• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II :TINJAUAN PUSTAKA

D. Anggaran Biaya SDM sebagai alat Perencanaan

Dalam kegiatannya anggaran sangat berguna bagi perusahaan dalam berbagai latar belakang bisnis yang berbeda-beda, karena dengan anggaran

dapat meningkatkan komunikasi dan koordinasi. Proses penyusunan mengharuskan manajemen/manajer untuk mempertimbangkan secara cermat tujuan-tujuan serta sasaran-sasaran mereka dan menetapkan alat untuk mencapainya.

Anggaran yang disusun perusahaan bertujuan untuk lebih mempermudah perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya, dengan menetapkan standar yang ingin dicapai, perusahaan dapat lebih mengetahui langkah-langkah yang akan diambil dalam mencapai targetnya. Dimana anggaran menjadi patokan dan pedoman bagi karyawannya untuk bekerja.

Anggaran biaya variable merupakan spesifikasi atau breakdown dari anggaran Gaji & Upah, Anggaran variable yang terdiri dari :

1. Anggaran Upah lembur. 2. Anggaran Shift (regu bergilir). 3. Anggaran Tunjangan Jabatan. 4. dll.

Contoh dari anggaran variable diatas tentunya tidak sama dengan anggaran variable yang ada diperusahaan lain, hal tersebut tergantung dengan pola bisnis perusahaan maupun kebijakan/peraturan perusahaan yang berlaku.

Semakin baik perencanaan anggaran khususnya anggaran variable, maka secara signifikan akan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan, tentunya tingkat efektifitas pekerja dapat dilihat dan penekanan terhadap cost perusahaan juga dapat di kontrol.

Semakin tinggi tingkat pengawasan perusahaan terhadap upah lembur, maka semakin baik pula sistem manajemen kinerja perusahaan.

Dengan kata lain perencanaan anggaran variabel – anggaran upah lembur dapat dijadikan alat pengendali untuk karyawan dan manajemen dalam mengevaluasi hasil kinerjanya. Sebagai bahan pertimbangan untuk bekerja lebih baik di masa yang akan datang.

1. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya SDM

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atau menyusun anggaran serta melaksanakan kegiatan anggaran lainnya, ada ditangan pimpinan tertinggi perusahaan.

Namun demikian tugas menyiapkan dan menyusun anggaran dapat didelegasikan kepada bagian-bagian lain dalam perusahaan dan hal ini tergantung pada struktur organisasi masing-masing perusahaan. Akan tetapi menurut Munandar (2001:17) pada garis besarnya tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran ini dapat didelegasikan kepada :

a. Bagian Administrasi (bagian perusahaan kecil)

Hal ini disebabkan karena dalam perusahaan kecil kegiatan-kegiatan tidak terlalu kompleks, sederhana, ruang lingkup terbatas sehingga tugas penyusunan anggaran diserahkan kepada salah satu bagian saja dan tidak perlu melibatkan seluruh bagian yang ada di perusahaan. Penunjukkan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa bagian administrasi terkumpul seluruh kegiatan perusahaan, kegiatan produksi, pembelanjaan dan kegiatan personalia.

b. Panitia budget komite anggaran (bagi perusahaan yang besar), kompleksnya kegiatan-kegiatan dan ruang lingkup yang luas menyebabkan kegiatan administrasi tidak mungkin tidak mampu menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi secara aktif bagian-bagian lain yang ada dalam perusahaan. Untuk itulah penyusunan anggaran perlu melibatkan semua unsur

duduk dalam panitia anggaran. Panitia anggaran ini biasanya diketuai oleh salah seorang pemimpin perusahaan dan anggota-anggotanya mewakili bagaian pemasaran, bagian produksi, bagian pembelanjaan, dan bagian personalia.

Anggota komite anggaran adalah tindakan langsung dibebankan suatu anggaran atas sebuah departemen tertentu. Alih-alih mereka bekerjasama dengan setiap departemen untuk menyusun rencana-rencana realistik yang konsisten dengan keseluruhan tujuan perusahaan.

