Penyusun:
Supardi Ardidja
Buku ini hanya dipergunakan untuk lingkungan Sekolah Tinggi Perikanan, tidak untuk
diperjual belikan atau upaya komersil lainnya, mengcopy memperbanyak, mencetak harus
seijin penulis.
Isi dan susunan buku ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Page layout oleh: Supardi Ardidja.
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN
JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN
SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
JAKARTA
Kapal Penangkapan Ikan
Oleh: Supardi Ardidja
2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan i
KATA PENGANTAR
Buku materi penunjang kuliah Metode Penangkapan Ikan disusun
untuk lebih memahami metode penanngkapan ikan dan
mengembangkan pendidikan dan pengetahuan kapal penangkapan
ikan dengan tujuan Taruna memiliki kemampuan, kebiasaan dan
kesenangan untuk mengenal, mempelajari, memahami,
memecahkan masalah baik teknik maupun sosial semua yang
berkaitan dengan bahan alat penangkapan ikan dengan
menggunakan prinsip-prinsip dan metoda yang baik dan benar,
sehingga menumbuhkan keyakinan yang kuat yang mendasari
polapikir dan perilakunya sehari-hari
Buku ini berisi penjelasan sederhana mengenai pengklasifikasian kapal
penangkap ikan berdasarkan keperluan statistik, dan berbagai hal
yang menyangkut perencanaan, ukuran, penataan mesin penggerak
kapal, perlengkapan kapal penangkapan ikan, dan keselamatan
kapal.
Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan
dan meningkatkan mutu buku ini.
Jakarta, Desember 2007
Peyusun
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
BAB II KLASIFIKASI KAPAL PERIKANAN ... 3
2.1 Deskripsi Kapal ... 3
2.2 Penandaan Kapal ... 4
2.3 Klasifikasi Kapal Penangkap Ikan ... 4
2.4 Ukuran Kapal ... 10
2.5.1 Panjang Kapal ... 10
2.5.2 Lebar Kapal ... 11
2.5.3 Dalam ... 12
2.5.4 Sarat ... 12
2.5.5 Lambung Bebas ... 12
2.5.6 Merkah Kambangan ... 15
2.5.7 Kecepatan Kapal ... 17
2.5.8 Gambar Rencana Umum Kapal ... 17
2.5 Kapal Penangkap Ikan: ... 17
2.5.1 Kapal Pukat Cincin Tuna ⎯ ISSCFV: 02.28 ... 17
2.5.9 Kapal Pukat Hela ⎯ ISSCFV: 01.00 ... 19
2.6 Kapal Pukat Berbingkai (Beam Trawl) ) ⎯ ISSCFV: 01.28 ... 21
2.7 Kapal Pukat Garuk ⎯ ISSCFV: 09.10 ... 21
2.8 Kapal Jaring Angkat⎯ ISSCFV: 09.20 ... 21
2.9 Kapal Jaring Insang ⎯ ISSCFV: 04.10 ... 22
2.10 Kapal Pancing Joran ⎯ ISSCFV: 04.0 ... 22
2.11 Kapal Rawai ⎯ ISSCFV: 06.0.0 ... 23
Ringkasan ... 26
Pertanyaan Essay (1) ... 27
Pilihan Ganda (1) ... 27
Tugas (1) ... 28
BAB III PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAPAL PERIKANAN ... 29
3.1 Deskripsi Singkat ... 29
3.2 Faktor penentu dalam perencanaan pembangunan kapal ... 29
3.3 Kebutuhan Pemilik atau Pengguna Kapal ... 30
R
INGKASAN... 32
Kapal Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan iiiP
ERTANYAANE
SSAY... 32
T
UGAS32
BAB IV INSTALASI TENAGA PENGGERAK KAPAL dan PERLISTRIKAN ... 33
4.1 Instalasi Tenaga Kapal ... 33
4.2 Instalasi Perlistrikan ... 36
R
INGKASAN... 41
P
ERTANYAANE
SSAY(2) ... 42
P
ILIHANG
ANDA(2) ... 43
T
UGAS(2) ... 43
BAB V PERLENGKAPAN KAPAL PERIKANAN ... 44
5.1. Perlengkapan Kapal Perikanan ... 44
5.1.1. Perlengkapan pengisyaratan ... 45
5.1.2. Lampu Navigasi ... 46
5.1.3. Perlengkapan Penentuan Posisi ... 46
5.1.4. Perlengkapan komunikasi ... 48
5.1.5. Perlengkapan Kemudi ... 48
5.1.6. Perlengkapan Keselamatan ... 49
5.1.7. Perlengkapan Dek ... 52
5.1.8. Perlengkapan Akomodasi ... 61
5.1.9. Perlengkapan Kesehatan ... 61
5.1.10.Perlengkapan Kamar Mesin ... 62
Pertanyaan Essay (3) ... 63
Pilihan Ganda (3) ... 63
Tugas (3) ... 64
BAB VI FASILITAS PENANGANAN HASIL TANGKAPAN ... 65
6.1. Deskripsi ... 65
6.2. Perlakuan Terhadap Ikan Hasil Tangkapandi atas Kapal ... 65
6.3. Fasilitas Penanganan Ikan di Kapal ... 65
6.1.1. Fasilitas Penyimpanan Ikan ... 66
6.1.2. Fasilitas Penyiangan Ikan ... 66
Ringkasan (4) ... 69
Pertanyaan Essay (4) ... 70
Pilihan Ganda (4) ... 71
Tugas (4) ... 71
BAB VII AKOMODASI ... 72
7.1 Deskripsi ... 72
7.2 Ketentuan ... 72
7.3 Contoh Penataan Akomodasi ... 75
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan iv
Ringkasan ... 79
Pertayaan Essay (5) ... 80
Pilihan Ganda (5) ... 80
Tugas (5) ... 80
BAB VIII STABILITAS KAPAL PERIKANAN ... 81
8. Deskripsi Singkat ... 81
8.2 Stabilitas Melintang ... 82
8.3 Stabilitas Membujur ... 82
8.4 Daya apung, Gravitasi, dan Metasentris ... 83
8.5 Penyebab kapal dapat tegak kembali ... 84
8.6 Kehilangan Stabilitas... 84
8.7 Definisi‐definisi Stabilitas ... 85
8.8 Kriteria Stabilitas ... 89
8.9 Percobaan Stabilitas ... 89
8.10 Permukaan Bebas ... 90
Ringkasan ... 92
Pertanyaan Essay (6) ... 92
Pilihan Ganda (6) ... 93
Tugas (6) ... 93
DAFTAR PUSTAKA... 94
KUNCI JAWABAN ... 96
Kapal Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan vDAFTAR GAMBAR
Gambar
2. 1 Ukuran membujur (longitudal) kapal... 11 2. 2 Ukuran melintang (transverse) kapal ... 12 2. 3 Plimsol Mark ... 15 2. 4 Plimsol Mark kapal kayu ... 16 2. 5 Kapal Pukat Cincin ... 17 2. 6 Kapal Pukat Cincin satu Power Block ... 18 2. 7 Purse seine dua power block ... 18 2. 8 Pukat Hela belakang ... 20 2. 9 Pukat hela samping ... 20 2. 10 Pukat Hela Rig Ganda ... 20 2. 11 Kapal pukat hela berpalang ... 21 2. 12 Kapal Pukat Garuk ... 21 4. 1 Pandangan samping penataan mesin pada kapal dgn posisi palkah ikan di tengah ... 35 4. 2 Pandangan atas penataan mesin pada kapal dgn posisi palkah ikan di tengah ... 35 4. 3 Pandangan samping penataan mesin pada kapal dgn posisi palkah ikan di depan .... 36 4. 4 Pandangan atas penataan mesin pada kapal dgn posisi palkah ikan di depan ... 36 4. 5 Pandangan samping penataan mesin pada kapal dgn posisi palkah ikan di belakang 38 4. 6 Pandangan atas penataan mesin pada kapal dgn posisi palkah ikan di belakang ... 38 4. 7 Pandangan depan penataan mesin pada kapal dgn posisi palkah ikan di belakang ... 39 5. 1 Lampu Aldis ... 45 5. 2 Lampu navigasi yang dipasang pada tiang utama ... 46 5. 3 Lampu lambung kanan dan kiri ... 46 5. 4 Standar kompas ... 47 5. 5 Azimuth mirror ... 47 5. 6 Sextant ... 47 5. 7 Chronometer ... 47 5. 8 Star finder ... 47 5. 9 divider ... 47 5. 10 Radar Scanner ... 47 5. 11 Radar Monitor ... 47 5. 12 Radar Plotter ... 47 5. 13 RDF ... 48 5. 14 GMDSS ... 48 5. 15 ECDIS dan EPIRB ... 48 5. 16 VHF ... 48 5. 17 Jantran; Photo Aman S ... 49 5. 18 Mesin kemudi ... 49 5. 19 Daun Kemudi ... 49 5. 20 Kompas Kemudi Giro; Photo Aman S ... 49 5. 21 Life jacket ... 50 5. 22 Pelampung Penolong dan lampu apung yang dapat menyala sendiri ... 50 5. 23 Penataan life raft di kapal ... 50 5. 24 Life raft dan kelengkapannya ... 