pemberian Label... 44
Gambar 8. Grafik Histogram Variabel Kualitas... ... 45
Gambar 9. Grafik Histogram Variabel Desain... ... 46
Gambar 10. Grafik Histogram Variabel Keputusan Pembelian (Y)... 47
Gambar 11. Grafik Scatterplot (Diagram Pencar). ... 52
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-Kisi Angket ... 66
Lampiran 2. Surat Pengantar Kuesioner ... 67
Lampiran 3. Kuesioner ... 68
Lampiran 4. Tabulasi Data Hasil Try Out... ... 71
Lampiran 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out... 73
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Try Out... ... 79
Lampiran 7. Hasil Uji Reliabilitas Try Out ... 80
Lampiran 8. Tabulasi Data Hasil Angket Penelitian... ... 81
Lampiran 9. Data Induk Penelitin... 85
Lampiran 10. Analisis Regresi Linier Berganda... ... 87
Lampiran 11. Tabel r... ... 97
Lampiran 12. Tabel t... ... 98
Lampiran 13. Tabel F... ... 99
Lampiran 14. Gambaran Umum Perusahaan... 100
Lampiran 14. Katalog Produk Wardah... 102
Lampiran 14. Foto penelitian... 107
Lampiran 15. Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi ... 108
Lampiran 16. Surat Keputusan Dekan Tentang Izin Penyusunan Skripsi... 109
Lampiran 17. Surat Permohonan Izin Research/Try Out (Dekan)... 110
Lampiran 18. Surat Permohonan Izin Research/Try Out (Toserba Luwes Lojiwetan)... 111
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan dunia bisnis dewasa ini telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya perusahaan yang
menghasilkan barang maupun jasa yang menyebabkan persaingan dalam dunia
usaha semakin ketat. Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat ini,
perusahaan dituntut untuk lebih kreatif dalam menetapkan strategi yang tepat bagi
perusahaan sehingga dapat menarik perhatian konsumen dan mempengaruhi
konsumen untuk mengkonsumsi produk dan jasa mereka.
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan untuk mencapai
kesuksesan adalah dengan berusaha mencapai tujuan yang dapat menciptakan dan
mempertahankan konsumennya sehingga dalam menjual suatu produk, pemasar
harus mampu memahami faktor apa saja yang dapat berpengaruh terhadap
pencapaian keputusan konsumen dalam membeli suatu produk. Untuk perusahaan
yang berorientasi pada pasar, umumnya akan menghadapi masalah dalam bidang
pemasaran. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, memungkinkan
perusahaan menghasilkan produk dan jasa dalam jumlah banyak. Kemampuan
menghasilkan produk dan jasa tersebut tidak ada artinya apabila tidak diimbangi
dengan kemampuan untuk memasarkan produk dan jasa tersebut kepada
konsumen.
Dengan demikian, kegiatan pemasaran harus direncanakan dulu sebelum
melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan harapan
konsumen. Untuk mengetahui apa keinginan, kebutuhan, dan harapan
konsumen tersebut maka pemasar harus menganalisis perilaku pembelian
konsumen karena reaksi pembeli terhadap strategi pemasaran perusahaan
memiliki dampak yang besar terhadap keberhasilan perusahaan.
Dalam melakukan pemilihan pembelian terhadap suatu produk,
konsumen melihat dulu atribut produk yang ditawarkan. Yang dimaksud atribut
produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan
commit to user
dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk ini
dapat berupa merek, kemasan, kualitas, dan sebagainya. Dalam hal produksi,
masalah atribut produk yang akan melekat pada barang merupakan masalah yang
harus dibuat strateginya.
Alasan-alasan konsumen memilih produk dapat dikarenakan konsumen
tertarik pada merek, kemasan, desain, kualitas dan atribut yang lain. Dengan
demikian, atribut produk dianggap merupakan unsur penting dalam proses
pemasaran. Dengan mengetahui atribut produk yang paling penting bagi
konsumen, perusahaan dapat membuat kombinasi atribut produk yang sesuai
dengan keinginan konsumen. Pengetahuan tersebut dapat dijadikan dasar untuk
kegiatan pengembangan atau penyempurnaan produk dimasa yang akan datang.
Aktivitas membeli produk kosmetik merupakan salah satu cara seseorang
mengekspresikan diri. Salah satu faktor yang mempengaruhi intensitas pembelian
kosmetik adalah atribut produk yang ditawarkan perusahaan itu sendiri. Hal itu
merupakan salah satu tantangan bagi perusahaan untuk memasarkan produk
dengan menjanjikan penampilan yang lebih cantik mempesona apabila memakai
produk kosmetik yang ditawarkannya. Strategi pemasaran ini diharapkan mampu
meningkatkan minat beli dari para konsumen.
Konsumen sebagai sasaran pemasaran akan menyeleksi berbagai macam
produk apa yang akan dibeli, sehingga antara konsumen satu dengan yang lain
belum tentu akan memilih produk yang sama. Konsumen membutuhkan berbagai
masukan atau informasi yang akan menjadi landasan untuk mengambil keputusan
membeli suatu produk kosmetik.
Sekarang semakin terasa bahwa kebutuhan adanya kosmetik yang
beraneka ragam serta memberikan keunggulan fungsi bagi konsumen menuntut
industri kosmetik untuk semakin terpicu mengembangkan teknologi yang tidak
saja mencakup peruntukkannya dari kosmetik itu sendiri namun juga
kepraktisannya didalam penggunaannya. Perkembangan kosmetik yang demikian
pesat dan semakin tingginya tingkat kritisi dari masyarakat, membuat pemerintah
khususnya Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia untuk dapat
commit to user
mengakomodasi kemauan dan keinginan industri kosmetik dari sisi inovasi dan
kreativitasnya namun juga harus dapat mengajak industri kosmetik untuk dapat
menghasilkan kosmetik yang aman, bermutu dan bermanfaat. (Formmit dalam
http://www.mediaindonesia.com).
