• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan * sikap

HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Univariat .1 Demografi Responden

Responden berasal dari Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Polonia dengan jumlah responden sebanyak 284 orangtua. Gambaran demografi responden orangtua meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, pengetahuan dan sikap tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak, seperti diuraikan berikut ini

Tabel 4 menunjukkan distribusi jenis kelamin dan usia responden orangtua. Diketahui bahwa responden perempuan lebih banyak yaitu sebanyak 169 orang (59,5%) sedangkan responden jenis kelamin laki-laki sebanyak 115 orang (40,5%). Selanjutnya diperoleh kelompok yang berusia 25-34 tahun sebanyak 27 orang (25,4%), 35-44 tahun sebanyak 166 orang (58,4%), diikuti 45-54 tahun sebanyak 41 orang (14,4%), dan kelompok yang berusia 55-64 tahun sebanyak 5 orang (1,8%).

Tabel 4. Distribusi responden menurut jenis kelamin dan usia

No Karakteristik n % 1 Jenis Kelamin: Laki-laki Perempuan 115 169 40,5 59,5 2 Usia: Total 284 100 25-34 tahun 35-44 tahun 45-54 tahun 55-64 tahun 72 166 41 5 25,4 58,4 14,4 1,8 Total 284 100 40

41

Tabel 5 menunjukkan distribusi tingkat pendidikan responden. Berdasarkan tingkat pendidikan formal tertinggi terakhir yang ditamatkan responden maka diperoleh kelompok yang paling banyak adalah yang berpendidikan sedang 151 (53,1%), kelompok pendidikan paling sedikit adalah kelompok pendidikan rendah sebanyak 34 (12%), dan kelompok yang berpendidikan tinggi sebanyak 99 orang (34,9%).

Tabel 5. Distribusi responden orangtua menurut pendidikan

Tingkat Pendidikan n % Tinggi • Perguruan tinggi Sedang • SMA Rendah • SD, SMP 99 34,9 151 53,1 34 12 Total 284 100

Kuisioner penelitian bagian pengetahuan terdiri dari 11 pertanyaan yaitu 2 bagian yaitu pembuka dan inti. Hasil penelitian menemukan responden yang tidak pernah memperoleh informasi lebih banyak yaitu sebesar 152 orang (53,5%) daripada yang pernah memperoleh informasi mengenai cedera gigi adalah sebanyak 132 orang (46,5%). Distribusi responden tentang sumber informasi mengenai cedera gigi. Informasi mengenai cedera gigi yang paling banyak diperoleh melalui dokter gigi yaitu sebanyak 60 orang (45,5%) dan yang paling sedikit didapatkan informasi yang berasal dari perawat/ bidan yaitu 2 orang (1,5%), informasi tentang cedera gigi yang didapat dari internet adalah 25 orang (18,9%), media cetak (majalah, koran) adalah 40 orang (30,3%), dan dilanjutkan dokter umum adalah sebanyak 5 orang (3,8%).

Tabel 6 menunjukkan distribusi responden menurut pengetahuan tentang penanganan darurat kasus trauma avulsi gigi permanen. Pengetahuan responden dalam tindakan yang harus dilakukan pertama sekali saat terjadi cedera pada gigi dan

mulut anak yang menjawab salah lebih banyak yaitu 169 orang (59,5%), dengan jawaban benar sebanyak 112 orang (39,4%), dan yang menjawab tidak tahu 3 orang (1,1%). Responden yang menjawab benar tentang pertanyaan jenis gigi yang terlepas pada kasus trauma avulsi lebih banyak yaitu 174 orang (61,3%) sedangkan yang menjawab salah adalah 84 orang (25,9%), dan tidak tahu 26 orang (9,2%). Jawaban yang salah paling banyak ditemukan pada pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan terhadap gigi anak yang terlepas yaitu sebanyak 244 orang (85,9%), yang menjawab benar 15 orang (5,3%), dan tidak tahu 25 (8,8%).

Responden yang menjawab benar paling banyak ditemukan pada pertanyaan waktu yang paling tepat untuk anak menerima perawatan medis yaitu 178 orang (62,6%) sedangkan yang menjawab salah 82 orang (28,9%), dan tidak tahu 24 orang (8,5%). Responden yang menjawab salah paling banyak ditemukan pada pertanyaan yang akan dilakukan oleh orangtua pada gigi yang jatuh ditempat yang kotor sebelum gigi tersebut akan dikembalikan ke posisi semula yaitu 144 orang (50,7%), sedangkan yang menjawab benar 97 orang (34,2%), tidak tahu 43 orang (15,1%).