51 5. 25 Rakit Penolong ... 51 5. 26 Sekoci Penolong dan dewi‐dewi (davit) sistem gravitasi. ... 51© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan vi 5. 27 Sekoci penolong tertutup ... 51 5. 28 Alat Pemadan Kebakaran Tabung ... 52 5. 29 Roller dan tross ... 52 5. 30 Bolder dan Bit ... 53 5. 31 Gipsy head dan Capstan ... 53 5. 32 Penataan Jangkar ... 53 5. 33 Winch jangkar ... 53 5. 34 Jangkar haluan (Stockless anchor) dan Jangkar buritan (jangkar arus) ... 54 5. 35 Rantai jangkar ... 54 5. 36 Batang pemuat (boom) ... 54 5. 37 Winch pemuat (Cargo winch) ... 55 5. 38 Takal ... 55 5. 39 Block ... 55 5. 40 Jaring pemuat (Cargo net) ... 55 5. 42 Power block dengan spaner ... 56 5. 43 Penampang melintang Power block ... 56 5. 44 Purse davits dan Ring stripper; Photo Baitur Syarif (edited) ... 57 5. 45 Line hauler ... 57 5. 46 Branch winder ... 57 5. 47 Side roller ... 57 5. 48 Line arranger ... 58 5. 49 Line thrower ... 58 5. 50 Deck layout kapal long line dengan system box ... 58 5. 51 Trawl winch pada pukat udang ... 58 5. 52 Boom samping pada kapal pukat udang ... 59 5. 53 Trawl winchpada pukat ikan ... 59 5. 54 Otter board yang sedang tergantung pada gallow ... 59 5. 55 Coban ... 60 5. 57 Beberapa peralatan yang digunakan dalam pekerjaan wire splicing ... 60 5. 58 Palu Ketok ... 61 5. 59 Skrap ... 61 5. 60 Sikat Baja ... 61 5. 61 Mesin Sikat ... 61 5. 62 Gerinda ... 61 5. 63 Sand blaster ... 61 5. 64 Kwas cat ... 61 5. 65 Roller cat ... 61 6. 1 Sketsa penyimpanan ikan dalam palkah dengan sistem superchilling ... 66 6. 2 hasil tangkapan dengan side trawl ... 67 6. 3 Hasil tangkapan dengan pukat udang ... 67 6. 4 Hasil tangkapan dengan Purse seine ... 67 6. 5 Hasil tangkapan huhate ... 68 6. 6 Hasil tangkapan tonda ... 68 6. 7 Hasil tanglapan pukat ikan ... 68 6. 8 Penggait tuna ... 68 6. 9 Penjepit cucut ... 68 6. 10 Pemotong sirip ... 68 6. 11 Gergaji tangan (hand shaw) ... 68 6. 12 Ganco tangan (gaffs) ... 68 6. 13 Pisau pemotong ... 68
Kapal Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan vii 6. 14 Pemotong sirip ... 69 6. 15 Berbagai jenis pisau pemotong tuna ... 69 7. 1 General arrangement kapal purse seine ... 76 7. 2 General arrangement kapal pukat udang ... 78 7. 3 Akomodasi kapal tuna... 78 8. 1 Stabilitas melintang (transverse stability) ... 82 8. 2 Stabilitas membujur dan trim ... 83 8. 3 Hubungan antara gravitasi dengan buoyancy ... 84 8. 4 Kapal dalam posisi tegak ... 84 8. 5 Kapal miring ... 84 8. 6 Titik Gravitasi (G) ... 85 8. 7 Letak titik B dan M ... 85 8. 8 Lengan Penegak ... 85 8. 9 Momen penegak ... 85 8. 10 Momen penegak (righting moment) bekerja menegakkan kapal ... 86 8. 11 KM ... 86 8. 12 Skema draft, freeboard dan daya apung cadangan ... 86 8. 13 Kapal dengan freeboard cukup ... 86 8. 14 Kapal bermuatan berlebihan mengurangi freeboad ... 86 8. 15 Kapal dalam kondisi stabil dan tidak stabil ... 88 8. 16 Sketsa kapal dengan stabilitas negatif ... 88 8. 17 Penyebab dan proses kapal terbalik pada kondisi kapal tidak stabil ... 88 8. 18 Kondisi kapal berdasarkan kemiringan kapal ... 89 8. 19 Uji kemiringan kapal ... 90 8. 20 Alat percobaan stabilitas ... 90 8. 21 Pergeseran titik G dan B akibat adanya pengaruh permukaan bebas cairan ... 91 8. 22 Isi tanki yang mempengaruhi stabilitas ... 91
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan 1
BAB I PENDAHULUAN
Pengelolaan perikanan yang lestari dan bertanggungjawab perlu dilaksanakan dengan pemberian tanda terhadap kapal perikanan, alat penangkap ikan dan perlengkapan penangakan ikan. Pemberian tanda ini dimaksudkan untuk mempermudah pemantauan, pengawasan dan evaluasi terhadap setiap pelaku penangkapan ikan.
Pada dasarnya pengaturan pengoperasian kapal‐kapal perikanan di perairan Indonesia telah diberlakukan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 392/Kpts/IK.120/4/99 tentang Jalur‐Jalur Penangkapan Ikan. Hal ini sejalan dengan perhatian dunia internasional tentang perlunya menjaga sumberdaya perikanan. Konferensi internasional tentang penangkapan ikan yang bertanggungjawab yang diselenggarakan pada tahun 1992 di Cancun (Mexico), telah menunjuk FAO untuk mempersiapkan suatu konsep Pelaksanaan (Code of Conduct) untuk penangkapan ikan yang bertanggungjawab, yaitu Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF). Efektifitas pelaksanaan pengawasan pengelolaan sumberdaya ikan dan penegakan hukum di bidang perikanan, khususnya di bidang penangkapan ikan. Para petugas harus piawai melaksanakan pengawasan baik yang diperbolehkan maupun yang dilarang sesuai dengan Juklak Pengawas Perikanan dari pemerintah, juga harus ditunjang oleh kemampuan teknis bagi petugas pengawas perikanan, terlebih bagi petugas pemeriksa dokumen dan fisik kapal perikanan yang bertanggungjawab.
Buku Kapal Penangkap Ikan ini dipergunakan untuk menunjang mata kuliah metode penangkapan ikan bagi taruna Program Studi Penangkapan Ikan, dalam menjelaskan seperti apakah kapal penangkap ikan. Sehingga taruna merasa sangat penting untuk mempelajari sejumlah mata kuliah pada mata perkuliahan terkait yang hanya dijelaskan secara singkat pada buku ini. Tujuannya adalah agar taruna memiliki kemampuan, kebiasaan dan kesenangan untuk mengenal, mempelajari, memahami, memecahkan masalah baik teknik maupun sosial semua yang berkaitan dengan kapal perikanan dengan menggunakan prinsip‐prinsip dan metoda yang baik dan benar, sehingga menumbuhkan keyakinan yang kuat yang mendasari polapikir dan perilakunya sehari‐hari.
Kapal dan Keselamatan di atas kapal meliputi keselamatan jiwa manusia dan keselamatan kapalnya itu sendiri. Pengetahuan mengenai keselamatan kapal perikanan
Kapal Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja
2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan 2
minimal meliputi bagaimana merencanakan kapal, mengidentifikasi jenis dan ukuran kapal, permesinan, akomodasi, perlengkapan, stabilitas, dan penanganan ikan di atas kapal. Sedangkan pengetahuan minimal keselamatan jiwa manusia di atas kapal hanya terkait dengan beberapa peralatan yang digunakan, baik untuk keselamatan dirinya sendiri maupun untuk berkomunikasi dalam upaya meminta dan memberikan pertolongan di laut. Buku berisi penjelasan singkat mengenai: BAB I Pendahuluan BAB II Klasifikasi kapal perikanan meliputi berbagai jenis kapal perikanan yang secara umum diopersikan. BAB III Perencanaan pembangunan kapal perikanan meliputi berbagai kebutuhan kapal yang diperlukan dalam membangun sebuah kapal perikanan, baik bagi bagi pemilik kapal maupun bagi penggunanya.