Perkembangan produk kosmetik memberi peluang bisnis bagi para
produsen kosmetik. Peluang bisnis tersebut menciptakan keanekaragaman produk
kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu dari
produk lokal sampai produk impor, dan produk yang masuk secara legal maupun
illegal, sehingga konsumen dapat memilih produk kosmetik yang terbaik bagi
dirinya, dan produk kosmetik tersebut dapat diperoleh dengan mudah di
pusat-pusat perbelanjaan.
Persaingan pasar produk kosmetik cukup marak. Seiring dengan semakin
pedulinya perempuan akan kesehatan dan kecantikan kulit, maka bisnis produk
kosmetik setiap tahunnya berkembang cukup pesat. Disaat sekarang ini banyak
sekali orang yang menggunakan produk kecantikan dengan alasan ingin
berpenampilan supaya lebih menarik. Kosmetik digunakan oleh semua lapisan
masyarakat mulai dari berbagai latar belakang pendidikan, usia dan pekerjaan.
Dengan penggunaan kosmetik yang sedemikian luasnya maka produk kosmetik
bukan merupakan barang mewah melainkan barang biasa. Industri kosmetik
memiliki potensi besar untuk dikembangkan dengan jumlah penggunaan yang
tinggi. Di Indonesia bisnis kosmetik diramaikan oleh Sari Ayu, Mustika Ratu,
Wardah, Pond’s, La Tulipe, Olay, Viva, Purbasari, Caring Colours, Inez, Puteri dan yang lainnya.
Banyaknya merek yang bermain di dalam pasar produk perawatan kulit
baik yang terdiri dari merek lokal maupun internasional mengklaim bahwa
produknya dapat lebih memutihkan, melembutkan, mempercantik, dan membuat
awet muda kaum perempuan membuat persaingan pasar semakin seru. Saat ini
banyak produk kosmetik yang beredar menggunakan bahan-bahan kimia
berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan para pengguna kosmetik, sehingga
konsumen harus berhati-hati dalam memakai produk kosmetik dan harus
commit to user
mengangkat kotoran yang mencemari kulit, mempertahankan komposisi cairan
kulit, melindungi kulit dari paparan sinar ultra violet, memperlambat timbulnya
kerutan dan melembutkan kulit yang kasar. Tetapi pada kenyataannya, tidak
semua kosmetik itu aman dan bisa melindungi kulit.
Data dari Perkosmi (Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia)
menyebutkan bahwa jumlah perusahaan kosmetika dan toiletries di Indonesia
berjumlah 744, tetapi menurut LP-POM MUI yang bersertifikat halal hanya ada
23 perusahaan atau 3 % saja. Artinya, 97 % produk kosmetika yang beredar di
pasaran tidak jelas kehalalannya. (Sucipto dalam http://halalsehat.com).
Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), bahan-bahan
kimia yang berbahaya tersebut antara lain Merkuri, Hidroquinon lebih dari 2%,
Asam retrinoat, Diethylene Glicol, zat warna Rhodamin B dan Merah K3 serta
Chlorofluorocarbon. Penggunaan bahan-bahan kosmetik yang dilarang oleh
BPOM tersebut dapat juga menimbulkan masalah kesehatan. Masalah kesehatan
diantaranya adalah menyebabkan kerusakan kulit, iritasi saluran pernapasan,
kanker, keusakan hati (liver).
Tahun 1995 PT. Pusaka Tradisi Ibu meluncurkan produk kosmetik halal
untuk umat Islam dengan merek dagang Wardah, yang berarti bunga mawar.
Wardah merupakan kosmetik pertama yang menggunakan label halal. Wardah
diluncurkan oleh PT. Pusaka Tradisi Ibu, yaitu perusahaan multinasional yang
bergerak dalam industri produk kosmetika dan merupakan pelopor perusahaan
kosmetik yang membawa label halal pada produk-produk yang dihasilkannya.
(Isnan dalam http://insansains.wordpress.com).
Wardah merupakan salah satu produk kosmetik yang menggunakan bahan
alami berkualitas tinggi, tidak mengandung alkohol dan bebas dari bahan-bahan
kimia berbahaya. Wardah sebagai produk kosmetik dalam negeri yang pertama
kali yang mendapat sertifikat halal dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat dan
Kosmetika MUI (LPPOM MUI) sehingga aman dan halal untuk digunakan
sehari-hari. Produk yang dihasilkan Wardah antara lain bedak, pelembab, alas bedak, eye
shadow, blush on, mascara, lipstick, facial wash, milk cleanser, face toner, hand
commit to user
Konsumen dalam memilih kosmetik Wardah, mereka melihat dulu atribut
yang dimiliki produk tersebut. Atribut produk menjadi unsur penting yang
dijadikan dasar oleh seseorang untuk melakukan pembelian. Atribut produk
merupakan senjata yang ampuh dalam persaingan bisnis untuk mempengaruhi
konsumen. Oleh karena itu perusahaan wardah perlu mempelajari atribut produk
yang dimilikinya dengan seksama. Halal MUI yang melekat pada Wardah menjadi
keunggulan perusahaan untuk menarik pembelian. Tidak hanya itu saja Wardah
juga menawarkan merek yang terpercaya, kualitas bagus yang dapat
mempercantik maupun merawat kulit, kemasan menarik yang tidak mudah luntur
dan anti pecah, serta desain unik yang tanpa meninggalkan manfaat.
Di Surakarta bisnis retail semakin menjamur dengan menjual berbagai
macam barang, termasuk kosmetik. Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta
merupakan salah satu perusahaan baru yang bergerak dalam bisnis retail yang di
dalamnya menjual kosmetik Wardah. Trend penjualan kosmetik Wardah di
Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta mengalami kenaikan, hal tersebut
dikarenakan pembelian Wardah yang selalu meningkat. Berikut adalah penjualan
kosmetik Wardah di Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta :
Tabel 1. Penjualan Kosmetik Wardah di Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta.