Responden yang menjawab salah paling banyak ditemukan pada pertanyaan apabila gigi tidak langsung dikembalikan ke posisi semula, cara yang baik menurut orangtua untuk membawa gigi terlepas ke dokter gigi yaitu 197 orang (69,4%), sedangkan yang menjawab benar 32 orang (11,3%), dan yang tidak tahu 55 orang (19,3%). Responden yang menjawab salah paling banyak ditemukan pada pertanyaan media penyimpanan yang paling tepat yang akan digunakan untuk membawa gigi ke dokter gigi yaitu 201 orang (70,8%), jawaban benar paling sedikit yaitu 40 orang (14,1%), dan yang tidak tahu 43 orang (15,1%). Responden yang menjawab salah paling banyak ditemukan pada pertanyaan lamanya gigi dapat tetap sehat agar dapat dikembalikan ke posisi semula yaitu 121 orang (42,6%), dilanjutkan benar 66 orang (23,2%), dan tidak tahu 97 orang (34,2%). Responden yang menjawab benar paling banyak pada pertanyaan dimana orangtua akan membawa anak untuk mendapatkan perawatan lanjutan yaitu 266 orang (93,7%), dilanjutkan jawaban salah 14 orang (4,9%), dan tidak tahu 4 orang (1,4%).

43

Tabel 6. Distribusi responden menurut pengetahuan tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak

Pengetahuan

Tindakan yang seharusnya dilakukan pertama sekali

Benar Salah Tidak tahu Total

n % n % N % n %

112 39,4 169 59,5 3 1,1 284 100

Jenis gigi yang terlepas 174 61,3 84 29,5 26 9,2 284 100

Yang harus dilakukan pada gigi yang lepas

15 5,3 244 85,9 25 8,8 284 100

Waktu yang paling tepat untuk anak menerima perawatan medis

178 62,6 82 28,9 24 8,5 284 100

Yang akan dilakukan oleh orangtua pada gigi yang jatuh di tempat yang kotor sebelum gigi tersebut akan dikembalikan ke posisi semula

97 34,2 144 50,7 43 15,1 284 100

Apabila gigi tidak langsung dikembalikan ke posisi semula, cara yang baik menurut orangtua untuk membawa gigi terlepas ke dokter gigi

32 11,3 197 69,4 55 19,3 284 100

Media penyimpanan yang paling tepat yang akan digunakan untuk membawa gigi ke dokter gigi

40 14,1 201 70,8 43 15,1 284 100

Lamanya gigi dapat tetap sehat agar dapat dikembalikan ke posisi semula

66 23,2 121 42,6 97 34,2 284 100

Tempat orangtua membawa anak untuk mendapatkan

266 93,7 14 4,9 4 1,4 284 100

Tabel 7 menunjukkan distribusi kategori pengetahuan responden tentang penanganan darurat kasus trauma avulsi gigi permanen. Kategori pengetahuan yang paling banyak ditemukan pada kategori kurang yaitu 227 orang (80%), kategori yang paling sedikit yaitu kategori baik 18 orang (6,3%), dan kategori cukup adalah 39 orang (13,7%).

Tabel 7. Distribusi kategori pengetahuan responden tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen

Kategori Pengetahuan n %

Baik 18 6,3

Cukup 39 13,7

Kurang 227 80

Total 284 100

Tabel 8 menunjukkan distribusi responden menurut sikap tentang penanganan darurat kasus trauma avulsi gigi permanen. Responden yang menyatakan sangat setuju pada pernyataan setiap orangtua harus mengetahui tentang penanganan darurat cedera gigi dan mulut sebanyak 161 orang (56,6%). Responden yang menyatakan setuju pada pernyataan perlunya mencari gigi anak yang hilang sebanyak 108 orang (38%). Responden yang menyatakan setuju pada penyataan perlunya dilakukan pengembalian gigi anak yang terlepas sebanyak 109 orang (38,4%). Responden yang menyatakan setuju pada pernyataan cara membersihkan gigi anak yang kotor akibat terjatuh ditanah dengan cara gigi yang terlepas disikat sampai bersih sebanyak 119 orang (41,9%).

Responden yang menyatakan setuju pada pernyataan membawa anak dan gigi yang terlepas ke dokter gigi segera setelah cedera gigi dan mulut terjadi sebanyak 134 orang (47,2%). Responden yang menyatakan setuju pada pernyataan cara membawa gigi anak yang terlepas ke dokter gigi dengan dibalut menggunakan tissue sebanyak 138 orang (48,6%). Responden yang menyatakan tidak setuju pada pernyataan menyimpan gigi yang terlepas kedalam kantong berisi susu sebelum dibawa ke dokter

45

gigi sebanyak 113 orang (39,8%). Responden yang menyatakan setuju pada pernyataan kemauan orang tua menerima penyuluhan lebih lanjut tentang penanganan darurat cedera gigi dan mulut sebanyak 154 orang (54,2%).

