• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Psikologi Kecerdasan Anak

Di usia anak sekolah dasar, adalah saat dimana anak mulai mendapatkan dasar-dasar ilmu yang kelak akan digunakan di masa depan. Dengan memberikan strategi pengajaran yang tepat maka akan diperoleh hasil yang baik untuk masa depannya, karena pada saat itu adalah waktu yang tepat untuk mengembangkan potensi seorang anak, terutama dalam pembelajaran bahasa, hal itu juga didukung oleh teori yang diambil dari jurnal proquest yang mengatakan bahasa merupakan awal dari semua pendidikan.

(http://proquest.umi.com/pqdweb?did=1256673881&sid=2&Fmt=3&clientId=68814&R QT=309&VName=PQD).

McLaughlin dan Genesee menyatakan bahwa anak-anak lebih cepat memperoleh bahasa tanpa banyak kesukaran dibandingkan dengan orang dewasa. Demikian pula, Eric Lennenberg, berpendapat bahwa pada saat usia sebelum pubertas, daya pikir (otak) manusia lebih lentur, sehingga lebih cepat menerima suatu pengajaran, terutama dalam menerima pengajaran bahasa, atau biasa disebut kecerdasan linguistik. Sedangkan sesudahnya akan semakin berkurang dan pencapaiannya pun tidak maksimal. Dr. Bambang Kaswanti Purwo, ketua Program Studi Linguistik Terapan Bahasa Inggris, Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, dalam artikelnya Pengajaran Bahasa Inggris di SD dan SMP, menyebutkan bahwa usia 6 - 12 tahun, merupakan masa emas atau paling ideal untuk belajar bahasa selain bahasa ibu (bahasa pertama). Alasannya, otak anak

(2)

8

masih elastis dan lentur, sehingga proses penyerapan bahasa menjadi lebih mulus. (http://indomedia.com/intisari/1998/september.bing.htm.)

Menurut Drs. Suryadi dalam bukunya Kiat Jitu Dalam Mendidik Anak, kecerdasan anak akan meningkat seiring dengan pertumbuhannya, salah satunya picture smart (kecerdasan visual spasial). Kecerdasan visual spasial adalah kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan anak dalam memvisualisasikan gambar di dalam pikiran seseorang, atau dimana anak berpikir dalam bentuk visualisasi dan gambaran untuk memecahkan suatu masalah atau menemukan jawaban.(2006, P.46)

Visual Spasial dianggap sebagai salah satu faktor kecerdasan yang penting karena akan memberikan kebebasan pada anak usia dini untuk mengekspresikan dirinya melalui visualisasinya untuk menilai dan menggambarkan sebuah benda atau mungkin orang tersebut dapat dengan mudah menemukan letak benda-benda yang hilang. Anak-anak dengan kecerdasan visual-spasial yang tinggi cenderung berpikir secara visual. Mereka kaya dengan kahayalan internal (internal imagery), sehingga cenderung imajinatif dan kreatif.(2006, P.46)

Kecerdasan visual ini dapat mulai diidentifikasi ketika anak mulai memasuki usia sekolah dimana anak mulai menunjukkan ketertarikannya akan sesuatu. Ketika anak mulai memperlihatkan kesukaannya pada dunia yang berhubungan dengan seni atau yang berhubungan dengan bentuk, ruang atau benda, dan sebagainya, atau mungkin ketika anak lebih mudah memahami sesuatu melalui gambar dan bukan melalui kata-kata.(2006, P.46)

Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak hanya dilihat dari berdasarkan aspek fisik saja, tetapi juga pada kemampuan mental-intelektual. Beberapa kemampuan tersebut adalah:

(3)

9 a. Berpikir simbolik

Anak mampu menggunakan simbol-simbol untuk mempresentasikan benda-benda yang diketahui atau kejadian yang dialaminya. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan anak yang umumnya dilakukan oleh anak, seperti berfantasi, menggambar dan berbahasa.

