• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saran

Dalam dokumen Oleh : Nadia Ayu Fadhilah NIM : (Halaman 104-155)

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka penulis ingin memberikan beberapa saran kepada Detikcom, segenap akademisi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM), khususnya Program Studi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan masyarakat umum, sebagai berikut : 1. Peneliti berharap agar Detik.com lebih ramah dalam pemberitaan penyandang disabilitas, khususnya dalam memberitakan Penyandang Disabilitas Mental. Jika diperlukan, Detikcom sebaiknya membuat kanal khusus disabilitas agar pemberitaan tentang disabilitas lebih berimbang.

2. Peneliti berharap agar para akademisi maupun mahasiswa meneliti dapat melakukan penelitian serupa maupun pengembangannya dengan berfokus pada produksi di ruang berita, tim redaksinya, maupun dampak yang ditimbulkannya. Selain itu, peneliti juga berharap agar para akademisi berani untuk mengeksplor penelitian

seputar pemberitaan disabilitas dalam media. Dengan demikian, atmosfir edukasi dan studi yang ada di FIDIKOM Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dapat lebih proporsional.

3. Peneliti berharap agar masyarakat secara umum mampu memilah informasi yang diterima. Selain itu, peneliti juga berharap agar masyarakat dapat memperbanyak bacaan dan memperluasi informasi agar tidak mudah terbawa oleh subjetivitas suatu pemberitaaan.

94

DAFTAR PUSTAKA

A. S. M, Romli. 2013. Jurnalistik Online -- Pengertian, Definisi, dan Karakteristik. Komunikasi UIN Bandung. Program Studi Jurnalistik dan Humas. (https://komunikasi.uinsgd.ac.id/ jurnalistik-online-istilah-definisi-dan-karakteristik/).

Ariastiarini, Eva Agustina. 2017. Kebijakan Redaksional Detikcom Pada Penentuan Isu Di Kanal “Hoax or Not”. Skripsi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. H. 37-38

Badara, Aris. 2012. Analisis Wacana Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012

Denis McQuail. 2000. Mass Communication Theories. Fourth Edition London: Sage Publication.

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Analisis Data, Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS Group.

Fikri, Sultoni. Marjinalisasi Masyarakat Miskin Atas Hak Kesehatan Di Kota Surabaya. (http://repository.unair.ac.id).

Hartanto, M.Felani Budi dan Isnenningtyas Yulianti. 2018. HAM Penyandang Disabilitas Mental di Panti Rehabilitasi Sosial. Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). HM, Zaenuddin. 2017. The Journalist, Bacaan Wajib Wartawan,

Redaktur, dan Mahasiswa Jurnalistik. Jakarta: Campustaka.

Marulitua, Bonardo. Komodifikasi, Disabilitas dan Televisi. Jurnal Cakrawala ISSN 1693 6248.

McQuail, Denis. 2000. Mass Communication Theories. Fourth Edition, London: Sage Publication.

Nugroho, Yanuar, dkk. 2013. Media dan Kelompok Rentan di Indonesia: Empat Kisah. Jakarta : Centre for Innovation Policy and Governance.

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rusadi, Udi. 2015. Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode. Jakarta: Rajawali Pers.

Smith, Brian. 2015. Mental Illness Stigma in the Media. The Review : A Journal of Undergraduate Student Research 16. (https://fisherpub.sjfc.edu/cgi/viewcontent.cgi).

Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Stout, Patricia A., Jorge Villegas, and Nancy A. Jennings. 2004. Images of Mental Illness in the Media: Identifying Gaps. Schizophrenia Bulletin, Vol. 30, No. 3.

Yazfinedi. 2018. Konsep, Permasalahan, Dan Solusi Penyandang Disabilitas Mental Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Kesejahteraan Sosial Vol XIV Nomor 26 Juli-Desember 2018.

Internet

Aksi Polisi Lumpuhkan Pria Berpisau di Sukabumi.