Dalam menyusun anggaran, terdapat dua pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan atas-bawah (top down approach) dan pendekatan bawah-atas (buttom-up approach). Dalam pendekatan atas-bawah, anggaran disusun pada jenjang organisasi yang lebih tinggi tanpa adanya masukan yang berarti dari manajer-manajer jajaran yang lebih rendah. Dalam pendekatan bawah-atas manajer-manajer jajaran rendah merupakan sumber pokok informasi yang dipakai dalam penyusunan anggaran.

Anggaran yang disusun oleh bagian administrasi maupun komisi anggaran, hanya merupakan Rancangan Anggaran. Rancangan ini akan diserahkan kepada pimpinan tertinggi perusahaan untuk disahkan sebagai anggaran yang definitif. Sebelum disahkan, masih dimungkinkan untuk diadakan perubahan-perubahan dan pembahasan terhadap rancangan tersebut. Setelah disahkan maka anggaran tersebut dijadikan sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja.

Ditinjau dari pihak-pihak yang dapat terlibat dalam proses penyusunan anggaran, maka terdapat tiga metode yang dikemukakan oleh Hopkins (2001:475), yaitu :

a. Authoritative Budgeting

Authoritative budgeting merupakan pendekatan dari atas ke bawah dalam penyusunan anggaran. Dalam metode ini, bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam penyusunan anggaran perusahaan. Kebaikan metode ini adalah proses penyusunan anggaran dalam perusahaan akan berjalan dengan baik tetap sasaran dan lebih efisien, serta memungkinkan adanya koordinasi unit-unit dalam perusahaan. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah adanya kemungkinan atasan tidak mengetahui secara pasti target yang sesuai dengan suatu unit perusahaan serta kurangnya motivasi dan komitmen tujuan yang disebabkan ketiadaan partisipasi karyawan dalam penentuan anggaran.

b. Participative Budgeting

Participative Budgeting merupakan metode penyusunan anggaran dimana atasan dan bawahan secara bersama-sama menetapkan anggaran perusahaan melalui proses pengambilan keputusan bersama (joint decision-making proces).

c. Consultative Budgeting

Consultative Budgeting merupakan metode penyusunan anggaran dimana bawahan diminta untuk mendiskusikan pendapat mereka mengenai anggaran, tetapi tidak terjadi proses pengambilan keputusan bersama. Atasan hanya meminta pendapat dari bawahan tetapi tetap menetapkan anggaran secara sendiri dengan atau tanpa mempertimbangkan masukan dari bawahan.

2. Anggaran Biaya Variable

Dalam perusahaan jasa, biaya produk (lebih lazim disebut biaya jasa) meliputi biaya tenaga kerja, keperluan kantor dan biaya lainnya yang berkaitan langsung dengan penyerahan jasa kepada pelanggan atau klien.

Dalam proses kegiatannya perusahaan harus dapat mengoptimalkan efisiensi anggaran guna peningkatan laba yang merupakan tujuan perusahaan.

Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke jasa tertentu. Biaya ini mirip dengan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang. Biaya langsung merupakan biaya penyediaan jasa yang dapat dijual

kepada seseorang atau pelanggan. Biaya langsung untuk pelaksanaan jasa tertentu dikaitkan dengan pendapatan yang dihasilkannya.

Keberhasilan perusahaan jasa sangatlah tergantung pada mutu jasa yang dilakukan sehingga kecakapan dan talenta orang-orang yang terlibat didalamnya sangatlah vital. Dalam industri-industri jasa tidak terdapat persediaan produk dan semua biaya berkaitan dengan periode waktu dimana biaya tersebut dipakai. Dengan demikian perbedaan antara biaya produk dan biaya periode tidaklah berfaedah bagi perusahaaan-perusahaan jasa. Dalam perusahaan jasa, biaya-biaya pada umumnya dibagi menjadi biaya-biaya langsung dan biaya-biaya tidak langsung.

Dokumen terkait