b. Berpikir intuitif

Pada usia kanak-kanak, anak tidak hanya berpikir dengan khayalannya, melainkan menggunakan intuisinya, yaitu mengambil dan memahami sesuatu berdasarkan dugaan, bukan berdasarkan kesimpulan yang rasional.

c. Berpikir praoperasional

Dapat dilihat dari cara dan kemampuan anak dalam melakukan klasifikasi, pengambilan kesimpulan, konsep angka, usia dan konservasi.(2006, P.87)

2.2 Pengertian Metode Pembelajaran dan Media Pembelajaran

Menurut Drs. H. Ahmad Sabri dalam buku Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching, dijelaskan bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pembelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pembelajaran.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah, sebagai berikut :

a. Metode yang digunakan harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa.

(4)

10

c. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.

d. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan pribadi siswa. e. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi. (2007, P.49-50)

Media pembelajaran merupakan wahana penyalur atau wadah pesan pembelajaran. Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Disamping dapat menarik perhatian siswa, media pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap mata pelajaran. Dalam penerapan pembelajaran di sekolah, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik perhatian dengan memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi belajar. Hal ini juga bertujuan agar siswa bertendensi mengikuti pelajaran secara aktif. Itulah kunci sukses pengajaran, bukan terletak pada kecanggihan kurikulum, melainkan bagaimana kredibilitas seorang guru di dalam mengatur dan memanfaatkan mediator yang ada di dalam kelas. (http://lubisgrafura.wordpress.com/2006/10/03/pengajaran-bahasa-yang-kreatif/)

Hal itu juga didukung dengan teori yang terdapat dalam buku Kiat Membelajarkan Siswa karangan Drs. H. Martinis Yamin, Mpd. yang menyebutkan bahwa ada delapan manfaat media dalam pembelajaran, yaitu :

1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.

Guru mungkin mempunyai penafsiran yang bermacam-macam tentang suatu hal (materi). Melalui media, hal itu dapat direduksi dan disampaikan kepada siswa secara

(5)

11

seragam, sehingga siswa yang menerimanya pun akan mendapatkan informasi yang seragam.

2. Proses pembelajaran jadi lebih menarik.

Media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar (audio) dan dapat dilihat (visual), sehingga dapat mendeskripsikan suatu masalah, suatu konsep, suatu proses, atau suatu prosedur yang abstrak dan tidak lengkap menjadi lebih jelas dan lengkap. Media juga dapat menyajikan gambar-gambar dengan warna-warnanya yang menarik yang dapat merangasang minat anak, sehingga suasana kelas dapat menjadi lebih menarik dan tidak monoton serta tidak membosankan.

3. Proses belajar siswa lebih interaktif.

Media juga dapat membangkitkan keingintahuan siswa, merangsang mereka untuk beraksi terhadap penjelasan guru, membuat mereka jadi lebih berinterkasi dan tentu saja hal ini membuat terjadi komunikasi dua arah antara siswa dan guru, lain halnya jika dilakukan tanpa media, maka komunikasi hanya akan terjadi satu arah saja dan kurang interaktif.

4. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi.

Seringkali para guru menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk menjelaskan suatu materi, padahal waktu yang dihabiskan tidak perlu sebanyak itu jika mereka memanfaatkan media pendidikan dengan baik.

5. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.

Penggunaan media tidak hanya membuat proses belajar mengajar lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi pelajaran secara lebih mendalam dan utuh. Dengan mendengar gurunya saja, siswa sudah memahami permasalahannya dengan baik. Tetapi, bila pemahaman itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan,

(6)

12

atau mengalami melalui media, pemahaman mereka terhadap isi pelajaran pasti akan lebih baik lagi.

6. Proses belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.

Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar di mana saja dan kapan saja, tanpa bergantung pada keberadaan seorang guru. Program-program audio visual atau program komputer yang saat ini banyak teredia di pasaran adalah contoh media pendidikan yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri.

7. Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan.