(https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4840321/aksi-polisi-lumpuhkan-pria-berpisau-di-sukabumi). Diakses pada 1 Februari 2020

Alfito Deannova Gintings. (https://www.linkedin.com/ in/agintings/originalSubdomain==id). Diakses pada 3 Juni 2020

Banjir Pujian! Driver Ojol Beri Makanan Orang Gangguan

Jiwa.

(https://food.detik.com/info-kuliner/d-4925180/banjir-pujian-driver-ojol-beri-makanan-orang-gangguan-jiwa). Diakses pada 10 Maret 2020

Competitive Analysis. (https://www.alexa.com/siteinfo/detik.com #section_competition). Diakses pada 24 Januari 2020

Detikcom Resmi Dibeli Chairul Tanjung Transcorp Rp 540 Miliar.(https://www.lensaindonesia.com/2011/08/04/detikcom

-resmi-dibeli-chairul-tanjung-terjual-rp-540-miliar.html). Diakses pada 19 November 2020.

Disabilitas di Media: Manusia atau Objek Hiburan?. (https://www.remotivi.or.id/video-detail/73). Diakses pada 1 Agustus 2020

Inside Detikcom (Redaksi). (https://www.detik.com/redaksi). Diakses pada 15 Mei 2020

Keluarga soal Pemobil Teriak Kafir: Pernah Dirukiah Lalu

Muntah Ulat. (https://news.detik.com/berita/d-4915888/

keluarga-soal-pemobil-teriak-kafir-pernah-dirukiah-lalu-muntah-ulat). Diakses pada 10 Maret 2020

Kenapa Media Mengistimewakan Ojol?. (https://www.remotivi. or.id/amatan/595/kenapa-media-mengistimewakan-ojol). Diakses pada 1 Agustus 2020.

Komnas HAM Republik Indonesia. Hak Penyandang Disabilitas

Mental Wajib Diperhatikan. (komnasham.go.id/n/696).

Diakses pada 1 Desember 2020

How the Stigma of Mental Health is Spread by Mass Media. (https://www.verywellmind.com/mental-health-stigmas-in-mass-media-4153888) Diakses pada 30 Agustus 2020

Media Representation of Disabled People. (http://www.disability planet.co.uk/critical-analysis.html). Diakses pada 29 Agustus 2020

Odilia Winneke Stiawati. (https://www.gpu.id/author-detail/34854/odilia-winneke-setiawati). Diakses pada 5 Juni 2020

Pandangan Islam Terhadap Penyandang Disabilitas.

(https://islam.nu.or.id/post/read/83401/pandangan-islam-terhadap-penyandang-disabilitas). Diakses pada 31 Agustus 2020.

Para Pengukir Sejarah Media Daring Indonesia.

(https:lokadata.id/artikel/para-pengukir-sejarah-media-daring-indonesia.) Diakses pada 9 Juni 2020

Paradigma Keliru tentang Penyandang Disabilitas.

(https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=t post/xview&id=249900345). Diakses pada 31 Agustus 2020. Pedoman Perilaku Penyiaran–Standar Program Siaran (P3-SPS)

(www.kpi.go.id). Diakses pada 15 Desember 2019

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39

Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.(

https://www.komnasham.go.id). Diakses pada 15 Desember 2019

Penyandang Disabilitas Mental. (https://mediadisabilitas.org /uraian/) Diakses pada 2 Juni 2020

Profil Alfito Deannova Ginting. (https://www.viva.co.id/siapa/ read/1022-alfito-deannova-ginting). Diakses pada 3 Juni 2020

Saat Orang Gangguan Jiwa Rekam e-KTP, Minta Bakso Jumbo Hingga Tertawa Sendiri. (https://news.detik.com/berita-jawa- timur/d-4511342/saat-orang-gangguan-jiwa-rekam-e-ktp-minta-bakso-jumbo-hingga-tertawa-sendiri). Diakses pada 1 Februari 2020

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas. (http://pug-pupr.pu.go.id/). Diakses Pada 24 April 2020.