Tabel 8. Distribusi responden menurut sikap tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen. No. Sikap n(%) SS S RR TS STS Total 1. Setiap orangtua 161 115 3 4 1 284 harus mengetahui (56,6) (40,5) (1,1) (1,4) (0,4) (100) tentang penanganan

darurat cedera gigi dan mulut.

2. Mencari gigi anak 57 108 50 64 5 284

yang hilang setelah (20,1) (38) (17,6) (22,5) (1,8) (100) terjadi cedera gigi

dan mulut.

3. Waktu 51 109 54 62 8 284

pengembalian gigi (18) (38,4) (19) (21,8) (2,8) (100) yang lepas dilakukan

segera setelah cedera terjadi.

4. Membersihkan gigi 68 119 26 63 8 284

yang terlepas pada (23,9) (41,9) (9,2) (22,2) (2,8) (100) tempat yang kotor

dengan cara disikat sampai bersih.

5. Membawa anak dan 97 134 18 32 3 284

gigi yang terlepas ke (34,2) (47,2) (6,3) (11,3) (1) (100) dokter gigi segera

setelah cedera gigi dan mulut terjadi.

6. Membawa gigi 37 138 40 62 7 284

terlepas ke dokter (13) (48,6) (14,1) (21,8) (2,5) (100) gigi dengan dibalut

menggunakan tissue jika gigi terlepas tidak langsung dikembalikan ke posisi semula.

No. Sikap n(%)

SS S RR TS STS Total

7. Menyimpan gigi 27 50 84 113 10 284

yang terlepas ke (9,5) (17,6) (29,6) (39,8) (3,5) (100) dalam kantong berisi

susu sebelum dibawa ke dokter gigi.

8. Bersedia menerima penyuluhan lebih lanjut tentang penanganan darurat cedera gigi dan

99 (34,8) 154 (54,2) 21 (7,4) 9 (3,2) 1 (0,4) 284 (100) mulut.

Tabel 9 menunjukkan distribusi kategori sikap responden tentang penanganan darurat kasus trauma avulsi gigi permanen. Kategori sikap responden yang paling banyak ditemukan adalah kategori baik sebanyak 214 orang (75,4%), yang paling sedikit adalah kateogori sangat baik 24 orang (8,4%) dilanjutkan kategori tidak baik 46 (16,2%).

Tabel 9. Distribusi katergori sikap responden tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen Kategori Sikap N % Sangat baik 24 8,4 Baik 214 75,4 Tidak baik 46 16,2 Total 284 100 4.1.2 Sosioekonomi responden

Sosioekonomi responden dalam penanganan darurat kasus trauma avulsi gigi permanen yang dikaji dalam penelitian ini meliputi faktor pekerjaan dan penghasilan sebagai berikut. Tabel 10 menunjukkan distribusi responden menurut status kerja. Kategori responden yang bekerja sebanyak 201 orang (70,8%) sedangkan yang tidak bekerja 83 orang (29,2%).

47

Tabel 10. Distribusi responden menurut status kerja

Karakteristik n (%) Pekerjaan Bekerja 201 (70,8) PNS 32 (11,3) Pegawai Swasta 54 (19) Petani 2 (0,7) Buruh 18 (6,3) Wiraswasta/ Pedagang 95 (33,5) Tidak Bekerja 83 (29,2) Total 284 (100)

Tabel 11 menujukkan distribusi responden menurut penghasilan. Tingkat penghasilan renponden paling banyak adalah rendah < Rp 1.500.000 (perkapita) yaitu sebanyak 201 orang (70,8%) sedangkan responden dengan tingkat penghasilan tidak rendah ≥ Rp 1.500.000 (perkapita) sebanyak 83 orang (29,2%).

Tabel 11. Distribusi responden menurut penghasilan

Penghasilan n % Tidak rendah (≥ Rp 1.500.000 (perkapita) ) Rendah (< Rp 1.500.000 (perkapita)) 83 29,2 201 70,8 Total 284 100

Tabel 12 menunjukkan distribusi responden menurut kategori sosioekonomi. Kategori sosioekonomi yang paling banyak ditemukan adalah kategori sedang yaitu 150 orang (52,8%), sedangkan yang paling sedikit adalah kategori baik dan kurang yaitu 67 orang (23,6%).

Tabel 12. Distribusi responden menurut kategori sosioekonomi Kategori Sosioekonomi n % Baik 67 23,6 Sedang 150 52,8 Kurang 67 23,6 Total 284 100

Dokumen terkait