Sumber : Data penjualan kosmetik Wardah Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta bulan April 2009 – Maret 2010.
Bulan / Tahun Penjualan
April 2009 Rp. 12.960.600, 00
Mei 2009 Rp. 13.170.200, 00
Juni 2009 Rp. 12.247.200, 00
Juli 2009 Rp. 12.604.100, 00
Agustus 2009 Rp. 12.625.200, 00
September 2009 Rp. 16.258.100, 00
Oktober 2009 Rp. 15.166.000, 00
Nopember 2009 Rp. 13.358.000, 00
Desember 2009 Rp. 11.550.000, 00
Januari 2010 Rp. 13.035.000, 00
Februari 2010 Rp. 14.436.500, 00
commit to user
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan judul
penelitian sebagai berikut: ”FAKTOR-FAKTOR ATRIBUT PRODUK YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KOSMETIK WARDAH DI
TOSERBA LUWES LOJIWETAN SURAKARTA”
B. Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut
1. Produk kosmetik sangat beragam dan menjanjikan keunggulan yang
berbeda-beda, sehingga masyarakat mengalami kesulitan dalam menentukan keputusan
pembelian.
2. Masyarakat dihadapkan pada berbagai pilihan produk yang kompetitif,
sehingga dalam pengambilan keputusan pembelian seringkali berubah-ubah.
3. Keputusan pembelian kosmetik Wardah dipengaruhi oleh banyak faktor, akan
tetapi tidaklah mudah menentukan faktor yang paling dominan.
4. Banyaknya persaingan bisnis kosmetik mengakibatkan omset penjualan
menurun, tetapi trend penjualan kosmetik Wardah di Toserba Luwes
Lojiwetan semakin meningkat.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar tidak menyulitkan pelaksanaan
penelitian secara keseluruhan dan penulis dapat memusatkan perhatian sehingga
masalah tersebut dapat dikaji lebih mendalam. adapun pembatasan masalah yang
penulis maksudkan disini adalah :
1. Ruang Lingkup Masalah
Penelitian ini hanya terfokus pada permasalahan atribut-atribut produk
yang mempengaruhi keputusan pembelian kosmetik Wardah di Toserba Luwes
Lojiwetan Surakarta yang dipandang dari merek, kemasan, pemberian label,
commit to user
2. Objek Penelitian
Obyek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi fokus masalah untuk
diteliti. Dalam penelitian ini yang dijadikan obyek penelitian adalah :
a. Variabel bebas : merek, kemasan, pemberian label, kualitas, dan desain.
b. Variabel terikat : keputusan pembelian.
3. Subyek Penelitian
Subyek adalah sesuatu yang menjadi perhatian untuk diambil datanya.
Adapun subyek dalam penelitian ini adalah pengunjung yang pernah atau sedang
melakukan pembelian kosmetik Wardah di Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara faktor merek,
kemasan, pemberian label, kualitas, dan desain terhadap keputusan pembelian
kosmetik Wardah di Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta?
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara faktor merek,
kemasan, pemberian label, kualitas, dan desain terhadap keputusanpembelian
kosmetik Wardah di Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan
antara faktor merek, kemasan, pemberian label, kualitas, dan desain terhadap
keputusan pembelian kosmetik Wardah di Toserba Luwes Lojiwetan
commit to user
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara parsial antara
faktor merek, kemasan, pemberian label, kualitas, dan desain terhadap
keputusan pembelian kosmetik Wardah di Toserba Luwes Lojiwetan
Surakarta.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan
pengetahuan di bidang pemasaran, khususnya manajemen pemasaran.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung teori yang telah ada tentang
atribut produk yang mempengaruhi keputusan pembelian.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti : penelitian ini sebagai sarana untuk menerapkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh di bangku perguruan tinggi.
b. Bagi konsumen : penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan
mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumen
sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk membeli produk.
c. Bagi pemasar : hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam
pemikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan terutama
mengenai perilaku konsumen dalam keputusan pembelian.
d. Bagi kalangan akademis : penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Dalam suatu penelitian dibutuhkan suatu tinjauan pustaka yang di
dalamnya berisi teori-teori yang melandasi penelitian tersebut. Teori dapat berupa
konsep-konsep, hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang relevan dengan
permasalahan yang akan diteliti.
1. Tinjauan Tentang Pemasaran
a. Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstong (2008: 6) “Pemasaran adalah proses dimana
perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang
kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan
sebagai imbalannya”. Sedangkan pengertian pemasaran menurut William J.
Stanton yang dikutip oleh Basu Swastha dan Irawan (2008: 5) adalah ”Suatu
sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang
dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun
pembeli potensial”.
Dari definisi tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemasaran
merupakan proses dimana perusahaan melakukan kegiatan merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan baik kepada pelanggan.
b. Konsep Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstong (2008: 12) menyatakan bahwa “Konsep
pemasaran adalah pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan
kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan
secara lebih baik daripada pesaing”. Konsep pemasaran dimulai dengan pasar
commit to user
mengintegrasikan semua kegiatan pemasaran yang mempengaruhi pelanggan.
Sebagai imbalannya, pemasaran mencapai keuntungan dalam menciptakan
hubungan yang langgeng dengan pelanggan yang tepat, berdasarkan nilai dan
kepuasan pelanggan. Sedangkan menurut Basu Swastha dan Irawan (2008: 10)
mengatakan bahwa ”Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang
menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi
dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan”.
2. Tinjauan Tentang Produk
a. Pengertian Produk
Menurut Menurut Kotler dan Armstong (2008: 266) “Produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian,
akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau
kebutuhan”. Sedangkan menurut Mahmud Machfoedz (2005: 125) “Produk
didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
memenuhi keinginan atau kebutuhan (dimanfaatkan, dikonsumsi, atau
dinikmati)”.
