• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENJUALAN JAVALAVA TAHUN 2013

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Objek Penelitian

3. Analisis Variansi Overhead Pabrik

Analisis variansi overhead pabrik pada bulan September 2014 terbagi menjadi dua bagian yaitu variansi overhead variabel dan variansi overhead tetap. Kesulitan dalam menelusur secara langsung biaya overhead pabrik yang dibebankan pada produk akan menjadikan pembebanan biaya yang tidak tepat. Hal ini menyebabkan harga yang dibebankan ke produk bukanlah harga murni mengingat sulitnya untuk

37

menelusur secara langsung berapakah biaya overhead pabrik yang akan dibebankan langsung pada produk yang dihasilkan. Berikut adalah hasil analisis variansi overhead pabrik variabel dan variansi overhead pabrik tetap yang telah dihitung.

a. Variansi Overhead Variabel

Dalam proses produksinya, overhead variabel yang digunakan pada bulan September 2014 terdiri dari biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya listrik,biaya telepon, biaya internet, biaya bahan penolong, dan biaya tidak langsung lainnya. Analisis variansi overhead variabel terdiri dari variansi pengeluaran overhead variabel dan variansi efisiensi overhead variabel.

 Variansi Pengeluaran Overhead Variabel

Analisis variansi pengeluaran overhead variabel selama bulan September 2014 disajikan dalam tabel 10 sebagai berikut.

Tabel 10

Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variabel Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014

Jenis

Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variabel Tarif

Sumber : Data Internal Javalava yang diolah.

1. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Tarif standar biaya tenaga kerja tidak langsung per jam tenaga kerja langsung pada bulan September 2014 yaitu sebesar Rp. 997

38

dengan realisasi sebesar Rp. 855,00. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terlihat bahwa terdapat variansi pada biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp. 500.000,00 atau sebesar 14% yang dikategorikan Favorable (F). Hal ini terjadi karena tarif aktual biaya tenaga kerja tidak langsung jumlahnya di bawah tarif standar biaya tenaga kerja tidak langsung sehingga hal ini akan menguntungkan bagi Javalava.

2. Biaya Listrik

Tarif standar biaya listrik per jam tenaga kerja langsung pada bulan September 2014 yaitu sebesar Rp. 103 dengan realisasi sebesar Rp. 114,00. Berdasarkan analisis variansi yang telah dilakukan terlihat bahwa terdapat variansi sebesar Rp. 40.000,00 atau 11% yang dikategorikan Unfavorable (U). Selisih tersebut dinilai signifikan atau diluar batas pengendalian manajemen (10 % dari jumlah standar).

Hal ini terjadi karena penggunaan listrik yang melebihi standar karena adanya pengerjaan ulang kaos–kaos yang tidak memenuhi standar sehingga hal tersebut dapat merugikan perusahaan.

3. Biaya Telepon

Tarif standar biaya telepon per jam tenaga kerja langsung pada bulan September 2014 yaitu sebesar Rp. 34,00 dengan realisasi sebesar Rp. 33,00. Setelah dilakukan analisis variansi terlihat bahwa terdapat variansi sebesar Rp. 5.000,00 atau sebesar 4% yang dikategorikan Favorable (F).

Hal ini terjadi karena penghematan yang dilakukan perusahaan dengan menggunakan telepon seperlunya saja sehingga variansi ini dapat menguntungkan bagi perusahaan.

4. Biaya Internet

Tarif standar biaya internet per jam tenaga kerja langsung pada bulan September 2014 sebesar Rp. 23,00 dengan realisasi sebesar Rp.

23,00. Berdasarkan hasil analisis variansi yang telah dilakukan tidak terdapat variansi.

39

Hal ini terjadi karena tarif aktual sama dengan tarif yang telah distandarkan karena tarif internet cenderung tetap setiap bulannya sehingga variansi tersebut tidak menguntungkan ataupun tidak merugikan bagi perusahaan.

5. Biaya Bahan Penolong

Tarif standar biaya bahan penolong per jam tenaga kerja langsung pada bulan September 2014 adalah sebesar Rp. 20,00 dengan realisasi sebesar Rp. 23,00. Berdasarkan analisis variansi yang telah dilakukan terdapat variansi sebesar Rp. 10.000,00 atau sebesar 14% yang dikategorikan Unfavorable(U). Selisih tersebut dinilai signifikan atau diluar batas pengendalian manajemen (10 % dari jumlah standar).

Hal ini terjadi karena penambahan biaya yang dikeluarkan untuk bahan penolong sehingga biaya yang dikeluarkan melebihi biaya yang telah distandarkan sehingga variansi tersebut dapat merugikan perusahaan.

6. Biaya Tidak Langsung Lainnya

Tarif standar biaya tidak langsung lainnya per jam tenaga kerja langsung pada bulan September 2014 sebesar Rp. 40,00 dengan realisasi sebesar Rp. 27,00. Berdasarkan analisis variansi yang telah dilakukan terdapat variansi sebesar Rp. 45.000,00 atau sebesar 32%

yang dikategorikan Favorable (F).

