• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Mekanisme Rantai Pasok

ANCAMAN (T) 1 Harga produk olahan

karet yang fluktuatif 2. Rendahnya biaya

produksi di negara lain

3. Daya tawar pekerja yang meningkat

ST

1.Mengutamakan kualitas produk sebagai nilai saing utama dengan perusahaan lain. (S5&T2)

2.Menekan biaya produksi dengan melakukan berbagi efisiensi. (S2,6&T1,3)

WT

1. Pembinaan yang lebih baik kepada karyawan sehingga kualitas bahan yang dihasilkan baik. (W2,4,5&T2)

2. Penerapan TQM (W1-5&T1,2)

Gambar 18 Matrik SWOT

Subsistem Pengukuran Kinerja Rantai Pasok

Subsistem ini berisi model pengukuran kinerja rantai pasok. Di dalam peta strategi yang disusun perspektif yang berada di paling bawah adalah perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Perspektif ini berisi tiga hal yang menjadi sasaran strategis perusahaan diantaranya keselamatan karyawan, kepuasan karyawan dan peningkatan kapasitas karyawan.

Di atas perspektif pertumbuhan dan pembelajaran terdapat perspektif proses internal. Di dalam perspektif ini terdapat lima sasaran strategis dimana dua diantaranya merupakan sasaran strategis yang mengacu pada aspek lingkungan. Sasaran strategis yang digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pemeliharaan lingkungan sekaligus sebagai upaya efisiensi adalah sasaran strategis efisiensi energi, air, bahan baku, dan modal kerja untuk produksi dan sasaran strategis proses produksi yang lebih ramah lingkungan. Efisiensi sumber daya dipicu dengan peningkatan kualitas produksi dengan menjaga kualitas mesin dan tata cara kerja karyawan. Sedangkan proses produksi yang lebih ramah lingkungan dipicu dengan peningkatan kualitas penanganan limbah cair. Sasaran strategis yang lain di dalam perspektif ini antara lain terpenuhinya pasokan bahan baku karet alam dan optimalisasi performa pengiriman produk. Keempat sasaran strategis tersebut secara langsung akan mendukung tercapainya sasaran strategis kelima yakni peningkatan produktivitas dalam proses produksi.

Perspektif yang ketiga adalah perspektif pelanggan, sedangkan perspektif yang berada di pucak adalah perspektif finansial. Perspektif pelanggan berisi empat sasaran strategis. Sasaran strategis yang pertama adalah meningkatkan kepuasan pelanggan yang dipicu dengan mengoptimalkan pelayanan kepada pelanggan dan mitra. Kedua, menciptakan citra perusahaan yang ramah lingkungan yang dipicu dengan memperbaiki sistem manajemen lingkungan untuk sertifikasi yang lebih baik. Sasaran strategis ini termasuk perspektif yang mendukung perbaikan kinerja dalam dimensi lingkungan. Sasaran strategis ketiga adalah hubungan masyarakat yang baik disepanjang rantai pasok yang dipicu dengan mewujudkan kontribusi sosial kepada masyarakat sekitar di sepanjang rantai pasok. Sasaran strategis ini merupakan bentuk upaya dalam memperbaiki kinerja dalam dimensi sosial. Sasaran strategis di dalam perspektif pelanggan yang terakhir adalah pertumbuhan pangsa pasar yang dipicu dengan peningkatan pertumbuhan penjualan dengan mengupayakan pengembangan pasar.

Perspektif finansial terdiri dari dua sasaran strategis yakni penurunan biaya operasional rantai pasok dan peningkatan laba bersih. Penurunan biaya operasional dipicu dengan penurunan biaya rantai pasok sedangkan peningkatan laba bersih dipicu dengan peningkatan kuantum penjualan serta minimalisasi biaya produksi. Peta strategi manajemen rantai pasok perusahaan dapat dilihat pada Gambar 20.