BAB IV Instlasi tenaga penggerak kapal meliputi tenaga penggerak kapal, pembangkit listrik, dan peralatan penangkapan ikan.
BAB V Perlengkapan kapal perikanan meliputi perlengkapan kapal dan perlengkapan penangkapan ikan.
BAB VI Akomodasi kapal meliputi ruangan‐ruangan yang digunakan baik sebagai tempat kegiatan manusia atau yang tidak digunakan. Ruangan –ruangan ini meliputi ruangan terbuka maupun ruangan tertutup.
BAB VII Stabilitas kapal meliputi stabilitas kapal melintang dan membujur serta lambung timbul.
Buku ini dilengkapi dengan ringkasan, pertanyaan yang berbentuk essay, tugas‐ tugas yang harus dilakukan oleh para taruna, dan jawaban untuk pilhan ganda. Jika para taruna mampu menjawab sebanyak 80 % setiap pilihan ganda tanpa melihat kunci jawaban, maka taruna berhak mengikuti mata kuliah berikutnya.
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan 3
BAB II KLASIFIKASI KAPAL PERIKANAN
2.1
DESKRIPSI KAPAL
Menurut KePres nomor 51 tahun 2002; Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin, atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah‐pindah.
Menurut Kepmen nomor : KEP. 02/MEN/2002 Kapal Perikanan adalah kapal atau perahu atau alat apung lainnya yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan termasuk melakukan survai atau eksplorasi kelautan.
Klasifikasi kapal perikanan baik ukuran, bentuk, kecepatan maupun konstruksinya sangat ditentukan oleh peruntukkan kapal perikanan tersebut. Demikian pula dengan kapal penangkap, masing‐masing memiliki ciri khas, ukuran, bentuk, kecepatan dan perlengkapan yang berbeda.
Kapal Perikanan secara umum terdiri dari: Kapal Penangkap Ikan, Kapal Pengangkut Hasil Tangkapan, Kapal Survey, Kapal Latih, dan Kapal Pengawas Perikanan
1. Kapal Penangkap Ikan
Kapal penangkap Ikan adalah kapal yang dikonstruksi dan digunakan khusus untuk menangkap ikan sesuai dengan alat penangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan termasuk manampung, menyimpan dan mengawetkan.
2. Kapal Pengangkut Hasil Tangkapan
Kapal pengangkut hasil tangkapan adalah kapal yang dikonstruksi secara khusus, dilengkapi dengan palkah khusus yang digunakan untuk menampung, menyimpan, mengawetkan dan mengangkut ikan hasil tangkapan. 3. Kapal Survey Kapal survey adalah kapal yang dikonstruksi khusus untuk melakukan kegiatan survey perikanan dan kelautan. 4. Kapal Latih Kapal latih adalah kapal yang dikonstruksi khusus untuk pelatihan penangkapan ikan 5. Kapal Pengawas Perikanan
Kapal pengawas perikanan adalah kapal yang dikonstruksi khusus untuk kegiatan pengawasan kapal‐kapal perikanan
Kapal Penangkap Ikan
2007
Oleh: Supardi Ardidja
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan 4
2.2
PENANDAAN KAPAL
Pemberian tanda bagi kapal perikanan dimaksudkan untuk mempermudah pemantauan, pengawasan dan evaluasi terhadap setiap pelaku penangkapan. Lampiran II dari FAO Technical Guide Line for Responsible Fisheries in Fishing Operation menyebutkan bahwa dari penandaan kapal ini dapat diketahui kebangsaan kapal, tidak merugikan konvensi internasional, nasional maupun bilateral. Berdasarkan Juklak Penandaan Sarana Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 392/Kpts/IK.120/4/99, penandaan kapal perikanan adalah sebagai berikut. Penandaan Kapal Perikanan Indonesia NO100‐0101‐10‐01‐3‐0000001 Arti Kode: N Kapal Indonesia 0100 Izin dikeluarkan dari Pemerintah Pusat 0101 Jenis alat penangkap ikan yang digunakan adalah Pukat Udang 10 Ukuran kapal 45 GT 01 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 3 Jalur Penangkapan 3 7 digit terakhir Kode kepemilikan kapal Warna Angka hitam di atas dasar putih
2.3
KLASIFIKASI KAPAL PENANGKAP IKAN
Pada dasarnya pengaturan pengoperasian kapal‐kapal perikanan di perairan Indonesia telah diberlakukan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 392/Kpts/IK.120/4/1999 tentang Jalur‐Jalur Penangkapan Ikan. Hal ini sejalan dengan perhatian dunia internasional tentang perlunya menjaga sumberdaya perikanan. Konferensi internasional tentang penangkapan ikan yang bertanggungjawab yang diselenggarakan pada tahun 1992 di Cancun (Mexico), telah menunjuk FAO untuk mempersiapkan suatu Konsep Pelaksanaan (Code of Conduct) untuk penangkapan ikan yang bertanggungjawab, yaitu Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF). Salah satu pasal dalam CCRF menyebutkan bahwa pengelolaan perikanan yang lestari dan bertanggungjawab perlu dilaksanakan dengan pemberian tanda terhadap kapal penangkap ikan, alat penangkap ikan dan alat bantu penangkapan ikan. Pemberian tanda
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan 5
ini dimaksudkan untuk mempermudah pemantauan, pengawasan dan evaluasi terhadap setiap pelaku penangkapan ikan. Hal ini selanjutnya akan lebih memudahkan pemerintah dalam pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan.
Klasifikasi Kapal Perikanan menurut daftar tipe kapal bedasarkan the International Standard Statistical Classification of Fishery Vessels (ISSCFV) code fishing vessels adalah sebagai berikut:
KLASIFIKASI KAPAL PERIKANAN
KAPAL PENANGKAP IKANKAPAL PUKAT TARIK Kapal pukat tarik samping Kapal pukat tarik buritan
Kapal pukat tarik. KAPAL PUKAT
Kapal pukat cincin Kapal pukat cincin tuna Kapal pukat kantong KAPAL PENGGARUK
Menggunakan penggaruk perahu Menggunakan penggaruk mekanik KAPAL JARING ANGKAT
Menggunakan perahu Kapal jaring angkat lain KAPAL PEMASANG PERANGKAP KAPAL JARING INSANG
KAPAL TALI PANCING Kapal pancing tangan Kapal rawai
Kapal rawai tuna
Kapal pancing joran (Huhate) - Tipe Jepang
- Tipe Amerika. Kapal pancing tonda
KAPAL MENGGUNAKAN POMPA UNTUK PENANGKAPAN KAPAL SERBA GUNA
Kapal pukat pancing tangan Kapal pukat tarik pukat cincin Kapal pukat tarik jaring hanyut Kapal serba guna
KAPAL PENANGKAPAN UNTUK REKREASI KAPAL PENANGKAPAN TIDAK DITETAPKAN KAPAL PERIKANAN LAINNYA
Kapal Induk
Kapal induk ikan asin Kapal induk pabrik Kapal induk tuna
Kapal induk untuk 2 kapal pukat cincin KAPAL PENGANGKUT
KAPAL RUMAH SAKIT
Kapal Penangkap Ikan
2007
Oleh: Supardi Ardidja
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan 6
KAPAL RISET PERIKANAN KAPAL LATIH PERIKANAN KAPAL PERIKANAN LAINNYA
LIST OF VESSEL TYPES OF THE
INTERNATIONAL STANDARD STATISTICAL CLASSIFICATION OF FISHERY
VESSELS (ISSCFV) CODE FISHING VESSELS
TRAWLERS
Side Trawler 01.02
Stern Trawler 01.10
Factory Stern Trawler 01.20
Freezer Stern Trawler 01.21
Wet-fish Stern Trawler 01.22
Freezer Side Trawler 01.23
Wet-fish Side Trawler 01.24