Hal ini terjadi karena biaya yang dikeluarkan untuk biaya tidak langsung lain - lain lebih kecil dari biaya yang telah distandarkan atau dengan kata lain tidak banyak biaya yang dikeluarkan untuk biaya tidak langsung lain-lain pada bulan September sehingga variansi ini akan menguntungkan perusahaan.

 Variansi Efisiensi Overhead Variabel

Analisis variansi efisiensi overhead variabel selama bulan September 2014 disajikan dalam tabel 11 sebagai berikut.

40

Tabel 11

Analisis Variansi Efisiensi Overhead Variabel Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014

Jenis

Analisis Variansi Efisiensi Overhead Variabel Jam TKL

Sumber : Data Internal Javalava yang diolah

Setelah dilakukan perhitungan analisis variansi efisiensi overhead variabel selama bulan September 2014 terlihat bahwa terdapat variansi sebesar 13% yang dapat dikategorikan Unfavorable(U). Variansi ini dapat terjadi karena dipengaruhi oleh penggunaan jam tenaga kerja langsung yang tidak efisien sehingga melebihi penggunaan jam tenaga kerja langsung yang telah distandarkan. Hal ini terjadi karena adanya kesalahan teknis dalam pembuatan kaos sehingga ada beberapa kaos yang tidak memenuhi standar kualitas dan harus dibuat ulang demi menjaga kualitas dari kaos yang dihasilkan oleh Javalava selain itu kesalahan teknis lain dan juga waktu tunggu yang tidak efisien juga mengakibatkan bertambahnya penggunaan jam tenaga kerja langsung.

b. Analisis Variansi Overhead Tetap

Analisis variansi pengeluaran overhead tetap selama bulan September 2014 disajikan dalam tabel 12 sebagai berikut.

41

Tabel 12

Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Tetap Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014

Overhead Tetap Biaya Aktual Biaya yang Dianggarkan

Analisis Variansi Biaya penyusutan gedung Rp. 800.000 Rp. 800.000 Rp. - Biaya penyusutan mesin Rp. 412.500 Rp. 412.500 Rp. - Biaya penyusutan peralatan Rp. 300.000 Rp. 300.000 Rp. - Sumber : Data Internal Javalava yang diolah

Overhead tetap yang digunakan yaitu berupa biaya penyusutan gedung, biaya penyusutan mesin dan biaya penyusutan peralatan. Dari hasil perhitungan analisis variansi yang telah dilakukan tidak terdapat variansi untuk overhead tetap karena besarnya biaya penyusutan pada bulan September sama dengan biaya penyusutan overhead tetap yang telah diangggarkan sehingga variansi ini tidak merugikan atau menguntungkan bagi perusahaan.

42

Tabel 13

Ringkasan Hasil Analisis Biaya Produksi Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014

Keterangan Biaya Produksi Analisis Selisih

Biaya Standar Biaya Aktual (Rp) F/U

BBBL

Kain Cotton Combed Rp 590.820.000 Rp 573.799.750 Rp 17.020.250 F Benang Jahit Rp 26.845.000 Rp 25.470.390 Rp 1.374.610 F Benang Obras Rp 91.100.000 Rp 85.927.500 Rp 5.172.500 F Sablon Rp 8.550.000 Rp 8.121.750 Rp 428.250 F Kantong Plastik Rp 2.166.000 Rp 1.902.800 Rp 263.200 F Total Biaya Bahan Baku

Langsung Rp 719.481.000 Rp 695.222.190 Rp 24.258.810 F BTKL Rp 35.998.560 Rp 38.610.000 Rp (2.611.440) U

BOP

Biaya Overhead Pabrik Variabel

Biaya tenaga kerja tidak

langsung Rp 3.111.111 Rp 3.000.000 Rp 111.111 F Biaya listrik Rp 320.000 Rp 400.000 Rp (80.000) U Biaya Telepon Rp 106.667 Rp 115.000 Rp (8.333) U Biaya Internet Rp 71.111 Rp 80.000 Rp (8.889) U Biaya bahan penolong Rp 62.222 Rp 80.000 Rp (17.778) U Biaya lain – lain Rp 124.444 Rp 95.000 Rp 29.444 F Biaya Overhead Pabrik

Tetap

Biaya penyusutan gedung Rp 800.000 Rp 800.000 Rp - - Biaya penyusutan mesin Rp 412.500 Rp 412.500 Rp - -

Biaya penyusutan peralatan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp -

-

Total Biaya Overhead

Pabrik Rp 5.308.055 Rp 5.282.500 Rp 25.555 F

TOTAL Rp 21.672.925 F

Sumber : Data Internal Javalava yang diolah

Berdasarkan hasil analisis variansi yang telah dilakukan pada biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dapat dilihat bahwa secara keseluruhan variansi antara biaya standar dengan biaya aktual untuk memproduksi 19.000 kaos di Javalava memiliki variansi sebesar Rp.