Pembobotan dilakukan dengan metode fuzzy AHP. Berdasarkan penilaian pakar, hasil pembobotan dengan metode fuzzy AHP menunjukan bahwa perspektif pelanggan memiliki bobot kepentingan yang paling besar sebesar 0.318, diikuti oleh perspektif finansial sebesar 0.270, persektif pembelajaran dan pertumbuhan sebesar 0.228, dan perspektif proses internal sebesar 0.184 sedangkan IKU dengan bobot yang paling besar adalah net profit margin yang dipicu oleh penurunan biaya operasional rantai pasok karet alam. Hasil pembobotan IKU dalam hierarki fuzy

Gambar 20 Peta strategi manajemen rantai pasok karet alam

Model ini dirancang untuk digunakan pada tahun 2014 hingga tahun 2020. Dalam model ini pengguna perlu memasukan nilai realisasi di dalam kolom realisasi untuk masing-masing IKU sesuai dengan capaian perusahaan pada tahun pengukuran. Terdapat enam belas IKU untuk seluruh perspektif. Setelah mengisi seluruh kolom realisasi pengguna harus memilih tombol proses sesuai tahun pengukuran. Terdapat tujuh tombol proses yang dapat dipilih, masing-masing memproses perhitungan evaluasi kinerja rantai pasok berdasarkan target pada tahun pengukuran. Informasi yang tersedia untuk mendukung proses pengukuran kinerja rantai pasok antara lain sasaran strategis, indikator kinerja utama (IKU) pemicu, kode IKU, IKU hasil, bobot IKU, definisi operasional IKU, standar IKU, baseline

IKU, target IKU, cara mengukur IKU, sumber data, dan person in charge (PIC). Keluaran dari model ini adalah skor IKU, skor akhir IKU, total skor perspektif, total skor akhir keseluruhan, capaian perspektif dalam persen, capain keseluruhan dalam persen, dan rekomendasi perbaikan. Keluaran dari model ini masing-masing dirumuskan dalam Persamaan 1 hingga Persamaan 6 pada Lampiran 12. Rekomendasi yang diberikan adalah spesifik untuk masing-masing IKU sehingga akan dihasilkan 16 rekomendasi. Tampilan halaman Pengukuran Kinerja Rantai Pasok dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22 Tampilan halaman Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Subsistem Informasi Karet Alam

Subsistem informasi karet alam berisi tiga informasi antara lain mengenai mekanisme rantai pasok RSS di dalam PT. X, green value stream map RSS, dan informasi mengenai pembobotan dan perumusan IKU yang digunakan dalam pengukuran kinerja rantai pasok. Di dalam halaman Informasi Mekanisme Rantai Pasok RSS terdapat pola aliran rantai pasokan RSS yang menjelaskan aliran barang, aliran informasi, dan aliran finansial di sepanjang rantai pasok RSS PT. X. Di dalam halaman Informasi Green Value Stream Map RSS terdapat hasil analisis seven green waste pada proses produksi RSS. Informasi ini diberikan dalam bentuk current-state green value stream map dan future-state green value stream map.

Informasi mengenai pembobotan dan perumusan IKU berisi peta strategi yang digunakan untuk merumuskan IKU serta hasil pembobotan dari metode fuzzy AHP. Fragmen tampilan untuk susbsistem ini dapat dilihat pada Gambar 23 dan tampilan selengkapnya pada Lampiran 13.

Gambar 23 Fragmen tampilan halaman pada subsistem informasi karet alam (halaman current-state dan future-state green value stream map) Verifikasi dan Validasi Perangkat Lunak Sistem Penunjang Keputusan

Tahapan verifikasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan sistem, sedangkan validasi dilakukan untuk mengetahui keakuratan sistem dibandingkan dengan dunia nyata. Proses verifikasi sistem dilakukan dengan membandingkan sistem dengan hasil analisis kebutuhan (Lampiran 14). Di dalam sistem ini seluruh kebutuhan aktor telah diakomodasi dengan tiga model pengambilan keputusan, satu model pengukuran kinerja dan beberapa informasi di dalam subsistem Informasi Karet Alam.