Dengan media, proses belajar mengajar menjadi lebih menarik. Hal ini dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa terhadap ilmu pengetahuan dan proses pencarian ilmu itu sendiri.

8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif

Pertama, guru tidak perlu mengulang-ulang penjelasan mereka bila media digunakan dalam pembelajaran. Kedua, dengan mengurangi uraian verbal (lisan), guru dapat memberikan aspek-aspek lain dalam pembelajaran. Ketiga, peran guru tidak lagi hanya menjadi “pengajar”, tetapi juga konsultan, penasihat, atau manajer pembelajaran.(2007, P.201-203)

(7)

13 2.3 Zhùyīn Fúhào

2.3.1 Penjelasan Zhùyīn Fúhào

Menurut data yang diperoleh dari website Wikipedia pada tahun 1912 - 1913,

Commission on the Unification of Pronunciation yang dipimpin oleh woo tsin hang (

敬恆 wú jìnghéng) seorang ahli bahasa dan filosofi China, menciptakan sistem yang di namakan guóyīn zìmǔ (國音字母) atau dikenal juga dengan zhùyīn zìmǔ (注音字母) yang bersumber dari sistem yang diciptakan oleh zhāng bĭnglín (章炳麟) ahli bahasa dan revolusioner China. Sebuah konsep yang dikeluarkan pada tanggal 11 juli 1913 oleh Kementrian Pendidikan Republik China, namun konsep tersebut tidak secara langsung diresmikan hingga tanggal 23 November 1918. Zhùyīn zìmǔ berganti nama menjadi zhùyīn fúhào, pada April 1930. Penggunaan zhùyīn fúhào dilanjutkan setelah 1949 di Taiwan dimana saat itu sudah memisahkan diri dari Negara China.(http://en.wikipedia.org/wiki/Zhuyin)

2.3.2 Unsur-unsur Zhùyīn Fúhào

Kalau dalam bahasa Indonesia kita hanya mengenal konsonan dan vokal dalam membentuk suku kata, dalam ejaan bahasa Mandarin ada 3 komponen utama dalam penulisannya untuk membentuk suku kata, yaitu :

a. Konsonan (声母)

Konsonan dalam bahasa Indonesia ada 21, begitu juga dalam ejaan bahasa Mandarin. Bedanya kalau dalam bahasa Indonesia semua konsonan hanya terdiri dari 1 abjad tulisan latin, sedangkan dalam ejaan bahasa Mandarin ada yang terdiri dari 2 abjad.

(8)

14 b. Vokal(韵母)

Bila bahasa Indonesia hanya mempunyai 5 vokal, ejaan bahasa Mandarin memiliki 16 huruf vokal.

c. Tanda nada(声调)

Nada atau intonasi dalam bahasa Mandarin sangat penting, maka dari itu dalam memberikan tanda nada haruslah hati-hati. Salah memberi tanda nada bisa mengakibatkan pengertian yang lain sama sekali. Bahasa Mandarin memiliki 4 macam tekanan nada atau intonasi pengucapan dan satu nada netral atau ringan. Nada-nada tersebut bisa kita gambarkan sebagai berikut.

Tabel 2.1 Nada Dalam Bahasa Mandarin

Contoh :

ㄇ ㄇ ㄇ ㄇ ㄇ

ㄚ ㄚ ㄚ ㄚ ㄚ

Tiga komponen utama tersebutlah yang akan membentuk suku kata Mandarin dalam penulisan sistem fonetik.