Wawancara

Wawancara dengan Erna Mardiana, Redaktur Pelaksana Biro Jawa Barat pada tanggal 16 Juli 2020 melalui aplikasi Google Meet.

Wawancara dengan Noval Dhwinuari Antony, Redaktur Pelaksana Biro Makassar pada tanggal 18 Juli 2020 melalui aplikasi Google Meet.

Wawancara dengan Fatichatun Nadiroh, Redaktur Biro Jawa Timur pada tanggal 29 Juli 2020 melalui aplikasi Google Meet.

Wawancara dengan Devi Setya Lestari, Redaktur Detikfood pada tanggal 11 Agustus 2020 melalui aplikasi Google Meet dan Whats App.

100 LAMPIRAN Surat Bimbingan Skripsi

101 Surat Izin Penelitian

102 Transkip Berita

1. Transkip berita 1 berjudul Saat Orang Gangguan Jiwa Rekam e-KTP, Minta Bakso Jumbo Hingga Tertawa Sendiri (15 April 2019)

Senin, 15 Apr 2019 15:30 WIB Enggran Eko Budianto – detikNews

Mojokerto - Ada-ada saja tingkah lucu Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kota Mojokerto saat perekaman e-KTP. Sembari tertawa tanpa beban, dia meminta Wali Kota Ika Puspitasari untuk membelikan bakso berukuran jumbo.

Hasanah (60), hanya bisa terbaring di ruang tengah rumah adik iparnya, Kelurahan Miji, Kecamatan Kranggan. Dia tertawa sambil mengomel sendiri saat Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengunjunginya. Ika datang bersama petugas Dispendukcapil untuk merekam data biometrik Hasanah.

103

"Nyuwun bakso jumbo," kata Hasanah sembari tertawa saat diajak berbincang oleh Ning Ita, sapaan akrab Wali Kota Ika Puspitasari, Senin (15/4/2019).

Tanpa berfikir panjang, Ning Ita pun berjanji memenuhi permintaan Hasanah. Jawaban Wali Kota itu membuat Hasanah menuruti arahan petugas Dispendukcapil Kota Mojokerto yang merekam data biometrik miliknya. Perekaman ini untuk pembuatan e-KTP Hasanah. "Iya saya belikan bakso jumbo ya," ujar Ning Ita.

Adik ipar Hasanah, Hariati (58) mengatakan, Hasanah mengalami kekurangan gizi sejak kecil. Seiring berjalannya waktu, kejiwaan Hasanah terganggu. Menurut dia, selama ini Hasanah belum pernah mengikuti perekaman e-KTP.

"Sudah didatangi petugas tiga kali sejak November 2018, tapi gagal karena kondisinya ngedrop. Baru sekarang ini bisa perekaman," terangnya.

Selain ODGJ, hari ini petugas Dispendukcapil Kota Mojokerto juga menyisir warga yang sedang sakit untuk perekaman e-KTP. Petugas mendatangi RS Gatoel di Jalan Raden Wijaya tempat warga yang belum melakukan perekaman e-KTP sedang berobat.

Salah satunya Santoso (66), warga Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan. Di tempat itu juga petugas merekam data biometrik miliknya agar segera mendapatkan e-KTP. "Saya di sini karena kontrol penyakit saya, diabetes. Saya berterimakasih karena sudah didatangi untuk perekaman e-KTP," ujarnya.

104

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari atau Ning Ita menjelaskan, hari ini dan besok pihaknya fokus menyisir sekitar 60 ODGJ, penyandang disabilitas dan warganya yang sakit. Penyisiran itu untuk memastikan puluhan orang tersebut mempunyai e-KTP. Sehingga bisa menyalurkan hak pilihnya 17 April nanti.

"Amanah undang-undang, seluruh warga negara, bahkan orang gila wajib ikut Pemilu. Hari ini Dispendukcapil menuntaskan ada 24 ODGJ dan 10 orang sakit yang didatangi," jelasnya.