Proses validasi dilakukan dengan metode blackbox testing. Blackbox testing

dilakukan dengan menguji tampilan masukan data dengan kesesuaian keluaran data, dengan tidak melihat kode sumber (Sommerville 2011). Uji validitas dilakukan dengan menggunakan data aktual atau simulasi yang telah dihitung secara manual, apabila keluaran sistem sesuai dengan perhitungan manual maka sistem dinyatakan telah lulus uji validitas.

Uji validitas Subsistem Pemilihan Produk Prospektif

Uji validitas dilakukan terhadap keempat pilihan penilaian yakni untuk penilaian satu orang, dua orang, tiga orang, dan empat orang. Komponen yang diuji validasinya adalah total skor dan peringkat yang dihasilkan oleh sistem. Perhitungan total skor dan peringkat menunjukan hasil yang akurat sehingga subsistem ini dinyatakan lulus uji validitas. Nilai yang dimasukkan oleh pengguna dan hasil keluarannya untuk penilaian satu orang ditunjukan pada Gambar 17.

Gambar 24 Hasil uji validitas model pemilihan produk prospektif

Uji validitas Subsistem Pemilihan Strategi Peningkatan Kinerja Rantai Pasok Uji validitas dilakukan terhadap keempat pilihan penilaian yakni untuk penilaian satu orang, dua orang, tiga orang, dan empat orang. Uji validitas untuk tiga orang penilai dilakukan dengan menggunakan data aktual yang diberikan oleh tiga orang penilai dari PT. X. Komponen yang diuji kesesuaiannya antara lain nilai total skor kekuatan - kelemahan, total skor peluang – ancaman, koordinat posisi di dalam diagram SWOT, keterangan di dalam diagram SWOT, dan rekomendasi yang diberikan. Perhitungan nilai total skor kekuatan – kelemahan dan total skor peluang – ancaman menunjukan hasil yang akurat dengan perhitungan manual. Nilai akan selalu ditampilkan untuk menunjukan posisi perusahaan di dalam diagram SWOT. Keterangan yang diberikan menunjukan jenis strategi yang diperlukan sesuai dengan posisi prusahaaan. Rekomendasi yang diberikan sistem juga selalu sesuai dengan jenis strategi yang diperlukan oleh perusahaan. Berdasarkan kesesuaian tersebut subsistem ini dinyatakan lulus uji validitas. Nilai yang dimasukkan oleh pengguna dan keluarannya pada penilaian satu orang ditunjukan pada Gambar 18. Halaman Rekomendasi Strategi yang dihasilkan oleh proses tersebut ditunjukan pada Gambar 19.

Uji Validitas Subsistem Pengukuran Kinerja Rantai Pasok

Uji Validitas untuk subsistem ini menggunakan data aktual capaian perusahaan tahun 2013 yang digunakan juga sebagai baseline dalam pengukuran kinerja rantai pasok. Komponen yang diuji kesesuaiannya antara lain skor, skor akhir, total skor akhir tiap perspektif dan keseluruhan, capaian tiap perspektif dan keseluruhan terhadap target, dan rekomendasi yang diberikan sistem untuk masing- masing IKU. Uji Validitas dilakukan untuk setiap pengukuran dari tahun 2014 hingga tahun 2020. Hasil evaluasi kinerja untuk pengukuran tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar 20.

Gambar 25 Hasil uji validitas model pemilihan strategi peningkatan kinerja rantai pasok

Gambar 26 Tampilan halaman Rekomendasi Strategi hasil uji validitas

Gambar 27 Hasil evaluasi kinerja untuk pengukuran tahun 2014

Rekomendasi diberikan secara spesifik untuk masing-masing IKU. Di dalam rekomendasi akan dijelaskan keadaan IKU dan usulan perbaikan. Keadaan IKU antara lain sudah optimal, kurang optimal, baik, belum baik, atau sangat minim. Usulan perbaikan yang diusulkan sistem telah disesuaikan dengan keadaan masing- masing IKU. Uji Validitas pada subsistem ini menunjukan bahwa seluruh

komponen subsistem telah berjalan denga baik sehingga subsistem ini dinyatakan lulus uji validitas. Rekomendasi perbaikan untuk pengukuran tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar 21.

