• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

C. Anggaran Sebagai Alat Pengawasan

C. Anggaran Sebagai Alat Pengawasan

Pengawasan merupakan proses pengukuran dan pengevaluasiam kinerja aktual dari setiap bagian dalam suatu perusahaan, dan kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan.

Untuk mengetahui apakah rencana yang telah ditetapkan dijalankan dengan semestinya, maka dibutuhkan suatu pengawasan atau pengendalian.seluruh kegiatan yang dilakukan perusahaan harus diawasi secara terus menerus, jika pihak manajemen ingin tetap berada dalam batas-batas yang telah ditetapkan.

Pengawasan terdiri dari lima macam langkah yaitu :

1. Mengukur hasil kegiatan aktual dengan tujuan sasaran atau kinerja dan melaporkan penyimpangan yang timbul dalam performance report 2. Membuat analisis atas penyimpangan yang timbul tersebut

3. Mempertimbangkan alternatif pemecahannya 4. Memilih alternatif untuk perbaikan

5. Mengadakan perbaikan skenario dan implementasi alernatif tersebut serta melakukan tindak lanjutnya.

Pengawasan dapat dibagi menjadi tiga tipe dasar yaitu : 1. Pengawasan Awal

Pengawasan ini dipergunakan sebelum kegiatan atau tindakan dilaksanakan untuk menjamin bahwa sumber daya manusia dan bahan mentah telah disiapkan dan perusahaan telah siap unuk melaksanakan kegiatan.

 

2. Pengawasan Berjalan

Pemantauan dengan menggunakan observasi personal dan laporan-laporan terhadap aktivitas berjalan untuk menjamin bahwa tujuan dapat dicapai dan kebijakan serta prosedur telah diterapkan dengan benar selama operasi perusahaan.

3. Pengawasan Umpan Balik

Tindakan pasca operasi, yakni memfokuskan pada hasil periode sebelumnya untuk mengendalikan aktivitas di masa datang.

Ada tiga elemen dari struktur pengawasan internal suatu perusahaan yaitu : 1. Pengawasan lingkungan yang merupakan kerangka kerja utama diantara

kebijakan pengawasan dan prosedur operasi.

2. Pengawasan sistem akuntansi yang terdiri dari catatan dan prosedur yang digunakan untuk mencatat, memproses, melaporkan semua transaksi perusahaan, memelihara tingkat kepercayaan terhadap aset dan hutang perusahaan.

3. Pengawasan prosedur yang merupakan langkah khusus untuk meminimumkan resiko terhadap ancaman tertentu.

Pengawasan memiliki tiga aspek yaitu :

1. Pengawasan manajemen sebagai salah satu bagian dan tanggung jawab manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen 2. Pengawasan manajemen lebih luas dari pengawasan internal termasuk di

dalamnya merancang sistem untuk mengurangi tingkat kesalahan dan ketidakteraturan serta aktifitas yang positif untuk pencapaian tujuan

 

3. Pengawasan manajemen yang berorientasi pada karyawan atau pegawai yaitu dengan memberi fasilitas untuk suksesnya pencapaian tujuan perusahaan.

Dengan adanya pengawasan dapat dilihat seberapa jauh perencanaan yang telah dicapai dan seberapa banyak penyimpangan yang terjadi. Penyimpangan yang terjadi akan dianalisis guna mengetahui tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.

Adapun peranan anggaran sebagai alat pengawasan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara, yaitu sebagai berikut :

1. Mencegah terjadinya pemborosan

2. Memberikan standar yang memadai untuk mengukur prestasi

3. Sebagai alat pembanding seberapa jauh pelaksanaan rencana kerja yang telah dicapai perusahaan

4. Mengendalikan operasi dan belanja serta pengeluaran perusahaan.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara tidak memiliki pengawasan internal yang khusus dalam pengawasan kegiatan operasionalnya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara hanya melibatkan auditor dari luar untuk mengawasi anggaran perusahaan dalam jangka waktu enam bulan sekali. Berdasarkan hasil audit tersebut kepala pimpinan dapat mengetahui apakah seluruh bagian di dalam perusahaan telah melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.