Dari definisi tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar yang dapat memuaskan
suatu keinginan atau kebutuhan.
b. Konsep Produk
Menurut Kotler dan Armstong (2008: 266) konsep produk menyatakan
bahwa “Konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan fitur terbaik dan oleh karena itu organisasi harus menguras energinya untuk
membuat peningkatan produk yang berkelanjutan”.
Sedangkan menurut Mahmud Machfoedz (2005: 12) konsep produk
merupakan “Pedoman bagi penjual bahwa konsumen akan mendukung produk yang menawarkan kualitas, bentuk, ciri yang inovatif. Karena itu perusahaan
commit to user
c. Tingkatan Produk
Menurut Kotler dan Armstong (2008) perencana produk harus berfikir
tentang produk dan jasa dalam tiga tingkat. Masing-masing tingkat menambah
lebih banyak nilai pelanggan, tiga tingkat produk tersebut adalah sebagai berikut :
1) Manfaat Inti
Ketika merancang produk, mula-mula pemasar harus mendefinisikan inti,
manfaat penyelesaian masalah yang dicari konsumen.
2) Produk Aktual
Perencana produk harus mengubah manfaat inti menjadi produk aktual.
Mereka harus mengembangkan fitur, desain, tingkat kualitas, nama merek,
dan kemasan.
3) Produk Tambahan
Perencana produk harus membangun produk tambahan disekitar manfaat
inti dan produk aktual dengan menawarkan pelayanan dan manfaat
konsumen tambahan. Termasuk di dalamnya adalah pengiriman dan
penilaian, instalasi, jaminan, serta layanan purna jual.
Manfaat
Gambar 1. Tiga Tingkatan Produk
commit to user
3. Tinjauan Tentang Atribut Produk
Menurut Fandy Tjiptono (2008: 103) “Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan
keputusan pembelian”. Sedangkan menurut Kotler dan Armstong (2008: 272)
“Atribut produk merupakan pengembangan suatu produk yang melibatkan manfaat yang akan ditawarkan oleh produk tersebut”.
Atribut produk merupakan senjata yang ampuh dalam persaingan
(competitive weapon) dengan para pesaingnya dalam mempengaruhi konsumen.
oleh karena itu perlu mempelajari atribut produk dengan seksama. Dari berbagai
atribut yang ditampilkan oleh produsen untuk mempengaruhi konsumen tersebut
sebenarnya tidak semuanya akan dipertimbangkan oleh konsumen dalam
mengambil keputusan untuk membeli suatu produk. Hal ini disebabkan oleh
faktor yang bersifat manusiawi, dimana kapasitas atau daya pikir manusia pada
umumnya hanya akan mampu untuk mempertimbangkan antara dua sampai lima
faktor saja dalam memikirkan sesuatu. Oleh karena itu pengusaha haruslah
mengetahui atribut apa yang menentukan konsumen dalam memilih suatu produk
tertentu (Indriyo Gitosudarmo, 1999).
Menurut Fandy Tjiptono (2008) atribut produk tersebut meliputi :
a. Merek (Brand)
Merupakan nama, istilah, tanda, simbol / lambang, desain, warna, gerak, atau
kombinasi atribut-atribut lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas
dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Pada dasarnya suatu merek juga
merupakan janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian
ciri-ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada para pembeli. Merek yang baik juga
menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kualitas. Merek digunakan
oleh perusahaan untuk beberapa tujuan, yaitu :
1) Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau
membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya.
commit to user
3) Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan
kualitas serta prestise tertentu kepada konsumen.
4) Untuk mengendalikan pasar.
Menurut Kotler et al dalam Fandy Tjiptono (2008) ada enam makna
yang bisa disampaikan melalui suatu merek yaitu :
1) Atribut
Sebuah merek menyampaikan atribut-atribut tertentu, misalnya
Mercedes mengistaratkan mahal, tahan lama, berkualitas, nilai jual
kembali yang tinggi, cepat dan sebagainya.
2) Manfaat
Merek bukanlah sekedar sekumpulan atribut. Karena yang dibeli
konsumen adalah manfaat, bukan atribut. Atribut harus diterjemahkan
ke dalam manfaat-manfaat fungsional dan atau emosional.
3) Nilai-nilai
Merek juga menyatakan nilai-nilai produsennya. Misalnya Mercedes
berarti kinerja tinggi, keamanan, prestise dan sebagainya.
4) Budaya
Merek juga mencerminkan budaya tertentu. Misalnnya Mercedes
budaya Jerman, yaitu terorganisasi rapi, efisien, dan berkualitas tinggi.
5) Kepribadian
Merek juga dapat memproyeksikan kepribadian tertentu. Misalnya
Mercedes member kesan pimpinan yang baik (orang), singa yang
berkuasa (binatang), atau istana yang megah (obyek).
6) Pemakai
Merek memberi kesan mengenal jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produknya. Misalnya orang cenderung menganggap
wajar yang mengendarai Mercedes adalah orang eksekutif atau orang
kaya.
Merek memegang peranan penting dalam pemasaran. Menurut Aaker
dalam Fandy Tjiptono (2008) ada perbedaan yang cukup besar antara produk
commit to user
merek merupakan sesuatu yang dibeli konsumen. bila produk bisa dengan
mudah ditiru pesaing, maka merek selalu memiliki keunikan yang relatif sukar
ditiru. Merek berkaitan erat dengan persepsi, sehingga sesunggunya
persaingan yang terjadi antar perusahaan adalah pertarungan persepsi dan
bukan sekedar pertarungan produk.
Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin
disampaikan, maka ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Merek harus khas atau unik.
2) Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan
pemakaiannya.
3) Merek harus menggambarkan kualitas produk.
4) Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan mudah diingat.
5) Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara atau bahasa
lain.
6) Merek harus menyesuaikan diri dengan produk-produk baru yang
mungkin ditambahkan ke dalam lini produk.
b.Kemasan (Package)
Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan
perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk.