(9)

15 2.3.3 Konsonan dan Vokal Zhùyīn Fúhào

Tabel 2.2 Perbandingan Konsonan dan Vokal Zhùyīn Fúhào dengan Hànyǔ Pīnyīn zhùyīn fúhào hànyǔ pīnyīn

Konsonan ㄅ b ㄆ p ㄇ m ㄈ f ㄉ d ㄊ t ㄋ n ㄌ l ㄍ g ㄎ k ㄏ h ㄐ j ㄑ q ㄒ x ㄓ zh ㄔ ch ㄕ sh ㄖ ri ㄗ z ㄘ c ㄙ s Vokal ㄧ i ㄨ u ㄩ ü ㄚ a ㄛ o ㄜ e ㄝ ê ㄞ ai ㄟ ei ㄠ ao ㄡ ou ㄢ an ㄣ en

(10)

16

ㄤ ang

ㄥ eng

ㄦ er

2.3.4 Pengaturan Penulisan nada

Adapun peraturan peletakan nada dalam penulisan zhùyīn fúhào adalah sebagai berikut :

1. Nada ditulis diantara huruf konsonan & vokal atau vokal terakhir, misalnya : • Bila kata terdiri dari 2 huruf maka nada diletakkan diantara huruf 1 dan 2

Contoh : ㄆ ㄇ

ㄚ ㄚ

• Bila kata terdiri dari 3 huruf maka nada diletakkan diantara huruf 2 dan 3

Contoh : ㄐ ㄒ

ㄧ ㄧ

ㄠ ㄠ

2. Nada singkat langsung ditulis di tengah atas dari kata tersebut.

Contoh: ㄇ ㄌ

ㄚ ㄜ

3. Bila hanya ada huruf tunggal maka nada langsung dituliskan di atas.

Contoh : ㄖ ㄙ

2.3.5 Manfaat Mempelajari Zhùyīn Fúhào Dalam Menulis Aksara Mandarin

Dengan mempelajari zhùyīn fúhào siswa sudah dibiasakan mengenal dasar guratan Mandarin yang digunakan dalam menulis aksara bahasa Mandarin, seperti :

• ㄅ 勹(bāo) • ㄆ 攵 (pū)

(11)

17 • ㄇ 冖 (mì) • ㄈ 匚 (fāng) • ㄉ 刀 (dāo) • ㄋ 乃 (nǎi) • ㄌ 力 (lì) • ㄎ 丂 (kǎo) • ㄏ 厂 (hǎn) • ㄒ 下 (xià) • ㄔ 彳 (chì) • ㄕ 尸 (shī) • ㄖ 日 (rì) • ㄗ 卩 (jié) • ㄘ 七 (qī) • ㄙ 厶 (sī) • ㄧ 一 (yī) • ㄝ 也 (yě) • ㄞ 亥 (hài) • ㄟ 乁 (yí)

Gambar

Tabel 2.1 Nada Dalam Bahasa Mandarin
Tabel 2.2 Perbandingan Konsonan dan Vokal Zhùyīn Fúhào dengan Hànyǔ Pīnyīn  zhùyīn fúhào  hànyǔ pīnyīn

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendapatkan respons steady state rangkaian terhadap eksitasi non-sinusoidal periodik ini diperlukan pemakaian deret Fourier, analisis fasor ac dan prinsip superposisi..

Kondisi dimana kapal memiliki lengan penegak negatif (G di atas M) ⎯ Lengan penegak akan membantu memiringkan kapal (Capsizing lever). Kondisi stablilitas seperti ini sangat

Apakah pemberian kombinasi larutan ekstrak kunyit dan madu dapat meningkatkan efektivitasnya dalam mengurangi ulkus lambung pada mencit BALB/c yang timbul

Proses perbanyakan bibit rumput laut kotoni ( Kappaphycus alvarezii ) dengan metode teknik kultur jaringan di Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP)

Berdasarkan pengamatan diperoleh data mengenai keaktifan interaksi siswa dalam diskusi kelompok sebanyak 25 atau sebesar 69,44% dinyatakan aktif mengikuti diskusi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar

One of the byproduct is date fruit waste (DFW). Up to 56% of date fruit weights are left as DFW after date fruit processing to produce date oil. Our in vitro preliminary study

Dalam studi manajemen, kehadiran konflik pendidikan tidak bisa terlepas dari permasalahan keseharian yang dirasakan oleh pengelola lembaga pendidikan. Konflik tersebut