Ning Ita memastikan, para penyandang disabilitas, ODGJ maupun warga yang sedang sakit akan tetap bisa menyalurkan hak pilihnya meski tak bisa datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). "Sudah kami kondisikan untuk pencoblosan supaya dijemput bola," tandasnya. (fat/fat)1

2. Transkip berita 2 berjudul Aksi Polisi Lumpuhkan Pria Berpisau di Sukabumi (30 Des 2019)

1

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4511342/saat-orang-gangguan-jiwa-rekam-e-ktp-minta-bakso-jumbo-hingga-tertawa-sendiri), Saat

Orang Gangguan Jiwa Rekam e-KTP, Minta Bakso Jumbo Hingga Tertawa Sendiri, diakses pada 1 Februari 2020.

105

Syahdan Alamsyah – detikNews Senin, 30 Des 2019 15:49 WIB

Sukabumi – Seorang pria berkaus merah berkalung tasbih tiba-tiba mengamuk sambil mengacung-acungkan pisau ke warga di dekat minimarket di Jalan Nyomplong, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Beruntung, saat itu seorang anggota kepolisian berpangkat Brigadir berada tidak jauh dari lokasi.

Polisi bernama lengkap Brigadir Tawakal Muhammad Bintang itu saat kejadian memang tengah lepas piket dalam perjalanang pulang. Melihat kejadian itu, ia memarkirkan kendaraannya lalu mendekat. Ia mengaku sempat diancam pisau oleh pria tersebut.

“Pria itu menghunuskan pisau ke warga, saya turun dari mobil pas mendekat dia juga sempat ngancam acungkan pisau. Saya balik gertak dia lari saya kejar, begitu kepegang pundaknya saya langsung lumpuhkan,” ujar Tawakal kepada detikcom, Senin (30/12/2019).

Beberapa kali pria tersebut meronta dan berusaha melawan. Namun karena posisinya terkunci perlawanannya sia-sia. Saat itu, Tawakal tak sendiri ada anggota polisi dari Polres Sukabumi Kota lainnya yang berada di lokasi, Bripka Solehudin personel Humas yang membantu memegangi pria yang belakangan diketahui berinisial HS tersebut.

“Dia bantu megangin pria itu, begitu sudah jatuh langsung pasang borgol dan ambil pisaunya. Bang Soleh langsung ambil radio komunikasi dan meminta bantuan

106

personel patroli Polsek Warudoyong,” lanjut Tawakal yang mengaku menguasai beladiri Judo tersebut.

Peristiwa diamankannya H oleh Polisi tersebut sontak menjadi pusat perhatian warga sekitar maupun pengguna jalan yang melintas hingga sempat menyebabkan arus lalulintas terganggu. Tidak lama berselang, patroli polsek Warudoyong tiba di tempat kejadian perkara dan mengamankan H ke Polsek Warudoyong.

Dihubungi terpisah, Kapolres Sukabumi Kota AKBP Wisnu Prabowo mengapresiasi anggotanya yang spontan mengamankan pria yang tiba-tiba mengamuk dan mengacungkan pisau ke warga tersebut.

“Pria itu sempat mengancam dan mengacungkan pisau kepada pengendara sepeda motor dan warga, anggota tersebut spontan dan melumpuhkan ancaman yang terjadi. Saya sangat apresiasi terhadap sikap responsif anggota tersebut karena bila tidak diamankan, khawatirnya malah akan jatuh korban” jelasnya.