Outrigger Trawler 01.25
Freezer Trawler nei 01.26
Wet-fish Trawler nei 01.27
Beam Trawler 01.28
Trawlers nei 01.99
PURSE SEINERS
Tuna Purse Seiner 02.28
Purse Seiner nei 02.29
OTHER SEINERS
Seine Netter 03.10
Seiner nei 03.90
GILL NETTERS
Drift Netter 04.10
Gill Netter nei 04.90
TRAP SETTERS
Pot Vessel 05.10
Trap Setter nei 05.90
LONGLINERS Freezer Longliner 06.23 Factory Longliner 06.24 Wet-fish Longliner 06.25 Tuna Longliner 06.26 Longliner nei 06.27
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan 7
OTHER LINERS
Jigging Line Vessel 07.05
Handliner 07.10
Pole and Line Vessel 07.20
Troller 07.30
Liner nei 07.90
MULTIPURPOSE VESSELS
Seiner-Handliner 08.10
Trawler-Purse Seiner 08.20
Multipurpose Vessel nei 08.90
OTHER FISHING VESSELS
Dredger 09.10
Dredger Using Boat Dredge 09.11
Dredger Using Mechanical Dredge 09.12
Dredger nei 09.19
Lift Netter 09.20
Lift Netter Using Boat Operated Net 09.21
Lift Netter nei 09.29
Vessel Using Pump for Fishing 09.30
Platform for Mollusc Culture 09.35
Fishing Vessel nei 09.90
MOTHERSHIPS
Factory Mothership 10.32
Tuna Mothership 10.50
Mothership for 2-Boat Purse Seining 10.60
Mothership nei 10.90
Catatan : nei = not elsewhere indicated (Lainnya)
Klasifikasi Alat penangkap ikan didasarkan pada alat penangkap ikan yang dioperasikannya, menurut Klasifikasi Alat Penangkapan Ikan berdasarkan ISSCFG (International Standard Statistical Clasificaton of Fishing Gear) yang (diterjemahkan oleh BPPI Semarang, 1996): (DK P, 2007) adalah sebagai berikut:
NO PENGGOLONGAN SINGKATAN KODE KAPI
1 JARING LINGKAR JL 01.0.0
Jaring Lingkar Bertali Kerut (Pukat Cincin
JlPC 01.1.0Pukat Cincin Satu Kapal
JLPC‐1K 01.1.1Pukat Cincin Dua Kapal
JLPC‐2K 01.1.2Jaring Linngkar Tanpa Tali Kerut
(Lampara)
JLLa 01.2.0Kapal Penangkap Ikan
2007
Oleh: Supardi Ardidja
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan 8
2
PUKAT TARIK
PH 02.0.0Pukat Tarik Pantai
PHP 02.1.0Pukat Tarik Berkapal
PBH 02.2.0Payang
PBH‐Py 02.2.1Dogol
PBH‐Dg 02.2.2Cantrang
PBH‐Cn 02.2.3Lampara Dasar
PBH‐Ld 02.2.4Pukat Tarik Lainnya
PHL 02.9.03
PUKAT HELA
PH 03.0.0Pukat Hela Pertengahan
PHP 03.1.0Pukat Hela Pertengahan Berpapan
PHP‐Pp 03.1.1Pukat Hela Pertengahan Dua Kapal
PHP‐2K 03.1.2Pukat Hela Pertengahan Lainnya
PHP‐L 03.1.9Pukat Hela Dasar
PHD 03.2.0Pukat Hela Dasar Berpalang
PHD‐Pl 03.2.1Pukat Hela Dasar Berpapan
PHD‐Pp 03.2.2Pukat Hela Dasar Dua Kapal
PHD‐2K 03.2.3Pukat Hela Dasar Lainnya
PHD‐L 03.2.9Pukat Hela Lainnya
PHL 03.9.04
PUKAT DORONG
PD 04.0.0Pukat Dorong Tidak Berkapal
PDTK 04.1.0Pukat Dorong Berkapal
PDK 04.2.0Pukat Dorong Satu Jaring
PDK‐1J 04.2.1Pukat Dorong Dua Jaring
PDK‐2J 04.2.2Pukat Dorong Lainnya
PDL 04.9.0 5PENGGARUK
PG 05.0.0Penggaruk Tanpa Kapal
PGTK 05.1.0Penggaruk
PGK 05.2.06
JARING ANGKAT
JA 06.0.0Jaring Angkat Menetap
JAM 06.1.0Anco
JAM‐A 06.1.1Bagan Tancap
JAM‐BT 06.1.2Jaring Angkat Tidak Menetap
JATM 06.2.0Bagan Rakit
JATM‐BR 06.2.1Bagan Perahu
JATM‐BP 06.2.2Bouke Ami
JATM‐BA 06.2.3Jaring Angkat Lainnya
JAL 06.9.0© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan 9 7
ALAT YANG DIJATUHLAN/DITEBARKAN
AJT 07.0.0Jala Tebar
AJTT 07.1.0Jala Jatuh
AJTJ 07.2.0Jala Jatuh Tanpa Kapal
AJTK‐TK 07.2.1Jala Jatuh Berapal
AJTK‐K 07.2.2 Jala Jatuh LainnyaAJTL 07.9.0 8 JARING INSANG JI 08.0.0 Jaring Insang Hanyut JIH 08.1.0 Jaring Insang Tetap JIT 08.2.0 Jaring Insang Lingkar JILR 08.3.0 Jaring Insang Berlapis JIBL 08.4.0 Jaring Insang Lainnya JIL 08.9.0 9 PERANGKAP PR 09.0.0 Perangkap Jaring Terbuka PRJT 09.1.0 Belat PRJT‐B 09.1.1 Sero PRJT‐S 09.1.2 Perangkap Jaring Tertutup PRJTu 09.2.0 Perangkap Jaring Tertutup Bersayap PRJTu‐S 09.2.1 Perangkap Jaring Tertutup Tidak Bersayap PRJTu‐TS 09.3.0 Bubu PRB 09.4.0 Bubu Jaring PRBJ 09.4.0 Perangkap Ikan Peloncat PRIL 09.5.0 Muro Ami PRMA 09.6.0 Perangkap Lainnya PRL 09.9.0 10 PANCING PC 10.0.0 Pancing Ulur PCU 10.1.0 Pancing Berjoran PCJO 10.2.0 Rawai Tetap PCRT 10.3.0 Rawai Hanyut PCRH 10.4.0 Tonda PCT 10.5.0 Pancing Lainnya PCL 10.9.0 11 ALAT PENJEPIT DAN MELUKAI APM 11.0.0 Ladung LD 11.1.0 Tombak TB 11.1.1 Alat Penjepit dan Melukai Lainnya APML 11.9.0 12 ALAT PENANGKAP IKAN LAINNYA AAL 20.9.0
Sistem Pengkodean dan report dapat dilihat pada Lampiran 1 (International Standard Statistical Classification of Fishing Gear (ISSCFG) tanggal 29 July 1980, Lampiran 3 (Inmarsat Maritime Position Report).
Kapal Penangkap Ikan
2007
Oleh: Supardi Ardidja
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan
2.4
UKURAN KAPAL
Ukuran kapal dinyatakan dengan panjang, lebar dan draft, ukuran lainnya adalah bobot dan kecepatan kapal.
2.5.1 Panjang Kapal
Ukuran panjang kapal dinyatakan dengan ukuran sebagai berikut lihat Gambar 2.1: LOA ⎯ Length Over All LOA adalah panjang kapal yang diukur dari ujung paling depan haluan kapal hingga ujung paling belakang buritan kapal. LBP ⎯ Length Between Pependicular LBP yaitu panjang kapal yang diukur dari mulai garis tegak pada tepi air di linggi depan hingga garis tegak pada poros kemudi LWL ⎯ Length on the designed load water line LWL , yaitu panjang kapal yang diukur pada garis muatan penuh Gambar 2. 1 Ukuran membujur (longitudal) kapal 10
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan
2.5.2 Lebar Kapal
Ukuran lebar kapal dinyatakan dengan ukuran sebagai berikut lihat Gambar 2.2: B(extreme) ⎯ Extreme Breadth Extreme Breadth, yaitu lebar kapal pada bagian terlebar kapal yang diukur dari tepi luar kulit kapal di lambung kanan hingga tepi luar kulit kapal di lambung kanan sejajar lunasB(moulded) ⎯Moulded
Breadth
Moulded Breadth, yaitu lebar kapal pada bagian terlebar kapal yang diukur dari tepi dalam kulit kapal di lambung kanan hingga tepi dalam kulit kapal di lambung kanan sejajar lunas. . Gambar 2. 2 Ukuran melintang (transverse) kapal
2.5.3 Dalam
Ukuran dalam kapal dinyatakan dengan ukuran sebagai berikut lihat Gambar 2.2: D(moulded)⎯ Moulded Depth Moulded Depth, yaitu dalam kapal pada bagian tengah kapal (tipping center atau amidship) yang diukur dari titik terendah kapal hingga tepi atas geladak lambung bebas (continuous deck).Kapal Penangkap Ikan
2007
Oleh: Supardi Ardidja
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan 12
2.5.4 Sarat
Sarat (draft) adalah ukuran kapal yang diukur dari titik terendah badan kapal hingga garis air (water line) lihat Gambar 2.2. Sarat selalu berubah tergantung dari muatan kapal temasuk perbekalan kapal dan komponen alat penangkap ikan, awak kapal beserta keperluannya, masa jenis air laut dimana kaal mengapung.