Tujuan penggunaan kemasan antara lain meliputi :
1) Sebagai pelindung isi, misalnya kerusakan, kehilangan, berkurangnya
kadar / isi.
2) Memberikan kemudahan dalam penggunaan, misalnya supaya tidak
tumpah, dan sebagai alat pemegang.
3) Bermanfaat dalam pemakaian ulang, misalnya untuk diisi kembali /
reffil.
4) Memberikan daya tarik, misalnya warna, bentuk, maupun desainnya.
5) Sebagai identitas produk, misalnya awet, lembut atau mewah.
commit to user
7) Informasi, yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas.
8) Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi
dan daur ulang.
Menurut Berkowitz et al dalam Fandy Tjiptono (2008) pemberian
kemasan pada suatu produk bisa memberikan tiga manfaat utama yaitu :
1) Manfaat komunikasi
Manfaat utama kemasan adalah sebagai media pengungkapan
informasi produk kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi cara
menggunakan produk, komposisi produk, dan informasi khusus (efek
samping, frekuensi pemakaian yang optimal dan sebagainya).
Informasi lainnya berupa segel atau simbol bahwa produk tersebut
halal dan telah lulus pengujian / disyahkan oleh instasi pemerintah
yang berwenang.
2) Manfaat fungsional
Kemasan juga memastikan peranan fungsional yang penting seperti
memberikan kemudahan, perlindungan dan penyimpanan.
3) Manfaat perseptual
Kemasan bermanfaat dalam menanamkan persepsi tertentu dalam
benak konsumen.
c. Pemberian Label (Labeling)
Pelabelan berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian dari
suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual.
Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan, atau bisa juga merupakan
etiket (tanda pengenal) yang disematkan pada produk. Dengan demikian ada
hubungan erat antara labeling, packaging, dan branding.
Menurut Stanson et al dalam Fandy Tjiptono (2008) secara garis besar
terdapat tiga macam label yaitu :
1) Brand label
Yaitu nama merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada
commit to user
2) Descriptive label
Yaitu label yang memberikan informasi obyektif mengenai
penggunaan, konstruksi / pembuatan, perawatan / perhatian dan kinerja
produk, serta karakteristik-karakteristik lainnya yang berhubungan
dengan produk.
3) Grade label
Yaitu label yang mengidentifikasi penilaian atau tingkatan kualitas
produk dengan suatu huruf, angka, atau kata.
d. Layanan Pelengkap (Supplementary Services)
Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsure jasa atau layanan.
Layanan pelengkap tersebut meliputi informasi, konsultasi, order taking,
hospitality, caretaking, expection, billing, dan pembayaran.
e. Jaminan (Garansi)
Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya
kepada konsumen. Jaminan bisa meliputi kualitas produk, ganti rugi dan
sebagainya. Dewasa ini jaminan sering kali dimanfaatkan sebagai aspek
promosi, terutama pada produk-produk tahan lama.
Sedangkan menurut Kotler dan Armstong (2008) atribut produk meliputi :
a. Kualitas Produk
Kualitas produk merupakan salah satu sarana positioning utama pemasar.
Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk, oleh karena itu
kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Kualitas
produk mempunyai dua dimensi yaitu tingkat dan konsistensi. Tingkat kualitas
produk berarti kualitas kinerja, yaitu kemampuan produk untuk melaksanakan
fungsinya. Disamping tingkat kualitas, kualitas tinggi juga tingkat konsistensi
kualitas yang tinggi. Disini kualitas produk berarti pemastian kualitas bebas
dari semua kerusakan dan konsisten dalam menghantarkan tingkat kinerja
yang ditargetkan.
b. Fitur Produk
Sebuah produk dapat ditawarkan dalam berbagai fitur . Fitur adalah sarana
commit to user
Menjadi produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru yang bernilai
adalah salah satu cara paling efektif untuk bersaing.
c. Gaya dan Desain Produk
Cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui gaya dan desain
produk yang berbeda. Desain adalah konsep yang lebih besar daripada gaya.
Gaya hanya menggambarkan penampilan produk. Gaya bisa menarik atau
membosankan. Sedangkan desain lebih dari sekedar penampilan produk tetapi
juga dalam manfaatnya.
4. Tinjauan Tentang Perilaku Konsumen
a. Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Griffin dan Ebert (2005: 435) perilaku konsumen adalah “Studi
mengenai proses keputusan konsumen yang mendorong mereka membeli dan
mengkonsumsi produk-produk”. Sedangkan menurut Engel et al yang
diterjemahkan oleh Husein Umar (2002: 50) perilaku konsumen didefinisikan
sebagai “Suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
menyusul tindakan tersebut”.
Dari definisi tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku
konsumen adalah suatu tindakan yang mendorong konsumen untuk membeli,
mengkonsumsi, serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan
konsumen.
b. Model Perilaku Konsumen
Mempelajari atau menganalisa perilaku konsumen adalah sesuatu yang
sangat kompleks, terutama karena banyaknya variabel yang mempengaruhinya
dan kecenderungan untuk saling berinteraksi. Model perilaku konsumen
dikembangkan sebagai usaha untuk memudahkan dalam mempelajarinya.
Berikut ini adalah model perilaku konsumen menurut Kotler dan
commit to user
Gambar 2. Model Perilaku Konsumen
Sumber : Kotler dan Armstrong (2008 : 158).