Informasi terakhir, pria yang mengacungkan pisau tersebut langsung dibawa ke RSUD R Syamsudin SH karena diduga berstatus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). “Pria inisial HS tersebut sudah dibawa personel kita ke rumah sakit untuk pemeriksaan, diduga mengalami gangguan jiwa,” ujar Wisnu.2

2 (https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4840321/aksi-polisi-lumpuhkan-pria-berpisau-di-sukabumi), Aksi Polisi Lumpuhkan Pria Berpisau

107

3. Transkip berita 3 berjudul Keluarga soal Pemobil Teriak Kafir: Pernah Dirukiah Lalu Muntah Ulat (26 Februari 2020)

Hermawan Mappiwali - detikNews Rabu, 26 Feb 2020 18:50 WIB

Makassar - Baharuddin diamuk massa karena menabrak puluhan motor sambil berteriak 'kafir' di Makassar. Keluarganya angkat bicara mengenai teriakan kafir tersebut.

"Memang dari dulu begitu, kalau kerasukan lagi kayak napandang orang semua kafir," ujar seorang sepupu istri Baharuddin, Nurhijrah alias Ira (23), kepada wartawan di RS Bhayangkara Polda Sulsel, Jl Andi Mappaoddang, Rabu (26/2/2020).

Baharuddin disebut keluarganya kerap mengamuk sejak remaja, alias sebelum menikah. Hingga sekarang, Baharuddin kerap menganggap semua orang kafir setiap kali dia mengamuk.

108

"Begitu terus. Kalau kambuh lagi, dia bilang 'mana itu semua kafir ka, mau kubunuh mau kupukul semua itu," ujar seorang keluarga Baharuddin lainnya, Yanti (35).

Yanti menceritakan, Baharuddin sudah berulang kali mengamuk dan menyerang warga di Jeneponto. Akibat kondisinya itu, Baharuddin juga telah berulang kali berobat, baik di rumah sakit jiwa maupun berobat secara syariah.

"Berulang kali mi juga itu dirukiah sama ustaz. Pernah dia itu dirukiah muntah-muntah keluar ulat dari mulutnya," ujar Yanti.

"Tapi begitu mi, sempat sembuh tapi dia ini kambuh lagi, berobat lagi, tidak lama kambuh lagi," sambung Yanti. Diberitakan sebelumnya, Baharuddin memang telah tiga tahun belakangan dirawat oleh salah satu dokter psikiater di Makassar.

"Ternyata setelah kami mendalami, yang bersangkutan tiga tahun sebelumnya merupakan pasien salah satu dokter psikiater di Makassar," kata Karumkit RS Bhayangkara Polda Sulsel Kombes dr Farid Amansyah saat dimintai konfirmasi terpisah.

Namun, kata dr Farid, proses berobat yang selama ini dijalani Baharuddin tidak berjalan teratur. Alhasil, gangguan kejiwaan yang dialami Baharuddin justru menjadi akut.

"Jadi gangguan kejiwaan yang akut ini terjadi pada orang yang sudah lama berobat namun terputus sehingga bisa

109

lagi bangkit episode-episode menjadi psikotik dan paranoid, tapi kami akan mendalami itu," katanya.3

4. Transkip berita 4 berjudul Banjir Pujian! Driver Ojol Beri Makanan Orang Gangguan Jiwa

Devi Setya - detikFood Kamis, 05 Mar 2020 12:30 WIB Jakarta - Seorang driver ojek online mendapat banyak pujian dari netizen setelah melakukan aksi sosial. Ia memberikan makanan untuk orang dengan gangguan jiwa. Sebagian besar orang akan spontan menjauhi orang dengan gangguan jiwa. Apalagi yang sudah lama terlantar di jalan dan tampil dengan lusuh.

Tapi tidak dengan driver ojol baik hati ini. Tidak diketahui siapa driver ini, ia juga diduga tidak mengenal orang dengan gangguan jiwa yang ditemuinya. Dalam video

3 (https://news.detik.com/berita/d-4915888/keluarga-soal-pemobil-teriak-kafir-pernah-dirukiah-lalu-muntah-ulat), Keluarga soal Pemobil Teriak

110

yang diunggah lewat instagram @dramaojol.id, driver ini tampak menegur orang dengan gangguan jiwa.