2.5.5 Lambung Bebas
Lambung bebas (free board) adalah jarak tegak dari garis air hingga geladak lambung bebas (continuous deck) lihat Gambar 2.2. Lambung bebas selalu berubah‐ubah tergantung pada berat kapal beserta isinya, serta masa jenis air laut dimana kapal mengapung. 1. Tonase Daya angkut kapal yang digunakan sebagai parameter besaran kapal. Jenis tonnase adalah sebagai berikut: a) Isi Kotor Isi kotor (Gross Tonnage = Bruto Register Tonnage / GT= B.R.T), ialah isi sebuah kapal dikurangi dengan ruangan‐ruangan yang dikecualikan seperti: Dasar berganda (Double Bottom) Tarngki Ceruk Depan (Fore peak Tank) Tangki Ceruk Belakang (After peak Tank) Dek Rata (Shelter Deck) Dapur (Galley) Ruang akomodasi (Compliment) Ruang kosong di atas kamar mesin Dan lain‐lain b) Isi Bersih Isi bersih (Net Tonnage = Netto Register Tonnage / NT= N.R.T), ialah isi sejumlah ruangan yang tidak dapat dipakai mengangkut muatan seperti: Ruang akomodasi
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan 13 Ruang Sanitari Ruanga jangkar (chain Locker) Kamar Peta (chart room) Kamar radio (radio station) Gudang serang (bos'n store) Kamar mesin (engine room) c) Isi Tolak Isi Tolak atau Berat Benaman (Displacement) adalah jumlah dari: Berat kapal kosong hanya inveritaris tetap saja Berat muatan Berat bahan bakar, air tawar, pelumas, ballast, gudang. Berat perlengkapan dan inventaris tidak tetap d) Bobot Mati Bobot Mati (Dead Weight Tonnage = DWT) adalah jumlah dari: Berat muatan Berat bahan bakar Berat air tawar Berat ballas Berat isi gudang Berat inventaris tidak tetap. sehingga kapal tenggelam sampai mencapai sarat maksimum. e) Tonase Perlengkapan
Tonase perlengkapan (Equipment tonnage) ialah tonase yang diperlukan oleh Klasifikasi untuk menentukan ukuran dan kekuatan alat‐alat labuh (seperti: Jangkar, derek jangkar dan lain‐lain).
Kapal Penangkap Ikan
2007
Oleh: Supardi Ardidja
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan
f) Tonase Tenaga
Tonase Tenaga (Power Tonnage) adalah berat kapal kotor ditambah HP mesin penggerak kapal (BRT + HP mesin)
g) Berat Kapal Kosong
Berat kapal kosong (Light Displacement) adalah berat kapal hanya dengan inventaris tetap (tanpa muatan, tanpa bahan bakar, tanpa air tawar, tanpa ballas termasuk tanpa ABK).
2.5.6 Merkah Kambangan
Merkah kambangan atau merkah benaman, adalah sebuah tanda pada kedua lambung kapal untuk membatasi sarat maksimum bahwa sebuah kapal masih mempunyai daya apung cadangan yang cukup sehingga menjamin pula keamanan selama pelayaran.
Tanda ini dicat putih atau kuning dengan dasar gelap, atau dicat hitam dengan latar belakang warna muda, tujuannya agar supaya terlihat jelas. Semua garis‐garisnya mempunyai ketebalan 1" (1 inchi) = 25,4mm. Tanda ini dibuat dengan maksud, sebagai pembatas jumlah berat muatan yang diangkut sesuai dengan jenis kapal dan musim yang berlaku di tempat di mana kapal tersebut berlayar.
Gambar 2. 3 Plimsol Mark
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan Gambar 2. 4 Plimsol Mark kapal kayu Keterangan Gambar 2.3 dan 2.4: Tebal garis 1" Panjang garis dek 12" Diameter lingkaran 12" Panjang garis di tengah Jingkaran 18" Jarak dari tengah kapal ke garis tegak 21" ke depan Jarak dari S ke T dan S ke W V 48 kali sarat musim panas Jarak W ke WNA 2" atau 51,8 mm Jarak S ke F ... W/40 TPI Jarak F keTF V^ kali sarat musim panas Tinggi nama Biro Klasifikasi 4" Kedudukan garis S pada satu garis dengan garis tengah lingkaran Panjang garis‐garis musim 9". Kapal kayu: WNA segaris dengan LWNA LS ke LW 1/ 36 kali sarat musim panas LS ke LT V 1/ 48 kali sarat musim panas LFke LTF 1/ 48 kali sarat musim panas LT ke LTF w/ 40 TPI. 15
Kapal Penangkap Ikan
2007
Oleh: Supardi Ardidja
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan
2.5.7 Kecepatan Kapal
Kecepatan kapal terdiri dari kecepatan normal (service speed) dan kecepatan percobaan (trial speed). Kecepatan normal adalah kecepatan maksimum yang diijinkan selama berlayar atau dalam kondisi normal. Kecepatan percobaan adalah kecepatan yang mampu dicapai oleh kapal pada RPM maksimum pada saat dilakukan uji kecepatan kapal oleh yang berwenang (Klasifikasi).
2.5.8 Gambar Rencana Umum Kapal
Gambar rencana mum (General arrangement) adalah gambaran umum kapal yang terdiri dari gambar pandangan samping (side view), padangan atas (bird view). Selain itu pada gambar ini berisi ukuran utama kapal (principal dimension), Kekuatan mesin, dan complemen (Lihat Lampiran 1).
2.5
KAPAL PENANGKAP IKAN:
2.5.1 Kapal Pukat Cincin Tuna ⎯ ISSCFV: 02.28
Gambar 2. 5 Kapal Pukat Cincin
Kapal pukat cincin umumnya berbentuk ramping dengan geladak kerja di bagian buritan, ruang kemudi dan akomodasi di bagian haluan, bangunan slipway di buritan sebagai tempat penyimpan dan peluncuran skiff boat. Kapal‐kapal ini merupakan kelompok terbesar yang berukuran kecil hingga kapal yang berlayar ke samudra (open ocean going vessels).
Kapal pukat cincin adalah kapal yang paling penting dan efektif untuk menangkap sekumpulan (schooling) ikan yang berada di dekat permukaan. Sebagai sarana pengamatan ikan dibangun tempat panjarwala (crows nest) di tiang utama, pada kapal
pukat c dan heli
P
UKAT operasi yang da pukat c pukat sa Gam a) Puk Gambar dua pow penang menata dari lautP
UKAT yang u incin beruku ipad. T CINCIN DEN Pukat cinci penangkapa apat diatur se incin. Kapal aat tahapan mbar 2. 6 Kap sa kat cincin de r 2. 7 Purse wer block Pukat cinci kapan terlet jaring puka t ke kapal. T CINCIN TAN Purse seine umum digun © S uan besar (t NGAN SATU n dengan m an terletak d ecara vertika l ini dilegkap setting, purs pal Pukat Cin atu Power Bl engan dua P seine n dengan m tak di gelada at cincin danNPA
P
OWER r yang tanpa nakan di In Sekolah Tinggi una purse sP
OWER BL menggunaka di geladak b al maupun h pi dengan sk sing, hauling ncin ock Power block menggunaka ak tengah. n satu lagi di R BLOCK a menggunak ndonesia. i Perikanan - T eine) dibang LOCKan satu pow belakang. Po orisontal, un kiff boat yang
dan brailing
k
an dua pow Satu power igunakan se
kan power b Purse sein
gun bangunaan kuhus peengamatan
wer block, ower block ntuk menyes g berfungsi g, lihat juga G seluruh per di pasang p suaikan deng sebagai pen Gambar 2.5 d rlengkapan ada boom gan kondisi arik kapal, dan 2.6. Teknologi Pen wer block, block di pa bagai alat p perlengkapa asang di bur
enghibob pu an operasi itan untuk ukat cincin lock adalah k ne dioperas kapal purse sikan sebag seine kayu gian besar nangkapan Ikan 17
Kapal Penangkap Ikan
2007
Oleh: Supardi Ardidja
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan
menggunakan tenaga manusia kecuali pada tahapan pursing, dimana purse line dihibob menggunakan capstan.