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Kotler dan Armstong (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen adalah :
1) Faktor Budaya
a) Budaya
Budaya adalah penyebab keinginan dan perilaku seseorang yang paling
dasar. Setiap kelompok atau masyarakat mempunyai budaya, dan
pengaruh budaya pada perilaku pembelian bisa sangat bervariasi dari satu
negara ke negara lain. Pemasar selalu berusaha menemukan perubahan
budaya untuk menemukan produk baru yang mungkin diinginkan orang.
b) Sub-Budaya
Masing-masing budaya mengandung sub-budaya yang lebih kecil, atau
kelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan pengalaman hidup
dan situasi yang umum. Sub-budaya meliputi kebangsaan, agama,
kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-budaya membentuk
segmen pasar yang penting, dan pemasar sering merancang produk dan
program pemasaran yang dibuat untuk kebutuhan mereka.
c) Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif permanen dan
berjenjang dimana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang
sama. Kelas sosial tidak tidak ditentukan hanya oleh satu faktor seperti
pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan,
commit to user
pendidikan, kekayaan, dan variabel lain. Pemasar tertarik pada kelas sosial
karena di dalam kelas sosial tertentu cenderung memperlihatkan perilaku
pembelian yang sama. Kelas sosial memperlihatkan selera produk dan
merek yang berbeda.
2) Faktor Sosial
a) Kelompok
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Pemasar
mencoba mengidentifikasi kelompok referensi yang menjadi pasar sasaran
mereka. Kelompok referensi memperkenalkan perilaku dan gaya hidup
baru kepada seseorang, mempengaruhi sikap dan konsep diri seseorang,
dan menciptakan ketegasan apa yang mungkin mempengaruhi pilihan
produk dan merek seseorang. Pengeruh ini berdampak paling kuat ketika
produk itu dapat dilihat oleh orang lain yang dihormati oleh pembeli.
b) Keluarga
Anggota keluarga bisa mempengaruhi perilaku pembeli. Pemasar tertarik
pada peran dan pengaruh suami, istri, serta anak-anak dalam pembelian
barang dan jasa yang berbeda. Keterlibatan suami-istri dalam kategori
produk dan tahap proses pembelian sangat beragam. Peran pembelian
berubah sesuai dengan gaya hidup konsumen yang berubah.
c) Peranan dan Status
Posisi seseorang dalam masing-masing kelompok dapat didefinisikan
dalam peran dan status. Masing-masing peran membawa status yang
mencerminkan nilai umum yang diberikan kepadanya oleh masyarakat.
Orang biasanya memilih produk yang sesuai dengan peran dan status
mereka.
3) Faktor Pribadi
a) Usia dan Tahap Siklus Hidup
Selera seseorang sering berhubungan dengan usia, begitu pula dengan
pembelian juga dibentuk oleh tahap siklus hidup keluarga dan usia.
commit to user
hidup dan mengembangkan produk dan rencana pemasaran sesuai dengan
tahap itu.
b) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang mereka beli.
Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang mempunyai
minat di atas rata-rata pada produk dan jasa mereka. Perusahaan bahkan
dapat mengkhususkan diri membuat produk yang diperlukan oleh
kelompok pekerjaan tertentu.
c) Situasi Ekonomi
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar
barang-barang yang sensitif terhadap pendapatan mengamati gejala
pendapatan pribadi, tabungan, dan suku bunga. Jika indikator ekonomi
menunjukkan resesi, pemasara dapat mengambil langkah-langkah untuk
merancang ulang, mereposisi, dan menetapkan harga kembali untuk
produk mereka secara seksama. Beberapa pemasar menargetkan konsumen
yang mempunyai banyak uang dan sumber daya, menetapkan harga yang
sesuai.
d) Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam
keadaan psikologisnya (kegiatan, minat, dan pendapatnya). Gaya hidup
menampilkan profil seluruh pola tindakan dan interaksi seseorang. Jika
digunakan secara cermat,konsep gaya hidup dapat membantu pemasar
memahami nilai konsumen yang berubah dan bagaimana gaya hidup
mempengeruhi perilaku pembelian.
e) Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang
menyebabkan respon yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkungan orang itu sendiri. Kepribadian biasanya digambarkan dalam
karakteristik perilaku seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan
bersosialisasi, otonomi, cara mempertahankan diri, kemampuan
commit to user
untuk menganalisis perilaku konsumen untuk produk atau pilihan merek
tertentu.
4) Faktor Psikologis
a) Motivasi
Motif adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang mengerahkan seseorang
mencari kepuasan. Pemasar meneliti menggunakan beragam tehnik
pencarian untuk mengungkap emosi dan sikap yang mendasari perilaku
terhadap merek dan situasi pembelian. Seseorang berusaha memenuhi
kebutuhan yang paling penting lebih dulu. Ketika kebutuhan itu sudah
terpenuhi, kebutuhan itu tidak lagi menjadi pendorong motivasi dan orang
kemudian mencoba memuaskan kebutuhan terpenting berikutnya.
b) Persepsi
Persepsi adalah proses dimana orang memilih, mengatur, dan
mengiterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang
berarti. Orang dapat membentuk persepsi yang berbeda dari rangsangan
yang sama karena tiga proses perseptual antara lain :
(1) Atensi Selektif
Yaitu kecenderungan orang untuk menyaring sebagian besar
informasi yang mereka dapatkan. Berarti pemasar harus bekerja
sangat keras untuk menarik atensi konsumen.
(2) Distorsi Selektif
Menggambarkan kecenderungan orang untuk menerjemahkan
informasi dalam cara yang akan mendukung apa yang telah mereka
percayai. Berarti pemasar harus berusaha memahami pemikiran
konsumen dan bagaimana pemikiran tersebut akan mempengaruhi
interpretasi iklan dan informasi penjualan.
(3) Retensi Selektif
Konsumen biasanya mengingat hal-hal baik tentang merek yang
mereka sukai dan melupakan hal-hal baik tentang merek pesaing.
commit to user
c) Pembelajaran
Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman. Ahli teori pembelajaran mengatakan bahwa
perilaku manusia yang paling utama adalah belajar. Arti penting teori
pembelajaran yang praktis bagi pemasar adalah bahwa mereka dapat
membangun permintaan untuk sebuah produk melalui pengasosisasian
dengan dorongan yang kuat, menggunakan pertanda motivasi, dan
memberikan penguatan yang positif.
d) Keyakinan dan Sikap
Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang
sesuatu. Pemasar tertarik pada keyakinan yang diformulasikan seseorang
tentang produk dan jasa tertentu, kerena keyakinan ini membentuk citra
produk dan merek yang mempengaruhi perilaku pembelian. Sikap
menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relative konsisten
dari seeorang terhadap sebuah objek atau ide. Perusahaan harus selalu
berusaha menyesuaikan produknya dengan sikap yang sudah ada daripada
merubah sikap.