Sambil jongkok, ia mendekati pria yang kelihatan lusuh dan berantakan. Mengetahui ada driver ojol yang mendekati, pria dengan gangguan jiwa ini langsung terduduk sambil merapikan rambutnya.

Sekilas terdengar percapakan antara driver ojol dan pria ini namun tak terdengar jelas isi percakapannya. Tak hanya menyapa pria malang ini, ia kemudian juga memberikan sebungkus makanan lengkap dengan minumnya. Pria dengan gangguan jiwa ini tampaknya sangat lapar, ia langsung menyambar bungkusan makanan dan membukanya. Saat hendak melahapnya dengan tangan, driver ojol lebih dulu menyuruhnya cuci tangan.

Menuruti arahan driver ojol, pria ini mencuci tangannya dengan sebungkus air setelah itu barulah ia makan. Sambil duduk di pinggir jalan, pria dengan gangguan jiwa ini makan dengan lahap.

Unggahan video dengan caption "Memanusiakan manusia" ini pun mendadak ramai. Meski baru diunggah beberapa jam, video sudah dilihat lebih dari 100 ribukali. Ratusan komentar pujian dan doa pun mengalir untuk driver ojol ini. "Ini mah ojol berhati malaikat," tulis satu netizen. "MasyaAllah abang ojol, semoga rejekinya dilipatgandakan Allah, aamiin," ujar netizen. "Emang kadang orang-orang

111

kecil yang justru punya empati sama orang lain ya," pungkas netizen.4

4 (https://food.detik.com/info-kuliner/d-4925180/banjir-pujian-driver-ojol-beri-makanan-orang-gangguan-jiwa), Banjir Pujian! Driver Ojol Beri

112 Transkip Wawancara

1. Wawancara dengan Redaktur Biro Jawa Timur

Dokumentasi undangan wawancara dengan Redaktur Biro Jawa Timur

Narasumber Fatichatun Nadiroh

Jabatan Redaktur Biro Jawa Timur Tanggal 29 Juli 2020

113

Dokumentasi wawancara via Google Meet dengan Redaktur Biro Jawa Timur

1) Bagaimana sejarah berdirinya Detik.com Biro Jawa Timur?

Kalau berdirinya Detik.com sejak 1998. Tapi, untuk Biro Jatim sendiri baru berdiri tahun 2007. Nah, awal buka saya sudah bergabung. Dulu itu, Detik.com terpusat di Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek). Tapi informasi-informasi di luar Jakarta itu juga banyak terjadi. Akhirnya, bukalah biro di Jawa Timur untuk mengcover dari semua berita politik, ekonomi, dan macam-macam. Karena Surabaya dan Jawa Timur cukup banyak pembacanya. Jadi pada akhirnya pembaca kita akhirnya menyebar dimana-mana.

114

2) Kalau sistem koordinasinya bagaimana ya mbak antara Detiknews dan Biro Jawa Timur?

Jadi setiap malam, kami akan selalu melakukan koordinasi dengan Jakarta. Kira-kira apa isu yang besok akan diangkat atau dikembangkan esok harinya. Kalau dulu mungkin by phone ya atau pakai BBM. Kalau sekarang kita punya grup whatsapp online seperti ini, jadi lebih mudah untuk berkoordinasi. Setiap saat kita bisa berkoordinasi, tidak harus malam atau pagi, kaya setiap saat.

3) Kalau untuk proses penyuntingan beritanya, bagaimana prosesnya?

Jadi di sini ada 3 orang, istilah penyuntingan namanya editor. Tapi kalau di grup Detik namanya penulis. Jadi editor ini bertugas untuk menyunting, merapihkan, dan memfokuskan penulisan reporter yang ada di lapangan. Tentu saja kita terus koordinasi, terutama untuk isu-isu yang nasional ya, seperti yang sekarang tentang prostitusi, atau corona, itu yang lagi hangat kan. Nah itu yang kita angkat. Tentu saja kita harus bisa mencuri pembaca yang memang saat ini sedang fokus dengan isu cluster corona, atau prostitusi yang ada di bandara. Itu kita harus pandai-pandai mencuri pembaca. Jadi kami saling berlomba-lomba untuk mendapatkan isu yang menarik.