Hubungan Anggaran dengan Pengawasan

 

perusahaan/organisasi. Untuk mengetahui apakah rencana yang telah ditetapkan dengan semestinya, maka diperlukan suatu pengendalian.

Dengan adanya pengawasan dapat dilihat secara jauh perencanan yang telah dicapai dan seberapa banyak penyimpangan yang terjadi.Perbedaan antara anggaran dan realisasi disebut penyimpangan/variance. Penyimpangan terjadi dalam dua kemungkinan, yaitu :

1. Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable Variance)

2. Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance)

Dalam hal biaya, atau cost maka jika realisasi lebih besar dari pada budget maka dianggap tidak menguntungkan (Unfavorable). Sebaliknya jika realisasi lebih rendah dari budget dianggap menguntungkan (Favorable).

Sebaliknya dalam hal penghasilan laba, jika realisasi penghasilan atau laba yang diperoleh lebih besar dari budgetnya maka justru menguntungkan (Favorable).Sedangkan jika realisasi penghasilan atau laba lebih kecil daripada budgetnya dianggap tidak menguntungkan (Unfavorable).

Penyimpangan-penyimpangan tersebut baik yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan di evaluasi, dan hasil evaluasinya akan menjadi bahan pertimbangan untuk menyusun anggaran periode berikutnya yang disusun berdasarkan pengalaman dan data aktual dari tahun-tahun sebelumnya.

Dengan adanya pengawasan dapat dilihat seberapa jauh perencanaan yang telah dicapai dan seberapa banyak penyimpangan yang terjadi.Perbedaan antara anggaran dan realisasi disebut penyimpangan/variance.

Penyimpangan terjadi dalam dua kemungkinan, yaitu :

 

1. Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable variance)

2. Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable variance)

Untuk memahami lebih dalam mengenai penyimpangan-penyimpangan tersebut berikut contoh pada tabel 3.1 dan 3.2 berikut :

Tabel 3.1

Contoh Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable Variance) No Mata Anggaran Anggaran Realisasi Keterangan

1 BelanjaBarang -Belanja Bahan -Belanja Alat Tulis Kantor

450.000.000 250.000.000

340.000.000 110.000.000

Realisasi dana pada belanja barang lebih rendah 250.000.000 daripada dana yang dianggarkan.Hal ini menandakan penyimpangan yang menguntungkan (favorable Variance) 2 Belanja Modal -Belanja Modal Pengadaan Alat Kantor -Belanja Modal Pengadaan Alat 50.000.000 20.000.000 40.000.000 15.000.000

Realisasi dana pada belanja modal lebih rendah15.000.000 daripada dana yang dianggarkan. Hal ini menandakan

 

Angkutan Darat penyimpangan yang

menguntungkan (Favorable Varian)

Tabel 3.2

Contoh Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance) No Mata Anggaran Anggaran Realisasi Keterangan

1 BelanjaBarang -Belanja Bahan -Belanja Alat Tulis Kantor 300.000.000 200.000.000 400.000.000 240.000.000 Realisasi dana pada belanja barang lebih tinggi140.000.000 daripada dana yangdianggarkan hal ini menandakan penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance)

  2 Belanja Modal -Belanja Modal Pengadaan Alat Kantor -Belanja Modal Pengadaan Alat Angkutan Darat 50.000.000 30.000.000 60.000.000 45.000.000 Realisasi dana pada belanja modal lebih tinggi 25.000.000 daripada dana yang dianggarkan. hal ini menandakan penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance)

Penyimpangan yang terjadi akan dianalisis guna mengetahui tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk memperbaikinya. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa anggaran pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara telah efektif dan efisien.

Dokumen terkait