5. Tinjauan Tentang Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Armstong (2008) proses keputusan pembeli terdiri
lima tahap yaitu :
a. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan yaitu konsumen
menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Pada tahap ini pemasar harus
meneliti konsumen untuk menemukan jenis kebutuhan atau masalah apa yang
timbul dan apa yang menyebabkannya, dan bagaimana masalah itu bisa
mengarahkan konsumen pada produk tertentu.
b. Pencarian Informasi
Pada tahap ini konsumen ingin mencari informasi lebih banyak, konsumen
mungkin hanya memusatkan perhatian atau melakukan pencarian informasi
commit to user
konsumen dan pengetahuan akan merek dan fitur yang tersedia meningkat.
Sebuah perusahaan harus mendesain bauran pemasarannya untuk membuat
konsumen menyadari dan mengetahui merek tersebut.
c. Evaluasi Alternatif
Merupakan tahap dimana konsumen memproses informasi untuk
mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan termasuk bagaimana
cara konsumen mengevaluasi alternatif bergantung pada konsumen pribadi
dan situasi pembelian tertentu, sehingga pemasar harus mempelajari pembeli
untuk menemukan bagaimana cara konsumen sebenarnya mengevaluasi
pilihan merek. Jika konsumen tahu proses evaluasi apa yang berlangsung,
maka pemasar dapat mengambil langkah untuk mempengaruhi keputusan
pembeli.
d. Keputusan Pembelian
Pada umumnya keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang
paling disukai. Tetapi ada dua faktor yang bisa berada antara niat pembelian
dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Faktor ke
dua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan seperti pendapatan, harga,
dan manfaat produk yang diharapkan. Namun kejadian tak terduga bisa
mengubah niat pembelian. Oleh karena itu preferensi dan niat pembelian tidak
selalu menghasilkan pilihan pembelian yang aktual.
e. Perilaku Pasca Pembelian
Pekerjaan pemasar tidak berakhir ketika produk telah dibeli. Setelah membeli
produk, konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian
berdasarkan kepuasan dan ketidakpuasan terhadap suatu pembelian. Yang
menentukan kepuasan atau ketidakpuasan pembeli terhadap suatu pembelian
adalah terletak pada hubungan ekspektasi konsumen dan kinerja anggapan
produk. Jika produk tidak memenuhi ekspektasi maka konsumen kecewa. Jika
produk memenuhi ekspektasi maka konsumen puas. Jika produk melebihi
commit to user
Gambar 3. Proses Keputusan Pembelian
Sumber : Kotler dan Armstrong (2008 : 179).
B. Penelitian Terdahulu
Secara umum, penelitian-penelitian tentang atribut produk juga pernah
dilakukan antara lain :
1. Syarifah Novika Azmy (2006)
Variabel independen yang diuji dalam penelitian ini adalah variabel dari iklan
melalui media cetak yaitu tabloid, majalah, koran, dan variabel dari atribut
produk yaitu harga, kemasan, dan distribusi. Sedangkan variabel dependennya
adalah perilaku konsumen. Alat analisis yang digunakan adalah regresi
berganda. Hasilnya adalah dari semua variabel independen berpengaruh secara
simultan dan parsial terhadap perilaku konsumen Pond’s white beauty pada
mahasiswa FKIP Pendidikan Ekonomi UNS Surakarta Angkatan 2003/2004.
2. Marhayanie dan Eka Laniasti Sihite (2008)
Variabel independen yang diuji dalam penelitian ini adalah variabel dari
atribut produk yaitu merek produk, kualitas produk, desain produk, label
produk, dan kemasan produk. Sedangkan variabel dependennya adalah sikap
konsumen. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Sedangkan
hasil penelitian melalui uji signifikan simultan (Uji F) membuktikan bahwa
atribut produk yang terdiri dari variabel merek, kualitas, desain, label dan
kemasan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap sikap
konsumen. Uji signifikan parsial (Uji-t) membuktikan bahwa variabel kualitas
dan variabel kemasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap
konsumen, sedangkan variabel merek, desain dan label berpengaruh positif
dan negatif namun tidak signifikan terhadap sikap konsumen kosmetik Martha
Tilaar pada Puri Ayu Martha Tilaar Sun Plaza Medan.
commit to user
C. Kerangka Pemikiran
Untuk menunjukkan arah dari penyusunan skripsi dan mempermudah
pemahaman dan penganalisaan masalah, maka perlu dikemukakan skema jalannya
suatu pemikiran. Berikut adalah kerangka pemikiran dalam penelitian ini :
Persaingan produk kosmetik dewasa ini cukup marak. Banyak perusahaan
kosmetik menawarkan keunggulan masing-masing produknya. Hal tersebut
memotivasi perusahaan kosmetik untuk merancang strategi pemasaran yang tepat.
Atribut produk menjadi unsur penting yang dijadikan dasar oleh seseorang untuk
melakukan pembelian. Atribut produk merupakan senjata yang ampuh dalam
persaingan bisnis untuk mempengaruhi konsumen. Wardah sebagai produk
kosmetik dalam negeri yang pertama kali yang mendapat sertifikat halal MUI
menawarkan berbagai macam atribut produk yang dimilikinya. Oleh karena itu
perusahaan wardah perlu mempelajari atribut produk yang dimilikinya dengan
seksama untuk menarik pembelian.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah merek, kemasan, pemberian
label, kualitas, dan desain. Sedangkan variabel terikatnya adalah keputusan
pembelian. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda. Alasan menggunakan analisis regresi adalah untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil akhirnya dapat diketahui
ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan maupun parsial antara
merek, kemasan, pemberian label, kualitas, dan desain terhadap variabel
keputusan pembelian.