115

4) Bagaimana redaksi biro Jawa Timur menentukan suatu isu?

Ada rapat redaksi, mungkin ada ide yang ingin kita keluarkan ke forum, ini bisa pagi atau malem pada saat itu juga. Kalau peristiwa kaya ODGJ ya misalnya, kita langsung wa by phone aja, kaya di grup, ini yang harus kita kembangkan isunya.

5) Baik, di salah satu pemberitaan Biro Jawa Timur kan mengangkat pemberitaan tentang Penyandang Disabilitas Mental (PDM) atau ODGJ berjudul “Saat Orang Gangguan Jiwa Rekam e-KTP, Minta Bakso Jumbo Hingga Tertawa Sendiri” yang masuk dalam kanal Detiknews. Apa yang mendasari Biro Jawa Timur untuk mengangkat pemberitaan tersebut?

Kalau itu, ketika semua warga harus merekam e-KTP tanpa terkecuali, jadi orang-orang kaya ODGJ dan lansia, itu juga harus merekam e-ktp. Jadi kalau lansia mungkin lebih mudah. Kalau ODGJ kan agak susah. Berkali-kali petugas itu kan tidak bisa menaklukan orang-orang ODGJ yah. Ada kesulitan tersendiri. Tapi, pada akhirnya, dinas-dinas daerah harus lebih mendekatkan diri untuk mendapatkan perekaman e-KTP.

Pada waktu itu kebetulan walikotanya ya yang turun tangan, akhirnya mendekati ODGJ untuk rekaman sidik jari.

116

Mungkin karena perempuan kali ya, jadi lebih memahami dan mengerti, apa sih keinginan dari ODGJ tersebut. Karena wali kota ini juga perempuan.

Apalagi ODGJnya ini sudah sepuh ya. Jadi wali kotanya ngalem, dan bisa memahami itu. ketika meminta bakso, ia mendekatinya dengan lembut. Akhirnya ODGJ ini memberikan apapun yang diminta wali kota dia menurut. Saya pikir, jika dibaca oleh para pembaca, ini bisa disebut cara pendekatan dengan ODGJ. Seperti wali kota ini yang sifat perempuannya diturunkan.

6) Selain itu, apa yang mendasari Biro Jawa Barat memutuskan untuk memberitakan hal tersebut?

Ya itu tadi, karena orang pada dasarnya takut. Orang disabilitas mental atau ODGJ bisa didekati kok kalau kita mau memahami. ODGJ kalau diusir mereka nurut aja. Beda lagi kalau yang sudah kelaparan, itu kalau diusir bisa marah. Banyak kan yang reaktif dan responnya sangat keras. Tapi ada juga ODGJ yang lempeng. Mungkin bisa menjadi ilmu bagi para pembaca, tidak harus dengan kekerasan. Karena dengan kelembutan bisa.

7) Saya menyoroti beberapa teks di dalam pemberitaan, seperti “ Ada-ada saja tingkah lucu Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) …”, mengapa redaksi memilih bentuk narasi tersebut?

117

Jadi gini, di teknik pemberitaan itu ada yang straight news, soft news dan feature. Soft news ada intinya menceritakan hal-hal yang membuka dengan hal yang menarik. Kalau straight kan biasanya langsung, seperti : “Wali kota Eka Puspita Sari bertemu dengan ODGJ yang terbaring di rumah.” Tapi kalau soft, kita harus membuat kalimat yang menarik perhatian.

Yang menarik itu, ya yang sifatnya bahwa ini akan

Dalam dokumen Oleh : Nadia Ayu Fadhilah NIM : (Halaman 104-155)

Dokumen terkait