2.5.9 Kapal Pukat Hela ⎯ ISSCFV: 01.00
Kapal Pukat Hela (trawler) adalah kapal yang didisain untuk menghela pukat hela di belakang kapal. Umumnya kapal‐kapal pukat hela memiliki geladak kerja di buritan kecuali untuk kapal hasil modifikasi dari kapal lain (kapal‐kapal niaga) yang digunakan untuk mengoperasikan kapal pukat hela samping (side trawl). Kapal pukat hela belakang (Stern trawl) dan kapal pukat hela samping dapat digunakan untuk mengoperasikan trawl dasar, pertengahan dan permukaan.
Bangunan atas (superstructure) ditempatkan di haluan dan geladak kerja di buritan. Gallows ditempatkan di tiang buritan juga dilengkapi dengan dewi‐dewi otterboard (stern gantry) untuk mengoperasikan otter board. Ada juga kapal pukat hela yang dilengkapi dengan net drum dan gilson‐winche untuk menggulung jaring trawl dan menangani hasil tangkap. Umumnya kapal pukat hela dilengkapi dengan dua buah gallows dengan towing block yang dipasang di tiang buritan sebagai block penghantar towing warp saat dioperasikan.
Kapal pukat hela melaksanakan seluruh tahapan operasi penangkapannya dilakukan di buritan. Kapal pukat hela dapat bekerja sendiri‐sendiri atau ganda (pair trawler) untuk mengoperasikan pukat hela pertengahan atau pukat hela dasar.
Hasil tangkapan ada yang langsung ditangani di atas dek dan untuk kapal‐kapal kapal pukat hela yang berukuran besar di lakukan di bawah dek (working spaces)
a) Kapal Pukat Hela Belakang (Stern Trawl) ⎯
ISSCFV:
01.10Jenis kapal ini dapat berukur-an hingga 200 GT. Kapal-kapal berukuran ≥ 300 GT dilengkapi dengan slip way dan roller di buritan, yang berfungsi sebagai alur pukat hela dari dan ke kapal.
Gambar 2. 8 Pukat Hela belakang
b) Kap Kapal P dari sam dihela d c) Kap Kapal H udang, belakan kapal.
2.6
Gamb Kapal p berpala rig gand pal Pukat He ukat Hela Sa mping teruta di belakang k pal Pukat Heela rig gand didisain unt g kapal mel
KAPAL PU
ar 2. 11 Kapa ukat hela be ng atau berb da. Kapal ini© S
ela Samping
amping ada ama saat ta apal seperti p
ela Rig Gand
Gam a (double rig uk menghel alui dua bua
KAT BERBI
al pukat hela erpalang (Be bingkai deng didisain dap Sekolah Tinggi g (Side Traw Gambar lah kapal ya hapan settin pada umum da (Double r mbar 2. 10 Pu g trawl ⎯ ou a dua atau ah rig yang dNGKAI (BEA
berpalang eam trawl) a an menggun at mengope i Perikanan - T wl) ⎯ISSCFV
2. 9 Pukat he ng didisain ng dan hau nya kapal-ka rigger Trawlukat Hela Rig ut rigger traw
lebih pukat dipasang me
AM TRAWL
dalah kapal nakan rig gan
rasikan dua a
V:
01.02 Teknologi Pen ela samping untuk meng ling. Sedan kal Pukat He l) ⎯ISSCFV
goperasikan ngkan tahap la lainnya. Ganda wl) atau dike hela untuk m enjorok ke kiL) )
⎯ ISSC
yang meng nda, mirip de atau lebih pu nangkapan IkaV:
01.25nal juga den menangkap iri dan kanan
CFV: 01.28
pukat hela an towing ngan pukat udang di n lambung goperasikan p engan kapal ukat hela berpukat hela pukat hela bingkai.
O
2.7
Gambar Kapal p dirancan keranga berukur2.8
peralata ditata d secara b ikan bai St2.9
dan me terbuka yang dio perlengKapal P
Oleh: SuparKAPAL PU
r 2. 12 Kapal pukat garuk ng untuk m an di dasarran besar dile
KAPAL JAR
Kapal jaring an yang digu di geladak un bergantian. ik untuk di ptick held dee
KAPAL JAR
Gill netter a eiliki geladak a. Oleh karen operasikan d kapan penaPenangk
rdi Ardidja © SKAT GARU
Pukat Garuk adalah term mengoperasi laut dengan engkapi dengRING ANGK
g angkat (L unakan untu ntuk menaikt Kapal‐kapal ermukaan ai p netRING INSAN
adalah kapal k terbuka, h na ukuran ka di laut terbuk angkapan. Kkap Ikan
Sekolah TinggiK
⎯ ISSCF
k masuk dalam ka pukat g n cara men gan rig bergaKAT
⎯ ISSC
Lift netter) k mengoper turunkan lift ini juga dilen ir maupun diNG
⎯ ISSC
yang didisai hingga yang apal sangat v ka. Jenis kap Kapal gillnetn
2
i Perikanan - TFV: 09.10
m kategori k aruk (dredg nghelanya di allow di setiaCFV: 09.20
adalah kap rasikan lift n t net di lamb ngkapi denga i bawah air ( BCFV: 04.10
n sangat sed berukuran variatif, dari pal ini tidak b t kecil umu2007
Teknologi Pen kapal pukat e) sebagai i belakang ap sisi kapal.pal yang did et berukura bung kanan d an lampu‐lam underwater hela dasar. pengumpul kapal. Kapa agan apung
0
derhana umu besar yang yang beruku banyak mem mnya mem nangkapan Ika disain dan n besar. Pe dan lambung mpu penarik fishing lamp Kapal ini kerang-al dredger dilengkapi eralatan ini g kiri kapal k perhatian p). umnya beruk beroperasi uran kecil hin merlukan pen iliki kamar kuran kecil di lautan ngga kapal nataan dan kemudi di n 20bagian mesin penang
2.10
dua, yai tipe Je dilakuka haluan. kapal di Palkah d menarik dengan berukur cukup d belakang ya inboard m kapan yang dKAPAL PA
Kapal Panci itu tipe Ame pang. Tipe an. Tipe am Pemancing i luar bulkwa ditempatkan Kapal pole & k atau mem sistem refr ran kecil de diawetkan de © S ang sekaligus esin terleta digunakan hNCING JOR
ng Joran (Po erika dan tipee kapal ini merika pema berdiri atau ark. Kamar k n di tengah‐te & line dileng mecah perhat rigerasi untu ngan sistem engan mengg Sekolah Tinggi s berfungsi ak langsung anyalah net
RAN
⎯ ISSC
ole & Line ⎯ e Jepang. Hu dibedakan ancingan dil duduk di pi kemudi dan a engah kapal gkapi dengan tian ikan. K uk menyimpa m operasi ha gunakan es. i Perikanan - T sebagai rua g dibawah hauler.CFV: 04.0
⎯ Huhate). T uhate yang d berdasarka akukan di b ila‐pila (play akomodasi . n tangki ump Kapal pole &an hasil tan arian (one d
ng akomoda ruang kem
asi, jika men mudi. Per nggunakan rlengkapan Teknologi Pen Tipe kapal Po dioperasikan an dimana buritan, seda ying deck) ya ditematkan pan hidup da & line beruk gkapan. Se day fishing), ole and line t n di Indonesia operasi pem angkan tipe ang dipasang di bagian bu an water spra kuran besar edangkan un ikan hasil terdiri dari a umumya mancingan Jepang di g sekeliling uritan (aft). ayer untuk dilengkapi ntuk ikapal tangkapan nangkapan Ikan 21
O
2.11
Factory belum tK
APAL dibedak operasi pula de negara kemudi lambun penataa Long lin untuk eKapal P
Oleh: Supar Pole &KAPAL RA
Kapal rawai Longliner, W teridentifikas LR
AWAI Kapal rawa kan antara t di buritan, s ngan kapal‐k memiliki ciri Kapal long ditempatka g kapal (bo an kompone ner pertenga nangkap ikaPenangk
rdi Ardidja © Sline tipe Jepa
WAI
⎯ ISS
(long liner) Wet‐fish Lon
si)
i adalah kap ipe Eropa d sedangkan je
kapal yang b khas. Namu
line tipe jep n di belakan ow side) den
n long line d ahan (Midwa n‐ikan pelag
kap Ikan
Sekolah Tinggi angCFV: 06.0.
dalam ISSCF ngliner, Tunapal yang dile an Jepang. epang setting berasal dari un demikian pang umum g atau sedik ngan mengg di tas kapal d ater longline gis besar.
n
i Perikanan - T.0
FG terbagi lag a Longliner d engkapi den Tipe eropa g dari burita Filipina, Taiw prinsip peng nya memilik kit ke tengah gunakan line ditentukan o er) umumnya Teknologi PenPole & line
gi menjadi ka dan Longline gan pancing mengoperas n dan haulin wan dan Tha goperasianny ki geladak k . Long line e hauler. oleh tipe long a berukuran
2
nangkapan Ika e tipe Amerik apal Freezer er nei (nei ad g. Tipe kapa sikan seluru ng di haluan. ailand. Masi ya tidak jauherja di halu umumnya d Sedagkan se g line yang d kapal sedan
2007
n 22 ka Longliner, dalah yang l long line h tahapan Demikian ng‐masing h berbeda. an. Kamar di tarik dari etting dan digunakan. ng didisainMeja se Line hauler etting dan lin © S dan gerban ne arranger d Ka Pen Sekolah Tinggi ng (gate) bia ditempatkan Kapal long li
apal long lin
Kapal long nataan dek lo i Perikanan - T asanya ditem di buritan. ne tipe Jepa e kayu Indon
line tipe Erop
ong lie sistem
mpakan di laambung kanaan haluan.