Secara sederhana, kerangka pemikiran penelitian ini disajikan dalam
gambar berikut ini :
MEMAHAMI FAKTOR-FAKTOR ATRIBUT PRODUK
PERSAINGAN PRODUK KOSMETIK
T P ODUK YT P ODUK Y Y
commit to user
Gambar 4. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 71) “Hipotesis dapat diartikan sebagai
suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul”.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara faktor
merek, kemasan, pemberian label, kualitas, dan desain terhadap keputusan
pembelian kosmetik Wardah di Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta.
2. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara merek,
kemasan, pemberian label, kualitas, dan desain terhadap keputusan pembelian
kosmetik Wardah di Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta.
PENGARUH YANG SIGNIFIKAN SECARA SIMULTAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR ATRIBUT
PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
ANALISIS REGRESI BERGANDA
PENGARUH YANG SIGNIFIKAN SECARA PARSIAL ANTARA FAKTOR-FAKTOR ATRIBUT PRODUK
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan suatu cara dalam penelitian yang
meliputi pengumpulan data, pengolahan, analisis dan penyajian data secara
obyektif, sistematis dan logis untuk menemukan, mengembangkan dan menguji
kebenarannya. Adapun aspek-aspek yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
A.Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian digunakan untuk mendapatkan data, informasi,
keterangan-keterangan dan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan penelitian
serta sekaligus sebagai tempat dilaksanakannya penelitian. Tempat penelitian
dilakukan di Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta. Alasan dipilihnya Toserba
Luwes Lojiwetan Surakarta sebagai tempat penelitan karena kosmetik Wardah
hanya dipasarkan di counter-counter kosmetik tertentu, salah satunya Luwes
Group.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan rentang waktu mulai bulan Januari
2010 sampai bulan Juli 2010. Untuk lebih jelasnya waktu penelitian disajikan
dalam tabel berikut ini :
Tabel 2. Waktu Penelitian
No Kegiatan Waktu 1 Penyusunan Proposal
2 Ijin Penelitian
3 Pelaksanaan Penelitian
4 Pengolahan dan Analisis Data
commit to user
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130) “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”, sedangkan menurut Sugiyono (2001: 72) adalah “Wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya”.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek
atau obyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu sebagai sumber
data dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
konsumen kosmetik Wardah di Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta.
2. Sampel
Dalam suatu penelitian tidak harus meneliti seluruh populasi, cukup
dengan meneliti sampel yang dapat mewakili populasi. Menurut Suharsimi
Arikunto (2006: 131) bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Menurut J. Supranto (2000) bahwa banyaknya responden bisa lima atau sepuluh kali dari banyaknya butir kuesioner. Banyaknya butir pertanyaan
dalam penelitian ini adalah 15, maka jumlah sampel yang diambil sebesar 15 x 5
= 75 konsumen Wardah.
3. Tehnik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Quota sampling
Menurut Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono (2002) quota sampling
merupakan metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam
jumlah atau kuota yang diinginkan. Tujuan quota sampling adalah memastikan
bahwa berbagai sub-kelompok dari suatu populasi akan terwakilkan pada
commit to user
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen kosmetik Wardah di
Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta yang banyak jumlahnya, tetapi karena
keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya maka peneliti menetapkan 75 konsumen
sebagai sampel.
b. Accidental sampling
Menurut Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono (2002) accidental sampling
merupakan prosedur sampling yang memilih sampel dari orang atau unit yang
paling mudah dijumpai atau diakses. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah
konsumen kosmetik Wardah yang kebetulan berada di Toserba Luwes Lojiwetan
Surakarta yang dipandang cocok dijadikan sampel penelitian, yaitu konsumen
kosmetik Wardah yang pernah melakukan pembelian di Toserba Luwes Lojiwetan
Surakarta yang mampu dan bersedia mengisi kuesioner yang diberikan oleh
peneliti.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
Menurut Sutrisno Hadi (2004: 74) ”Jenis data dibagi menjadi dua yaitu
jenis data yang dapat diukur secara langsung, atau lebih tepatnya dapat dihitung
adalah data kuantitatif, sedang data yang hanya dapat diukur secara tidak langsung
termasuk jenis data kualitatif”. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis
data kuantitatif.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 129) ”Sumber data dalam penelitian
adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari lapangan. Data
primer yang diperlukan antara lain :
1) Data identitas konsumen kosmetik Wardah di Toserba Luwes Lojiwetan
commit to user
2) Data variabel-variabel atribut produk dan indikator-indikator keputusan
pembelian.
3) Skor jawaban responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari instansi yang
berwenang dan dari hasil studi sebelumnya. Data sekunder yang diperlukan antara
lain :
1) Data penjualan kosmetik Wardah di Toserba Luwes Lojiwetan Surakarta.
2) Katalog produk Wardah.
3) Daftar kosmetik dan toiletries halal di Indonesia dari LPPOM MUI yang
diunduh dari internet.
4) Profil PT. Pusaka Tradisi Ibu dan perusahaan Wardah yang diunduh dari
internet.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Kuesioner
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 151) “Kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporannn tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Menurut
Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono (2002: 71) “Kuesioner dimaksudkan untuk
memperoleh data berupa jawaban-jawaban responden yang kemudian dijadikan
informasi sebagai bahan dasar pengambilan keputusan pemasaran”.
Penelitian ini menggunakan jenis angket tertutup berbentuk check list
sehingga responden menjawab pertanyaan sesuai dengan pilihan jawaban yang
telah ditentukan peneliti, sehingga lebih terarah. Suharsimi Arikunto (2006:152)
berpendapat bahwa ”Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih”. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:152) check list
adalah ”Sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda chek (√ )