• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Wacana Model Theo van Leeuwen

Dalam dokumen Oleh : Nadia Ayu Fadhilah NIM : (Halaman 36-42)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

3. Analisis Wacana Model Theo van Leeuwen

Theo van Leeuwen memperkenalkan model analisis wacana untuk mengetahui bagaimana seseorang atau kelompok dimarjinalkan posisinya dalam suatu wacana. Dalam pandangan Theo, kelompok dominan lebih memegang kuasa dalam menafsirkan peristiwa yang terjadi dan berdampak pada pemaknaan secara buruk kepada kelompok yang tidak dominan.

Analisis Theo van Leeuwen secara umum menampilkan bagaimana pihak-pihak atau aktor ditampilkan dalam pemberitaan. Ada dua fokus dalam metode analisis ini, pertama proses pengeluaran

(Eksklusi) untuk menganalisis apakah dalam suatu teks berita, ada kelompok atau aktor yang dikeluarkan dalam pemberitaan, dan bagaimana strategi wacana yang digunakan untuk itu.

Kedua adalah proses pemasukan (Inklusi). Jika Eksklusi berhubungan dengan pertanyaan bagaimana proses suatu kelompok dikeluarkan dari teks pemberitaan, maka Inklusi berbicara tentang bagaimana masing-masing pihak ditampilkan lewat pemberitaan.7 Untuk lebih jelasnya mengenai proses eksklusi dan inklusi akan dijabarkan sebagai berikut :

a. Eksklusi

Eksklusi adalah proses pengeluaran aktor dalam suatu berita. Proses ini secara disadari atau tidak dapat melegitimasi suatu pemahaman tertentu. Seperti tidak adanya pihak yang dilibatkan atau bisa juga berguna untuk melindungi suatu aktor atau kelompok tertentu. Strategi eksklusi dapat diuraikan menjadi tiga, yaitu:

 Pasivasi

Salah satu bagian dari dari eksklusi adalah dengan menggunakan kalimat pasif. Pada dasarnya ini adalah proses bagaimana satu kelompok atau aktor tertentu tidak dilibatkan dalam suatu wacana.8 Biasanya penggunaan kalimat pasif diawali dengan imbuhan di- pada awal kalimat.

7 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 171

8

 Nominalisasi

Salah satu bagian eksklusi yang merupakan strategi untuk menghilangkan kelompok aktor sosial tertentu bisa juga melalui nominalisasi. Strategi ini berkaitan dengan pengubahan kata kerja (verba) menjadi kata benda (nomina). Nominalisasi tidak membutuhkan subjek, karena nominalisasi pada dasarnya merupakan proses mengubah kata kerja yang bermakna tindakan atau kegiatan menjadi kata benda yang bermakna peristiwa.9

Hubungannya dengan wacana pada media, Eriyanto berpendapat bahwa redaksi umumnya sering kali dan lebih senang memberitahukan suatu peristiwa dalam bentuk nominal dibandingkan dengan bentuk tindakan, mengingat bentuk nominal umumnya lebih menyentuh emosi khalayak.

 Penggantian Anak Kalimat

Penggantian subjek dapat dilakukan dengan menggunakan anak kalimat yang sekaligus berfungsi sebagai pengganti aktor.10 Alih-alih menghemat kalimat dan menganggap bahwa semua asumsi pembaca akan sama, tapi justru akan menyembunyikan aktor.

9 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 176

10

b. Inklusi

Menurut van Leeuwen, strategi wacana yang digunakan untuk menampilkan sesuatu, seseorang atau kelompok (inklusi) di dalam teks. Hadirnya peristiwa atau kelompok lain selain yang diberitakan bisa menjadi penanda yang baik bagaimana suatu kelompok atau peristiwa direpresentasikan dalam teks.

 Diferensiasi – Indeferensiasi

Penggunaan strategi wacana ini dapat diidentifikasi melalui bagaimana suatu kelompok atau peristiwa direpresentasikan dalam teks.11 Penghadiran kelompok yang disudutkan dibandingkan dengan menghadirkan kelompok yang lebih dominan dengan wacana yang lebih baik, sehingga kelompok yang tidak dominan akan terlihat buruk dan terpinggirkan.

 Objektivasi – Abstraksi

Menurut van Leeuwen, penyebutan dalam bentuk abstraksi seringkali berkaitan dengan pertanyaan apakah aktor sosial disebutkan dengan memberikan petunjuk yang jelas ataukah yang ditampilkan adalah abstraksi.12 Misalnya, ketika wartawan menyebutkan jumlah massa pada suatu peristiwa demonstrasi, wartawan dapat menunjuk angka yang jelas, atau membuat abstraksi seperti

11

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h.179

12

puluhan, ratusan, bahkan ribuan. Penyebutan dalam bentuk abstraksi biasanya tidak hanya disebabkan oleh ketidaktahuan wartawan mengenai informasi yang jelas, tetapi merupakan strategi wartawan untuk menampilkan sesuatu.

 Nominasi – Kategorisasi

Strategi nominasi – kategorisasi berkaitan dengan bagaimana cara aktor digambarkan dalam sebuah wacana. Apakah ditampilkan apa adanya atau dikategorikan (agama, status, bentuk fisik, dsb).13 Kategori yang ditonjolkan dalam pemberitaan dapat menunjukkan representasi bahwa suatu tindakan tertentu menjadi ciri khas yang selalu hadir sesuai dengan kategori bersangkutan. Bagaimana kategori dipakai oleh wartawan dapat menunjukkan hendak dibawa ke mana berita tersebut.

 Nominasi – Identifikasi

Strategi nominasi – identifikasi hampir mirip dengan kategorisasi. Keduanya berbicara mengenai bagaimana suatu kelompok, peristiwa atau tindakan didefinisikan. Perbedaannya terletak pada penambahan anak kalimat sebagai penjelas.14 Penambahan anak kalimat menentukan arah pembicaraan. Biasanya penambahan anak kalimat

13 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h.182

diarahkan kepada wacana yang buruk, sehingga akan mempengaruhi persepsi khalayak.

 Determinasi – Indeterminasi

Dalam pemberitaan sering kali aktor atau peristiwa disebutkan secara jelas, tetapi bisa juga disebutkan tidak jelas (anonim). Anonimitas dapat terjadi karena wartawan belum mendapatkan bukti yang cukup untuk menuliskannya, sehingga lebih aman untuk menulis secara anonim.15 Dengan membentuk anonimitas dapat menimbulkan kesan yang berbeda ketika berita tersebut diterima oleh khalayak.

 Asimilasi – Individualisasi

Asimilasi – Individualisasi adalah sebuah strategi wacana yang berkaitan dengan pertanyaan apakah aktor sosial yang diberitakan ditunjukkan dengan jelas kategorinya atau tidak.16 Ketika dalam pemberitaan yang disebutkan adalah komunitas atau kelompok sosial yang ditempatkan oleh aktor, itulah yang disebut asimilasi.

 Asosiasi – Disosiasi

Strategi ini berhubungan dengan pertanyaan apakah aktor atau suatu pihak ditampilkan sendiri ataukah dihubungkan dengan

15

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h.186

16

kelompok lain yang lebih besar.17 Strategi ini ingin melihat apakah suatu peristiwa atau aktor sosial dihubungkan dengan peristiwa lain atau kelompok lain yang lebih luas untuk mendapatkan makna yang lebih luas.

Dalam dokumen Oleh : Nadia Ayu Fadhilah NIM : (Halaman 36-42)

Dokumen terkait