Teknologi Pen ng nesia pa m box nangkapan Ikan 23
O jelajah ( yang be yang sa
K
APAL ditarik s dengan refriger menang digerak sedang yangma Jawa d menggu sebagai 1 2 3 4 5Kapal P
Oleh: Supar Persyarata (endurance) erharga ini di ngat efisien LT
ONDA Kapal tonda sepanjang p geladak te asi dengan p gkap ikan‐ika kan dengan towing. Kapal tond asih menggu an Bawean. unakan boom sport fishing 1 Line Hau 2 Line spe 3 Guide ro 4 Protectiv 5 Guide roPenangk
rdi Ardidja © S an utama un yang cukup isimpanan d (efficient fre a (trolling) a ermukaan. rbuka hingg panjang 25 – an pelagis be mesin tapi j da berukura nakan layar . Baik yan m yang dipa g. uler edometer oller ve pipe oller (Tulip reckap Ikan
Sekolah Tinggi ntuk kapal lo terkait deng an dan diaw eezing storag adalah kapal Ukuran kap ga yang ber – 30 meter. Lesar yang be juga di pasa
n kecil yan r terutama y g berukuran asang di kan
6 Gu 7 Gu 8 Slo 9 Lin c.) 10 Ma
n
2
i Perikanan - Tong line ada gan fishing g wetkan denga
ge).
l yang mena al tonda ber rukuran bes
Lama operas erenang di de ang layar unt
ng umum d yangberoper
n besar ma an‐kiri kapa uide ring uide roller (ha ow conv. (ha ne hauler ain line
2007
Teknologi Pen alah memilik ground di sam an menggun angkap ikan rvariatif dari ar yag dilen si bia harianekat permuk tuk memper
dioperaikan asi di sekita aupun beruk l kecuali tro 11 auling) 12 uling) 13 nangkapan Ika ki kecepatan mudra. Hasil akan sistem dengan pan i yang beruk ngkapi deng bahkan bula kaan. Umum rtahankan h Side roller Line arrang Line tank di Indones ae Kepulauan kuran kecil olling yang n 24 dan daya angkapan pebekuan ncing yang kuran kecil gan sistem anan unruk mnya kapal aluan saat ger ia banyak n Karimun umumnya digunakan
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan 25
K
ESIMPULAN(1)
1. Kapal Perikanan secara umum terdiri dari Kapal Penangkap Ikan, Kapal Pengangkut Hasil Tangkapan, Kapal Survey, Kapal Latih, dan Kapal Pengawas Perikanan
2. Penandaan Kapal Pemberian tanda bagi kapal perikanan dimaksudkan untuk mempermudah pemantauan, pengawasan dan evaluasi terhadap setiap pelaku penangkapan.
3. Klasifikasi Kapal Penangkap Ikan Klasifikasi kapal penangkap ikan didasarkan pada alat penangkap ikan yang dioperasikannya. Menurut Klasifikasi Alat Penangkapan Ikan berdasarkan ISSCFG (International Standard Statistical Clasificaton of Fishing Gear) 4. Ukuran Kapal Ukuran kapal dinyatakan dengan panjang, lebar dan sarat (draugh),
ukuran lainnya adalah bobot dan kecepatan kapal.
P
ERTANYAANE
SSAY(1)
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kapal perikanan ? 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Kapal Penangkap Ikan?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Kapal Pengangkut Hasil Tangkapan? 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Kapal Survey?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Kapal Latih?
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Kapal Pengawas Perikanan? 7. Jelaskan apa tujuan dengan adanya penandaan kapal perikanan? 8. Jelaskan apa tujuan pengklasifikasian kapal perikanan?
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Ukuran Kapal? 10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan panjang kapal 11. Jelaskan apa yang dimasud dengan lebar kapal?
12. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sarat (draugh) kapal, 13. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bobot kapal?
14. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kecepatan kapal?. 15. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tonnase kapal?.
Kapal Penangkap Ikan
2007
Oleh: Supardi Ardidja
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan 26
P
ILIHANG
ANDA(1)
1. Menurut Kepmen nomor : KEP. 02/MEN/2002 Kapal Perikanan adalah kapal atau perahu atau alat apung lainnya yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan termasuk melakukan survai atau eksplorasi kelautan kecuali
A. Kapal Long line
B. Kapal purse seine
C. Kapal lampu D. Rakit Rumpon
2. Sebuah kapal bertanda NO100‐0101‐10‐01‐3‐0000001, maka angka N adalah
menandakan A. Kapal pukat udang B. Asal negara kapal terdaftar C. Ijin dari pemerintah pusat D. Ukuran kapal
3. Sebuah kapal bertanda NO100‐0101‐10‐01‐3‐0000001, maka angka 0100 adalah
menandakan A. Kapal pukat udang B. Asal negara ar C. Ijin dari ta D. Ukuran kapal terdaft pemerin pusat h kapal
4. Sebuah kapal bertanda NO100‐0101‐10‐01‐3‐0000001, maka angka 0101 adalah
menandakan
A. Kapal pukat B. Asal negara C. Ijin dari ta D. Ukuran udang kapal terdaftar pemerin pusat h kapal
5. Sebuah kapal bertanda NO100‐0101‐10‐01‐3‐0000001, maka angka 10 adalah
menandakan
A. Kapal pukat B. Asal negara kapal C. Ijin dari pemerintah D. Ukuran kapal udang terdaftar pusat
6. Sebuah kapal bertanda NO100‐0101‐10‐01‐3‐0000001, maka angka 3 adalah
menandakan
penangkapan pemerintah kapal
A. Kapal pukat udang
B. Jalur C. Ijin dari D. Ukuran
Ikan pusat
7. Sebuah kapal bertanda NO100‐0101‐10‐01‐3‐0000001, maka angka 0000001 adalah menandakan penangkapan Ikan pemerintah pusat kepemilikan kapal A. Kapal pukat udang
B. Jalur C. Ijin dari D. Kode
8. Panjang kapal yang diukur dari ujung paling depan haluan kapal hingga ujung paling belakang buritan kapal.
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan 27
9. Panjang kapal yang diukur yang diukur dari mulai garis tegak pada tepi air di linggi depan hingga garis tegak pada poros kemudi.
A. LOA B. LBP C. LWL D. LOF
10. Panjang ka ng diukur n pe
A. LOA B. LBP C. LWL LOF
pal yang diukur ya pada garis muata nuh. D.
T
UGAS(1)
Buatlah berdasarkan
sebuah paper kecil dari hasil Kunjungan ke sebuah pelabuhan perikanan, data dari sejumlah kapal yang ada di pelabuhan tersebut atau yang mendaratkan ikannya di pelabuhan tersebut, atau mintalah data tentang keragaan kapal perikanan di pelabuhan tersebut dari Kepala Pelabuhan setempat. Analisalah apakah sudah sepenuhnya mentaati aturan yang berlaku tentang penandaan kapal.
Kapal Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja
2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan 28
BAB III PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAPAL PERIKANAN
3.1
Deskripsi Singkat
Perencanaan pembangunan kapal perikanan merupakan awal dari sejumlah tahapan pembangunan kapal perikanan. Perencanaan pembangunan ini terdiri dari sejumlah pekerjaan yang harus dilakukan oleh pemilik kapal yang menghasilkan sejumlah kriteria yang akan digunakan oleh para perancang kapal (naval architect) dalam mendisain kapal yang akan dibangun.
Tahapan pertama adalah mengumpulkan berbagai informasi seperti, ikan apa yang akan ditangkap, dimana ikan akan ditangkap (fishing ground), metode dan teknik penangkapan ikan yang bagaimana yang akan dilakukan, jenis hasil tangkapan seperti apa yang akan didaratkan.
