• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Anemia

2.3.1. Pengertian Anemia

Anemia adalah penyakit yang melemahkan tubuh, yang disebabkan kekurangan sel darah merah atau haemoglobin, yaitu pigmen pembawa oksigen. Anemia merupakan suatu keadaan hipoksia sebagai akibat kemampuan kapasitas pengangkutan oksigen darah berkurang. Pada masa kehamilan relatif terjadi karena darah ibu hamil mengalami hemodilus (pengenceran dengan peningkatan volume 30-40% yang puncaknya pada kehamilan 32-34 minggu (Supardiman, 1997).

Menurut Wiknjosastro (2002), anemia adalah kondisi ibu dengan kadar

haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 11 gr%.

Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

haemoglobin dibawah 11gr% pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr% pada

trimester II (Saifuddin, 2002).

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut : plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah

dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro, 2002).

2.3.2. Penyebab dan Gejala Anemia

Anemia bisa terjadi akibat keadaan-keadaan seperti kehilangan darah karena luka berat, tindakan pembedahan, kecelakaan, menstruasi, melahirkan dan terlalu sering donor darah. Menurunnya jumlah sel darah merah bisa juga akibat zat gizi besi digunakan untuk kepentingan lain (diluar untuk pembuatan sel darah merah). Misalnya akibat kekurangan asam lambung, penyakit pada sumsum tulang, kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan atau memproduksi sel-sel darah merah seperti asam folat, vitamin B12, dan lainnya. Anemia juga disebabkan oleh menurunnya kualitas serta kuantitas haemoglobin sel darah merah (Moehji, S, 1998).

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Menurut Mochtar (1998), penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut :

1. Kurang gizi (malnutrisi) 2. Kurang zat besi dalam diit

4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain

5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain.

Tanda-tanda orang terkena anemia sebagai berikut : kulit pucat terutama diujung jari, bibir, sekeliling mata dan lidah, sesak nafas selesai melaksanakan aktifitas, pusing, nadi meningkat (Supardiman, 1997).

2.3.3. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan

Klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah sebagai berikut (Mochtar, 1998) :

1. Anemia Defisiensi Besi

Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu : keperluan untuk zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.

a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero

glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat

menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr%/bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk

profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).

b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002).

Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/1M (Infus Meskuler) pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).

Diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Hb 11 gr% : Tidak anemia b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan c. Hb 7-8 gr% : Anemia sedang d. Hb < 7 gr% : Anemia berat. 2. Anemia Megaloblastik

Anemia disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena kekurangan vitamin B12. Pengobatannya :

a. Asam folik 15-30 mg per hari b. Vitamin B12 3x1 tablet per hari c. Sulfas ferosus 3x1 tablet per hari

d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan tranfusi darah.

3. Anemia Hipoplastik

Anemia disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan fungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.

4. Anemia Hemolitik

Anemia yang disebabkan oleh penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.

Ada dua tipe anemia yang dikenal selama ini yaitu anemia gizi dan non gizi. Anemia gizi adalah keadaan kurang darah akibat kekurangan zat gizi yang diperlukan dalam pembentukan serta produksi sel-sel darah merah, baik kualitas maupun kuantitasnya. Sedangkan anemia non gizi akibat pendarahan seperti luka akibat kecelakaan, menstruasi atau penyakit darah yang bersifat genesis seperti thalasemia, hemofilia dan lainnya (Almatsier, 2002).

2.3.4. Efek Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena kejadian ini harus selalu diwaspadai. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan : Abortus, Missed Abortus dan kelainan kongenital. Anemia kehamilan pada Trimester II dapat menyebabkan : persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia

intrauterin sampai kematian, BBLR (Berat Badan lahir Rendah), gestosis dan

mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.

2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Ibu Hamil

Dokumen terkait