Gambar 28 Rekomendasi perbaikan untuk pengukuran tahun 2014 Implikasi Manajerial

Sistem penunjang keputusan ini dapat membantu perusahaan dalam memprioritaskan produk untuk diproduksi berdasarkan subsistem pemilihan produk prospektif. Keputusan pemilihan produk yang akan diproduksi menjadi penting karena baik harga maupun permintaan produk olahan karet alam bersifat fluktuatif. Pertimbangan mengenai kriteria di dalam pemilihan produk prospektif menuntun perusahaan untuk menentukan prioritas produk berdasarkan peluang bisnis yang lebih baik.

Peningkatan mutu lateks dapat dilakukan dengan memprioritaskan strategi perbaikan perilaku sadap dan penerapan teknologi baru. Intensitas sadap yang terlalu tinggi akan berpengaruh terhadap kesehatan tanaman karet yang menyebabkan berkurangnya masa produktif dan kualitas produksi tanaman karet. Perencanaan produksi bahan olah perlu dibuat dengan mempertimbangkan kemampuan fisiologis tanaman karet. Frekuensi dan intensitas sadapan perlu disesuaikan dengan kemampuan tanaman karet sebagai contoh pohon yang baru saja disadap biasanya intensitas sadapannya 67% dan baru bisa mencapai 100% pada tahun ketiga (Damanik et al. 2010). Perilaku sadap juga harus mengikuti sistem eksploitasi yang benar. Penerapan teknologi baru diperlukan untuk meningkatkan produksi sekaligus memelihara kesehatan tanaman. Penggunaan teknologi stimulasi merupakan teknologi yang umum diterapkan untuk meningkatkan produksi. Namun tidak semua klon karet memberikan respon yang baik terhadap stimulasi. Dalam hal ini diperlukan kerjasama perusahaan dengan lembaga penelitian untuk menentukan klon karet, jenis stimulan, dan kondisi lingkungan yang tepat untuk peningkatan produksi. Setelah kedua strategi tersebut diterapkan selanjutnya strategi yang lain di dalam subsistem pemilihan strategi peningkatan mutu lateks juga dapat diterapkan satu persatu secara bertahap untuk kualitas lateks yang lebih baik.

Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan penerapan strategi yang tepat dan kontrol yang baik. Hasil evaluasi faktor-faktor internal dan eksternal menunjukan bahwa perusahaan memerlukan strategi peningkatan kinerja rantai pasok yang menggunakan semua kekuatan untuk mengatasi ancaman. Tersedianya sarana dan prasarana serta karyawan yang baik memungkinkan perusahaan untuk melakukan berbagai efisiensi sekaligus mempertahankan kualitas produk. Hal ini perlu dilakukan mengingat persaingan baik di dalam maupun di luar negeri yang semakin ketat.

Pengukuran kinerja rantai pasok yang dilakukan secara rutin dapat menjadi kontrol bagi upaya efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan. Seiring dengan munculnya kesadaran konsumen dan masyarakat mengenai pentingnya penerapan proses bisnis yang sadar lingkungan dan berwawasan sosial, masuknya aspek lingkungan dan sosial dalam penilaian kualitas kinerja rantai pasok telah mendukung perusahaan untuk mengantisipasi berbagai tantangan di masa yang akan datang. Model pengukuran kinerja rantai pasok dalam penelitian ini dapat juga diterapkan pada perkebunan karet swasta. Pada dasarnya model yang dikembangkan dapat diterapkan pada perusahaan perkebunan karet yang pusat budidaya dan pengolahannya berada pada perusahaan yang sama. Peta strategi dalam penelitian ini dapat diadaptasi untuk perkebunan karet swasta dengan penyesuaian indikator kinerja yang digunakan dan masing-masing targetnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Dokumen terkait