Tahapan kedua adalah menganalisa sejumlah informasi yang diperoleh sehingga pemilik dapat menentukan kapal perikanan seperti apa yang akan dibangun. Hal tersebut di atas harus sinergis sehingga para perancang kapal dapat mendisain kapal yang seefektif dan seefisien mungkin. Pada tahapan ini tentunya diperlukan konsultan ahli yang berkualitas di bidang perencanaan dan pembangunan kapal perikanan, sehingga hasil analisis tersebut akan berbentuk kriteria‐kriteria tertentu yang akan digunakan oleh pendisain kapal.
Tahapan ketiga adalah menuliskan semua analisa yang telah dilakukan dalam bentuk kebutuhan pemilik kapal (Owner requirement) yang berisi kriteria, persyaratan, ketentuan dan badan‐badan klasifikasi yang diperlukan.
3.2
Faktor penentu dalam perencanaan pembangunan kapal
Faktor‐faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pembangunan kapal yang juga akan mempengaruhi disain kapal penangkap ikan dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Species, lokasi, abundan, dan dispersi sumberdaya ikan 2. Metode, teknik dan alat penangkap ikan 3. Karakterisitk geografis dan cuaca area penangkapan ikan 4. Kelaikan kapal (seaworthiness) dan keselamatan awak kapal 5. Penanganan, pemrosesan dan penyimpanan hasil tangkapan 6. Kemampuan finansial
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan 29
7. Ketersediaan galangan kapal (boatbuilding) dan tenaga ahli penangkapan ikan. 8. Undang‐undang dan peraturan (regional dan internasional) yang dapat diterapkan
untuk kapal penangkap ikan, konstruksi dan perlengkapannya 9. Pemilihan dan ketersediaan bahan‐bahan pembangun kapal. 10. Kelangsungan usaha (economic viability)
Pemilik kapal harus menentukan target ikan apa dan hasil tangkapan seperti apa yang akan didaratkan. Informasi ini akan menentukan kriteria teknik penangkapan ikan, alat penangkapan ikan, perlengkapan penangkapan ikan, jumlah awak kapal, akomodasi, kecepatan kapal (ukuran mesin pendorong dan mesin‐mesin lainnya), ukuran palkah, tipe palkah dan jenis pengawetan ikan yang diinginkan.
Informasi fishing ground menyangkut kondisi perairan, jarak dari fishing base. Informasi ini akan menentukan kriteria bentuk kapal, ukuran kapal, perlengkapan navigasi, perlengkapan komunikasi, perlengkapan keselamatan, perlengkapan pendeteksi ikan, perlengkapan pendeteksi penangkap ikannya, kemampuan jelajah kapal (endurance).
3.3
Kebutuhan Pemilik atau Pengguna Kapal
Kebutuhan Pemilik (Owner requirement) yang ditulis setidaknya berisikan hal‐hal sebagai berikut: 1. UMUM 1.1. Deskripsi kapal (Description of the vessel). 1.2. Disain kapal (Design of the vessel). 1.3. Fitur (Features). 1.4. Deskripsi umum kapal (General description). 1.5. Ukuran‐ukuran utama (Principal particulars). 1.6 Perlengkapan (Complement) 1.7. Kapasitas (Capacities) 1.8. Rules, Regulations and Certificates 1.9. Pengawasan dan tenaga ahli (Inspection and workmanship) 1.10. Suku cadang (Spare parts), peralatan (tool) dan inventaris (inventory) 1.11. Pemeriksaan (Inspection), dan pengujian material (testing) 1.12. Pengujian dan percobaan kapal (Test and trial).
Kapal Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja
2007
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan 30 II. Bangunan Kapal (Hull Department) 2.1. Konstruksi bangunan (Hull construction) 2.2. Penataan perlengkapan kapal (Fittings) 2.3. Permesinan dek (Deck machinery) dan perlengkapan penangkapan ikan (fishing equipment) III. Permesinan (Machinery Department) 3.1 Deskripsi umum (General) 3.2 Mesin pendorong (Propulsion engine) 3.3 Propeller 3.4 Mesin pembangkit listrik (Generator engine) 3.5 Pompa‐pompa (Pumps) dan kompressor udara (air compressor) 3.6 Sistem refrigerasi (Refrigeration System) 3.7 Perlengkapan lainnya (Other equipment) 3.8 Peralatan kerja bangku (Work bench) IV. Perlistrikan (Electric Department) 4. 1 Deskripsi umum (General) 4.2 Pembangkit tenaga listrik (Generator) 4. 3 Panel Utama dan panel distribusi Generator (main switch board) 4. 4 Motors 4. 5 Penyimpanan batere (Storage batteries) 4. 6 Perlengkapan navigasi dan elektronik (Electronics and Nautical Equipment)
R
INGKASAN1. Faktor Penentu dalam perencanaan kapal adalah didasarkan atas ikan apa yang akan ditangkap, bagaimana menangkapnya, teknik penangkapan, fishing ground, ketersediaan bahan, kemampuan dan dukungan finasial, ketersediaan galangan dan tenaga arsitek kapal, peraturan, dan kelangsungan usaha.
© Sekolah Tinggi Perikanan ‐ Teknologi Penangkapan Ikan 31
P
ERTANYAANE
SSAY1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan perencanaan pembuatan kapal! 2. Jelaskan faktor apa saja yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan
pembangunan sebuah kapal penangkap ikan!
3. Jelaskan siapa sajakah yang terlibat dalam perencanaan pembangunan kapal penangkap ikan!
4. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan PT Klasifikasi Indonesia dan apa saja tugasnya!
5. Jelaskan hal-hal penting apa sajakah yang harus terwujud dalam rencana pembangunan kapal (owner requrement!
T
UGAS
Cobalah saudara wewancara sejumlah pemilik kapal, nakhoda kapal. Lalu simpulkanlah hasil wawancara saudara dalam bentuk paper kecil.
Kapal Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja
2007
© Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan 32
BAB IV INSTALASI TENAGA PENGGERAK KAPAL dan PERLISTRIKAN
Instalasi tenaga penggerak kapal merupakan tata letak (penataan) mesin penggerak utama (main engine), as propeller, dan propeller. Penataan ini telah dibangun oleh galangan kapal berdasarkan rancangan naval arsitek yang harus memperhitungkan efektifitas, efisiensi, ergonomik, keselamatan dan disetujui oleh yang berwenang.
Mesin Penggerak di kapal dibagi menjadi dua jenis, yaitu mesin penggerak kapal dan mesin‐mesin penggerak pembangkit listrik (electrical generator set). Instalasi perlistrikan adalah tata letak dan penataan seluruh jaringan listrik di kapal. Jaringan dan sistem kontrol listrik di kapal berdasarkan ketentuan SOLAS 1974 harus terdiri dari dua sistem. Sistem yang pertama adalah jaringan listrik biasa AC/DC, dan sistem yang kedua adalah jaringan sistem darurat. Jaringan sistem darurat harus menggunakan tenaga batterey (DC). Sistem perlistrikan harus dapat dikontrol baik sendiri‐sendiri maupun terpusat dan dilengkapi dengan sistem peringatan dan pencegahan bahaya.
Penataan instalasi tenaga kapal juga harus dapat menghindarkan para masinis dan montir yang memperbaiki kapal dari bahaya yang timbul akibat peralatan bergerak (motor, Vbelt, roda‐roda gigi, poros baling‐baling), penetrasi partikel‐partikel berbahaya ke mata, gas‐gas hasil pembakaran (exhaust gases), terpeleset akibat minyak pelumas atau bahan‐bahan pembersih, terutama apabila diakibatkan oleh adanya olengan kapal, serta tidak membatasi ruang gerak masinis saat melakukan pekerjaan pengontrolan dan perawatan mesin.
Dewasa ini pengontrolan mesin‐mesin modern dengan putaran cepat menggunakan sistem pengontrolan listrik (electrical system controlling) untuk menghindarkan para masinis dari bahaya (alat). Kedua jenis tenaga ini saling terikat satu sama lain sehingga istilah mesin bantu sudah kurang tepat untuk digunakan.
4.1
Instalasi Tenaga Kapal
Menginstalasi mesin penggerak kapal adalah pelerjaan yang membutuhkan keahlian khusus dan ketelitian ekstra. Instalasi tenaga penggerak kapal merupakan tata letak (penataan) mesin penggerak utama (main engine), as propeller, dan propeller. Penataan ini telah dibangun oleh galangan kapal berdasarkan rancangan naval arsitek yang harus memperhitungkan efektifitas, efisiensi, ergonomik, keselamatan dan disetujui oleh yang berwenang.