43

21.672.925,00 yang dikategorikan Favorable (F). Total biaya standar bahan baku langsung pada bulan September adalah sebesar Rp. 719.481.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 695.222.190,00 sehingga menimbulkan variansi sebesar Rp.

24.258.810,00 yang dikategorikan Favorable (F) .

Variansi tersebut disebakan karena potongan harga yang diberikan kepada Javalava untuk setiap bahan baku yang dibutuhkan dalam memproduksi kaos karena Javalava sudah menjadi pelanggan tetap dan membeli dengan jumlah yang besar. Hal tersebut sangatlah menguntungkan bagi Javalava meskipun secara efisiensi memiliki selisih yang Unfavorable karena adanya biaya tambahan yang dibutuhkan untuk pengerjaan ulang kaos–kaos yang tidak memenuhi standar kualitas dan juga kualitas dari bahan baku yang diperoleh Javalava.

Sedangkan biaya standar tenaga kerja langsung untuk memproduksi 19.000 kaos pada bulan September adalah sebesar Rp. 35.998.560 dengan realisasi sebesar Rp. 38.610.000 sehingga terdapat variansi sebesar Rp. 2.611.440 yang dikategorikan Unfavorable(U). Variansi tersebut disebabkan karena bertambahnya jam aktual tenaga kerja langsung pada bulan September meskipun secara tarif tenaga kerja langsung menghasilkan variansi yang Favorable (F).

Biaya standar overhead pabrik pada bulan September adalah sebesar Rp.

5.308.055 dengan realisasi sebesar Rp. 5.282.500 sehingga menimbulkan variansi sebesar Rp 25.555 yang dikategorikan Favorable (F) yang disebabkan biaya aktual yang lebih rendah dari biaya standarnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang biaya produksi yang telah dilakukan di usaha konveksi Javalava terhadap biaya standar yang seharusnya terjadi dengan realisasi yang sebenarnya terjadi pada bulan September 2014, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan penentuan biaya standar dalam memproduksi kaos selama bulan September 2014 di Javalava adalah sebagai berikut :

44 a. Biaya Bahan Baku Langsung Standar

Biaya bahan baku langsung standar terdiri atas harga bahan baku langsung standar dan kuantitas bahan baku langsung standar. Harga bahan baku standar ditetapkan berdasarkan tingkat harga rata-rata dari daftar harga toko grosir yang ditentukan oleh pemilik Javalava. Sedangkan untuk kuantitas bahan baku langsung standar ditetapkan sendiri oleh pemilik dengan menghitung pemakaian standar jumlah bahan baku per produksi.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar

Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri atas jam tenaga kerja langsung standar dan tarif upah tenaga kerja langsung standar. Jam tenaga kerja langsung standar selama periode bulan September 2014 adalah 3.120 jam sedangkan tarif upah tenaga kerja langsung standar adalah sebesar Rp.

11.538,00 per jam tenaga kerja langsung.

c. Biaya Overhead Pabrik Standar

Penetapan biaya overhead pabrik standar didasarkan atas anggaran flexibel yang ditetapkan oleh perusahaan.Biaya overhead pabrik standar terdiri atas biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap.

2. Pada bulan September 2014 terjadi variansi yang bersifat Favorable (F) dan Unfavorable(U) pada biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. Untuk biaya bahan baku langsung menghasilkan variansiFavorable (F) masing-masing sebesar Rp. 17.020.250,00 untuk bahan baku kain cotton combed, Rp 1.374. 610,00 untuk benang jahit, Rp.

5.172.500,00 untuk benang obras, Rp. 428.250,00 untuk sablon dan Rp.

263.200,00 untuk kantong plastik.Untuk biaya tenaga kerja langsung menghasilkan variansiUnfavorable (U) sebesar Rp. 2.611.440,00 dan untuk biaya overhead pabrik menghasilkan variansiFavorable (F) sebesar Rp.

25.555,00.

3. Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya selisih biaya produksi di Javalava pada bulan September 2014 adalah sebagai berikut :

a. Adanya potongan harga pada saat pembelian bahan baku.

45

b. Pengerjaan ulang, kualitas bahan baku dan kesalahan teknis pada saat proses produksi yang tidak dapat dihindari.

c. Ketrampilan tenaga kerja, waktu tunggu yang tidak efisien dan kesalahan teknis diluar pengendalian manajemen.

d. Perbedaan tarif standar dan tarif aktual karena kesepakatan besar upah yang diberikan kepada tenaga kerja langsung.

e. Kenaikan biaya overhead pabrik yang disebabkan oleh meningkatnya produksi serta kurangnya pengawasan dalam proses produksi menimbulkan terjadinya pemborosan.

Dokumen terkait